Anda di halaman 1dari 7

HASIL PRAKTIKUM

“ UJI KUALITAS AIR SEKITAR”

A. Judul Percobaan
Adapun judul percobaan ini adalah “Uji Kualitas Air Sekitar”.
B. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu menentukan kualitas air melalui pengujian
sifat-sifat air secara kimia yang meliputi nilai PH dan kandungan beberapa zat kimia
dalam air.
C. Landasan Teori
Air sebagai komponen lingkungan hidup yang dimana akan mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh komponen lainnya. Air yang kualitasnya buruk akan mengakibatkan
kondisi lingkungan hidup menjadi buruk, sehingga akan mempengaruhi kondisi
kesehatan dan juga keselamatan manusia serta kehidupan makhluk hidup lainnya.
Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna hasil guna, produktivitas, daya
dukung dan daya tampung dari sumber daya air yang pada akhirnya akan menurunkan
kekayaan sumber daya alam (Iswandi, 2020 :37).
Air berfungsi sebagai media internal laju eksternal, dimana fungsi media
internal air berlaku sebagai bahan baku untuk reaksi-reaksi metabolisme di dalam tubuh,
pengangkut sari makanan keseluruh tubuh, pengangkut sisa metabolisme untuk
dikeluarkan dari dalam tubuh serta pengatur atau penyangga suhu tubuh titik fungsi
lainnya adalah sebagai media eksternal dan sebagai habitat hewan air. Oleh karena itu air
yang sesuai dengan kriteria baku mutu kualitas air yang sangat berpengaruh terhadap
hidup dan tumbuhnya hewan air (Mustofa, 2020 : 7).
Pengujian kualitas air tanah sangat penting sebelum diolah untuk keperluan air
minum. Air merupakan sumber daya utama dalam semua kegiatan ekonomi mulai dari
pertanian hingga industry. Hanya sebagian kecil dari air yang melimpah di planet ini yang
tersedia sebagai air tawar. Penilaian kualitas air selalu menjadi hal terpenting dalam
bidang pengelolaan kualitas lingkungan (Kumar, 2018).
Derajat keasaman adalah ukuran untuk menentukan sifat asam dan basa suatu
perairan. Perubahan PH di suatu air sangat berpengaruh terhadap proses fisika, kimia,
maupun biologi dari organisme yang hidupnya hidup di dalamnya. Nilai ph digunakan
untuk mengekspresikan kondisi keasaman (Ningrum, 2018).
Kualitas air menunjukkan sifat air dan kandungan pada organisme, zat, energi
atau komponen lain yang terkandung dalam air. Kualitas air ini terbagi dan ditentukan
oleh tiga faktor yaitu faktor fisika, kimia dan juga biologi. Faktor fisika dipengaruhi oleh
zat-zat yang berwujud padat, cair maupun gas. Faktor kimia dipengaruhi oleh masuknya
zat-zat kimia ke dalam air dan faktor biologi dipengaruhi oleh organisme baik mikro
maupun makro yang masuk ke dalam air (Mustofa, 2020 : 8).

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Tabung reaksi (5 buah ) :sebagai wadah untuk melakukan percobaan
b. Rak tabung (1 buah) : tempat untuk tabung reaksi
c. Gelas ukur 5 ml dan 10 ml : untuk mengukur volume larutan sampel
d. Pipet tetes (2 buah) : alat untuk meneteskan larutan
2. Bahan
a. Air sumur : sampel air untuk uji coba
b. Air PDAM : sampel air untuk uji coba
c. Air galon : sampel air untuk uji coba
d. Air laut : sampel air untuk uji coba
e. Air hujan : sampel air untuk uji coba
f. Ekstrak kunyit : sebagai indicator untuk mendeteksi amonia
g. Indicator universal : sebagai indicator untuk mengukur pH
h. Methylene blue : sebagai indicator untuk mendeteksi oksigen
i. Perak nitrat (PbNO3) 0,1M : sebagai indicator untuk mendeteksi garam
j. Timbal nitrat (AgNO3) 5% : sebagai inidkator unutk mendeteksi sulfide
k. Kertas saring : kerta yang di rendam pada larutan kunyit
E. Prosedur Kerja
a. Air PDAM
1. Disiapkan 1 rak tabung dan 5 tabung reaksi
2. Dimasukkan air PDAM yang akan di uji
3. Ditambahkan beberapa tetes pada tabung 1 larutan perak nitrat. Pada tabung 2
masukkan kertas indicator universal kurang lebih 1 cm. Pada tabung 3 dimasukkan
kertas turmeric (Kertas yang telah dilumuri larutan kunyit) kurang lebih 1 cm. Pada
tabung 4 masukkan kertas timbal asetat sepanjang 1 cm. Dan pada tabung 5 ditetskan
metilen blue
4. Di ulangi langkah yang sama pada beberapa jenis air lainnya yang akan di uji
kualitasnya.
5. Dicatat perubahan warna dan bau pada setiap sampel air.

