ANALISA pH
1. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui nilai pH dari sampel yang akan diuji dan membandingkannya
dengan standar baku mutu air berdasarkan PP nomor 22 tahun 2021 dan Permenkes
nomor 32 tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan.
2. TEORI/TINJAUAN PUSTAKA
Derajat keasaman (pH) adalah indikator yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Derajat keasaman
dirumuskan dengan logaritma aktivitas ion hidrogen yang terlarut. Nilai pH dapat
memberikan informasi tentang kekuatan asam atau basa. Semakin besar molaritas ion
+¿¿
H dalam larutan maka semakin kecil nilai pH-nya sehingga larutan akan semakn
asam. Sebaliknya, semakin besar molaritas ion OH −¿¿, maka nilai pH-nya akan
semakin besar dan larutan akan semakin basa (Permana, 2009 dalam Basuki, 2021).
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai pH dalam air seperti suhu,
aktivitas organisme dalam air, jumlah oksigen terlarut, dan juga adanya limbah yang
mencemari perairan (Nugraheni dkk, 2022). Perubahan nilai pH dapat mempengaruhi
perubahan warna, bau , dan rasa dari air tersebut. Apabila air dengan nilai pH yang
terlalu rendah atau terlalu tinggi dikonsumsi, dapat menyebabkan timbulnya penyakit
pada tubuh manusia (Hariyadi dkk, 2020).
Derajat keasaman dalam air, sangat dipengaruhi oleh faktor fisika, kimia, dan aktivitas
biologi seperti organisme. Air yang memiliki pH berkisar 1-7 dikateforikan sebagai
kondisi asam, pH 7-14 dikatergorikan sebagai kondisi basa, dan pH 7 merupakan
kondisi netral (Ningrun, 2018 dalam Ramadani dkk, 2021). Berdasarkan PP nomor 22
tahun 2021, nilai pH untuk baku mutu air yaitu 6-9 baik kelas 1, kelas 2, kelas 3, dan
kelas 4. Sedangkan menurut Permenkes nomor 32 tahun 2017 tentang Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan untuk keperluan higiene sanitasi, nilai pH air adalah
6,5-8,5.
3. ALAT
1 Mulai
1. Beaker glass
BAHAN
3.
1. Gray water
2
4. PROSEDUR PRAKTIKUM
Adapun flowchart dari prosedur percobaan analisa pH pada hari pertama adalah
sebagai berikut:
Tuang sampel sebanyak 1000 ml ke dalam beaker glass secara perlahan tanpa
menghasilkan gelembung udara
Adapun flowchart dari prosedur percobaan analisa pH pada hari kelima adalah sebagai
berikut:
Gambar 4.2 Flowchart Prosedur Percobaan Analisa pH pada Hari Kelima
5. HASIL PRAKTIKUM
6. ANALISIS HASIL
Berdasarkan hasil analisa pH terhadap sampel pada hari pertama, nilai pH pada
sampel tersebut adalah 7,01. Setelah lima hari, dilakukan pengujian kembali terhadap
nilai pH pada sampel tersebut. Dengan menggunakan alat water qualitymeter, nilai pH
setelah lima hari dari sampel tersebut adalah 7,08.
Kenaikan dan penurunan pH dipengaruhi oleh jumlah oksigen terlarut dalam air. Hal
ini dapat dilihat dari nilai DO pada hari pertama yaitu 7,8 dengan pH 7,01 setelah lima
hari nilai DO mengalamai penurunan menjadi 2,7 dan pH menjadi 7,08. Terjadinya
perubahan nilai pH dalam air juga dipengaruhi oleh nilai karbon dioksida dalam air
(Izzati, 2008 dalam Sihite dkk, 2023).
7. KESIMPULAN
1
1. Nilai pH pada sampel dihari pertama yaitu 7,01 dan setelah lima hari nilai pH dari
sampel tersebut adalah 7,08. Perubahan nilai pH pada sampel juga dipengaruhi
oleh jumlah oksigen terlarut dalam sampel.
2. Jika dibandingkan dengan standar baku mutu PP 22 Tahun 2021, sampel tersebut
memenuhi standar baku mutu kelas 1, kelas 2, kelas 3, dan kelas 4. Apabila
dibandingkan dengan Permenkes nomor 32 tahun 2017, sampel tersebut
memenuhi persyarat baku mutu dari segi pH.
SARAN