TANPA
DASAR
Karya Arifin C. Noer
Sumur Tanpa Dasar
@Arifin C. Noer
No. 106/89
Kulit Muka: S. Prinka
Penerbit PT. Pustaka Utama Grafiti
Kelapa Gading Boulevard TN 2 No. 14-15
Jakarta 14240
Anggota IKAPI
Cetakan Pertama. 1989
Percetakan PT. Temprint, Jakarta
Catatan:
Terima kasih.
Lee Birkin
PENGANTAR
DRAMATIC PERSONAE
BAGIAN PERTAMA
2
LONCENG ITU ANTIC, TUA, AGUNG DAN KUKUH PENUH RAHASIA. DARI
RONGGA LONCENG MUNCUL KABUT-KABUT ATAU PARA PEMAIN YANG
MELUKISKAN KABUT-KABUT. MEREKA MELANGKAH MENGENDAP-
ENDAP UNTUK SELANJUTNYA SECARA PENUH RAHASIA MENYEBAR KE
SEGENAP ARAH DAN SEGERA GAIB SIRNA.
3
PIGURA ITU TANPA GAMBAR TANPA POTO, KOSONG, TERGANTUNG
SUNYI DAN PENUH RAHASIA
4
DI ATAS KURSI GOYANG JUMENA MARTAWANGSA BERGOYANG-
GOYANG SUNYI. TAMPAK SESAK PERNAFASANNYA. SEKALI PUN
BEGITU, KEDUA MATANYA MASIH MENYOROTKAN PANDANGAN YANG
TAJAM. AMAT TAJAM. DAN DALAM KEADAAN SEPER JUMENA
KELIHATAN SEPERTI SEDANG MENGHITUNG DETAK-DETIK LONCENG.
SEJAK TADI, SEONGGOK KABUT BERDIRI DI SAMPINGNYA
MEMEAINKAN SEHELAI TALI YANG SIAP UNTUK MENGGANTUNG
LEHER. AGAK BEBERAPA SAAT JUMENA MENIMBANG-NIMBANG TALI
ITU. KEMUDIAN KABUT ITU MENDEKATKAN TALI GANTUNGAN ITU
DAN JUMENA MENCOBA MEMASANG PADA LEHERNYA. DIA TERTAWA.
JUMENA
Kalau saya bunuh diri, sandiwara ini tidak akan pernah ada
Sambil tertawa ia memberikan isyarat agar kabut pembawa tali pergi. Dan pada saat
itu detak-detik lonceng semakin lantang. Dari rongga lonceng muncul Sang Kala alias
Pemburu yang siap dengan senapannya. Ketika senapan itu meletus, terkumpullah
seluruh amarah dan kekagetan Jumena
JUMENA
Bangsat!
JUMENA
Kalau saya bisa percaya, saya tenang. Kalau saya bisa tidak percaya, saya tenang.
Kalau saya percaya dan bisa tidak percaya, saya tenang. Tapi saya tidak percaya dan
tidak bisa tidak percaya, jadi saya tidak tenang. Tapi juga kalau saya tenang, tak akan
pernah ada sandiwara ini
EUIS
Akang
JUMENA
Euis
EUIS
Apa yang akang lihat?
JUMENA
Kau
EUIS
Kenapa?
JUMENA
Ingin tahu apa kau betul-betul cantik
EUIS
Kenapa, Akang?
(Jumena Memainkan Bulu Matanya Sendiri)
Kenapa tiba-tiba muram, Akang?
JUMENA (Manja-tua)
Umur Euis berapa?
EUIS
Dua enam
JUMENA
Itulah sebabnya!
JUMENA
Betul?
EUIS
sumpah
JUMENA
Kalau delapan lima?
EUIS
Cinta
JUMENA
Seratus tahun?
EUIS
Euis akan tetap menciumi leher akang
JUMENA
Kalau saja saya tahu kau betul-betul mencintai saya
EUIS
Euis sangat cinta pada akang
JUMENA
Menyenangkan sekali kalau itu benar
EUIS
Betul Euis mencintai akang
JUMENA
Mungkin, saying akang tidak tahu persis
EUIS
Tidak perlu
JUMENA
Perlu. Bahkan akang juga ingin tahu apa betul akang bahagia
(Terus mereka berciuman dan tertawa-tawa)
Sesekali enak juga berhibur seperti ini
JUMENA (Kesal-sedih)
Kenapa kau rusak sendiri? Kenapa kau berubah? Lenyapkan itu
Siapa bilang aneh? Semua ini mungkin saja terjadi. Tuhan, kenapa justru saya
merasakan sesuatu semacam kenikmatan dengan segala pikiran-pikiran ini? Kau jebak
saya, Tuhan. Kau jebak saya. Tega. Kau! (lalu mulai dengan pikirannya) saya kira
mula-mula istri saya…. (Agak lama) Ya, mula-mula istri saya akan berlaku seperti
bidadari
Mungkin saja….
EUIS (Gemetar)
Tidak mungkin Juki
JUKI
Mungkin saja
EUIS (Gemetar)
Tidak mungkin. Saya tidak bisa meninggalkan dia
JUKI
Segalanya mungkin. Tidak ada tidak mungkin
EUIS
Hati saya mulai bersuara lagi
JUKI
Kalau begitu kau sedang membunuh dirimu sendiri. Apa kamu merasa sedang
dihukum? Apa ayahmu sedang melecutmu?
EUIS
Dada saya bergetar sangat kencangnya
JUMENA
Kalimat-kalimat ini berasal dari syahwat
JUKI
Bukankah suara itu suara kita sendiri? Anjing yang melolong dan menggonggong?
Bulan yang kuning
JUMENA
….suara-suara kesepian yang baka dan purba…
JUKI
Euis
JUKI
Dan saya?
JUMENA
Setiap kali dia berlebihan menciumi saya, terasa ciuman itu sebagai niat pembunuhan
JUMENA
Apa yang akan ia lakukan?
EUIS (Mengejar)
Marjuki!
JUMENA
Saya kira begitu
JUKI
Euis, musuh kita selama ini adalah perasaan. Kita harus memusnahkannya.
Membunuhnya sama sekali. Kedua orang tua saya mati karena perasaan mereka
sendiri. Mereka bangkrut karena mereka terlalu mencintai paman saya. Dan akhirnya
mereka mati sebelum mati. karena saya tahu betul kejadian itu, tentu saja saya tidak
mau bernasib sama seperti mereka. Saya harus menang terhadap perasaan saya dank
au pun harus menang terhadap perasaanmu
EUIS
Tapi bagaimana pun dia suami saya
JUKI
JUMENA
Apa yang diharapkan perempuan sebenarnya?
EUIS
Seorang suami yang mencintainya…
JUMENA
Saya sangsi…
JUKI
Dan sekalipun dia seorang perempuan atau banci? Tidak, sayang. Seorang perempuan
selamanya hanyalah mengharapkan seorang laki-laki. Kalau tidak, pasti bukan
perempuan. (Mendekat) lihatlah saya. Seorang laki-laki. Seluruhnya seratus persen
JUMENA
Kenapa membersit pikiran-pikiran seperti ini? Enyah! Enyah!
JUKI
Saya yakin ketika kau sendirian dalam kamar, kau sering duduk-duduk di muka
cermin, dan kau tentu sangat suka berbicara pada dirimu dalam cermin
JUKI
Kau tahu siapa yang membantah itu?
JUMENA (Melanjutkan)
Itulah musuhmu selama ini
JUKI
Perasaanmu!
EUIS
Tapi kalau itu kita kerjakan berbahaya. Lagi, kenapa kita harus…
JUKI
Bahaya harus berani kita tempuh kalau kita sungguh-sungguh menghendaki kepuasan
dalam hidup kita
EUIS
Saya kira saya sudah cukup puas. Saya kira cukup itu…
JUKI
Suara kecapi di kejauhan, sayup dibawa angina sesekali. Jumena memejamkan mata
JUKI
Di tepi sebuah parit, raja berjongkok akan melaksanakan hajat besarnya. Tapi baru
saja berjongkok, baginda marah-marah dengan dahsyat, sebab baginda melihat
seonggok najis kampul-kampul lewat di bawah anusnya
JUMENA
Apa dia juga berdongeng seperti saya?
JUKI
Maka tatkala dilaporkan bahwa najis yang terombang-ambing itu adalah najis
Abunawas, dipanggilnya Abunawas, “Abunawas!”
JUMENA
“Hamba, Tuanku”
JUKI
“Bukankah kau bersalah?”
JUMENA
Bahkan sebaliknya tuanku”
JUKI
“Ha?” Mata raja melotot
JUMENA
“Bahkan sebaliknya tuanku”
JUKI
“Hamba ingin menang sebagai pemuja nomor wahid paduka” Kata Abu Nawas
“Saksikanlah kini, tuanku raja, sekarang terbuktilah bahwa Abunawas si warga
Baghdad yang paling takjim hormatnya. Tidak saja orangnya suka mengiring ke mana
gbaginda pergi, bahkan najisnya pun mengiring najis rajanya”
Lucu?
EUIS
Sangat amat lucu
JUKI
Tidakkah Abunawas seorang yang cerdik?
EUIS
Cerdik sekali. Raja kecerdikan
JUKI
Ya, dan kecerdikan bukan berasal dari perasaan, tetapi dihasilkan oleh kepala dan
pikiran. Kau mengerti?
JUMENA
Kejadian seperti ini adalah mungkin dan tidak mungkin. Bagaimana saya harus
menaruh kepercayaan kepada orang? Ah, lebih baik duduk-duduk di teras
EUIS
Saya mengerti
JUKI
Kau ahrus betul-betul berani. Berani seperti malam-malam itu
EUIS
Saya betul-betul berani sekarang. Saya kira Abunawas adalah guru kita
JUKI
Masih kau merasa bersalah?
EUIS
Tidak. Saya yakin suami sayalah yang bersalah
JUMENA
Kalau saja dia berani nyerocos seperti itu
JUKI
Kenapa kau bilang begitu?
EUIS
Dia perakus. Mata duitan
JUMENA
Lalu apa yang diharapkan dari saya? Duduk-duduk menghabiskan waktu di bawah
bulan seperti dalam film-film itu? Saya sudah Bosan!. Apa dia piker semuanya akan
bisa diselesaikan hanya dengan senyum-senyum dan tiduran berbaring-baring di atas
ranjang?
Sekiranya saja dia dapat membuktikan bahwa dengan cara seperti itu dapat digapai
kebahagiaan hidup. Tidak! Saya sudah kecap semuanya, saya sudah jalani semuanya!
Kosong. Dan cara mengisi hidup seperti itu terlalu mahal ongkosnya dan tidak
produktif, apalagi kreatif. Selain bergurau di atas ranjang lama-lama menjemukan
juga. Capek, linu-linu apalagi pada pinggang — ah, lebih baik duduk-duduk di teras -
EUIS
Tidak,. Kalau saya serong dengan lelaki lain, bukan salah saya
JUMENA
Mungkin. Tapi pasti bukan juga salah saya
EUIS
Benar, bukan?
JUKI
Bagi saya tak ada yang benar dan yang salah. Dan kenapa mesti ada yang salah dan
benar?
JUMENA
Saya kira begitu. Bajingan
JUKI
Keduanya sama tidak penting
EUIS
Jadi?
JUKI
Tidak perlu kita mempertimbangkan keduanya. Kita hanya harus cepat
mempergunakan setiap kesempatan kalau kita ingin berhasil dalam hidup. Dan saya
selalu begitu
(Euis memandangi lelaki itu demikian lama dan tampak bergetaran bulu-bulu
matanya. Kemudian Jumena pura-pura batuk. Dan duduk. Terkejut mendengar suara
batuk)
EUIS (Panik)
Aku masuk?
JUKI
Saya akan masuk ke WC
KEDUANNYA KELUAR
P. TUA
Lebih baik makan malam dulu, gan
P. TUA
Di sini atau di ruang makan, gan? Di sana banyak angina, lebih baik di sini saja
JUMENA
Saya kira….
P. TUA
Tadi pak Warya ke sini
JUMENA (Segera)
Ada apa?
P. TUA
Sengaja menengok agan
JUMENA
Sekarang di mana dia?
P. TUA
Sudah pulang satu jam yang lalu
JUMENA
Kenapa dia tidak di suruh masuk? Ikut mogok seperti yang lain?
P. TUA
Saya kira tidak begitu. Pak Warya hanya tidak mau mengganggu agan tidur. Nyai
bilang sejak sore, agan tidur nyenyak setelah hampir tiga hari sukar tidur. Nyai juga
bilang agan mulai lega napasnya. Setelah tidur banyak harus makan banyak, gan, biar
lekas sembuh
JUMENA
Mau diapakan lagi? Saya tidak akan merobah keputusan saya. Saya tidak mau. Saya
tetap tidak akan memberikan biar segopeng pun. Berapa kali sudah saya bilang sejak
kalian jadi pengawas kedua bahwa standar gaji yang ada sekarang cukup baik, adil
untuk semua pihak. Prinsip saya cukup realistis karena berdasarkan kebutuhan riil
tiap-tiap keluarga. Lagipula saya sudah menghitung dengan cermat berapa setiap
keluarga menghabiskan biaya setiap bulan dan berapa sisa yang bisa ditabung
EMOD
Maaf gan, tapi saya kira kebisaaan orang lain. Juga sifat orang. Maksud saya mungkin
saja gaji yang diterima seseorang cukup besar tapi bukan tidak mungkin ada saja
orang yang menganggapnya masih kurang.
JUMENA
Itu karena umumnya semua orang boros. Saya yakin itu. Cobalah kamu Tanya istri
saya berapa ongkos rumah ini. Barangkali kamu tidak percaya kalau saya bilang
ongkos bulanan rumah ini kurang dari gaji yang kamu terima setiap bulan
EMOD
Tapi ini keadaan istimewa, gan. Maksud saya tidak setiap kali orang mengadakan
pesta perkawinan
JUMENA
Dengarkan. Kalau orang mau hemat dan rajin menabung, niscaya tidak akan
mengalami kekurangan biar segobang pun. Bisa kalian buktikan bahwa standard an
peraturan-peraturan yang saya buat merugikan? Kamu lupa gaji rata-rata di sini
setengah kali lebih besar disbanding tempat-tempat lain? Coba kalian mampir ke
pabrik tenun Mustopa atau pabrik minyak kacang Haji Bakri dan Tanya berapa orang-
orang di sana terima gaji? Sekali lagi War, Mod. Kalau orang mau hemat, insaAllah
tidak akan menemui kesulitan apa-apa. Dengan gaji yang mereka terima, mereka
akan dapat membiayai ongkos pengobatan dan apa saja. Dan lagi, tidak masuk akal
kalau saya pun harus menanggung biaya pemborosan kalian. Coba saja, kalian boros
dan saya harus menanggung keborosan kalian, sinting namanya. Apalagi untuk pesta
kawin, lebih sinting lagi.
JUMENA
Datang juga kau
PEMBURU
Kapan pun datang juga
JUMENA
Datang juga kau
PEMBURU
Kapan pun datang juga
JUMENA
Kenapa kau datang?
PEMBURU
Kenapa kau datang?
JUMENA
Kenapa kau datang?
