Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

JUDUL PERCOBAAN : INDIKATOR ASAM BASA

NAMA PRAKTIKAN : RASYA ALBANI NURRASYID


NIM/GRUP : 2012210018/6
TANGGAL PRAKTIKUM : 19 DESEMBER 2022
ASISTEN : ARDHA BINTANG RIVANDA

LABORATORIUM KIMIA-FISIKA DASAR


UNIVERSITAS INTERNASIONAL SEMEN INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
1. Latar belakang
Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah warna
dengan berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan bersifat
asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda pada
larutan asam dan basa (Fessenden & Fessenden, 1999). Indikator asam basa yang
sering digunakan di Laboratorium kimia saat ini adalah indikator sintesis. Setiap
indikator sintesis memiliki karakteristik berupa trayek pH yang ditunjukkan oleh
perubahan warna pada kondisi asam dan basa serta harga tetapan indikator.
Keberadaan indikator sintesis yang terbatas menyebabkan pemakaiannya dibatasi.
Selain itu, indikator sintesis harganya cukup mahal, serta dapat menyebabkan
polusi lingkungan (Pathade, dkk., 2009; Nuryanti, dkk., 2010). Karena hal tersebut,
maka perlu dicari indikator alternatif (indikator alami) yang mudah diperoleh serta
ramah lingkungan
Indikator alami dapat dibuat dari berbagai tumbuhan berwarna yang ada di
sekitar kita. Akan tetapi, tidak semua tumbuhan berwarna dapat memberikan
perubahan warna yang jelas pada kondisi asam maupun basa, oleh karena itu hanya
beberapa saja yang dapat dipakai, misalnya; bunga sepatu yang memberikan
perubahan warna merah pada suasana asam dan hijau pada suasana basa (Nuryanti,
dkk., 2010), bunga mawar yang memberikan perubahan warna merah dan kuning
(Maryanti, dkk., 2011), bunga waru yang memberikan perubahan warna merah dan
hijau(Frantauansyah, 2013) dan bunga johar yang memberikan perubahan warna
kuning dan orange (Kurniawati, dkk., 2015). Seperti halnya bunga berwarna
tersebut, dadap merah juga merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi
untuk dijadikan indikator alami. Hal ini dikarenakan, antara bunga dari tanaman
dadap merah maupun bunga-bunga tersebut di atas sama-sama mengandung
senyawa pemberi warna pada tumbuhan, yakni antosianin (Sholikhin, dkk., 2013).

2. Tujuan praktikum
Mengetahui sifat asam basa dari suatu larutan yang akan diuji dengan
menggunakan indikator asam basa baik alami maupun buatan
3. Manfaat praktikum
Membantu praktikan agar bisa menguasai dan memahami sifat asam basa
dengan baik dan benar
4. Alat dan bahan Langkah percobaan

4.1 Alat

 Tabung reaksi 6 buah


 Rak tabung reaksi 1 buah
 Pipet tetes 1 buah
 Gelas beaker 100 ml 2 buah
 Kaki tiga 1 buah
 Kawat kaca 1 buah
 Pembakar bunsen 1 buah
 Mortar dan alu 1 buah
 Pestle 1 buah
 Spatula 1 buah

4.2 Bahan
 Larutan HCI (0,1 M) 30 mL
 Bunga sepatu 30 mL
 Lakmus merah 8 lembar
 Lakmus biru 8 lembar
 Indikator metil violet 3 tetes
 Indikator phenolphthalein 3 tetes
 Indikator metil merah 3 tetes
 Bromtimol biru 3 tetes
 Air suling 30 mL
 Air kapur 30 mL
 Air jeruk nipis 30 mL
 Air sabun 30 mL
 Larutan NaOH (0,05M) 30 mL
 Larutan cuka (25%) 30 mL
 Larutan NaCI 30 mL
 Kertas label 1 Lembar
4.3 Langkah kerja
 Masukkan air panas dalam gelas kimia sebanyak 50 mL
 Merendam mahkota bunga di air panas sampai warna bunga larut dalam air
 Menydiakan ke dalam tiap tabung reaksi aquades, CaO, porstex, asam
asetat,HCL, NaOH, pembersihlantai, dan NaCl
 Mencelupkan ujung kertas lakmus merah pada tiap tiap larutan tersebut
dan catat perubahan warnanya
 Lakukan hal sama pada dengan langkah sebelumnya untuk lakmus biru
 Teteskan 2 indikator metil violet dan catat perubahan warna yang terjadi
 Lakukan hal yang sama pada langkah no.7 untuk beberapa indikator yang
lain

