H041231106
KELOMPOK IV
H041231106
Asisten Praktikan
PENDAHULUAN
diamati seiring berjalannya waktu. Ketika reaksi kimia telah mencapai keadaan
setimbang, konsentrasi reaktan dan produk tetap konstan dari waktu ke waktu, dan
tidak ada perubahan yang terlihat dalam sistem. Namun, ada banyak aktivitas di
Kesetimbangan kimia tercapai ketika laju reaksi maju dan reaksi balik sama dan
reaktan dan produk hadir dalam konsentrasi yang sama dan dinamis (Chang, 2010).
(proton) untuk molekul atau ion lain. Basa adalah zat yang molekulnya menerima
ion hidrogen dari molekul lain (Hutchinson, 2022). Afinitas proton adalah
parameter yang berguna untuk prediksi kasar situs protonasi. Untuk simulasi proses
situs protonasi dengan afinitas proton maksimum di sekitar anion lawan sebelum
mengenai asam basa serta pengaruh pengenceran nilai pH, tetapan ionisasi serta
derajat ionisasi.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari cara
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep asam basa merupakan salah satu konsep kimia yang memiliki sifat-sifat
penciptaan proses kognitif (Nursa’dah dkk., 2016). Beberapa teori asam basa
Svante August Arrhenius adalah seorang ahli kimia asal Swedia yang
pertama kali mengemukakan teori tentang asam dan basa pada tahun 1884. Dalam
teorinya, Arrhenius mengatakan bahwa dalam pelarut air asam merupakan zat yang
menghasilkan ion hidrogen, H +(aq) dan basa merupakan zat yang menghasilkan ion
hidroksida OH-(aq). Arrhenius juga membedakan antara asam-basa kuat dan asam-
basa lemah. Asam kuat terionisasi secara sempurna menjadi ion-ion H +(aq) dan basa
hidrogen atau H+) sedangkan basa adalah akseptor proton (ion hidrogen atau H+).
Suatu zat dapat bertindak sebagai asam maupun basa. Jika zat lebih mudah untuk
melepaskan proton berarti zat tersebut berperan sebagai asam. Adapun lawannya
bertindak sebagai basa. Sebaliknya, jika suatu zat lebih mudah menerima proton
maka zat tersebut berperan sebagai basa. Pada suatu larutan adam di dalam molekul
pasangan elektron. Pada teori ini, setiap reaksi yang melibatkan amonia dan air
dimana keduanya bertindak sebagai basa. Adapun asam lewis adalah akseptor
reaksi katalitik, dan banyak transformasi lain di berbagai area sensitif terhadap
perubahan pH. Memahami peran pH dalam reaksi ini menyiratkan memiliki kontrol
atas reaktivitas dan kinetika asam basa (Grifoni dkk., 2019). Derajat keasaman atau
tersebut tidak berubah, sehingga pH larutan penyangga juga praktis tidak berubah.
semula. Rerata nilai pH berbanding terbalik dengan rerata nilai total asam suatu
larutan, semakin banyak jumlah asam maka semakin besar pula ion H + dari [H3O+]
sehingga menurunkan nilai pH. Jika larutan semakin basa, maka [OH–] semakin
besar, dan pOH semakin kecil, akan tetapi pH semakin besar (Kurniati dkk, 2020).
Asam dan basa adalah larutan yang umum ditemukan di mana-mana.
Hampir setiap zat cair yang kita lihat dalam kehidupan sehari-hari mempunyai sifat
asam atau basa, kecuali air Indikator pH biasanya asam lemah atau basa lemah yang
semakin besar konsentrasi larutan maka tingkat keasaman semakin besar dan nilai
ion OH-. Apabila asam kuat mengalami ionisasi sempurna saat dilarutkan di dalam
air, lain halnya pada asam lemah yang hanya mengalami ionisasi sebagian. Hal ini
ion yang berasal dari asam dan molekul asam yang terlarut di dalam air. Tetapan
kesetimbangan pada reaksi ionisasi asam dinamakan sebagai tetapan ionisasi asam
Derajat Ionisasi (α) merupakan hasil bagi dari jumlah total molekul
elektrolit yang terionisasi menjadi ion-ion. Artinya, derajat ionisasi ini menunjukan
ion. Derajat ionisasi asam sangat kecil, maka konstenrasi asam HA tidaklah
berubah. Dengan demikian, [H+] = [A-]. Pada basa lemah juga terjadi ionisasi
sebagian ketika dilarutkan dalam air misalnya AgOH dan NH 4OH. Saat dilarutkan
dalam air akan terjadi kesetimbangan reaksi antara ion OH - yang berasal dari basa
dan molekul basa yang terlarut di dalam air. Tetapan kesetimbangan basa
disimbolkan dengan Kb. Asam dan basa akan terionisasi di dalam air, ion H +
dihasilkan oleh asam sedangkan ion OH - dihasilkan oleh basa. Jika asam dan basa
direaksikan maka akan menghasilkan garam dan air yang disebut dengan reaksi
atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH normal memiliki nilai
7 sementara bila nilai pH > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa
Umumnya indikator sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah
menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah.
bagian yaitu elektroda pengukuran pH, elektroda referensi dan alat pengukur
impedansi tinggi. Istilah pH berasal dari "p", lambang matematika dari negatif
logaritma, dan "H", lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Defenisi yang formal
METODE PERCOBAAN
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah asam asetat (CH 3COOH)
0,1 M, asam formiat (HCOOH) 0,1 M, aquades (air suling), kertas pH universal,
pH meter.
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu labu semprot, bulb, plat
tetes, labu ukur, thermometer, pipet volume, gelas kimia, tabung reaksi, dan pipet
tetes.
suling sampai batas tanda. Dibuat larutan kedua dengan cara memipet larutan induk
pada prosedur dilakukan sebanyak 5 kali. Larutan asam formiat 0,1 M dituang ke
dalam gelas kimia, selanjutnya diukur suhu pada larutan asam formiat. Diteteskan
asam formiat 0,1 M ke plat tetes lalu diukur pH nya. Setelah mendapatkan pH
dicatat, kemudian dilihat range indikator yang disediakan dan digunakan indikator
Prosedur pada asam cuka yang pertama, dituangkan larutan ke dalam labu
ukur 50 mL, kemudian ditambahkan air suling sampai batas tanda. Dibuat larutan
kedua dengan cara memipet dari larutan induk yang dibuat tadi sebanyak 5 mL dan
sebanyak 5 kali. Larutan asam cuka 0,1 M kemudian dituang ke dalam gelas kimia,
