Anda di halaman 1dari 30

LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan air bersih semakin hari semakin besar sebanding dengan
jumlah penduduk yang terus mengalami penambahan. Uji kualitas sampel
air bersih yang telah diolah termasuk uji kekeruhan, ukuran konsentrasi ion
hidrogen (power of hydrogen), kadar garam, warna dan hal lainnya.
Pengukuran kekeruhan udara mengukur tingkat hamburan atau serapan
cahaya saat melewati udara, sedangkan pengukuran pH udara mengukur
tingkat konsentrasi ion H+ dan OH- terlarut. Alat yang biasa digunakan
untuk mengukur pH dan kekeruhan udara secara kuantitatif adalah pH
meter dan turbidimeter (Rezki, Nugroho dan Nurhasanah, 2021).
PH singkatan dari potential of hydrogen adalah derajat keasaman
yang menunjukkan tingkat kebasaan atau keasaman dari suatu larutan. pH
normal memiliki nilai 7, pH lebih besar dari 7 menunjukkan sifat basa,
sedangkan nilai pH kurang dari 7 menunjukkan sifat asam. pH 0
menunjukkan derajat keasaman yang tinggi dan pH 14 menunjukkan
derajat keasaman yang rendah (basa). PH adalah kologaritmaaktivitas ion
hidrogen (H+) yang spesifikasi alat terlarut. Nilai elektroda didasarkan
pada teoritis karena adanya koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat
diukur secara eksperimental . Alat yang digunakan untuk mengukur trayek
pH disebut pH meter (Hariyadi, Kamil dan Ananda, 2020).
pH meter adalah salah satu alat ukur laboratorium yang paling
sering digunakan untuk menguji sampel. pH meter ini adalah yang
digunakan untuk mengukur tingkat keasaman atau kebasaan (pH) dari
suatu larutan atau cairan dan alat ini memiliki bagian, terdiri dari sebuah
elektroda atau probe pengukur yang terhubung ke peralatan elektronik
yang mengukur dan menampilkan nilai pH. Karena faktanya pH meter
hampir selalu digunakan dalam semua kegiatan laboratorium, memerlukan
perawatan dan pengujian secara menyeluruh untuk mengetahui apakah
hasil yang dikumpulkan akurat (Ismaini, Tosani dan Sutanto, 2023).
PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
1.2 Tujuan Percobaan
Untuk mengukur dan menghitung nilai trayek pH dari reaksi asam
dan basa berdasarkan praktikum dan teori perhitungan.