5. Larutan
Larutan adalah suatu campuran homogen dari dua zat atau lebih. Larutan terdiri
dari zat pelarut dan zat terlarut. Zat pelarut adalah suatu zat yang melarutkanzat
terlarut, sedangkan zat terlarut adalah zat yang terdispersi dalam pelarut.
Perbedaan antara pelarut dengan zat terlarut sebenarnya relatif. Larutan mempunyai
fase berupa gas, zat cair, dan zat padat, dan semuanya mempunyai sifat dan karakter
yang berbeda-beda pula. Seperti hanya zat padat dalam keadaan tertentu adalah
mempertahankan bentuk dan volume, zat cair juga mempertahankan volume tetapi
menyesuaikan dengan bentuk wadah tersebut, sedangkan zat gas mengembang
untuk menempati volume apapun yang tersedia (Chang, 2005)
Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisinya. Untuk
menyatakan komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah konsentrasi larutan
yang menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut (Khikmah, N.
2015). Untuk jumlah terlarut yang berbeda pada setiap larutan, maka dibutuhkan
energi panas yang berbeda pula, yang nantinya akan mempengaruhi titik didih
larutan tersebut. Titik didih suatu larutan merupakan suhu larutan pada saat tekanan
uap jenuh larutan itu sama dengan tekanan udara luar (tekanan yang diberikan pada
permukaan cairan) (Wolke, 2003).

6. Pengertian Asam
Asam adalah zat yang dapat menerima sepasang elektron, dan juga apabila
dilarutkan kedalam air menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil. Asam
merupakan senyawa yang menyebabkan rasa asam pada berbagai materi. Asam
mempunyai sifat yakni bersifat korosif, dapat menghantarkan arus listrik, dan juga
bereaksi dengan logam. Banyak sekali diantara kita senyawa yang bersifat asam.
Untuk mengetahui suatu keasaman dari senyawa tersebut dapat dilakukan dengan
cara pengujian menggunakan kertas lakmus yang akan ditentukan oleh suatu
indikator, contoh senyawa yang bersifat asam adalah HCL (Chang, 2005)
Larutan berair asam yang umum di antaranya asam klorida (larutan hidrogen klorida yang
ditemukan pada asam lambung dan dapat mengaktifkan enzim pencernaan), asam asetat
(cuka merupakan larutan berair encer dari cairan ini), asam sulfat (digunakan pada baterai
mobil), dan asam sitrat (ditemukan pada buah sitrus). Berdasarkan contoh ini, asam (dalam
pandangan umum) dapat berupa larutan maupun bahan kimia murni, serta dapat diturunkan
dari asam (dalam pandangan ketat) berbentuk padat, cair, maupun gas. Asam kuat dan
beberapa asam lemah terkonsentrasi bersifat korosif, tetapi terdapat pengecualian seperti
karborana dan asam borat. (Wikipedia)

7. Pengertian Basa
Basa adalah zat yang dapat memberikan sepasang elektron dan mengeluarkan
suatu ion saat dilarutkan dalam air. Basa merupakan suatu senyawa yang dapat
menerima senyawa yang lain. Basa bisa menetralkan sebuah asam dan juga
cenderung mempunyai sifat yang pahit dan juga licin. Banyak sekali senyawa yang
mengandung sifat basa diantaranya adalah natrium hidroksida (NaOH). Untuk
dapat mengetahui sifat basa dari suatu senyawa dapat menggunakan kertas lakmus
sebagai indikator (Chang, 2005)
Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat
bergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan
konsentrasi larutan basa tersebut. Berikut adalah tabel contoh basa :

