Anda di halaman 1dari 53

AWAN

NUR AZIZAH, SP. MP.


SISCA FAJRIANI, SP. MP.
DEFINISI

Awan:
Kumpulan titik-titik air atau es yang melayang-
layang di udara, terjadi sebagai hasil
kondensasi pada latitude yang tinggi oleh
adanya penaikan udara secara vertikal
PROSES PEMBENTUKAN AWAN DAN HUJAN
(SALVATO, 1972)

Kondensasi
UAP AIR DLM ATM MATAHARI
UAP AIR DLM TRANSPORTASI

AWAN

AWAN HUJAN
PROSES
PEMINDAHAN
S
U PRESITIPASI HJN, EMBUN, SALJU BHN LEPAS HSL
M EVAPORASI WAKTU JATUH
PELAPUKAN &
U EROSI OLEH AIR,
R EVAPORASI DARITANAMAN ANGIN & ES
EVAPORASI DARI TANAH
P
O TRANSPIRASI DARI TANAMAN
M
P
A
UDARA HANGAT

INFILTRASI ALIRAN PERMUKAAN


SUMUR BOR EVAPORASI DARI
PERMUKAAN AIR
MATA AIR
TANAH SUMUR GALIAN TANAH LIAT
AIR TANAH

PERKOLASI : PROSES MENYARING MLL PORI HALUS/ PERESAPAN AIR MLL TNH DANAU, LAUT

BATU-BATUAN
Kondensasi
• Kondensasi : suatu proses perubahan
dari uap air menjadi fase cair nukleasi
• Dipengaruhi oleh inti kondensasi
• Inti kondensasi :
kristal-kristal kecil yang naik ke udara
karena pergerakan udara, berdiameter
10-6 mm dan melayang-layang di udara
Jenis inti kondensasi
1. inti higroskopis :
 inti yg dpt menyerap & mengikat uap air,
 terdiri dari hasil pembakaran (asam Belerang & uap zat
lemas) & garam-2 laut (NaCl)
 dapat mempercepat terbentuknya awan

2. inti non higroskopis :


 berupa debu, pasir atau bahan padatan tanah yg sangat
kecil,
 tidak dapat menyerap & mengikat uap air,
 tidak berpengaruh terhadap pembentukkan awan
Proses kondensasi
1. Udara yang bergerak ke atas akan mengalami
pendinginan kelembaban nisbinya (RH) akan bertambah,
2. Inti higroskopis menyerap air pada RH 80%, berkembang
terus hingga RH 90% dan akan berlangsung sempurna
bila RH 100% (tidak mudah), harus ada:
 Penambahan uap air yang cukup,
 Pendinginan/penurunan suhu, dapat terjadi bila:
- udara berhubungan dg benda yang lebih dingin
- udara panas dan dingin bercampur
- perubahan tekanan udara
TEORI PEMBENTUKAN AWAN
1. Teori Tumbukan dan Penyatuan
Secara horisontal,
terjadi bila ada angin
Uap Berpindah
air
Secara vertikal,
Terjadi tumbukan
Apabila ada gaya yang
antara butir yang kecil
mendorong massa udara ke
dan besar
atas (up-draff)

Penyatuan

AWAN Kondensasi
(Pengkristalan)
Collision-Coalescence
• Tetes air yang besar jatuh lebih
cepat dari tetes kecil
Area swept is
smaller than
• Tetes air besar, bertabrakan
area of drop dengan tetes kecil. Beberapa
tetes yang lebih kecil menempel
pada tetes besar
Collision-Coalescence
small
raindrop
• Tetes dapat tumbuh dengan
proses ini dalam awan hangat
dengan es
• Terjadi pada awan tropis yang
Collection Efficiency 10-50% hangat
COLLISION AND COALENSCENCE DIAGRAM