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER I-2


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 pH Meter
Derajat keasaman juga dikenal sebagai pH atau power of hydrogen,
menunjukkan seberapa asam atau basa suatu zat, larutan atau benda. Nilai
pH normal adalah 7, tetapi nilai pH yang lebih tinggi dari 7 menunjukkan
sifat basa, sedangkan nilai pH yang lebih rendah dari 7 menunjukkan sifat
asam. pH 0 menunjukkan derajat keasaman yang tinggi (basa), dan pH 14
menunjukkan derajat keasaman yang rendah (basa). Kertas lakmus, yang
menunjukkan kadar asam yang tinggi dan rendah, biasanya digunakan
sebagai pengukur pH (Rezki, Nugroho dan Nurhasanah, 2021)
pH meter adalah sebuah alat elektronik yang digunakan untuk
mengukur pH (derajat keasaman atau kebasaan) suatu cairan (ada elektroda
khusus untuk mengukur pH bahan-bahan semi-padat). Alat ini terdiri dari
sebuah elektroda, juga dikenal sebagai probe pengukur, yang terhubung ke
alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai pH. Industri air
minum, laboratorium, akuarium, dan pakaian, terutama batik dan pewarna
pakaian, membutuhkan alat ini (Hariyadi, Kamil dan Ananda, 2020).
pH meter sebagai alat pengukur pH yang menggunakan prinsip
konduktivitas larutan/elektrolit, dapat digunakan untuk mengukur derajat
keasaman tanpa menggunakan kertas lakmus. Sistem pengukuran pH ini
terdiri dari tiga bagian: elektroda pengukuran pH, elektroda referensi, dan
alat pengukur impedansi tinggi (Rezki, Nugroho dan Nurhasanah, 2021).
Alat pH meter digital menggunakan elektroda gelas sebagai dasar
sensor. Pada dasarnya, pengukuran pH didasarkan pada potensial
elektrokimia antara larutan di dalam membran gelas (elektroda gelas) yang
diketahui dan larutan di luar gelas yang tidak diketahui. Hal ini disebabkan
oleh fakta bahwa lapisan gelembung tipis kaca akan berinteraksi dengan
ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif. Potensi elektrokimia
ion hidrogen, yang juga dikenal sebagai potensi hidrogen, akan diukur
PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
dengan gelas elektroda. Di mana bentuk tegangan yang dihasilkan oleh
setiap larutan akan berbeda tergantung pada kadar ion-ion dalam larutan
tersebut. Sensor akan menarik dan mengeluarkannya sebagai sinyal analog.
Dalam keadaan ideal, pH elektroda berfungsi sebagai sel
elektrokimia dan bereaksi terhadap konsentrasi ion [H +], sehingga setiap
lingkungan akan menghasilkan bentuk tegangan yang berbeda dari kadar
ion-ion dalam lingkungan. Fungsi elektroda pada pH meter adalah untuk
mengawasi perubahan voltase yang disebabkan oleh perubahan aktivitas
ion hidrogen (H+) dalam larutan [8]. Gelas elektroda terdiri dari dua jenis,
yaitu:
A. Elektroda referensi berfungsi untuk menjaga dan memberikan
potensial yang tetap dan tidak dipengaruhi oleh karakteristik.
B. Elektroda pengukur berfungsi sebagai pengukur karena potensialnya
berubah-ubah sesuai dengan konsentrasi ion hidrogen dari larutan yang
sedang diukur (Fajrin, Zakiyyah dan Supriyadi, 2020).
Sensor yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dari
larutan adalah sensor pH. pH meter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur tingkat keasaman atau kebasaan lingkungan. Prinsip utama kerja
pH meter adalah bahwa itu terletak pada sensor probe yang terdiri dari kaca
elektroda , atau kaca elektroda, dengan jalan mengukur jumlah ion H30+
yang ada di dalam larutan (Mufida dkk., 2020).
Sensor pH harus dikalibrasi secara berkala agar tetap akurat dan
dapat percaya pada saat digunakan. Beberapa produsen sensor pH
menyertakan alat yang memungkinkan kalibrasi secara manual. Jika sensor
pH dihubungkan ke Arduino Uno, kalibrasi dapat dilakukan melalui
program antarmuka kalibrasi sensor pH, yang merupakan pengembangan
dari perpustakaan sensor pH yang sudah tersedia. Setelah kalibrasi,
hasilnya disimpan dalam EEPROM, sehingga kedepannya dapat digunakan
untuk pengukuran biasa (Mufida dkk., 2020).
Arduino dilengkapi dengan IDE (Integrated Development
Lingkungan), atau Arduino IDE. Dengan Arduino IDE, penulis dapat
PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-2
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
melakukan proses seperti coding, compiling, debugging, dan upload
program. Arduino IDE menggunakan bahasa pemrograman C++, yang
sangat baik, dengan fungsi perpustakaan Arduino (Mufida dkk., 2020).

2.2 Teori Asam Basa


Dua golongan zat kimia yang sangat penting adalah asam dan basa.
Sejak lama, orang tahu apa itu asam dan basa. Istilah "basa" (alkali) berasal
dari bahasa Arab "abu", yang berarti abu, dan "asam" (acid) berasal dari
bahasa Latin "acetum", yang berarti cuka. Istilah kedua ini digunakan
untuk membuat sabun. Asam dan basa menetralkan satu sama lain. Asam
ada dalam buah-buahan di alam. Asam sitrat, misalnya ada di buah jeruk,
yang memberikan rasa limun yang tajam Asam tanak dari kulit pohon
digunakan untuk menyamak kulit dan cuka mengandung asam asetat. Sejak
abad pertengahan, asam mineral yang lebih kuat telah dibuat; salah satunya
adalah aqua forti, atau asam nitrat, yang digunakan oleh para peneliti untuk
membedakan emas dan perak (Wibowo, 2020).
Kegiatan praktikum atau penggunaan media pembelajaran
diperlukan untuk mempelajari konsep asam basa karena merupakan konsep
kimia yang abstrak. Indikator asam basa salah satu cara untuk
membuktikan hal itu. Indikator asam basa adalah senyawa kompleks yang
dapat bereaksi dengan asam atau basa dan terjadinya perubahan warna pada
larutan yang ditetesi indikator (Agustina, Rahma dan Sandhira, 2022).
A. Teori Arrhenius
Menurut Arrhenius, suatu senyawa dapat dikatakan asam bila
senyawa tersebut dapat melepaskan ion hidrogen dalam air atau yang
dapat meningkatkan ion hidronium (H3O+). Kelemahan dari teori
Arrhenius yaitu teori ini hanya berlaku pada larutan senyawa dengan
pelarut air. Teori ini tidak berlaku pada senyawa yang tidak larut air,
senyawa dalam bentuk gas dan padatan yang tidak terdapat ion H+ dan
OH-.

