Anda di halaman 1dari 10

ISSN: 2527-533X

Pengaruh Jenis Pelarut Dalam Ekstraksi Daun Jati Muda


Sebagai Kertas Indikator Asam-Basa

1.
Vina Noviasanti Putri Wibowo, 2.Triastuti Rahayu
Jurusan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: vina.wibowo221195@gmail.com

Abstrak
Indikator asam basa adalah zat yang warnanya bergantung pada pH larutan sehingga menunjukkan sifat
asam, basa, dan netral. Pada materi klasifikasi zat, indikator ini sangat penting keberadaannya dalam
praktikum. Daun jati muda memiliki pigmen warna merah yang berasal dari antosianin sehingga
berpotensi sebagai indikator asam basa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut
terhadap perubahan warna kertas indikator asam-basa dari ekstrak daun jati muda. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan satu faktor
perlakuan yaitu jenis pelarut : Etanol 96% dan Etanol 96%+HCl 1%. Parameter dalam penelitian ini
adalah perubahan warna kertas indikator asam basa dari ekstrak daun jati muda setelah diuji pada larutan
asam basa kuat dan lemah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan warna yang dihasilkan pada
pelarut Etanol 96%+HCl 1% yaitu kertas berwarna merah pada asam kuat dan lemah, hijau tentara pada
basa kuat dan hijau lumut pada basa lemah dan lebih kontras dibandingkan dengan pelarut etanol 96%.
Ekstraksi dengan pelarut Etanol 96%+HCl 1% menghasilkan ekstrak terbaik dibandingkan pelarut
Etanol 96%.

Kata Kunci: indikator asam-basa, antosianin, daun jati, pelarut

1. PENDAHULUAN
Indikator asam basa adalah zat pada kenyataannya masih banyak
yang warnanya bergantung pada pH sekolahan yang belum mampu
larutan, atau zat yang dapat menyediakan indikator sintetis karena
menunjukkan sifat asam, basa, dan harganya yang semakin mahal.
netral (Salirawati, 2005). Oleh karena Dari permasalahan tersebut
itu, untuk mengenali sifat dari suatu diperlukan adanya alternatif
larutan dapat diketahui dengan pembuatan indikator asam basa dari
menggunakan indikator asam basa. bahan-bahan alami yang mudah
Pada pembelajaran IPA materi didapatkan sebagai pengganti indikator
klasifikasi zat di sekolah menengah, asam basa sintetis, sehingga proses
indikator asam basa ini sangat penting pembelajaran dan praktikum di
keberadaannya karena digunakan siswa laboratorium tetap berjalan lancar.
melakukan praktikum untuk menguji Mulyani (2017), menggunakan bunga
dan mengetahui hasil berupa derajat Malvaviscus penduliflorus sebagai
keasaman ataupun kebasaan suatu zat, indikator kertas asam basa dan
sehingga dapat diketahui bahwa zat hasilnya menunjukkan bahwa terjadi
tersebut masuk ke dalam sifat asam perubahan warna pink kekuningan
atau basa. (peach) jika dicelupkan pada larutan
Di dalam praktikum yang asam dan hijau pada larutan basa.
dilakukan di laboratorium biasanya Penelitian oleh Indira (2015), hasilnya
menggunakan indikator sintetis yaitu menunjukkan bahwa larutan indikator
kertas lakmus, metil merah dan brom dari buah karamunting memberikan
timol biru. Oleh karena itu, setiap warna merah pada suasana asam, akan
sekolah seharusnya dapat menyediakan menjadi semakin muda dan kuning
indikator sintetis tersebut. Akan tetapi, apabila keasamannya berkurang. Pada