F. Hasil Pengamatan

Jenis Uji Kualitas


Sampel
No
Air pH Garam Oksigen Ammonia Sulfida Warna Bau Dokumentasi

Air
1 6 - ✔ - - Bening -
PDAM

Galon
2 6 - ✔ - - Bening -

Air
3 7 ✔ ✔ - ✔ Bening -
Sumur
Air
4 6 - ✔ - - Bening -
Hujan

Air
5 6 ✔ ✔ - - Bening Amis
Laut

G. Pembahasan
Air bersih yang aman digunakan harus memenuhi syarat secara fisik, kimia, dan
mikrobiologi. Parameter fisik air yang dapat diamati meliputi: kejernihan, warna, rasa,
bau, suhu, dan zat padat terlarut (TDS). Parameter kimia air meliputi: derajat keasaman
(pH), kandungan oksigen (BOD, COD), dan kandungan mineral/ logam. Sedangkan
parameter kualitas air secara mikrobiologi dapat menggunakan organisme sebagai
indikator. Kualitas air yang baik memiliki ciri-ciri yaitu air nampak jernih, tidak
berwarna, tidak berasa, tidak berbau, memiliki temperatur normal, tidak mengandung zat
padatan, pH normal (6–8) dan tidak mengandung logam (Hertika, 2022).
Adapun judul dari praktikum ini ialah “Uji Kualitas Air Sekitar“, yang bertujuan
untuk menentukan kualitas air melalui pengujian sifat-sifat air secara kimia yang meliputi
nilai pH dan kandungan beberapa zat kimia dalam air. Prinsip dasar percobaan ini ialah
mengidentifikasi kualitas air melalui pengujian sifat-sifat air secara kimia dan kandungan
beberapa zat kimia dalam air. Prinsip kimia percobaan ini ialah mencampurkan,
pengocokan, pereaksian, penetesan, dan menghirup.
Adapun alat yang digunakan ialah rak tabung, gelas ukur 5 ml dan 10 ml, pipet
tetes, pipet volume. Adapun bahan yang digunakan ialah indicator universal untuk
memeriksa derajat keasaman sampel (pH), larutan metilen blue untuk mendeteksi
kandungan oksigen pada larutan, larutan timbal (II) nitrat 0,1 M (Pb(NO 3)2) untuk
mendeteksi kandungan sulfida pada sampel, larutan perak nitrat 5% ((AgNO 3)2) untuk
mendeteksi kandungan garam pada larutan, larutan kunyit untuk mendeteksi kandungan
ammonia pada larutan, kertas saring untuk menyaring larutan kunyit, dan beberapa
sampel air yang akan diuji kandungannya yaitu, air sumur, air galon, air PDAM, air laut,
dan air hujan.
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh ialah :
1. Air PDAM
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh air berwarna bening dan tidak berbau, air
PDAM ini ber-pH 6 dan tergolong asam lemah, tidak mengandung garam,
mengandung oksigen, tidak mengandung zat ammonia dan sulfida.
Hasil yang diperoleh telah sesuai dengan teori dari (Hertika, 2022). Bahwa
kualitas air yang baik memiliki ciri-ciri yaitu air nampak jernih, tidak berwarna, tidak
berasa, tidak berbau, memiliki temperatur normal, tidak mengandung zat padatan, pH
normal (6–8) dan tidak mengandung logam.
2. Air Galon
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh air berwarna bening dan tidak berbau, air
galon ini ber-pH 6 dan tergolong asam lemah, tidak mengandung garam, mengandung
oksigen, tidak mengandung zat ammonia dan sulfida.
Hasil yang diperoleh telah sesuai dengan teori dari (Putri, 2022) bahwa air mingum
yang baik adalah air minum yang tidak memiliki bau, tidak berwarna, dan tidak
beraroma apapun. Air sebaiknya tidak asam dan tidak basa (netral) untuk mencegah
terjadinya pelarutan logam berat dan korosi jaringan distribusi air. pH yang dianjurkan
untuk air bersih adalah maksimum 6-8.
3. Air Sumur
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh air berwarna bening dan tidak berbau, air
sumur ini ber-pH 7 dan tergolong netral, oleh karena itu, air sumur ini mengandung
garam, mengandung oksigen, air ini tidak mengandung zat ammonia, namun
mengandung sulfida.
Air yang terkandung senyawa H2S dapat membahayakan kesehatan. Gas H 2S
bersifat racun, daya racun yang paling berbahaya adalah pada saat air tersebut
mengalami penurunan pH dan dalam kondisi anaerob. Senyawa sulfida (H 2S) bersifat
korosif, karena sifatnya yang korosif maka dapat menyebabkan kerusakan mata, kulit,
dan sistem pernafasan (Sari, 2020).
4. Air Hujan
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh air berwarna bening dan tidak berbau, air
hujan ini ber-pH 6 dan tergolong asam lemah, tidak mengandung garam, mengandung
oksigen, tidak mengandung zat ammonia dan sulfida.
Hasil yang diperoleh telah sesuai dengan teori dari (Aini, 2020). Bahwa air hujan
yang jatuh cenderung memiliki kandungan yang baik, hal ini disebabkan air hujan
melarutkan gas-gas yang terdapat diatmosfer, misalnya gas karbon dioksida (CO 2),
sulfur (S), dan nitrogen oksida (NO2) yang dapat membentuk asam lemah.
5. Air Laut
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh air berwarna bening dan berbau amis, serta
terasa asin. Air laut ini ber-pH 6 dan tergolong asam lemah, sampel air ini
mengandung garam, dan mengandung oksigen, tidak mengandung zat amonia dan
sulfida.
Air yang memiliki kualitas baik memiliki karakteristik tidak berbau dan tidak
berasa. Bau air yang amis dapat ditimbulkan dari pembusukan zat organik oleh bakteri
dan sistem sanitasi yang kurang baik. Rasa asin yang timbul disebabkan adanya
garam-garam mineral terlarut dalam air (Yusuf, 2011).

H. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan uji kualitas air pada beberapa sampel air yang
meliputi air PDAM, air gallon, air sumur, air hujan dan air laut secara kimia
ditemukan hasil bahwa pada air PDAM memiliki PH 6, berwarna bening dan tidak
berbau, dan terdapat kandungan oksigen dan tidak terdapat kandungan garam, amonia
dan sulfide. Pada air sumur memiliki PH 7, terdapat kandungan garam dan oksigen,
tidak berwarna dan berbau dan tidak terdapat kandungan ammonia, namun terdapat
kandungan sulfida pada air sumur. Selanjutnya pada air hujan memiliki PH 6, tidak
berwarna dan tidak berbau, tidak terdapat kandungan garam, amonia dan sulfida. Dan
pada air laut memiliki PH 6, tidak berwarna, berbau amis terdapat kandungan garam,
namun tidak terdapat kandungan amonia dan sulfide.
2. Saran
a. Laboran : Sebaiknya alat- alat di dalam laboratorium lebih dilengkapi lagi.
b. Asisten : Tetap ramah dalam membimbing praktikan
c. Praktikan : Lebih teliti saat melakukan praktikum di laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai