Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK DENAH RUANG KANTOR SERTA

KEBUTUHAN DAYA PENERANGAN

MATA KULIAH : SISTEM UTILITAS BANGUNAN

NAMA ANGGOTA :

1. RIA PUTRI SUNARYO (C2B219011)


2. KADEK WARI PARDITA (C2B219006)
3. REFKI SA’ABA (C2B219016)
4. SYARIF HIDAYAT (C2B219015)
5. ARIEL RAHMANDA PUTRA (C2B219013)

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SEMARANG TAHUN 2019
I. Latar Belakang
Air merupakan sumber daya dan mempunyai peranan yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Air yang ada pada tubuh manusia berupa cairan dan di
dalam air mengandung unsur mineral yang diperlukan untuk perkembangan fisik
manusia. Oleh karena itu air yang dikonsumsi bagi tubuh harus bersih, bebas dari
kuman penyakit dan tidak mengandung racun. Air bersih mempunyai ciri yaitu
keadaannya bening, tidak berwarna dan tidak berbau. Hal seperti ini dapat terjadi
jika air tidak dikotori oleh bahan organik maupu anorganik. Apabila air sudah
tercampur oleh bahan pengotor berupa organik maupun anorganik maka
keadaannya air akan berubah menjadi keruh atau berwarna. Hal ini disebabkan
akibat ulah manusia baik sengaja maupun tidak sengaja, sehingga air yang
dikonsumsi tidak sesuai dengan syarat kesehatan. karena sering ditemukan air
tersebut mengandung bibit atau zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan
penyakit yang sehingga membahayakan kelangsungan hidup manusia. Selain itu
di dalam kehidupan sehari–hari air digunakan untuk kebutuhan rumah tangga
misalnya untuk air minum, memasak, mandi, mencuci, dan sebagainya. Untuk
memenuhi semua kebutuhan tersebut maka diperlukan air yang kualitasnya baik
dan tidak berkeruh. Kualitas air yang baik dilihat dari berbagai segi yaitu segi
kimiawi, biologis, fisika, maupun segi estetika.

II. Rumusan Masalah


1) Alat apa saja yang digunakan untuk menguji tingkat kualitas air?
2) Bagaimana cara kerja dari alat tersebut untuk mengukur tingkat kualitas
air?

III. Prinsip Kerja Alat


Dalam melakukan pengujian tingkat kualitas air terdiri dari beberapa alat yang
digunakan dalam pengujian tingkat kualitas air diantaranya yaitu :
1) Sensor pH : untuk mengubah kadar pH dalam air menjadi sinyal listrik
(Gambar 1. Sensor pH)
2) Sensor TDS : mendeteksi kualitas air yaitu mengukur tingkat kekeruhan

(Gambar 2. Sensor TDS)


3) Sensor Turbidity : untuk mengubah tingkat kecerahan air menjadi sinyal
listrik.

(Gambar 3. Sensor Turbidity)


4) Sensor TDS : Sensor ini untuk mengukur berapa jumlah padatan yang
terlarut di dalamnya dalam satuan ppm (mg/l) yang ditunjukkan berupa
angka digital di display-nya
(Gambar 4. Sensor TDS

5) Arduino Nano : sebagai pengontrol keseluruhan sistem. Mengubah sinyal


listrik dalam bentuk tegangan dari sensor menjadi data digital, memproses
data dan mengirim perintah pada LCD

(Gambar 5. Arduino Uno)


6) LCD digunakan untuk menampilkan data pH, TDS dan kecerahan air

(Gambar 6 LCD Display )


IV. Perancangan dan Cara Kerja Alat Pada Pengujian

INPUT PROSES OUTPUT

Sensor
pH Tampilan LCD /
Mikrokontroller
LAYAR
Arduino UNO
Sensor
Kekeruhan

Sensor TDS

(Gambar 7. Skema Diagram Perancangan )

a) Sensor pH
Cara kerja dari modul sensor pH ini yaitu :
 Modul sensor pH digunakan untuk mengukur kadar keasaman atau basa dari
suatu larutan.
 PH meter yang biasa terdiri dari pengukuran probe pH (elektroda gelas) yang
terhubung ke pengukuran pembacaan yang mengukur dan menampilkan pH
yang terukurng terukur.
 Pada rangkaian sensor pH, sensor pH akan membaca nilai pH dari elektroda
sensor berupa nilai tegangan analog. Keluaran dari sensor diterima oleh
rangkaian pengkondisian sinyal untuk kemudian dikuatkan sehingga nilai
tegangan keluaran dari sensor pH ini akan lebih mudah terbaca oleh Arduino
untuk proses konversi tegangan ke nilai suhu dalam Celcius. PH meter yang
biasa terdiri dari pengukuran probe pH (elektroda gelas) yang terhubung ke
pengukuran pembacaan yang mengukur dan menampilkan pH yang terukur.
 Prinsip kerja dari alat ini yaitu semakin banyak elektron pada sampel maka
akan semakin bernilai asam begitu pun sebaliknya, karena batang pada pH
meter berisi larutan elektrolit lemah.

