Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM

SANITASI DAN LIMBAH

LAPORAN PRAKTIKUM
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Moh Wildan Almufarrij 1832000004

JURUSAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Limbah merupakan buangan atau bekas yang berbentuk cair, gas dan padat
dalam air limbah terdapat bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya.
Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab
penyakit disentri, tipus, kolera dan sebagainya. Air limbah tersebut harus diolah
agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan.
Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun
terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan karena menghasilkan zat beracun.
Selain itu, dampak lainnya adalah menciptakan media untuk tumbuhnya kuman
penyakit yang dapat merugikan kesehatan manusia. Bila dibiarkan, air limbah
akan berubah warnanya menjadi cokelat kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk
ini mengakibatkan sakit pernapasan. Apabila air limbah ini merembes ke dalam
tanah yang dekat dengan sumur maka air sumur itu tidak dapat dimanfaatkan lagi.
Apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila
masih digunakan akan menimbulkan gangguan kesehatan, khususnya yang
berkaitan dengan air yang kotor dan sanitasi lingkungan yang tidak baik (Mahida,
1994).
Oleh karena itu diperlukan adanya pengolahan air limbah guna
mengurangi dampak-dampak yang membahayakan kesehatan manusia. Air
limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran. Pengelolaan air limbah
dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan bak peresapan, dan lain
sebagainya. Namun, pada prkatikum kali ini akan dilakukan analisis karakteristik
air limbah dan teknik sampling pada air limbah, supaya sebelum melakukan
pengolahan limbah, karakteristik limbah tersebut dapat diketahui ssehingga
metode pengolahan yang diterapkan dapat sesuai.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana teknik pengambilan sampel pada air limbah ?
2. Bagaimana sifat karakteristik dari sampel air limbah ?

1.3 Tujuan Pengamatan


1. Untuk mengetahui teknik pengambilan sampel pada air limbah
2. Untuk mengetahui sifat karakteristik dari sampel air limbah

1.4 Manfaat Pengamatan


1. Mahasiswa mengetahui cara pengambilan sampel air limbah
2. Mahasiswa dapat menguji karakteristik air limbah
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 Uji Kemasan Kertas


a. Waktu dan Tempat Praktikum
• Waktu : 03 Desember 2021
• Tempat : Laboratorium Pangan Terpadu Fakultas Vokasi Untag
Surabaya

b. Alat dan Bahan


1. Air hujan 1. Ph meter
2. Air selokan 2. Gelas piala
3. Air sumber 3. Pipet
4. Air basa 4. termometer
5. Air asam 5. penangas
6. HCl 0,1 N 6. Cawan
7. NaOH 7. Oven

Prosedur Kerja
1. Mengambil sampel air yang digunakan seperti air hujan, air selokan, air
sumber, air basa , dan air asam
2. Mengukur ph air menggunakan indikator ph, kertas lakmus, dan ph
digital
3. Mengukur suhu pada setiap sampel yang tersedia
4. Mencium aroma dari sampel ar limbah yang tersedia
5. Mencium kembali aroma air limbah setelah dipansakan sampai mendidih
6. Mengambil 1 ml sampel kemudia diletak kan diatas cawan kemudian
memasukan cawan kedalam oven, selama 15 menit
7. Melakukan netralisasai sampel yang memiliki ph asam atau basa sampai
ph normal
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Sampel Ph indikator Suhu (derajat aroma Aroma setelah


celcius) dipanaskan

Air hujan 6 29 Tidak berbau Bau tanah

Air selokan 7 28 Tidak berbau Bau tanah dan


amis

Air sumber 6 28 Tidak berbau Tidak berbau

Air basa 11 29 Tidak berbau Tidak berbau

Air asam 1 29 Tidak Bau gosong


berbau

Sampel Lakmus merah Lakmus biru Ph digital

Air sumber + - 7,4

Air selokan + - 7,3

Air hujan - - 6,2

Air asam + - 1,1

Air basa - + 12,1


Sampel Cawan kosong Jumlah sampel Cawan akhir (gr)
(gr) (ml)

