Anda di halaman 1dari 4

Ada sebuah cerita dari rakyat Bali, I Cupak dan I Grantang.

Mereka dua bersaudara. I Cupak adalah sang kakak, I Grantang


adalah sang adik. Wajah dan perilaku kakak beradik ini sangat
berbeda. I Cupak wajahnya jelek, kumisnya lebat, brewokan, dekil
dan rambutnya merah kaku seperti sapu ijuk, perutnya besar dan
gemar sekali makan. tapi beda dengan adiknya I Grantang. I
Grantang perilakunya halus, wajahnya ganteng, kalem, banyak
yang suka dan ingin memiliki I Grantang sebagai kekasih. Tutur
katanya manis dan rajin bekerja.

Diceritakan suatu hari, i Cupak dan I Grantang bekerja di


sawah, tapi i Cupak kerjanya hanya bermain. I Cupak
cuek dengan adiknya yang sedang bekerja. saat I Grantang
sudah menyelesaikan pekerjaannya barulah I Cupak datang dari
bermain. meskipun perlakuan kakaknya begitu masih baik
tanggapan I Grantang. I Grantang berbicara halus dan bahasanya
manis terhadap kakaknya.

SCENE 1

Grantang : “Bli bli cupak mriki sep dumun bli”

Cupak : “engken granting?!” (dengan nada keras)

Grantang : “meriki sep dumun bli, nulungin tiang numbeg bli”

Cupak : “auk, kola sing nyak! Kola dot meplalian dogen”

Tiba-tiba cupak berkata

Cupak : “aduh basang kola seduk sajan puk, beliang sep nasi adi”

*dagang nasi masuk*

Dagang nasi : “nasi…….nasiiiiiii…….”

Grantang : “pakkk mriki pakkkk, wenten nasi napi gen nikii pakkk?”

Dagang nasi : “ada nasi campur nasi kucing, nasi be guling dan masih
banyak lagi, gus kel meli nasi ape ne?”

Grantang : “ titiang numbas nasi be guling kalih nggih pak”

Cupak pun makan dengan lahapnya dan tidak memperhatikan


saudaranya sendiri

Cupak : “yeh yeh, kola bedak ne, ije yeh”

Dagang nasi : “niki niki gus”

Karena sudah merasa kenyang, cupak ijin untuk pulang kepada


grantang, grantang tetap melanjutkan pekerjaannya. Ternyata
sebenarnya cupak tidak pulang, melainkan bermain di tepi sungai.
Setelah puas bermain ia pun bergegas pulang.
SCENE 2 (rumah cupak dan granting)

(ibu sedanng menyapu di halaman dan ayah sedang memotong rumput,


cupak datang)

ibu : “mimih ratu betara kala, adi sing mejeneng kene panak tiange
ane paling bagus, adi daki kene, ije adin caine?”

Cupak : “kene me, tuni tiang megae pedidian numbeg, jek I grantang
meplalianan dogen, kanti jani konden mulih iye, kenyel ajan tiang ne me”

Bapak : “ade ape ne? ada ape?! Adi uyut gati?”

Ibu : “to i grantang jek meplalianan dogen gaene, pedalem panak


tiang bagus jek megae pedidian numbeg kanti dekil kene”

Cupak : “ajan, kola pedidian megae kanti daki kene”

Bapak : “ije I grantang jani? Men ye mulih cakcak nasne”

(bapak ibu masuk ke dalam rumah)

Cupak : “HAHAHAHAHA madak cai grantang! Jani kola kel metajen malu,
kola sing nyak ngenemin jleme keto HAHAHA”

(main tajen)

Grantang dengan muka lesu kembali ke ruamh, namun tiba-tiba….

Bapak : “We Grantang uling ije cai, kali jani mare mulih, ije gen san?”

Grantang : “titiang mare teke uling carik pak, mare suud numbeg”

Ibu : “numbeg apa meplalian to?”

Bapak : “Alah alas an gen cai, muh megedi iban cai uling dini, sing dadi
anggo gene cai”

SCENE 3

Dengan sedih, grantang pun pergi dari rumah dan berjalan pergi ke
hutan.

(scene putri raja dan teman-temannya bermain di hutan lalu diculik oleh
banaru)

Putri diculik dan teman-temannya segera melapor ke baginda raja.

Teman-teman : “baginda rajaaa, putri telah diculik”

Baginda raja : “bagaimana ini bisa terjadi?!!!!! PENGAWAL! Sebarkan


kepada seluruh negeri barang siapa yang bisa menemukan putriku akan
ku nikahkan dengan putriku!”
Pengawal mengumumkan sayembara

Pengawal : “wahai rakyat desa, barang siapa yang menemukan putri raja
akan di nikahkan dengan putri raja”

Lalu cupak pun mendengar pengumuman tersebut ia pun langsung ke


hutan untuk mencari sang putri.

SCENE 4 (HUTAN)

Pada saat granting di hutan, grantang pun mendengar (tolong! Tolong!


Dari putri raja) grantang pun mencari sumber suara tersebut.

Putri raja : “tolong tolongggg!!!”

Grantang : “we we we nak engken engken ne”

Banaru : “menurut LOH?”

Grantang : “hmmm ngapain ya?”

Banaru : “ayo ngapain ya ayo , ayo tebak ayo tebak”

Putri raja : “we bro aku jadi diculik gak ni?”

Banaru : “oh iya”

Grantang : “hei lepaskan dia!”

Grantang dan banaru pun bertarung. Saat mereka bertarung cupak


datang dan memnbawa putri pergi ke istana.

SCENE 5 (ISTANA)

Cupak pun tiba di istana bersama putri

Cupak : “ baginda raja, saya berhasil menyelamatkan putri”

Putri raja : “tetapi ayah, sebenarnya….”

Baginda raja : “sstttt….baiklah kamu berhak untuk menikahi putri ku”

Cupak pun pergi dengan hati gembira dari istana

(bapak nya mau pergi)

Putri raja : “ayah tunggu sebentar, sebenarnya yang menyelamatkan aku


bukan cupak tetapi grantang ayah”

Baginda raja : “kenapa kamu baru bilang?”


Putri raja : “ishhhh ayah ini, tadi kan aku udah mau bilang tapi ayah
potong”

Baginda raja : “aduh bagaimana ini?! Pengawal! Bawa cupak dan


grantang ke istana!”

Pengawal : “baik baginda”

Lalu datanglah cupak dan grantang ke istana

Cupak : (dalam hati) “yess jani cang kel nganten jak putri raja, madak ci
grantang”

Baginda raja : “jadi sekarang saya akan mengumumkan yang menikah


dengan putri adalah………………….GRANTANG, dan cupak, kamu
diasingkan ke hutan karena kamu sudah berbohong kepada saya! “

PESAN MORAL

Pesan yang dapat dipetik dari cerita ini adalah bahwa sebagai manusia
tidak mementingkan diri sendiri, serta janganlah suka berbohong dan
memfitnah, karena akan berdampak buruk bagi diri kita sendiri.

Anda mungkin juga menyukai