Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

ANALISIS PENENTUAN KONSTANTA DISOSIASI ASAM DENGAN TITRASI pH


DIKONTROL DENGAN KOMPUTER

Nama Praktikan : Widya Puspita Dewi


NIM : 141810301005
Kelompok : 4
Fak/Jurusan : MIPA/KIMIA
Nama asisten : Agus Wedi P.

LABORATORIUM KIMIA FISIK


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2016
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konstanta disosiasi asam (Ka) merupakan suatu tetapan kesetimbangan dari suatu
asam. Ka untuk asam kuat benilai lebh besar dari Ka asam lemah. Nilai Ka dipengaruhi oleh
derajat ionisasi sehingga untuk asam Ka-nya relatif kecil dibandingkan dengan asam kuat.
Klasifikasi asam kuat dan lemah bisa diindentifikasi dari nilai Ka atau pKa, semakin besar
nilai Ka atau semakin kecil nilai pKa maka tingkat keasaman akan bertambah. Jenis asam dan
basa dapat diamati proses kesetimbangannya sehingga dapat diperoleh nilai pH. Peran pH
sangat penting dalam kehidupan seharihari terkait dengan kelangsungan hidup, misalnya
pada proses pencernaan makanan dalam tubuh manusia berlangsung dengan melibatkan
tahapan proses dengan pH bervariasi, karena enzim dapat bekerja dengan batasan pH yang
sempit, sehingga dapat mengira berapa besar derajat disosiasi yang baik terhadap tubuh.
Asam basa Bronsted-Lowry, menyebutkan setiap asam harus basa dengan
menyumbangkan protonnya dan basa harus membentuk asam dengan menerima sebuah
proton. Hubungan ini disebut konjugat, dengan menggunakan sebuah konsep yang berupa
aplikasi dari pernyataan ini, maka dapat kita ukur konstanta ionisasi dua asam dengan teknik
titrasi potentiometrik. Titrasi potensiometri merupakan metode analisa volumetrik yang
didasarkan pada prinsip munculnya potensial dari suatu larutan. Potensial yang terjadi
diperoleh tanpa menambahkan arus listrik atau arus listrik dibuat sekecil mungkin agar tidak
berpengaruh pada potensial yang muncul. Potensial dapat diukur sesudah penambahan
sejumlah kecil volume titran secara berturut-berturut.
Penentuan konsentrasi analit dengan menggunakan titrasi potensiometri lebih baik
dibandingkan dengan titrasi lainnya. Prinsip kerja dan peralatannya cukup sederhana,
konstanta kesetimbangannya dapat diketahui tanpa dipengaruhi oleh jernih atau keruhnya
larutan, pH pada separuh titik ekivalen secara sederhana dihubungkan dengan pK. Pesatnya
ilmu pengetahuan dan teknologi peneliti saat ini dapat memanfaatkan komputer sebagai alat
untuk menyimpan data dan mengisi komputer dengan software yang berguna untuk
mendukung di laboratorium, maka percobaan kali ini akan dilakukan analisis dan penentuan
konstanta disosiasi asam dengan titrasi pH yang dikontrol dengan komputer.
1.2 Tujuan
Percobaan ini memiliki tujuan mengukur konstanta ionisasi dua asam dengan
menggunakan teknik titrasi potentiometrik
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Material Safety Data Sheet (MSDS)


