Anda di halaman 1dari 11

KOVALEN, 3(3):292-302, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

KAJIAN EKSTRAK ETANOL MAHKOTA BUNGA KETEPENG CINA (Cassia alata L)


SEBAGAI BIOINDIKATOR ASAM BASA

[Study of Ethanol Extract of “Ketepeng Cina” (Cassia alata L) Flower Crown as Acid-Base
Bioindicator]

Khairunnisa1, Khairuddin1*, Dwi Juli Puspitasari1


1)
Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako, Palu
Jl. Soekarno Hatta Km.9, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp. 0451- 422611

*)Coresponding author: heru_jns@yahoo.co.id

Diterima 12 Juni 2017, Disetujui 21 Oktober 2017

ABSTRACT
The acid-base bioindicator is an alternative substitute for the synthetic indicator. The study about ethanol
extract of Ketepeng Cina crown flowers as an acid-base bioindicator source has been done. The research
about utilization of ethanol extract of Ketepeng Cina crown flower was aimed to study compound group,
pH range and acid-base titration which is suitable as bioindicator. This research was performed with
gradual extraction by maceration method with three solvents. The results showed that ethanol extract
from Ketepeng Cina crown flowers contained flavonoid, polyphenol, alkaloid, and tannin. Extract of
Ketepeng Cina crown flower was yellow in acid and orange in the base with the pH range of 7-9.
Keywords : Ketepeng Cina, Bioindicator, Acid-Base, Titration.

ABSTRAK
Bioindikator asam-basa merupakan alternatif utama pengganti indikator sintesis. Ekstrak etanol mahkota
bunga Ketepeng Cina (Cassia alata L) adalah sumber bioindikator asam-basa. Penelitian menggunakan
ekstrak etanol mahkota bunga Ketepeng Cina bertujuan untuk mengetahui kelompok senyawa, trayek
pH, dan titrasi asam basa yang cocok untuk bioindikator ekstrak etanol mahkota bunga Ketepeng Cina.
Pencapaian tujuan dilakukan secara ekstraksi bertingkat dengan metode maserasi dengan tiga jenis
pengekstrak (heksan, etil asetat dan etanol). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol mengandung
kelompok senyawa flaonoid, polifenol, alkaloid dan tannin. Ekstrak mahkota bunga ketepeng cina dalam
larutan asam berwarna kuning dan dalam larutan basa berwarna jingga dengan trayek pH antara 7−9.
Titrasi asam-basa yang sesuai yaitu titrasi asam kuat- basa kuat dan asam lemah-basa kuat.
Kata kunci : Ketepeng Cina, Bioindikator, asam basa, titrasi