390 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II


ISSN: 2527-533X

suasana basa berwarna ungu dan pada basa warna orange tersebut
menjadi biru bila basanya semakin kemudian akan berubah menjadi hijau.
kuat. Pelarut yang bersifat polar mudah
Indikator alami dari beberapa melarutkan antosianin dengan baik
penelitian masih banyak dalam bentuk karena antosianin merupakan senyawa
larutan atau cair. Indikator cair ini polar (Saraswati dan Suci, 2008).
tidak tahan lama, mudah rusak, Siregar (2011), melakukan penelitian
menimbulkan bau yang tidak sedap mengenai variasi jenis pelarut dalam
dan tidak praktis karena harus dibuat mengekstraksi antosianin bunga
dahulu ketika akan digunakan. kembang sepatu (Hibiscus rosa-
Mengatasi hal di atas perlu adanya sinensis L) dan bunga rosela (Hibiscus
penelitian mengenai cara pembuatan sabdariffa L) dengan menggunakan
indikator dari bahan alami dalam pelarut etanol 96% yang menunjukkan
bentuk kertas, supaya dapat disimpan hasil lebih baik daripada etanol 75%.
dalam waktu lama dan dapat Kusumah (2016), membuat kertas
digunakan kapan saja. Potensi suatu indikator asam basa dari kelopak
tanaman dapat dijadikan indikator bunga rosela dengan menggunakan
asam basa karena kandungan jenis pelarut aquades, etanol 70% dan
antosianinnya yang berasal dari etanol 96%, tetapi ketiga jenis pelarut
pigmen warna merah-ungu. Antosianin tersebut tidak memberikan pengaruh
adalah pigmen larut dalam air yang terhadap perubahan warna kertas
secara alami dapat ditemukan pada indikator setelah pengujian
berbagai jenis tumbuhan (Suardi, menggunakan larutan asam basa kuat
2005). Berkaitan hal tersebut, daun jati dan lemah. Putri (2015), mengekstraksi
memiliki potensi sebagai bahan kulit buah naga super merah
pembuat indikator asam basa karena menggunakan pelarut etanol 96% dan
memiliki kandungan antosianin. penambahan HCl 1% menghasilkan
Menurut Ati (2006), bahwa pada daun ekstrak kental etanol yang berwarna
jati khususnya yang masih muda merah pekat.
mengandung pigmen pheophiptin, β- Jenis pelarut dalam ekstraksi akan
karoten, pelargonidin, klorofil dan dua mempengaruhi hasil ekstraksi yang
pigmen lain yang belum diidentifikasi maksimal untuk mendapatkan
serta beberapa turunan antosianin. kandungan antosianin dalam
Pratama (2013), melakukan penelitian pembuatan kertas indikator asam basa.
terhadap ekstrak daun jati sebagai Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
bahan indikator cair titrasi asam-basa. mengetahui pengaruh jenis pelarut
Warna yang dihasilkan ekstrak daun dalam ekstraksi daun jati muda
jati berwarna merah darah yang terhadap perubahan warna yang
diindikasi memiliki kandungan pigmen dihasilkan kertas indikator asam-basa
yang berasal dari jenis pelargonidin. untuk pembelajaran di laboratorium
Pelargonidin merupakan salah satu dari sekolah menengah.
kelompok antosianin. Pelargonidin
mempunyai daerah perubahan warna
dari orange ke hijau. Pada suasana
asam pelargonidin tersebut akan
berwarna orange pada larutannya, dan

