Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum

Kimia Dasar

KESETIMBANGAN ASAM BASA

LATIFAH INDAH PRATIWI

H061221003

KELOMPOK I

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
LEMBAR PENGESAHAN

KESETIMBANGAN ASAM BASA

disusun dan diajukan oleh:

Latifah Indah Pratiwi


H061221003

diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, 06 Oktober 2022


Asisten Praktikan

MUHAMMAD QALBI Latifah Indah Pratiwi


H031201047 H061221003
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kesetimbangan kimia menjelaskan keadaan dimana laju reaksi maju dan

laju reaksi balik sama besar dan dimana konsentrasi reaktan dan produk tetap serta

tidak berubah seiring berjalannya waktu (Chang, 2003). Konsep asam basa

pertama kali diajarkan kepada siswa SMP, kemudian di kelas sebelas sekolah

menengah atas, dan kemudian melanjutkan di perguruan tinggi ilmu alau jurusan

dan jurusan kimia di Kimia Dasar II dan mata pelajaran Kimia Fisika

Anorganik.Asam basa terdiri dari beberapa konsep,termasuk teori asam basa,

kekuatan, reaksi,dan pH-nya. Asam-basa terkait dengan lainnyakonsep kimia,

seperti larutan buffer,hidrolisis, kesetimbangan kimia, kimiareaksi, stoikiometri,

dan larutan. (Amry dkk., 2017).

Konsepsi alternatif 'kekuatan asam-basa tergantung pada jumlah H dan

OH dalam molekulnya Çetingül & Geban, 2005; zmen dkk., 2009) dapat berasal

dari gagasan bahwa 'semakin banyak hidrogen dan hidroksida dalam molekul'

meningkat, semakin banyak kekuatan mereka lakukan'. Ini berarti bahwa PST

tampaknya memiliki membingungkan jumlah ion H+ atau OH dalam larutan

dengan jumlah ion dalam molekul ( Gökçek, 2007). Pada dasarnya pengendalian

pH bertujuan untuk mengatur harga pH sesuai dengan nilai yang diinginkan.

Besar pH diperoleh dari proses titrasi antara asam dan basa. Hal inilah yang

melatarbelakangi dilakukannya percobaan kesetimbangan asam basa pada suatu

larutan (Chandra, 2012).


1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud percobaan

Maksud dari percobaan ini ialah untuk membahas dan mempelajari terkait

pH larutan asam basa melalui beberapa proses yang ditentukan melalui kertas pH

universal.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Terdapat beberapa tujuan terkait kesetimbangan asam basa diantaranya :

1. menentukan pH asam lemah dengan menggunakan kertas pH Universal dan

pH meter.

2. menentukan pengaruh pengenceran terhadap nilai pH tetapan kesetimbangan

ionisasi , dan derajat ionisasi larutan asam lemah.

3. menentukan derajat ionisasi asam lemah berdasarkan nilai pH.

1.3 Prinsip percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah menentukan nilai pH larutan asam lemah

dengan menggunakan kertas pH universal. Kemudian, hasil dari pengukuran pH

tersebut digunakan untuk menentukan tetapan kesetimbangan ionisasi dan derajat

ionisasi asam lemah. Setelah itu, dilakukan perhitungan untuk menentukan

pengaruh pengenceran terhadap nilai pH, tetapan kesetimbangan dan derajat

ionisasi larutan asam lemah.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Asam Basa

Suatu topik utama yang sangat penting dalam kimia dan bidang lain yang

dipergunakan kimia, seperti biologi, kedokteran, dan pertanian disebut

kesetimbangan asam basa (Day, 2002). Istilah asam berasal dari kata Latin acidus

(asam), yang berkaitan dengan kata acer (tajam) dan acetum (cuka). Istilah alkali

(basa) berasal dari bahasa Arab al-qali, yaitu abu dari suatu tanaman yang

berkaitan dengan daerah rawa garam dan padang pasir. Sifat yang berkaitan erat

dengan asam adalah rasanya asam, rasa seperti ditusuk jarum apabila terkena

kulit, kemampuannya melarutkan sebagian besar logam, dan kemampuannya

melarutkan batu kapur dan mineral karbonat lainnya. Basa memiliki rasa pahit dan

licin, sifat dasar basa banyak ditemukan pada sabun dan zat pembersih peralatan

lainnya (Chang, 2010).