Khairunnisa dkk. 292


KOVALEN, 3(3):292-302, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

LATAR BELAKANG bioindikator asam basa (Marwati, 2010,


Indonesia merupakan negara tropis Marwati, 2011, dan Marwati, 2012). Ekstrak
yang mempunyai hutan hujan tropis yang bunga sepatu dan bunga rosella dapat
kaya dengan keanekaragaman hayati. berperan sebagai bioindikator asam basa
Tumbuh-tumbuhan telah dimanfaatkan (Nuryanti dkk., 2010 dan Nuryanti dkk.,
dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia 2013). Ekstrak buah dan sayuran telah
sejak dahulu, baik dibidang papan maupun dilaporkan dapat berperanan sebagai
dibidang pangan. Secara etnobotani, bioindikator (Candra, 2010). Pruetong dkk
masyarakat telah memanfaatkan tumbuh- (2009) melaporkan bahwa ekstrak tanaman
tumbuhan sebagai obat tradisional, racun, dapat dijadikan sebagai bioindikator.
pewarna pangan dan non pangan serta Menurut Shudarshan dkk., (2010),
pemanfaatan lainnya (Erwin dkk., 2015). warna bunga tanaman pada umumnya
Selain itu pemanfaatan tumbuhan adalah berubah pada daerah pH tertentu dan
sebagai bioindikator asam basa. mengandung senyawa kelompok flavonoid.
Indikator asam basa didefinisikan Nuryanti dkk., (2010) melaporkan bahwa
sebgai senyawa organik yang dapat ekstrak bunga sepatu mengandung
berubah warna dengan berubahnya derajat senyawa golongan flavonoid, yaitu
keasaman (pH) larutan. Senyawa ini sering antosianin jenis pelargonidin yang berubah
digunakan sebagai indikator titik akhir titrasi warna pada daerah pH tertentu dan dapat
pada analisis volumetri khususnya metode digunakan sebagai bioindikator. Ekstraksi
titrasi asam basa dengan terjadinya zat warna pada tanaman umumnya
perubahan warna pada setiap interval pH. dilakukan dengan menggunakan metode
Jenis indikator yang banyak digunakan maserasi (Nuryanti dkk., 2010; Marwati,
adalah indicator sintesis, seperti fenolftalein 2012; Nurbaya, 2015, Kurniawati, 2015)
dan metil jingga, tetapi kedua indicator ini Ketepeng Cina ( Casiaa alata L)
mempunyai beberapa kelemahan seperti termasuk salah satu jenis tanaman dari
ketersediaan, polusi kimia, dan biaya famili tumbuhan Fabaceae yang telah
produksi mahal. Beberapa penelitian telah dilaporkan mengandung alkaloid, saponin,
dilakukan untuk menggantikan indikator tannin, steroid, antarkuinon, flavonoid dan
sintesis dengan indikator alami dari katbohidrat dan dimanfaatkan sebagai anti
berbagai bahan alam. parasit, laksan, kurap, kudis, panu, eksem,
Bunga dari berbagai jenis tanaman malaria, sembelit, radang kulit bertukak,
seperti bunga sepatu, bunga rosella dan sipilis, herpes, influenza, dan bronchitis
lain-lain telah digunakan sebagai (Gama, 2011). Bunga Ketepeng Cina

Khairunnisa dkk. 293


KOVALEN, 3(3):292-302, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

berwarna kuning yang mengandung tannin pH, uji ekstrak pada titrasi asam basa,
dan flavonoid (Gama, 2011). Sampai saat analisis spectrum UV-VIS dan FTIR.
ini belum ada yang melakukan penelitian
Tahap persiapan mahkota bunga
dan pemanfaatan ekstrak bunga Ketepeng Ketepeng Cina
Cina (Cassia alata L) sebagai bioindikator Sampel yang digunakan pada
asam basa, sehingga bunga Ketepeng Cina penelitian ini yaitu mahkota bunga
potensial untuk dimanfaatkan sebagai Ketepeng Cina yang tumbuh di Perumahan
bioindikator asam basa. Berdasarkan latar dosen UNTAD Kelurahan Tondo,
belakang di atas, maka perlu dilakukan Kecamatan Mantikulore Palu Timur.
penelitian untuk mengkaji ekstrak mahkota Mahkota bunga Ketepeng Cina, dibersihkan
bunga Ketepeng Cina (Cassia alata L) dan dikeringanginkan hingga kering, setelah
sebagai bioindikator asam- basa. itu dihaluskan dengan blender dan diayak
dengan ayakan 60 mesh untuk memperoleh
BAHAN DAN METODE
tepung mahkota bunga Ketepeng Cina.
Bahan dan Peralatan
Bahan dasar yang digunakan dalam Tahap Ekstraksi
penelitian ini adalah mahkota bunga Ekstraksi dilakukan dengan ekstraksi
Ketepeng Cina yang diperoleh dari bertingkat menggunakan metode maserasi
perumahan dosen Universitas Tadulako. dengan tiga jenis pelarut. Ekstraksi
Bahan lain mencakup : n-heksan, etil pertama, digunakan pelarut non polar yakni
asetat, etanol 96%, larutan FeCl3 5%, n-heksan dengan cara menimbang serbuk
NaOH 10%, logam Mg, HCl pekat, pereaksi mahkota bunga Ketepeng Cina sebanyak
dragendrof, indikator metil jingga, indikator 25 gram, kemudian dimasukkan ke dalam
fenolfthalein, HCl 0,1 M, NaOH 0,1 M, erlenmeyer 1000 ml, selanjutnya
CH3COOH 0,1 M, NH4OH 0,1 M, buffer ditambahkan 500 ml n-heksan. Campuran
fosfat pH 1-13, butanol, asam asetat diaduk selama 10 menit, setelah itu
glacial, aquades, iodium, dan plat TLC. didiamkan selama 24 jam, kemudian
disaring dengan penyaringan vakum.
Prosedur Penelitian
Residu yang diperoleh dikeringanginkan,
Penelitian dilakukan secara bertahap
selanjutnya dimasukkan kedalam
yang terdiri atas tahap persiapan mahkota
erlenmeyer 1000 ml, dan ditambahkan etil
bunga Ketepeng Cina, ekstraksi, uji
asetat sebanyak 500 ml. Campuran diaduk
kelompok senyawa dan perubahan warna
selama 10 menit setelah itu didiamkan
dalam asam dan basa, penentuan trayek
selama 24 jam, kemudian disaring
dengan penyaring vakum. Residu yang

Khairunnisa dkk. 294


KOVALEN, 3(3):292-302, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

dihasilkan dikeringanginkan, kemudian bereaksi positif akan terbentuk busa yang


dimasukkan ke dalam erlenmeyer 1000 ml, stabil selama 15 menit.
dan ditambahkan 500 ml etanol 96 %.
c. Uji polifenol dan tanin
Campuran diaduk selama 10 menit dan
Ekstrak etanol mahkota bunga
didiamkan selama 24 jam, kemudian
Ketepeng Cina diambil sebanyak 1,0 ml,
disaring dengan penyaring vakum, filtrat
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang dihasilkan dipisahkan pelarutnya
kemudian ditambahkan beberapa tetes
secara vakum dengan rotary vakum
larutan FeCl3 5%, bila bereaksi positif akan
evaporator hingga diperoleh ekstrak pekat
menghasilkan endapan coklat.
dan ditimbang untuk mengetahui
d. Uji alkaloid
rendemennya. Ekstrak etanol dianalisis
Ekstrak etanol mahkota bunga
dengan spektrofotometer UV-Vis dan FT-IR
Ketepeng Cina diambil sebanyak 1,0 ml,
untuk mengetahui jenis gugus fungsi yang
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
ada, selain itu dilakukan uji adanya
kemudian ditambahkan 2−3 tetes pereaksi
kelompok senyawa flavonoid, saponin,
Dragendorf, bila bereaksi positif akan
polifenol, alkaloid dan tannin secara
menghasilkan endapan jingga.
kualitatif.
Uji perubahan warna (uji ekstrak sebagai
Tahap uji kelompok senyawa dan
bioindikator)
perubahan warna dalam asam dan basa
Asam klorida 0,1 N dan natrium
a. Uji Flavonoid
hidroksida 0,1 N diambil dengan pipet ke
Ekstrak etanol mahkota bunga
tabung reaksi, selanjutnya ditambahkan
Ketepeng Cina diambil sebanyak 1,0 ml,
beberapa tetes ekstrak etanol mahkota
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
bunga Ketepeng Cina dan diamati
kemudian ditambahkan sedikit serbuk Mg
warnanya.
dan beberapa tetes HCl pekat (pereaksi
Tahap penentuan trayek pH
Shinoda), bila bereaksi positif, akan
Larutan buffer pH 1-13 masing-
menghasilkan larutan berwarna jingga,
masing 5 tetes dimasukkan dalam plat
merah muda atau merah.
tetes, kemudian ditambahkan masing-
b. Uji saponin
masing 3 tetes ekstrak pekat mahkota
Ekstrak etanol mahkota bunga
bunga Ketepeng Cina 1% (0,1 g dalam 10
Ketepeng Cina diambil sebanyak 2,0 ml,
ml etanol 96%), kemudian diamati
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
perubahan warna yang terjadi.
kemudian dikocok beberapa menit, bila

