Anda di halaman 1dari 28

EKSTRAKSI

TUJUAN:

1. Mengkomunikasikan pengertian ekstraksi


2. Menjelaskan dasar pemisahan secara ekstraksi
3. Menentukan nilai Koefisien distribusi (KD) untuk
suatu sistem ekstraksi
4. Menentukan persen ekstraksi
JENIS EKSTRAKSI
Maserasi :

Merupakan cara pemisahan sederhana yang


dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam suatu cairan selama beberapa
hari pada temperatur kamar dan terlindung
dari cahaya.
Keuntungan dari metode ini adalah
peralatannya sederhana. Sedang
kerugiannya antara lain waktu yang
diperlukan untuk mengekstraksi
sampel cukup lama, cairan pelarut
yang digunakan lebih banyak, tidak
dapat digunakan untuk bahan-bahan
yang mempunyai tekstur keras
EKSTRAKSI KONTINU (Soxhletasi)

merupakan pemisahan/ekstrak simplisia


secara berkesinambungan, cairan pelarut
dipanaskan sehingga menguap, uap cairan
pelarut terkondensasi menjadi molekul-
molekul air oleh pendingin balik dan turun
mengekstrak simplisia dalam klongsong dan
selanjutnya masuk kembali ke dalam labu
alas bulat setelah melewati pipa sifon
Keuntungan metode ini adalah:

1. Dapat digunakan untuk sampel dengan


tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap
pemanasan secara langsung
2.Digunakan pelarut yang lebih sedikit
3. Pemanasannya dapat diatur
Kerugian dari metode ini:
- Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang
terkumpul pada wadah di sebelah bawah terus-
menerus dipanaskan sehingga dapat
menyebabkan reaksi peruraian oleh panas.
- Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi
akan melampaui kelarutannya dalam pelarut
tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah
dan membutuhkan volume pelarut yang lebih
banyak untuk melarutkannya.
- Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin
tidak cocok untuk menggunakan pelarut
dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti
metanol atau air, karena seluruh alat yang
berada di bawah kondensor perlu berada pada
temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut
yang efektif
PERKOLASI

•Pemisahan zat aktif yang dilakukan dengan cara


serbuk simplisia dimaserasi selama 3 jam,
•kemudian simplisia dipindahkan ke dalam
bejana silinder yang bagian bawahnya diberi
sekat berpori,
•cairan pelarut dialirkan dari atas ke bawah
melalui simplisia kemudian dikumpulkan dan
dipekatkan.
•cairan pelarut akan melarutkan zat aktif
dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai
keadaan jenuh.
•Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena
gravitasi, kohesi, dan berat cairan di atas
dikurangi gaya kapiler yang menahan
gerakan ke bawah.
• Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu
dipekatkan
Keuntungan metode ini adalah tidak
memerlukan langkah tambahan yaitu sampel
padat (marc) telah terpisah dari ekstrak.

Kerugiannya adalah kontak antara sampel


padat tidak merata atau terbatas
dibandingkan dengan metode refluks, dan
pelarut menjadi dingin selama proses
perkolasi sehingga tidak melarutkan
komponen secara efisien
REFLUKS

•Penarikan komponen kimia yang dilakukan


dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu
alas bulat bersama-sama dengan cairan pelarut
lalu dipanaskan
• uap-uap cairan penyari terkondensasi pada
kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan
penyari yang akan turun kembali menuju labu alas
bulat
•Pelarut akan mengekstrak kembali
sampel yang berada pada labu alas bulat
•demikian seterusnya berlangsung secara
berkesinambungan sampai penyarian
sempurna
• penggantian pelarut dilakukan sebanyak
3 kali setiap 3-4 jam.
•Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan
dipekatkan.
Keuntungan dari metode ini adalah
digunakan untuk mengekstraksi sampel-
sampel yang mempunyai tekstur kasar dan
tahan pemanasan langsung

kerugian metode ini adalah membutuhkan


volume total pelarut yang besar
EKTRAKSI PELARUT

Proses pengerjaan dimana satu zat terlarut atau lebih terbagi atau
terdistribusi antara dua cairan yang tidak saling bercampur

