Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)

Jurusan Teknik Kimia Politeknik NegeriLhokseumawe


Vol. 18 No.01, Juni 2020 ISSN 1693-248X

ANALISA PERBEDAAN INDIKATOR ASAM DAN BASA


MENGGUNAKAN VARIASI EKSTRAK BUNGA
(MAWAR, KEMBANG SEPATU, BOUGENVILE)

Nurul Fitriah1*, Syafari2, Mardani3


Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
1,3
Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Kimia Industri
2
Program Studi Pengolahan Migas
Jalan Banda Aceh-Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301
*E-mail: nurulfitriah2012@gmail.com

ABSTRAK

Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat indikator, yaitu zat yang
memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan basa (zat yang
warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam
maupun senyawa basa). Analisa indikator asam basa bertujuan untuk mengetahui
reaksi asam basa yang pada umumnya harus digunakan zat atau alat penunjuk
seperti kertas lakmus, kertas pH indtkator dan elektroda bagi asam dan basa. Zat
indikator yang diekstraksi dari bunga mawar, bunga kembang sepatu, bunga
bougenvile dengan menggunakan pelarut aquadest (air), etanol teknis dan etanol
96%. Zat indikator yang terdapat pada bunga mawar dan bunga kembang sepatu
dapat dipisahkan (diekstraksi) dengan baik menggunakan pelarut etanol teknis dan
etanol 96%, sedangkan bougenvil tidak diperoleh hasil dengan pelarut etanol
teknis dan etanol 96%. Ekstraksi zat indikator untuk reaksi asam – basa dapat
diekstraksi dengan air suling (aquadest) dan dalam penggunaannya kurang cocok,
karena ekstraknya tidak tahan lama dan mengalami pembusukan. Zat indikator
yang dihasilkan dari bunga mawar dan bougenvil menunjukkan sifat kemiripan
yang sama dengan indikator timolbiru (substitusi biru).
Kata kunci: Analisa, Asam, Basa

ABSTRACT

Acids and bases can be identified by using indicator substances, which are
substances that give different colors in an acidic and alkaline environment
(substances whose color can change when interacting or reacting with acidic and
alkaline compounds). The analysis of the acid-base indicator aims to determine
the acid-base reaction, which generally requires a substance or pointing device
such as litmus paper, pH indicator paper and electrodes for acids and bases. The
indicator substance was extracted from roses, hibiscus flowers, bougenvile
flowers using aquadest (water), technical ethanol and 96% ethanol. The indicator
substances contained in roses and hibiscus flowers can be separated (extracted)
properly using technical ethanol and 96% ethanol solvents, while bougenvil is not
obtained with technical ethanol and 96% ethanol solvents. Extraction of indicator
substances for acid-base reactions can be extracted with distilled water (aquadest)
and is less suitable for use, because the extracts are not durable and decompose.
The indicator substances produced from roses and bougenvil show the same
similarity properties as the thymolblue indicator (blue substitution).
Keywords: Analyzes, Acids, Bases

6
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik NegeriLhokseumawe
Vol. 18 No.01, Juni 2020 ISSN 1693-248X