Contoh basa Terdapat di

Aluminium hidroksida (AI[OH]3) Deodoran dan antasida

Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) Plester

Magnesium hidroksida (Mg(OH)2) Antasida


Natrium hidroksida (NaOH) Pembersih saluran pipa

Kalium hidroksida (KOH) Pembuatan sabun

Amonium hidroksida (NH4OH) Pelarut disinfektan

(Wikipedia)
8. Indikator Asam dan Basa
Indikator asam basa biasanya dikenal dengan indikator pH. Indikator ini
mempunyai fungsi menentukan suatu sifat asam atau basa. Indikator pH sangat
penting dalam menentukan suatu sifat zat. Alat yang biasanya digunakan untuk
mengetahui asam atau basa adalah kertas lakmus yang bisa berganti warna. Hingga
saat ini sudah banyak ditemukan indikator pH yang sudah dikenal dalam dunia
kimia. Indikator asam basa umumnya terlarut dalam pelarut organik dan indikator
dapat tersedia secara komersial dan dapat disintesis dengan hasil kemurnian yang
baik. (Maulika, 2019)

Mengingat bahwa tanaman dadap merah dapat ditemukan di kota Palu,umumnya


hanya digunakan sebagai tanaman hias dan tanaman peneduh serta belum
termanfaatkan secara maksimal, maka penelitian ini bertujuan untuk membuat
indikator asam basa dari bunga tanaman dadap merah dan menguji ekstrak tersebut
dalam larutan asam-basa. Selain itu bertujuan untuk mengetahui apakah indikator
dari ekstrak bunga dadap merah dapat digunakan sebagai indikator alternatif
pengganti indikator sintesis metil orange dan fenolftalein untuk titrasi asam kuat
dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah serta asam lemah dengan basa kuat.
Keberhasilan dalam penelitian ini yaitu dapat sebagai media pembelajaran dalam
bentuk animasi perubahan warna ekstrak bunga dadap merah dalam larutan asam-
basa dan diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis bunga dadap merah, serta
dapat sebagai acuan untuk pembuatan indikator dari bahan alam bagi guru kimia di
perkotaan maupun pedesaan. (Rahmawati, 2016)

9. Trayek pH
Trayek pH merupakan rentang nilai pH yang menyebabkan indikator berubah
warna disebut dengan trayek pH. Bila pH lebih kecil dari trayek pH maka indikator
akan menunjukkan warna asamnya. Sedangkan bila pH lebih besar dari trayek maka
indikator akan menunjukkan warna basanya. Beberapa zat atau senyawa yang dapat
digunakan sebagai trayek pHmisalnya brotimol biru dengan kisaran pH 3,0 – 4,6.
Berikut tabel trayek pH :
Tabel 9.1 Trayek pH
Indikator Dalam Asam Dalam Basa Kisaran
pH
Fenolflatein Tak berwarna Pink kemerahan 8,3-10,0
Metil jingga Jingga Kuning 3,1-4,4
Metil merah Merah Kuning 4,2-6,3
Bromtimol biru Kuning Ungu kebiruan 3,0-4,6
(Padmaningrum, 2016)

10. Derajat keasaman (pH)

Derajat keasaman merupakan ukuran tingkat keasaman atau kebasaan yang


dimiliki oleh suatu larutan. Derajat keasaman diukur berdasarkan kelarutan ion
hidrogen dalam air. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Derajat
keasaman biasanya juga disebut sebagai Ph. Larutan yang bersifat asam biasanya
memiliki pH rendah yaitu dibawah 7, sedangkan larutan basa mempunyai pH tinggi
diatas nilai 7. ph dinyatakan dalam 14 tingkatan warna yang dapat diukur
menggunakan indikator (Zulius, 2017)

Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental,


sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala
absolut. Beberapa dampak kesehatan jika kadar pH air tidak seimbang adalah
keseimbangan keasaman dan alkalinitas tubuh, mempertahankan tingkat elektrolit,
dan pH yang rendah kurang dari 7 (netral) maka akan dapat mengakibatkan air
tidak stabil dan mengalami perubahan warna, bau dan rasa. (Sulardi, 2019)
11. MSDS
11.1 HCI

HCl merupakan senyawa kimia yang sering digunakan dalam industri. Namun
dibalik itu semua HCl cenderung bisa mengiritasi bila terkena kulit. Cara
mengatasinya adalah segera cuci dengan air sampai bersih. HCl merupakan
senyawa kimia yang mempunyai sifat asam kuat. HCl banyak sekali dijumpai
didalam laboratorium (Permono, 2015) NaOH sering disebut sebagai natrium
hidroksida. Didalam dunia industri sering disebut sebagai soda kaustik. Natrium
hidroksida digunakan untuk mengekstrak penulenan aluminium oksida dari
bijinya. NaOH merupakan alkali paling kecil dan meluas dalam industri. NaOH
mempunyai sifat basa kuat dan termasuk jenis senyawa sederhana (Saunders,
2011).

11.2 NaOH

NaOH sering disebut sebagai natrium hidroksida. Didalam dunia industri sering
disebut sebagai soda kaustik. Natrium hidroksida digunakan untuk mengekstrak
penulenan aluminium oksida dari bijinya. NaOH merupakan alkali paling kecil
dan meluas dalam industri. NaOH mempunyai sifat basa kuat dan termasuk jenis
senyawa sederhana (Saunders, 2011).

11.3 CaO
Kalsium Oksida atau yang lebih dikenal banyak orang dengan kapur tohor.
Senyawa kalsium oksida ini merupakan hasil pembakaran kapur mentah atau
CaCO3. Kapur tohor memiliki sifat menghasilkan panas jika disiram dengan air.
Kalsium oksida memiliki penampilan serbuk putih hingga kuning pucat. Senyawa
ini juga dapat larut dalam gliserol dan larutan gula (Saswita, 2017).

11.4 NaCl
Kalsium Oksida atau yang lebih dikenal banyak orang dengan kapur tohor.
Senyawa kalsium oksida ini merupakan hasil pembakaran kapur mentah atau
CaCO3. Kapur tohor memiliki sifat menghasilkan panas jika disiram dengan air.
Kalsium oksida memiliki penampilan serbuk putih hingga kuning pucat. Senyawa
ini juga dapat larut dalam gliserol dan larutan gula (Saswita, 2017).

11.5 Indilator Metil Merah


Metil pH adalah indikator zat yang berwarna azo. Indikator ini memiliki
bentuk yang kristal dan berwarna merah gelap. Indikator ini berubah warna
merahdalam asam. Sedangkan berubah warna kuning dalam basa. Indikator ini
memilikikisaran pH 4,2 – 6,3 yang telah ditentukan. Untuk Indikator ini
memiliki titik didih hingga 181 - 182℃ (Chang, 2005).
11.6 Indikator Metil Violet
Metil violet adalah indikator yang sering digunakan dalam titrasi. Karena
indikator ini memiliki perubahan warna yang jelas. Indikator ini berubah warna
menjadi jingga dalam asam. Dan berubah warna menjadi kuning dalam bentuk basa.
Indikator ini memiliki kisaran pH 3,1 – 4,4 yang telah ditentukan. Sedangkan
memiliki memiliki kisaran titik didih lebih dari 300℃ (Chang, 2005).

11.7 Indikator Bromtimol Blue


Bromotimol biru sering digunakan dalam aplikasi yang memerlukan
pengukuran zat. Indikator ini adalah indikator yang memiliki pH relatif netral.
Mengenai perubahan warnanya indikator ini berubah warna menjadi kuning dalam
bentuk asam. Sedangkan berubah warna Menjadi ungu kebiruan dalam basa.
Indikator ini memiliki kisaran pH 3,0 – 4,6 yang telah ditentukan, dan memiliki titik
didih 201℃ (Chang, 2005).