PEMBURU
Kenapa kau datang?
JUMENA
Kau permainkan saya
PEMBURU
Kau permainkan saya
JUMENA
PEMBURU
Kau telah mati sejak kau mengira kau akan mati
JUMENA
Kau permainkan saya
PEMBURU
Kau permainkan saya
JUMENA
Dari siapa kau tahu saya akan mati?
PEMBURU
Kau sendiri yang mengatakannya
JUMENA
Jadi bagaimana?
PEMBURU
Apa?
JUMENA
Kapan saya mati?
PEMBURU
Tempo hari kau bilang kapan?
JUMENA
Dalam waktu dekat ini
PEMBURU
Kapan kau bilang tadi?
JUMENA
Dalam waktu dekat ini
PEMBURU
Kau percaya?
JUMENA
Ada yang membisikannya pada saya
JUMENA
Saya sendiri
PEMBURU
Kau permainkan kau
10
EUIS
Akang (Menghampiri suaminya)
EUIS
Sebaiknya akang makan. Euis tadi ngaji. Ini kan malam Jumatan
EUIS
Dipaksa, akang
JUMENA
Siapa yang akan memaksa saya?
EUIS
Akang sendiri
JUMENA
Saya tidak mau. Saya juga tidak mau memaksa diri saya sendiri hanya agar saya
makan. Sudah, berhenti kau bicara. Saya sedang kesesakan
JUMENA
Berhenti kau bermain sandiwara dan diam (Pergi duduk)
11
JUMENA
Siapa mereka?
LODOD
Dia menanyakan kita (Tertawa)
MARKABA TERTAWA
JUMENA
Siapa? (Mengingat keras)
MARKABA
Saya Jumena
LODOD
Saya juga Jumena
12
JUMENA
Omong-omong berapa belanja kita hari ini?
EUIS
Akang lagi sakit, kenapa mesti urus juga tetek bengek semacam itu?
JUMENA
EUIS
Sama seperti kemarin
JUMENA
Kalau begitu masih ada sisa buat besok
EUIS
Masih
JUMENA
Sebetulnya masih bisa juga untuk belanja dua hari lagi, tapi kau belum tahu seninya.
Tidak apa. Kelak kau pasti bisa. Tapi sekali lagi saya nasihatkan jangan sekali-kali
kau suruh orang lain berbelanja. Juga jangan Nyai kau itu, belanjalah sendiri. Semua
orang sama saja. Tukang catut! Jangan salah paham, ini bukan sikap kikir, tapi sikap
cermat, dan kau tahu berkesenian dengan uang selain menghargai jerih payah
SUNYI
EUIS
Sepi sekali rasanya, padahal baru beberapa hari saja pekerja-pekerja mogok. Pabrik
apalagi, sepi.
JUMENA
Persetan
EUIS
Betapa kaget kalau Juki nanti datang
JUMENA
Kenapa dia tiba-tiba bicara tentang Juki? Pasti ada apa-apa. (Pada Euis) Juki akan
sepaham dengan saya. Tapi kalau dia mau main solider-solideran, boleh saja. Saya
bisa kerjakan semuanya sendiri, kalau saya mau. Saya kawal sendiri barang-barang
saya ke Jakarta. Kalau saya mau
(Sunyi)
JUMENA
Hati-hati, Euis
EUIS
Hati-hati apa kang?
JUMENA
Juki
EUIS
JUMENA
Dia tampan kan?
(Euis Cuma diam saja. Kesal sudah tentu, tetapi semuanya dia tahan saja dalam hati)
EUIS (dingin)
Bisaa
JUMENA
Dia tampan, lebih tampan dari saya. Bahkan lebih muda
EUIS
Lalu?
JUMENA
Tidak apa-apa. Saya hanya bilang hati-hati. (Tiba-tiba gugup) jangan lupa, dulu dia
hidup diantara pencoleng-pencoleng Senen, kau tahu Senen?
EUIS
Ya, lalu kenapa?
JUMENA
Nah, lebih dari soal-soal mesum adalah pisau permainan orang macam dia
EUIS
Saya pun tidak mengerti kenapa bahkan akang pun tidak mempercayai Juki yang
boleh dibilang saudara akang sendiri
JUMENA
Saya tidak curiga,. Saya hanya bersikap hati-hati
EUIS
Barangkali akang terlalu hati-hati sehingga membuat akang sendiri tidak bisa tentram
JUMENA
Hanya orang bodoh yang bisa tentram. Lagipula kalau kau bilang saya terlalu hati-
hati, sebaliknya kau kurang hati-hati. Terus terang saya katakan, saya tidak senang
kalau kau keluar dari kamar mandi tanpa BH
EUIS
Tapi Euis selalu pakai baju
JUMENA
Ya, tapi tidak pakai BH. Itu kurang baik. Dan mata Juki bukan mata kelereng.
Pokoknya saya tidak suka. Punt! Atau kau memang sengaja ingin menarik
perhatiannya?
JUMENA
Itu bukan jaminan. Pernah juga saya pergoki kau dan Juki sedang sayik omong-
omong di dapur. Apa perlunya kau suruh dia menemani kau di dapur?
EUIS
Saya tidak pernah menyuruh dia. Dia datang sendiri
JUMENA
Dan kau ladeni?
EUIS
Lalu apa harus saya usir?
JUMENA
Itu terserah bagaimana cara kau, tapi pemandangan serupa itu tidak enak di mata,
apalagi di hati
EUIS (Gembira)
Akang cemburu?
JUMENA
Cemburu! Minderwaardig! Buat apa? Saya hanya tidak suka milik saya diganggu
orang
Saya betu-betul tahu sekarang, saya sudah mulai tua. (Lirih hampir mendesah, seperti
bercampur tangis tua) Tidak ada orang yang mencintai saya. Tidak siapapun dan
apapun yang mencintai saya
EUIS
Akang yang tidak pernah mau mencintai saya. Selama empat tahun Euis mencoba
meyakinkan akang betapa Euis mencintai akang, betapa…..
JUMENA
Berhenti kau bicara. Saya tidak mau kalau…. Ah, lupakan semuanya (Menuju
makanan yang tersaji) Tak ada nafsu saya. Saya lapar, tapi tak ada nafsu
EUIS
Lebih baik akang tidur
JUMENA
Bawa lagi ke dapur
EUIS
JUMENA
Menantang dia! (Kasar) masuk ke dapur!
13
JUMENA
Jangan terus-terusan kau siksa aku seperti ini, Tuhan. Selalu kau bilang sebaliknya.
Tak henti-henti. Kau selalu bilang sebaliknya
JUMENA
Pergi kalian!
LODOD
Dia mengusir kita
JUMENA
Mau apa kalian!? Pergi! Pergi!
PEMBURU
Jangan hiraukan, tidurlah
JUMENA
Saya tidak mau tidur, mereka akan membunuhku!
PEMBURU
Bodoh, kalau sampai mereka bisa membunuh kau. Tidurlah. Buat apa kau pusingkan,
toh kau akan mati juga sekalipun bukan mereka yang membunuh kau.
JUMENA
Saya ingin tentram
PEMBURU
Tidurlah
JUMENA
Saya tidak bisa
MARKABA TERTAWA
PEMBURU
Diam semua!
MARKABA
Jangan di sini
LODOD
Di bawah ranjang saja
MARKABA
Jangan. Nanti ketahuan. Di gudang saja
LODOD
Tapi di sana banyak tikus
SEMUA
Ssstt.
MARKABA
Di bawah ranjang saja
EUIS
Bapak keras kepala
DOKTER
Itulah sebabnya
EUIS
Tapi bapak tidak mau
14
SABARUDDIN
Jum, kau sebenarnya hanya capek, terlalu capek. Rupanya kau tidak pernah istirahat.
Rupanya selama ini kau hanya bekerja dan bekerja, berpikir dan berpikir. Dua puluh
tahun lalu ketika pertama kali saya kenal kau.ketika untuk pertama kalinya kau
membuka sawah dan lading di sini, bahkan sampai saat kau mulai usaha di bidang
pertenunan, saya selalu melihat kau sebagai lelaki yang paling bersemangat dan
paling bergembira di kota ini. Waktu itu, bahkan kau sendiri mengatakan bahwa
hidup di sini cocok untuk kau sebab kota ini tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Sejak dulu saya cemburu melihat bagaimana kau seolah menjadi satu dengan usaha-
usaha kau. Terus terang waktu itu saya membayangkan betapa bahagianya kau. Tapi
hanya satu yang saya sangsikan, yaitu sempatkah kau mengecap hidup ini?
JUMENA
Tidak. Tidak pernah dapat. Banyak kesempatan untuk itu, tapi memang hidup saya
tidak dapat mengecap hidup ini
SABARUDDIN
Masuk akal, sebab seluruh waktu hanya kau isi dengan kerja dan berpikir, maksud
saya memecahkan persoalan perusahaan-perusahaan kau. Kau memiliki sawah tapi
tidak pernah menikmati sawah, kau hanya menikmati uangnya. Bahkan saya sangsi
kau bisa menikmati uang. Saya kira kau hanya sempat menghitung-hitung uang
seperti juru hitung. Beberapa tahun terakhir malah saya, berani memastikan kau tidak
bahagia
JUMENA
Saya kira bukan maksud kau membicarakan hal-hal semacam itu maka saya harapkan
kedatangan kau. Memang saya memerlukan teman berbicara, tapi saya kira ada
persoalan yang mungkin lebih penting daripada itu
SABARUDDIN
Tapi tak ada salahnya kau mendengarkan nasihat saya. Sebelumnya saya perlu
katakan bahwa apa yang saya ingin lakukan untuk kau tak lebih hanya atas nama
persahabatan. Saya tetap sebagai sahabat dan bukan sebagai seseorang yang ingin
JUMENA
Bagaimana?
SABARUDDIN
Ada baiknya kau melancong ke tempat lain
JUMENA (Tertawa)
Kalau kau tahu
SABARUDDIN
Kenapa kau tertawa? Ini sungguh-sungguh
JUMENA
Kalau kau tahu kenapa saya dua puluh tahun yang lalu memutuskan untuk tinggal di
sini, barangkali kau tidak akan menyarankan seperti itu. Dua puluh tahun lalu saya
pun menasehati diri saya sendiri agar saya melancong ke tempat lain, minggat dari
Jakarta, minggat dari politik-politikan dan lain-lain pekerjaan yang memang bukan
bidang saya.
Barangkali saya bisa sedikit lebih tenang kalau bisa jadi pengarang. Terlalu banyak
yang saya bisa kandung, tapi saya tidak mampu melahirkannya. Tidak, saya tidak
punya bakat untuk itu. (Tertawa) dua puluh tahun lalu saya benamkan seluruh diri
saya dalam kegiatan perusahaan saya, dengan harapan bisa tentram. Saya tutup mata
saya, telinga dan hati saya, bahkan seluruh mimpi saya.
Sekarang setelah dua puluh tahun, kau menyarankan agar saya melancong ke tempat
lain untuk istirahat. Saya jadi merasa geli, apa mungkin hidup hanya bisa diatasi
dengan pelancongan seperti itu!? Kau tahu benar apa sebenarnya yang sanagt
merisaukan saya terutama akhir-akhir ini?
SABARUDDIN
Saya kira…
JUMENA
Kau tidak tahu! Terus terang saya takut mati
SABARUDDIN
Saya kira setiap orang…
JUMENA
Belum tentu. Selain itu sampai sekarang saya belum punya seorang anak. Empat kali
saya beristri
SABARUDDIN
Banyak orang yang…
JUMENA
Lalu untuk apa semua yang selama berpuluh tahun saya kerjakan?
JUMENA
Kau simpan saja saran itu. Sudah terlalu sering orang menyampaikannya pada saya.
Dan saya tidak memerlukan itu
(Pause)
sekarang saya sedang rencanakan sesuatu. Gagasan ini pasti kau sambut dengan
gembira karena akan menyangkut pekerjaan kau (Tersenyum lebar) Saya akan
membangun kembali masjid kota ini
JUMENA
Kau kira saya bergurau?
SABARUDDIN
Saya gembira sekali. Alhamdulillah. Sepuluh tahun saya menunggu ada orang yang
mengucapkan itu
JUMENA
Tapi jangan salah paham. Saya akan mengerjakan semua itu bukan dengan tujuan
muluk, apalagi tujuan keagamaan. Saya tidak punya tujuan seperti itu. Saya hanya
merencanakan hal itu lantaran saya rasa, mungkin saya bisa ikut bahagia bersama kau
SABARUDDIN
Kalau begitu, boleh saya bertanya, kenapa bukan gereja saja yang kau bangun?
JUMENA
Saya kenal seorang perempuan tua yang telah memelihara saya sampai saya agak
besaran
Perempuan tua itu bukan ibu saya. Tapi dia memelihara saya. Setiap kali ia
menidurkan saya, perempuan tua itu selalu bersenandung. Kemudian saya tahu apa
yang disenandungkan, persis seperti lagu-lagu pujian yang bisaa dinyanyikan anak-
anak di mesjid
Saya kira inilah satu-satunya kenangan masa kanak-kanak saya.
JUMENA
Selekasnya. Setelah kau menyusun suatu panitia
JUMENA
Selain itu, saya akan membangun rumah gelandangan
SABARUDDIN
Diam-diam, kau sedang mengakui bahwa ada cara lain selain cara yang pernah kau
tempuh dalam mengisi hidup ini (Dengan gembira meluap-luap) sekarang Jum,
jalanilah apa yang telah saya sarankan
JUMENA
Melancong?
SABARUDDIN
Bukan. Yang sebelumnya. Ah, mungkin tadi kau kurang memperhatikan. Begini. Kau
pernah menyaksikan riwayat sekuntum bunga?
JUMENA
Belum
SABARUDDIN
Sama sekali?
JUMENA
Saya tidak begitu tertarik lagi justru setelah saya tinggal di tempat ini
SABARUDDIN
Menyesal sekali. Jum, bangunlah pagi-pagi dan amati secara teliti betapa indahnya
kehidupan yang berlangsung di pekarangan rumah kau. Ada baiknya juga kau
memelihara ikan hias. Sekedar hanya sebagai hiburan saja. Saya kira di sana kau
dapat juga merasa ikut bahagia bersama-sama bunga dan ikan-ikan dalam akuarium
JUMENA
Apa ku juga merasa begitu pasti seperti halnya dokter saya?
SABARUDDIN
Paling sedikit tekanan darahmu akan meluncur turun dalam tempo kurang dari
sebulan
JUMENA
Saya harus coba lagi. Saya harap pelancongan saya kali ini yang terakhir dan saya
bisa tentram
SABARUDDIN
Dengan semua itu, Jum, kau akan menikmati buahnya. Mesjid itu akan semakin
semarak dan penuh cahaya. Jemaahnya yang berbahagia akan semakin semarak, anak-
anak yang terlantar itu….
