1.2 Tujuan
Asam fosfat diatas merupakan asam poliprotik lemah dan konstanta ionisasinya
menurun untuk tahap kedua dan ketiga. Berdasarkan hal tersebut dapat diprediksi
bahwa dalam larutan yang mengandung asam fosfat, konsentrasi asam yang tidak
terionisasi sangatlah tinggi dan spesi lain yang ada dalam konsentrasi yang tinggi
hanyalah ion H+ dan ion H2PO4- (Chang, 2005).
Metode analisis yang umum digunakan dalam penentuan konstanta disosiasi
adalah menggunakan titrasi potensiometri. Proses titrasi potensiometri dapat
dilakukan dengan bantuan elektroda indikator dan elektroda pembanding yang
sesuai. Selisih potensial antara kedua elektroda diamati selama titrasi. Titik akhir
dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi dengan menetapkan volume dimana
terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan titran.
Keuntungan melakukan pengukuran secara potensiometri untuk mendeteksi titik
akhir yaitu pengukuran dapat dilakukan dalam larutan yang berwarna, tidak
seperti deteksi titik akhir berdasarkan indikator, dan memberikan titik akhir yang
diperoleh secara pasti. Kelemahan titrasi potensiometri yaitu berlangsung lambat
karena membutuhkan waktu agar pembacaan stabil, terutama di dekat titik akhir
titrasi (Watson, 1801).
Titik ekuivalen pada titrasi potensiometri akan dideteksi dengan cara
memantau potensial sel yang terbentuk oleh elektroda platina di dalam campuran
dan elektroda lain yang berada di dalam kotak listrik dengan campuran melalui
jembatan garam. Titik ekuivalen terjadi perubahan potensial sel yang tajam, ketika
cukup tepat oksidan ditambahkan untuk mengoksidasi semua ion tereduksi.
Pengukuran pH dengan pH meter merupakan pengembangan dari potensiometri.
Nilai pH didapatkan dari pengukuran potensial elektrokimia yang terjadi antara
larutan yang terdapat di dalam elektroda gelas yang telah diketahui dengan larutan
yang terdapat di luar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan
lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang
ukurannya relatif kecil dan aktif. Elektroda gelas tersebut akan mengukur
potensial elektrokimia dari ion hidrogen. Kalibrasi dengan menggunakan larutan
yang equivalent yang lainnya perlu dilakukan untuk menetapkan nilai pH
(Basset, 1994).
Program LabVIEW adalah sebuah software pemrograman yang diproduksi
oleh National Instruments dengan konsep yang berbeda. LabVIEW mempunyai
fungsi dan peranan yang sama seperti bahasa pemrograman lainnya yaitu C++,
matlab atau Visual Basic, perbedaannya bahwa labVIEW menggunakan bahasa
pemrograman berbasis grafis atau block diagram, sedangkan bahasa pemrograman
lainnya menggunakan basis text. Program labVIEW dikenal dengan sebutan Vi
atau Virtual Instruments karena penampilan dan operasinya dapat meniru sebuah
instrument. LabVIEW menggunakan metode dataflow programming dimana alur
data melalui berbagai ikon akan menentukan urutan eksekusi dari setiap instruksi
(Rakhman, 2012).
LabVIEW adalah program yang digunakan untuk mengotomatisasi
pengujian dan pengumpulan data. Bahasa pemrogramannya grafis atau block
diagram di mana pengguna dapat mengatur program untuk memanipulasi dan
menyimpan data. Transmisi data lewat chanel dapat berbentuk parallel dan serial.
Transmisi data parallel bahwa semua bit dari karakter yang diwakili oleh suatu
kode ditransmisikan secara serentak satu karakter tiap saat, sedangkan untuk
serial, masing masing bit dari suatu karakter dikirimkan secara berurutan yaitu bit
per bit. Software LabVIEW terdiri dari tiga komponen utama yaitu front panel,
blog diagram dari Vi, dan Control and function pallete. Front panel adalah bagian
window yang berlatar belakang abu-abu serta mengandung kontrol dan indikator
digunakan untuk membangun sebuah Vi, menjalankan program dan mendebug
program. Blok diagram adalah bagian window yang berlatar belakang putih berisi
source code yang dibuat dan berfungsi sebagai instruksi untuk front panel.