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 391


ISSN: 2527-533X

2. METODE PENELITIAN 96% (A) dan etanol


2.1 Waktu dan Tempat Penelitian 96%+HCl 1% (B).
Penelitian dilaksanakan pada Menggunakan perbandingan
April 2017 di Laboratorium 1:5 (bahan:pelarut), sehingga
Biologi FKIP Universitas 10 gram daun jati dibutuhkan
Muhammadiyah Surakarta. 50 ml pelarut. Daun yang
Rancangan percobaan yang sudah dirajang, ditimbang
digunakan adalah Rancangan masing-masing sebanyak 10
Acak Lengkap (RAL) dengan 1 gram, kemudian
faktor perlakuan yaitu jenis memasukkan ke dalam gelas
pelarut saat maserasi. beker yang berlainan yang
Perlakuannya yaitu: berisi 50 ml etanol 96% dan
A : Etanol 96% 50 ml etanol 96%+HCl 1%
B : Etanol 96%+HCl 1% (1:1) (1:1), 25 ml untuk etanol
2.2 Alat dan Bahan Penelitian 96% dan 25 ml untuk HCl
Alat yang digunakan adalah 1%.
pisau, gunting, talenan, pinset, Daun yang telah
timbangan analitik gelas beker tercampur dengan pelarut
500 mL, gelas ukur 5 mL, gelas didiamkan selama 24 jam di
ukur 100 mL, saringan, pengaduk tempat gelap. Menyaring
kaca. potongan daun jati muda
Bahan yang digunakan adalah setelah sehari untuk
daun jati muda, tissue, kertas mendapatkan ekstraknya,
saring, kertas label, plastik kemudian dimasukkan ke
zipplok, Etanol 96%, HCl 1%, dalam gelas beker yang
serta larutan asam kuat (HCl 1 N), berlainan.
larutan asam lemah (CH3COOH 1 c. Perendaman Kertas
N), larutan basa kuat (NaOH 1 N) Indikator Asam Basa dari
dan larutan basa lemah (NH4OH 1 Bahan Alami Daun Jati
N). Muda
2.3 Pengambilan Sampel Memotong kertas saring
Pengambilan bahan di Desa dengan ukuran ± 4 x 1 cm,
Wates, Kelurahan Sobokerto, kemudian memasukkan kertas
Kecamatan Ngemplak, Kabupaten ke dalam gelas beker yang
Boyolali. berisi hasil maserasi.
2.4 Prosedur Penelitian Perendaman selama 60 menit.
a. Preparasi daun jati muda Kertas didiamkan sampai
Memilih daun jati yang benar-benar kering.
masih muda berwarna d. Pengujian Kertas
keunguan. Sebelum Menggunakan Larutan Asam
dimaserasi, daun dicuci. dan Basa
Memperkecil ukuran daun Uji keberhasilan
dengan cara dirajang, pembuatan kertas indikator
kemudian menimbang daun asam basa dilakukan dengan
jati muda yang sudah menggunakan larutan asam
diperkecil sebanyak 10 gram. dan basa yaitu asam kuat (HCl
b. Maserasi Daun dengan 1 N), basa kuat (NaOH 1 N),
Pelarut A dan B asam lemah (CH3COOH 1 N)
Maserasi menggunakan dan basa lemah (NH4OH 1 N).
dua jenis pelarut yaitu etanol Caranya dengan mencelupkan

392 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II


ISSN: 2527-533X

kertas indikator asam basa dari warna kertas indikator asam basa
ekstrak daun jati muda ke dari ekstrak daun jati muda yang
dalam larutan tersebut sampai dicelupkan pada larutan asam
terjadi perubahan warna. basa kuat dan asam basa lemah.
2.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam penelitian ini meliputi 3.1 Hasil
kegiatan eksperimen dan Pengujian 48 kertas indikator
dokumentasi hasil observasi asam basa dari ekstrak daun jati
eksperimen. muda dan kertas lakmus
2.6 Analisis Data
menggunakan larutan asam kuat,
Analisis data yang digunakan
asam lemah, basa kuat dan basa
adalah analisis data deskriptif
kualitatif meliputi perubahan lemah hasilnya pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Rata-rata hasil uji kertas indikator asam basa dari ekstrak daun jati
muda dan kertas lakmus pada larutan asam kuat, asam lemah, basa
kuat dan basa lemah.
Kertas Perubahan Warna
Keterangan
perlakuan HCl CH3COOH NaOH NH4OH
A
(daun jati muda
Hijau Hijau
diekstrak Jingga Jingga
tentara lumut
dengan etanol Warna
96%) lebih tajam
B pada
(daun jati muda pelarut B
Hijau Hijau
diekstrak Merah Merah
tentara lumut
dengan etanol
96%+HCl 1%)
Lakmus merah Merah Merah Biru Biru
Laknus biru Merah Merah Biru Biru
Keterangan:
A : Pelarut Etanol 96%
B : Pelarut Etnaol 96%+HCl 1% (1:1)