JUMENA (Melayang)
SABARUDDIN
Akan semakin besar dan besar, sehat dan berpendidikan, dan semakin tumbuh dan
tumbuh seperti halnya kuntum-kuntum bunga dan ikan-ikan dalam akuarium, betapa
indahnya hidup
JUMENA
Ya, ya…
SABARUDDIN
Tidak lama lagi kau akan dapat menghisap udara pagi kau kembali. Tidak lama lagi
kau akan kembali mengetahui berapa harga sinar surya kala pagi
JUMENA
Saya akan kembali merasakan betapa sejuknya air yang membasahi badan kalau saya
sedang mandi
SABARUDDIN
Suatu pagi, jalan-jalanlah telanjang kaki, nanti kau akan dapat juga merasakan betapa
nikmatnya kaki kita menginjak basah rerumputan dan batu-batu kerikil sementara
angina tipis mengusap-usap lembut hidung dan telinga
JUMENA
Suara apa itu?
SABARUDDIN
Seperti lumrahnya, sehelai daun gugur
JUMENA
Saya kira suatu bom
P. TUA
Huss, jangan terlalu keras. Agan sedang tidur (Keluar)
KAMIL
Kenapa saya suka meramal? Sebab saya suka ilmu kebatinan, alias mistik dan ilmu
kejiwaan? Sebab dunia sekarang sudah berat sebelah
Nah, sekarang inilah peradaban sekarang, kepala terus diisi sementara dada dibiarkan
masuk angina, maka kepala terlampau berat tak dapat lagi ditopang oleh dada.
Seperti ondel-ondel terkena angina puyuh. Maka terhuyung-huyunglah manusia
zaman sekarang seperti pemabuk! Padahal sumber kekuatan hidup sebenarnya ada di
sini. Nih (Menunjuk ulu hati) bukan di kepala seperti kata Jumena. Karena dia
sinting!
KAMIL
Naaah! Pidato! Saya ingat lagi sekarang.
Pidato. Zaman-zaman sebelum filsafat Sokrates, atau professor Raden Hidayat
menyebutnya dengan istilah “Zaman Kata-kata Bunga Berduri”. Boleh, boleh saja
disebut Zaman Retorika, tapi saya cenderung menyebutnya dengan istilah sendiri
JUKI
Bukan di kaki, den Kamil?
KAMIL
Kaki itu sebenarnya tidak perlu lagi kalau orang sudah tinggi ilmunya. Kau percaya
bahwa saya setiap malam pergi ke Mekah? Sukar saya jelaskan. Kau masih kotor. Ini
ilmu-ilmu zaman dulu. Mau bukti? Saya bisa membelah meja ini! (Siap dengan
pukulan karate)
JUKI
Jangan den, saying mejanya
KAMIL
Memang tidak perlu. Sifat ilmu itu tidak merusak. Tapi kalau yang memiliki tidak
kuat jiwanya, bisa jadi sinting. Hati-hati memilih kiayi
JUKI
Merokok dulu den Kamil
KAMIL
Tolong menolong itu sifat nabi Nuh!
JUKI
Kata orang, den Kamil dulu…
KAMIL
Orang kaya?
JUKI
Ya
KAMIL
Tidak salah! Saya ini masih keturunan Sunan Gunung Jati tapi lebih cenderung
kepada Syekh Lemah Abang. Kata sementara orang saya ini orang kaya, jadi saya
orang kaya. Apa kata orang sebenranya tidak ada yang salah. Semuanya benar, sebab
semuanya berasal dari jiwa. — Sukma! Sukma! Sukma! — tidak percaya saya ini
orang kaya? Bapak saya dulu suka menggambar, jadi saya masih keturunan pujangga.
Kau tahu bahwa saya punya pabrik minyak kacang? Sawah? Saya punya. Lading?
Saya punya. Tambak ikan? Punya. Rumah saya berderet sepanjang jalan terbesar di
kota Cirebon. Took? Tiga buah
JUKI
Istri, den Kamil?
KAMIL
Istri saya? Istri saya lebih cantik daripada Siti Zulaikha yang memperkosa Nabi
Yusuf. Cobalah angkat gudang yang terbesar di pelabuhan Cirebon dan bawa kemari
P. TUA
Husss… jangan terlalu bising
EUIS
Makan dulu, Mil. Di dapur
EUIS
Sudah, sudah! Masuk!
P. TUA
Sudah waktu makan. Tidak perlu juragan dibangunkan?
EUIS
Jangan. Biarkan. Beberapa hari belakang ini akang mulai kelihatan sakit lagi
P. TUA
Nyai kira juga begitu (Keluar)
EUIS
Anda harus menasehati
JUKI
Saya kira memang begitu. Tapi kau juga jangan diam saja
EUIS
Sudah terlalu sering. Tidak pernah mau dengar. Hampir lima tahun saya jadi istri dan
hampir selama itu pula ia tidak pernah mau dengar saya bicara. Saya selalu dituduh
yang tidak-tidak, dikira bersandiwara. Terhadap anda tentu sikap akang lain, setidak-
tidaknya dulu akang pernah tinggal di rumah anda. Saya kira akang merasa
bersaudara dengan anda.
JUKI
Kalau saja begitu, tentunya tidak akan sejelk ini. Dia tidak pernah mau percaya sama
orang lain. Itu susahnya. Semua diurusnya sendiri dan semua yang bekerja dia pukul
rata sebagai kuli atau mandor. Dan saya tidak lebih dari mandornya seperti yang lain!
EUIS
Mestinya begitu (Diam) empat tahun sudah. Dia tidak pernah berubah. Dia tidak
pernah percaya bahwa ada orang yang mencintainya sementara dia sendiri tidak
pernah bisa mencintai
JUKI
Percaya kepada saya. Dia diam-diam mencintai kau, tapi dia tidak percaya kalau kau
mencintainya. Dari kelima perempuan yang pernah dia kawini Cuma dua orang yang
sungguh-sungguh dia cintai. Kau dan istrinya yang pertama.
Sampai sekarang saya masih bertanya-tanya kenapa dia menceraikan istrinya yang
pertama, padahal sangat dia cintai lagi seorang perempuan yang berpendidikan tinggi.
Beberapa kawan menduga mungkin karena mertuanya yang mata duitan.
Percayalah Euis, akangmu hanya sangat kesepian. Sampai setua ini keinginannya
untuk punya anak belum terwujud. Saya kira gampang kita maklumi
EUIS
Tapi saya sekarang sedang mengandung, dan saya yakin….
JUKI
Betul, Euis? Kalau begitu selesailah masalahnya. Percayalah, semua akan selesai
dengan sendirinya hanya karena anak dalam kandunganmu itu. Syukurlah Euis saya
harap kau lebih hati-hati
EUIS
Tapi dia tetap tidak mau percaya
JUKI
Kau harus sabar. Tunggu sampai dia sendiri melihat bagaimana anak dalam
kandungan itu semakin membesar dan membesar. Dan kalau dia tetap tidak percaya
kau sedang mengandung, pandangan matanya yang salah atau dia memang tidak
pernah percaya pada matanya sendiri.
Syukurlah Euis. Ah, sebentar nanti saya kira saya pun mulai membicarakan hal itu
dengan dia.
Seperti dongeng saja. Justru setelah hampir seluruh rambutnya putih tiba-tiba akang
Jumena akan punya (Tertawa) akang akan punya anak. Jangan lupa Euis kau harus,
harus… lebih baik kau tanyakan kepada Nyai.
EUIS
Tapi saya pikir
JUKI
Kenapa kau begitu cemas tiba-tiba?
EUIS
Maksud saya…. Apakah…. Apakah…. Ada perlunya…. Apakah tidak lebih baik
anda tidak usah menyinggung soal kandungan saya ini dalam pembicaraan kapan pun
JUKI
Saya tidak mengerti maksud kau dan saya sangat heran kenapa…. Atau kau telah
berbohong?
EUIS
Berbohong?
JUKI
Kau telah membohongi saya. Kau sebenarnya tidak mengandung?
EUIS
Saya yakin kalau saya sedang mengandung. Untuk apa saya berbohong?
JUKI
Kalau begitu tak ada yang perlu dicemaskan. Percayalah, Euis. Semuanya akan
berubah seketika hanya karena berita gembira ini. Lihatlah nanti. Saya tahu
bagaimana caranya menyampaikan berita ini ke telinga tebalnya itu.
EUIS
Hati-hati…. Jantungnya.
JUKI
Kau memang istrinya, tapi saya jauh lebih mengenalnya daripada kau
JUKI
Syukurlah, akang bisa tidur nyenyak
EUIS
Tidak lebih baik akang makan dulu?
JUKI
Ya, saya sudah mendahului
JUKI
Saya senang akang bisa tidur
JUKI
Cukup sampai di situ aja akang menderita. Sebentar lagi akang melonjak seperti anak
kecil setelah mendengar berita gembira dari saya. Akang tidak perlu lagi terus-terusan
mati, tapi akang akan terus-terusan bersiul setelah akang mau mendengar betapa
sebenarnya akang orang yang paling bahagia di dunia
JUMENA
Kau mau memberitakan kepada saya bahwa Euis sedang mengandung?
JUKI
Akang sudah tahu?
JUMENA
Setiap awal bulan saya bisa memastikan Euis akan mengatakan hal yang sama pada
saya
JUKI
Dan akang tetap tidak percaya?
JUMENA
Tiga kali yang pertama saya percaya, tapi setelah itu saya bentak setiap kali dia
mengatakan kemungkinan itu
JUKI
Sekarang pun akang masih tetap tidak mempercayainya?
JUMENA
Saya suaminya, Juki, saya lebih tahu. Bahkan saya lebih tahu kesehatan paru-parunya.
JUMENA (gugup)
Beri saya rokok, Juki
JUKI
Saya kira tidak baik untuk….
P. TUA
Boleh pak Emod saya persilahkan kemari, gan?
JUMENA
Bilang saya sedang sibuk merencanakan penutupan pabrik
JUKI
Kalau memang sama sekali tidak ada harapan, kenapa akang bersikeras tidak mau
mengambil anak angkat? Saya kira yang akang perlukan adalah seorang anak yang
diharapkan kelak akan melanjutkan usaha-usaha akang. Sudah banyak contoh yang
kita saksikan, bagaimana bahagianya antara keluarga yang memungut anak angkat
dan keluarga yang mempunyai anak kandung sendiri.
JUMENA
Berhenti bicara tentang itu Juki
JUKI
Maaf. Saya hanya….
JUMENA
Saya mengerti, saya laki-laki!
JUKI
Mengenai pabrik….
JUMENA
Kenapa?
JUKI
Kalau terus mereka dibiarkan mogok dan akang tetap diam saja, saya takut
perusahaan akang lama-lama hancur
JUMENA
Saya tidak takut (Diam) saya bisa saja meluluskan permintaan mereka dengan
memberikan tunjangan kesejahteraan kepada mereka. Kemudian, dalam tempo paling
lama setengah tahun perusahaan saya pun segera bangkrut?
JUKI
Kenapa?
JUMENA
JUKI
Saya kira tidak begitu
JUMENA
Orang-orang di sini rupanya hanya terdiri dari usus dan kantung sperma saja,
sehingga tidak bisa berpikir. Sengaja saya kasih mereka gaji lebih besar, dengan
harapan mereka punya kebisaaan menabung sendiri. Tapi yang terjadi mereka justru
makin lapar. Dan lagi dengan system upah semacam itu saya kira bisa sedikit
menyederhanakan administrasi kita
JUKI
Beri saja 10 atau 20 % dari gaji mereka sekarang
JUMENA
Lebih baik kamu berhitung lebih dulu, baru memberi saran. Kalkulasikan dulu
semuanya yang betul. Ini bukan sekedar masalah emosional, ini masalah angka.
Sebab itu secara dingin juga saya suruh mereka pilih; gaji tetap atau gaji diturunkan,
kemudian baru saya beri mereka tunjangan. Dengan perbandingan sesuai dengan
kebutuhan sekunder mereka
JUKI
Saya Cuma mengajukan jalan tengah. Saya hanya kuatir, lama-lama perusahaan
akang ambruk
JUMENA
Lebih dulu mereka yang ambruk. Saya masih cukup uang simpanan sampai usia saya
berlipat dua
JUMENA
Mereka sendiri yang akan lumpuh
SUNYI
JUMENA
Juki
JUKI (Tersenyum)
Saya tidak pernah pikirkan itu. Buat apa?
JUKI
Sekarang saya sedang pikir-pikir
JUMENA
Gila. Berapa umur kau?
JUKI
Empat puluh….
JUMENA
Hampir lima puluh kau!
JUKI
Ya. Barangkali begitulah tepatnya
JUMENA
Kenapa tiba-tiba kau ingin kawin?
JUKI
Mulai capek badan saya. Saya ingin melihat ranjang saya penuh bertumpuk pakaian
perempuan
JUMENA
Lalu?
JUKI
Saya kira memang sudah waktunya, setelah lama saya bertualang. Dan terus terang,
saya begitu ingin berumah tangga, setelah ikut kerja pada akang. Akang tahu dulu
saya sangat bergajul, lontang lantung tanpa tujuan apa-apa. Sekarang saya ingin
bekerja keras, rajin dan cermat menabung. Saya ingin punya anak. Selain itu saya kira
umur saya masih cukup panjang. Siapa tahu? Bukan tidak mungkin saya masih
sempat melihat anak saya jadi arsitek
JUMENA
Sekarang umur saya sudah lewat jauh setengah abad, sementara tubuh saya merasa
belum dilahirkan. Saya sungguh tidak tahu bagaimana seharusnya saya hidup. Saya
tidak pernah merasa bahagia. Tapi kalau memang kebahagiaan hanya suatu keadaan
senang yang sesaat mampir dalam hidup, terus terang saya pernah merasakannya.
Adakalanya saya senang setiap kali melihat tumpukan uang saya, terutama
JUKI
Kenapa tidak akang luluskan kalau bagi akang sama saja?
JUMENA
Ada sedikit bedanya, kalau permintaan mereka saya luluskan, mereka yang akan
terhibur. Kalau tidak, saya yang terhibur. Saya pilih hiburan untuk saya. Cuma inilah
yang saya dapat dari hidup. Kadang-kadang ingin saya baker saja semuanya,
(Tiba-tiba)
tidak begitu, saya akan kembangkan lagi usaha-usaha saya setelah saya benar-benar
sehat dan mereka memahami keputusan saya. Sekedar mengisi waktu sebelum
segalanya berakhir. Dan saya kira saya harus cari hiburan yang lain, karena hidup
memang harus begitu kata semua orang, baik ulama maupun pemabok.
Tidak, saya tidak akan poya-poya seperti dulu, Juki. Bosan! Ah, nanti saya akan cari
cara yang lain. Yang penting sekarang, saya harus menyelamatkan dan
mempertahankan seluruh milik saya.
10
P. TUA
Pak guru, gan
SEGERA SAJA JUMENA MERASA SESAK LAGI. DANS EPERTI BISAA JUKI
TIDAK TAHU MESTI BERBUAT APA KECUALI MEMAINKAN JARI
TANGANNYA SENDIRI. LALU JUMENA MENDENGUS
JUMENA
Suruh saja masuk. Tapi Nyai tidak usah bikin minuman dulu! Lihat keadaan nanti.
JUKI
Lebih baik saya….
JUMENA
Jangan pergi. Di sini saja. Tak ada yang penting. Tidak lama. Kalau perlu saya usir
dia.
SABARUDDIN
Saya harap kedatangan saya tidak mengganggu.