Khairunnisa dkk. 295


KOVALEN, 3(3):292-302, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

Tahap uji ekstrak pada titrasi asam-basa (4 : 1 : 5) (Ari, 2011). Selanjutnya isolat-
a. Titrasi asam kuat dengan basa kuat isolat yang nampak dari pemisahan yang
Larutan HCl 0,1 N dipipet sebanyak paling baik, ditandai agar memudahkan
10 ml, kemudian dimasukkan ke dalam dalam proses identifikasi. Isolat-isolat
erlenmeyer, selanjutnya ditambahkan 5 tersebut kemudian dikerik, setelah itu
tetes ekstrak mahkota bunga Ketepeng dilarutkan dalam etanol 96%. Selanjutnya
Cina. Dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N diukur dengan spektrofotometer UV-Vis
sampai terjadi perubahan warna. Volume dan FTIR, serta diuji warna dengan larutan
titran yang digunakan dicatat. Titrasi asam (HCl 0,1M) dan larutan basa
dilakukan sebanyak 3 kali ulangan. (NaOH 0,1M).
Selanjutnya perlakuan ini diulangi dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
mengganti ekstrak mahkota bunga
Rendemen dan Kelompok Senyawa
Ketepeng Cina sebagai indikator dengan
Ekstrak Etanol Mahkota Bunga Ketepeng
fenolftalein untuk pembanding. Cina
Ekstraksi etanol yang dihasilkan dari
b. Titrasi asam lemah dengan basa kuat
ekstraksi bertingkat dengan tiga jenis
Larutan CH3COOH 0,1 N dipipet
pelarut yang tingkat polaritasnya berbeda
sebanyak 10 ml, kemudian dimasukkan ke
(heksana, etil asetat dan etanol) berwarna
dalam erlenmeyer, selanjutnya ditambahkan
kuning kecokelatan. Ekstrak pekat
beberapa tetes ekstrak mahkota bunga
kemudian ditimbang, diperoleh 4,666 gram
Ketepeng Cina. Dititrasi dengan larutan
ekstrak. Berdasarkan hal itu, maka
NaOH 0,1 N hingga terjadi perubahan
diperoleh rendemen ekstrak mahkota bunga
warna. Volume titran yang digunakan
Ketepeng Cina sebesar 18,664 % [(berat
dicatat. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali
ekstrak/berat bunga) x 100%], yang berarti
ulangan. Selanjutnya perlakuan ini diulangi
ekstraksi 100 gram mahkota bunga
dengan mengganti ekstrak mahkota bunga
Ketepeng Cina dihasilkan 18,664 gram
Ketepeng Cina sebagai indikator dengan
ekstrak.
fenolfthalein untuk pembanding.
Ekstrak etanol mahkota bunga
Tahap Pereparasi Uji UV-Vis dan FTIR Ketepeng Cina sangat mungkin
Ekstrak etanol mahkota bunga mengandung beberapa kelompok senyawa.
Ketepeng Cina pekat ditotolkan hingga Untuk mengetahui kelompok senyawa apa
membentuk pita pada bagian tepi bawah yang ada, dilakukan analisis tentang
plat TLC, kemudian dikembangkan dengan adanya kelompok senyawa alkaloid,
eluen campuran butanol : asam asetat : air flavonoid, saponin, tannin, dan polifenol.

Khairunnisa dkk. 296


KOVALEN, 3(3):292-302, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

Hasil yang diperoleh (Tabel 1) menunjukkan senyawa dalam ekstrak etanol mahkota
ekstrak etanol mahkota bunga Ketepeng bunga Ketepeng Cina dapat berperanan
Cina mengandung senyawa flavonoid, sebagai indikator, dilakukan uji
alkaloid, polifenol, dan tannin. menggunakan HCl 0,1 N dan NaOH 0,1 N.
Hasil yang diperoleh menunjukkan ekstrak
Tabel 1. Hasil uji kandungan kelompok
senyawa ekstrak etanol mahkota etanol mahkota bunga Ketepeng Cina
bunga Ketepeng Cina dalam larutan asam berwarna kuning dan
Kelompok Hasil dalam larutan basa berwarna jingga. Hal
No Ket.
senyawa pengamatan
tersebut memberikan indikasi ekstrak
Terdapat
1 Flavonoid +
warna jingga mahkota bunga Ketepeng Cina dapat
Tidak terbentuk berperanan sebagai bioindikator asam
2 Saponin -
buih
Polifenol Terbentuk basa.
3 +
dan Tanin endapan coklat
Terbentuk
4 Alkaloid +
endapan jingga