selanjutnya akan diukur suhu pada larutan asam cuka tersebut. Diteteskan asam
cuka 0,1 M ke plat tetes lalu diukur pH nya. Setelah mendapatkan pH dicatat dan
kemudian dilihat range indikator yang disediakan dan digunakan indikator yang
yang terjadi kemudian dicatat perubahan warna tersebut. Larutan kedua, ketiga, dan
seterusnya yang memiliki konsentrasi lebih rendah, dilakukan hal yang sama
4.2 Perhitungan
a. Pengenceran
1. Konsentrasi 0,1 M
M1 . V1 = M2 . V2
0,1 M . 5 mL = M2 . 50 mL
M2 = 0,01 M
2. Konsentrasi 0,01 M
M1 . V1 = M2 . V2
0,01 M . 5 mL = M2 . 50 mL
M2 = 0,001 M
3. Konsentrasi 0,001 M
M1 . V1 = M2 . V2
0,001 M . 5 mL = M2 . 50 mL
M2 = 0,0001 M
4. Konsentrasi 0,0001 M
M1 . V1 = M2 . V2
0,0001 M . 5 mL = M2 . 50 mL
M2 = 0,00001 M
5. Konsentrasi 0,00001 M
M1 . V1 = M2 . V2
0,00001 M . 5 mL = M2 . 50 mL
M2 = 0,000001 M
1. Konsentrasi 0,1 M
2
(10-pH )
Ka n =
M
2
(10-3 )
Ka1 =
0,1
(10- 6)
Ka1 =
0,1
Ka1 = 10-5
2. Konsentrasi 0,01 M
2
(10-pH )
Ka n =
M
2
(10-5 )
Ka2 =
0,01
(10-10 )
Ka2 =
0,01
Ka2 = 10-8
3. Konsentrasi 0,001 M
2
(10-pH )
Ka n =
M
2
(10-5,5 )
Ka3 =
0,001
(10-11 )
Ka3 =
0,001
Ka3 = 10-8
4. Konsentrasi 0,0001 M
2
(10-pH )
Ka n =
M
2
(10-6 )
Ka4 =
0,0001
(10-12 )
Ka4 =
0,0001
Ka4 = 10-8
5. Konsentrasi 0,00001 M
2
(10-pH )
Ka n =
M
2
(10-6,5 )
Ka5 =
0,00001
(10-13 )
Ka5 =
0,00001
Ka5 = 10-8
Ka1 + Ka2 + Ka3 Ka4 + Ka5
Σ Ka=
5
Σ Ka = 2,008×10-6
1. Konsentrasi 0,1 M
10-pH
αn = M
×100%
10-3
α1 = 0,1
×100%
α1 = 10-2 × 100%
α1 = 1 %
2. Konsentrasi 0,01 M
10-pH
αn = M
×100%
10-5
α2 = 0,01 ×100%
α2 = 10-3 × 100%
α2 = 0,1%
3. Konsentrasi 0,001 M
10-pH
αn = M
×100%
10-5,5
α3 = 0,001 × 100%
α3 = 10-2,5 × 100%
α3 = 0,3%
4. Konsentrasi 0,0001 M
10-pH
αn = M
×100%
10-6
α4 = 0,0001 ×100%
α4 = 10-2 × 100%
α4 = 1%
5. Konsentrasi 0,00001 M
10-pH
αn = M
×100%
10-6,5
α5 = 0,00001 ×100%
α5 = 10-1 × 100%
α5 = 3,1%
1%+0,1%+0,3%+1%+3,1%
∑α =
5
∑α = 0,011
a. Pengenceran
1. Konsentrasi 0,1 M
M1 . V1 = M2 . V2
0,1 M . 5 mL = M2 . 50 mL
M2 = 0,01 M
2. Konsentrasi 0,01 M
M1 . V1 = M2 . V2
0,01 M . 5 mL = M2 . 50 mL
M2 = 0,001 M
3. Konsentrasi 0,001 M
M1 . V1 = M2 . V2
0,001 M . 5 mL = M2 . 50 mL
M2 = 0,0001 M
4. Konsentrasi 0,0001 M
M1 . V1 = M2 . V2
0,0001 M . 5 mL = M2 . 50 mL
M2 = 0,00001 M
5. Konsentrasi 0,00001 M
M1 . V1 = M2 . V2
0,00001 M1 . 5 mL = M2 . 50 mL
M2 = 0,000001 M
1. Konsentrasi 0,1 M
2
(10-pH )
Ka n =
M
2
(10-4 )
Ka1 =
0,1
(10-8 )
Ka1 =
0,1
Ka1 = 10-7
2. Konsentrasi 0,01 M
2
(10-pH )
Ka n =
M
2
(10-5 )
Ka2 =
0,01
(10-10 )
Ka2 =
0,01
Ka2 = 10-8
3. Konsentrasi 0,001 M
2
(10-pH )
Ka n =
M
2
(10-5,5 )
Ka3 =
0,001
(10-11 )
Ka3 =
0,001
Ka3 = 10-8
4. Konsentrasi 0,0001 M
2
(10-pH)
Ka n =
M
2
(10-6 )
Ka4 =
0,0001
(10-12 )
Ka4 =
0,0001
Ka4 = 10-8
5. Konsentrasi 0,00001 M
2
(10-pH )
Ka n =
M
2
(10-6,5 )
Ka5 =
0,00001
(10-13 )
Ka5 =
0,00001
Ka5 = 10-8
1. Konsentrasi 0,1 M
10-pH
αn = M
×100%
10-4
α1 = 0,1
×100%
α1 = 10-3 × 100%
