Kelas : Peternakan D
Kelompok : 12
Asisten Penanggung Jawab : Abdullah Maulana
Anggota Kelompok :
1.1. Tujuan
Asam dalam bahasa Inggris yaitu acid dan dalam bahasa latin acidus yang
berarti rasa asam. Asam juga bisa dikatakan sebagai molekul atau ion yang dapat
memberikan proton (ion hidrogen H+), atau, alternatifnya, dapat membentuk ikatan
kovalen dengan pasangan elektron. Hal ini dapat di sesuai dengan pendapat Karo,
(2017) yang menyatakan bahwa, kimia asam adalah suatu zat dalam air dapat
menghasilkan ion Hidrogen. Asam akan terionisasi menjadi ion apabila Hidrogen
dan ion sisa asam yang bermuatan negatif hal tersebut sesuai dengan asam basa
merupakan suatu konsep dasar dalam kimia karena kebanyakan reaksi kimia
merupakan asam basa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ratna dan Wahyu, (2019)
yang menyatakan bahwa, banyak asam basa yang terdapat di lingkungan sekitar dan
juga dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
1.4. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
larutan garam,larutan air kran,dan larutan susu segar bersifat netral karena tidak ada
perubahan warana tetap orange atau jingga, larutan cuka dan susu basi bersifat asam
karena ada perubahan warna dari orange atau jingga menjadi kuning,larutan soda
kue bersifat basa karena ada perubahan dari orange atau jingga berbah merah.
DAFTAR PUSTAKA
Frantauansyah, Siti Nuryanti, dan Baharuddin Hamzah. 2013. "Ekstrak bunga waru
(Hibiscus Tiliaceus) sebagai indikator asam-basa." J. Akademika Kimia 2
(1): 11-16.
Indira, Cita. 2015. "Pembuatan indikator asam basa karamunting." J. Kaunia 11 (1):
1-10.
Irawati, R.K. dan Sofianto, E.W.N. 2019. Pengembangan Worksheet Asam dan
Basa Menggunakan Model POE Berbasis Potensi Lokal Kalimantan
Selatan. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. 13(2): 2-3.
Karo, B.R. 2017. Identifikasi Sifat Asam Basa Menggunakan Indikator Alami
Bunga Karamunting. Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang. 8(2): 1.
Situmeang,M.A.2016. Perbedaan pelepasan ion nikel dan kromium pada beberapa merek
lewat kawat stainless steel yang direndam dalam asam cuka. Pharmacon. 5(4).
Hidayatullah, M.,Fat, J., dan Andriani,T. 2018. Prototype sistem telemetri pemantauan
kualitas air pada kolam ikan air tawar berbasis mikrokontroler. POSITRON. 8(2) :
43-52.
Winardi,S. 2015. Pendeteksi susu basi dengan sensor pH dan sensor suhu berbasis
mikrokontroler. J. Spirit Pro Patria.1 (1).
Margiani, H., Siswaningsih, W., dan Nahadi, N. 2018 . Profil miskonsepsi siswa sma pada
materi hidrolisis garam menggunakan tes diagnostik pilihan berganda dua tingkat
di salah satu kabupaten, JABAR. J. Riset dan praktik pendidikan kimia.6(1): 1-10.
Stephanie, L., Anam,C., dan Affandi,D.R. 2013. Pemanfaatan biji saga pohon (Adenanthera
Pavonina) sebagai curd protein dalam pembuatan meat analog dengan filler pati
ubi jalar (Ipomoea Batatas) berbagai varietas. J. Tekno sains pangan. 2(2) :104-
105.
Horne, M. M & Swearingen,P. L. (2000). Keseimbangan cairan, elektrolit, & Asam Basa.
(ed. 2). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
LAMPIRAN
Air Kran
Warnanya jernih sebelum Warnanya orange atau jingga
setelah dikasih kunyit,
ternyata setelah diaduk dan
diberi kunyit ditunggu berapa menit tidak
ada perubahan warna yaitu
merah atau kuning, jadi
larutan air kran bersifat
netral
Susu Basi
Warnanya orange atau jingga
setelah dikasih kunyit, lalu
Warna nya putih kecoklatan diaduk dan ditunggu ternyata
ada perubahan warna yaitu
warna kuning, jadi larutan
sebelum dikasih kunyit susu basi bersifat asam
Susu Segar
Warna nya putih sebelum
Warnanya orange atau jingga
setelah dikasih kunyit,
dikasih kunyit ternyata setelah diaduk dan
ditunggu tidak ada
perubahan warna yaitu
merah atau kuning, jadi
larutan susu segar bersifat
netral
Larutan Soda
Kue
Warnanya jernih sebelum Warnanya orange atau jingga
setelah dikasih kunyit,
ternyata setelah ditunggu
dikasih kunyit berapa menit ada perubahan
yaitu warna menjadi warna
agak kemerahan
PENGENALAN
LARUTAN PENYANGGA
(BUFFER FOSFAT)
PENGENALAN LARUTAN PENYANGGA (BUFFER FOSFAT)
2.1. Tujuan
Volume yang
pH Awal Perubaha
N digunakan Jumlah
pH n
o NaH2P Na2HP NaH2P Na2HP NaOH
pH
O4 O4 O4 O4
Sebanya Sebanya pH= Sebanya pH tetap =
1 pH= 5 pH=9
k 4 tetes k 6 tetes 7 k 7 tetes 7
Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang digunakan untuk
mempertahankan nilai pH tertentu supaya tidak banyak berubah selama reaksi
kimia berlanjut. Hal ini berkaitan dengan pendapat Parastuti et al (2016) yang
menyatakan bahwa larutan buffer adalah konsep asam, basa, pH, kesetimbangan
larutan, dan ion senama. Sifat konsep kimia lainnya adalah abstrak. Konsep
molekul, atom, elektron, mol, konsentrasi merupakan konsep dalam
larutan buffer yang tidak tampak sehingga untuk memahami konsep ini perlu
diimajinasikan. Hal ini berkaitan dengan pernyataan Widya (2016) yang
menyatakan bahwa Larutan penyangga atau disebut juga larutan buffer adalah
larutan yang dapat mempertahankan harga pH. Larutan buffer memiliki
komponen asam yang dapat menahan penurunan pH larutan.