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-3


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
B. Teori asam basa Bronsted-Lowry Teori
Teori asam ini ditemukan setelah teori Arrhenius. Dalam teori
ini, senyawa bersifat asam bila dapat mendonorkan atau memberikan
proton. Proton yang dimaksud dalam teori ini adalah (H+). Senyawa
dapat dikatakan bersifat basa bila bertindak sebagai penerima atau
akseptor proton. Dikarenakan molekul air dapat bersifat sebagai asam
maupun basa maka air dapat digolongkan sebagai senyawa amfoter.
C. Teori asam basa Lewis Lewis
Lewis mendefiniskan senyawa asam adalah senyawa yang
bertindak sebagai senyawa penerima pasangan elektron, sedangkan
senyawa basa adalah senyawa yang akan bertindak sebagai senyawa
pendonor atau pemberi elektron (Wardani dan Arifiyana, 2020).
Asam kuat dan asam lemah adalah dua kategori senyawa asam.
Didefinisikan sebagai senyawa asam, asam kuat dapat terionisasi sempurna
di udara, sehingga derajat ionisasi (α) sama dengan satu. Contoh senyawa
asam kuat adalah asam dari golongan halida (HCl, HBr, HI), asam oksi dari
golongan halida (HClO, HClO2, HClO3, HClO4, HBrO, HBrO2, HClO3, ,

HClO4, HIO, HClO2, HClO3, HClO4), asam sitrat (HNO3) dan asam sulfat
(H2SO4).
Berbeda dengan asam kuat, asam lemah dalam larutannya tidak
terionisasi sempurna sehingga memiliki derajat ionisasi lebih dari nol dan
kurang dari satu (0<α<1). Senyawa yang tergolong sebagai asam lemah
antara lain asam fluorid (HF), asam sulfit (H2SO3), asam nitrit (HNO3) dan
asam-asam organic (asam asetat, asam sitrat dan lain sebagainya.
Senyawa basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah,
seperti halnya asam. Sebagian besar senyawa basa terdiri dari ion OH- dan
ion logam. Jika mereka dapat terionisasi sempurna dalam larutannya,
senyawa tersebut dianggap basa kuat. yang termasuk dalam kategori
senyawa basa kuat dalam sistem periodik unsur, yaitu logam golongan IA
dan IIA (kecuali Be dan Mg) (Wardani dan Arifiyana, 2020).

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-4


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Senyawa basa yang terdiri dari unsur logam selain golongan IA dan
IIA (kecuali Be dan Mg) disebut basa lemah. Derajat ionisasi senyawa basa
lemah berkisar antara nol dan satu atau 0-1, yang berarti bahwa senyawa
basa lemah tidak seluruhnya terionisasi dalam larutannya.

2.3 Indikator
Indikator asam basa adalah senyawa kompleks yang mampu
bereaksi dengan asam maupun basa dan memiliki perubahan warna yang
sesuai dengan konsentrasi ion hidrogen selama proses titrasi. Indikator
asam basa adalah asam atau basa organik yang memiliki warna tertentu jika
konsentrasi ion hidrogen lebih tinggi dari harga tertentu dan warna lain jika
konsentrasi ion hidrogen lebih rendah. Jika pH lingkungan berubah,
indikator asam basa dapat mengubah warna (Wati dan Hasby, 2021).
Indikator yang digunakan pada asam basa bisa berasal dari alam
dengan mengandalkan pengolahan berupa ekstraksi. Indikator alami adalah
indikator yang dibuat dengan mengekstrak bagian tanaman, seperti batang,
daun, bunga dan buah. Tanaman yang biasanya digunakan sebagai
indikator alami adalah tanaman yang mengandung antosianin. Antosianin
sendiri adalah pigmen yang berwarna merah hingga biru yang dipengaruhi
oleh perubahan struktur antosianin karena adanya perubahan pH larutan
yang sangat asam (Agustina, Rahma dan Chrismania Sandhira, 2022).
Selain indikator alami, ada juga alternative lain yang menjadi
indikator sering digunakan yaitu indicator universal. Indikator universal
adalah indikator asam-basa kedua yang umum digunakan. Keasaman
senyawa dapat diukur dengan indikator universal dalam rentang pH dari 1-
14. Warna berubah untuk setiap pH. Cara menggunakan indikator universal
adalah dengan mencelupkan kertas indikator ke dalam larutan uji.
Kemudian melihat bagaimana warnanya berubah, lalu warnanya akan
disesuaikan dengan warna yang ada pada kemasan indikator universal.
Berbeda dengan kertas lakmus yang hanya dapat menentukan larutan uji
asam atau basa, indikator universal dapat menunjukkan larutan pH dengan
interval pH = 1 (Wardani dan Arifiyana, 2020).
PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-5
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat
Alat : pH meter, buret, gelas piala, dan pipet tetes.

