Kimia Farmasi
Oleh :
Kelompok 7
Dosen Pengajar:
Linda Hevira,M.Si.
Bukittinggi
2019
Potensi Pemanfaatan Ekstrak Kubis Ungu (Brassica oleracea L.)
sebagai Indikator Asam Basa Alami
Kelompok 7
Hanifah puspita hadi, Fadhila Dwi Utari, Yenni Eranisa, Furqoni Abdina
PENDAHULUAN
Hanifah Puspita Hadi, Fadhila Dwi Utari, Yenni Eranisa, Furqoni Abdina
Pendahuluan
Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah
warna dengan berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan
bersifat asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda
pada larutan asam dan basa. Indikator asam basa yang sering digunakan di
Laboratorium kimia saat ini adalah indikator sintesis. Setiap indikator sintesis
memiliki karakteristik berupa trayek pH yang ditunjukkan oleh perubahan warna
pada kondisi asam dan basa serta harga tetapan indikator. Keberadaan indikator
sintesis yang terbatas menyebabkan pemakaiannya dibatasi. Selain itu, indikator
sintesis harganya cukup mahal, serta dapat menyebabkan polusi lingkungan .
Karena hal tersebut, maka perlu dicari indikator alternatif (indikator alami) yang
mudah diperoleh serta ramah lingkungan.
Indikator alami dapat dibuat dari berbagai tumbuhan berwarna yang ada
di sekitar kita. Akan tetapi, tidak semua tumbuhan berwarna dapat memberikan
perubahan warna yang jelas pada kondisi asam maupun basa, oleh karena itu
hanya beberapa saja yang dapat dipakai, misalnya; bunga sepatu yang
memberikan perubahan warna merah pada suasana asam dan hijau pada suasana
basa, bunga mawar yang memberikan perubahan warna merah dan kuning , bunga
waru yang memberikan perubahan warna merah dan hijau dan bunga johar yang
memberikan perubahan warna kuning dan orange . Seperti halnya bunga berwarna
tersebut, dadap merah juga merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi
untuk dijadikan indikator alami. Hal ini dikarenakan, antara bunga dari tanaman
dadap merah maupun bunga-bunga tersebut di atas sama-sama mengandung
senyawa pemberi warna pada tumbuhan, yakni antosianin
Antosianin adalah pembentuk dasar pigmen warna merah, ungu dan biru
pada tanaman . Berdasarkan penelitian tentang indikator asam basa yang telah
dilakukan oleh beberapa peneliti, dapat disimpulkan bahwa tanaman yang
mengandung antosianin dapat dijadikan sebagai indikator asam-basa alami yang
dapat sebagai alternatif menggantikan indikator sintesis seperti metil orange (mo),
fenolftalein(pp) dan metil merah.
Mengingat bahwa tanaman dadap merah dapat ditemukan di kota Palu,
umumnya hanya digunakan sebagai tanaman hias dan tanaman peneduh serta
belum termanfaatkan secara maksimal, maka penelitian ini bertujuan untuk
membuat indikator asam basa dari bunga tanaman dadap merah dan menguji
ekstrak tersebut dalam larutan asam-basa. Selain itu bertujuan untuk mengetahui
apakah indikator dari ekstrak bunga dadap merah dapat digunakan sebagai
indikator alternatif pengganti indikator sintesis metil orange dan fenolftalein
untuk titrasi asam kuat dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah serta asam
lemah dengan basa kuat. Keberhasilan dalam penelitian ini yaitu dapat sebagai
media pembelajaran dalam bentuk animasi perubahan warna ekstrak bunga dadap
merah dalam larutan asam-basa dan diharapkan dapat meningkatkan nilai
ekonomis bunga dadap merah, serta dapat sebagai acuan untuk pembuatan
indikator dari bahan alam bagi guru kimia di perkotaan maupun pedesaan.
Prosedur Penelitian Ekstraksi bunga dadap merah
10 gram bunga dadap merah ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer lalu ditambahkan pelarut metanol sebanyak 100 mL. Selanjutnya,
campuran tersebut dishaker dan dimaserasi selama 2 jam (Siregar, 2009).Ekstrak
kemudian disaring dan hasil penyaringan siap digunakan sebagai indikator asam-
basa.
Pengujian warna pada larutan asam dan basa Ekstrak bunga dadap
merah yang diperoleh kemudian diuji dengan cara diteteskan sebanyak 3 tetes ke
dalam larutan HCl 0,1 M, NaOH 0,1 M,NH4OH M, 0,1 CH3COOH 0.1 M.
Selanjutnya dilakukan pengamatan dan pencatatan perubahan yang terjadi.
Pengujian warna pada larutan bufferSebanyak 5 tetes larutan buffer
dimasuk ke dalam plat dengan pH yang berbeda- beda yaitu pH 1 sampai pH 12,
kemudian ditambahkan ekstrak bunga dadap merah sebanyak 3 tetes ke dalam
larutan buffer tersebut. Selanjutnya dilakukan pengamatan dan pencatatan
perubahan warna yang terjadi.