Berdasarkan pada tabel 4.1 basa dari ekstrak daun jati muda
hasil pengujian kertas indikator dengan pelarut etanol 96% pada
asam basa dari ekstrak daun jati larutan asam kuat dan lemah
muda menunjukkan perubahan warnanya berubah menjadi jingga,
warna. Pada kondisi asam sedangkan pelarut etanol
berwarna jingga sampai merah 96%+HCl 1% pada larutan asam
dan pada kondisi basa berwarna kuat dan lemah warnanya berubah
hijau. Akan tetapi, terdapat menjadi merah. Kertas indikator
perbedaan perubahan warna dengan pelarut etanol 96%
antara asam dan basa kuat dengan maupun etanol 96%+HCl 1%
basa lemah. Kertas indikator asam warnanya sama yaitu pada larutan

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 393


ISSN: 2527-533X

basa kuat dan basa lemah berubah antara basa kuat dengan basa
warna dari hijau lumut sampai lemah yaitu hijau tentara pasa
hijau tentara. Digunakan kertas basa kuat, sedangkan pada basa
lakmus merah dan biru sebagai lemah memberi variasi warna
pembanding. Lakmus merah jika hijau yang lain yaitu hijau lumut.
dicelupkan pada larutan asam kuat Digunakan kertas lakmus merah
maupun lemah berwarna merah dan biru sebagai pembanding.
(tetap), sementara jika dicelupkan Lakmus merah jika dicelupkan
pada larutan basa kuat maupun pada larutan asam kuat maupun
lemah berubah menjadi biru. lemah berwarna merah (tetap),
Sebaliknya, lakmus biru jika sementara jika dicelupkan pada
dicelupkan pada larutan asam kuat larutan basa kuat maupun lemah
maupun lemah berubah menjadi berubah menjadi biru. Sebaliknya,
merah, sementara jika dicelupkan lakmus biru jika dicelupkan pada
pada larutan basa kuat maupun larutan asam kuat maupun lemah
lemah berwarna biru (tetap). berubah menjadi merah,
sementara jika dicelupkan pada
3.2 Pembahasan larutan basa kuat maupun lemah
Berdasarkan hasil yang berwarna biru (tetap).
diperoleh bahwa kertas indikator Jenis pelarut yang digunakan
asam basa dari ektrak daun jati dalam maserasi ekstraksi daun jati
muda menunjukkan perubahan muda ini ada dua yaitu etanol
warna pada saat diuji di larutan 96% dan etanol 96%+HCl 1%.
asam dan basa kuat maupun basa Saraswati dan Suci (2008),
lemah. Ada perbedaan warna yang menyatakan bahwa pelarut yang
dihasilkan pada kondisi asam bersifat polar akan mudah
antara pelarut etanol 96% dengan melarutkan antosianin dengan
etanol 96%+HCl 1%. Daun jati baik, karena antosianin
muda yang diekstraksi dengan merupakan senyawa polar.
pelarut etanol 96% memberi Semakin tinggi konsentrasi etanol
perubahan warna pada kertas maka kepolaran pelarut yang
menjadi jingga pada larutan asam digunakan akan semakin rendah,
kuat maupun asam lemah, sehingga dapat mengoptimalkan
sedangkan daun jati muda yang kemampuan pelarut dalam
diesktraksi dengan pelarut etanol mengekstraksi antosianin.
96%+HCl 1% warna kertas Menurut Putri, dkk (2015), bahwa
berubah menjadi merah saat diuji penambahan HCl 1% digunakan
pada larutan asam kuat maupun untuk memberikan suasana yang
asam lemah. Pada larutan basa asam pada saat proses maserasi,
kuat maupun basa lemah kertas karena antosianin bersifat stabil
indikator yang diekstraksi pada pada suasana asam. Warna yang
kedua larutan etanol 96% maupun dihasilkan dari kertas saring yang
etanol 96%+HCl 1% direndam pada kedua pelarut
menghasilkan warna yang sama berbeda setelah dikeringkan.