JUMENA
Tidak. Saya agak sehat sekarang, setelah beberapa hari kemarin saya mulai pusing-
pusing seperti bisaanya
SABARUDDIN
Boleh saya langsung ke persoalan?
JUMENA
Saya kira kalau kau sudah membaca surat saya tak perlu ada pembicaraan ini lagi
SABARUDDIN
Tapi ini bukan sekedar permasalah kau, Jum. Masalah hampir seluruh pemuka-
pemuka kota ini. Saya telah menyusun panitia dan mendatangi beberapa orang
penting seperti yang kita rencanakan. Sungguh tidak bijaksana kau batalkan begitu
saja.
JUMENA
Saya bilang, sejak awal bahwa semua rencana itu saya kira mungkin akan
menyenangkan saya, tapi kemudian setelah saya mengeluarkan uang untuk ini dan itu,
saya tersadar dan segera saya pastikan bahwa semua itu tidak menyenangkan saya.
Saya lihat kau memang bahagia, tapi saya tidak dapat hidup bahagia bersama kau.
Dengan demikian tentu saja tidak ada gunanya sedikit pun buat saya
SABARUDDIN
Lalu saya akan letakkan di mana muka saya?
JUMENA
Saya kira kau bisa minta tolong atau menghubungi orang-orang macam haji Bakri
SABARUDDIN
Hasilnya akan sama saja
JUMENA
Memang begitu saya kira, sebab mereka telah mendapatkan apa yang mereka
inginkan, sehingga mereka tidak perlu hiburan lain. Saya tidak.
(Setelah diam)
selain itu, ternyata di balik rencana-rencana itu ada pikiran-pikiran dasar yang keliru.
Coba paparkan lagi rencana-rencana itu dan mari kita diskusikan
SABARUDDIN
Rencana-rencana itu mulia sekali, Jum. Kita akan membangung rumah penampungan
social dan kita akan mengadakan pembaharuan mesjid. Maksud kita, kita akan
JUMENA
Dua buah rencana hebat luar bisaa. Ckk. Ck. Ck….. dari siapa rencana rumah
penampungan itu mula-mula?
SABARUDDIN
Saya sendiri
JUMENA
Jelas, jelas suatu pikiran yang keliru. Sangat. Rumah penampungan? Indah sekali!
Terbayang dalam kepala setiap orang yang mendengarnya sebagai suatu surga
impian, dimana orang boleh makan-tidur Cuma-Cuma, dan kemudian orang percaya
bahwa yang bernama manusia hanyalah mahluk yang terdiri dari mulut dan perut
semata.
Pikiran keliru, sangat keliru. Saya tahu maksudmu baik tapi keliru, dan karena itu
sangat berbahaya. Sabar, karena begitu besar cintamu pada sesame manusia
barangkali, secara diam-diam dan mungkin tanpa kau sadari kau sedang
merencanakan suatu tindakan yang akan mencelakakan manusia-manusia itu sendiri,
terutama generasi yang akan datang.
Kau diam-diam akan mengajar mereka bermanja-manja dan malas! Tidak! Tidak!
Kita harus mengajar mereka berdiri sendiri dengan kedua kaki mereka sendiri umtuk
mengembangkan budi daya mereka sebagai mahluk termulia di bumi Tuhan ini. Juki,
ada baiknya kau berdiskusi di sini.
JUMENA
Perkenalkan dulu, ini Marzuki Kartadilaga, anggap saja adik saya sendiri, pedagang
dari Jakarta (Kepada Juki) dan perkenalkan ini Sabaruddin Nata Prawira, kepala
sekolah agama di sini.
KEDUANYA BERSALAMAN
SABARUDDIN
Enak di Jakarta?
JUKI
Di mana-mana sama saja, asal ada uang (Tersenyum)
SABARUDDIN (Tersenyum)
Dagang hasil bumi juga?
JUKI
Macam-macam
Saya sudah duga itu, kau tentu akan tersenyum tidak percaya. Tapi apalagi yang harus
saya bilang: Saya, Jumena Martawangsa yang dilahirkan tanpa tahu bapak ibunya,
sebab bapak saya meninggal sebelum saya lahir dan ibu saya meninggal untuk
melahirkan saya. Kira-kira begitulah cerita orang. Apakah mereka ada atau tidak ada,
saya tidak dapat memastikan. Satu-satunya yang pasti, saya dilahirkan dan pasti oleh
seorang perempuan.
Pikirkanlah, saya dilahirkan di dunia yang kaya raya ini betul-betul telanjang bulat,
tanpa popok dan gurita, nol dalam arti yang sejati.
(Diantara sunyi terdengar lolong seekor anjing. Perempuan Tua muncul membawa
tempolong ludah dan mengganti tempolong di kaki kursi goyang)
SABARUDDIN
Seperti dongeng saja
JUMENA
Ya, karena sekarang, saya kaya raya, tapi coba kalau saya tetap pengemis, tidak akan
seperti dongeng, tapi seperti pemandangan buruk atau bahkan mimpi buruk.
Suatu malam di teras sebuah took di kota Cirebon, tempat bisaa saya tidur, seorang
kawan bercerita bagaimana cina pemilik restoran yang gedungnya besar di seberang
jalan, setindak demi setindak menjadi kaya. Ia bercerita bagaimana cina itu pada
mulanya hidup miskin.
Sebelum punya warung, cina itu bekerja sebagai kacung, katanya di sebuah restoran.
Dan sejak itu dia sangat rajin dan cermat menabung, sehingga pada suatu saat uang
tabungannya cukup untuk modal berjualan rokok. Semakin lama semakin cermat ia,
sampai pada suatu hari ia membeli sebuah warung kecil. Seterusnya ia membuka
warung nasi Lengko sambil tetap berjualan rokok.
Dan jadilah ia taukeh restoran terbesar di kota itu. Kalian tahu apa yang saya pikirkan
malam itu?
JUMENA
Di balik sarung kumal, malam itu, saya memutuskan saya harus keras bekerja dan
harus cermat dan rajin. Harus! Dan seperti kau tahu, Juki. Saya kemudian tinggal di
rumahmu sebagai kacung. Mujur untuk saya karena ayah Juki seorang guru yang
baik, saya disekolahkan (diam)
JUKI
Beberapa tahun kemudian ibu pun meninggal, juga karena sakit paru-paru.
JUMENA
Ya, saya dengar juga hal itu. Setelah itu kau ke Jakarta
JUKI
Lontang-lantung
JUMENA
Saya heran kau bisa jadi pedagang
JUKI
Lalu jadi apa?
JUMENA
Tapi ya kau mungkin meniru kebisaaan ibu
SABARUDDIN
Umumnya perempuan berbakat dagang
JUKI
Mungkin
JUMENA
Paling tidak sifat itu tidak berasal dari ayah
JUKI
Ya
SABARUDDIN
Kembali ke soal tadi
JUMENA
Nah, jelas barangkali dulu saya membayangkan manusia itu hanya mahluk yang
terdiri dari mulut dan perut belaka. Tapi sejak memahami cina tadi, kemudian saya
menyadari hal itu tidak benar. Dan sekarang saya yakin manusia adalah mahluk
paling hebat! Di samping punya mulut dan perut dan mata, juga punya kepala dengan
otaknya, punya tangan dan kaki
Kalau kau juga mau percaya, saya pernah juga berjualan balon keliling kota. Pendek
kata hidup saya penuh dengan kerja dan kerja. Berpikir dan berpikir, dan sampai
sekarang, begitu kekayaan telah dapat saya kumpulkan, toh saya masih cinta pada
kerja. insyaAllah sebelum saya masuk liang lahat tak hendak saya berhenti bekerja
dan berpikir. Lihatlah ke dalam, ke kamar kerja saya dengan rak-rak bukunya; bahkan
SABARUDDIN
Justru itu maksud saya, Jum. Kita akan memberi penerangan dan pendidikan pada
gelandangan-gelandangan agar mereka cinta pada kerja
JUMENA
Gampang sekali itu. Undang dan kumpulkan saja mereka di mesjid dan berikan
mereka penerangan dan pendidikan. Kalau perlu saya yang bicara di mimbar
SABARUDDIN
Satu hal Anda lupakan; bukankah anak-anak kecil belum mampu dan belum kuasa
menggerakan daya upayanya?
JUMENA
Di bawah enam tahun, ya. Selebihnya adalah kemalasan. Dan kemalasan adalah
kesalahan mereka sendiri. Kenapa mereka malas? Guratlah tangan saya dan tangan
mereka, niscaya kau akan melihat darah yang warnanya sama; merah!
Sabar, bagi anak di bawah usia enam tahun rumah penampungan itu mungkin ada
gunanya tapi merupakan racun mujarab belaka bagi anak-anak selebihnya. Bahkan
merupakan tali gantungan bagi mereka yang sudah akil baligh. Sabar, untuk hari
depan mereka , mereka harus hidup sebagaimana yang telah saya alami.
Dengarkanlah musik yang paling merdu dalam hidup ini; bekerja dan berpikir. Irama
lagu kerja dan pikiran manusia akan mampu membelah gunung Ciremai menjadi
tujuh bukit kecil.
Sabar, kita harus tega terhadap ujian-ujian yang sedang mereka hadapi. Jelas
sekarang? Ini betul-betul masalah prinsip yang harus betul-betul dikaji. Jangan
gegabah. Sabar. Niat membantu itu memang kelihatan gampang , tapi
pelaksanaannya? Sepuluh dua puluh ribu memang apalah artinya bagi saya? Tapi
karena prinsip kita bertentangan, tidak mungkin saya ikut menyokong pembangunan
itu. Saya tidak mau terlibat dalam kekhilafan yang besar ini. Demi Tuhan, tidak.
(Pause)
Bukti bahwa cinta itu sukar dimaknakan. (Senyum)
SEBENTAR SUNYI
Tentang mesjid sekarang. Biarkan saya bertanya dulu. Yang dimaksud dengan
pembaharuan apakah pembongkaran dan pembangunan kembali?
SABARUDDIN
Ya, dalam arti yang luas kita akan memperluas mesjid itu dan memperindahnya….
JUMENA
JUMENA
Kalau begitu gampang saja; sebagian besar penduduk di sini sinting dan rusak iman!
Ya Allah, ampunilah hamba. Sebagian ulama, sebagian besar? Allahu Akbar! Saya
yakin, saya yakin. Sabar. Kau sedang terbawa arus megah-megahan dank au tidak
sadar. Kau sedang menghadapi godaaan besar. Sabar. Dan saya yakin sebenarnya kau
mengerti sebab kau telah khatam AlQuran berkali-kali.
Allah tidak mengharapkan pintu-pintu dan jendela-jendela yang bercat meriah; Allah
tidak mengharap lantai dari ubin; Allah tidak mengharap permadani dari Turki; Allah
tidak mengharap lampu neon yang berbatang-batang. Tidak! Allah tidak
menghendaki semua itu. Allah terutama menghendaki hati dan pikiran manusia yang
jernih bersemangat lagu kerja. Ya Allah, ampunilah hamba.
Sabaruddin (Sesak) Materialistis!
SABARUDDIN
Tapi bukankah lebih baik hati baik, badan pun baik?
JUMENA
subhanaAllah! Kesempurnaan tidak terletak di sana. Kau mengerti (Berpaling ke
Juki) Juki? (Kembali ke Sabaruddin) tidak! Tidak. Kesempurnaan terletak pada apa
yang ada di dalam. Di dalam! Atau kualitas!!
JUMENA
Saya yakin kau tidak bisa membantah pikiran saya. Sebab pikiran yang saya anut juga
terdapat dalam kepala orang-orang yang baik di seluruh dunia. Termasuk seorang
guru yang bernama Sabaruddin Nataprawira (Menghela napas sambil duduk)
Nah, marilah kita minum
EUIS
Mangga di leueut (Keluar)
JUMENA
Silakan (pada Juki) Kopi, Juki (setelah Juki mengangkat cangkirnya) Kopi di sini
tidak kalah dengan kopi Ambarawa atau bahkan dengan kopi Arabica — kau
merokok, Sabar?
SABARUDDIN
Merokok. kretek
JUMENA (Tersenyum)
Kau juga merokok, Juki?
JUMENA
Sama saja. Oleh karena itu kopi dan rokok sanagt jodoh sekali dengan kita. Kafein
bisa memperlemah nikotin, kata orang. Saya kira benar. Kita sama-sama tahu dari
surat kabar, bahwa rokok bisa mengakibatkan kanker, sementara kopi pantangan
untuk si penyakit jantung.
Tapi kalau keduanya bertemu akan menyebabkan keadaan netral (Tersenyum) Saya
sangat terhibur oleh keganjilan-keganjilan ini.
SABARUDDIN
Sedemikian lebar mang Jumena berbicara, sebenarnya hanya untuk mengatakan tidak
akan menyokong pembangunan itu. Saya heran mengapa mang Jumena tidak berterus
terang saja bahwa mang Jumena berkeberatan atas perluasan mesjid, karena akan
menyangkut tanah hak mang Jumena.
JUMENA (Geram)
Saya juga heran kenapa Anda tidak segera menjelaskan bahwa rencana pembangunan
mesjid akan menyangkut saya punya tanah
SABARUDDIN
Say kira Anda sudah mengerti sendiri tentang hal itu
JUMENA
Kalau Anda beranggapan begitu, sebaliknya saya menganggap perlu menjelaskan
panjang lebar kenapa saya menolak rencana-rencana itu
SABARUDDIN
Tapi, bagaimanapun, sekarang mang Jumena tahu , saya bukan orang yang cepat
putus asa untuk meyakinkan seseorang. Memang sejak lama saya mendengar orang
mengatakan bahwa mang Jumena adalah seorang a-sosial, sementara semua orang
tahu di daerah ini hanya Bapak Jumenalah yang paling kaya
JUMENA
Dan bagaimanapun sekarang, kau betul-betul tahu bahwa saya bukan seperti apa
yang dibayangkan orang. Saya punya prinsip
SABARUDDIN
Tapi setidaknya mang Jumena bisa lebih berperasaan tentang segala rencan yang
mulia itu. Sama sekali saya tidak menduga bahwa mang Jumena sampai hati
mencerca sedemikian rupa semua rencana itu.
JUMENA (Meluap)
Apakah orang akan mengharap….
JUMENA
Tidak, Juki. Saya perlu saksi. Saya minta kau mendengarkan semua ini dengan
obyektif.
saya percaya sauadara Sabar pun mengerti bahwa berbicara atau menuduh tanpa fakta
adalah sangat berbahaya. Saya a-sosial? Saya sungguh tidak tahu cara kau berpikir.
Dengarlah, apa kekurangan saya sebagai seorang muslin? Atau seseorang yang hidup
di suatu masyarakat? Setiap Jumat saya memberi sedekah kepada orang-orang miskin
yang berbondong-bondong datang kemari. Dan setiap hari raya Idul Fitri saya tidak
lupa mengirimkan zakat fitrah. Begitu pun saya tidak pernah lalai menunaikan zakat
dank urban pada setiap ahri raya Idul Adha. Saya buka sawah, perkebunan, pabrik
untuk menggerakan masyarakat, agar suka berkerja dan meningkatkan daya piker
mereka.