2.1.1 Akuades
Akuades atau air distillasi merupakan H2O murni. Akuades bersifat tidak berwarna,
tidak berasa, tidak berbau, dan dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat pada
kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K (0 C). Derajat
keasaman (pH) dari akuades adalah netral yaitu 7,0. Titik didih dan titik lebur dari akuades
berturut-turut adalah 100oC dan 0oC. Tekanan uap dari akuades pada suhu 20oC adalah 17,5
mmHg. Massa jenis dari akuades adalah 1,00 gram/cm3, berat molekul 18,0134 gram/mol.
Akuades tidak berbahaya jika mengenai mata, kulit, tertelan, atau juga terhisap. Akuades atau
air dalam bentuk ion dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi
(berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Air adalah pelarut yang kuat, dapat
melarutkan banyak jenis zat kimia (Anonim, 2016).
2.1.2 Natrium Hidroksida
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet,
serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Bersifat lembab cair dan secara spontan
menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Sangat larut dalam air dan akan melepaskan
panas ketika dilarutkan. Natrium Hidroksida juga larut dalam etanol dan metanol. Tidak larut
dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Memiliki berat molar 39,9971 g/mol, zat
padat putih, densitas 2,1 g/cm, titik leleh 318C, titik didih 1390C, kelarutan dalam air 111
g/100 ml (20C).NaOH dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan dengan kemungkinan
luka bakar, dapat menyebabkan mata atau kulit terbakar. kulit menyebabkan kulit terbakar.
NaOH yang tertelan dapat menyebabkan kerusakan parah dan permanen pada saluran
pencernaan berupa perforasi dari saluran pencernaan yaitru sakit parah, mual, muntah, diare,
dan shock selain itu kemungkinan terparahnya yaitu kerusakan permanen jaringan dan korosi
dari kerongkongan dan saluran pencernaan. Jika terhirup dapat menyebabkan pneumonitis
kimia dan edema paru berupa iritasi saluran. Tindakan pertolongan pertama apabila terjadi
kontak dengan mata segera bersihkan dengan banyak air selama minimal 15 menit, segera
basuh kulit dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit saat mengeluarkan pakaian dan
sepatu yang terkontaminasi. Apabila tertelan, jangan dimuntahkan, segera berikan bantuan
medis (Anonim, 2016).
2.1.3 Asam Fosfat
Asam fosfat berbentuk cairan tidak berwarna. H3PO4 memiliki rumus molekul H3PO4
dengan berat molekul 97,97 g mol-1. Larutan H3PO4 dengan air akan tidak berwarna dan
merupakan asam kuat. H3PO4 merupakan suatu oksidator yang mudah sekali untuk
mengoksidasi senyawa lain. Kontak kulit bisa menyebabkan luka bakar dan radang kulit yang
ditandai dengan gatal, kemerahan. Uap dari senyawa ini bisa menghasilkan kerusakan
jaringan terutama pada selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan. Penghirupan uap
dapat menghasilkan iritasi parah dari saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk,
tersedak, atau sesak napas. Peradangan mata ditandai dengan mata merah, mengeluarkan air
mata, dan gatal. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika terjadi kontak antara kulit
dengan senyawa ini yaitu kulit segera dibasuh dengan banyak air selama minimal 15 menit.
Pertolongan apabila mata terkena segera dibasuh dengan air yang banyak selama minimal 15
menit, sesekali kelopak mata dikedip-kedipkan. Senyawa ini apabila terhirup dalam jumlah
yang banyak sebaiknya segera berpindah ke tempat yang udaranya lebih segar dan segera
meminta pertolongan medis (Anonim, 2016).
2.1.4 Asam asetat
Asam asetat mempunyai yang rumus molekul CH3COOH. Nama IUPAC dari asam
asetat adalah asam etanoat. Asam asetat ini berupa cairan yang tidak berwarna dan bersifat
higroskopis. Massa molar asam asetat yaitu 60,05 g/mol. Asam asetat ini merupakan asam
karboksilat yang sederhana dan memiliki titik didih sebesar 118,10C dan titik lebur sebesar
16,50C. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya
terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia
dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti
polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan
kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman.