Arrhenius membedakan antara asam-basa kuat dan asam-basa lemah.

Asam kuat terionisasi secara sempurna menjadi ion-ion II+ (aq) dan basa kuat

terdisosiasi secara sempurna menjadi ion-ion OH- (aq). Reaksi ionisasi asam dan

basa lemah adalah reversibel (bolak-balik) dan setimbang. Teorinya hanya dapat

diterapkan pada reaksi dalam pelarut air dan teori tersebut tidak dapat

menjelaskan pembentukan H- dalam ionisasi basa lemah. (Haryono, 2019).

Upaya untuk menggunakan basa yang sangat kuat untuk mendeprotonasi

karbon akan menghasilkan hilangnya proton dari air. Jadi basa terkuat yang bisa

ada dalam air adalah anion hidroksida, Basa harus memiliki pasangan elektron
yang dapat disumbangkan untuk memungkinkan pembentukan ikatan dengan

proton. Biasanya banyak gugus fungsi yang mengandung nitrogen berperilaku

sebagai basa karena satu-satunya pasangan elektron pada nitrogen dapat

disumbangkan. Gugus fungsi yang mengandung oksigen (alkohol, eter, dll.).

Ketika basa membentuk ikatan dengan proton, muatannya akan meningkat satu

unit dan spesies yang dihasilkan disebut asam konjugasi dari basa. Asam

konjugasi dari basa netral bermuatan listrik +1 sedangkan yang berasal dari basa

bermuatan negatif bermuatan netral. Reaksi ini bersifat reversible dan terbentuk

kesetimbangan antara komponen ini (Rice, 2014).

2.2 pH dan pOH

Air yang jernih belum tentu memiliki kadar pH (Puissance de Hydrogen)

air yang ideal. Kadar pH yang ideal tentunya tidak terlalu asam dan tidak terlalu

basa. Kadar pH normal air yang ideal pada suhu 25°C adalah = 7. Jika

keasamannya bertambah harga [H+] membesar dan harga pH pun turun dibawah

7. Sebaliknya jika basa, pH naik diatas 7. Nilai pH air yang normal adalah sekitar

netral, yaitu antara pH 6-8. Sedangkan pH air yang terpolusi berbeda-beda,

tergantung dari jenis buangannya. Harga pH merupakan ukuran untuk konsentrasi

ion hidrogen dalam larutan akuatik. Harga pH menentukan apakah larutan bersifat

basa, netral atau basa (Azmi, 2016).

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat

keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai

kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion

hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan

pada perhitungan teoretis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif


terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan

persetujuan internasional. Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan

Denmark Søren Peder Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidak diketahui dengan

pasti makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p

singkatan untuk power p (pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman

Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula yang merujuk pada kata

potential.(Azmi, 2016).

2.3 Asam Lemah dan Konstanta Ionisasi Asam

Asam dapat memiliki konsentrasi molaritas yang sama akan tetapi

konsentrasi H3O+ dan pH yang berbeda. Konsentrasi molaritas hanya

menunjukkan apa yang dimasukkan dalam larutan, sedangkan [H3O + ]

tergantung pada apa yang terjadi dalam larutan. Asam asetat adalah cairan bening

tidak berwarna dengan bau cuka yang mengganggu terdeteksi dari 1 ppm, beracun

dan agresif. Memiliki Titik leleh pada 16,73 ℃ dan titik didih normal pada 117,9

℃. Asam asetat dijual secara komersial sebagai asam asetat glasial dengan air

kurang dari 1% dan konsentrasi lebih dari 98%, dan pengotor lain yang dihasilkan

dari proses pembuatan. Massa jenis asam asetat murni adalah 1,0491 pada 20 ℃

dan 0,9599 pada 100 ℃. Kemurnian larutan air dapat dikaitkan dengan titik

bekunya. Kepadatan yang lebih tinggi diamati antara 67% dan 87%, yang

membuktikan bahwa asam asetat mengembangkan asosiasi molekuler. Fase cair

juga menunjukkan adanya monomer, dimer, dan bahkan oligomer yang lebih

tinggi. Peningkatan konsentrasi mendukung pembentukan dimer, sedangkan

peningkatan suhu mendukung pembentukan monomer (Dimian dkk., 2019).