3.2 Bahan
Bahan : Larutan asam, basa dan aquadest.

3.3 Cara Kerja


Membuat larutan asam dan larutan basa dengan konsentrasi tertentu dalam
labu ukur 100 ml. Kalibrasi alat pH meter menggunakan larutan yang telah
diketahui nilai pH-nya. Mengukur pH larutan basa menggunakan pH meter dan
teori perhitungan sesuai dengan penambahan larutan asam (0, 5, 10, 15, 20, 25,
30, 35, 40, 45, dan 50 ml). Selanjutnya membuat grafik hubungan antara volume
penambahan larutan asam terhadap pH larutan. Kemudian analisis trayek pH
berdasarkan grafik yang diperoleh.

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, R., Rahma, S. dan Chrismania Sandhira, A. (2022) ‘Karakteristik


Trayek pH Indikator Alami dan Aplikasinya pada Titrasi Asam dan Basa’,
Bivalen: Chemical Studies Journal, 5(2), pp. 51-56.
Fajrin, H.R., Zakiyyah, U.dan Supriyadi, K. (2020) ‘Alat Pengukur Ph Berbasis
Arduino’, Medika Teknika : Jurnal Teknik Elektromedik Indonesia, 1(2).
Hariyadi, Kamil, M. and Ananda, P. (2020) ‘Sistem Pengecekan pH Air Otomatis
Menggunakan Sensor pH Probe Berbasis Arduino Pada Sumur Bor’, Jurnal
Berkala Epidemiologi, 3(2), pp. 90-96.
Ismaini, I., Tosani, N. dan Sutanto, D. (2023) ‘Perbandingan Unjuk Kinerja
Berbagai Tipe pH Meter Digital Pada Pengujian Sampel Tanah dan Air
Berdasarkan Iso 17025:2017’, Jurnal Penelitian Sains, 25(1), p. 24.
Mufida, E. dkk., (2020) ‘Perancangan Alat Pengontrol pH Air untuk Tanaman
Hidroponik Berbasis Arduino Uno’, INSANtek, 1(1), pp. 13-19.
Rezki, R., Nugroho, B.S.dan Nurhasanah, N. (2021) ‘Rancang Bangun Alat Ukur
Kualitas Air Berdasarkan pH Air dan Kekeruhan’, Prisma Fisika, 9(3), p.
297.
Wardani, R.K. dan Arifiyana, D. (2020) ‘Suhu, Waktu Dan Kelarutan Kalsium
Oksalatpada Umbi Porang’, (April 1990), pp. 4-6.
Wati, J. dan Hasby, H. (2021) ‘Analisis Aktivitas Antosianin dari Buah Senggani
(Melastoma candidum L.), Kulit Kopi (Coffea arabica L.), dan Ubi Jalar
Ungu (Ipomea batatas L.) Sebagai Indikator Asam Basa’, KATALIS: Jurnal
Penelitian Kimia dan Pendidikan Kimia, 3(2), pp. 1-6.
Wibowo, R.S. (2020) ‘Alat Pengukur Warna Dari Tabel Indikator Universal Ph
Yang Diperbesar Berbasis Mikrokontroler Arduino’, Jurnal Edukasi
Elektro, 3(2), pp. 99-109.

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-2


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-3


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-4


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-5


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-6


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-7


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-8


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-9


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-10


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-11


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-12


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-13


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-14


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-15


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-16


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-17


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-18


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-19


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-20


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENETAPAN NILAI TRAYEK pH DENGAN METODE pH METER II-21

Anda mungkin juga menyukai