Kelompok Flavonoid dengan struktur


molekul dasar (Gambar 1) terdiri atas
beberapa bagian, yakni flavon, flavonol,
Gambar 1. Struktur dasar kelompok
antosianidin, isoflavon, flavanon,
senyawa flavonoid
dihidroflavonol, biflavonoid, khalkon dan
auron (Markham, 1988). Setiap bagian Spektrum Serapan UV-Vis dan FTIR
Ekstrak Etanol Mahkota bunga Ketepeng
terdiri atas beberapa senyawa, dan nama
Cina
senyawanya sering diikutkan dengan nama Telah diuraikan sebelumnya bahwa
bagian, misalnya antosianidin sianidin (jenis ekstrak etanol mahkota bunga Ketepeng
senyawanya sianidin yang masuk kedalam Cina mengandung flavonoid yang sangat
bagian antosianidin). Dengan demikian mungkin terdiri dari satu jenis senyawa.
flavonoid dalam ekstrak etanol mahkota Untuk memprediksi jenis senyawa yang
bunga Ketepeng Cina sangat mungkin ada, dilakukan analisis spektrum serapan
terdiri lebih dari satu jenis senyawa. ultra lembayung dan tampak (UV-Vis) serta
Indikator asam-basa adalah senyawa spektrum FTIR. Hasil analisis spektrum
organik yang merupakan asam ataupun serapan UV-Vis ekstrak mahkota bunga
basa lemah yang bentuk tak terurainya dan Ketepeng Cina (Gambar 2) terdapat pita
bentuk ioniknya memiliki warna yang serapan optimum pada panjang gelombang
berlainan. Untuk mengetahui apakah 398 nm, berada pada sinar tampak yang

Khairunnisa dkk. 297


KOVALEN, 3(3):292-302, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

mencirikan adanya senyawa berwarna. Tabel 2. Rentang Serapan Spektrum UV-


Data serapan tersebut mendukung praduga Vis Flavonoid (Markham, 1988)

bahwa ekstrak etanol mahkota bunga Pita I Pita II Jenis Flavonoid


Ketepeng Cina tidak mengandung 310−350 250−280 Flavon
Flavonol (3-OH
antosianin, sebab senyawa antosianin 330−360 250−280
tersubsitusi)
mempunyai serapan khas pada panjang Flavonol (3-OH
350−385 250−280
gelombang antara 465 − 560 nm (Andersen bebas)
dan Markham, 2006). Nuryanti (2010) 310−330 245−275 Isoflavon
Kira-kira
menemukan serapan optimum senyawa Isoflavon (5-deoksi-5,7-
320
dioksigenasi)
antosianin dalam 39 bunga dari spesies puncak
Hibiskus adalah 536 nm dan yang Flavonon dan
300−330 275−295
dihidro flavonol
ditemukan dalam mahkota bunga Ketepeng
340−390 230−270 Khalkon
Cina adalah 398 nm. 380−430 230−270 Auron
Antosianidin dan
465−560 270−280
Ultra violet and visible spectrophotometer
antosianin
1

0.9
Pada tabel tersebut memperlihatkan
0.8

0.7
rentang serapan flavonoid yang ada di
398 nm
daerah sekitar 398 nm adalah golongan
Absorbance (AU)

0.6

0.5

0.4
senyawa flavonoid jenis auron, sehingga
0.3 terdapat dugaan ekstrak mahkota bunga
0.2
Ketepeng Cina mengandung satu jenis
0.1

0 golongan senyawa flavonoid tersebut.