Pertolongan pertama apabila terjadi kontak antara kulit dengan senyawa ini yaitu kulit segera
dibasuh dengan banyak air selama minimal 15 menit, apabila terkontaminasi dengan mata
segera basuh dengan air yang banyak selama minimal 15 menit, sesekali kelopak mata
dikedip-kedipkan. Pertolongan ketika terhirup dalam jumlah yang cukup banyak sebaiknya
segera berpindah ke tempat yang udaranya lebih segar. Pertolongan jika tidak bisa bernafas,
napas buatan dapat diberikan, segera cari pertolongan medis apabila terjadi resiko serius
(Anonim, 2016).
2.2 Dasar Teori
Asam dan basa didefinisikan dari berbagai sudut pandang. Zat yang larutan airnya
bersifat asam dapat memerahkan lakmus biru, bereaksi dengan logam aktif untuk membentuk
hidrogen dan menetralkan basa. Mengikuti pola yang serupa, suatu basa didefinisikan sebagai
suatu zat yang larutan airnya berasa pahit, membirukan lakmus merah, terasa licin seperti
sabun dan menetralkan asam. Asam seperti HCl, HNO3 dan HC2H3O2, dengan molekul
mampu menyumbangkan satu proton ke sebuah molekul air disebut asam monoprotik
(Bird,1993). Penyumbangan proton adalah suatu reaksi yang reversible, setiap asam harus
membentuk basa dengan menyumbangkan protonnya dan basa harus membentuk suatu asam
dengan menerima sebuah proton (Keenan, 1990).
Tahun 1923 J.N Brosted di denmark dan T.M Lowry secara terpisah menyarankan cara
lain dalammengintrepetasikan asam basa. Menurut system ini asam Bronsted Lowry adalah
donor proton dan basa Bronsted Lowry adalah penerima proton. Definisi ini, beranekaragam
sifatsifat asam dan reaksi kimia, termasuk reaksi yang berlangsung dalam pelarut maupun
tanpa pelarut sama sekali. Asam poliprotik merupakan suatu molekul yang menyumbangkan
lebih dari satu proton, seperti H2SO4, H3PO4, H2CO3. Karena molekul tersebut
menyumbangkan 2 proton maka asam tersebut bias dikategorikan sebagai asam dwi protik
(Keenan, 1990).
Metode yang digunakan dalam melakukan eksperimen ada dua, yaitu potensiometri
langsung dan titrasi langsung. Potensiometri langsung dilakukan dengan pengukuran tunggal
terhadap potensial itu cukup dengan menetapkan aktivitas ion yang diminati. Titrasi
langsung, ion dapat ditritasi dan potensialnya diukur sebagai fungsi volume titran.
Potensiometri langsung digunakan dalam pengukuran pH larutan air dan telah berkembang
secara meluas dalam penetapan ion lain lewat penggunaan electrode selektif ion. Titrasi
langsung memanfaatkan pengukuran potensial untuk analisis titrimetri. Pengukuran
potensiometri langsung sangat berguna untuk menetapkan aktivitas suatu spesies dalam suatu
campuran kesetimbangan, misalnya pH suatu larutan 0,1 M asam asetat mungkin diukur dan
konsentrasi ion hidrogen (diperkirakan dari aktivitasnya) dijumpai sebesar 0,0013 M. Dilain
pihak, jika larutan itu dititrasi, kita akan menjumpai konsentrasi sebesar 0,1 M. Titrasi akan
menghasilkan informasi stokiometri mengenai jumlah proton yang tersedia, sedangkan
pengukuran langsung memberikan aktivitas kesetimbangan proton dalam larutan
(Underwood, 1986).
Kekuatan suatu asam HA dalam larutan air menunjukkan suatu ukuran dari
kecenderungannya menyumbangkan sebuah proton kepada sebuah molekul air:
HA + H2O H3O+ + A-
Sejauh mana reaksi ini berlangsung dari kiri ke anan juga merupakan kecenderungan dari
basa konjugat A- untuk menerima sebuah proton dari H3O+.
H3O+ + A- HA + H2O
Jika reaksi pertama menang terhadap reaksi kedua,maka HA adalah suatu asam kuat dan A-
suatu basa lemah. Contoh asam kuat adalah HCl, sehingga dapat disimpulkan bahwa Cl-
adalah basa yang relatif lemah. Reaksi yang menang adalah reaksi yang kedua, maka A-
adalah basa kuat. Contoh asam lemah adalah HC2H3O2 dan HCN, sehingga dapat
disimpulkan bahwa C2H3O2- dan CN- adalah basa yang relatif kuat. Asam dan basa
diuraikan berdasarkan komparatif mereka. Konsep dasarnya adalah makin kuat asam itu,
maka makin lemah basa konjugasinya (Keenan, 1990).
Asam yang menghasilkan lebih dari satu proton, pendekatan yag dilakukan untuk
asam poliprotik jauh lebih rumit dari asam monoprotik. Contohnya adalah asam Fosfat yang
akan mengalami disosiasi sebagai berikut :
1. H2O + H3PO4 H2PO4- + H3O+ pKa1 = 2.2
Ka1 =

