Ka2 =
Ka3 =
(Bird, 1993)
Zat dengan proton asam dua seperti (H2SO4), kesetimbangannya adalah :
H2A(aq) + H2O(l) HA-(aq) + H3O+(aq)
Ka1 =
Ka2 =
HA- sekarang berlaku sebagai asam dan A2- sebagai basa konjugasi. Umumnya Ka1 < Ka2,
(ada juga yang sampai tiga orde besaran), karena proton kedua lebih sukar dilepaskan, yang
sebagian disebabkan oleh muatan negatif pada HA- (Atkins, 1994).
Titrasi potensiometri, titik akhir dideteksi dengan menetapkan volum dimana terjadi
perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan titran. Elektroda indikator dipilih
yang tepat, suatu elektroda pembanding seperti kalomel, untuk melengkapi sel. Titrasi itu
dapat dilaksanakan dengan tangan ataupun prosedur itu diautomatikkan. Potensial suatu
elektroda indikator berguna untuk menetukan titik ekivalen suatu titrasi. Penentuan titik
ekivalen dengan cara ini lebih teliti daripada penggunaan indikator. Akan tetapi metode ini
memerlukan waktu yang lebih lama jika tidak menggunakan titrasi automatik
(Underwood, 1986).
Metode titrasi potensiometri dapat digunakan untuk semua reaksi yang digunakan
untuk tujuan titrimetric, netralisasi, asam basa, redoks, pengendapan, dan pembentukan
kompleks. Reaksi netralisasi merupakan titrasi asam basa dapat diikuti dengan elektroda
indikatornya elektroda gelas. Reaksi pembentukan kompleks dan Pengendapan adalah
pembentukan endapan atau kompleks akan membebaskan ion terhidrasi dari larutan. Reaksi
redoks, elektroda Pt atau elektroda inert dapat digunakan pada titrasi redoks. Oksidator kuat
(KMnO4, K2Cr2O7, CO(NO3)3) membentuk lapisan logam oksida yang harus dibebaskan
dengan reduksi secara katoda dalam larutan encer (Khopkar, 1990).
Pengukuran pH dengan pH meter merupakan pengembangan dari potensiometri. Nilai
pH didapatkan dari pengukuran potensial elektrokimia yang terjadi antara larutan yang
terdapat di dalam elektroda gelas yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat di luar
elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca
akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif. Elektroda gelas
tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion hidrogen atau diistilahkan dengan
potential of hidrogen. Elektroda pembanding dibutuhkan untuk melengkapi sirkuit elektrik.
Potensial antara sampel yang tidak diketahui dengan elektroda gelas dapat berubah
tergantung sampelnya, perlu dilakukan kalibrasi dengan menggunakan larutan yang ekuivalen
yang lain untuk menetapkan nilai pH (Basset, 1994).
Nilai pH pada setengah titik ekivalen dihubungkan dengan pK pada titrasi suatu asam
monoprotik, untuk beberapa asam-basa Bronsted, HA dan A- (muatan diabaikan):
)
[ ][ ]
[ ]
Jadi pada titik setengah ekivalen, bila molaritas [A-] sama dengan [HA], [H+] sama dengan
K. Persamaan ini disebut Persamaan Henderson-Hasselbach. Dengan mengambil negatif log
atau (-log) dari persamaan di atas dan penyusunan kembali menghasilkan:
[ ]
[ ]
Apabila [A-] sama dengan [HA], pH larutan sepadan dengan pK dari spesi HA. Untuk
asam dengan suatu hidrogen yang dapat terionisasi tunggal, spesi HA dan A mempunyai
konsentrasi sama pada separuh volume ekivalen dan pH pada posisi ini seharusnya
merupakan perkiraan yang baik dari pK (Tim Kimia Fisik, 2016).
BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN
Hasil
Asan Fosfat
- disiapkan sebanyak 25 mL dalam gelas beaker
- disiapkan larutan NaOH ditaruk di botol infus (titran)
- dirangkai alat (dihubungkan kumputer dengan pH meter dan
sampel
- dititrasi larutan dengan larutan hidroksida standar dan diisi stirer
- dilakukan analisa dari untuk mencapai titik kesetaraan. Separuh
jalan ini pH = pKa.
- dilakukan triplo
- dibuat kurva titrasi hubungan aatara volume dengan pH yang
diperoleh
- ditentukan volume pada ekuivalenya
Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Percobaan
a. Asam Asetat
Sampel Pengulangan V ekuivalen (mL) V Ekuivalen (mL)
1 188 94
Asam Asetat 2 308 154
b. Asam Fosfat
Sampel Pengulangan V ekuivalen V Ekuivalen V 3/2 Ekuivalen
(mL) (mL) (mL)
1 185 92,5 277,5
Asam fosfat 2 423 211,5 634,5
3 340 165 495
4.2 Pembahasan
Percobaan yang akan dibahas kali ini adalah tentang analisis dan penentuan konstanta
ionisasi asam dengan titrasi pH yang dikontrol dengan komputer. Tujuan dari percobaan ini
adalah mengukur konstanta ionisasi dua asam dengan menggunakan teknik titrasi
potentiometrik. Titrasi potensiometri reaksinya harus meliputi penambahan atau pengurangan
beberapa ion yang sesuai dengan jenis elektrodanya. Larutan yang digunakan sebagai titrat
adalah larutan asam asetat dan larutan asam fosfat, dan dititrasi menggunakan larutan NaOH
yang berperan sebagai titran dalam proses titrasi tersebut.
Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah suatu asam dan basa, sehingga
menggunakan titrasi asam basa. Asam yang digunakan dalam percobaan ini ialah asan
monoprotik yakni CH3COOH dan asam poliprotik yakni H3PO4. Asam monoprotik adalah
asam yang tiap molekulnya dapat melepaskan sebuah ion hidrogen (1 proton), sedangkan
asam poliprotik adalah asam yang setiap molekulnya dapat melepaskan lebih dari dua ion
hidrogen (2 proton). Titrasi asam basa sering disebut dengan asidi alkalimetri yaitum titrasi
yang menyangkut reaksi dengan asam atau basa, untuk menentukan jumlah kuantitatif asam
asetat dan asam fosfat dapat diketahui dengan titrasi menggunakan NaOH. Volume dari
NaOH yang digunakan untuk proses titrasi ini dapat menentukan jumlah kuantitatif dari asam
asetat dan asam fosfat, di dekat titik kesetaraan titrasi atau tititk skivalen.
Metode titrimetrik untuk analisis didasarkan pada suatu reaksi kimia seperti :
aA + tT produk
a merupakan molekul analit A, bereaksi dengan t molekul regensia T. Regensia T, yang
disebut titran, ditambahkan sedikit demi sedikit (secara incremental), biasanya dari dalam
buret, dalam bentuk larutan yang konsentrasinya diketahui. Larutan kedua ini disebut larutan
standar dan konsentrasinya oleh suatu proses yang disebut standarisasi. Penambahan titran
diteruskan sampai telah dimasukkan sejumlah T yang secara kimia setara dengan A, maka
dikatakan telah tercapai titik ekivalensi dari titrasi itu. Sedangkan titik akhir titrasi merupakan
suatu proses dimana volume titran telah mencapai titik ekivalensi dan biasanya dapat ditandai
dengan perubahan warna pada larutan tersebut.
Titrasi potensiometri digunakan pengukuran potensial untuk mengetahui titik ekivalen
suatu titrasi. Perlakuan ini dapat diterapkan terhadap semua jenis reaksi yang kita pandang
sesuai untuk analisa titrimetrik. Potensiometri tidak langsung atau lebih dikenal sebagai titrasi
potensiometri. Komponen yang akan ditentukan konsentrasinya dititrasi dengan titran yang
sesuai dengan elektroda indikator digunakan untuk mengikuti perubahan potensial akibat
titrasi, plot antara potensial elektroda dengan volume titrasi akan berupa kurva sigmoid,
dimana titik ekivalen dapat ditentukan dari kurva tersebut. Maka kita bisa menghitung kadar
titran.
Titik ekivalen adalah titik dalam titrasi dimana jumlah basa yang ditambahkan sama
dengan jumlah asam awal yang ada. Pada titik setengah ekivalen, bila molaritas [A-] sama
dengan [HA], [H+]sama dengan K. Persamaan ini disebut persamaan Henderson-Hasselbach,
dengan mengambil negatif log atau (-log) dari persamaan di atas dan penyusunan kembali
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah terdapatna perbedaan
garafik yang didapatkan dari proses titrasi asam monoprotik dengan titrasi asam poliprotik.
Grafik pH pada asam monoprotik terdapat satu patahan dan grafik pH pada asam poliprotik
terdapat dua patahan. Nilai pKa asam lemah lebih besar daripada nilai pKa asam kuat.Nilai
pKa ini akan mempengatuhi besarnya nilai Ka. Asam kuat mempunyai nilai Ka yang besar
(yaitu, kesetimbangan reaksi berada jauh di kanan, hampir seluruh asam terurai). Asam
lemah mempunyai nilai Ka yang kecil (yaitu, sejumlah cukup banyak HA dan A- terdapat
bersama-sama dalam larutan; asam hanya terurai sebagian).
5.2 Saran
Saran untuk praktikum adalah selalu periksa kondisi alat sebelum melakukan
percobaan guna mendapatkan hasil yang memuaskan. Tingkatkan ketelitian dalam
pengamatan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Ikuti petunjuk asisten dan buku penuntun
untuk meminimalisasi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2016. MSDS Akuades. [Serial Online]. www.sciencelab.com/akuades. diakses
tanggal 18 Oktober 2016.
Anonim, 2016. MSDS Asam Asetat. [Serial Online]. www.sciencelab.com/asamasetat.
diakses tanggal 18 Oktober 2016.
Anonim, 2016. MSDS Asam Fosfat. [Serial Online]. www.sciencelab.com/asamfosfat.
diakses tanggal 18 Oktober 2016.
Anonim, 2016. MSDS Natrium Hidroksida [Serial Online]. www.sciencelab.com/NaOH.
diakses tanggal 18 Oktober 2016.
Atkins, P.W. 1994. Kimia Fisika. Jakarta : Erlangga
Basset, J. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis dan Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Bird, Tony.1993. Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Keenan, C.W. 1990. Kimia Untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Khopkar. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Underwood,A.L.1989.Analisis Kimia Kuantitatif.Jakarta:Erlangga
Tim Penyusun. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Fisik II. Jember: Universitas Jember
Lampiran
a. Perhitungan Pembuatan NaOH 0,1 M
M= mol =
6.000
pH
4.000
2.000
0
0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000
Volume
6.000
pH
4.000
2.000
0
0 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000
volume
15.000
10.000
pH
5.000 pH
0
0 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000
volume
6.000
4.000 pH
2.000
0
0 200.000 400.000 600.000 800.0001.000.0001.200.000
volume
6.000
pH
4.000
2.000
0
0 500.000 1.000.000 1.500.000
Volume