Anda di halaman 1dari 9

Latar Belakang

Tumbuhan termasuk ke dalam organisme autotrof, yaitu organisme yang mampu untuk membuat
makanan sendiri. Proses dalam pembuatan makanan tersebut disebut dengan proses fotosintesis. Untuk
dapat melakukan proses fotosintesis, tumbuhan harus dapat memiliki klorofil (zat hijau) yang umumnya
terkandung di dalam daun. Klorofil berfungsi dalam menangkap cahaya matahari, yang merupakan salah
satu sumber bahan baku dalam kegiatan fotosintesis. Kemudian dari proses fotosintesis ini salah satunya
akan dapat menghasilkan ATP (Adenosin Tri Phospat) yang digunakan dalam penyimpanan energi yang
dihasilkan tumbuhan dalam respirasi seluler.

ATP yang dikatalis oleh enzim ATP ini memerlukan beberapa faktor penunjang dalam pembentukannya,
salah satunya adalah faktor derajat keasaman (pH). Derajat keasaman (pH) adalah kologaritma aktivitas
ion hydrogen (H+) yang terlarut. Derajat keasaman juga dapat diartikan sebagai indikator dalam
menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan suatu zat.

Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini agar pembaca dapat memahami mengenai materi dari
kemasaman, diantaranya sebagai berikut.

1.2.1 Mengetahui dari definisi derajat kemasaman

1.2.2 Mengetahui peran pH bagi fisiologi tanaman

1.2.3 Mengetahui dan memahami indikator dari asam basa beserta cara kerjanya

1.2.4 Mengetahui dan memahami indikator asam basa alami beserta cara kerjanya

1.2.5 Mengetahui rumus dari ketetapan mencari konsentrasi H2CO3, HCO3, CO3

Manfaat

Dari pembuatan laporan ini diharapkan para pembaca mendapatkan pemahaman mengenai definisi dari
derajat kemasaman dan peran derajat kemasaman bagi fisiologi tanaman. Selain itu, pembaca juga
diharapkan mengetahui dan memahami jenis-jenis dari indikator asam basa beserta mekanisme
kerjanya, serta dapat mengetahui rumus dari ketetapan mencari konsentrasi H2CO3, HCO3, CO3.

Definisi Derajat Keasaman

Derajat kemasaman air (pH) merupakan indeks yang dimanfaatkan dalam menjelaskan mengenai tingkat
dari keasaman/kebasaan dari suatu larutan. Dimana dapat juga diartikan sebagai kologaritma aktivitas
ion hydrogen (H+) yang terlarut (Karangan, 2019). Yusuf et al. (2018) juga mendefinisikan derajat
kemasaman (pH) ini sebagai suatu parameter yang digunakan dalam menyatakan tingkat kebasaan atau
kemasaman dari suatu larutan, zat, ataupun benda. pH normal terdapat pada nilai 7, pH yang bersifat
basa terdapat di atas nilai 7, dan pH yang bersifat asam terdapat di bawah nilai 7.

According to Water Science School (2019), pH or degree of acidity is a measure or parameter of how
acidic/alkaline water is. The value ranges from 0 - 14, with 7 being neutral. A pH less than 7 indicates
acidity, while a pH greater than 7 indicates alkaline. pH is actually a measure of the relative amounts of
free hydrogen and hydroxyl ions in water (pH atau derajat keasaman adalah ukuran atau parameter
seberapa asam/basa air. Nilainya berkisar dari 0 - 14, dengan 7 netral. pH kurang dari 7 menunjukkan
keasaman, sedangkan pH lebih besar dari 7 menunjukkan basa. pH sebenarnya adalah ukuran jumlah
relatif ion hidrogen dan hidroksil bebas dalam air). In addition, according to Putri (2022), pH (power of
hydrogen) is the degree of acidity used to express the level of acidity or alkalinity of a solution (Selain
itu, menurut Putri (2022), pH (power of hidrogen) adalah derajat keasaman yang digunakan dalam
menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan).

Peran pH Bagi Fisiologi Tanaman

Fungsi pH bagi tanaman adalah sebagai sumber energi untuk sintesis ATP yang dikatalis oleh enzim ATP,
dimana menurut Sukmawati (2016), ATP merupakan suatu sumber energi langsung yang digunakan
untuk seluruh kegiatan metabolisme yang terdapat di dalam sel. Selain itu, Distan (2021) juga
menyatakan mengenai fungsi pH, yaitu peran pH tanah bagi tanaman, sebagai penentu penanaman jenis
varietas yang berbeda, dikarenakan setiap tanaman memiliki karakteristik yang berbeda, dan kebutuhan
akan kadar pH yang berbeda-beda pula.