Control and function pallete digunakan untuk membangun sebuah Vi
(Rakhman, 2012).
BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
- Akuades
- NaOH
- CH3COOH
- H3PO4
3.2 Skema Kerja
Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Percobaan lima ini adalah analisis dan penentuan konstanta disosiasi asam
dengan titrasi pH yang dikontrol dengan komputer. Konstanta disosiasi
merupakan angka yang menunjukkan banyaknya zat yang diuraikan menjadi
unsur-unsurnya yang lebih kecil atau lebih sederhana. Percobaan ini bertujuan
untuk mengukur konstanta ionisasi dua asam menggunakan teknik titrasi
potentiometrik. Konstanta ionisasi menunjukkan banyaknya zat yang terurai
menjadi ion-ionnya dimana konstanta ionisasi hanya dimiliki oleh senyawa-
senyawa yang dapat terurai menjadi ion-ionnya baik itu lemah maupun kuat.
Asam yang digunakan pada percobaan ini adalah asam asetat dan asam fosfat.
Asam menurut Bronsted-lowry didefinisikan sebagai sebuah molekul atau ion
yang mampu melepaskan atau mendonorkan kation hidrogen (proton, H+). Asam
monoprotik adalah asam yang dapat melepaskan hanya satu proton dalam pelarut
air. Asam poliprotik adalah asam yang dapat melepaskan lebih dari satu proton
dalam pelarut air. Asam asetat sebagai asam monoprotik yang dapat melepaskan
satu proton yaitu satu ion H+ dalam pelarut air, sedangkan asam fosfat sebagai
asam poliprotik dimana asam fosfat dapat melepaskan tiga proton dalam pelarut
air karena memiliki tiga ion H+.
Percobaan ini menggunakan teknik titrasi potensiometri dimana elektroda
pH digunakan untuk menentukan titik ekivalen larutan yang dititrasi. Titik
ekivalen adalah titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau
titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang
dinetralkan. Titik ekivalen ini biasanya ditunjukkan dengan perubahan warna
akibat penambahan larutan indikator, namun pada percobaan ini menggunakan
elektroda pH sehingga titik ekivalen ditunjukkan saat pH menunjukkan
kekonstanan, atau garis lurus pada grafik. Titrasi dilakukan secara kontinyu
hingga diperoleh kurva pH yang mengalami peningkatan secara drastis dan
setelah pH nya mulai stabil titrasi dapat dihentikan. Pengukuran pH dilakukan
pengulangan sebanyak 2 kali untuk mengetahui kepresisian dan diperoleh data
yang lebih valid. Titrasi ini antara asam lemah yaitu asam asetat dan asam fosfat
dengan basa kuat yaitu NaOH. Titrasi asam lemah dengan basa kuat akan
diperoleh pH basa karena suatu asam yang mempunyai pH kurang dari 7 jika
ditambah basa yang pHnya lebih dari 7, maka pH asam akan naik.
Titrasi pertama dilakukan pada asam asetat. Asam asetat 0.1M sebanyak
10mL dituangkan ke dalam gelas beaker untuk dititrasi dengan NaOH. Titrasi ini
tidak seperti biasanya menggunakan buret melainkan menggunakan botol infus
karena volume NaOH yang digunakan sudah terkontrol oleh komputer sehingga
tidak menggunakan buret utuk membaca skala volume NaOH yang digunakan.
Gelas beaker yang berisi asam asetat diletakkan diatas magnetic stirrer untuk
pengadukan agar komponen ionisasi dalam larutan homogen dan dapat terbaca
secara konstan pada alat potensiometri. Titrasi dimulai dengan menggunakan
elektroda pH yang dicelupkan secara bersama dengan tetesan NaOH pertama
dimana pH meter sudah terhubung dengan komputer dan menggunakan software
labview untuk membaca data hasil titrasi. selanjutnya dititrasi dengan NaOH.