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pembahasan

4.1.1 Asam Formiat

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Asam Formiat


No. Konsentrasi Asam pH Suhu oC
1. Pengenceran I 3 32
2. Pengenceran II 4 32
3. Pengenceran III 5 32
4. Pengenceran IV 6 32
5. Pengenceran V 6 32

4.1.2 Asam Asetat

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Asam Asetat


No. Konsentrasi Asam pH Suhu oC
1. Pengenceran I 3 31
2. Pengenceran II 4 31
3. Pengenceran III 5 31
4. Pengenceran IV 6 31
5. Pengenceran V 7 31

4.2 Perhitungnan

4.2.1 Asam Formiat

A. Pengenceran

1. Konsentrasi 0,1 M menjadi 0,01 M

M1×V1 = M2×V2

0,1×5 = M2×50
M2 = 0,01 M

2. Konsentrasi 0,01 M menjadi 0,001 M

M1×V1 = M2×V2

0,01×5 = M2×50

M2 = 0,001 M

3. Konsentrasi 0,001 M menjadi 0,0001 M

M1×V1 = M2×V2

0,001×5 = M2×50

M2 = 0,0001 M

4. Konsentrasi 0,0001 M menjadi 0,00001 M

M1×V1 = M2×V2

0,0001×5 = M2×50

M2 = 0,00001 M

5. Konsentrasi 0,00001 M menjadi 0,000001 M

M1×V1 = M2×V2

0,00001×5 = M2×50

M2 = 0,000001 M

B. Tetapan Kesetimbangan (Ka)

1. Konsentrasi 0,01 M
2

Ka1 =
[ 10− pH ]
[M]
2

Ka1 =
[ 10−3 ]
[ 0,01 ]

Ka1 = 10-4

2. Konsentrasi 0,001 M
2

Ka2 =
[ 10− pH ]
[M]
2

Ka2 =
[ 10−4 ]
[ 0,001 ]

Ka2 = 10-5

3. Konsentrasi 0,0001 M
2

Ka3 =
[ 10− pH ]
[M]
2

Ka3 =
[ 10−5 ]
[ 0,0001 ]

Ka3 = 10-6

4. Konsentrasi 0,00001 M
2

Ka4 =
[ 10− pH ]
[M]
2

Ka4 =
[ 10−6 ]
[ 0,00001 ]

Ka4 = 10-7

5. Konsentrasi 0,000001 M
2

Ka5 =
[ 10− pH ]
[M]
2

Ka5 =
[ 10−6 ]
[ 0,000001 ]

Ka5 = 10-6

Ka HCOOH
HCOOH =
5

Ka 1+ Ka2+ Ka 3+ Ka 4+ Ka 5
HCOOH =
5
−4 −5 −6 −7 −6
10 +10 +10 +10 + 10
HCOOH =
5
−5
11,21×10
HCOOH =
5

HCOOH = 22,42 × 10-6

C. Penentuan Derajat Ionisasi (α)

1. Konsentrasi 0,01 M

10− pH
α1 = ×100 %
[M ]
−3
10
α1 = × 100 %
[ 0,01]

α1 = 10%

2. Konsentrasi 0,001 M
− pH
10
α2 = ×100 %
[M ]
−4
10
α2 = × 100 %
[0,001]

α2 = 10%

3. Konsentrasi 0,0001 M
− pH
10
α3 = ×100 %
[M ]

10−5
α3 = × 100 %
[ 0,0001]