NaOH merupakan senyawa alkali yang kuat, dengan sifatnya yang basa
dengan perananya sebagai larutan standarisasi dalam larutan buffer. Menurut
Anna Permanasar (2014) NaOH adalah basa kuat yang dapat digunakan sebagai
standar sekunder untuk titrasi asam basa. NaOH termasuk standar sekunder
karena sukar diperoleh dalam keadaan murni, mudah berubah dalam keadaan
padatnya karena higroskopis. Karena sifatnya sebagai standar sekunder, maka
untuk penggunaannya perlu distandarisasi konsentrasinya dalam larutan dengan
cara titrasi menggunakan standar primer asam. Menurut Endik Deni N. (2018)
dalam kesimpulannya fungsi NaOh dalam penggunaanya membantu
mempertahankan konsentrasi pH dalam larutan.
2.4. Kesimpulan
Berdasarkan dari indikator alami yang sudah dicampur dengan campuran yang
diuji dan dapat disimpulkan bahwa pada setiap indikator dapat menghasilkan
warna tertentu dalam larutan asam dan basa. Sedangkan indikator alami atau
buatan dapat disebut suatu zat, sehingga diperoleh definisi indikator Suatu zat
yang berubah warna jika terdapat dalam larutan asam atau basa.
Yang termasuk larutan asam yaitu, Larutan jeruk nipis, cuka dan garam, yang
termasuk Larutan Basa yaitu, sabun, soda kue, susu murni
DAFTAR PUSTAKA
Parastuti, W. I., Suharti, S., & Ibnu, S. 2016. Miskonsepsi Siswa pada Materi
Larutan Buffer. J. Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 1(12),
2307-2313.
Widyamulyani. 2016. Pengaruh Pendekatan pembelajaran STM (Sains Teknologi
Masyarakat) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Larutan Penyangga
Kelas XI Banda Aceh. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam
Negeri Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh.
Mentari, L., Suardana, I. N., dan Subagia, I. W. 2017. Analisis miskonsepsi siswa
SMA pada pembelajaran kimia untuk materi larutan penyangga. J.
Pendidikan Kimia Undiksha. 1(1).
3.1.1. Tujuan
Berisi mengenai tujuan praktikum kimia dasar acara III analisa kuantitatif
metode titrasi percobaan I yang telah dilakukan.
8,5 ml
TITRASI I
TITRASI II
8,5 ml
RATA-RATA
Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2021.
3.1.3. Pembahasan
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan standar
ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang
tidak dikenal. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah
diketahui secara pasti. Standardisasi larutan merupakan proses saat
konsentrasi larutan standar sekunder ditentukan dengan tepat dengan cara
mentitrasi dengan larutan standar primer (Padmaningrum, 2013). Titran atau
titer adalah Larutan yg digunakan untuk mentitrasi (biasanya sudah diketahui
scr pasti konsentrasinya ). Berat ekivalen suatu zat tergantung pada jenis
reaksinya. Kadang-kadang senyawa yang sama mempunyai berat ekivalen
berbeda dalam reaksi berlainan (Mardiyah, et al 2019). Dalam analisa
volumetric lebih mudah dipakai sistem ekivalen (Normal) sebab pada titik
akhir titrasi jumlah ekivalen dari zat yang dititrasi = jumlah ekivalen zat
Pentitrasi.
3.4.4.PERHITUNGAN NORMALITAS NaOH
3.4.5.N1 X V1 = N2 X V2
3.4.6.0,1 x 8,5 = N2 X V2
3.4.7. 10 N2 = 0,85
3.4.8.N2 = 0,085
8.1.3. Kesimpulan
Dalam percobaan kali ini larutan NaOH sebagai larutan sekunder atau sebagai
titran. Hasil dari proses titrasi, menghasilkan perubahan warna yang lebih mencolok
karena NaOH bersifat basa dengan konsentrasi yang pekat. Dari perhitungan yang
dilakukan, nilai normalitas yang dihasilkan dari sebuah perhitungan Normalitas
NaOH yaitu sebesar 0,085 N, dengan volume asam osalat yang dibutuhkan
sebanyak 8,5 mL.