394 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II


ISSN: 2527-533X

Kertas pada pelarut etanol 96% merah muda (pink).Warna kertas


berwarna peach, sedangkan pada yang dihasilkan lebih tajam pada
etanol 96%+HCl 1% berwarna
penambahan HCl 1% (Gambar
4.1).
Gambar 4.1 Hasil perendaman
kertas dengan
etanol 96%+HCl
1% (A) dan
etanol 96% (B)
A B
Setelah kertas indikator asam 70% dan 96% tidak memberikan
basa dari ekstrak daun jati muda pengaruh yang signifikan terhadap
tersebut diujikan pada larutan perubahan kertas indikator dari
asam dan basa, terjadi perubahan bunga Rosela setelah diuji pada
warna pada kertas dan terdapat larutan asam basa kuat maupun
perbedaan ketajaman warna yang lemah. Pelarut yang baik dalam
mencolok (Gambar 4.2). Hal mengekstraksi bahan akan
tersebut dikarenakan pelarut menghasilkan warna yang lebih
dengan penambahan HCl 1% tajam. Kertas saring mempunyai
lebih optimal dalam daya serap yang baik, karena
mengkestraksi daun jati muda, mengandung selulosa murni
karena sifat antosianin yang lebih (Hadyana, 2002). Selulosa murni
stabil pada suasana asam. Berbeda yang bersifat organik tersebut
dengan penelitian Kusumah mampu mengikat zat kimia ligan
(2016), pelarut aquades, etanol dari ekstrak daun jati muda.

A. Indikator pada larutan asam kuat (HCl)

A B
B. Indikator pada larutan asam lemah (CH3COOH)

A B
C. Indikator pada larutan basa kuat (NaOH)

A B
D. Indikator pada larutan basa lemah (NH4OH)

A B
E. Indikator pada larutan asam-basa kuat

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 395


ISSN: 2527-533X

A B
F. Indikator pada larutan asam-basa lemah

A B
Gambar 4.2 Perubahan warna yang dihasilkan kertas indikator dari ekstrak
daun jati muda setelah diuji pada larutan asam basa dengan
pelarut etanol 96% (A) dan pelarut etanol 96%+HCl 1% (B)

Hasil pengujian kertas lumut. Warna yang dihasilkan


indikator asam basa dari ekstrak kertas indikator pada larutan asam
daun jati muda memiliki pada kedua pelarut berbeda.
kelebihan dibandingkan dengan Kertas indikator dengan pelarut
kertas lakmus merah dan biru. etanol 96% berubah warna
Perbedaan yang signifikan terjadi menjadi jingga setelah dicelupkan
pada saat kertas indikator diuji pada larutan asam kuat maupun
pada larutan basa kuat dan lemah, lemah, sedangkan pada pelarut
sedangkan lakmus hanya mampu etanol 96%+HCl 1 % berubah
membedakan suatu larutan menjadi lebih tajam yaitu merah
bersifat asam atau basa saja. setelah diuji pada larutan asam
Kedua pelarut yaitu etanol 96 dan kuat maupun lemah.
etanol 96%+HCl 1% mampu Perbandingan hasil pengujian
menghasilkan gradasi warna hijau kertas indikator dari ekstrak daun
yang berbeda pada kertas setelah jati muda denga lakmus merah
diuji. Pada basa kuat berwarna dan biru dapat dilihat pada
hijau tentara dan pada basa lemah gambar 4.3.
lebih memudar menjadi hijau

A. Pengujian kertas indikator dari ekstrak daun jati muda

A B C D
B. Pengujian kertas lakmus merah

A B C D
C. Pengujian kertas lakmus biru

396 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II


ISSN: 2527-533X

A B C D
Gambar 4.3 Pengujian kertas indikator asam basa dari ekstrak daun jati muda
dengan kertas lakmus merah dan biru; (A) larutan asam kuat
(HCl), (B) larutan asam lemah (CH3COOH), (C) larutan basa
kuat (NaOH) dan (D) larutan basa lemah (NH4OH)

