Anda di halaman 1dari 2

Senyawa karbon di alam sangat melimpah dengan berbagai sifat fisika dan sifat kimia

yang berbeda. Senyawa organik merupakan senyawa kimia yang molekulnya mengandung
karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Senyawa organik tersusun atas karbon dan
hidrogen, dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, dan belerang.
Penggolongan senyawa organik didasarkan pada jenis gugus fungsi yang dimiliki oleh suatu
senyawa. Gugus fungsi akan menentukan kereaktifan kimia dalam molekul. Senyawa dengan
gugus fungsi yang sama cenderung mengalami reaksi kimia yang sama, memiliki sifat kimia
yang sama namun sifat fisikanya berbeda. Gugus fungsi merupakan kelompok atom dengan pola
ikatan tertentu yang bisa digunakan sebagai penanda atau ciri. Senyawa organik yang belum
diketahui dapat diidentifikasi menggunakan analisa kualitatif. Analisa kualitatif senyawa organik
dapat dilakukan dengan beberapa langkah diantaranya melihat dan menentukan sifat-sifat fisik
suatu zat, tes kualitatif unsur, kelarutan, dan identifikasi gugus fungsional (Saraswati, 2015).
Macam-macam gugus fungsi diantaranya hidroksil, eter, aldehid, karbonil, karboksil,
ester, dan amin. Alkohol digolongkan menjadi tiga berdasarkan letak gugus hidroksilnya (-OH)
yaitu alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier. Identifikasi senyawa alkohol primer
menghasilkan aldehida yang dapat dioksidasi lebih lanjut menjadi asam karboksilat. Semua
senyawa polialkohol seperti gliserol dapat diidentifikasikan dengan pembentukan senyawa
kompleks atau dengan pembentukan alkohol lain (Hart, 2003).
Gugus fungsi karboksil yang diikat oleh gugus alkil bisa disebut dengan senyawa aldehid.
Aldehid merupakan senyawa yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen yang
bisa didapatkan dari oksidasi alkohol primer. Identifikasi gugus aldehid alifatik dapat
menggunakan pereaksi Schiff. Pereaksi Schiff yang tidak berwarna apabila direaksikan dengan
senyawa kompleks aldehid akan menghasilkan warna antara merah dan ungu. Aldehid sangat
mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat. Hampir setiap reagensia yang mengoksidasi suatu
alkohol juga mengoksidasi suatu aldehid. Gugus aldehid dapat mereduksi pereaksi tollens,
benedict, dan fehling. Identifikasi gugus aldehid sebagai reduktor dapat melalui uji fehling, uji
benedict, dan uji tollens. Uji fehling digunakan untuk mendeteksi gula pereduksi dan aldehid
dalam larutan. Uji benedict merupakan uji kimia untuk mendeteksi gula pereduksi dalam larutan.
Pada uji tollens, senyawa aldehid ditambahkan pada pereaksi tollens dan dipanaskan sehingga
aldehid akan teroksidasi menjadi asam karboksilat dan membentuk garam ammonia, sedangkan
pereaksi tollens akan tereduksi sehingga logam perak yang cepat melekat pada dinding tabung
reaksi dibebaskan (Fessenden,1986).
Keton mempunyai gugus yang sama dengan aldehid yaitu gugus karbonil, tetapi keton
mempunyai 2 gugus alkil yang terikat pada gugus karbonilnya. Identifikasi keton, khususnya
aseton dapat menggunakan uji Rothera. Aldehida dan keton termasuk dari senyawa organik yang
dicirikan dengan adanya gugus karbonil terhubung dengan dua atom karbon lain. Sebuah keton
mempunyai dua kelompok alkil dan satu atom hidrogen yang tersusun menjadi karbon-karbon,
sedangkan aldehid memiliki satu kelompok alkil dan satu atom hidrogen penyusun kelompok
karbonil (Wade, 1987).

Anda mungkin juga menyukai