Saya melepaskan mereka dari dongeng-dongeng tetek bengek. Dan saya kira, dalam
ukuran saya, juga merupakan suatu kebanggaan bahwa saya rela menunjang
seseorang yang tidak waras dalam rumah ini yang sebenarnya bukan tanggung jawab
saya; hanya akrena dulu dia pemilik rumah ini yang tidak punya lagi keluarga
Apalagi yang Anda harapkan dari saya? Dan lagi sudah saya bilang persoalannya
tidak terletak di sana. Persoalannya terletak pada prinsip. Terus terang saya katakan
saya tidak melihat manfaat dari semua rencana itu kecuali mudoratnya karena
hasilnya akan sia-sia
SABARUDDIN
Maaf, mang Jumena bisa membuktikan semua itu?
JUMENA
Apa harus saya ulangi lagi bahwa saya dilahirkan di dunia yang kaya raya ini hanya
dengan bekal nol? Bangun dan berdiri dengan kaki sendiri? Sesudah enam tahun usia
saya, tak satu tangan pun yang menunjang hidup saya kecuali tangan Jumena
Martawangsa sendiri. Maka saya yakin apa yang telah dapat saya kerjakan dapat juga
dikerjakan oleh siapa saja
SABARUDDIN
Saya kira hal itu kebetulan….
JUMENA
Kebetulan? subhanaAllah! Kita orang beragama tidak mengenal istilah kebetulan!
Semua, apa saja, hanyalah karena asma Allah.
Dan apakah saya dibedakan Allah dari yang lain? Tidak! Apakah saya Nabi!? Bukan!
Saya Jumena Martawangsa, tak kurang dan tak lebih manusia normal, sama dan
sebangun dengan Miska si tukang air yang bisaa mengisi kolam air mandimu.
Barangkali juga kau ingin tahu kenapa saya katakan rencana itu hanya akan
menghasilkan kesia-siaan? Jelas, rencana yang kau anggap mulia itu hanya mulia
Tapi saya ingin membuktikan bahwa yang dibutuhkan orang-orang di sini, bangsa
kamu adalah semangat kerja dan berpikir dan bukan rasa kasihan. Maaf, kalau saya
terlalu kasar, tapi saya selalu tidak bisa menahan diri setiap kali membayangkan
bangsa kamu.
KAMIL
Jee, ada tamu
SABARUDDIN
Saya kira sudah waktunya untuk mohon diri. Saya minta maaf karena saya bertemu
sampai larut malam
JUMENA
Tidak apa. saya suka berdiskusi. Sekali lagi Anda harus pikirkan seratus kali lagi
semuanya. dan camkan bahwa pikiran….
SABARUDDIN
Ya,ya, ya.
11
JUMENA
Jelas bukan? ini persoalan prinsip. Kau tahu, Juki Begitu sampai di rumah ia akan ia
akan ikut mengusilkan bahwa Si Jumena makin medit, si kikir yang pelit, akik,
bakhil, cetil…..
Boleh! boleh saja semua orang di sini meneriakkan dengan lantang semua sebutan
dan sindiran itu. Apa yang bisa kita lakukan untuk menghadapi orang-orang bodoh
dan malas itu?
Bangsat semua. apa yang mau diandalkan mereka? Gotong Royong? Saya tidak
pernah membayangkan apa-apa tentang orang-orang di sini. Kecuali seperti abrisan
perempuan-perempuan yang bergotong royong mencari kutu. Katakan….
JUKI
Masuk!
JUGA TAK ADA SAHUTAN. JUGA TAK ADA YANG MUNCUL. LAGI
KETUKAN ITU SEHINGGA MENYEBABKAN JUMENA KETAKUTAN.
SEGERA JUKI PERGI KELUAR. KELIHATAN JUMENA SEMAKIN
KETAKUTAN DI RUANG TENGAH YANG LENGANG ITU. JUKI JUGA TAK
HABIS PIKIR KETIKA KEMBALI MASUK
JUMENA
Siapa?
JUKI
Tidak ada siapa-siapa
JUKI
Saya yakin tidak ada siapa-siapa. Mungkin….
P. TUA
Siapa sih? (Dari dalam)
Siapa?
JUKI
Tidak ada siapa-siapa
KAMIL
Saya yang ngetok dari belakang. Eksperimen
(Jumena menggeram kesal sementara juki cuma tersenyum. tapi Nyai mengumpat)
P. TUA
Maen-maen!
KAMIL
Ada kabar penting untuk agan Jumena Martawangsa
(Sementara juki bergerak ke suatu sudut sambil tersenyum dan kemudian menyalakan
rokoknya. Kamil dengan langkah sangat hati-hati slow motion mendekati Jumena
yang berusaha menahan diri. Kamil dengan gaya berbisik tapi cukup keras)
Istrimu serong!
JUMENA
Hah? Kurang ajar!
KAMIL
ORang kaya selalu kurang ajar!
Apa agan tidak percaya? Percayahlah pada fakta. Dan berita ini dari sumber yang
layak dipercaya. apa agan juga memerlukan sumber berita itu?
Euis, Euis! keluar, Euis! Suamimu tidak percaya bahwa kau seorang istri yang suka
serong!
MUNCUL EUIS, BERANG DAN JUKI MAKIN TIDAK ENAK HATI BERADA
DI SANA. JUMENA BELUM TAHU HARUS MELAKUKAN APA. NAPASNYA
NAIK TURUN PENDEK-PENDEK
EUIS
Kurang ajar! Jangan bicara sembarangan ya! Sinting!
KAMIL
EUIS
Setan, tutup mulut kamu!
KAMIL
sayabmenutup mulut? saya membungkam kebenaran? Kalau saya menutup mulut,
maka berarti kejujuran telah tamat riwayatnya. Atau kau mau menyuap? Kau lupa
Tuhan tidak bisa disuap?
EUIS
Jangan diam saja, akang. lakukan sesuatu!
JUKI
Kamil, keluar!
EUIS
Kalau tidak segera pergi, saya pukul kepalamu yang tidak waras itu!
KAMIL
Hampir saja kau berbuat keliru, Euis. Yang mesti kamu pukul bukan kepala yang
briliyan ini tapi kepala yang itu (Menunjuk Juki)
EUIS
Biadab!
KAMIL
Biadab! apa itu nama orang kaya?
KAMIL
Filsuf tidak memerlukan kepala
JUMENA
Persis dugaan saya. tapi kenapa bangsat itu melapor justru saat kedua ekor binatang
ini ada di sini
JUMENA (Sendiri)
Tapi kalau memang mereka bersungguh-sungguh, kalau laporan si gila itu benar,
kenapa Euis dan Juki tidak minggat saja dari rumah ini? (Diam) Semuanya
menyembunyikan kuku sementara bibir mereka mengulum senyum
13
EUIS
Akang
JUMENA
Hmmm?
EUIS
Akang percaya?
JUMENA
Kenapa mesti dipusingkan?
EUIS
Euis takut
14
JUMENA (Terpejam)
Bangsat!
EUIS
besok dia akan menceraikan saya
JUMENA
Kejadian seperti ini mungkin dan tidak mungkin
JUKI
kalau begitu sekarang kau yakin pada apa yang telah saya katakan, bukan? rasakanlah
baik-baik dendammu itu. saya tahu sekali kau sedang berdendam. dari dendam kau
bisa tarik bayangan hari depanmu yang amat menakjubkan
EUIS
saya belum pernah merasakan seperti ini. juga saya tak pernah bisa dendam sebegini
hebatnya. tapi saya tak bisa melenyapkan kebimbangan ini
JUKI
Sangat berbahaya membiarkan kebimbangan pada saat-saat begini. euis kau harus
mampu melepaskan kelemahanmu. kau ahrus kuat dan berani.
Dalam mewujudkan cita-cita dari keinginan, kita hanya punya waktu sempit sekali.
Kita hanya punya waktu satu detik., untuk memilih, memutuskan dan melakukan.
Hitam, hitam. Putih, putih. Kita terima seluruhnya atau kita tolak seluruhnya. Dengan
sikap banci kita hanya akan jadi kapas yang gampang dihempaskan angina kemana-
mana. Hampa dan akan menjadikan kita gila.
EUIS
keluarga saya keluarga baik-baik
JUKI
Apalagi keinginanmu? Semuanya akan berlangsung dengan lancer hanya dalam
waktu beberapa menit. Aku tahu benar apa kehendakmu. Aku hanya membantumu
agar kau lebih berani
Ingatlah Euis, besok kau akan dicerai. Apakah kau masih tega ikut menghabiskan lagi
makanan yang yang sangat sedikit di rumah orang tua mu itu? Ambilah racun itu!
EUIS
Kenapa dengan racun?
JUMENA
Tembak saja! Tembak saja, bangsat!
(Euis Menembakkan Pistol Itu Beberapa Kali Lalu Lari Bersama Juki)
15
P. TUA
Kalau saja agan mau berdoa
JUMENA
Saya sangat capek
P. TUA
Agan terlalu keras bekerja, agan tidak pernah istirahat
Saya hampir tidak percaya ada orang yang tidak pernah berbahagia, apalagi orang
yang seperti agan. Saya juga sebatang kara. Suami saya sudah lama mati dan anaks
aya satu-satunya pergi tidak pernah berkabar lebih dari sepuluh tahu. Memang saya
merasa sepi dan sedih, tapi setiap kali saya masih bisa merasa bahagia kalau saya
sedang melakukan sesuatu untuk orang lain. Saya bahagia melihat orang lain
bahagia . dan saya tidak habis mengerti kenapa ada orang yang tidak bahagia
JUMENA
Saya sangat sepi. Saya tidak pernah punya anak. Saya selalu bertanya untuk apa
segala hasil keringat saya selama puluhan tahun ini?
P. TUA
Kenapa agan tidak percaya Euis sedang mengandung?
JUMENA
Sudah empat puluh tujuh kali ia bilang begitu, dan ini yang ke empat puluh delapan
P. TUA
Tapi bukan tidak mungkin kali ini benar
JUMENA
Mungkin dan tidak mungkin. Saya betul-betul sendiri di dunia ini
P. TUA
Maaf, gan. Apa tidak sebaiknya agan mengambil anak angkat?
JUMENA
Tidak! Saya pun tidak tahu kenapa. Tapi saya tidak mau
JUMENA
Rasanya begitu
P. TUA
Bagaimana kalau agan mencoba tidur di dalam?
JUMENA
Saya coba
P. TUA
Ada apa, gan?
16
KAMIL
Nah, sekarang kuliah kita lanjutkan. Ini adalah manusia. Ini kepalanya, ini kakinya.
Ini adalah manusia yang jelek proporsinya. Kepalanya lebih besar daripada dadanya.
Dan perutnya jauh lebih besar lagi.
Jenis ini adalah jenis yang paling dekat dengan kera. Kalau ia terus berbiak dan
beberapa tingkat lagi niscaya ia akan menajdi kera. Nah sekarang jelas kekeliruan
radikal teori Darwin. Bukan manusia berasal dari kera. Tapi kera berasal dari manusia
Kiamat. Ternyata kiamat lebih cepat daripada perkiraan ahli meteorology. Saya
datang, Tuhan. Halo sahabatku (Keluar)
JUMENA
Lampu! Lampu!
P. TUA
Lampu seluruh kota mati gan
(Ketika jumena mengacungkan pistolnya, lalu euis muncul membawa dua lilin. dan
muncul lagi perempuan tua membawa yang lain. di suatu sudut jumena mengawasi
sekitar.)
Saya tidak mau kecurian. Saya tidak mau mati dalam keadaan gelap seperti ini. Selain
itu saya tidak bisa membedakan apakah saya masih hidup atau tidak dalam kegelapan
yang keparat ini.
Saya hampir tidak bisa bernapas. Kegelapan seperti menyumbat hidung dan mulut
saya dengan kain lakan hitam yang bau. Oh, kalau saja kegelapan ini berdaging akan
saya tembak dahinya
17
EUIS
Akang
Akang susah
JUMENA
Puncak dari susah kalau orang sedang memikirkan kematian padahal orang itu belum
bersedia mati
EUIS
Selalu pikiran tentang itu. Pikiran yang sangat ngeri (Menggigit bibirnya)
JUMENA
Tapi memang begitu. Lebih lima-enam puluh umur akang barangkali. Hampir lima
tahun lalu kita bersanding jadi pengantin. Ngeri sekali di rumah ini, pada malam-
malam seperti ini, tiba-tiba berpikir tentang mati. Padahal baru saja akang kembali
meyakini bahwa yang penting dalam mengisi hidup adalah kerja, berpikir dan kerja.
Tiba-tiba akang berpikir tentang mati….
Akang sedang berpikir seandainya akang mati ketika sedang duduk di kursi itu,
padahal seorang anakpun belum punya. Enam tahun berumah tangga
JUMENA
Semakin tua, terasa roda waktu seperti roda raksasa, berputar dan bergemuruh dalam
senyap dan gaib, tanpa kita bisa melihat sebab begitu cepat bagaikan kilat. Kalau saja
ada satu atau dua anak kita, tak akan lembab rumah ini
EUIS (Ragu-ragu)
Akang
Mungkin…..
JUMENA
Mungkin dan tidak mungkin
EUIS
Mungkin….
JUMENA
Sudah lebih dari cukup kau mengatakan ini. Kau akan mengatakan kau sudah berisi
dan minggu depan kau diam-diam haid
EUIS
Sejak gadis dulu, Euis memang bisaa telat, akang. Tapi kali ini Euis merasa yakin.
Sudah hampir dua bulan Euis tidak haid. Nyai juga berani memastikan. Dan kalau
akang mau besok kita sama-sama pergi ke dokter
JUMENA
Lebih baik kau diam. Kalau benar kau hamil, lahirkan saja.
(Hening)
Tiba-tiba badan saya berkeringat seperti ada yang meremas-remas di dalam. Aneh
sekali perasaan saya belakangan ini
EUIS
Kenapa, akang?
JUMENA
Saya tidak punya anak (Memejamkan matanya) tidak satupun suara anak-anak dalam
rumah ini. Badanku akan terkantuk-kantuk di situ dengan pernafasan yang sesak, tua
dan tanpa seorang anak.
EUIS
Akang selalu menyesali rumah ini, Euis jadi sedih
18
JUMENA
Sabar….
SABARUDDIN
insyaAllah saya akan menimbang penuh dengan pikiran saya, meskipun saya yakin
sukar sekali hidup hanya dengan pikiran dalam hidup yang begini banyak dengan hal-
hal yang tak terpikirkan!
JUMENA
Tidak begitu. Sabar. Kau kira saya tidak mengerti kenapa saya tidak atau belum
punya anak?
SABARUDDIN
Berapa kali kau beristri?
JUMENA
Tiga kali
EUIS
Empat kali, akang
JUMENA
Ya, empat kali
SABARUDDIN
Semua subur?
JUMENA
Semua perawan. Subur seperti hutan
SABARUDDIN
Nah….
SABARUDDIN
JUMENA
Jangan bawa-bawa firman. Ini bukan apa-apa. Ini hanya masalah nasib sial
SABARUDDIN
Tapi toh mang Jumena selalu mengeluh….