200 250 300 350 400 450 500 550 600 650
Wavelength (nm)
Struktur molekul golongan senyawa
Gambar 2. Spektrum serapan ekstrak flavonoid jenis auron dapat dilihat pada
mahkota bunga Ketepeng Cina
Gambar 3.
Menurut Markham (1988), spektrum
serapan UV-Vis flavonoid yang khas terdiri
atas dua pita maksimal pada rentang
300−560 nm (pita I) dan 230−295 nm (pita
II). Rentang spektrum serapan UV-Vis
dapat dilihat pada Tabel 2.
Gambar 3. Struktur molekul Auron

Hasil pengambilan spektrum FTIR


(Gambar 4) memperlihatkan terdapat

Khairunnisa dkk. 298


KOVALEN, 3(3):292-302, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

puncak absorpsi atau pita absorpsi di pada bilangan gelombang 3379,29;


daerah bilangan gelombang lebih kecil dari 1720,50 ; 1382,96; 1060,85; 669,30 dan
-1 -1
1400 cm yang disebut daerah sidik jari 619,15 cm ; pita sedang ditemukan pada
(fingerprint region) dan didaerah panjang bilangan gelombang 1633,71 dan 1259,52
gelombang gugus fungsi (daerah panjang cm-1 ; pita lemah terdapat pada bilangan
gelombang antara 1400 dan 4000 cm-1). gelombang 867,97 ; 817,82 dan 777,31 cm-
1
Pita adsorpsi yang muncul terdiri atas pita , dan pita bahu terdapat pada bilangan
-1
yang kuat, medium dan pita adsorpsi yang gelombang 2927,94 cm .
lemah serta pita bahu. Pita kuat ditemukan

90

817.82
867.97
%T

777.31
75

669.30
619.15
60
1633.71

45

1259.52
1720.50
2927.94

30

1060.85
1382.96

15
3379.29

-0

4500 4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
h 1/cm

Gambar 4. Hasil pengukuran spektrum FTIR ekstrak mahkota bunga Ketepeng Cina

Serapan lebar pada bilangan Nuryanti dkk., (2013) pita serapan disekitar
gelombang 3379,29 cm-1 merupakan pita 1630 cm-1 merupakan vibrasi stretching
serapan khas ikatan hidrogen (-OH) yang ikatan C – O – C pada cincin pirilium yang
berarti terdapat gugus hidroksil yang dapat berkonyugasi dengan ikatan ganda karbon-
melakukan ikatan hidrogen. Adanya karbon (C = C).
serapan yang kuat pada bilangan Dugaan golongan senyawa flavonoid
gelombang 1720,50 cm-1 dapat diperkirakan jenis auron dari ekstrak juga didukung oleh
sebagai pita serapan senyawa O- data spectrum inframerah ekstrak mahkota
heterosiklik yang terkonyugasi dengan bunga Ketepeng Cina yang menunjukan
cincin benzena (Qin, dkk., 2010). Menurut adanya serapan –OH pada daerah

Khairunnisa dkk. 299


KOVALEN, 3(3):292-302, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

bilangan gelombang 3379,29 cm-1 ; gugus


C=O pada 1720,50 cm-1 dan gugus –
C−O−C− pada 1060,85 cm-1. Keterangan
lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Interpretasi Spektrum FTIR


Ekstrak Mahkota Bunga Ketepeng
Cina
Gambar 5. Perubahan warna ekstrak
Bilangan mahkota bunga Ketepeng Cina
Gelombang dalam larutan buffer posfat pH
-1
(cm ) Bentuk
Keterangan 1−13
Pustaka Pita
Auron
-1 Pavia Ekstrak Mahkota Bunga Ketepeng Cina
(cm )
(2009) Sebagai Indikator Titrasi Asam- Basa
3379, 3400 – −OH
Melebar Hasil titrasi asam kuat basa kuat
29 3200 H–bonded
2927, 3000 – 2
dengan menggunakan ekstrak mahkota
Tajam C−H sp stretch
94 2840 bunga Ketepeng Cina, terlihat titik ekivalen
1720, 1725 –
Tajam C=O Stretch tercapai pada saat penambahan volume
50 1705
1633, 1680 – 11,13 ml pH 8,80 dengan perubahan warna
Tajam −C=C− stretch
71 1600
1382,
dari kuning menjadi jingga. Sedangkan
1375 Tajam C−H bend
96 untuk titrasi asam basa dengan indikator
1060, 1300 – −C−O−C−
Tajam fenolftalein yang digunakan sebagai
85 1000 stretch
pembanding, titik ekivalen tercapai pada
Daerah pH Ekstrak Etanol Mahkota penambahan volume titran 10,96 ml dengan
Bunga Ketepeng Cina pH 8,43 dengan perubahan warna dari tak
Untuk memprediksi daerah pH ekstrak
berwarna menjadi merah muda. Secara
mahkota bunga Ketepeng Cina, dilakukan
teori rentang pH perubahan indikator
analisis perubahan warna menggunakan
fenolftalein berada pada kisaran 8,0-9,6
buffer fosfat pH 1 sampai pH 13. Hasil yang
(Day dan Underwood, 2002), sehingga
diperoleh (Gambar 5) , menunjukkan
rentang pH perubahan warna ekstrak
bahwa pH 1−6 larutan berwarna kuning, pH
mahkota bunga Ketepeng Cina masih
7 berwarna jingga muda , diatas pH 7
berada pada range perubahan pH indikator
larutan berwarna jingga.
fenolftalen.
Hasil titrasi asam lemah - basa kuat
dengan menggunakan indikator ekstrak
mahkota bunga Ketepeng Cina dengan
pembanding indikator fenolftalein, terlihat
Khairunnisa dkk. 300
KOVALEN, 3(3):292-302, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

bahwa ada kesamaan antara hasil titrasi terdapat pada ekstrak mahkota bunga
asam kuat dan basa kuat, dengan asam Ketepeng Cina adalah jenis senyawa auron.
lemah dan basa kuat. Titik ekivalen juga
KESIMPULAN
tercapai pada kisaran volume penambahan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
titran NaOH sekitar 11,13 ml dan pH 8,84
disimpulkan bahwa ekstrak etanol mahkota
dengan perubahan warna dari kuning
bunga Ketepeng Cina (Cassia alata L)
menjadi jingga untuk indikator ekstrak
mengandung senyawa flavonoid, alkaloid,
mahkota bunga Ketepeng Cina, dan 10,93
polifenol dan tannin serta serapan
ml dan pH 8,46 dengan perubahan warna
maksimum ekstrak etanol mahkota bunga
dari tak berwarna menjadi merah muda
Ketepeng Cina berada pada 398 nm yang
untuk indikator fenolftalein. Dari kedua
menunjukkan golongan senyawa flavonoid
perlakuan titrasi di atas nampak terlihat
jenis auron. Trayek pH pada ekstrak etanol
bahwa ekstrak mahkota bunga Ketepeng
mahkota bunga Ketepeng Cina (Casssia
Cina yang digunakan sebagai indikator
alata L) adalah pada daerah pH 7 hingga
hampir sama penambahan volume titran
pH 9. Ekstrak etanol mahkota bunga
NaOH dengan indikator fenolftalein.
Ketepeng Cina (Casssia alata L) dapat
Berdasarkan hasil titrasi dapat
dijadikan sebagai indikator alami titrasi
diasumsikan bahwa ekstrak etanol
asam basa yakni pada titrasi asam kuat-
mahkota bunga Ketepeng Cina dapat
basa kuat dan titrasi asam lemah-basa kuat,
digunakan sebagai indikator dalam titrasi
tetapi tidak dapat digunakan pada titrasi
asam basa yaitu sebagai pengganti
asam kuat basa lemah.
indikator fenolftalein pada titrasi asam kuat
basa kuat, asam lemah basa kuat. Nuryanti DAFTAR PUSTAKA
dkk., (2010) menemukan ekstrak bunga Ari, I Gusti Ketut 2011. Analisis senyawa
Sepatu dapat berperanan sebagai indikator golongan flavonoid esktrak metanol
biji buah rambutan (Nephelium
untuk titrasi asam kuat dengan basa kuat, lappaceum L.). (Skripsi). Palu:
asam lemah dengan basa kuat serta titrasi Universitas Tadulako.
asam kuat dengan basa lemah. Dalam Candra, A. A. S. 2010. Karakterisasi Trayek
pH dan Spektrum Absopsi Ekstrak
ekstrak bunga Sepatu teridentifikasi
Kubis Ungu Kering (Brassica
mengandung antosianin yang berperanan oleracea) sebagai Indikator Alami
Titrasi Asam Basa. Laporan
sebagai indikator asam-basa. Hasil uji
Penelitian. Yogyakarta: FMIPA UNY.
ekstrak mahkota bunga Ketepeng Cina
Erwin, Muhammad, A.N., A. Sentosa, P.
sebagai indikator memperkuat praduga 2015. Potensi Pemamfaatan Ekstrak
bahwa golongan senyawa flavonoid yang Kubis Ungu (Brassica oleracea)