DAFTAR PUSTAKA
3.2.1. Tujuan
4,5ml
TITRASI I
TITRASI II
4,5 ml
RATA-RATA
Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2021.
3.2.3. Pembahasan
Keterangan :
V1 : Volume larutan NaOH
N : Normalitas NaOH
B : Bobot molekul asam asetat (CH3COOH / Mr = 60)
P : Faktor Pengencer
V2 : Volume larutan asam asetat
Jawab =
(V1 x N x B x P / V2 x 1000) x 100%
(4,5 x 0,1 x 60 x 25/5 x 1000) x 100%
(675/5000) x 100%
= 0,135 %
3.2.4. Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan adanya adanya perbedaan pada konsentrasi
ini yang disebabkan oleh Ketidaktelitian dalam mengamati volume NaOH yang
diperlukan di dalam buret. Larutan NaOH yang berada di dalam buret membentuk
meniskus bawah. Untuk menentukan volume yang tersisa dalam buret maka dapat
dilihat dari lengkungan paling bawah dari meniskus, akan tetapi lengkungan
terbawah dari meniskus tidak segarisdengan garis pada buret sehingga dapat
mempengaruhi volume NaOH.
DAFTAR PUSTAKA
3.3.1. Tujuan
TITRASI I
TITRASI II
RATA-RATA
Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2021.
3.3.3. Pembahasan
3.3.4. Kesimpulan
jadi kesimpulan yang bisa kita dapat dari percobaan yang ketiga ini adalah
kesadahan total merupakan jumlah ion-ion kalsium dan magnesium yang dapat
ditentukan melalui titrasi menggunakan EDTA sebagai titran serta indikator EDT
yang peka terhadap kation valensi dua.
DAFTAR PUSTAKA
3.4.1. Tujuan
5,7 ml
TITRASI I
TITRASI II
5,7 ml
RATA-RATA
Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2021.
3.4.3. Pembahasan
Keterangan :
A : rata-rata volume EDTA yang dibutuhkan untuk
menitrasi
B : rata-rata volume EDTA yang dibutuhkan untuk
menitrasi
Ar Ca : 40
Ar Mg : 24
M EDTA : 1,28
⮚ Jawab =
Ca= 5,7 x 1,28 x 1000 x 40/50
=5.836,8
Mg=(13,4-5,7) x 1,28 x 1000 x 24/50
= 4.730,88
3.4.4. Kesimpulan
Berisi mengenai kesimpulan dari praktikum kimia dasar acara III analisakuantitatif
metode titrasi percobaan IV yang sudah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
KOLOID
PERCOBAAN I
4.1.1. Tujuan
Larutan Kuning
Aquades Soda Minyak Hasil
Tabung Sabun Telur
(mL) (mL) (mL) Pengamatan
(mL) (mL)
1 1 1 1 Terbentuk emulsi
4.1.3. Pembahasan
4.1.4. Kesimpulan
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa Larutan kuning telur dan
lautan sabun terjadi pembentukan emulsi, sedangkan larutan soda tidak terjadi
pembentukan emulsi.
DAFTAR PUSTAKA
Wiyani, L., Aladi, A., Yani, S. Dan Rahmawati. 2016. Karakteristik emulsi Virgin
Coconut Oil dengan menggunakan Berbagai Jenis Emulsifier. Edisi 18-20
Agustus, PATPI, Makassar. 11-14.
LAMPIRAN
Sabun
Kuning Telur
Soda Kue
4.2.1. Tujuan
Larutan
Susu HCl NaOH NaCl Hasil
Tabung Gula
(mL) (mL) (mL) (mL) Pengamatan
(mL)
1 1 1 Tidak stabil
2 1 1 Tidak stabil
3 1 1 Stabil
4 1 1 Stabil
4.2.3. Pembahasan
Proses emulsi adalah suatu proses pencampuran bahan emulsi
dengan minyak solar-air dengan bantuan surfaktan (Anindita, et al 2018) .
Sistem emulsi minyak pada air (M/A) atau bisa disebut juga oil inwater
(O/W)vadalah sistem emulsi dengan minyak sebagai fase terdispersi dan air
sebagai fase pendispersi. Emulsitersebut dapat ditemukan dalam beberapa
bahan pangan yaitu mayonnaise, susu, krim dan adonan roti.Berkebalikan
dengan M/A, emulsi air dalam minyak (A/M) atau water in oil (W/O) adalah
emulsi denganair sebagai fase terdispersi dan minyak sebagai fase
pendispersi. Jenis emulsi ini dapat ditemukan dalamproduk margarin dan
mentega (Winarno 1997).
4.2.4. Kesimpulan
Larutan sabun
Larutan jeruk
nipis
Larutan garam
Larutan gula