α1 =0,1%
2. Konsentrasi 0,01 M
10-pH
αn = M
×100%
10-5
α2 = 0,01 ×100%
α2 = 10-3 × 100%
α2 = 0,1%
3. Konsentrasi 0,001 M
10-pH
αn = M
×100%
10-5,5
α3 = 0,001 ×100%
α3 = 0,3%
4. Konsentrasi 0,0001 M
10-pH
αn = M
×100%
10-6
α4 = 0,0001 ×100%
α4 = 10-2 × 100%
α4 = 1%
5. Konsentrasi 0,00001 M
10-pH
αn = M
×100%
10-6,5
α5 = 0,00001 ×100%
α5 = 3,1%
Rata-rata jumlah ionisasi
a1+a2+a3+a4+a5
∑α =
5
0,1%+0,1%+0,3%+1%+3,1%
∑α =
5
∑α = 0,0092
4.2 Pembahasan
pengenceran larutan asam lemah dalam hal ini asam formiat. Asam formiat dengan
Untuk asam formiat konsentrasi 0,1 M diperoleh nilai pH 3, untuk konsentrasi 0,01
dengan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Pada percobaan
maka semakin kecil nilai Ka. Pada hasil perhitungan derajat ionisasi, tampak bahwa
semakin kecil konsentrasi larutan, maka akan semakin besar derajat ionisasinya.
Maka data yang diperoleh dari hasil percobaan telah berhasil membuktikan hukum
ionisasi semakin besar. Dari hasil percobaan yang diperoleh, nilai Ka selalu
rata-rata 1%. Percobaan kesetimbangan asam basa kedua juga dilakukan dengan
pengenceran larutan asam lemah dalam hal ini asam asetat. Asam asetat dengan
Untuk asam asetat konsentrasi 0,1 M diperoleh nilai pH 4, untuk konsentrasi 0,01
dengan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Pada percobaan
maka semakin kecil nilai Ka. Pada hasil perhitungan derajat ionisasi, tampak bahwa
semakin kecil konsentrasi larutan, maka akan semakin besar derajat ionisasinya.
Maka data yang diperoleh dari hasil percobaan telah berhasil membuktikan hukum
ionisasi semakin besar. Dari hasil percobaan yang diperoleh, nilai Ka selalu
bertambah sesuai kenaikan pH nya sedangkan derajat ionisasinya menghasilkan
rata-rata 10%.
BAB V
5.1 Kesimpulan
dengan melihat kecocokan warna sesuai dengan warna yang telah ditetapkan
2. Semakin encer suatu larutan asam lemah maka semakin tinggi nilai pH dan
kesetimbangannya.
3. Derajat ionisasi suatu asam lemah dalam tingkat keasaman yang berbeda, tetap
menunjukkan jumlah yang sama, hal ini menunjukkan bahwa nilai derajat
5.2 Saran
Amry Urwatil, Sri Rahayu, Yahmin., 2017, Analisis Miskonsepsi Asam Basa pada
Pembelajaran Konvensional dan Dual Situated Learning Model (DSLM),
Jurnal Pendidikan, 3 (2):385-391.
Hani’ah, M., 2020, Jago Kimia Dasar 1 Tingkat Perguruan Tinggi, DIVA Press,
Yogyakarta.
Kurniati, E., 2020, Analisis Pengaruh pH dan Suhu pada Desinfeksi Air
Menggunakan Microbubbble dan Karbondioksida Bertekanan, Journal of
Natural Resources and Environmental Management, 10 (2): 247-256.
Yadav Rajender, Sanchit Sravastav, dan Chhanama Shukla., 2016, Acid-Base Basic
Concepts, International Journal of Medical Chemistry & Analysis, 6 (1):
40-43.
Lampiran 1. Bagan kerja
HCOOH 0,1 M
Hasil
Catatan : dilakukan percobaan yang sama pada CHOOH sebanyak 5 kali dengan
CH3COOH 0,1 M
Hasil
Catatan : dilakukan percobaan yang sama pada CH 3COOH sebanyak 5 kali dengan