Tahapan-tahapan prosedur untuk pengujian titrasi asam-basa dikutip dari
penelitian Nuryanti, dkk., (2010) dengan modifikasi sedemikian rupa Titrasi asam
kuat-basa kuat
Larutan HCl 0,1 M sebanyak 20 ML, diukur lalu dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 3 tetes ekstrak bunga dadap merah hingga
larutan berubah warna. Campuran tersebut dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M
hingga terjadi perubahan warna. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali. Dicatat volume
titer yang digunakan. Setiap 2 mL titer, campuran diukur nilai pH-nya hingga
terjadi perubahan warna. Selanjutnya titrasi ini diganti dengan mengganti ekstrak
bunga dadap merah sebagai indikator dengan fenolftalein untuk pembanding.
Titrasi asam lemah-basa kuat
Larutan CH3COOH 0,1 M sebanyak 20 ML, diukur lalu dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 3 tetes ekstrak bunga dadap merah
hingga larutan berubah warna. Campuran kemudian dititrasi dengan larutan
NaOH 0,1 M hingga terjadi perubahan warna. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali.
Dicatat volume titer yang digunakan. Setiap 2 mL titer, campuran diukur nilai pH-
nya hingga terjadi perubahan warna. Selanjutnya titrasi ini diganti dengan
mengganti ekstrak bunga dadap merah sebagai indikator dengan fenolftalein
untuk pembanding.
Titrasi basa lemah dan asam kuat
OH 0,1 Msebanyak 20 mL diukur lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
Kemudian ditambahkan 3 tetes ekstrak bunga dadap merah hingga larutan
berubah warna. Campuran yang dihasilkan dititrasi dengan larutan HCl 0,1 M
hingga terjadi perubahan warna. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali. Dicatat volume
titer yang digunakan. Setiap 2 mL titer, campuran diukur nilai pH-nya hingga
terjadi perubahan warna. Selanjutnya titrasi ini diganti dengan mengganti ekstrak
bunga dadap merah sebagai indikator dengan metil orange untuk pembanding.
Pengujian Warna pada Larutan Asam dan Basa
Hasil pengujian indikator ekstrak bunga dadap merah dalam larutan asam
dan basa memberikan perubahan warna, yakni dalam asam kuat berwarna merah,
dalam asam lemah berwarna merah muda, dalam basa kuat berwarna hijau tua dan
dalam basa lemah berwarna ungu. Kemampuan ekstrak bunga dadap merah
berubah warna pada kondisi asam dan basa disebabkan karena bunga dadap merah
mengandung senyawa antosianin , yang di dalam strukturnya mengandung kation
flavilium , yang dapat berubah bentuk strukturnya oleh pengaruh pH.
Antosianin dalam kondisi asam berwarna merah, apabila pH dinaikkan
(pH<4) akan terbentuk karbinolbase tidak berwarna dan selanjutnya terjadi
kesetimbangan toutomeri membentuk kalkon, sedangkan pada kondisi pH>6
mengalami perubahan bentuk strukturmenjadi anhidrobase, yang dapat terjadi
perluasan ikatan delokal, sehingga menyebabkan perubahan warna yang lebih
kuat intensitasnya dan menghasilkan warna biru.
Pengujian Warna dengan Larutan BufferBuffer
adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar
tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung. Pengujian warna
dilakukan dengan meneteskan akstrak bunga dadap merah ke dalam larutan buffer
phosfat.
Dengan rentang pH 1 sampai pH 12. Perubahan warna larutan . Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari larutan buffer dengan pH 1 sampai pH 12,
ekstrak bunga dadap merah memberikan 4 kelompok warna yaitu larutan buffer
dengan pH 1 sampai pH 6 berwarna merah, larutan buffer dengan pH 7 sampai pH
9 tidak berwarna, larutan buffer dengan pH 10 berwarna coklat dan lautan buffer
dengan pH 11 sampai pH 12 berwarna biru. Hasil yang diperoleh ini dapat
menjadi indikasi untuk mengetahui trayek pH dari ekstrak bunga dadap merah.
Oleh karena kemampuan mata untuk membedakan warna- warni sangat terbatas,
maka trayek pH suatu indikator dapat ditentukan menggunakan alat yang mampu
membedakan panjang gelombang pada warna-warni dari indikator .Maka ekstrak
bunga dadap merah dapat digunakan sebagai indikator alami didasarkan oleh
adanya perubahan warna pada setiap perubahan pH.
Pengujian pada Titrasi Asam–BasaTitrasi asam kuat dengan basa kuat asam kuat
dengan basa kuat
Hasil titrasi 20 mL larutan HCl ,NaOH 0,1 M menggunakan ekstrak bunga
dadap merah perubahan warna dari merah muda menjadi bening kebiruan, untuk
hasil titrasi dengan indikator fenolftalein sebagai pembanding, Kurva titrasi 20
mL larutan HCl 0,1 M dengan NaOH 0,1 M menggunakan indikator yang berbeda
yaitu ekstrak bunga dadap merah dan indikator fenolftalein menunjukkan
perbedaan nilai pH yang tidak jauh berbeda.
Sintesis turunan senyawa imina dari vanili sebagai
indikator titrasi asam basa
Kelompok 7
Hanifah Puspita Hadi, Fadhila Dwi Utari, Yenni Eranisa, Furqoni Abdina
Pendahuluan
Indikator fenolftalein dalam susana asam berada dalam struktur asli yang
tidak berwarna. Dalam suasana basa mengalami deprotonasi pada kedua gugus
OH membentuk anion nya.
Metode penelitian