PENDAHULUAN lakmus biru.Semua zat tergolong asam


Dalam bidang ilmu kimia apabila lakmus biru berubah menjadi
terutama dalam bidang kimia analisa merah, atau lakmus merah tidak
dikenal berbagai reaksi seperti reaksi berubah warna. Semua zat tergolong
asam-basa, oksidasi-reduksi, basa apabila lakmus merah menjadi
pengendapan dan reaksi kompleks. biru, ataulakmus biru tidak berubah
Untuk dapat mengetahui terjadi warna.
tidaknya suatu reaksi diperlukan suatu Di samping menggunakan
zat/alat penunjuk yang dalam bidang indikator buatan, seperti lakmus,
kimia disebut sebagai indikator. fenolftalen, metil merah dan brom
Indikator yang digunakan di timol biru, kita juga dapat mengenali
laboratorium-laboratorium diperoleh senyawa asam atau basa dengan
dari pembelian barang impor dari luar menggunakan indikator alami, seperti
negeri yang harganya sangat mahal bunga sepatu, bunga hidrangea, kol
jika dihargai dengan uang rupiah. merah, kunyit dan beberapa jenis
Berdasarkan observasi terdapat tumbuhan lainnya. Indikator asam-basa
indikator di alam yang harganya yang baik adalah zat warna yang
sangat murah dari zat warna berbagal memberi warna berbeda dalam larutan
bunga melalui proses asam dan larutan basa. Bagimanakah
pelarutan/pemisahan/ekstraksi dengan cara membuat indikator alami. Di
menggunakan pelarut tertentu. bawah ini, beberapa cara pembuatan
Asam mempunyai rasa asam, indikator alami dengan menggunakan
sedangkan basa mempunyai rasa bunga sepatu, bunga hidrangea, kol
pahit. Namun begitu, tidak dianjurkan merah dan kunyit. Tidak semua
untuk mengenali asam dan basa tumbuhan dapat menjadi indikator yang
dengan cara mencicipinya, sebab baik, hanya tumbuhan dengan warna
banyak diantaranya yang dapat yang mencolok yang dapat dijadikan
merusak kulit (korosif) atau bahkan sebagai indikator yang baik, karna pada
bersifat racun. Asam dan basa dapat kelopak bunga tumbuhan memiliki
dikenali dengan menggunakan zat pigmen warna sehingga ketika
indikator, yaitu zat yang memberi diekstrak menghasilkan berbagai
warna berbeda dalam lingkungan warna. Indikator asam-basa yang baik
asam dan lingkungan basa (zat yang dapat memperlihatkan warna berbeda
warnanya dapat berubah saat dalam larutan yang bersifat asam dan
berinteraksi atau bereaksi dengan larutan yang bersifat basa.
senyawa asam maupun senyawa basa). Menggunakan bunga yang sejenis
Dalam laboratorium kimia, belum tentu sama dan bisa menjadi
indikator asam-basa yang biasa di indikator asam-basa, seperti saat
gunakan adalah indikator buatan dan percobaan kamboja kuning dan
indikator alami. Untuk keperluan kamboja merah yang menghasilkan
eksperimen, para ilmuan menciptakan warna berbeda saat di campur larutan
lakmus. Lakmus adalah sejenis zat asam dan larutan basa.
yang di peroleh dari jenis lumut Penelitian ini direncanakan
kerak/liken (Rocella tinctoria), suatu mencari alternatif indikator asam-basa
simbiosis jamur dan alga. Lakmus dari ekstraksi berbagai jenis bunga.
yang banyak digunakan dalam Setiap jenis bunga mempunyai warna,
laboratorium-laboratorium kimia pH dan interval pH tertentu serta pada
sekarang ini tersedia dalam bentuk umumnya larut dalam pelarut air,
kertas.Kertas lakmus jenisnya ada dua, alkohol dan aseton. Dalam penelitian
yaitu kertas lakmus merah & kertas ini masalah yang akan diteliti adalah

7
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik NegeriLhokseumawe
Vol. 18 No.01, Juni 2020 ISSN 1693-248X

dapat tidaknya zat indikator diperoleh sama hingga 6 kali dan ekstrak yang
dari bunga mawar, kembang sepatu diperoleh dikumpulkan. Ekstrak
dan bougenvil serta keawetannya dipekatkan dengan cara
dalam pelarut yang digunakan. destilasi/penguapan. Hal yang sama
dilakukan untuk pelarut yang berbeda
METODE PENELITIAN dengan cara yang sama.
Penelitian ini dilaksanakan pada Kemudian penentuan skala pH
Laboratorium Kimia Analisa Jurusan ekstrak. Dalam pelaksanaan penentuan
Teknik Kimia Politeknik Negeri skala pH hasil ekstraksi diperlukan
Lhokseumawe. Kegiatan bertangsung berbagal larutan asam dan basa dengan
dari selama 1 tahun masa pendanaan berbagal pH yang dibuat pada saat
dari 2019 hingga 2020. Penelitian ini penelitian berlangsung dan tercantum
menggunakan metoda ekstraksi pada tabel di bawah ini.
dengan pelaru aquadest, etanol teknis
dan etanol 96%. Bahan baku yang Tabel 1. Larutan asam dan basa.
diteliti bunga mawar, kembang sepatu No. Jenis Rumus Konsetrasi Nilai
dan bougenvile, dari bahan ini
diambil zat warna yang akan Larutan Kimia pH
digunakan sebagai indikator asam dan
basa. 1 Asam HCl 0,1 M 1
Bahan-bahan kimia yang Klorida
digunakan air suling (aquadest), etanol 2 Asam CH3C 0,1 M 3
teknis, etanol 95%, Hcl, asam borat, asetat OOH
3 Asam H3BO3 2% 5
NaOH, NaCi, NaHC03, Na2co3. Borat
Peralatan yang digunakan gelas kimia 4 Natrium NaCl 5% 7
50 ml, pipet ukur 10 ml, pipet tetes, klorida
pelat tetes, batang pengaduk, corong 5 Natrium NaHC 5% 8,3
pisah, kaca arloji, botol semprot, bikarbonat O3
kertas saring dan kertas tissue. 6 Natrium Na2CO 5% 10,6
karbonat 3
Rancangan percobaan yang 7 Natrium NaOH 0,01 M 13
digunakan dalam penelitian ini adalah hidroksida
berdasarkan tiga perlakuan (air, etanol
teknis, etanol 96%) dan setiap Kemudian penentuan trayek
perlakuan dilakukan dengan 3 kali perubah warna. Larutan baku yang
pengulangan pada selang waktu dan mempunyai nilai pH tertentu diteteskan
temperatur tertentu dengan jumlah diatas pelat tetes, dua-tiga tetes.
sampel dan pelarut tertentu. Langkah Ditandai atau diberi lebel tetesan
awal yaitu persiapan bahan baku, tersebut agar tidak tertukar dalam
bunga mawar, kembang sepatu, penentuan trayek zat warna indikator.
bougenvil dipetik dan di ditimbang Pada setiap tetes, di tambahkan setetes
masing-masing 100 gram. Daun cairan zat warna indikator hasil
bunganya diambil 5 gram dan ekstraksi. Dicatat niali pH yang
dipotong kecil-kecil lalu dimasukkan memberikan perubahan warna dari
ke dalam gelas kimia 60 ml. tetesan cairan yang diperiksa. Dan
Ditambahkan pelarut pengekstrak dicatat warna dari tetesan cairan pada
sebanyak 10 ml (air, etanol tekmis, setiap nilai Ph yang diperiksa.
etanol 96%) kedalam gelas kimia 60
ml, diaduk dengan batang pengaduk
dan ekstrak yang diperoleh
dipisahkan. Ditambahkan pelarut yang