α3 = 10%

4. Konsentrasi 0,00001 M
− pH
10
α4 = ×100 %
[M ]

10−6
α4 = × 100 %
[ 0,00001]
α4 = 10%

5. Konsentrasi 0,000001 M
− pH
10
α5 = ×100 %
[M ]
−6
10
α5 = ×100 %
[ 0,000001]

α5 = 100%

4.2.2 Asam Asetat

A. Pengenceran

1. Konsentrasi 0,1 M menjadi 0,01 M

M1×V1 = M2×V2

0,1×5 = M2×50

M2 = 0,01 M

2. Konsentrasi 0,01 M menjadi 0,001 M

M1×V1 = M2×V2

0,01×5 = M2×50

M2 = 0,001 M

3. Konsentrasi 0,001 M menjadi 0,0001 M

M1×V1 = M2×V2

0,001×5 = M2×50

M2 = 0,0001 M

4. Konsentrasi 0,0001 M menjadi 0,00001 M

M1×V1 = M2×V2

0,0001×5 = M2×50

M2 = 0,00001 M
5. Konsentrasi 0,00001 M menjadi 0,000001 M

M1×V1 = M2×V2

0,00001×5 = M2×50

M2 = 0,000001 M

4.3 Pembahasan

Asam merupakan zat yang mengion dalam air menghasilkan ion H + dan

basa sebagai zat yang mengion dalam air menghasilkan ion OH- . Untuk

mengetahui pH larutan, digunakan kertas pH universal, kertas pH universal

dicelupkan ke dalam larutan beberapa detik maka akan terjadi perubahan warna,

ketika terjadi perubahan warna, kertas lakmus diangkat dan dicocokan dengan

range pH pada indikator, dari kesamaan warna adri kertas pH universal dan warna

pada indikator pH warna maka akan memberikan keterangan nilai pH suatu asam

lemah.

Larutan asam formiat dan asam asetat dalam air akan mengalami reaksi

ionisasi menjadi ion-ion pembentuknya, misalkan saja asam formiat dalam air

akan terjadi reaksi ionisasi menjadi ion H+ dan ion HCOO- . Secara teori, bahwa

pengenceran asam lemah larutannya semakin bersifat netral atau semakin

mendekati pH 7 artinya semakin encer suatu larutan asam lemah pH-nya akan

semakin tinggi. Dengan demikian terjadi perbedaan pH karena disebabkan karena

perbedaan konsentrasi. Tetapan kesetimbangan asam lemah dipengaruhi oleh

pengenceran, dari data hasil percobaan ditampilkan bahwa jika dibandingkan nilai

kesetimbangan dari asam lemah yang mempunyai konsentrasi 0,1 M dengan yang

mempunyai konsentrasi 0,00001 M akan terlihat jelas bahwa nilai kesetimbangan

dari asam lemah yang berkonsenstrasi 0,1 M lebih besar dari pada konsentrasi
asam lemah yang hanya 0,00001 M.

Sama dengan hubungan nilai pH dan pengenceran, Semakin tinggi

konsentrasi suatu asam lemah maka kesetimbangannya juga akan bernilai besar,

sebaliknya jika konsentrasi asam lemah rendah maka kesetimbangannya juga

bernilai besar, sebaliknya jika konsentrasi asam lemah rendah maka

kesetimbagannya juga bernilai kecil. Pengenceran dan derajat ionisasi memiliki

hubungan, yang pada umumnya, ketika suatu asam lemah mempunyai konsentrasi

tinggi maka derajat ionisasinya akan besar, begitu pun sebaliknya. Pengenceran

dapat mempengaruhi pH, ketetapan kesetimbangan, dan derajat ionisasi karena

dalam mengukur besar pH, ketetapan kesetimbangan, dan derajat ionisasi

digunakan molaritas (M).


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. dari percobaan yang dilakukan dapat diketahui bahwa pH larutan asam formiat

(HCOOH) dengan konsentrasi berturut-turut 0,1 M, 0,01 M, 0,001 M, 0,0001 M,

0,00001 M adalah 2, 3, 4, 5, 6. Sedangkan larutan asam asetat dengan konsentrasi

berturut-turut 0,1 M, 0,01 M, 0,001 M, 0,0001 M, 0,00001 M adalah 3, 5, 6, 7, 7.

2. semakin encer suatu larutan asam lemah maka pH-nya semakin naik dan

tetapan kesetimbangan semakin menurun tetapi derajat ionisasinya semakin

meningkat.

3. derajat ionisasi asam lemah dapat ditentukan berdasarkan nilai pH. Nilai dari

larutan asam formiat yaitu 10%. Sedangkan untuk larutan asam asetat memiliki

nilai derajat ionisasi yang berturut-turut sesuai dengan konsentrasinya adalah 1%,

0,1%, 0,1%, 0,1%,1%

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Laboratorium

Menambah dan memperbarui lagi alat-alat yang sudah lama atau sudah kurang

bagus.
5.2.2 Saran untuk Asisten

Tetap selalu baik kepada semua praktikan dan lebih bersabar memberi penjelasan

kepada semua praktikan.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, R., 2003, Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Jl.2 Ed. 3, diterjemahkan oleh

Achmadi, S, S., Erlangga, Jakarta.

Day, R.A. dan Underwood., 2002, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai