Anda di halaman 1dari 5

ANALISI KALIUM DAN NATRIUM PADA PUPUK

Kelompok 2

Nama anggota : Debora Renita Paulina Siahaan (4203131039)

Ester Muliana Marpaung (4203131012)

Nia Pratiwi Siregar ( 4203131025)

Lewis Mardelina Simanjuntak (4203331013)

Nurul Fajirah (4203331002)

Sarah R. Artauly Sitinjak (4202431013)

Ranti Evi Sondang Sianturi (4201131007)

Surya Panangian Munthe (4203331020)

Kelas : Pendidikan Kimia E 2020

Dosen Pengampu : Dr.Sri Adelila Sari,M.Si

Mata Kuliah : Kimia Kualitatif dan Kuantitatif

Pupuk merupakan suatu bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan
unsur hara yang penting bagi pertumbuhan tanaman.Pupuk juga dapat didefinisikan sebagai
suatu material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi
kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik
(Rinsema, 1993). Pupuk dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu pupuk organik dan pupuk
anorganik.Pupuk organik adalah jenis pupuk yang tersusun atas materi makhluk hidup seperti
pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan dan manusia, sedangkan pupuk organikdapat berbentuk
padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi
tanah.Pupuk organik mengandung banyak bahan-bahan organik daripada unsur
haranya.Sumber pupukorganik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa
panen (bagas tebu,brangkasan, jerami, tongkol jagung, dan sabut kelapa, serta limbah ternak).
Pupuk yang sering digunakan dapat berupa pupuk organik dan anorganik. Perbedaan
antara pupuk organik dengan pupuk anorganik terdapat pada kadar nutrisi, tingkat kelarutan,
dan laju pelepasan nutrisi. Secara umum, nutrisi yang diserap oleh tanah dan tanaman
mencapai 64% jika pupuk yang digunakan pupuk anorganik, sedangkan pupuk organik yang
hanya menyediakan 1% dari berat pupuk yang diberikan. Hal ini yang menyebabkan pupuk
organik harus diberikan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan pupuk
anorganik (Anthony dan Glass, 2010).
Analisis Natrium
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar asam suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah diketahui kensentrasinya. Bila sebgai titran digunakan
larutan baku asam,maka penetepan tersebut dinamakan asidimetri, sedangkan apabila larutan
bakunya sg titran adalah larutan baku basa, maka penetapan tersebut dinamakan alkalimetri.
Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titran. Titran ditambahkan
sedikit demi sedikit pada titrar (larutan yang dititrasi) samapai terjadi terjadi perubahan warna
indikator baik titrat maupun titran biasanya berupa larutan. Saat terjadi perubahan warna
indikator maka titrasi dihentikan . saat terjadi perubahan warna indikator dan titrasi diakhiri
disebut dengan titik akhir titrasi.
Pada percobaan ini dibahas tentang bagaimana suatu senyawa dapat dihitung
kadarnya dengan mengunakan metode asidimetri. Pada percobaan titrasi asam basa asidimetri
yaitu pembakuan larutan standar Hcl dengan menggunkan natrium karbonat 9Na2co3 sebagai
baku primer dan penetapan kadar Nhco3. Pada percobaan ini mengunakan indikator metil
merah saat pembakuan maupun penetpan kadar karena perubhan warnanya yang jelas yaitu
pada tirasi asidimetri warnaya dri tdak berwrna menjadi merah muda yang mempunyai trayek
pH dari 4,2 – 6,2 . Sebelum melakukan penetapan kadar natrium bikarbonat secara asidimetri
terlebih dahulu dilakukan pembakuan menggunakan larutan baku primer natrium karbonat
untuk mengetahui normalitas asam klorida sbg larutan baku sekunder.
Pembakuan Hcl dilakukan dengan menimbang 1,5006 g natrium karbonat dengan
melarutkannya kedalam beker glass kurang lebih 50 ml , kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer yang bersi 25ml , dan kocok secara memutar hingga larut sempurna setelah larut
sempurna dititrai langsug dengan hcl 0,1 N menggunakan 10 tetes indikator metil merah
tujuannya untuk menirasi Hclmaka mash dapat ditera dan menghasil kan titik ekivalen hugga
warnanya dari tidak berwarna menjadi warna merah muda. Pada saat titrasi berlangsung
digunakan alat bantu kertas putih sebagai alas, kertas putih ditaruh di bawah erlenmeyer yang
berisi natrium karbonat berfungsi untuk mempermudah untuk mengamati prubahan warna
yang terjadi yaitu dari tidak berwarna menjadi merah muda. Kertas putih ini sengaja
digunakan agar percobaan lebih tepat dan dapat seger dihentikan titrasinya ketika tepat pada
titik akhir titasi. Dilakukan setengah tetes jika pada analit sudah mulai memperlihatkan
perubahan warna dari yang masih samar kemudian hilang agr volume yang terbaca diburet
merupakan volume titran yang sesungguhnya. Dari hasil pembakuan diperoleh normalitas
dari na2co3 sebesar 1, 110 N
Analisis Kadar Kalium

