Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Salah satu contoh terpenting kesetimbangan kimia adalah kesetimbangan
ketika asam dan basa ada dalam larutan. HCl adalah salah satu contoh senyawa
asam, karena dapat mendonorkan sebuah proton (yaitu, sebuah ion H +) kepada
molekul lain. NH3 adalah salah satu contoh senyawa basa, karena dapat menerima
sebuah proton dari molekul lain dan menjadi NH4+. Pada definisi ini tidak
menyebutkan mengenai pelarut (dan berlaku walaupun tidak ada pelarut), jelas
sekali bahwa medium terpenting adalah larutan encer.
Terdapat berbagai macam definisi mengenai asam dan basa. Diantaranya
adalah asam monoprotik. Asam monoprotik merupakan asam yang dapat
menyumbangkan satu proton dan ada pula asam yang dapat menyumbangkan
lebih dari satu proton, yang biasa kita sebut sebagai asam poliprotik.
Menurut teori Bronsted-Lowry, disebutkan bahwa penyumbangan proton
adalah suatu reaksi reversible, tiap asam harus basa dengan menyumbangkan
protonnya itu. Begitu juga sebaliknya, tiap basa harus membentuk suatu asam
dengan menerima sebuah proton. Hubungan inilah yang disebut sebagai suatu
konjugat. Dengan menggunakan sebuah konsep yang berupa aplikasi dari
pernyataan di atas dapat kita ukur konstanta ionisasi dua asam dengan teknik
titrasi potentiometrik. Salah satunya adalah dalam titrasi suatu asam monoprotik,
pH pada separuh titik ekivalen secara sederhana dihubungkan dengan pK.

Tujuan
Mengukur konstanta inonisasi dua asam dengan menggunakan teknik
potentiometrik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

MSDS Bahan
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka merupakan suatu senyawa
kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam
makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali

ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat

murni (disebut asam asetat glasial) adalah suatu cairan higroskopis tidak
berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.

Asam asetat adalah salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam
format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya

hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat

merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Massa molarnya

adalah 60.05 g/mol.Densitas dan fase 1.049 g cm−3.Titik lebur 16.5 °C (289.6 ±
0.5 K). Titik didih 118.1 °C (391.2 ± 0.6 K). Penampilan asam asetat berupa
cairan tak berwarna atau kristal .Keasaman (pKa) asam asetat adalah 4.76 pada

25°C (Sarjoni,1995:5).
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik, adalah
sejenis basa logam kaustik. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang
kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang
industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu
dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa
yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia. Massa molar 39,9971
g/mol .Wujud berupa zat padat putih .Densitas 2,1 g/cm³. Titik leleh 318°C (591
K).Titik didih NaOH adalah 1390°C (1663 K).Kelarutan dalam air 111 g/100 ml
(20°C) .Kebasaan (pKb) 2,43 (Sarjoni,1995:189).
Asam fosfat merupakan senyawa dengan formula H3PO4 yang berbentuk
cair atau kristal tergantung pada suhu dan konsentrasinya,tidak
berwarna,beracun,dapat menyebabkan iriasi kulit dan mata.Bersifat sangat korosif
terhadap logam besi dan persenyawaannya ,serta larut dalam alkohol.Asam fosfat
dihasilkan dengan mereaksikan asam sulfat dengan mineral fosfat.Penggunaanya
adalah sebagai pupuk dan dalam bahan pembuatan gelatin,sabun,karbon aktif,dan
detergen (Sarjoni,1995:165).

Cysteine merupakan asam amino yang terdapat dalam protein dengan


formula HSCH2 CH(NH2)COOH. Cystein termasuk zat yang labil dan cepat
memecah diri menjadi zat lain sebelum masuk ke dalam sel. Dalam bentuk
Cystine, zat ini secara alamiah terdapat dalam tubuh manusia. Cystine adalah zat
yang melalui Cystein akan membentuk Glutathion (GSH) dalam sel darah
limfosit,yaitu sel darah putih yang khasiatnya meningkatkan kekebalan tubuh
(Sarjoni,1995:31).