Antosianin berada dalam turunan antosianin lainnya.


lima bentuk kesetimbangan jika Diperkuat Pratama (2013), daun
berada di dalam larutan, jati muda terdapat senyawa
tergantung pada kondisi pH. antosianin, yang merupakan zat
Kelima bentuk tersebut yaitu warna yang akan diekstraksi,
kation flavilium, basa karbinol, sehingga dapat digunakan sebagai
kalkon, basa quinonoidal, dan indikator asam basa. Antosianin
quinonoidal anionik. Ketika pH mempunyai daerah perubahan
asam (pH 1 – 2), bentuk dominan warna yang berbeda-beda pada
antosianin adalah kation perubahan pH, tergantung kepada
flavilium. Pada bentuk tersebut senyawa yang terkandung di
antosianin berada dalam kondisi dalamnya. Pelargonidin
paling stabil dan berwarna. Jika mempunyai daerah perubahan
pH meningkat di atas 4 senyawa warna dari orange ke hijau. Warna
antosianin yang terbentuk indikator cair pada pH 1-7
berwarna kuning (bentuk kalkon), berubah menjadi orange,
senyawa berwarna biru (bentuk sedangkan pada pH 8-13 akan
quinoid) atau senyawa yang tidak berubah menjadi hijau. Terjadi
berwarna (basa karbinol) (Seafast perubahan warna dari orange
Center, 2012). menjadi hijau pada ekstrak pekat
Berkaitan hal tersebut, daun jati. Pada kondisi asam
ekstrak daun jati muda juga pelargonidin akan berwarna
berpotensi untuk dijadikan orange dan pada basa warna
sebagai indikator asam basa orange tersebut akan berubah
alternatif karena dapat menjadi hijau. Hal tersebut sesuai
menunjukkan perubahan warna dengan hasil di atas jika pada
jika diuji dalam larutan asam indikator kertas dari daun jati juga
maupun basa. Perubahan warna memberikan perubahan warna
yang dihasilkan yaitu warna dari jingga sampai hijau jika
jingga sampai merah pada larutan diujikan pada larutan asam dan
asam dan warna hijau lumut basa. Menurut Rein (2015),
sampai hijau tentara pada larutan antosianin merupakan molekul
basa. Ati (2006), menyatakan yang tidak stabil. Stabilitas warna
bahwa daun jati yang masih muda dari antosianin sangat dipengaruhi
mengandung pigmen pheophiptin, oleh pH, pelarut, suhu,
β-karoten, pelargonidin, klorofil konsentrasi antosianin, struktur
dan 2 pigmen lain serta beberapa antosianin, oksigen, cahaya.

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 397


ISSN: 2527-533X

4. SIMPULAN, SARAN DAN Berdasarkan hasil penelitian


REKOMENDASI di atas, saran yang diberikan
1) Simpulan peneliti adalah perlu adanya
Dari penelitian di atas dapat perlakuan lama penyimpanan
disimpulkan bahwa jenis pelarut kertas indikator dari daun jati
yang digunakan dalam ekstraksi muda untuk mengetahui stabilitas
berpengaruh terhadap ketajaman kertas tersebut.
warna yang dihasilkan kertas 3) Rekomendasi
indikator setelah diuji pada Berdasarkan hasil penelitian,
larutan asam maupun basa. ada beberapa hal yang dapat
Pelarut etanol 96% dengan dijadikan bahan pertimbangan dan
penambahan HCl 1% rekomendasi yaitu perlu adanya
menghasilkan warna yang lebih penelitian lebih lanjut tentang
kontras yaitu kertas berubah bahan alami lain yang dapat
menjadi warna merah setelah diuji digunakan sebagai indikator
pada asam kuat (HCl) dan asam asam-basa dan untuk sekolah
lemah (CH3COOH), sedangkan menengah yang kesulitan
pada basa kuat (NaOH) berubah menyediakan indikator kertas
menjadi hijau tentara dan pada lakmus dalam proses
basa lemah (NH4OH) pembelajarannya dapat
menghasilkan gradasi warna hijau menggunakan indikator kertas
yang lain yaitu hijau lumut. daun jati muda sebagai alternatif
2) Saran penggantinya.