11.8 Indikator Phenolphtalien

Indikator fenolftalein merupakan indikator yang sering digunakan karena


harganya yang murah. Indikator ini tidak berwarna dalam bentuk asam. Sedangkan
berwarna merah jambu dalam bentuk basa. Indikator ini memiliki kisaran pH 8,3
– 10,0. Dan memiliki kisaran titik didih yaitu 258 - 262℃ (Chang, 2005).

12. Tabel Perlakuan dan pengamatan

Tabel 12.1 Tabel perlakuan dan pengamatan Indikator Bromtimol Biru

Perlakuan Pengamatan

Memasukkan sabun cair ke dalam


dengan menambahkan aquades
hingga teksturnya menjadi cair.

Memasukkan super pel ke dalam


dengan menambahkan aquades
hingga teksturnya menjadi cair.
Memasukkan masing masing cairan 1. Sabun cair
ke dalam tabung reaksi.

2. Super pel

3. Sprite
4. Pocari Sweat

5. Cleo

6. Hasil

Meneteskan 3 tetes bromtimol biru Diteteskan Bromtimol biru pada


pada masing-masing cairan tersebut setiap cairan dan catat perubahan
kemudian mencatat warna nya. warnanya.
Tabel 12.2 Perlakuan dan pengamatan percobaan kubis ungu

Perlakuan Pengamatan

Menimbang kubis ungu. Massa dari kubis ungu adalah sebesar


100,0089 gr.

Mencampur kubis ungu dengan air Memasukkan kubis ungu ke dalam


sebanyak 100 mL. blender dan masukkan air sebanyak
100 mL.

Menghasluskan kubis ungu Blender kubis ungu sampai halus.


menggunakan blender.

Menyaring larutan dan memisahkan


endapannya.
Mencampurkan larutan menjadi
indikator kubis ungu.

Memasukkan larutan kubis ungu ke Masukkan larutan ke dalam masing


dalam tabung reaksi yang sudah berisi masin cairan.
cairan.

Memasukkan larutan dengan cara Setelah memasukkan larutan catat


meneteskan 3 tetes ke dalam masing perubahan warna yang terjadi.
masing tabung reaksi kemudian
mencatat perubahan warnanya.

Tabel 12.3 Perlakuan dan pengamatan percobaan kertas lakmus

Perlakuan Pengamatan

Memasukkan masing-masing cairan


kedalam tabung reaksi.
Memasukkan ujung kertas lakmus ke
dalam masing-masing cairan
kemudian mencatat perubahan yang
terjadi

13. Perhitungan

13.1 Perhitungan massa kubis ungu

 Massa kubis ungu = 100.0089 gram

 Massa Tisu = 3,0951 gram

 Massa kubis ungu + Tisu = 103,104 gram

14. Pembahasan

Ketika sabun cair diteteskan dengan bromtimol biru, sabun akan


menggelembung dan berubah warna menjadi hijau tosca pada percobaan sampel
pertama. Cairan ini memiliki pH asam. Saat bromtimol biru diteteskan ke cairan
kedua, warnanya menjadi hijau, menjadikannya super pel memiliki pH asam. Saat
dicampur dengan bromtimol biru, cairan Sprite berubah menjadi oranye. Asam
adalah cairan ini. Kemudian, pada saat itu, pocari sweat saat ditetesi dengan
bromtimol biru menghasilkan warna kuning dan bersifat asam kemudian air cleo
pada saat ditetesi bromtimol biru berubah menjadi hijau. Cairan ini memiliki sifat
netral.

Pada percobaan selanjutnya menggunakan larutan indikator kubis ungu. Sabun


cair berubah menjadi biru keabu-abuan dengan lebih sedikit busa saat larutan kubis
ungu diteteskan di atasnya. Super pel saat kubis ungu diteteskan menjadi abu-abu
dan berbusa lebih banyak. Sprite berubah menjadi merah muda pucat saat dicampur
dengan kubis ungu. Pocari sweat saat diteteskan larutan kubis ungu berubah
menjadi merah muda yang lebih pekat, Air minum Cleo berubah menjadi ungu saat
kubis ungu diteteskan ke atasnya.

