Abstrak
Titrasi merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan
zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya dan menggunakan indikator sebagai penanda terjadinya
titik akhir titrasi. Terdapat dua jenis indikator, yaitu indikator sintetis dan indikator alami. Indikator
yang sering digunakan salah satunya adalah indikator asam basa yang biasanya dapat berubah warna
pada keadaan pH tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas konsentrasi etanol
dalam mengekstraksi warna kembang telang (Clitoria ternatea L.) yang akan digunakan sebagai
indikator asam-basa.Ekstraksi yang dilakukan yaitu dengan cara maserasi (perendaman) oleh berbagai
variasi konsentrasi etanol, yaitu 0%, 10%, 30%, 50%, 70% dan 96% selama 8 jam.Dari hasil maserasi
menggunakan berbagai konsentrasi etanol didapatkan intensitas warna tertinggi dihasilkan pada
konsentrasi etanol 50% dengan nilai absorbansi sebesar 0,587. Ekstrak kembang telang (Clitoria
ternatea L.) kemudian diaplikasikan pada titrasi asam basa. Hasil titrasi menunjukkan rentang
konsentrasi HCl 0,1000 N yang menggunakan indikator kembang telang yaitu 0,1004 0,0032 dengan
persentase kesalahan sebesar 0,4%. Aplikasi Zat warna dari kembang telang dapat diaplikasikan sebagi
indikator titrasi asam basa karena kandungan antosianinnya yang dapat berubah sesuai dengan
perubahan pH.
33
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
Indikator titrasi asam basa bermacam- pigmen antosianin dari kulit rambutan
macam. Indikator-indikator yang ada dengan pelarut etanol, keberadaan
kebanyakan merupakan indikator sintetik. antosianin pada kulit rambutan dibuktikan
Berbagai indikator ini telah diketahui dengan pengukuran menggunakan
karakternya yaitu berupa trayek pH yang spektofotometer diperoleh panjang
ditunjukkan oleh perubahan warna pada gelombang 514,5 nm dengan rentang
kondisi asam dan basa serta harga tetapan antosianin yaitu 465 - 560 nm. Dilihat dari
indikator. Beberapa contoh indikator lamanya waktu ekstraksi, yaitu dua jam,
sintetis misalnya fenolftalein, metil jingga empat jam, enam jam dan delapan jam,
dan metil merah. Indikator sintetik intensitas warna tertinggi diperoleh pada
tersebut sangat dibutuhkan di instansi waktu ekstraksi selama delapan jam
pendidikan terutama di tingkat lanjutan dengan nilai absorbansi intensitas warna
dan perguruan tinggi. Namun indikator sebesar 2,6119. Dari hasil penelitian
yang selama ini digunakan memiliki tersebut membuktikan bahwa semakin
beberapa kelemahan seperti ketersediaan lama waktu ekstraksi, maka kontak antara
dan biaya produksi yang tinggi, dapat zat terlarut dengan pelarut akan semakin
mencemari lingkungan yang apa bila lama, sehingga banyak zat terlarut yang
terkonsumsi dalam jangka panjang akan akan terambil. Sementara Inayati, (Inayati,
menyebabkan gangguan pada ginjal. 2009), telah mempelajari hasil ekstraksi
Indikator sintetis ini harganyapun relatif zat warna antosianin dari kembang sepatu
mahal dan sulit didapat (Nuryanti, dkk., dan hasil optimum diperoleh dengan
2010 : 179). perbandingan antara sampel dengan
Selain indikator sintetik, sumber indikator pelarut yaitu 1:1 dengan nilai absorbansi
alami juga bisa digunakan sebagai lebih dari 2. Penelitian yang dilakukan
indikator. Umumnya berasal dari oleh Nuryanti (Nuryanti, dkk., 2010),
tumbuhan (akar, daun, bunga, buah atau membuktikan bahwa ekstrak bunga sepatu
biji) dan dapat dibuat melalui ekstraksi dapat dijadikan sebagai alternatif indikator
dengan pelarut yang sesuai (Mulyono, asam basa, perubahan warna yang terjadi
2012 : 82) dalam asam menjadi warna merah dan
Bagian tumbuhan yang paling banyak dalam basa menjadi warna hijau. Selain
menghasilkan warna adalah bagian bunga. itu Padmaningrum (Padmaningrum,
Sebagai contoh warna merah, biru atau 2011), juga membuktikan ekstrak daun
ungu merupakan pigmen organik yang Roheo discolor dapat digunakan sebagai
disebut antosianin yang dapat merubah indikator asam-basa yang merupakan
warna pada setiap perubahan pH indikator dua warna yang berubah warna
(Marwati, 2012 : 1). dari coklat ke hijau atau merah ke hijau.
Siahaan,(Siahaan, dkk., 2014), telah Penelitian tentang penggunaan alkohol
melakukan penelitian tentang ekstraksi sebagai pearut juga telah dipelajari oleh
34
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
dan dilihat adanya perubahan warna dari Gambar 1. Melaporkan bahwa intensitas
ekstrak kembang telang. warna kembang telang tertinggi terdapat
Aplikasi Indikator Kembang Telang pada konsentrasi etanol 50% dengan nilai
Untuk Titrsi Asam Basa absorbansi 0,587. Sedangkan pada
Sebanyak 10 ml HCl dititrasi oleh NaOH konsentrasi etanol yang lebih tinggi, yaitu
yang telah distandarisasi menggunakan konsentrasi etanol 70% dan 96%
indikator dari kembang telang sebanyak 2- mengalami penurunan nilai absorbansi.