5. DAFTAR PUSTAKA
Ati, N.H., Puji R., Soenarto N. dan Kusumah, Ine Yuliana. (2016).
Leenawati L.. (2006). “The “Pemanfaatan Ekstrak Etanol
Composition and The content Kelopak Bunga Rosela Untuk
of Pigment some Dyeing Plant Pembuatan Kertas Indikator
for Ikat Weaving in Timoresse Asam-Basa Alternatif”. Skripsi
Regency, East Nusa Pendidikan Biologi UMS.
Tenggara”. Indo. J. Chem., 6 Mulyani, Sri. (2017). “Lama
(3). Perendaman dan Jenis Kertas
Hadyana, Pudjaatmaka, A. dalam Ekstrak Mahkota Bunga
(2002). Kamus Kimia. Jakarta: Malvaviscus penduliflorus
Balai Pustaka. sebagai Indikator Asam Basa
Indira, Cita. 2015. “Pembuatan Alternatif”. Skripsi Pendidikan
Indikator Asam Basa Biologi UMS.
Karamunting”. Jurnal nline Pratama, Yosi. (2013). “Pemanfaatan
Kaunia. Vol. XI No. 1, April Ekstrak Daun Jati (Tectona
2015/1436:1-10. ISSN 1829- grandis Linn. F.) sebagai
5266 (print) ISSN 2301-8550 Indikator Titrasi Asam-Basa”.
(online). Skripsi, Fakultas MIPA

398 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II


ISSN: 2527-533X

Jurusan Kimia Universitas Kimia, Fakultas Teknik,


Negeri Semarang. UNDIP.
Putri, Ni Ketut Meidayanti, Gunawan., Seafast Center. (2012). Merah–Ungu
Gunawan, I Wayan Gede dan Antosianin. (Online diakses 21
Suarsa, I Wayan. (2015). April 2017 dari
“Aktivitas Antioksidan http://seafast.ipb.ac.id/tpc-
Antosianin dalam Ekstrak project/wp-
Etanol Kulit Buah Naga Super content/uploads/2013/03/06-
Merah (Hylocereus merah-ungu-antosianin.pdf).
Costaricensis) dan Analisis Siregar, Yusraini Dian Inayanti dan
Kadar Totalnya”. Jurnal Nurlela. (2011). “Ekstraksi dan
Kimia. Vol. 9, No. 2. Hal: 243- Uji Stabilitas Zat Warna Alami
251. ISSN 1907-9850. dari Bunga Kembang Sepatu
Rein, Maarit. (2005). Copigmentation (Hibiscus rosa-sinensis L) dan
reactions and color stability of Bunga Rosela (Hibiscus
berry anthocyanins. Disertasi. sabdariffa L) “.Valensi Vol. 2
Helsinki: University of No. 3, Nop 2011 (459-467) .
Helsinki. ISSN : 1978 – 8193.
Salirawati, Das. (2005). Kontekstual Suardi, D. (2005). “Potensi beras
Sains Kimia SMP. Jakarta: merah untuk peningkatan mutu
Erlangga. pangan. Jurnal Penelitian dan
Saraswati, Niken Dian dan Astutik, Pengembangan Pertanian”.
Suci Epri. (2011). ”Ekstraksi Indonesian Agricultural
Zat Warna Alami Dari Kulit Research and Development
Manggis Serta Uji Journa. 24(3) : 93-100.
Stabilitasnya”. Jurusan Teknik

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 399

Anda mungkin juga menyukai