Kemudian pada percobaan yang terakhir menggunakan kertas lakmus. Kertas


lakmus biru dan lakmus merah menghasilkan warna biru ketika dicelupkan ke
dalam sabun cair. Kemudian, lakmus merah menghasilkan warna biru ketika
dicelupkan ke dalam super pel dan lakmus biru menghasilkan warna biru. Saat
dicelupkan ke dalam cairan sprite, lakmus merah berubah menjadi warna merah
tetap, dan lakmus biru berubah menjadi merah. Hal yang sama terjadi ketika lakmus
biru dan merah dicelupkan ke dalam cairan pocari sweat lakmus merah tetap merah
dan lakmus biru berubah menjadi merah. Cleo menjadi merah saat dicelupkan ke
dalam air, sedangkan lakmus biru tetap biru saat dicelupkan ke dalam air.

15. Kesimpulan dan saran

Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum indikator asam basa adalah sebagai
berikut :

Sabun cair ditetesi bromtimol biru maka akan berubah menjadi warna hijau tosca
dan bergelembung, kemudian jika sabun cair ditetesi indikator kubis ungu maka
akan berubah menjadi warna biru sedikit abu-abu dan sedikit berbusa. Hal ini
menunjukkan bahwa sabun cair bersifat basa. Begitu juga dengan super pel saat
ditetesi dengan bromtimol biru akan berubah warna menjadi hijau dan bersifat basa,
jika super pel ditetesi indikator kubis ungu maka akan berubah menjadi warna abu-
abu dengan busa yang banyak. Kemudian sprite saat ditetesi dengan bromtimol biru
akan berubah warna menjadi kuning semi orange, jika sprite ditetesi indikator ungu
maka akan berubah menjadi warna merah muda transparan pucat. Hal ini
menunjukkan sprite bersifat asam. Sama dengan Pocari Sweat akan berubah warna
ketika ditetesi bromtimol biru menjadi kuning semi orange dan bersifat asam, jika
pocari sweat ditetesi indikator ungu maka akan berubah menjadi warna merah muda
lebih pekat. Kemudian yang terakhir ada cleo, saat cleo ditetesi dengan bromtimol
biru akan berubah warna menjadi hijau, jika cleo ditetesi indikator ungu maka akan
berubah menjadi warna ungu. dan bersifat netral.

Saran dari praktikum kali ini yaitu memahami materi yang akan di lakukan agar
praktikum berjalan dengan lancar, selalu berhati-hati dan teliti apa yang sedang
dikerjakan.
DAFTAR PUSTAKA

Raymond, 2005, Kimia Dasar Jilid 2, Jakarta, Erlangga


Wolke, 2003, Einstein Aja Gak Tau!. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Rahmawati, Siti dan Rahman, INDIKATOR ASAM-BASA DARI BUNGA DADAP


MERAH (Erythrina crista-galli L.) Pendidikan Kimia/FKIP -University of
Tadulako, Palu - Indonesia 94118

Maulika, 2019, Pengembangan Media Pembelajaran Indikator Asam Basa Alami


Berbasis Bioselulosa, Universitas Muhammadiyah Pontianak

Padmaningrum, 2016, Titrasi Asimedri, Universitas Negeri Yogyakarta

Zulius, 2017, Rancang Bangun Monitoring pH Air Menggunakan Soil Moisture

Sensor di SMK N 1 Tebing Tinggi Kabupaten empat Lawang, STMIK


Musirawas

Jufriadi, Bambang, Sulardi, UJI KEASAMAN AIR DENGAN ALAT SENSOR


pH, Sekolah Tinggi Teknologi Migas Balikpapan

Saswita, 2017, Penggunaan Kapur Tohor (CaO) dalam Penurunan Kadar


LogamFe dan Mn Pada Limbah Cair Pewarnaan Ulang Jeans
Kabupaten Magelang Tahun 2017, Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai