1.
Vina Noviasanti Putri Wibowo, 2.Triastuti Rahayu
Jurusan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: vina.wibowo221195@gmail.com
Abstrak
Indikator asam basa adalah zat yang warnanya bergantung pada pH larutan sehingga menunjukkan sifat
asam, basa, dan netral. Pada materi klasifikasi zat, indikator ini sangat penting keberadaannya dalam
praktikum. Daun jati muda memiliki pigmen warna merah yang berasal dari antosianin sehingga
berpotensi sebagai indikator asam basa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut
terhadap perubahan warna kertas indikator asam-basa dari ekstrak daun jati muda. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan satu faktor
perlakuan yaitu jenis pelarut : Etanol 96% dan Etanol 96%+HCl 1%. Parameter dalam penelitian ini
adalah perubahan warna kertas indikator asam basa dari ekstrak daun jati muda setelah diuji pada larutan
asam basa kuat dan lemah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan warna yang dihasilkan pada
pelarut Etanol 96%+HCl 1% yaitu kertas berwarna merah pada asam kuat dan lemah, hijau tentara pada
basa kuat dan hijau lumut pada basa lemah dan lebih kontras dibandingkan dengan pelarut etanol 96%.
Ekstraksi dengan pelarut Etanol 96%+HCl 1% menghasilkan ekstrak terbaik dibandingkan pelarut
Etanol 96%.
1. PENDAHULUAN
Indikator asam basa adalah zat pada kenyataannya masih banyak
yang warnanya bergantung pada pH sekolahan yang belum mampu
larutan, atau zat yang dapat menyediakan indikator sintetis karena
menunjukkan sifat asam, basa, dan harganya yang semakin mahal.
netral (Salirawati, 2005). Oleh karena Dari permasalahan tersebut
itu, untuk mengenali sifat dari suatu diperlukan adanya alternatif
larutan dapat diketahui dengan pembuatan indikator asam basa dari
menggunakan indikator asam basa. bahan-bahan alami yang mudah
Pada pembelajaran IPA materi didapatkan sebagai pengganti indikator
klasifikasi zat di sekolah menengah, asam basa sintetis, sehingga proses
indikator asam basa ini sangat penting pembelajaran dan praktikum di
keberadaannya karena digunakan siswa laboratorium tetap berjalan lancar.
melakukan praktikum untuk menguji Mulyani (2017), menggunakan bunga
dan mengetahui hasil berupa derajat Malvaviscus penduliflorus sebagai
keasaman ataupun kebasaan suatu zat, indikator kertas asam basa dan
sehingga dapat diketahui bahwa zat hasilnya menunjukkan bahwa terjadi
tersebut masuk ke dalam sifat asam perubahan warna pink kekuningan
atau basa. (peach) jika dicelupkan pada larutan
Di dalam praktikum yang asam dan hijau pada larutan basa.
dilakukan di laboratorium biasanya Penelitian oleh Indira (2015), hasilnya
menggunakan indikator sintetis yaitu menunjukkan bahwa larutan indikator
kertas lakmus, metil merah dan brom dari buah karamunting memberikan
timol biru. Oleh karena itu, setiap warna merah pada suasana asam, akan
sekolah seharusnya dapat menyediakan menjadi semakin muda dan kuning
indikator sintetis tersebut. Akan tetapi, apabila keasamannya berkurang. Pada
suasana basa berwarna ungu dan pada basa warna orange tersebut
menjadi biru bila basanya semakin kemudian akan berubah menjadi hijau.
kuat. Pelarut yang bersifat polar mudah
Indikator alami dari beberapa melarutkan antosianin dengan baik
penelitian masih banyak dalam bentuk karena antosianin merupakan senyawa
larutan atau cair. Indikator cair ini polar (Saraswati dan Suci, 2008).
tidak tahan lama, mudah rusak, Siregar (2011), melakukan penelitian
menimbulkan bau yang tidak sedap mengenai variasi jenis pelarut dalam
dan tidak praktis karena harus dibuat mengekstraksi antosianin bunga
dahulu ketika akan digunakan. kembang sepatu (Hibiscus rosa-
Mengatasi hal di atas perlu adanya sinensis L) dan bunga rosela (Hibiscus
penelitian mengenai cara pembuatan sabdariffa L) dengan menggunakan
indikator dari bahan alami dalam pelarut etanol 96% yang menunjukkan
bentuk kertas, supaya dapat disimpan hasil lebih baik daripada etanol 75%.