CLOUD DROPLET
1000 UM

AS THE DROPLET FALLS IT COLLIDES


AS THE DROPLET GOES UP WITH OTHER
WITH THE UPDRAFT
IT GROWS LARGER THROUGH DROPLETS;THUS,GROWING LARGER
COALESCENCE

UPDRAFT
5- 6.5 M/SEC
CLOUD DROPLET IS 100 UM

Raindrop
5000 um
Updraft
(5 m/s)
Kemungkinan yang terjadi ketika sepasang tetes bertumbukan :

1. Tetes-tetes saling melenting


2. Tetes-tetes saling menggabung dan secara
permanen tetap menyatu
3. Tetes-tetes saling menggabung dan kemudian
berpisah lagi seperti kondisi awal
4. Tetes-tetes saling menggabung dan kemudian
pecah menjadi sejumlah tetes-tetes kecil.
Jenis interaksi tetesan yang terjadi
tergantung pada :
a. ukuran tetes-tetes dan lintasan tumbukan,
b. keberadaan gaya listrik dan faktor eksternal.
Untuk ukuran radius tetes yang kurang dari
dari 100 mikron interaksi yang penting
adalah interaksi no.1 dan 2.
Embrio tumbuh
sampai menjadi
dengan berat
tertentu untuk arus
Embrio tumbuh lebih
naik untuk tetap
besar saat melewati
melayang
berbagai tingkat
konten cair dan
tingkat pembekuan
Embrio jatuh dan
tumbuh lebih karena
Tingkat pembekuan bertabrakan dengan
lebih banyak air

Gaya Updraft yang


kuat membawa Embrio mulai
embrio ke tempat mencair, dan
yang lebih tinggi ukurannya menjadi
lebih kecil

PROSES TERJADINYA HUJAN ES


2. Teori Bergeron (teori kristal es)
• Terjadi sebagai akibat adanya perbedaan tekanan uap
Saling
menempel
AWAN
Pengkristalan
III. KRISTAL kristal

Suhu semakin
II. SUPER COLD turun
Uap
air

I. UAP AIR

PERMUKAAN BUMI
glaciated region

Mixed Water-Ice Clouds

Ahrens, Fig. 5.17


Proses Bergeron
• Pada awan dingin, kristal es dapat bertabrakan
dengan kristal lainnya dan patah menjadi
partikel es yang lebih kecil.
• Seperti kristal es jatuh, mereka mungkin
berbenturan atau menempel satu sama dengan
satu sama lain.
• Ketika bertabrakan mereka membentuk
kumpulan kepingan salju disebut kepingan salju.
-40 degrees Celsius
Ice Only
(glaciated) 7600 m (25,000FT)

-20 degrees Celsius 5500m (18,000ft)

Mixed Ice Crystal


Ice and Water Water droplet

Freezing Level (0 degrees Celsius)

1000m Liquid water only


(3300ft)

Cumulonimbus Cloud
Sifat-sifat Butiran Awan
1. Tidak semua awan yang terbentuk berpotensi
menjadi hujan
2. Awan yang berpotensi hujan adalah:
 Berdiameter air > 50 μ
 Mempunyai kecepatan jatuh 70 cm/sec,
Kecepatan jatuh berhubungan dengan
up-draff (uf)
bila uf = g tidak terjadi hujan
bila uf < g terjadi hujan
3. Jika sebuah awan tumbuh secara kontinu, maka
puncak awan akan melewati isoterm 0 0C.
Tetapi sebagian tetes-tetes awan masih
berbentuk cair dan sebagian lagi berbentuk
padat atau kristal-kristal es jika terdapat inti
pembekuan.
Jika tidak terdapat inti pembekuan, maka tetes-
tetes awan tetap berbentuk cair hingga
mencapai suhu -40 0C bahkan lebih rendah lagi.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBENTUKAN AWAN

1. Pengaruh radiasi
Pemanasan matahari terhadap udara
menyebabkan udara panas bersifat ringan,
dan terjadilah aliran udara panas ke atas
(konvergen).
Dalam lapisan Troposfer, setiap kenaikan
tempat selalu diikuti dengan penurunan suhu
udara (Adiabatic Lapse Rate).
Konvergen
Awan vertikal
Awan vertikal
Awan vertikal
2. Pengaruh gerakan udara vertikal

Penyebab utama :
• adalah adanya perbedaan kerapatan
udara.
• Awan yang terbentuk akibat terjadi
persinggungan antara massa udara panas
dan dingin pada bidang frontal (garis
batas antara udara panas dan dingin).
Gerakan udara vertikal
3. Pengaruh topografi

• Massa udara panas dipaksa naik oleh karena


adanya penghalang permukaan bumi
(gunung atau pengunungan).
• Akibatnya, terjadi penurunan suhu udara
panas menjadi lebih dingin, yang diikuti oleh
terbentuknya awan pada sisi lereng depan
(wind ward).
Gambar
Resume
KLASIFIKASI AWAN

Awan dapat diklasifikasikan


berdasarkan :
1. bentuk
2. ketinggiannya
KLASIFIKASI AWAN
Klasifikasi awan :
A. Berdasarkan morfologi
terbagi menjadi : 1. Awan cumulus
2. Awan stratus
3. Awan cirrus
B. Berdasarkan ketinggian
terbagi menjadi : 1. Awan tinggi (> 6000-9000 m)
2. Awan sedang (2000-6000 m)
3. Awan rendah (< 200 m )
4. Awan yang terjadi karena udara
naik ( 500 – 1500 m)
KLASIFIKASI AWAN
(Berdasarkan Morfologinya)
1) Awan Cumulus
yaitu awan yang bentuknya bergumpal-
gumpal dan dasarnya horizontal.
KLASIFIKASI AWAN
(Berdasarkan Morfologinya)
2) Awan Stratus
yaitu awan yang tipis dan tersebar luas
sehingga dapat menutupi langit secara merata.
KLASIFIKASI AWAN
(Berdasarkan Morfologinya)
2) Awan Stratus
- Bentuk pipih datar atau terbentang
melintang dekat permukaan bumi
- Warnanya abu-bau sampai kecoklatan.
- Stratus sering terlihat di pegunungan pada
pagi atau sore hari.
- Kadang-kadang stratus terbentuk dari kabut
yang terangkat pada waktu ada sinar matahari.
- Umumnya tak menimbulkan hujan.
KLASIFIKASI AWAN
(Berdasarkan Morfologinya)
3) Awan Cirrus
yaitu awan yang berdiri sendiri yang halus dan
berserat, berbentuk seperti bulu burung. Sering
terdapat kristal es tapi tidak dapat menimbulkan
hujan.
KLASIFIKASI AWAN
B. Menurut ketinggiannya
(Berdasarkan Ketinggiannya)
1) Awan tinggi ( > 6000 – 9000 m)
- letaknya yang tinggi menyebabkan awan ini selalu
terdiri dari kristal-kristal es
- Terdiri dari :
a. Cirrus (Ci)
... awan tipis seperti bulu burung
b. Cirro stratus (Ci-St)
... awan putih merata seperti tabir
c. Cirro cumulus (Ci – Cu)
... seperti sisik ikan
KLASIFIKASI AWAN
B. Menurut ketinggiannya
(Berdasarkan Ketinggiannya)

Awan CirroCumulus

Awan Cirrus Awan CirroStratus


KLASIFIKASI AWAN
B. Menurut ketinggiannya
(Berdasarkan Ketinggiannya)
2) Awan sedang ( 2000 – 6000 m)
- Terdiri dari :
a. Alto Cummulus (A – Cu)
... awan bergumpal-gumpal tebal
b. Alto stratus (A-St)
... awan berlapis – lapis tebal
KLASIFIKASI AWAN
B. Menurut ketinggiannya
(Berdasarkan Ketinggiannya)