Air asam 7,684 1 7,989

Air basa 9,085 1,022 9,114

Air selokan 8,165 1,020 8,1

Air sumber 11,645 1,014 11,645

Air hujan 7,479 1,012 7,466

Sampel Netralisasi Ph akhir

Air basa 20,65 ml HCL 7

Air asam 6,35 ml Na2CO3 9

3. 2 Pembahasan
Praktikum yang telah dilakukan, air limbah memiliki berbagai
karakteristik yang berbeda beda. Maka dari itu pada praktikum kali ini berbagai
jenis air limbah di amati karaktersitik nya, baik kimia ataupun fisik nya. Hal ini
bertujan agar air limbah dapat diidetifikasi sehingga dalam memilih metode
pengolahan air limbah dapat sesuai dan tepat.
Pada parktikum kali ini sampel yang diuji salah satu nya adalah air hujan.
Kualitas air hujan umumnya sangat tinggi (UNEP, 2001). Air hujan hampir tidak
mengandung kontaminan, oleh karena itu air tersebut sangat bersih dan bebas
kandungan mikroorganisme. Namun, ketika air hujan tersebut kontak dengan
permukaan tangkapan air hujan (catchment), tempat pengaliran air hujan
(conveyance) dan tangki penampung air hujan, maka air tersebut akan membawa
kontaminan baik fisik, kimia maupun mikrobiologi.
Beberapa literatur menunjukkan simpulan yang berbeda mengenai
kualitasair hujan dari atap rumah. Kualitas air hujan sangat bergantung pada
karakteristik wilayah seperti topografi, kondisi cuaca, tipe wilayah tangkapan air
hujan, tingkat pencemaran udara, tipe tangki penampungan dan pengelolaan air
hujan (Kahinda et al., 2007). Menurut Horn dan Helmreich (2009), di daerah
pinggiran kota atau di pedesaan, umumnya air hujan yang ditampung sangat
bersih, tetapi di daerah perkotaan dimana banyak terdapat area industri dan
padatnya arus transportasi, kualitas air hujan sangat terpengaruh sehingga
mengandung logam berat dan bahan organik dari emisi gas buang. Selain industri
dan transportasi, permukaan bahan penangkap air hujan juga mempengaruhi
kualitas airnya. Dengan pemahaman bagaimana proses kontaminasi air hujan
terjadi, dan bagaimana kontaminan terbawa oleh air hujan, maka pengelolaan air
hujan yang memenuhi syarat akan menghasilkan air bersih yang berkualitas
(UNEP, 2001).
Pada sampel yang telah diuji air hujan memiliki ph 6 berdasarkan ph
universal dan 6, 2 berdasarkan ph digital. Perbedaan angka ini disebakan karena
ph universal tidak seakurat ph digital. Selain itu suhu yang dimiliki air hujan
sebesar 29 derajat celcius. Suhu ini mendekati suhu ruang karena sebelum sampel
di uji sampel telah didiamkan sedikit lama pada suhu raung sehingga suhu nya
ikut berubah. Selanjut nya, air hujan tidak memiliki aroma khusus, akan tetapi
setelah di panaskan timbul aroma tanah pada air hujan. Hal ini disebabkan oleh
pengaruh wilayah atau teknik sampling pada sampel air hujan. Pada praktikum
kali ini air hujan diuji kadar padatan terlarut nya dengan metode pengovenan, hasil
nya menunjukan bahwa dalam 1 ml air hujan terdapat 0,831 gram padatan terlarut.
Selanjutnya adalah air selokan, pada air selokan ini ph berdasarkan ph
universal sebesar 7 sedangkan ph digital menunjukan angka 7,3. Hal ini
menunjukan ph digital memiliki tingkat ketelitian yang lebih baik daripada ph
universal. Suhu pada air selokan tidak jauh berrbeda dengan suhu air hujan, yakni
sebesar 28 derajat celcius. Penyebabnya sama karena sebelum di uji sampel telah
dibirakan pada suhu ruang. Selanjut nya air selokan tidak meiliki bau sebelum
dipanaskan, akan tetapi setalh dipanaskan bau yang muncul adalah bau tanah dan
amis. Bau tanah timbul karena air selokan tercampur dengan tanah yang ada pada
selokan. Sedangkan bau amis timbul disinyalir karena air selokan yang digunakan
adalah air selokan dari rumah tangga. Padatan terlarut pada 1 ml air selokan
terdapat 1, 085 gram.
Berikutnya adalah air sumber, pada praktikum kali ini ph air sumber yang
di ukur menggunakan ph universal menunjukan angka 6 sedangkan pada ph
digital bernilai 7,4. Selisih ukur antara ph universal dan ph digital cukup jauh, hal
ini disebabkan ph universal tingkat akurasi nya masih dibawah ph digital, selain
itu ada faktor human eror saat melakukan pengukuran sehingga hasil yang
diberikan tidak sesuai. Untuk suhu pada air sumber sebesar 28 derajat celius dan
mendekati suhu raung hal ini disebabkan air sumber telah lama didiamkan pada
suhu ruang sehingga suhu air sumber ikut berubah. Pada pengujian aroma, air
sumber tidak berbau, baik sebelum atau sesudah di panaskan. Hal ini menunjukan
tingkat kemurnian dari air sumber, serta menunjukan tingkat kontaminasi air
sumber rendah. Padatan terlarut dari 1 ml air sumber sebesar 1,014 gram
Sampel yang terakhir adalah air basa dan asam. Ph pada air basa dan asam
jika diukur menggunakan ph universal maka menunjukan hasil 11 dan 1.
Sedangkan ph digital menunjukan angka 12, 1 dan 1,1. Suhu pada kedua sampel
ini sama yaitu sebesar 29 derajat celcius yang berati suhu ini juga mendekati suhu
ruang. Faktor yang menjadi penyebab nya juga sama seperti sampel lain, yaitu
karena dibiarkan terlebih dahulu pada suhu ruang teralalu lama sebelum di uji,
sehingga hasil nya menunjukan suhu sampel mengikuti suhu ruang. Pada uji
aroma kedua sampel ini sebelum dipanaskan tidak memiliki aroma sedangkan
setelah dipanaskan untuk air asam mengeluarkan arma gosong. Padatan terlarut
pada 1 ml air basa sebesar 0,993 gram, sedangkan air asam sebesar 0,995. Hasil
ini menunjukan bahwa padatan terlarut dari air asam dan basa tidak memiliki
selisih yang jauh.
Pada praktikum kali ini, juga dilakukan uji netralisasi. Reaksi netralisasi
merupakan reaksi dimana asam dan basa bereaksi dalam larutan berair untuk
menghasilkan garam dan air. Natrium klorida cair yang dihasilkan dalam reaksi
disebut garam.Sebuah garam merupakan senyawa ionik yang terdiri dari kation
dari basa dan anion dari asam. Sebuah garam pada dasarnya adalah setiap senyawa
ionik yang bukan merupakan asam atau basa Pada praktek netralisasi asam basa
sederhana, Kami melakukan percobaan yang terdiri dari 2 larutan dengan
konsentrasi yang sama. Percobaan dilakukan dengan mencampurkan larutan asam
kuat (HCL) dengan basa kuat (NaOH) sesuai dengan konsentrasii yang telah
ditentukan, dimana masing-masing di larutkan dengan aquades 2 ml.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa karakteristik dari air limbah berbeda beda. Baik karakteristik kimia atau
fisik nya. Padatan terlarut pada sampel air limbah juga menunjukan hasil yang
berbeda beda. Pada praktikum kali ini suhu air limbah yang diuji dipengaruhi oleh
penyimpanan di suhu ruang sebelum di uji, sehingga hasil nya menunjukan suhu
yang sama dengan suhu ruang. Pada uji netralisasi reaksi dimana asam dan basa
bereaksi dalam larutan berair akan menghasilkan garam dan air.
4.2 Saran
Dalam melaksanakan parktikum kali ini sebaiknya pengujian segera
dilaksanakan ketika sampel telah siap. Hal ini bertujuan agar sampel tidak
terkontaminasi atau terpengeruhi oleh kondisi ruang laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Helmreich, B. and H.Horn. 2009. Opportunities In Rainwater Harvesting.


Desalination 248 : 118-124
Kahinda Jean-marc Mwenge, Akpofure E. Taigbenu and Jean R.Boroto. 2007.
Domestic Rainwater Harvesting to Improve Water Supply In Rural South Africa.
Physics and Chemistry of the Earth 32: 1050-1057
Mahida. 1994. Perencanaan Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta :
Rajawali Press.
UNEP International Technology Centre. 2001. Rainwater Harvesting. Murdoch
University of Western Australia
UNEP International Technology Centre. 2001. Rainwater Harvesting. Murdoch
University of Western Australia.
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai