[Study of Ethanol Extract of “Ketepeng Cina” (Cassia alata L) Flower Crown as Acid-Base
Bioindicator]
ABSTRACT
The acid-base bioindicator is an alternative substitute for the synthetic indicator. The study about ethanol
extract of Ketepeng Cina crown flowers as an acid-base bioindicator source has been done. The research
about utilization of ethanol extract of Ketepeng Cina crown flower was aimed to study compound group,
pH range and acid-base titration which is suitable as bioindicator. This research was performed with
gradual extraction by maceration method with three solvents. The results showed that ethanol extract
from Ketepeng Cina crown flowers contained flavonoid, polyphenol, alkaloid, and tannin. Extract of
Ketepeng Cina crown flower was yellow in acid and orange in the base with the pH range of 7-9.
Keywords : Ketepeng Cina, Bioindicator, Acid-Base, Titration.
ABSTRAK
Bioindikator asam-basa merupakan alternatif utama pengganti indikator sintesis. Ekstrak etanol mahkota
bunga Ketepeng Cina (Cassia alata L) adalah sumber bioindikator asam-basa. Penelitian menggunakan
ekstrak etanol mahkota bunga Ketepeng Cina bertujuan untuk mengetahui kelompok senyawa, trayek
pH, dan titrasi asam basa yang cocok untuk bioindikator ekstrak etanol mahkota bunga Ketepeng Cina.
Pencapaian tujuan dilakukan secara ekstraksi bertingkat dengan metode maserasi dengan tiga jenis
pengekstrak (heksan, etil asetat dan etanol). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol mengandung
kelompok senyawa flaonoid, polifenol, alkaloid dan tannin. Ekstrak mahkota bunga ketepeng cina dalam
larutan asam berwarna kuning dan dalam larutan basa berwarna jingga dengan trayek pH antara 7−9.
Titrasi asam-basa yang sesuai yaitu titrasi asam kuat- basa kuat dan asam lemah-basa kuat.
Kata kunci : Ketepeng Cina, Bioindikator, asam basa, titrasi
berwarna kuning yang mengandung tannin pH, uji ekstrak pada titrasi asam basa,
dan flavonoid (Gama, 2011). Sampai saat analisis spectrum UV-VIS dan FTIR.
ini belum ada yang melakukan penelitian
Tahap persiapan mahkota bunga
dan pemanfaatan ekstrak bunga Ketepeng Ketepeng Cina
Cina (Cassia alata L) sebagai bioindikator Sampel yang digunakan pada
asam basa, sehingga bunga Ketepeng Cina penelitian ini yaitu mahkota bunga
potensial untuk dimanfaatkan sebagai Ketepeng Cina yang tumbuh di Perumahan
bioindikator asam basa. Berdasarkan latar dosen UNTAD Kelurahan Tondo,
belakang di atas, maka perlu dilakukan Kecamatan Mantikulore Palu Timur.
penelitian untuk mengkaji ekstrak mahkota Mahkota bunga Ketepeng Cina, dibersihkan
bunga Ketepeng Cina (Cassia alata L) dan dikeringanginkan hingga kering, setelah
sebagai bioindikator asam- basa. itu dihaluskan dengan blender dan diayak
dengan ayakan 60 mesh untuk memperoleh
BAHAN DAN METODE
tepung mahkota bunga Ketepeng Cina.
Bahan dan Peralatan
Bahan dasar yang digunakan dalam Tahap Ekstraksi
penelitian ini adalah mahkota bunga Ekstraksi dilakukan dengan ekstraksi
Ketepeng Cina yang diperoleh dari bertingkat menggunakan metode maserasi
perumahan dosen Universitas Tadulako. dengan tiga jenis pelarut. Ekstraksi
Bahan lain mencakup : n-heksan, etil pertama, digunakan pelarut non polar yakni
asetat, etanol 96%, larutan FeCl3 5%, n-heksan dengan cara menimbang serbuk
NaOH 10%, logam Mg, HCl pekat, pereaksi mahkota bunga Ketepeng Cina sebanyak
dragendrof, indikator metil jingga, indikator 25 gram, kemudian dimasukkan ke dalam
fenolfthalein, HCl 0,1 M, NaOH 0,1 M, erlenmeyer 1000 ml, selanjutnya
CH3COOH 0,1 M, NH4OH 0,1 M, buffer ditambahkan 500 ml n-heksan. Campuran
fosfat pH 1-13, butanol, asam asetat diaduk selama 10 menit, setelah itu
glacial, aquades, iodium, dan plat TLC. didiamkan selama 24 jam, kemudian
disaring dengan penyaringan vakum.
Prosedur Penelitian
Residu yang diperoleh dikeringanginkan,
Penelitian dilakukan secara bertahap
selanjutnya dimasukkan kedalam
yang terdiri atas tahap persiapan mahkota
erlenmeyer 1000 ml, dan ditambahkan etil
bunga Ketepeng Cina, ekstraksi, uji
asetat sebanyak 500 ml. Campuran diaduk
kelompok senyawa dan perubahan warna
selama 10 menit setelah itu didiamkan
dalam asam dan basa, penentuan trayek
selama 24 jam, kemudian disaring
dengan penyaring vakum. Residu yang
Tahap uji ekstrak pada titrasi asam-basa (4 : 1 : 5) (Ari, 2011). Selanjutnya isolat-
a. Titrasi asam kuat dengan basa kuat isolat yang nampak dari pemisahan yang
Larutan HCl 0,1 N dipipet sebanyak paling baik, ditandai agar memudahkan
10 ml, kemudian dimasukkan ke dalam dalam proses identifikasi. Isolat-isolat
erlenmeyer, selanjutnya ditambahkan 5 tersebut kemudian dikerik, setelah itu
tetes ekstrak mahkota bunga Ketepeng dilarutkan dalam etanol 96%. Selanjutnya
Cina. Dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N diukur dengan spektrofotometer UV-Vis
sampai terjadi perubahan warna. Volume dan FTIR, serta diuji warna dengan larutan
titran yang digunakan dicatat. Titrasi asam (HCl 0,1M) dan larutan basa
dilakukan sebanyak 3 kali ulangan. (NaOH 0,1M).
Selanjutnya perlakuan ini diulangi dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
mengganti ekstrak mahkota bunga
Rendemen dan Kelompok Senyawa
Ketepeng Cina sebagai indikator dengan
Ekstrak Etanol Mahkota Bunga Ketepeng
fenolftalein untuk pembanding. Cina
Ekstraksi etanol yang dihasilkan dari
b. Titrasi asam lemah dengan basa kuat
ekstraksi bertingkat dengan tiga jenis
Larutan CH3COOH 0,1 N dipipet
pelarut yang tingkat polaritasnya berbeda
sebanyak 10 ml, kemudian dimasukkan ke
(heksana, etil asetat dan etanol) berwarna
dalam erlenmeyer, selanjutnya ditambahkan
kuning kecokelatan. Ekstrak pekat
beberapa tetes ekstrak mahkota bunga
kemudian ditimbang, diperoleh 4,666 gram
Ketepeng Cina. Dititrasi dengan larutan
ekstrak. Berdasarkan hal itu, maka
NaOH 0,1 N hingga terjadi perubahan
diperoleh rendemen ekstrak mahkota bunga
warna. Volume titran yang digunakan
Ketepeng Cina sebesar 18,664 % [(berat
dicatat. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali
ekstrak/berat bunga) x 100%], yang berarti
ulangan. Selanjutnya perlakuan ini diulangi
ekstraksi 100 gram mahkota bunga
dengan mengganti ekstrak mahkota bunga
Ketepeng Cina dihasilkan 18,664 gram
Ketepeng Cina sebagai indikator dengan
ekstrak.
fenolfthalein untuk pembanding.
Ekstrak etanol mahkota bunga
Tahap Pereparasi Uji UV-Vis dan FTIR Ketepeng Cina sangat mungkin
Ekstrak etanol mahkota bunga mengandung beberapa kelompok senyawa.
Ketepeng Cina pekat ditotolkan hingga Untuk mengetahui kelompok senyawa apa
membentuk pita pada bagian tepi bawah yang ada, dilakukan analisis tentang
plat TLC, kemudian dikembangkan dengan adanya kelompok senyawa alkaloid,
eluen campuran butanol : asam asetat : air flavonoid, saponin, tannin, dan polifenol.
Hasil yang diperoleh (Tabel 1) menunjukkan senyawa dalam ekstrak etanol mahkota
ekstrak etanol mahkota bunga Ketepeng bunga Ketepeng Cina dapat berperanan
Cina mengandung senyawa flavonoid, sebagai indikator, dilakukan uji
alkaloid, polifenol, dan tannin. menggunakan HCl 0,1 N dan NaOH 0,1 N.
Hasil yang diperoleh menunjukkan ekstrak
Tabel 1. Hasil uji kandungan kelompok
senyawa ekstrak etanol mahkota etanol mahkota bunga Ketepeng Cina
bunga Ketepeng Cina dalam larutan asam berwarna kuning dan
Kelompok Hasil dalam larutan basa berwarna jingga. Hal
No Ket.
senyawa pengamatan
tersebut memberikan indikasi ekstrak
Terdapat
1 Flavonoid +
warna jingga mahkota bunga Ketepeng Cina dapat
Tidak terbentuk berperanan sebagai bioindikator asam
2 Saponin -
buih
Polifenol Terbentuk basa.
3 +
dan Tanin endapan coklat
Terbentuk
4 Alkaloid +
endapan jingga
0.9
Pada tabel tersebut memperlihatkan
0.8
0.7
rentang serapan flavonoid yang ada di
398 nm
daerah sekitar 398 nm adalah golongan
Absorbance (AU)
0.6
0.5
0.4
senyawa flavonoid jenis auron, sehingga
0.3 terdapat dugaan ekstrak mahkota bunga
0.2
Ketepeng Cina mengandung satu jenis
0.1
90
817.82
867.97
%T
777.31
75
669.30
619.15
60
1633.71
45
1259.52
1720.50
2927.94
30
1060.85
1382.96
15
3379.29
-0
4500 4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
h 1/cm
Gambar 4. Hasil pengukuran spektrum FTIR ekstrak mahkota bunga Ketepeng Cina
Serapan lebar pada bilangan Nuryanti dkk., (2013) pita serapan disekitar
gelombang 3379,29 cm-1 merupakan pita 1630 cm-1 merupakan vibrasi stretching
serapan khas ikatan hidrogen (-OH) yang ikatan C – O – C pada cincin pirilium yang
berarti terdapat gugus hidroksil yang dapat berkonyugasi dengan ikatan ganda karbon-
melakukan ikatan hidrogen. Adanya karbon (C = C).
serapan yang kuat pada bilangan Dugaan golongan senyawa flavonoid
gelombang 1720,50 cm-1 dapat diperkirakan jenis auron dari ekstrak juga didukung oleh
sebagai pita serapan senyawa O- data spectrum inframerah ekstrak mahkota
heterosiklik yang terkonyugasi dengan bunga Ketepeng Cina yang menunjukan
cincin benzena (Qin, dkk., 2010). Menurut adanya serapan –OH pada daerah
bahwa ada kesamaan antara hasil titrasi terdapat pada ekstrak mahkota bunga
asam kuat dan basa kuat, dengan asam Ketepeng Cina adalah jenis senyawa auron.
lemah dan basa kuat. Titik ekivalen juga
KESIMPULAN
tercapai pada kisaran volume penambahan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
titran NaOH sekitar 11,13 ml dan pH 8,84
disimpulkan bahwa ekstrak etanol mahkota
dengan perubahan warna dari kuning
bunga Ketepeng Cina (Cassia alata L)
menjadi jingga untuk indikator ekstrak
mengandung senyawa flavonoid, alkaloid,
mahkota bunga Ketepeng Cina, dan 10,93
polifenol dan tannin serta serapan
ml dan pH 8,46 dengan perubahan warna
maksimum ekstrak etanol mahkota bunga
dari tak berwarna menjadi merah muda
Ketepeng Cina berada pada 398 nm yang
untuk indikator fenolftalein. Dari kedua
menunjukkan golongan senyawa flavonoid
perlakuan titrasi di atas nampak terlihat
jenis auron. Trayek pH pada ekstrak etanol
bahwa ekstrak mahkota bunga Ketepeng
mahkota bunga Ketepeng Cina (Casssia
Cina yang digunakan sebagai indikator
alata L) adalah pada daerah pH 7 hingga
hampir sama penambahan volume titran
pH 9. Ekstrak etanol mahkota bunga
NaOH dengan indikator fenolftalein.
Ketepeng Cina (Casssia alata L) dapat
Berdasarkan hasil titrasi dapat
dijadikan sebagai indikator alami titrasi
diasumsikan bahwa ekstrak etanol
asam basa yakni pada titrasi asam kuat-
mahkota bunga Ketepeng Cina dapat
basa kuat dan titrasi asam lemah-basa kuat,
digunakan sebagai indikator dalam titrasi
tetapi tidak dapat digunakan pada titrasi
asam basa yaitu sebagai pengganti
asam kuat basa lemah.
indikator fenolftalein pada titrasi asam kuat
basa kuat, asam lemah basa kuat. Nuryanti DAFTAR PUSTAKA
dkk., (2010) menemukan ekstrak bunga Ari, I Gusti Ketut 2011. Analisis senyawa
Sepatu dapat berperanan sebagai indikator golongan flavonoid esktrak metanol
biji buah rambutan (Nephelium
untuk titrasi asam kuat dengan basa kuat, lappaceum L.). (Skripsi). Palu:
asam lemah dengan basa kuat serta titrasi Universitas Tadulako.