Khairunnisa dkk. 301


KOVALEN, 3(3):292-302, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

sebagai Indikator Asam Basa Alami. Basa, (Skripsi). Palu: Jurusan Kimia
Jurnal Kimia Mulawarman, 13(1). FKIP UNTAD.

Gama AMP. 2011. Perbandingan Ekstrak Nuryanti, S. Matsjeh, Chairil Anwar, Tri Joko
Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Raharjo. 2010. Indikator Titrasi Asam-
dengan Ketokonazol 2% dalam Basa Dari Ekstrak Bunga Sepatu
Menghambat Pertumbuhan (Hibiscus rosa sinensis L).
Malassezia Fulfur pada Pityriasis AGRITECH, 30(3): 178-183.
Versicolor secara In Vitro. (Skripsi).
Semarang: Fakultas Kedokteran Nuryanti, S; S. Matsjeh; C. Anwar; T.J.
UNDIP. Raharjo dan B. Hamzah. 2013.
Corolla Of Roselle (Hibiscus
Kurniawati, 2015. Kajian Ekstrak Etanol Sabdariffa L) as Acid-Base Indikator.
Bunga Tanaman Johar (Cassia Eurjchem, 4(1): 20-24.
siamea L) sebagai Bioindikator Asam
Basa, Skripsi. Palu: Jurusan Kimia Pavia, D., G.M. Lampman., G.S Kriz., J.R
FMIPA UNTAD. Vyvyan. 2009. Introduction To
SpectroskcopyI. Fourth Edition.
Markham K.R. 1988. Techniques of Departement of Chemistry.
Flavonoids Identification, Bellingham Washington: Westren
diterjemahkan oleh Kosasih Washington University.
Padmawinata, Bandung: Penerbit ITB.
Pruetong, S., Saijeen, S., Thongfak, K.
Marwati S. 2010. Aplikasi Beberapa Ektrak 2009. Study and Processing of Plant
Bunga Berwarna sebagai Indikator Extracts for Use as pH Indicators.
Alami Titrasi Asam Basa, Prosiding International Conference on the Role
Seminar Nasional Penelitian,
of Universities in Hands-On Education
Pendidikan dan Penerapan MIPA
FMIPA UNY, 15 Mei 2010. Rajamangala University of
Technology Lanna, Chiang-Mai,
Marwati S, 2011, KestAabilan warna Thailand 23-29 August 2009.
Ekstrak Kubis Ungu (Brassica
oleracea) sebagai Indikator alami Qin, C., Ly., Niu, W., Ding, Y., Zhang, R.,
Titrasi Asam Basa. Prosiding Seminar dan Shang, S. 2010. Analysis and
Nasional Penelitian, Pendidikan dan characterization of anthocyanidins in
Penerapan MIPA. FMIPA UNY, 11 Mei mulberry fruit. Journal of Food
2011. Science, 28(2): 117-128.
Marwati S, 2012, Ekstraksi dan Preparasi Day R.A. & A.L. Underwood, 1999.
Zat Warna Alami sebagai Indikator SAnalisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:
Alami Titrasi Asam Basa. Prosiding Erlangga.
Seminar Nasional Penelitian,
Pendidikan dan Penerapan MIPA. Shudarshan, S., Bothara, S.B., Sangeeta,
FMIPA UNY, 02 Juni 2012. S., Roshan, P., Naveen, M. 2010.
Nurbaya, 2015. Kajian Ekstrak Etanol Pharmaceutical Character of Flower
Bunga Kembang Telang (Clitoria as Natural Indicator: Acid-Base. A
Journal The Pharma Research, .
ternate) sebagai Bioindikator Asam
4:83-90.

Khairunnisa dkk. 302

Anda mungkin juga menyukai