Awan Alto Stratus

Awan Alto Cummulus


KLASIFIKASI AWAN
B. Menurut ketinggiannya
(Berdasarkan Ketinggiannya)
3) Awan rendah ( < 200 m)
- Terdiri dari :
a. Strato Cummulus (St – Cu)
... awan tebal luas dan bergumpal-gumpal
b. Stratus (St)
... awan merata, rendah dan berlapis – lapis
C. Nimbo Stratus (No – St)
... Lapisan awan yang lujas, sebagian telah
merupakan hujan
KLASIFIKASI AWAN
B. Menurut ketinggiannya
(Berdasarkan Ketinggiannya)
Awan Strato Cummulus Awan NimboStratus

Awan Stratus
KLASIFIKASI AWAN
B. Menurut ketinggiannya
(Berdasarkan Ketinggiannya)
4) Awan yang terjadi karena udara naik
- Terdapat pada ketinggian 500 – 1500 m
- Terdiri dari :
a. Cummulus (Cu)
... awan yang bergumpal – gumpal, dasarnya rata
b. Commulo Nimbus (Cu - Ni)
... awan yang bergumpal – gumpal luas dan
sebagian telah merupakan hujan, sering terjadi
angin ribut
KLASIFIKASI AWAN
B. Menurut ketinggiannya
(Berdasarkan Ketinggiannya)
Awan Cummulonimbus

Awan Cummulus
AWAN ATAS
Dibentuk oleh kristal –
kristal es karena suhu
dingin. Kata depan cirro
menandai awan atas

AWAN TENGAH
Dibentuk oleh tetes-tetes
air dan kristal-kristal es.
Kata depan alto menandai
awan tengah

AWAN RENDAH
Dibentuk oleh tetes-tetes
air. Kata depan starto
menandai awan rendah
PENYEBARAN AWAN
Keawanan dinyatakan dalam luas total langit
yang tertutup awan dalam satuan perdelapan,
persepuluh atau persen
 Keawanan 0 langit cerah tanpa awan
 Keawanan 8/8 atau 10/10 atau 100 %
langit tertutup awan total

 Penyebaran awan biasanya identik dengan


penyebaran hujan
Keawanan cukup tinggi berada dekat equator
yang berhubungan dg konvergensi massa
udara dari 2 belahan bumi
(ITCZ = inter tropical convergence zone)

 Keawanan yg sangat rendah terjadi di sekitar


20º – 30º lintang yg merupakan daerah
divergensi krn adanya sel2 tekanan tinggi
subtropika
Keawanan rata2 terbesar ditemui sekitar
lintang 60º yg mrp daerah Pertemuan massa
udara hangat & lembab dr lintang rendah
dan udara dingin & kering dr kutub
16
VARIASI KEAWANAN

DI ATAS DARATAN :
KEAWANAN MAX :
terjadi siang sampai sore hari yg diakibatkan oleh
proses konveksi terutama di daerah tropis
KEAWANAN MIN :
terjadi malam hr ketika udara mulai stabil karena
turunnya suhu permukaan bumi

KEAWANAN MAX SEKUNDER :


berasal dari kabut pagi yg naik, sering
terjadi di daerah benua terutama di atas lembah & danau
16
VARIASI KEAWANAN

DI ATAS PERMUKAAN LAUT :


KEAWANAN MAX :
terjadi pd malam hr pd saat ketidakstabilan
meningkat krn adanya pendinginan (pelepasan
energi melalui radiasi) dr puncak awan

KEAWANAN MIN :
terjadi menjelang matahari terbit, pd saat terjadi
absorbsi radiasi langsung oleh lapisan2 udara yg
rendah shg awan2 rendah menghilang (menguap
kembali)
TERIMA KASIH
ASSIGNMENT
1. Jelaskan proses terjadinya awan

2. Apa yang saudara ketahui tentang “Teori


Bergeron / teori kristal es”

3. Sebutkan klasifikasi awan berdasarkan bentuk


dan ketinggiannya

4. Kapan terjadinya keawanan maksimum,


keawanan minimum dan keawanan sekunder di
atas daratan

5. Kapan terjadinya keawanan maksimum dan


keawanan minimum di atas lautan

Anda mungkin juga menyukai