3 tetes. Titrasi dilakukan sebanyak lima Pada konsentrasi 70% nilai absorbansi
kali pengulangan. Dilakukan pula titrasi yang didapat yaitu 0,482 dan pada
dengan indikator fenolftalein sebanyak konsentrasi 90% memiliki nilai absorbansi
lima kali pengulangan. Konsentrasi dari 0,392. Hal ini disebabkan karena semakin
masing-masing hasil titrasi dihitung dan tinggi konsentrasi etanol maka semakin
dibandingkan antara titrasi yang rendah tingkat kepolaran pelarut yang
menggunakan indikator kembang telang digunakan (Mardaningsih, F., dkk., 2012 :
dengan yang menggunakan indikator 112). Sementara itu, antosianin merupakan
fenolftalein. salah satu senyawa dari golongan
flavonoid yang bersifat polar (Harborne,
HASIL DAN PEMBAHASAN
2006 : 76). Sehingga jumlah antosianin
Intensitas warna kembang telang
yang ditarik akan sebanding dengan
Intensitas kembang telang yang telah
tingkat kepolaran pelarut yang digunakan
direndam pada etanol dengan konsentrasi
(Neliyanti dan Idiawati, 2014 : 89).
0%, 10%, 30%, 50%, 70%, dan 96% dapat
dilihat pada gambar berikut ini :
Pada konsentrasi 10% dan 30%, nilai
absorbansi dari kembang telang juga lebih
Kurva Intensitas Warna
Kembang Telang Terhadap rendah dibandingkan pada konsentrasi
Variasi Konsentrasi Etanol 50%. Nilai absorbansi pada konsentrasi
0.7
0,587 10% adalah 0,387 sedangkan pada
0.6
Absorbansi
0.4
30% dikarenakan pada kedua konsentrasi
ini mengandung lebih banyak air.
0.3
-10 40 50 90 Sementara itu, air yang terpapar langsung
Konsentrasi etanol (%)
dengan sinar matahari dapat merangsang
terbentuknya hidrogen peroksida (H2O2),
Gambar 1 Intensitas warna kembang telang
setelah direndam dengan variasi konsentrasi yang dapat menghancurkan senyawa
etanol selama 8 jam
penghasil warna sehingga menyebabkan
warna menjadi pudar (Neliyanti dan
Idiawati, 2014 : 90).
36
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
0.332
0,328
Absorbansi
0.326
0.32
37
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
perubahan pH (Sumber : Siregar dan Nurlela, 2. Ekstrak warna kembang telang dapat
2011 : 466)
digunakan sebagai indikator titrasi
Gambar 4 menunjukkan reaksi yang asam basa dengan rentang konsentrasi
terjadi selama adanya perubahan warnan yang didapat yaitu 0,1004 0,0032
akibat pengaruh pH yang terjadi karena untuk HCl 0,1000 N dan persentase
adanya degradasi warna dari antosianin. kesalahan sebesar 0,4%.
Pada pH rendah sebagian besar antosianin
terdapat pada bentuk kation flavium yang DAFTAR PUSTAKA
berwarna merah, sedangkan pada pH yang Agoes, G., Seri Farmasi Industri
semakin tinggi kation flavium berubah Teknologi Bahan Alam, Bandung : ITB,
menjadi basa karbinol dan akhirnya 2007.
menjadi kalkon yang tidak berwarna Barsasella, D., Buku Wajib Kimia Dasar,
(Winarti dan Firdaus, 2010 : 90). Selain Jakarta : Trans Info Media, 2012.
itu, inti flavium pigmen antosianin juga Bintang, Maria, Biokimia Teknik
bersifat defisiensi elektron sehingga Penelitian, Jakarta : Erlangga, 2010.
sangat reaktif dan mudah mengalami reksi Cahyono, E. dan Sari, E. P., Taklukan
yang menyebabkan pemudaran warna Kimia, Gorontalo : Ideas
(Winarti dan Firdaus, 2010 : 90). Publishing, 2013.
Hasil titrasi asam basa menggunakan Chang, R., Kimia Dasar Konsep-konsep
indikator dari kembang telang memiliki Inti, Edisi Ketiga Jilid 2, Jakarta :
persentase kesalahan sebesar 0,4% dengan Erlangga, 2005.
rentang konsentrasi antara 0,1004 Harborne, J. B., Metode Fitokimia
0,0032. Sedangkan titrasi asam basa yang Penentuan Cara Modern Menganalisis
menggunakan indikator fenolftalein Tumbuhan, Bandung : ITB, 2006.
memiliki persentase kesalahan sebesar Hariana, A., Tumbuhan Obat &
0,2% dengan rentang konsentrasi antara Khasiatnya, Jakarta : Penebar Swadaya,
0,1002 0,0017. 2011.
Inayati, Y. D., Pembuatan Kertas
A. Kesimpulan Indikator Asam Basa dari Bunga
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-
sebagai berikut :
sinensis), Valensi. (1) hal : 246-251,
1. Variasi konsentrasi etanol
2009.
mempengaruhi nilai absorbansi dari Mardaningsih, F., dkk., Pengaruh
perendaman kembang telang, dengan
Konsentrasi dan Suhu Spray Dryer
nilai absorbansi tertinggi yaitu 0,587 Terhadap Karakteristik Bubuk Klorofil
yang terdapat pada konsentrasi etanol Daun Alfalfa (Medicago sativa L.)
50%. Dengan Menggunakan Binder
38
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
40