8
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik NegeriLhokseumawe
Vol. 18 No.01, Juni 2020 ISSN 1693-248X

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 2. Data Hasil Penelitian.

Perolehan (mgrzatindikator/ 5 gr bahan)


NO Bahan/Pelarut
Aquadest Etanol teknis Etanol 96%
1 Bunga mawar 210 390 280
200 400 280
210 380 290
206,7 390,0 283,3
Rata-rata Perolehan (%) 4,13 7,80 5,67
2 Kembang Sepatu 350 230 340
360 220 350
340 230 360
350,0 226,7 350,0
Rata-rata perolehan (%) 7,00 4,53 7,00
3 Buogenvile 210 10 0
210 0 0
200 0 0
206,7 3,3 0,0
Rata-rata Perolehan (%) 4,13 0,07 0,00

Tabel 3. Data Interval Warna Indikator

BungaMawar Kembang Sepatu Bougenvile


pH
Aq. E.t E.96 Aq E.t E.96 Aq E.t E.96
1 m m m m m m m - -
3 p p p p p p p - -
5 p p p p p p p - -
7
8,3 k k k h h h k k k
10,6 k k k h h h k k k
12 k k k h h h k k k

Keterangan: m (merah), p (pink/merah muda), h (hijau), k (kuning)

9
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik NegeriLhokseumawe
Vol. 18 No.01, Juni 2020 ISSN 1693-248X

Dari penelitian yang telah baik dengan menguraikan bahan


dilaksanakan terdapat persamaan dan indikator yang terekstraksi
perbedaan hasil ekstraksi yang berupa menghasilkan bau yang tidak sedap
zat indikator. (busuk), sedangkan yang diekstraksi
Untuk bunga mawar zat indikator dengan pelarut etanol teknis dan etanol
dapat diperoleh dengan menggunakan 96% tidak mengalami pembusukan
pelarut aquadest, etanol teknis, dan karena etanol bersifat zat antiseptik
etanol 96%. Berdasarkan hasil yang dapat membunuh bakteri yang
penentuan skala pH ternyata respon ada.
warna indikator melihatkan hasil sama Berdasarkan studi literatur bahwa
dan berbeda. Keawetan zat indikator zat indikator yang diekstraksi dari
yang terdapat dalam pelarut terhadap bunga mawar dan bougenvile
waktu terlihat perbedaan dimana zat mempunyai kemiripan perubahan
indikator yang diekstraksi dengan warna dengan zat warna yang dibuat
pelarut air suling (aquadest) tidak secara sintetis (lihat lampiran 3) yaitu
dapat tahan lebih dari 12 jam, lewat timol biru (dari merah ke kuning).
dari itu akan mengalami kerusakan
(tidak dapat difungsingkan sebagai KESIMPULAN
indikator) atau pembusukan,
sedangkan yang di ekstraksi dengan Zat indikator yang diekstraksi dari
pelarut etanol teknis dan etanol 96% bunga mawar, bunga kembang sepatu,
dapat bertahan lebih lama sekitar dua bunga bougenvile dengan
minggu. menggunakan pelarut aquadest (air),
Untuk bunga kembang sepatu etanol teknis dan etanol 96% dapat
yang diekstraksi dengan pelarut air diambil kesimpulan sebagai berikut :
suling (aquadest) hasil ekstraksinya 1. Zatindikator yang terdapat pada
berlendir dan tidak tahan lama, bunga mawar dan bunga kembang
sedangkan yang diekstraksi dengan sepatu dapat dipisahkan
pelarut etanol teknis dan etanol 96% (diekstraksi) dengan baik
dapat tahan lama. Hasil uji skala pH menggunakan pelarut etanol teknis
memberikan respon warna yang sama dan etanol 96%, sedangkan
baiknya satu dengan lainnya. bougenvil tidak diperoleh hasil
Bunga bougenvile yang dengan pelarut etanol teknis dan
diekstraksi dengan pelarut air juga etanol 96%.
tidak tahan lama mengalami 2. Ekstraksi zatin dikator untuk reaksi
pembusukan, sedangkan yang asam – basa dapat diekstraksi
diekstraksi dengan pelarut etanol dengan air suling (aquadest) dan
teknis, dan etanol 96% zat warna dalam penggunaannya kurang
indikator tidak terekstraksi dengan cocok, karena ekstraknya tidak
baik seperti yang berasal dari bunga tahan lama dan mengalami
mawar dan bunga kembang sepatu. pembusukan.
Pada bunga mawar, bunga 3. Zatin dikator yang dihasilkan dari
kembang sepatu dan bunga bougenvile bunga mawar dan bougenvil
yang diekstraksi dengan pelarut menunjukkan sifat kemiripan yang
aquadest (air) semuanya tidak tahan sama dengan indicatortimol biru
lama dan mengalami pembusukan (substitusi biru).
setelah waktu 12 jam. Hal ini
disebabkan dalam bahan bunga
terdapat bakteri dan jika ada air
bakteri akan berkembang biak dengan