JUMENA
“Terkantuk-kantuk, tua dan sepi”
SABARUDDIN
Kalau saja kau mau berdoa
JUMENA
“Hampir tanpa siapa-siapa”
SABARUDDIN
Selalu kau hanya bertanya dan bertanya dan bertanya…..
JUMENA
“Untuk apa, untuk siapa semua ini?”
SABARUDDIN
Akan terus bertanya dan bertanya sementara berjuta-juta pertanyaan berbaris di
belakangnya
JUMENA
Cukup. Saya tidak memerlukan kamu lagi
SABARUDDIN
Saya akan pergi tapi saya akan selalu datang lagi karena sebenarnya kau memerlukan
saya
JUMENA
Kadang saya geram mendengar lolongan anjing seperti itu
EUIS
Akang
JUMENA
Kenapa?
JUMENA (Tersenyum)
Ya, memang. Kaulah satu-satunya orang yang mengisi ruangan ini
EUIS
Euis sangat saying pada akang. Sanagt amat sayang
JUMENA
Tentu saja kau sangat saying sama akang. Kalau tidak, masa kau mau tinggal di sini
selama hampir lima tahun
EUIS
Betul, akang. Kalau tidak ada akang di dunia ini entah bagaimana rasanya hidup ini
JUMENA
Betul?
EUIS
Tentu saja betul. Kalau tidak, masa Euis mau tinggal sama akang selama hampir lima
tahun
JUMENA
Keliru saya. Sebenarnya saya ini bahagia tapi saya tidak tahu
EUIS
Akang
JUMENA
Hm?
EUIS
Tidak usah merisaukan kematian lagi
EUIS
Apa akang menganggap Euis tidak ada?
JUMENA (Tersadar)
Maksudmu?
EUIS
Bukankah apa saja yang akang perbuat untuk Euis?
EUIS (Heran)
Kenapa?
EUIS (Takut)
Akang
Kenapa akang?
JUMENA (tajam)
Sudah lama kau pikirkan itu?
JUMENA
Aku melihat mata ketiga istriku yang dulu dalam pandangamu. Jelas. Tidak! Jangan
kau berpikir semacam itu. Kenapa kau bertanya begitu? Kenapa? Jawab singkat!
EUIS
Euis tidak mengerti akang
JUMENA
Ingatlah, geulis! Kau kukawini bukan untuk memindah hak hartaku. Sekarang kau
bertanya persis seperti yang telah ditanyakan oleh ketiga istriku yang dulu. Tidak!
Tidak! Kau kira dengan kedudukanmu sebagai istriku kau bisa merebut hartaku?
Hartaku yang telah kukumpulkan dengan seluruh keringatku yang sekarang sudah
hampir kering ini? Semua perempuan mata duitan!
EUIS
JUMENA
Aku pun membutuhkan cinta selama hidup, tapi yang kudapat hanya orang-orang
semacam kau yang berniat merebut hartaku
EUIS
Percayalah, akang tidak akan pernah bisa dicintai selama akang tidak pernah mau
dicintai. Jangan lanjutkan pertengkaran ini, akang. Euis tidak ingin akang tinggalkan.
Dan biar akang lega, tulislah sekarang surat wasiat akang dan jangan sebut-sebut
nama Euis, juga jangan anak dalam kandungan ini (Menangis keras)
Akang, lebih baik kita berbicara yang lain. Euis minta maaf kalau memang Euis salah
tadi.
EUIS
Iya akang. Pijit akang? (Euis memijit Jumena)
JUMENA
Seorang istri memang seharusnya bersikap begini. Saya lebih senang mendengar
pertanyaan soal-soal dapur daripada soal-soal harta (Tersenyum tiba-tiba) piker-pikir,
kita ini sebenarnya sangat bahagia
EUIS
Bahagia, akang. Seumpama merpati terbang berduaan diangkasa luas dan mampir ke
pohon-pohon berbunga
JUMENA
Nanti dulu! Aku selalu curiga setiap nasib baik yang jatuh tiba-tiba. Aku merasakan
sesuatu kebahagiaan yang ganjil malam ini. Rasanya dilebih-lebihkan seperti dalam
lakon-lakon film
EUIS
Ada apa lagi akang?
JUMENA
Tidak!
JUMENA
Untuk apa, untuk siapa?
EUIS
Apakah kita akan bertengkar lagi, akang?
JUMENA
Malam ini mungkin, tapi besok dan seterusnya kita tidak akan pernah lagi. Coba
jawab; bagaimana seandainya aku tiba-tiba mati malam ini?
EUIS
Gustiku, bagaimana aku mesti berkata. Tentu saja Euis akan sangat berduka dan
bukan tidak mungkin Euis akan pingsan
JUMENA
Dan kemudian kau akan siuman lagi dan segera kau akan menghitung-hitung harta
peninggalanku
JUMENA
Tidak. Aku mengerti sekarang mengapa kau tiba-tiba merubah sikap dengan sikap
gembira yang dibuat-buat. Jelas. Aku sebatang kara di dunia ini. Kalau aku mati,
maka warisan seluruhnya jatuh ke tangan mu yang lentik itu.
EUIS
Akang, bunuhlah saya, kalau saya berpikiran seburuk itu
JUMENA
Tidak. Tidak. Siapapun tidak berhak atas hartaku kecuali Jumena Martawangsa yang
telah memeras keringat selama lebih empat puluh tahun. Aku harus merasa aman,
hartaku mesti aman. Kalau begitu kita harus cerai!
EUIS
Akang!
19
WARYA
Gan, pabrik terbakar, gan!
JUMENA
Ha?
LELAKI
Pabrik tenun, gan!
EUIS
Gusti
JUMENA
Ini pasti setan bajingan
20
P. TUA
Hanya dengan tidur….
LAYAR
BAGIAN KETIGA
1
SUASANA BEGITU KAKU SEHINGGA RUANG-RUANG RUMAH TUA ITU
SEPERTI MEMBEKU. KELIHATAN JUMENA MENAHAN DIRI BEGITU RUPA
SEHINGGA TAMPANGNYA YANG TUA SEMAKIN BERTAMBAH TUA.
SEBALIKNYA JUKI MENCOBA TETAP BERSIKAP SETENANG MUNGKIN
MESKI IRAMA NAPASNYA NAMPAK TIDAK TERATUR. ASAP ROKOK
DARI MULUTNYA IKUT MENCIPTAKAN KESAN KETEGANGAN ITU
Karena dulu keluargamu telah menerima saya sebagai kacung, karena dulu kebetulan
ayah ibumu telah menolong saya, menyekolahkan saya, maka saya coba menolong
kau.
Jangan mungkir, ketika pertama kali kau datang kemari kau telah mengaku sebagai
pedagang besar dari Jakarta, padahal kau tak lebih dari makelar kecil. Juki, tidak
gampang saya mau menolong orang. Tapi apakah akrena itu lalau saya mengharap
supaay kau berterima kasih pada saya? Tidak. Buat apa? Saya hanya minta kau
laksanakan tugasmu dengan baik sebagai kurir dan tidak usah kau kut campur urusan
saya yang lain. Apalagi yang bersifat pribadi. Begitulah Juki saya minta kau maklumi
ini.
SUNYI
JUKI
Memang saya tidak bisa memungkiri akang telah banyak menolong saya. Juga saya
akui saya akan tetap lontang-lantung kalau saya tidak datang ke rumah ini. Terus
terang usia saya yang tinggal sedikit ini telah akang selamatkan sehingga saya
menjadi hidup kembali, cinta bekerja, cinta berpikir.
JUMENA
Jangan sentimental. Itu tidak penting. Saya tidak bermaksud mengungkit-ungkit. Lagi
orang lain tidak mustahil bisa menolong kau atau memberi pekerjaan kau lebih dari
saya. Saya hanya minta supaya kau bisa membatasi diri. Percayalah, semua soal akan
dapat saya selesaikan dengan baik dan semuanya sudah saya hitung dengan cermat.
Semuanya hanya soal-soal sepele. Sudah cukup pengalaman saya menghadapi
persoalan tetek bengek semacam itu
JUKI
Kesalahan saya tadi, memang karena seolah-olah saya bersikap seperti saudara.
Baiklah, sekarang sebagai kawan saya ingin mencoba memberi saran kepada akang
JUMENA
Empat kali sudah saya beristri! Karenanya tidk usah kau memberi saran apapun
kepada saya. semua perempuan sama ukurannya, materialistis! Kau belum beristri,
kan Juki? (Juki hanya menghisap napas) Nah, coba Juki apa yang akan kau perbuat
menghadapi perempuan-perempuan macam istri saya? Saya yakin kau akan
melakukan persis seperti apa yang saya lakukan berkali-kali. Saya coba mencintai
mereka, saya kawini mereka, saya beri apa yang seharusnya mereka miliki, lalu tiba-
tiba mereka mau merebut hak atas harta saya. Betul-betul tidak punya rasa terima
kasih.
JUKI
JUMENA
Tergantung keadaan. Tapi bosan saya
JUKI
Dan Euis?
JUMENA
Biarkan dia berkubang dalam rumah orang tuanya yang sombong itu
JUKI
Akang seharusnya percaya betapa Euis mencintai akang. Sudah hampir lima tahun
akang berumah tangga dengan dia
JUMENA
Dulu saya percaya bahwa mungkin saja ada seorang gadis yang separuh usia saya
dapat mencintai lelaki tua macam saya, tapi sekarang tidak. Gadis dan bukan gadis
sama saja perempuan, dan artinya sama perampoknya
JUKI
Akang jangan berdusta, sebenarnya akang sangat mencintai Euis
JUMENA
Tidak. (Diam) Buat apa?
SUNYI
JUKI
Saya yakin akang tidak begitukan Euis. Say abaca mata akang, akang sangat
membutuhkan dia. Saya percaya suatu ketika akang akan menyusul dia
JUKI
Selama ini akang hanya dilimbur buruk sangka
JUMENA
Tuhanku, bendunglah amarah saya
JUKI
Saya tahu betul keadaan akang. Kalau akang percaya, saya pun sangat mencintai
akang. Terus terang saya akui, akang punya cita-cita yang sehat. Dengan rencana
perluasan usaha-usaha akang secara tidak langsung akang mengajak penduduk daerah
ini rajin dan lebih keras bekerja. Saya pun tahu bagaimana sebagian orang justru
mencemooh akang sebagai pengusaha yang kikir. juga saya tahu betapa banyak orang
menaruh dengki pada akang. Karena begitu saya…
JUKI
Selalu akang begitu. Tidak semua orang jelek, akang. Percayalah, dengan prasangka-
prasangka buruk akang selama ini, akang sedang menghancurkan diri akang sendiri.
cobalah bercermin, nanti akang tahu betapa prasangka telah melipatkan usia akang
JUMENA
Kalau kau pernah memeras keringat selama empat puluh tahun, kau akan mengerti
bahwa orang menjadi tua karena kering ludas energinya
JUKI
Betul, tapi akang akan tampak lebih muda sekiranya tanpa prasangka
Anda lihat sendiri dia tidak bisa berkutik. Bisakah Anda juga menyarankan agar saya
mempercayai lelaki itu?
JUKI
Betul-betul akang dikuasai pikiran-pikiran jelek saja. Apakah saya gila, maka
mencintai istri akang? Apakah saya orang yang tidak tahu terima kasih maka saya
merebut istri akang?
JUMENA
semuanya kau ucapkan sendiri. Siapa yang menuduh bahwa kau berniat merebut istri
saya? Saya hanya mengatakan bahwa kau mencintai istri saya. Dan ini mungkin saja.
Apakah aneh kalau mencintai seorang perempuan yang sudah bersuami? Tidak, Juki.
Kau tidak bisa terlalu lama menyembunyikan perasaanmu
JUKI
Untung saya sudah siap menghadapi segala prasangka. Sebentar lagi akang pun akan
mengatakan yang lebih dari itu
JUMENA
Tentu saja kau siap, akrena semuanya sudah ada dalam diri kamu sendiri. Prasangka!
prasangka! Apakah kau bisa mengelak kalau semuanya saya utarakan blak-nblakan di
sini? Coba jawab, apa yang terjadi setiap kali saya pergi ke Tasikmalaya atau ke
tempat-tempat lain?
JUMENA
JUKI
Darimana akang dapat cerita-cerita seram seperti itu? Saya kira seorang tidak waras
telah meniupkan fitnah ke telinga akang
JUMENA
Lagi kau akui sendiri. Ya! Si sinting Kamil yang menceritakan itu semua. Sengaja,
sejak lama saya suruh dia mengawasi semua orang termasuk istri saya dan kau
JUKI
Tuhanku, dan akang bisa percaya pada orang semacam itu?
JUMENA
Tidak saja saya, bahkan kau pun percaya. Kalau kau tidak percaya, tidak mungkin
pabrik tenun terbakar bersama si Kamil. Kau mau menghilangkan jejak kejahatan
dengan membakar lelaki sinting itu
JUKI
Akang sudah keterlaluan!
JUMENA
Kamu yang keterlaluan. Sudah saya beri pekerjaan dengan gaj besar dan tempat
tinggal Cuma-Cuma di sini, kamu masih juga merencanakan niat busuk di belakang
punggung saya.
Jangan mungkir. Kau dan Sabar berniat akan memperistrikan Euis kalau suatu ketika
Euis sudah jadi janda. Sebab itu kau keras mendesak agar saya jangan menceraikan
Euis. Saya juga tahu kau sedang mempercepat saat itu.
Jangan mungkir. Kau dan Sabar sedang menyiapkan kubur buat saya. betul-betul air
tuba
JUMENA
Karena kau tersinggung?
JUKI
Akang, sebelum terlambat, bersihkanlah akang dari segala prasangka itu. akang sudah
tua
JUMENA
Jangan kau beri saya sugesti seperti itu. Saya tidak akan lembek oleh sugesti-sugesti
kasar seperti itu, bahkan saya akan merasa bertambah muda setiap hari (Tersenyum)
Saya tidak tahu persis berapa umur saya
JUKI
JUMENA
Sudahlah! jangan kau obral kata-kata palsu itu!
JUKI
Sekali pun begitu, saya tetap berterima kasih pada akang. Saya harap, kalau suatu
ketika kita jumpa, saya sudah punya seorang anak dan istri yang mau memelihara
saya
JUMENA
Bangsat! kenapa justru ia tidak menyangkal? (Tiba-tiba sesak napas kemudian batuk-
batuk dan muntah-muntah) Bangsat! Bangsat!
2
TAK ADA SUARA. MUNCUL SEORANG LELAKI KEMBARAN JUMENA,
TETAPI SANGAT TUA DI BALIK LONCENG. SEBENTAR BERTATAPAN
DENGAN JUMENA. MEREKA SEPERTI SEDANG MERUNDINGKAN
SESUATU LEWAT PANDANG MATA. SETELAH ORANG ITU
MENGANGGUK DAN JUMENA MENGGELENG, DIA KELUAR
3
PEREMPUAN TUA MUNCUL MEMBAWA TEMPOLONG LUDAH DAN
MENGGANTI TEMPOLONG DI KAKI KURSI GOYANG. SETELAH ITU IA
MELANGKAH TETAPI BERHENTI DI PINTU
P. TUA
Tinggal kita berdua
JUMENA
Kata orang, dulu saya pernah digendong oleh seorang perempuan tua
P. TUA
Kapan?