2. H2O + H2PO4- HPO42- + H3O+ pK2 = 7.2

Ka2 =

3. H2O + HPO42- PO43- + H3O+ pK3 = 12.3

Ka3 =

(Bird, 1993)
Zat dengan proton asam dua seperti (H2SO4), kesetimbangannya adalah :
H2A(aq) + H2O(l) HA-(aq) + H3O+(aq)

Ka1 =

HA- sebagai basa konjugasi, dan


HA-(aq) + H2O(l) A2-(aq) + H3O+(aq)

Ka2 =

HA- sekarang berlaku sebagai asam dan A2- sebagai basa konjugasi. Umumnya Ka1 < Ka2,
(ada juga yang sampai tiga orde besaran), karena proton kedua lebih sukar dilepaskan, yang
sebagian disebabkan oleh muatan negatif pada HA- (Atkins, 1994).
Titrasi potensiometri, titik akhir dideteksi dengan menetapkan volum dimana terjadi
perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan titran. Elektroda indikator dipilih
yang tepat, suatu elektroda pembanding seperti kalomel, untuk melengkapi sel. Titrasi itu
dapat dilaksanakan dengan tangan ataupun prosedur itu diautomatikkan. Potensial suatu
elektroda indikator berguna untuk menetukan titik ekivalen suatu titrasi. Penentuan titik
ekivalen dengan cara ini lebih teliti daripada penggunaan indikator. Akan tetapi metode ini
memerlukan waktu yang lebih lama jika tidak menggunakan titrasi automatik
(Underwood, 1986).
Metode titrasi potensiometri dapat digunakan untuk semua reaksi yang digunakan
untuk tujuan titrimetric, netralisasi, asam basa, redoks, pengendapan, dan pembentukan
kompleks. Reaksi netralisasi merupakan titrasi asam basa dapat diikuti dengan elektroda
indikatornya elektroda gelas. Reaksi pembentukan kompleks dan Pengendapan adalah
pembentukan endapan atau kompleks akan membebaskan ion terhidrasi dari larutan. Reaksi
redoks, elektroda Pt atau elektroda inert dapat digunakan pada titrasi redoks. Oksidator kuat
(KMnO4, K2Cr2O7, CO(NO3)3) membentuk lapisan logam oksida yang harus dibebaskan
dengan reduksi secara katoda dalam larutan encer (Khopkar, 1990).
Pengukuran pH dengan pH meter merupakan pengembangan dari potensiometri. Nilai
pH didapatkan dari pengukuran potensial elektrokimia yang terjadi antara larutan yang
terdapat di dalam elektroda gelas yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat di luar
elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca
akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif. Elektroda gelas
tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion hidrogen atau diistilahkan dengan
potential of hidrogen. Elektroda pembanding dibutuhkan untuk melengkapi sirkuit elektrik.
Potensial antara sampel yang tidak diketahui dengan elektroda gelas dapat berubah
tergantung sampelnya, perlu dilakukan kalibrasi dengan menggunakan larutan yang ekuivalen
yang lain untuk menetapkan nilai pH (Basset, 1994).
Nilai pH pada setengah titik ekivalen dihubungkan dengan pK pada titrasi suatu asam
monoprotik, untuk beberapa asam-basa Bronsted, HA dan A- (muatan diabaikan):
)
[ ][ ]
[ ]
Jadi pada titik setengah ekivalen, bila molaritas [A-] sama dengan [HA], [H+] sama dengan
K. Persamaan ini disebut Persamaan Henderson-Hasselbach. Dengan mengambil negatif log
atau (-log) dari persamaan di atas dan penyusunan kembali menghasilkan:
[ ]
[ ]
Apabila [A-] sama dengan [HA], pH larutan sepadan dengan pK dari spesi HA. Untuk
asam dengan suatu hidrogen yang dapat terionisasi tunggal, spesi HA dan A mempunyai
konsentrasi sama pada separuh volume ekivalen dan pH pada posisi ini seharusnya
merupakan perkiraan yang baik dari pK (Tim Kimia Fisik, 2016).
BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Botol infus
pH meter
Gelas beaker
Pipet volume 25 mL
Gelas ukur 50 mL
Komputer
Software Lab View
Stirer magnetik anak strirer
Statif
Pipet tetes
Batang pengadung
Botol semprot
3.1.2 Bahan
Akuades
Larutan sampel Asam Asetat 0,1 M
Larutan Asam Fosfat 0,1 M
Larutan NaOH 0,1
3.2 Skema Kerja
3.2.1 pK Suatu Asam Asetat
Asam Asetat
- disiapkan sebanyak 25 mL dalam gelas beaker
- disiapkan larutan NaOH ditaruk di botol infus (titran)
- dirangkai alat (dihubungkan kumputer dengan pH meter dan
sampel
- dititrasi larutan dengan larutan hidroksida standar dan diisi stirer
- dilakukan analisa dari untuk mencapai titik kesetaraan. Separuh
jalan ini pH = pKa.
- dilakukan duplo
- dibuat kurva titrasi hubungan aatara volume dengan pH yang
diperoleh
- ditentukan volume pada ekuivalenya

Hasil

3.2.2 Titrasi Asam Fosfat

Asan Fosfat
- disiapkan sebanyak 25 mL dalam gelas beaker
- disiapkan larutan NaOH ditaruk di botol infus (titran)
- dirangkai alat (dihubungkan kumputer dengan pH meter dan
sampel
- dititrasi larutan dengan larutan hidroksida standar dan diisi stirer
- dilakukan analisa dari untuk mencapai titik kesetaraan. Separuh
jalan ini pH = pKa.
- dilakukan triplo
- dibuat kurva titrasi hubungan aatara volume dengan pH yang
diperoleh
- ditentukan volume pada ekuivalenya

Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Percobaan
a. Asam Asetat
Sampel Pengulangan V ekuivalen (mL) V Ekuivalen (mL)
1 188 94
Asam Asetat 2 308 154

b. Asam Fosfat
Sampel Pengulangan V ekuivalen V Ekuivalen V 3/2 Ekuivalen
(mL) (mL) (mL)
1 185 92,5 277,5
Asam fosfat 2 423 211,5 634,5
3 340 165 495

4.1.2 Hasil Pengolahan Data

No. Sampel pH Nilai Ka Rata-rata Rata-Rata


1 2 1 2 Ka1 Ka2
1. CH3COOH 5,394 5,271 4,03 x 10-6 5,35 x 10-6 4,69 x 10-6 -
-3 -8
2. 2,793 7,595 1,61 x 10 2,54 x 10
3. H3PO4 4,428 7,541 1,4 x 10-3 2,88 x 10-8 1,47 x 10-3 2,51 x 10-8

4. 2,898 7,674 1,42 x10 -3 2,12 x 10 -8

4.2 Pembahasan
Percobaan yang akan dibahas kali ini adalah tentang analisis dan penentuan konstanta
ionisasi asam dengan titrasi pH yang dikontrol dengan komputer. Tujuan dari percobaan ini
adalah mengukur konstanta ionisasi dua asam dengan menggunakan teknik titrasi
potentiometrik. Titrasi potensiometri reaksinya harus meliputi penambahan atau pengurangan
beberapa ion yang sesuai dengan jenis elektrodanya. Larutan yang digunakan sebagai titrat
adalah larutan asam asetat dan larutan asam fosfat, dan dititrasi menggunakan larutan NaOH
yang berperan sebagai titran dalam proses titrasi tersebut.
Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah suatu asam dan basa, sehingga
menggunakan titrasi asam basa. Asam yang digunakan dalam percobaan ini ialah asan
monoprotik yakni CH3COOH dan asam poliprotik yakni H3PO4. Asam monoprotik adalah
asam yang tiap molekulnya dapat melepaskan sebuah ion hidrogen (1 proton), sedangkan
asam poliprotik adalah asam yang setiap molekulnya dapat melepaskan lebih dari dua ion
hidrogen (2 proton). Titrasi asam basa sering disebut dengan asidi alkalimetri yaitum titrasi
yang menyangkut reaksi dengan asam atau basa, untuk menentukan jumlah kuantitatif asam
asetat dan asam fosfat dapat diketahui dengan titrasi menggunakan NaOH. Volume dari
NaOH yang digunakan untuk proses titrasi ini dapat menentukan jumlah kuantitatif dari asam
asetat dan asam fosfat, di dekat titik kesetaraan titrasi atau tititk skivalen.
Metode titrimetrik untuk analisis didasarkan pada suatu reaksi kimia seperti :
aA + tT produk
a merupakan molekul analit A, bereaksi dengan t molekul regensia T. Regensia T, yang
disebut titran, ditambahkan sedikit demi sedikit (secara incremental), biasanya dari dalam
buret, dalam bentuk larutan yang konsentrasinya diketahui. Larutan kedua ini disebut larutan
standar dan konsentrasinya oleh suatu proses yang disebut standarisasi. Penambahan titran
diteruskan sampai telah dimasukkan sejumlah T yang secara kimia setara dengan A, maka
dikatakan telah tercapai titik ekivalensi dari titrasi itu. Sedangkan titik akhir titrasi merupakan
suatu proses dimana volume titran telah mencapai titik ekivalensi dan biasanya dapat ditandai
dengan perubahan warna pada larutan tersebut.
Titrasi potensiometri digunakan pengukuran potensial untuk mengetahui titik ekivalen
suatu titrasi. Perlakuan ini dapat diterapkan terhadap semua jenis reaksi yang kita pandang
sesuai untuk analisa titrimetrik. Potensiometri tidak langsung atau lebih dikenal sebagai titrasi
potensiometri. Komponen yang akan ditentukan konsentrasinya dititrasi dengan titran yang
sesuai dengan elektroda indikator digunakan untuk mengikuti perubahan potensial akibat
titrasi, plot antara potensial elektroda dengan volume titrasi akan berupa kurva sigmoid,
dimana titik ekivalen dapat ditentukan dari kurva tersebut. Maka kita bisa menghitung kadar
titran.
Titik ekivalen adalah titik dalam titrasi dimana jumlah basa yang ditambahkan sama
dengan jumlah asam awal yang ada. Pada titik setengah ekivalen, bila molaritas [A-] sama
dengan [HA], [H+]sama dengan K. Persamaan ini disebut persamaan Henderson-Hasselbach,
dengan mengambil negatif log atau (-log) dari persamaan di atas dan penyusunan kembali