dalam waktu lama dan dapat Kusumah (2016), membuat kertas
digunakan kapan saja. Potensi suatu indikator asam basa dari kelopak
tanaman dapat dijadikan indikator bunga rosela dengan menggunakan
asam basa karena kandungan jenis pelarut aquades, etanol 70% dan
antosianinnya yang berasal dari etanol 96%, tetapi ketiga jenis pelarut
pigmen warna merah-ungu. Antosianin tersebut tidak memberikan pengaruh
adalah pigmen larut dalam air yang terhadap perubahan warna kertas
secara alami dapat ditemukan pada indikator setelah pengujian
berbagai jenis tumbuhan (Suardi, menggunakan larutan asam basa kuat
2005). Berkaitan hal tersebut, daun jati dan lemah. Putri (2015), mengekstraksi
memiliki potensi sebagai bahan kulit buah naga super merah
pembuat indikator asam basa karena menggunakan pelarut etanol 96% dan
memiliki kandungan antosianin. penambahan HCl 1% menghasilkan
Menurut Ati (2006), bahwa pada daun ekstrak kental etanol yang berwarna
jati khususnya yang masih muda merah pekat.
mengandung pigmen pheophiptin, β- Jenis pelarut dalam ekstraksi akan
karoten, pelargonidin, klorofil dan dua mempengaruhi hasil ekstraksi yang
pigmen lain yang belum diidentifikasi maksimal untuk mendapatkan
serta beberapa turunan antosianin. kandungan antosianin dalam
Pratama (2013), melakukan penelitian pembuatan kertas indikator asam basa.
terhadap ekstrak daun jati sebagai Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
bahan indikator cair titrasi asam-basa. mengetahui pengaruh jenis pelarut
Warna yang dihasilkan ekstrak daun dalam ekstraksi daun jati muda
jati berwarna merah darah yang terhadap perubahan warna yang
diindikasi memiliki kandungan pigmen dihasilkan kertas indikator asam-basa
yang berasal dari jenis pelargonidin. untuk pembelajaran di laboratorium
Pelargonidin merupakan salah satu dari sekolah menengah.
kelompok antosianin. Pelargonidin
mempunyai daerah perubahan warna
dari orange ke hijau. Pada suasana
asam pelargonidin tersebut akan
berwarna orange pada larutannya, dan
kertas indikator asam basa dari warna kertas indikator asam basa
ekstrak daun jati muda ke dari ekstrak daun jati muda yang
dalam larutan tersebut sampai dicelupkan pada larutan asam
terjadi perubahan warna. basa kuat dan asam basa lemah.
2.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam penelitian ini meliputi 3.1 Hasil
kegiatan eksperimen dan Pengujian 48 kertas indikator
dokumentasi hasil observasi asam basa dari ekstrak daun jati
eksperimen. muda dan kertas lakmus
2.6 Analisis Data
menggunakan larutan asam kuat,
Analisis data yang digunakan
asam lemah, basa kuat dan basa
adalah analisis data deskriptif
kualitatif meliputi perubahan lemah hasilnya pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Rata-rata hasil uji kertas indikator asam basa dari ekstrak daun jati
muda dan kertas lakmus pada larutan asam kuat, asam lemah, basa
kuat dan basa lemah.
Kertas Perubahan Warna
Keterangan
perlakuan HCl CH3COOH NaOH NH4OH
A
(daun jati muda
Hijau Hijau
diekstrak Jingga Jingga
tentara lumut
dengan etanol Warna
96%) lebih tajam
B pada
(daun jati muda pelarut B
Hijau Hijau
diekstrak Merah Merah
tentara lumut
dengan etanol
96%+HCl 1%)
Lakmus merah Merah Merah Biru Biru
Laknus biru Merah Merah Biru Biru
Keterangan:
A : Pelarut Etanol 96%
B : Pelarut Etnaol 96%+HCl 1% (1:1)
Berdasarkan pada tabel 4.1 basa dari ekstrak daun jati muda
hasil pengujian kertas indikator dengan pelarut etanol 96% pada
asam basa dari ekstrak daun jati larutan asam kuat dan lemah
muda menunjukkan perubahan warnanya berubah menjadi jingga,
warna. Pada kondisi asam sedangkan pelarut etanol
berwarna jingga sampai merah 96%+HCl 1% pada larutan asam
dan pada kondisi basa berwarna kuat dan lemah warnanya berubah
hijau. Akan tetapi, terdapat menjadi merah. Kertas indikator
perbedaan perubahan warna dengan pelarut etanol 96%
antara asam dan basa kuat dengan maupun etanol 96%+HCl 1%
basa lemah. Kertas indikator asam warnanya sama yaitu pada larutan
basa kuat dan basa lemah berubah antara basa kuat dengan basa
warna dari hijau lumut sampai lemah yaitu hijau tentara pasa
hijau tentara. Digunakan kertas basa kuat, sedangkan pada basa
lakmus merah dan biru sebagai lemah memberi variasi warna
pembanding. Lakmus merah jika hijau yang lain yaitu hijau lumut.
dicelupkan pada larutan asam kuat Digunakan kertas lakmus merah
maupun lemah berwarna merah dan biru sebagai pembanding.