Materi Praktikum
Kesetimbangan asam dalam air dapat dinyatakan dalam konstanta
kesetimbangan, yaitu konstanta keasaman Ka, dimana aktivitas air pelarut
dianggap sama dengan satu. Nilai konstanta keasaman meliputi rentang yang
lebar, oleh karena itu, lebih mudah bagi kita untuk menyatakan nilai itu sebagai
logaritmanya (Atkins, : 243 ).

Suatu molekul H2O dapat bertindak sebagai asam dengan mendonorkan


sebuah proton pada molekul H2O lain yang bertindak sebagai basa. Ini adalah
contoh kesetimbangan otoprotolisa, yaitu kesetimbangan transfer proton yang
meliputi zat tunggal.

H2O(l) + H2O(l) ↔ H3O+(aq) + OH-(aq)

Kw = a(H3O+)a(OH-) pKw = - log Kw (Tim Penyusun,2009:14)


Dalam asam poliprotik dimana pK berturut-turut berbeda tajam (5 satuan
atau lebih).Berbagai kelas proton yang dititrasi secara terpisah dan ide di atas
berlaku hampir sama,yaitu pH pada separuh volume ekivalen merupakan
perkiraan baik untuk pK1, pH pada tiga perdua dari ekivalen pertama merupakan
perkiraan baik untuk pK2 dan seterusnya. Pada umumnya, nilai pK untuk asam
poliprotik tidak cukup baik dipisahkan untuk alasan diatas, karena lebih dari satu
reaksi keseimbangan harus dianggap pada setiap titik selama titrasi ; yaitu aka
nada beberapa pasang asam basa Bronsted pada konsentrasi yang sesuai secara
kentara serempak. Akan tetapi. Ide diatas masih mempertahankan keabsahan
beberapa titik dalam titrasi dimana satu pasangan konjugat mendominasi. Dalam
kasus cysteine, sesungguhnya pK2 dan pK3 tidak terpisah dengan baik, perkiraan
awal nilainya yang baik dapat diperoleh dari kurva titrasi dengan membaca tiga
paruh dari lima paruh, dari volume ekivalen awal asam karboksilat. Baik secara
perkiraan pK1 sebagai pH dari setengah volume ekivalen ( Tim penyusun,
2009:14 ).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

Alat dan Bahan


Alat
 pH meter
 gelas piala 250 mL
 pompa peristaltic
 neraca analitik
 pipet volume
Bahan
 larutan Asam Asetat 0,1 M
 larutan NaOH 0,1 M
 Larutan asam fosfat 0,1 M
 Larutan Cystein
 Software labview
Prosedur Kerja
 Prosedur titrasi potentiometrik asam basa

Cystein hydroclorida monohydrate

- ditimbang 1.2 gr
- dilarutkan dengan air suling
dalam labu takar 50 ml sampai
tanda dengan melawatkan N2
- dipipet 25.0 ml
- dititrasi dengan 0.500 N NaOH
- pH dicatat setiap penambahan
0.25 ml larutan titran

Hasil
 pK suatu asam

Larutan sampel asam X


dalam 100 ml air

- disuling dalam gelas piala 250


ml
- dititrasi dengan larutan
hidroksida standart
- dialurkan data sebagai pH
lawan volume NaOH dan
ditetapkan volume kesetaraan
- nilai dilaporakan pada asisten

Hasil

 Titrasi asam fosfat


Larutan asam fosfat

- dipipet 25 ml ke dalam gelas


piala 250 ml

- diencerkan menjadi 100 ml

- dicelupkan elektroda-
elektrodanya

- dititrasi dengan larutan


hidroksida standart

- dialurkan kurva titrasi itu


sebagai pH lawan volume
NaOH

- ditetapkan molaritas larutan


asam

- ditetapkan nilai pKa1 dan


pKa2 asam fosfat

Hasil

LAPORAN PRAKTIKUM
KESETIMBANGAN DAN DINAMIKA KIMIA
ANALISIS DAN PENENTUAN KONSTANTA DISOSIASI ASAM DENGAN
TITRASI PH YANG DIKONTROL DENGAN KOMPUTER

Nama Praktikan : Aninta Ayuning Tiyas


Kelompok : 5A
NIM : 071810301028
Fak / jurusan : MIPA KIMIA

LABORATORIUM KIMIA FISIK


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2009

Anda mungkin juga menyukai