menghasilkan: pK = pH log . [A-] sama dengan [HA], pH larutan sepadan dengan pK


dari spesi HA. Asam dengan suatu hidrogen dapat terionisasi tunggal, spesi HA dan A
mempunyai konsentrasi sama pada separuh volume ekivalen dan pH pada posisi ini
seharusnya merupakan perkiraan yang baik dari pK.
Titarasi asam basa ini, ditentukan konstanta disosiasi asam (Ka). Konstanta disosiasi
asam (Ka) atau konstanta keasaman adalah sebuah konstanta atau tetapan keseimbangan
spesifik untuk sebuah asam dan basa konjugasinya di sebuah larutan berair. Tetapan ionisasi
asam juga dapat didefinisikan sebagai ukuran kuantitatif kekuatan asam dalam pelarut
tertentu. asam HA larut dalam air, sebagian asam tersebut terurai (terdisosiasi) membentuk
ion hidronium dan basa konjugasinya HA(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + A(aq) .
Tahap awal yang dilakukan pada percobaan adalah disiapkan semua alat yang
dibutuhkan, dirangkai sedemikian rupa dengan pH meter yang digunakan dihubungkan
dengan komputer yang berisi software Lab View. Software Lab View digunakan pada
percobaan untuk nanatinya menghasilkan ouput beruapa grafik hubungan anatara volume
dengan pH yang dihasilkan selama proses penitrasian. Tahap awal adalah asam asetat yang
sudah disiapkan dalam gelas beaker diletakkan diatas stirer mangetik yang sudah
digubungkan dengan listrik. Anak stirer dimasukkan dalam larutan dan stirer dihidupkan
dengan kecapatan yang sangat kecil. Kecepatan yang digunakan sangat kecil karena apabila
terlalu cepat akan mempengaruhi kerja membran pada pH meter dan menghasilkan data
grafik yang tidak stabil.
Percobaan ini, dilakukan 2x pengulangan pada asam asetat dan 3x pengulangan pada
asam fosfat. Data yang diperoleh dibuat kurva titrasi baik asam asetat dan asam fosfat
Volume versus pH. Kurva titrasi berfungsi untuk membantu pengujian suatu reaksi untuk
menetapkan apakah reaksi itu dapat digunakan untuk suatu titrasi. Untuk titrasi asam basa
kurva titrasi terdiri dari suatu alur pH atau pOH versus milliliter titran. Kurva semacam itu
akan membantu dalam mempertimbangkan kelayakan suatu titrasi dan dalam memilih
indikator yang tepat. Nilai pH pada titik ekivalensinya dimana plot dari kurva tersebut tepat
akan mengalami perubahan yang signifikan. Nilai pH yang didapatkan maka dapat
menghitung nilai Ka dari masing masing bahan.
Kontrol tetesan NaOH sebagai titran agar konstan saat dimasukkan dalam larutan dan
jangan terllau cepat, karena apabila terlalu cepat hasil grafik yang dihasilkan dari software
Lab View tidak stabil. Beberapa saat setelah stirer dihidupkan pH meter dimasukkan dalam
larutan asam asetat 25 mL 0,1 M dan diusahakan posisi pH meter stabil, karena apabila tidak
stabil akan mempengaruhi kerja membran, dan disusul dengan dimasukkan NaOH berupa
tetesan- tetesan yang konstan dan tidak terlalu cepat. Infus dipegang selama proses analisa
agar tetesan tidak mengenai anak stiret dan membran. Tetesan NaOH jangan didekatkan
dengan anak strirer dan pH meter, karena apabila tetesan mengenai pH meter atau anak stirer
akibatnya akan mengganggu proses analisa data yang dilakukan software.
Analisa dilakukan sampai grafik yang dihasikan mengalami kenaikan, penurunan
kemudian stabil atau konstan analisa diberhentikan. Asam asetat berdasarkan literatur
menghasilkan 1 gunungan atau cekungan. Gunungan yang terjadi dikarenakan posisi mol
asam dan mol basa tepat sama. Jumlah gunungan yang terbentuk tergantung dari jenis
asamnya, karena asam asetat termasuk asam monokromatik melepas 1 proton atau H+. Titik
akhir titrasi dapat ditandai dengan adanya kenaikan ataupun penurunan pH secara tiba tiba.
pH campuran reaksi berubah secara kontinyu selama proses titrasi asam basa. Grafik volume
versus pH dari larutan titrasi disebut kurva titrasi. Bentuknya tergantung dari nilai Ka dan
konsentrasi asam dan basa yang bereaksi.
Garfik yang dihasilkan pada pengulangan pertama dan kedua sama yaitu terbentuk 1