Larutan asam asetat tersebut diberi pH meter yang dihubungkan dengan komputer
dan menggunakan software labview untuk membaca data hasil titrasi. LabVIEW
adalah program yang digunakan untuk mengotomatisasi pengujian dan
pengumpulan data yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu front panel, blog
diagram dari Vi, dan Control and function pallete. Bahasa pemrogramannya grafis
atau block diagram dimana pengguna dapat mengatur program untuk
memanipulasi dan menyimpan data. Elektroda pH setiap akan digunakan dan
selesai digunakan harus dibilas dengan akuades untuk kalibrasi dan agar ion-ion
sisa yang menempel pada permukaan elektroda hilang setelah dibilas dengan
akuades. Titrasi dihentikan setelah melalui titik ekivalen dimana titik akhirnya
diketahui saat pH konstan dari grafik yang dihasilkan pada komputer. Grafik yang
diperoleh berupa volume NaOH lawan pH pada pengulangan pertama sebagai
berikut:
Volume NaOH
Asam asetat adalah asam lemah dan dititrasi dengan NaOH akan mengalami
perubahan pH dari pH asam sampai tercapai titik akhir titrasi pada pH basa.
Berikut reaksi yang terjadi antara asam asetat dengan NaOH :
CH3COOH (aq) + NaOH (aq) CH3COONa (aq) + H2O (aq)
Nilai pH pada titik ekivalen diperoleh dengan asumsi pH merupakan
separuh dari volume ekivalen. Volume setengah ekivalen ini dipilih karena pada
titik ini spesi HA dan A mempunyai konsentrasi sama, sehingga nilai pH sama
dengan nilai pK sesuai dengan persamaan Henderson-Hasselbach. pH yang
dihasilkan dari dua pengulangan yaitu setengah volume pertama diperoleh pH
5,625 dan setengah volume kedua diperoleh pH 5,453. Volume yang dihasilkan
dari kedua pengulangan berbeda-beda karena berhubungan dengan kecepatan
titrasi dalam hal ini adalah laju penambahan NaOH. Semakin cepat titrasi yang
berlangsung, maka grafik yang dihasilkan semakin cepat terbentuk. Nilai pH dari
masing-masing data tersebut kemudian digunakan untuk menentukan nilai Ka.
Hasil perhitungan diperoleh nilai Ka asam asetat pada pengulangan pertama
sebesar 2,37 10-6 dan pengulangan kedua sebesar 3,52 10-6. Berdasarkan
literatur nilai Ka pada percobaan tidak sesuai literatur yaitu 1,8 x 10 -5.
Ketidaksesuaian ini kemungkinan dikarenakan kurang tepat dalam menentukan
volume ekivalen, bisa juga dikarenakan konduktor yang digunakan tidak stabil
saat berada dalam larutan sehingga titik ekivalen dan titik akhir titrasinya kurang
tepat.
Percobaan yang kedua yaitu titrasi pada asam fosfat dengan basa kuat
NaOH. Asam fosfat ini tergolong dalam asam poliprotik karena melepas tiga ion
H+. Berikut reaksinya:
8,000
pH 6,000 Linear ()
4,000
2,000
0
0 500 1000 1500
Volume NaOH
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Anonim. 2012. Material Safety Data Sheet Acetic acid [Serial Online]
https://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9922769. Diakses 23
November 2016.
Anonim. 2012. Material Safety Data Sheet Phosphoric acid [Serial Online]
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927393. Diakses 23
November 2016.
Anonim. 2012. Material Safety Data Sheet Sodium hydroxide [Serial Online]
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924998. Diakses 23
November 2016.
Basset, J. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik Edisi
Keempat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tim Penyusun Kimia Fisik. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Fisik II. Jember:
Universitas Jember.
LAMPIRAN
1 Asam Asetat (1)
Volume NaOH
Volume NaOH
8,000
pH 6,000 Linear ()
4,000
2,000
0
0 500 1000 1500
Volume NaOH
Volume NaOH