Indikator Asam Basa beserta Cara Kerjanya

Sesuai dengan pernyataan dari Indira (2015), terdapat beberapa alat yang digunakan sebagai indikator
asam dan basa, umumnya terdapat lima, diantaranya yaitu kertas lakmus, indikator alami, larutan
indikator, pH meter, indikator universal.

1. Kertas Lakmus

Indikator Asam Basa Alami beserta Cara Kerjanya

Indira (2015) menyatakan bahwa indikator asam basa alami merupakan suatu indikator yang bahan
bakunya berasal dari tumbuhan, baik dari bagian daun, batang, akar, bunga, dan daun. Contoh dari
tumbuhan yang sering digunakan menjadi indikator asam basa alami yaitu bunga sepatu, kunyit, kubis
ungu, dan sebagainya.

Rumus Ketetapan Mencari Konsentrasi H2CO3, HCO3, CO3.

Alat dan Bahan

Alat Fungsi
pH meter Sebagai indikator penentu asam dan basa
beaker glass Sebagai wadah untuk menampung larutan
label Sebagai penanda larutan
termometer Sebagai alat untuk mengukur suhu
sedotan Sebagai alat untuk meniup larutan

bahan Fungsi
coca cola Sebagai
sprite
Fanta
air mineral
air jeruk
4.2 Pembahasan

Berdasarkan dari hasil praktikum keasaman yang telah dilakukan diperoleh data bahwa nilai pH
yang dimiliki oleh larutan A, B, C, dan D adalah lebih tinggi jika dibandingkan pada larutan E, F, G, dan H,
yang menandakan bahwa larutan E, F, G, dan H merupakan larutan yang bersifat asam karena memiliki
kadar pH yang rendah. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Kusuma et al. (2014) yang
menyatakan bahwa larutan asam itu merupakan larutan yang memiliki nilai pH yang rendah, dan larutan
basa merupakan larutan yang memiliki nilai pH yang tinggi. Larutan E, F, G, dan H termasuk ke dalam
larutan yang memiliki sifat karbonasi atau bersoda, dimana menurut Widyawati (2021) larutan karbonasi
adalah larutan yang memasukkan gas jenis karbondioksida (co2) ke dalam larutan, sehingga perlu
dilakukan sesuai dengan hukum perilaku gas. Berdasarkan pernyataan dari Zhang et al. (2006) bahwa
nilai dari pH suatu larutan akan berbanding terbalik dengan nilai CO2 yang terkandung di dalam larutan
tersebut. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan karbondioksida (co2) yang terlarut di dalam air akan
mengakibatkan air menjadi bersifat asam karena pembentukan dan disosiasi asam karbonat (h2co3)
yang membebaskan ion h+, yang mana hal tersebut dapat menurunkan nilai dari pH suatu larutan.
Sesuai dengan hasil data praktikum, dapat diketahui bahwa larutan A, B, C, dan D merupakan larutan
yang memiliki nilai pH yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan larutan E, F, G, dan H dikarenakan
pada larutan tersebut memiliki kandungan CO2 yang lebih rendah, yang sesuai dari pernyataan Zhang et
al (2006) bahwa nilai dari pH suatu larutan akan berbanding terbalik dengan nilai CO2 yang terkandung
di dalam larutan tersebut.

Kesimpulan

Derajat keasaman atau yang biasa disebut sebagai pH merupakan suatu parameter yang digunakan
dalam menyatakan tingkat kebasaan atau kemasaman dari suatu larutan, zat, ataupun benda.
Berdasarkan pada hasil praktikum yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa semakin rendahnya
nilai dari pH suatu larutan, maka akan semakin besar pula kadar keasaman dari larutan tersebut, yang
ditunjukkan pada larutan E, F, G, dan H. Selain itu, nilai dari pH juga berpengaruh terhadap kadar CO2
yang dikandung oleh suatu larutan, dimana hubungan antara keduanya adalah berbanding terbalik,
yaitu semakin rendahnya nilai pH suatu larutan, maka kadar CO2 yang terdapat pada larutan tersebut
semakin tinggi.

Saran

Kegiatan praktikum sudah berjalan dengan baik dan juga lancar. Asisten praktikum dalam
menyampaikan materi sudah cukup baik dan cukup jelas. Semoga ke depannya penyampaian materi dan
kegiatan praktikum dapat berjalan lebih baik lagi.
Daftar Pustaka

Distan. 2021. PENGARUH pH TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN.


https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/berita/40-pengaruh-ph-tanah-terhadap-
pertumbuhan-tanaman. (Diakses pada tanggal 9 September 2022).
Indira, C. 2015. PEMBUATAN INDIKATOR ASAM BASA KARAMUNTING. Karunia, 9(1): 1 –
10.

Karangan, J., Sugeng, B., dan Sulardi. 2019. UJI KEASAMAN AIR DENGAN ALAT SENSOR pH DI STT MIGAS
BALIKPAPAN. Jurnal Keilmuwan Teknik Sipil, 2(1): 65 – 72.

Karo, M. B. 2017. Identifikasi Sifat Asam Basa Menggunakan Indikator Alami Bunga
Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa). Jurnal Ilmia Kanderang Tingang, 8(2): 81 – 89.
Kusuma, A. P., Hasanah, R. N., dan Dachlan, H. S. 2014. DSS untuk Menganalisis pH
Kesuburan Tanah Menggunakan Metode Single Linkage. Jurnal EECCIS, 8(1): 61 – 66.
Lismeri, L., Zari, P. M., dan Novarani, T. 2016. Sintesis Selulosa Asetat dari Limbah Batang Ubi
Kayu. Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan, 11(2), 82 – 91.
Ngafifuddin, M., Susilo, dan Sunarno. 2017. Rancang Bangun pH Meter Berbasis Arduino pada
Mesin Pencuci Film Radiografi Sinar X. Jurnal Sains Dasar, 6(1): 66 - 70.
Nugrahani, M. B. 2021. Pengembangan Indikator Universal dari Limbah Bahan Alam untuk
Mendukung Praktikum Asam Basa di SMA. Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Nurliana. 2019. PEMBUATAN KERTAS INDIKATOR ALAMI SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN PADA MATERI ASAM DAN BASA DI SMA
NEGERI 1 KLUET TIMUR. Skripsi, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA
ACEH.

Putri, E. B. P., and Rozaki, R. D. 2022. A Comparative Assessment of Chemical Characteristics of


Goat’s Milk Yoghurt After the Addition of Syzygium cumini L. Bali Medical Journal (Bali Medj),
11(2): 692 – 696.
Rahmawati, Nuryanti, S., dan Ratman. 2016. Indikator Asam-Basa dari Bunga Dadap Merah
(Erythrina crista-galli L.). Jurnal Akademika Kimia, 5(1): 29 – 36.
Revisdah, dan Setiawati, M. 2015. PENGARUH AIR SODA TERHADAP KUAT TEKAN BETON.
Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Jakarta.
Sukmawati, N. M. S. 2016. Bioenergitika. Bahan Ajar, Universitas Udayana.

Water Science School. 2019. pH Scale. https://www.usgs.gov/media/images/ph-scale-0. (Accessed on 4


september 2022).

WIDYAWATI, W. (2021). PERANCANGAN MINI PLANT KAMPUS UNIKA SOEGIJAPRANATA BSB: MINUMAN


KARBONASI OLEORESIN BIJI PALA (Doctoral dissertation, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang).
Yusuf, D. M., Azwardi, dan Amin, M. M. 2018. Alat Pendeteksi Kadar Keasaman Sari Buah, Soft Drink, dan
Susu Cair Menggunakan Sensor PH Berbasis Mikrokontroler Arduino UNO ATMEGA328. Teknika, 12(01):
1 – 11.

Zhang J, Thomas AD, Michael AM, Michael JD, Martine L, Yuehuei HA. 2006. Sterilization Using High
Pressure Carbon Dioxide. Columbia (US): University of South California.
Lampiran
Nilai H2CO3
1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
A B C D E F G H

Nilai HCO3
1 0.915166459
0.9 0.851033596
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2 0.131028168
0.1
0.002799899 0.00238922 0.00002034 0.03054141992 0.0000044498
0
A B C D E F G H
Grafik CO3
0.0012
0.001053593
0.001

0.0008

0.0006
0.000514185

0.0004

0.0002
8.285E-10 4E-14 2E-15
0.000002082 6E-12 0.00000010140563
0
A B C D E F G H

Anda mungkin juga menyukai