asam kuat dengan basa lemah. Dalam Candra, A. A. S. 2010. Karakterisasi Trayek
pH dan Spektrum Absopsi Ekstrak
ekstrak bunga Sepatu teridentifikasi
Kubis Ungu Kering (Brassica
mengandung antosianin yang berperanan oleracea) sebagai Indikator Alami
Titrasi Asam Basa. Laporan
sebagai indikator asam-basa. Hasil uji
Penelitian. Yogyakarta: FMIPA UNY.
ekstrak mahkota bunga Ketepeng Cina
Erwin, Muhammad, A.N., A. Sentosa, P.
sebagai indikator memperkuat praduga 2015. Potensi Pemamfaatan Ekstrak
bahwa golongan senyawa flavonoid yang Kubis Ungu (Brassica oleracea)
sebagai Indikator Asam Basa Alami. Basa, (Skripsi). Palu: Jurusan Kimia
Jurnal Kimia Mulawarman, 13(1). FKIP UNTAD.
Gama AMP. 2011. Perbandingan Ekstrak Nuryanti, S. Matsjeh, Chairil Anwar, Tri Joko
Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Raharjo. 2010. Indikator Titrasi Asam-
dengan Ketokonazol 2% dalam Basa Dari Ekstrak Bunga Sepatu
Menghambat Pertumbuhan (Hibiscus rosa sinensis L).
Malassezia Fulfur pada Pityriasis AGRITECH, 30(3): 178-183.
Versicolor secara In Vitro. (Skripsi).
Semarang: Fakultas Kedokteran Nuryanti, S; S. Matsjeh; C. Anwar; T.J.
UNDIP. Raharjo dan B. Hamzah. 2013.
Corolla Of Roselle (Hibiscus
Kurniawati, 2015. Kajian Ekstrak Etanol Sabdariffa L) as Acid-Base Indikator.
Bunga Tanaman Johar (Cassia Eurjchem, 4(1): 20-24.
siamea L) sebagai Bioindikator Asam
Basa, Skripsi. Palu: Jurusan Kimia Pavia, D., G.M. Lampman., G.S Kriz., J.R
FMIPA UNTAD. Vyvyan. 2009. Introduction To
SpectroskcopyI. Fourth Edition.
Markham K.R. 1988. Techniques of Departement of Chemistry.
Flavonoids Identification, Bellingham Washington: Westren
diterjemahkan oleh Kosasih Washington University.
Padmawinata, Bandung: Penerbit ITB.
Pruetong, S., Saijeen, S., Thongfak, K.
Marwati S. 2010. Aplikasi Beberapa Ektrak 2009. Study and Processing of Plant
Bunga Berwarna sebagai Indikator Extracts for Use as pH Indicators.
Alami Titrasi Asam Basa, Prosiding International Conference on the Role
Seminar Nasional Penelitian,
of Universities in Hands-On Education
Pendidikan dan Penerapan MIPA
FMIPA UNY, 15 Mei 2010. Rajamangala University of
Technology Lanna, Chiang-Mai,
Marwati S, 2011, KestAabilan warna Thailand 23-29 August 2009.
Ekstrak Kubis Ungu (Brassica
oleracea) sebagai Indikator alami Qin, C., Ly., Niu, W., Ding, Y., Zhang, R.,
Titrasi Asam Basa. Prosiding Seminar dan Shang, S. 2010. Analysis and
Nasional Penelitian, Pendidikan dan characterization of anthocyanidins in
Penerapan MIPA. FMIPA UNY, 11 Mei mulberry fruit. Journal of Food
2011. Science, 28(2): 117-128.
Marwati S, 2012, Ekstraksi dan Preparasi Day R.A. & A.L. Underwood, 1999.
Zat Warna Alami sebagai Indikator SAnalisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:
Alami Titrasi Asam Basa. Prosiding Erlangga.
Seminar Nasional Penelitian,
Pendidikan dan Penerapan MIPA. Shudarshan, S., Bothara, S.B., Sangeeta,
FMIPA UNY, 02 Juni 2012. S., Roshan, P., Naveen, M. 2010.
Nurbaya, 2015. Kajian Ekstrak Etanol Pharmaceutical Character of Flower
Bunga Kembang Telang (Clitoria as Natural Indicator: Acid-Base. A
Journal The Pharma Research, .
ternate) sebagai Bioindikator Asam
4:83-90.