JUMENA
Dulu, jaman normal, kata orang
P. TUA
JUMENA
Perempuan tua itu menggendong saya, membawa saya kemana-mana, menjelajahi
seluruh pojok kota
P. TUA
Kenapa?
JUMENA
Minta-minta, ngemis
Ini bukan lelucon, ini riwayat hidup saya. Kata orang. Tapi, kalau ternyata memang
lelucon, maka jelas hidup juga suatu lelucon yang pahit. Saya betul-betul sendiri di
dunia. Kadang-kadang timbul pikiran yang ganjil. Apakah saya tidak pernah
dilahirkan? Apakah Tuhan melemparkan saya begitu saja ke pinggir kali atau tong
sampah?.
Bahkan saya pun tidak tahu kenapa saya bernama Jumena. Saya selalu merasa geli
kenapa dulu saya perlu menambah nama itu dengan Martawangsa. Apa maksud
Tuhan dengan semua ini?
4
MUNCUL EMPAT ORANG MEMBAWA KERANDA. MUNCUL PEMBURU DI
BALIK LONCENG
PEMBURU
Saya kira cukup agung, anakku….
(Jumena Cuma diam ketika keranda itu dibawa masuk ke dalam kamarnya
JUMENA (Berontak)
Saya tidak memerlukan semua itu. Kalau memang tidak pernah jelas dimana saya
lahir, maka saya kira juga tidak perlu kuburan atau nisan buat saya! Lemparkan saja
saya kembali ke pinggir kali. Dengan nisan rasanya saya malah seperti disindir
PEMBURU
Semuanya beres nanti, tanpa kau ikut campur
KLEUAR
JUMENA
Nyai punya anak?
P. TUA
Punya gan. tapi sudah lebih dari sepuluh tahun barangkali ia menghilang
JUMENA
Famili lain?
P. TUA
Tidak ada kecuali famili dari mendiang suami saya
JUMENA
Lumayan. Saya tidak punya siapa-siapa. Ke belakang hitam, ke muka hitam
(Sunyi)
Nyai bahagia?
P. TUA
Senang
JUMENA
Kenapa?
P. TUA
Tak ada yang pantas nyai susahkan. Dari itu nyai heran kenapa agan selalu nampak
susah . padahal nyai percaya setiap orang bisa merasa bahagia hanya karena melihat
orang lain bahagia. juga kita bisa bahagia karena kita melakukan sesuatu untuk
menyenangkan orang lain
JUMENA
Bagaimana anak nyai?
P. TUA
Nyai percaya pada suatu hari nanti kami akan bertemu lagi
JUMENA
Mungkin dan tidak mungkin
P. TUA
Nyai pilih mungkin. Juga nyai percaya kalau tidak sempat di dunia, gusti pangeran
akan mempertemukan kami di akherat kelak. Nyai yakin demikian halnya juga
agan….
JUMENA
P. TUA
Nyai selalu membayangkan betapa bahagia seseorang yang beriman kepada Tuhan
JUMENA
Saya percaya saya beriman
P. TUA
Mungkin tidak penuh
JUMENA
Saya beriman tapi sedikit sangsi
P. TUA
Agan harus yakin dengan hari nanti. Kalau agan yakin niscaya agan akan tenang.
Agan akan bisa lebih banyak membagi-bagikan sumbangan, lebih banyak berbuat
amal, dengan harapan….
JUMENA
Saya takut kena tipu. saya takut kalau ternyata semuanya hanya isapan jempol belaka
dan tak lebih hanya impian semata, hanya omong kosong, sementara saya sudah
membagi-bagikan harta saya
P. TUA
Kurang rendah hati
SUNYI
P. TUA
Siapa bisa menduga? Ke Jakarta mungkin, ke Bandung mungkin, kemana saja
mungkin. dan bukan tidak mungkin ia tidak pergi kemana-mana
P. TUA KELUAR
JUMENA
Pasti ada apa-apa. Rencana Juki makin masak saya kira. Keman Juki? (Berseru) Nyai!
P. TUA
Masih siang, gan
JUMENA
6
JUMENA MENGAMBIL PISTOL. BERJAGA-JAGA. TIDAK BERAPA LAMA
TERDENGAR PINTU DIKETUK. MUNCUL PEREMPUAN TUA. LAGI
TERDENGAR KETUKAN
P. TUA
Dibuka, gan?
JUMENA
Intai dulu dan laporkan
P. TUA
pak Warya, gan
JUMENA
Apa keperluannya?
P. TUA
Belum nyai Tanya, gan
JUMENA
Tanya!
(Ketukan di pintu. Perempuan Tua keluar lagi, sebentar lalu muncul lagi)
Apa?
P. TUA
Mau menyampaikan pesan kawan-kawan, ganb. kawan-kawannya mau kerja lagi
JUMENA
Bawa apa dia? golok?
P. TUA
Kurang jelas, gan
JUMENA
P. TUA
Tidak bawa apa-apa gan
JUMENA
Pakai sarung apa celana komprang?
P. TUA
Celana panjang bisaa
Nyai!
7
JUMENA DI SUDUT. BERJAGA-JAGA
JUMENA
Mustahil tak ada hubungannya dengan Juki
SUNYI
WARYA
Bapak kelihatan tambah segar
WARYA
Syukurlah
JUMENA
Tumben anda kesini
WARYA
Maklum repot, Baru sekarang saya bisa ke sini. Tapi bapak memang kelihatan mulai
bercahaya
JUMENA
Tidak lama lagi saya akan sembuh sama sekali
WARYA
InsyaAllah pak, kami semua mendoakan supaya bapak lekas sembuh
JUMENA
Tidak mendoakan supaya saya lekas mati? Kalau saya sudah sembuh, lalu kenapa?
WARYA
Kawan-kawan semua sudah sepakat akan mulai kerja lagi
JUMENA
Kapan?
WARYA
Terserah bapak tentunya
JUMENA
Kalau begitu saya timbang-timbang dulu. (Diam) Jadi kalian sudah memilih?
WARYA
Sudah, pak. kami memilih yang kedua
JUMENA
O, gaji yang diturunkan kemudian diperincikan dengan tambahan tunjangan social
dan lain-lain?
WARYA
Sependengaraan saya begitu pak. Nanti Emod sendiri dan kawan-kawan lain akan
langsung menyampaikan keputusan itu kepada bapak.
JUMENA
Kalian memang betul-betul kambing. di beri gaji cukup besar, kalian tidak mampu
mengendalikan diri. Buta administrasi alias tolol! Tapi yang paling tragis, kalian tidak
tahu lapar karena selalu lapar
JUMENA
apa yang bagaimana?
WARYA
Kapan kawan-kawan boleh mulai kerja lagi? Kapan pabrik akan buka?
JUMENA
Kau bilang nanti Emod dan kawan-kawan akan langsung ngomong sendiri dengan
saya?
WARYA (Tersenyum)
Tapi saya kira boleh saja saya tahu sebelumnya
JUMENA
Terlambat
WARYA
Maksud juragan?
JUMENA
Kalau seminggu yang lalu kau kemari, dan menyampaikan keinginan kawan-
kawanmu itu, barangkali saya akan senang sekali. sekarang rasanya tidak begitu.
Sekarang saya berada dalam pikiran bahwa keputusan apapun sama dan sia-sia untuk
saya.
JUMENA
Saya sendiri belum tahu, nanti saya pikirkan. Akan saya timbang apakah ada gunanya
saya membantu kalian. yang pasti untuk saya semuanya sama saja. tak ada gunanya.
Tinggal satu soal: Saya berpihak pada kalian atau kepada diri sendiri?
WARYA (Ragu-ragu)
Saya juga belum, eh, maksud saya, apa, eh maksud saya, apa belum ada sesuatu. eh
belum ada sesuatu yang bapak perlukan yang saya bisa kerjakan?
JUMENA
Belum, Cuma satu yang saya inginkan dan perlukan: beridam diri atau berbaring-
baring setengah tidur. Tidur. tidur.
WARYA
Saya permisi, pak….
8
SETELAH MENDNEGAR PERTENGAKARAN MULUT ANTARA
PEREMPUAN TUA DENGAN SESEORANG LALU MUNCUL LELAKI
KURUSKUSAM GONDRONG DALAM KEADAAN GERAM DIIKUTI
PEREMPUAN TUA YANG MASIH TERUS MENCOBA MENGUSIRNYA
LELAKI
Siapa kau?
JUMENA
Siapa kau? Saya tembak kau. Saya tembak kau
LELAKI
Siapa kau? Saya tembak kau. Saya tembak kau. A, rupanya kau
JUMENA
Nyai!
P. TUA (Ketakutan)
Iya, gan
JUMENA
Kenapa nyai biarkan lelaki ini masuk?
LELAKI
Saya yang memaksa masuk setelah saya sembur dia. Heh, Nyai, sebaiknya nyai
masuk ke dalam. Ayo, masuk!
JUMENA
Nyai!
JUMENA
Nyai!
Siapa dia?
LELAKI
Kuslan nama saya. Pelukis, Nyai!
P. TUA
Saya masuk atau keluar?
LELAKI
Nyai, saya minta dengan hormat tapi sanagt, suruh Euis segera keluar
JUMENA TERNGANGA
P. TUA
Sudah nyai bilang Euis tak ada di sini, den
LELAKI
Jangan bohong! Saya yakin Euis lari kesini. Katanya ia mau kembali kesini
P. TUA
Betul, den. Euis tak ada di sini
JUMENA
Diam, nyai! Kau sebenarnya mau apa masuk ke rumah orang dengan cara seperti
garong?
LELAKI
Saya mencari Euis!
JUMENA
LELAKI
Bekas istri Anda
JUMENA
Buat apa?
LELAKI
Ini urusan kami berdua
JUMENA
Anda ini sebenarnya siapa?
LELAKI
Saya Kuslan. Pelukis! Calon suami bekas istri Anda!
JUMENA
Kalau benar begitu, apa perlunya saudara kemari?
LELAKI
Euis minggat sejak kemarin . dan saya yakin Euis lari kesini
JUMENA
Kenapa saudara yakin betul Euis lari kesini
LELAKI
Saya tahu betul Euis sangat mencintai Anda
JUMENA
Euis tidak ada di sini. Tidak ada lagi
LELAKI
Saya tidak percaya
JUMENA
Periksalah sendiri
(Setelah mengawasi dan memeriksa dengan seksama, lalu lelaki kurus itu masuk ke
dalam)
Nyai!
(Sambil menghapus air matanya perempuan tua muncul. Jumena tidak segera bisa
berkata karena sekteika emosinya meluap hampir menyumbat napasnya)
Lekas katakan!
P. TUA
Maafkan, gan. Maafkan. Lelaki itu tetangga nyai, tetangga Euis
P. TUA
Orang-orang menganggap pelukis itu sinting. Orang tuanya dulu kaya, tapi belakang
ini kelihatannya agak menderita. Seluruh harta orang tuanya habis untuk membiayai
pelukis itu. Dia memang buah hati orang tuanya. Begitu saying sampai orang tuanya
selalu percaya pada kebohongan-kebohongannya. Misalnyam bahwa lukisan-
lukisannya sudah terkenal di Bandung, Jakarta dan luar negeri. Padahal semua orang
tahu, semua itu bohong dan hanya impiannya saja
JUMENA
Teruskan
JUMENA
Lalu kenapa dia tiba-tiba kemari?
P. TUA
Nyai tidak tahu
LELAKI
Bodoh! (Sambil menangis) Saya yakin Euis di sini!
JUMENA
Kau boleh yakin, tapi tetap dia tidak di sini
LELAKI
Ada! Semuanya sudah beres, undangan sudah beres, Euis sendiri bilang akan
mendampingi saya melukis setiap malam. Dia juga mengatakan anak saya akan lahir
kira-kira tiga bulan lagi
Dia juga bodoh, padahal dia sendiri tahu kau sama sekali tidak mencintainya dan dia
tahu juga saya sangat mencintainya
JUMENA
Boleh saya Tanya?
LELAKI
Dia kejam
JUMENA
Kau, eh anda bilang tentang anak, tadi?
LELAKI
Anak itu anak saya!
Ketika itu dia seperti pengantin dan saya sangat bahagia sekali. Malam itu malam
pengantin yang paling indah. Seperti dalam film-film kartun. Paginya dengan
kesetanan saya menyelesaikan lukisan besar yang saya beri judul “Kereta Api Dalam
Kabut”
JUMENA
Kenapa tidak kau cari di rumah orang tuanya!?
LELAKI
Dia justru minggar dari rumah orang tuanya
(Jumena kembali ternganga lagi dan selanjutnya tertunduk seolah lehernya tertekuk.
Dia tidak menyadari ketika lelaki kurus itu mendekati dan mengamatinya. Sementara
sayup kedengaran suara Kamil membacakan kuliahnya tentang teori Darwin , dan
pemburu kemudian seperti berbaris menuju suatu upacara duka)
(Jumena semakin redup sementara cahaya kuat dari jendela menyorot tajam tepat di
mana Jumena duduk)
Kata orang saya bahagia, tapi saya tidak tahu. Saya kira tidak seorang pun yang tahu
persis bahwa dirinya bahagia. Dan saya kira juga mereka umumnya tidak mau tahu.
Tapi, saya ingin tahu. Ini celakanya!
9
SETELAH MULAI LELAH BENAR JUMENA BERHENTI MENULIS. DAN
KETIKA MUNCUL LEWAT EUIS, JUKI, SABARUDDIN SEGERA JUMENA
MENULIS LAGI DAN SETERUSNYA. LEWAT JUGA EMOD, WARYA DAN
BEBERAPA ORANG LAIN. KETIKA MARKABA DAN LODOD SEDANG
LEWAT.
JUMENA
Siapa mereka?
PEMBURU
Jangan hiraukan. Lebih baik kau istirahat banyak-banyak. Tinggal satu hal yang dapat
kau nikmati. Tidur. Itu pun kalau bisa
JUMENA
Nyai!
10
MUNCUL PEREMPUAN TUA GIRANG SEKALI
P. TUA
Agan, nyai ada pikiran baik. Bagaimana kalau agan nyai anggap saja sebagai anak
nyai supaya agan bisa tenang
JUMENA
Jangan. Uang saya banyak. Lebih baik segera nyai bawa ke sini satu botol minyak
tanah
P. TUA
JUMENA
Belum jadi ibu saya, kamu sudah banyak Tanya. Bawa saja kesini. Satu kaleng kalau
bisa
11
JUMENA MENGITARI RUANGAN SEPERTI SEEKOR HARIMAU YANG
LAPAR DALAM KERANGKENG
JUMENA
Tuhan, mudah-mudahan kau semakin puas dengan ciptaanMu yang satu ini
P. TUA
Anakku….
(Sekuat tenaga perempuan tua mencoba menghalangi tetapi badan jumena lebih kuat
sehingga ia malah terjatuh di lantai. segera jumena menyalakan korek api dan mulai
membakar kertas-kertas di lantai)
Kebakaran! Kebakaran!
JUMENA
Ini yang mereka kehendaki!
LAYAR
EUIS
Apa pesan pak Dokter?