Hasil destruksi dengan pengenceran 10 kali tidak hanya untuk analisis P, tetapi juga
dilakukan untuk analisis kadar K. Analisis kadar K dilakukan menggunakan instrumen
fotometer nyala dengan penentuan kadar K menggunakan metode kurva standar. Larutan
deret standar K dibuat dengan konsentrasi 0; 2; 4; 8; 12; 16; dan 20 ppm. Kurva kalibrasi
larutan standar kalium dihasilkan dari emisi masing-masing larutan standar. Kurva kalibrasi
larutan standar kalium versus emisi ditunjukkan pada gambar berikut.
Pada Tahap Destruksi, sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi
penguraian sampel menjadi Unsur unsurnya yaitu unsur-unsur C, H, O, N, S, dan P. Fungsi
asam sulfat yaitu sebagai pengikat nitrogen dan juga menguraikan unsur- unsurnya.

Pada Tahap distilasi dilakukan penambahan larutan NaOH (natrium hidroksida) 100
ml. Fungsi penambahan NaOH adalah untuk memberikan suasana basa karena reaksi tidak
dapat berlangsung dalam keadaan asam. Pada tahap distilasi ini, amonium sulfat dipecah
menjadi amonia (NH3) dengan penambahan NaOH dengan alkalis dan dipanaskan dalam
alat distilasi Asam borat (H3BO3) berfungsi sebagai penangkap NH3 sebagai distilat berupa
gas yang bersifat basa. Supaya amonia dapat ditangkap secara maksimal, ujung alat distilasi
diusahakan tercelup semua ke dalam larutan asam standar sehingga dapat ditentukan jumlah
protein sesuai dengan kadar protein bahan. Selama proses distilasi, larutan asam borat akan
berubah warna biru karena larutan menangkap adanya amonia dalam bahan yang bersifat
basa sehingga mengubah warna merah muda menjadi hijau kebiruan, reaksi dalam distilasi
akan berakhir bila amonia yang telah terdistilasi tidak bereaksi

Tahapan yang terakhir adalah tahap titrasi, tahap titrasi ini dimaksudkan untuk
menentukan seberapa banyak volume HCl yang di perlukan yaitu untuk merubah warna
larutan yang tadinya berwarna biru berubah menjadi warna merah muda. Untuk
mempercepat terjadinya perubahan warna merah, indikator metil merah digunakan untuk
melihat akhir titrasi yang terjadi. Tahap titrasi ini menggunakan HCl agar perhitungan total
nitrogen tetap akurat. Akhir titrasi ditandai dengan warna merah muda yang terbentuk dan
tidak hilang selama 30 detik, reaksi yang terjadi sebagai berikut (Fatmawaty, 2011). Tahap
titrasi pada pupuk urea menggunakan larutan standar H2SO4 karena pupuk urea merupakan
pupuk sintetis yang tergolong ke dalam pupuk anorganik yang hanya mengandung satu
unsur hara saja yaitu hara nitrogen yang sangat tinggi. Larutan asam tersebut bereaksi
dengan senyawa yang bersifat sintetis dan bersifat toksik serta ketepatan ukuran untuk kadar
nitrogen dalam pupuk urea lebih akurat sehingga larutan H2SO4 lebih efisien digunakan
untuk uji kadar nitrogen dalam pupuk urea dari pada standar HCl.

pada percobaan kadar nitrogen dalam pupuk urea khususnya digranul mengalami
kendala karena alat Kjeldahl Analyzer (FOSS) mengalami sensitifitas dan kadar nitrogen
tidak sesuai yang didapatkan jadi mengulang kembali proses analisanya dari memipet 25 mL
sample yang sudah di detruksi sebanyak 2 (kali) pengerjaan dan volume blanko granul juga
berubah sebesar 0,061 mL, dan hasilnya kadar nitrogen yang didapatkan sesuai dengan
keinginan sebesar yang pertama sebesar 46,60% dan yang kedua diperoleh kadar nitrogen
47,2% dan diambil salah satu yang 46,60% kenapa tidak ambil yang kadar nitrogen 47,2%
alasannya karena 47,2% hasilnya tidak terlalu bagus dan lebih baik berkisar pada min 46%
dan masuk dalam kadar syarat mutu pupuk SNI No. 02-2801-2010.
Standar Mutu nasional suatu sampel pupuk

Anda mungkin juga menyukai