Anda di halaman 1dari 2

I.

Dasar Teori
Asam berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka dan basa berasal
dari bahasa arab yang berarti abu. Erdaoat tiga teori yang mengartikan asam dan
basa, yaitu teori Arrhennius, teori Brownsted-Lowry, dan teori Lewis. Menurut
teroi asam basa Arrhennius, asam merupakan senyawa yang jika larut dalam air
dapat melepaskan ion H+ dan basa merupakan senyawa yang jika larut dalam air
akan menghasilkan ion OH-. Menurut Brownsted-Lowry, asam adalah larutan
yang memberi proton dan basa sebagai penerima proton, sehingga pada teori ini
terdapat pasangan asam basa konjugasi. Teori Lewis mengatakan bahwa asam
sebagai penerima pasangan elektron sedangkan basa sebagai senyawa pemberi
pasangan elektron (Riyayanti, 2021).
pH (Potensial of Hydrogen) adalah derajat keasaman yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman dan kebasaan yang dimiliki oleh satu larutan.
Derajat keasaman atau pH didefinisikan sebagai aktivitas ion hydrogen yang
terlarut. Ph memiliki skala 0-14 dengan ph normal adalah 7. Nilai ph yang kurang
dari 7 adalah larutan yang bersifat asam sedangkan nilai ph yang lebih dari 7
adalah larutan yang bersifat basa. Sedangkan ph 7 adalah ph yang menunjukkan
larutan bersifat netral. Untuk menghitung derajat keasaman atau kebasaan
digunakan suatu alat, salah satunya ph meter. Pada satu ph meter terdiri dari
elektroda (probe pengukur) yang terhubung ke semua alat elektronik yang
mengukur dan menampilkan nilai ph (Ishak dkk., 2021).
Parameter ph tidak hanya menggunakan ph meter. Untuk mencapai
kelarutan asam yang baik digunakan metode kontribusi kelompok seperti
UNIFAC atau Gr-Model seperti NRTL. Adapun metode yang lebih maju yaitu
metode model termodinamika, misalnya Perhrbed-Chain Statistical Associating
Fluid Theory (PC-SAFT) (Fritschka dan Sadowski, 2024).
Kalibrasi pada pengukuran ph dilakukan setiap sesudah dan sebelum
menggunakan ph meter. Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan lautan standard
buffer yang digunakan dengan rentang nilai ph yang aman diukur. Larutan buffer
yang digunakan dalam kalibrasi yaitu larutan yang memiliki ph 4, 7, dan 10.
Kalibrasi perlu dilakukan dengan tujuan agar alat ukur tetap sesuai dalam
mengukur bahan yang akan diukur dengan spesifikasinya. Sehingga, kalibrasi
pada ph meter dapat menunjukkan perbedaan antara nilai yang ditujuk oleh alat ph
meter dengan nilai yang sebenarnya (Rezki dkk., 2021).

Daftar Pustaka
Fritschka, E. dan Sadowski, G. 2024. Rigorous Modelling the pH-dependent
Solubility of Weak Acids, Weak Bases and Their Salts. Elsevier, vol. 580,
no. 114039, hal. 1-9.
Ishak, Jura, M. R., Said, I., dan Pulukadang, S. H. V. 2022. Tingkat Kesadahan
dan Uji Derajat Keasaman (pH) pada Air Tanah di Desa Mapane Tambu
Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala. Media Eksakta, vol. 18, no. 2,
hal. 102-107.
Rezki, Nugroho, B. S., dan Nurhasanah. Rancang Bangun Alat Ukur Kualitas Air
Berdasarkan pH Air dan Kekeruhan. Prisma Fisika, vol. 9, no. 3, hal. 297-
303.
Riyayanti, E. 2021. Penentuan Sifat Larutan Asam, Basa, dan Garam dengan
Indikator Ekstrak Daun Tanaman Hias. Jurnal Inovasi Riset Akademik, vol.
1, no. 2, hal. 177-183.

Anda mungkin juga menyukai