P. TUA
Bapak Dokter tidak bilang apa-apa. Setelah memberikan suntikan semalam, beliau
hanya pesan agar segala kemauan bapak dituruti saja. Segala makanan apa saja boleh,
kata beliau (Diam) Lebih baik ibu segera masuk ke dalam
EUIS
Saya takut mengganggu ketenangannya
P. TUA
Jangan pikirkan apa-apa. Tidak ada gunanya. Juga jangan bicarakan apa-apa. Yang
paling baik pada saat seperti ini Ibu ke kamar dan menemui beliau, biar beliau
senang. Mudah-mudahan dengan begitu beliau akan cepat sembuh. Dengan sedikit
lebih tabah lagi, insyaAllah semuanya akan beres, dan rumah ini akan lebih bercahaya
dari hari-hari sebelumnya; dengan seorang dua orang anak berkejaran diantara kursi-
kursi makan
JUMENA
Siapa yang mau percaya bahwa si edan Kamil yang membakar pabrik tenun saya?
Coba saja, buat apa dia? Atau memang semua orang sedang merebut menguasai dan
merusak harta saya? (Menggeram) Boleh saja kalau bisa
(Lewat Marjuki)
Boleh
JUMENA
Siapa mereka? (Memukul-mukul kepalanya sendiri)
PEMBURU
Jangan hiraukan. Tidak banyak lagi kesemapatanmu
JUMENA
Saya akan lawan mereka.
PEMBURU
Itu lebih baik barangkali
JUMENA
Saya harus menang
PEMBURU
Kau pasti menang
SABARUDDIN
InsyaAllah pak Jumena lekas sembuh. Beliau sanagt kuat dan tabah (Pada
Perempuan Tua) Dimasak seperti jamu pahit godokan
PAK HAJI
Pak Warya sebaiknya tidur dulu
WARYA
Biar saya tidur di sini saja (Berbaring di lantai)
PAK HAJI
Jangan terlalu kecil hati, Euis. InsyaAllah semuanya akan berlalu dengan selamat
EUIS
Terima kasih pak haji
PAK HAJI
Tawakal
JUMENA
Hh….hh…..hh…..Bangsat….Bangsat….hh….
Hh….Bangsat. hh….
PAK HAJI
Allah….Allah….Muhammadurrasulullah…Allah….Allah….
MARKABA
Siapa perempuan itu?
JUKI
Istrinya
MARKABA
Eerste klas. Jitu, yahud!, Betul tidak Lodod?
JUMENA
Bangsat! bangsat!
JUKI
Markaba, setelah semuanya selesai, saya kira kau tidak lupa perjanjian kita
MARKABA
Lodod!
LODOD
Dibagi tiga sama rata, satu sen tidak berbeda
JUKI
MARKABA
Betul-betul kamu banci. Tidak pernah cair pengecutmu. Tapi untung kau punya pipa
sehebat itu. Iblispun lari melihat pipamu, apalagi perempuan( Tersenyum) Seperti
pertanyaan anak kecil saja. lebih baik kamu jawab pertanyaan saya! Sedang apa orang
itu?
JUKI
Tidur, kata istrinya
MARKABA (Menerawang)
Dan dia akan tidur terus
JUMENA
Coba saja kalau bisa. Sudah tahu saya cara untuk mengalahkan mereka
MARKABA
Lodod!
JUMENA
Bunuh saya, bangsat! Bunuh saya! Kalau bisa! (Tertawa)
(Keduanya Tertawa)
SABARUDDIN
Allah….Allah….
JUKI
Mar, kapan mau mulai?
MARKABA
Kau gugup sekali seperti perawan (Pada Lodod) Heh, bagaimana perasaanmu?
LODOD
Angin….(Tertawa) Haaa…
MARKABA
LODOD
Perempuan dan makan (Tertawa)
MARKABA
Dia lupa, kita tidak bisa enak main perempuan dalam keadaan lapar. (Pada Lodod)
Dod, itu harus dibalik. Makan dulu baru perempuan. Betul tidak?
MARKABA
Lalu apa tujuan hidup kita, kata dukun kita?
LODOD
Angin (Tertawa)
MARKABA
Artinya?
LODOD (Tertawa)
Angin sama dengan nol. Nol sama dengan kosong (Tertawa) Kosong sama dengan
makan dan perempuan (Tertawa)
MARKABA (Tertawa)
Nah, kau lihat, Juki. Lodod betul-betul manusia sejati. Dia betul-betul pahlawan
segala zaman
JUMENA TERTAWA
MARKABA
Dod, lihatlah Marjuki. Dia sedang mencuci bajunya dengan keringatnya sendiri. Ayo,
sekarang kita tidur. Juki biar berjaga di sini (Pada Juki) Waalupun kamu seorang
pengecut saya berani bertaruh kamu bisa bersiul. Nah, bersiulah kalau ada apa-apa.
(Pada Lodod) Lodod!
EUIS
….Allah….Allah…. Akang kita akan punya anak….
PAK HAJI
Euis, relakan suamimu, relakan. Biar lapang dadanya, biar akangmu tidak terlalu
lama menderita (Menahan tangis dan setengah berteriak) Jangan ada yang syirik!
relakan! Biarkan! Biarkan dia kembali ke asalnya! Allah, jangan ada yang syirik!
(Kembali menuntun) Allah…Jum….Jum….
SABARUDDIN
Allah….Allah….(KEpada Orang-orang) Kaum wanita sebaiknya keluar saja. Beliau
kepanasan. Ganti handuknya. mana kain yang kering? ….Allah….Allah….
JUMENA
Bangsat!
PAK HAJI
Jum, sadar, Jum. Sebut nama Allah….Allah….Jum….Allah….
10
JUKI
Bagaimana?
MARKABA
Bagaimana, Lodod?
LODOD (Tolol)
Bagaimana?
MARKABA (Tertawa)
Semuanya seperti angina laut yang menyegarkan
LODOD
JUKI
Bagaimana, Mar?
MARKABA (Tertawa)
Juki, Juki. Rupanya kau telah menghidangkan mayat untuk saya
JUKI
Maksudmu?
JUMENA (Tertawa)
Tertipu mereka. Saya kelabui mereka
MARKABA
Ketika saya masuk, orang itu sudah tergantung diudara dengan seutas tali di lehernya
LODOD
Berkibar-kibar seperti bendera
JUKI
Mar, kau tidak bergurau?
MARKABA
Kau timbanglah sendiri. Kira-kira betul tidak yang saya katakan (Tertawa) Dan
agaknya sebelum orang itu mengibarkan badannya yang malang supaya bergoyang-
goyang ditiup angina, ia telah menulis surat wasiat yang berbunyi
JUMENA
“Semua harta kekayaan diwariskan kepada dua orang yang tak dikenal yang bernama
Markaba dan Lodod”
JUKI
Mar, Kau jangan berkata begitu. Kau mulai tidak jujur
MARKABA
Kau pengecut banci yang lekas marah. Tapi sekali lagi saya bilang, untung kamu
punya pipa, jadi seram kelihatannya. Saya berani bertaruh ayahmu dulu seorang lelaki
lemah yang sering dipukuli istrinya. Dengarkan baik-baik, toh kamu belum membaca
surat wasiat itu. Selanjutnya dalam akte itu dicantumkan juga :”Berhubung Juki
punya pipa, Maka patut dikasihani oleh Markaba dan Lodod, dengan bagian sepertiga
dari jumlah seluruhnya” (Pada Lodod) Lodod!
LODOD
“Wassalam: Orang yang malang
MARKABA
JUMENA
Demi Tuhan, tidak! Ini hanya pikiran saya! (Menangis) Anakku, di mana kau?
JUKI
Kau betul-betul lihai, Mar. Semua orang nanti akan mengira dia mati bunuh diri,
bukan?
MARKABA (Membentak)
Memang dia bunuh dir! Lodod!
LODOD TERTAWA
MARKABA
Angin adalah sesuatu yang terbaik di dunia. Sekarang orang itu telah menjadi angin
LODOD
Angin, dingin. Dingin, bereselimut. Selimut. Tidur (Tertawa)
MARKABA
Kamu jangan ketawa dulu seperti Bandar Kim Ok yang lehernya berlipat itu. Kamu
toh belum mendengar syarat yang akan saya ajukan. Inilah syarat itu. Sebelum saya
dan Lodod keluar dari sini. Saya perlu sedikit hiburan. Mana perempuan tadi? Dia
hartanya juga, kan?
MARKABA
Lodod
MARKABA
Apa kamu tidak kenal saya?
JUKI
Tapi tentu kau bisa mengerti perasaan saya, Mar
MARKABA
Lodod
MARKABA
LODOD
Kelas satu! (Mengacungkan kedua ibu jarinya)
MARKABA
Bagaimana? Apa kamu mau berurusan sedikit dengan Lodod? Saya berani bertaruh
kamu tidak ingin menggantung diri, bukan?
JUMENA (Tertawa)
Tidak satupun yang bisa mengalahkan saya, tidak satu pun!
JUKI
Bukan itu maksud saya, Mar. (Diam) Baiklah, Mar. kau boleh mengambil dia
MARKABA
Saay tidak akan mengambil dia. Saya hanya butuh malam ini
JUKI
Tapi kalau bisa, Mar
JUKI
Sebentar, Mar
JUMENA (Tertawa)
Saya harus berhibur sedikit…. Lalu bagaimana?
11
JUKI
Tidak usah banyak turut campur, manis. Turut saja apa kata saya. Akan lancer
semuanya
EUIS
Kamu kira saya tuli? Anak kecil?
JUKI
Kau belum paham, manis. Percayalah. Semuanya akan beres persis seperti rencana
kita
JUMENA (Tertawa)
Tidak segampang yang mereka sangka!
EUIS
JUKI (Segera)
Euis!
EUIS
Tidak! akan saya buka semuanya. Akan saya katakan bahwa kau licik. Keberanianmu
Cuma di mulut. Saya tidak peduli pada apa yang akan terjadi pada diri saya. Daripada
saya kawin dengan kamu, lebih baik saya tenggelam dalam sumur. Dan lebih baik
lagi kalau saya ikut kawan-kawanmu yang betul-betul jantan. Tapi sebelum itu, saya
akan bongkar semua rancanganmu yang busuk itu supaya kamu rasakan sendiri hasil
tipuanmu
JUKI
Euis, kau jangan ambil resiko yang bukan-bukan
EUIS
Tidak. Lebih baik saya katakan semuanya kepada kawan-kawanmu
JUKI
Euis!
MARKABA
Juki! (Matanya merah. Lantas pada Euis) Apa yang mau kau katakan? Apa
rancangannya?
MARKABA
Katakan semuanya. Rancangan apa yang telah disusunnya?
JUKI
Euis (Merasa pisau itu telah menempel di pipinya)
EUIS
Tapi sebelum saya bilang. Berjanjilah kalian mau membawa saya kemana kalian pergi
MARKABA
Gampang itu. Lekas katakan semua seterang-terangnya (Kepada Lodod) Lodod!
MARKABA
JUKI
Bohong! Bohong! (Pada MArkaba) Mar, apa kau percaya? Percaya kepada mulutnya,
kau….
MARKABA
Tidak. Tapi saya lebih tidak percaya kepadamu. kau licik, itu sudah jelas dalam cara
kau berjudi. Juki, lihat mata saya. Sering kamu melihat saya marah, tapi lihatlah.
belum pernah saya marah sedemikian hebatnya. Selama hidup bertualang belum
pernah saya dikhianati kawan sendiri sedemikian rendahnya. Jangan pula kau mengira
saya takut mati.
Saya tidak pernah takut sama siapapun. Kalaupun polisi akan membelah dada saya
menajdi dua puluh kerat, saya juga tidak akan takut. Mati bagi saya tidak berarti apa-
apa. Tidak ada Tuhan!
JUMENA
Tidak ada surga
MARKABA
Tidak ada neraka
JUMENA
Tidak ada malaikat
MARKABA
Tak ada apa-apa di sini dan di mana saja
JUMENA
Nonsens!
MARKABA
kau pengecut! tak usah kau pungkiri. Dan kau memang kerbau berpipa! Saya ingin
menampar mulutmu yang berewok itu. Sedemikian marah saya dan sedemikian
terkejut saya karena tidak sedikit pun saya mengira ini semua bisa terjadi, padahal
saya percaya kepadamu!
JUKI
Tapi semua itu dusta, Mar
MARKABA
Kamu tidak punya apa-apa lagi untuk membela dirimu, Juki
JUKI
Terserah. terserah kalau kamu bisa terpengaruh oleh mulut perempuan itu, tapi tentu
kamu bisa memaafkan saya, Mar, Ambilah ahrta itu semua, tapi maafkanlah saya.
Mar, kau lupa saya sahabatmu. Mar?
MARKABA
JUKI
Mar, maafkan saya! (Lari, pergi)
MARKABA
Lodod! (Mengejar bersama Lodod)
12
JUMENA
Kalau alam bisa memperlakukan saya seperti itu, saya kira alam juga bisa
memperlakukan orang-orang itu seperti yang saya bayangkan. Jadi begini setelah
menyembelih Marjuki, kedua orang asing itu pasti kemudian mati diracun oleh
perempuan tukang sihir itu. Sedangkan Euis akan mati karena gila. Euis kejatuhan
buah kelapa.
Nah, akhirnya amanlah hidup dan harta saya. Aman sudah. Sekarang, pintu-pintu dan
jendela supaya kembali dibuka seperti bisaanya. Tapi sekalipun demikian, ada satu
yang tidak akan pernah selesai: kita tidak akan pernah sampai, tidak saya, tidak juga
kau. Ayo, buka semua!
P. TUA
Ya, gan
JUMENA
Dan saya akan kawin lagi! Saya akan mulai hidup lagi dengan sikap pura-pura seperti
setiap orang, karena agaknya, hidup hanya bisa diatasi dengan cara kucing-kucingan
seperti itu, sambil kita rangkai kembang-kembang kematian dan kelahiran, dalam
perasaan harap-harap cemas
13
JUMENA
Apa?
JUMENA
Gila! Saya sendiri tidak tahu (Senyum pahit) Apa boleh buat
PEMBURU
Tidak perlu tahu, seperti halnya tentang hidup
JUMENA
Tapi saya selalu ingin tahu
PEMBURU
Hampir semua orang juga ingin tahu, tapi umumnya orang lebih hemat dalam segala
hal dan lebih sibuk menyiapkan segala sesuatunya untuk menuju surga. Kau telah
memakan buah khuldi, sementara orang umumnya lebih suka menelan air liurnya,
lantaran mereka tak mau kehilangan surganya
JUMENA
Kau ini sebenarnya siapa?
PEMBURU
Yang kau cari. Yang kau rindui. Ayahmu alias Tanya
JUMENA
Bajingan!
PEMBURU
Mulutmu kotor seperti otakmu
JUMENA TERSENYUM
JUMENA
Kalau begitu, betul saya sudah mati?
PEMBURU
Begitu kata orang
JUMENA
Lalu bagaimana? apakah ini berarti saya ahrus mulai lagi?
PEMBURU
Tidak, anakku. Lebih baik kau lanjutkan. ikutilah saya
JUMENA
PEMBURU
Ya
SELESAI