Alat: -Corong pisah


-Counter-current Craig

Hukum Distribusi Nernst


Suatu zat pelarut X akan mendistribusikan dirinya antara 2 pelarut yang
tidak saling mencampur, hingga setelah kesetimbangan distribusi
tercapai, perbandingan konsentrasi x di kedua fasa (pelarut) pada suhu
konstan akan merupakan suatu tetapan

[X2] / [X1] = KD atau (ax)2 / (ax)1= KD a


Dimana a = f x konsentrasi f disebut dg koefisien
aktifitas = 1
KD disebut dengan koefisien distribusi
Syarat berlaku Hukum Nernst:
1. Mr x dikedua fasa sama
2. X terdistribusi dikedua fasa

Contoh:
Asam benzoat dalam benzena akan diekstrak ke dalam air

Dalam fasa air: asam benzoat akan terionsasi


HBz + H 2O H3O+ + Bz-

Dalam fasa organik: asam benzoat akan berdimerisasi

O HO
O
C
OH C C
OH O
Berarti ada 3 KD

1. KD (HBz) = a (HBz)org / a (HBz)air

2. KD (Bz-) = a (Bz-)org / a (Bz-)air

3. KD (HBz2) = a (HBz2)org / a (HBz2)air

Fakta: di fasa air hanya terdapat HBz dan Bz-


di fasa organik hanya terdapat HBz dan HBz2

Jadi besaran yang bisa digunakan adalah D

HBzorg  HBz2org
D
HBzair  Bz  air
D disebut dengan angka banding distribusi

D= Konsentrasi total senyawa X dalam fasa organik


Konsentrasi total senyawa X dalam fasa air

Catatan: Harga D bergantung pada pH, KD dan Ka

Contoh soal.
1. Koefisien ekstraksi (organik/air) untuk partisi molekul iodium antara air dan
karbon tetra klorida adalah 85. 50 mL 0,01 M larutan I2 dalam air diekstraksi
dengan 50 mL CCL4. Hitunglah
a. jumlah milimol I2 yang terekstraksi
b. Konsentrasi I2 dalam fasa air setelah terekstrak
2. Angka banding distribusi (organik/air) untuk esktraksi solut A dari dalam
air ke dalam eter adalah 10
a. jika 100 mL air yang mengandung 1 gram A dikocok dengan 100 mL
eter, berapa %A yang terekstraksi ke dalam eter?
b. Jika fasa air diekstraksi dua kali dengan 50 mL bagian eter, berapa %E
yang terekstrak?
Hubungan antara D dengan faktor-faktor yang menentukan

•Ektraksi asam lemah (HA)

Asumsi: 1. HA hanya berupa monomer


2. anion A- tidak larut dalam fasa organik

Ka
Fasa air: HA H+ + A-

KD

Fasa organik: HA

K DHA 
HAorg
Ka 
H A 
 

HAair HA
HAorg
D
HAair  A air

Turunkan hubungan antara D dan [H+] dari ketiga persamaan


diatas

K DHA
D

1  K a /[ H ]air 

Persen Terekstraksi (%E)

Banyaknya mol zat yang terekstraksi kedalam fasa organik


dibagi dengan banyaknya mol total dalam fasa organik dan
fasa air kali 100

%E= mol zat X dalam fasa organik x 100


mol zat X dalam fasa organik+mol zat X dalam fasa air

100[ X ]o .Vo
%E 
[ X ]o .Vo  [ X ]a .Va
Hubungan % E dengan D

(Jika dianggap volum fasa air =volum fasa organik)

100 D
%E 
D 1
•Jika kedua penyebut dan pembilang dibagi dengan [X]a
• kemudian dibagi dengan Vo
• dan [X]o/[X]a adalah D, maka persamaan diatas akan menjadi:

100 D Va =volum fasa air


%E  Vo =volum fasa organik
Va
D
Vo
Jika Va = Vo ,maka

100 D
%E 
D 1
D
E E= bagian yg terekstrak
Va
D
Vo

D f=bagian yag tidak terekstrak


f  1
Va
D
Vo

Anda mungkin juga menyukai