b) Sensor Kekeruhan (Turbidity Sensor )


Cara kerja sensor kekeruhan dengan menggunakan Turbidity Sensor
 Sensor ini berfungsi mengukur kekeruhan dari air. Sensor ini mengukur
kekeruhan menggunakan pembiasan gelombang antara phototransistor dan
IR LED (dioda) . Dengan menggunakan phototransistor dan dioda, dapat
diukur jumlah cahaya yang datang dari sumber cahaya (IR LED) ke penerima
cahaya (phototransistor), untuk menghitung kekeruhan air.
 Pada prinsipnya, phototransistor berfungsi sebagai detektor cahaya yang
dapat mengubah efek cahaya menjadi sinyal listrik. Apabila cahaya yang
dipancarkan oleh IR LED menuju phototransistor terhalang seperti oleh air
keruh maka akan mengakibatkan perubahan tegangan pada phototransistor
 Sinyal masukan berupa emisi cahaya yang dikeluarkan oleh LED akan
ditangkap oleh phototransistor. Cahaya yang dihasilkan LED berdasarkan
tingkat emisi cahaya yang berbeda jika di air bersih dan air yang keruh.
Prinsipnya pada air yang keruh terdapat bahan-bahan anorganik atau organik
yang bisa mengabsorsi emisi cahaya LED sehingga intensitas cahaya
menjadi berkurang, maka tegangan yang dibaca oleh phototransistor menjadi
berbeda antara air yang bersih dan air yang keruh. Ketika sejumlah cahaya
melalui air, jumlah cahaya yang lewat pada air tergantung banyaknya
kotoran/keruhnya air. Jika jumlah kotoran meningkat, cahaya yang
menembus air berkurang dan begitu sebaliknya

c) Sensor TDS Meter


Cara kerja modul sensor TDS
 TDS (Total Dissolved Solids) atau jumlah total larutan padat yang terlarut di
dalam air yang tidak tampak oleh mata. Berupa partikel padatan (seperti
kandungan logam misal: Besi, Aluminium, Tembaga, Mangan dan lain-lain),
maupun partikel non padatan seperti mikroorganisme
 Dua buah probe (elektroda) yang dihubungkan untuk mendapatkan nilai
konduktansi larutan yang akan diukur. Probe tersebut diberi beda potensial
listrik (berbentuk sinusoida) maka akan mengalir arus listrik. Konduktansi
suatu larutan akan sebanding dengan ion-ion dalam larutan tersebut.
Kemudian rangkaian pemroses sinyal yang memberikan sumber tegangan
AC konstan pada probe akan mengkonversi nilai konduktansi menjadi
tegangan
 Tegangan pada pembangkit gelombang sinus oleh rangkaian Osilator
Jembatan Wien dengan frekuensi osilasi 5,3 kHz kemudian dikuatkan oleh
penguat tak membalik yang besar penguatannya didasarkan dari besarnya
nilai tahanan yang diperoleh dari hasil keluaran sensor konduktivitas. Sinyal
AC yang terjadi tersebut diubah menjadi sinyal DC untuk dapat diproses oleh
mikrokontroler melalui rangkaian konverter sinyal AC ke DC.
V. DAFTAR PUSTAKA

[1]. Fauzi Amani, Kiki Prawiroredjo. Alat Ukur Kualitas Air Minum Dengan
Parameter pH, Suhu, Tingkat Kekeruhan , dan Jumlah Padatan
Terlarut. Jurnal Teknik Elektro, Universitas Trisakti, 2016.
https://media.neliti.com/media/publications/70664-ID-alat-ukur-kualitas-
air-minum-dengan-para.pdf

[2] Datasheet Sensor Konduktivitas / TDS / Kadar Garam.


https://www.depoinovasi.com

[3] Hikmatul Amri. Sistem Pengukuran Kualitas Air Bersih Berbasis


Mikrokontroler Arduino. Jurnal, Teknik Elektro, Politeknik Negeri
Bengkalis.

[4] Standar Operasional Prosedur Pengujian Kualitas Air.


https://esdm.jatengprov.go.id/perizinan/dokumen/SOP/SOP-LAB.pdf

Anda mungkin juga menyukai