10
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik NegeriLhokseumawe
Vol. 18 No.01, Juni 2020 ISSN 1693-248X

DAFTAR PUSTAKA Sudarshan singh, S. B. (2011). Acid-


Base Indicator Properties of
Sudarshan Singh, S. B. Bothara,
Dyes from Local Flowers:
Sangeeta Singh, Roshan Patel,
Cassia aungostifolia Linn.,
Reena Ughreja. Preliminary
Thevetia peruviana (Pers.) K.
Pharmaceutical Characterization
Schum and Thevetia thvetiodes
of Some Flowers as Natural
(Kunth) K. Schum.
Indicator: Acid-Base Titration.
Pharmacognosy journal, 35-39.
Pharmacognosy Journal,
Sandeep B Patil et. al., Use of Flower
Volume 3, Issue 22, June 2011,
Extracts as an Indicator in
Pages 39-43
AcidBase Titrations, Research
Anastasiia Yu. Kharchenko, Olena G.
J. Pharm. and Tech, 2009;
Moskaeva, Oleg R. Klochaniuk,
2(2):421-422.Alaerts and Sri,
Mykyta O. Marfunin, Nikolay
Metode Penelitian Air, Penerbit
O. Mchedlov-Petrossyan. Effect
Usaha Nasional Surabaya-
of poly (sodium 4-
Indonesia, 1984.
styrenesulfonate) on the
Day and Underwood, Kimia Analisa
ionization constants of acid-base
Kuantitatif, Penerbit Eralangga,
indicator dyes in aqueous
Edisi 4, Jakarta, 1990.
solutions. Colloids and Surfaces
Departemen Kimia ITB, "Petunjuk
A: Physicochemical and
Praktikum Asam-Basa", 1980.
Engineering Aspects, Volume
Sudjana, Desaln dan Analisis
527, 20 August 2017, Pages
Eksperlmen, Penerbit Tarsito,
132-144
Edisi 3, Bandung.
E. A. Reshetnyak, V. M. Ostrovskaya,
1989.Sukarjo, Kimia Fisika,
K. V. Goloviznina, N. N.
Penerbit Aksara, Edisi 2,
Kamneva. Influence of
Yogyakarta, 1989.
tetraalkylammonium halides on
Toni Bird, Kimia Fisika Untuk
analytical properties of universal
Universitas, Penerbit
acid-base indicator
PT.Gramedia, Edisi 1, 1989.
paper.Journal of Molecular
Liquids, Volume 248, December
2017, Pages 610-615
Pokharna G, Jain NK, Nalwaya N,
Chatap VK. Bougainvillea
glabra-A Natural Indicator.
Pharmacognosy Journal. 2010;
2(5):25-28.
Patil SB, Kondawar MS, Ghodke DS,
Naikwade NS and Magdum CS.
Use of Flower Extracts as an
Indicator in Acid-Base
Titrations. Research J. Pharm.
and Tech. 2009; 2(2):421-422.
Sudarshan Singh, S. B. (2011).
Preliminary Pharmaceutical
Characterization of Some
Flowers as Natural Indicator:
Acid-Base Titration.
pharmacognosy Journal, 39-43.

11

Anda mungkin juga menyukai