(tetap), sementara jika dicelupkan Lakmus merah jika dicelupkan
pada larutan basa kuat maupun pada larutan asam kuat maupun
lemah berubah menjadi biru. lemah berwarna merah (tetap),
Sebaliknya, lakmus biru jika sementara jika dicelupkan pada
dicelupkan pada larutan asam kuat larutan basa kuat maupun lemah
maupun lemah berubah menjadi berubah menjadi biru. Sebaliknya,
merah, sementara jika dicelupkan lakmus biru jika dicelupkan pada
pada larutan basa kuat maupun larutan asam kuat maupun lemah
lemah berwarna biru (tetap). berubah menjadi merah,
sementara jika dicelupkan pada
3.2 Pembahasan larutan basa kuat maupun lemah
Berdasarkan hasil yang berwarna biru (tetap).
diperoleh bahwa kertas indikator Jenis pelarut yang digunakan
asam basa dari ektrak daun jati dalam maserasi ekstraksi daun jati
muda menunjukkan perubahan muda ini ada dua yaitu etanol
warna pada saat diuji di larutan 96% dan etanol 96%+HCl 1%.
asam dan basa kuat maupun basa Saraswati dan Suci (2008),
lemah. Ada perbedaan warna yang menyatakan bahwa pelarut yang
dihasilkan pada kondisi asam bersifat polar akan mudah
antara pelarut etanol 96% dengan melarutkan antosianin dengan
etanol 96%+HCl 1%. Daun jati baik, karena antosianin
muda yang diekstraksi dengan merupakan senyawa polar.
pelarut etanol 96% memberi Semakin tinggi konsentrasi etanol
perubahan warna pada kertas maka kepolaran pelarut yang
menjadi jingga pada larutan asam digunakan akan semakin rendah,
kuat maupun asam lemah, sehingga dapat mengoptimalkan
sedangkan daun jati muda yang kemampuan pelarut dalam
diesktraksi dengan pelarut etanol mengekstraksi antosianin.
96%+HCl 1% warna kertas Menurut Putri, dkk (2015), bahwa
berubah menjadi merah saat diuji penambahan HCl 1% digunakan
pada larutan asam kuat maupun untuk memberikan suasana yang
asam lemah. Pada larutan basa asam pada saat proses maserasi,
kuat maupun basa lemah kertas karena antosianin bersifat stabil
indikator yang diekstraksi pada pada suasana asam. Warna yang
kedua larutan etanol 96% maupun dihasilkan dari kertas saring yang
etanol 96%+HCl 1% direndam pada kedua pelarut
menghasilkan warna yang sama berbeda setelah dikeringkan.
A B
B. Indikator pada larutan asam lemah (CH3COOH)
A B
C. Indikator pada larutan basa kuat (NaOH)
A B
D. Indikator pada larutan basa lemah (NH4OH)
A B
E. Indikator pada larutan asam-basa kuat
A B
F. Indikator pada larutan asam-basa lemah
A B
Gambar 4.2 Perubahan warna yang dihasilkan kertas indikator dari ekstrak
daun jati muda setelah diuji pada larutan asam basa dengan
pelarut etanol 96% (A) dan pelarut etanol 96%+HCl 1% (B)
A B C D
B. Pengujian kertas lakmus merah
A B C D
C. Pengujian kertas lakmus biru
A B C D
Gambar 4.3 Pengujian kertas indikator asam basa dari ekstrak daun jati muda
dengan kertas lakmus merah dan biru; (A) larutan asam kuat
(HCl), (B) larutan asam lemah (CH3COOH), (C) larutan basa
kuat (NaOH) dan (D) larutan basa lemah (NH4OH)
5. DAFTAR PUSTAKA
Ati, N.H., Puji R., Soenarto N. dan Kusumah, Ine Yuliana. (2016).
Leenawati L.. (2006). “The “Pemanfaatan Ekstrak Etanol
Composition and The content Kelopak Bunga Rosela Untuk
of Pigment some Dyeing Plant Pembuatan Kertas Indikator
for Ikat Weaving in Timoresse Asam-Basa Alternatif”. Skripsi
Regency, East Nusa Pendidikan Biologi UMS.
Tenggara”. Indo. J. Chem., 6 Mulyani, Sri. (2017). “Lama
(3). Perendaman dan Jenis Kertas
Hadyana, Pudjaatmaka, A. dalam Ekstrak Mahkota Bunga
(2002). Kamus Kimia. Jakarta: Malvaviscus penduliflorus
Balai Pustaka. sebagai Indikator Asam Basa
Indira, Cita. 2015. “Pembuatan Alternatif”. Skripsi Pendidikan
Indikator Asam Basa Biologi UMS.
Karamunting”. Jurnal nline Pratama, Yosi. (2013). “Pemanfaatan
Kaunia. Vol. XI No. 1, April Ekstrak Daun Jati (Tectona
2015/1436:1-10. ISSN 1829- grandis Linn. F.) sebagai
5266 (print) ISSN 2301-8550 Indikator Titrasi Asam-Basa”.
(online). Skripsi, Fakultas MIPA