gunungan pada grafik. Ka dapat dihasilkan dari volume ekuivalen, dengan pH sama
dengan pKa. Titik pH ekivalen yang dihasilkan sebesar 5,394 dan 5,271 untuk grafik
pengulaangan kedua. Ka yang dihasilkan adalah 4,03 x 10-6 dan 5,35 x 10-6, berdasarkan
literatur diperoleh nilai Ka pada asam asetat sebesar 1,8 x 10-5 berbeda dengan hasil
percobaan. Kesalah terjadi kemungkinan karena kesalahan saat proses analisa tetesan
mengenai anak trirer dan terlalu dekat dengan membran pH meter dan tetesan NaOH yang
terlalu cepat. Titik ekuivalen dicapai saat dimana jumlah mol titran sama dengan jumlah mol
titrat,dimana dengan nilai titik ekuivalen tersebut dapat diperoleh nilai pKa pada masing-
masing asam. Pada grafik asam asetat diperoleh satu titik ekuivalen atau adanya satu patahan,
hal ini disebabkan karena asam asetat adalah asam yang hanya dapat menghasilkan satu
proton, hasil yang didapat sudah sesuai dengan literatur yang ada.
Proses penambahan titran terhadap proses titrasi, dimana laju dibuat konstan. Titrasi
asam asetat dengan menggunakan NaOH mengalami perubahan pH, dimana pH asam
berlangsung naik dengan cepat pada titik ekivalen, di dalam air, asam asetat tidak dapat
mengion secara sempurna. Reaksi antara asam asetat dengan NaOH adalah sebagai berikut.
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l)
Asam asetat terdisosiasi menjadi :
CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H+(aq)
Perlakuan yang sama juga digunakan pada asam fosfat dengan pengulangan triplo.
Grafik yang dihasilkan yaitu terdapat lebih dari satu titik ekivalen. Titik ekivalen lebih dari
satu, terdapat 2 patahan karena asam fosfat berbeda titik ekivalennya dengan asam asetat. Hal
ini disebabkan karena pada asam fosfat bersifat poliprotik yakni asam yang dapat
menghasilkan lebih dari satu ion H+. Asam fosfat merupakan suatu asam lemah yang tidak
dapat mengion secara sempurna di dalam air. Ka dapat dihasilkan dari volume ekuivalen,
dan 3/2 volume ekuivalen, dengan pH sama dengan pKa. Titik pH ekivalen yang dihasilkan
pada ekuivalen sebesar 2,793 ; 2,852 dan 2,898 untuk grafik pengulaangan ketiga. Titik
pH ekivalen yang dihasilkan pada 3/2 volume ekuivalen sebesar 7,595 ; 7,541 dan 7,674
untuk grafik pengulagan ketiga. Ka yang dihasilkan pada volume ekuivalen adalah 1,61 x
10-3 ; 1,4 x 10-3 ; 1,42 x10 -3 dan Ka yang dihasilkan pada volume 3/2 ekuvalen adalah 2,54 x
10-8 ; 2,88 x 10-8 ; 2,12 x 10 -8. Berdasarkan hasil percobaan berbeda dengan literatur nilai Ka
asam fosfat sebesar 7,5 x 10-3. Kesalahan ini terjadi kemungkinan karena tidak stabilnya pada
proses titrasi NaOH yang diteteskan tidak konstan sehingga data yang dihasilkan pada
software juga tisak sesuai.
Asam fosfat terdisosiasi 3 kali melepas proton sebanyak 3 kali tetapi pada percobaan
hanya dihasilkan 2 patahan. Hal ini terjadi karena gelas beaker yang digunakan sebagai
penampung proses titrasi sudah penuh jadi proses titrasi tidak diteruskan sampai membentuk
3 patahan. Reaksi antara asam fosfat dengan NaOH adalah sebagai berikut :
H3PO4(aq) + NaOH(aq) H2PO4Na(aq)+H2O(l)
H2PO4-(aq) + NaOH(aq) HPO4Na(aq)+H2O(l)
HPO42-(aq) + NaOH(aq) PO4Na(aq)+H2O(l)
Asam fosfat terdisosiasi, sebagai berikut :
H3PO4(aq) H2PO4-(aq)+H+(aq)
H2PO4-(aq) HPO42-(aq)+H+(aq)
HPO42-(aq) PO43-(aq)+H+(aq)
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah terdapatna perbedaan
garafik yang didapatkan dari proses titrasi asam monoprotik dengan titrasi asam poliprotik.
Grafik pH pada asam monoprotik terdapat satu patahan dan grafik pH pada asam poliprotik
terdapat dua patahan. Nilai pKa asam lemah lebih besar daripada nilai pKa asam kuat.Nilai
pKa ini akan mempengatuhi besarnya nilai Ka. Asam kuat mempunyai nilai Ka yang besar
(yaitu, kesetimbangan reaksi berada jauh di kanan, hampir seluruh asam terurai). Asam

lemah mempunyai nilai Ka yang kecil (yaitu, sejumlah cukup banyak HA dan A- terdapat
bersama-sama dalam larutan; asam hanya terurai sebagian).

5.2 Saran
Saran untuk praktikum adalah selalu periksa kondisi alat sebelum melakukan
percobaan guna mendapatkan hasil yang memuaskan. Tingkatkan ketelitian dalam
pengamatan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Ikuti petunjuk asisten dan buku penuntun
untuk meminimalisasi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2016. MSDS Akuades. [Serial Online]. www.sciencelab.com/akuades. diakses
tanggal 18 Oktober 2016.
Anonim, 2016. MSDS Asam Asetat. [Serial Online]. www.sciencelab.com/asamasetat.
diakses tanggal 18 Oktober 2016.
Anonim, 2016. MSDS Asam Fosfat. [Serial Online]. www.sciencelab.com/asamfosfat.
diakses tanggal 18 Oktober 2016.
Anonim, 2016. MSDS Natrium Hidroksida [Serial Online]. www.sciencelab.com/NaOH.
diakses tanggal 18 Oktober 2016.
Atkins, P.W. 1994. Kimia Fisika. Jakarta : Erlangga
Basset, J. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis dan Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Bird, Tony.1993. Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Keenan, C.W. 1990. Kimia Untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Khopkar. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Underwood,A.L.1989.Analisis Kimia Kuantitatif.Jakarta:Erlangga
Tim Penyusun. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Fisik II. Jember: Universitas Jember
Lampiran
a. Perhitungan Pembuatan NaOH 0,1 M
M= mol =

0,1 M = 0,1 mol =

Mol = 0,1 mol NaOH = 4 gram


b. Asam Asetat 1
Ka (volume ekuivalen = 94)
pH = pKa
pKa = 5,394
Ka = 10-5,394
= 4,03 . 10-6
c. Asam Asetat 2
Ka (volume ekuivalen = 154)
pH = pKa
pKa = 5,271
Ka = 10-5,271
= 5,35 . 10-6
d. Asam Fosfat 1

- Ka1 (volume ekuivalen = 92,5)


pH = pKa1
pKa1 = 2,793
Ka1 = 10-2,793
= 1,61. 10-3
-Ka2 (volume 3/2 ekuivalen = 277,5)
pH = pKa2
pKa2 = 7,595
Ka2 = 10-7,596
= 2,54 . 10-8
e. Asam Fosfat 2

-Ka1 (volume ekuivalen = 211,5)


pH = pKa1
pKa1 = 2,852
Ka1 = 10-2,852
= 1,4. 10-3
-Ka2 (volume 3/2 ekuivalen = 634,5)
pH = pKa2
pKa2 = 7,541
Ka2 = 10-7,541
= 2,88 . 10-8
f. Asam Fosfat 3

-Ka1 (volume ekuivalen = 165)


pH = pKa1
pKa1 = 2,898
Ka1 = 10-2,898
= 1,42. 10-3
-Ka2 (volume 3/2 ekuivalen = 495)
pH = pKa2
pKa2 = 7,674
Ka2 = 10-7,674
= 2,12 . 10-8
g. Garfik

Kurva Titrasi Asam asetat 1


14.000
12.000
10.000
8.000
pH

6.000
pH
4.000
2.000
0
0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000
Volume

Gambar 1. Kurva Titrasi Asam asetat 1

Kurva Titrasi Asam Asetat 2


14.000
12.000
10.000
8.000
pH

6.000
pH
4.000
2.000
0
0 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000
volume

Gambar 2. Kurva Titrasi Asam asetat 2


Kurva Titrasi Asam fosfat 1

15.000

10.000
pH

5.000 pH

0
0 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000
volume

Gambar 3. Kurva Titrasi Asam fosfat 1

Kurva Titrasi Asam Fosfat 2


14.000
12.000
10.000
8.000
pH

6.000
4.000 pH
2.000
0
0 200.000 400.000 600.000 800.0001.000.0001.200.000
volume

Gambar 4. Kurva Titrasi Asam fosfat 2

Kurva Titrasi asam Fosfat 3


14.000
12.000
10.000
8.000
pH

6.000
pH
4.000
2.000
0
0 500.000 1.000.000 1.500.000
Volume

Gambar 5. Kurva Titrasi Asam fosfat

Anda mungkin juga menyukai