Anda di halaman 1dari 7

Pengukuran Kualitas Udara dan Kepadatan Kendaraan Terhadap Kesehatan Pernapasan

Pedagang Kaki Lima Di Kota Medan

Abstrak

Kota medan adalah salah satu dari sepuluh kota yang mengalami penurunan kualitas udara dan
juga menjadi satu-satunya kota yang alat ukur Indeks Standar Pencemar Udara tidak berfungsi.
Penurunan kualitas udara terjadi diakibatkan meningkatnya jumlah transportasi yang menjadi
sumber pencemaran di udara. Kepadatan kendaraan sebagai sumber emisi pencemar udara sangat
mempengaruhi kesehatan pernapasan terkhusus pada kesehatan pernapasan pedagang kaki lima
yang selalu terpapar emisi kendaraan di jalan. Jalan williem iskandar pasar V dan jalan pulo
brayan adalah titik jalan kota medan yang di penuhi oleh pedagang kaki lima yang berjualan di
pinggir jalan dan titik jalan tersebut sering mengalami kepadatan kendaraan sehingga
menghasilkan emisi pencemar udara. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan pemeriksaan kualitas
udara dan kepadatan kendaraan di titik tersebut serta dampak kesehatan pernapasan pada
pedagang kaki lima di pinggir jalan williem iskandar pasar v dan jalan pulo brayan akibat
pencemaran udara yang terjadi. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik
korelasi dengan pendekatan cross sectional (potong lintang) dengan metode purposive sampling
dalam pengambilan sampel yaitu 15 orang pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan
williem iskandar pasar V dan 15 orang pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan pulo
brayan sebagai sampel penelitian. Pengukuran kualitas udara menggunakan Instrument Direct
Reading, kepadatan kendaraan dianalisis dengan melakukan observasi langsung dan evaluasi
kesehatan pernapasan pedagang kaki lima melalui wawancara menggunakan Adult Core
Respiratory Disease Questionnaire. Data akan dianalisis dengan korelasi person dan analisis
multivariate regresi test. Dengan harapan hasil akan menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara kepadatan kendaraan terhadap pencemaran udara yang terjadi dan
mempengaruhi kesehatan pernapasan pedagang kaki lima di jalan williem iskandar pasar V dan
jalan pulo brayan Medan.

Kata Kunci : Pencemaran Udara, Kualitas Udara Di Jalan Raya, Kepadatan Kendaraan,
Kesehatan Pernapasan Pedagang Kaki Lima
Pendahuluan

1. Latar Belakang

Kualitas udara di beberapa daerah di kota Medan saat ini sangat mengkhawatirkan dan sudah
melebihi batas standar baku mutu udara ambien. Perubahan kualitas udara ambien yang mana
parameter seperti gas NO2, SO2, CO, O3, NH3, H2S, Hidrokarbon, dan partikel debu
mengalami peningkatan di udara yang melebihi nilai ambang batas standar baku mutu udara
ambien sehingga dapat mengganggu kesehatan pernapasan manusia1. Berdasarkan laporan Air
Pollution And Its Implications For Indonesia 2017 oleh Bapak Satya Widya Yudha (Wakil
Ketua Komisi VII yang membidangi Energi dan Sumber Daya Mineral, Riset dan Teknologi,
serta Lingkungan Hidup) penyumbang polutan pencemar udara tertinggi kedua saat ini yaitu
transportasi dengan presentasi 30% yang mengeluarkan emisi berbahaya di udara. Dengan
lahan transportasi berkontribusi sekitar 12% dari total nasional emisi gas CO2, dan sekitar
90% dari polusi udara kota (CO,HC, NOx, SOx, PM, O3) dimana 90% emisi transportasi
berasal dari transportasi di jalan raya, 70% polusi kota berasal dari sektor transportasi dan
kota medan adalah salah satu dari 10 kota di Indonesia yang menjadi daerah yang tinggi
pencemaran udara2.

Pencemaran udara terjadi umumnya di luar ruangan (outdoor air pollution). Polusi udara luar
ruangan adalah gabungan dari bahan kimia berbahaya, partikulat dan bahan biologis yang
bereaksi satu sama lain untuk menghasilkan partikel berbahaya. Outdoor Air Pollution
berkontribusi terhadap masalah kesehatan pernapasan, penyakit kronis, meningkatkan
kematian dan kesakitan, dan kelahiran prematur3. Pencemaran udara di luar ruangan
bersumber dari 3 hal yaitu transportasi, sumber stasioner dan proses industri. Emisi berbahaya
yang dihasilkan dari aktivitas transportasi adalah HC, CO2, CO, SO2, NO, NO21.

Aktivitas transportasi di jalan raya pasti berkaitan dengan kemacetan, dan kota medan adalah
salah satu kota yang memiliki banyak titik daerah yang macat akibat kepadatan transportasi.
Kemacetan di jalan raya merupakan salah satu jenis pencemaran udara yang bersumber dari
transportasi. Pencemaran udara akibat kemacetan (Traffic Related Air Pollution) salah satu
faktor potensial yang menyebabkan efek pada kesehatan manusia dan lingkungan. Paparan
pencemaran udara di jalan raya akibat kemacetan umumnya terjadi pada pedagang kaki lima
yang bekerja dan menghabiskan waktu di sekitar pinggiran jalan raya. Pedagang kaki lima
bukan hanya berisiko terpapar tapi juga berisiko terkena dampak buruk kesehatan akibat
pencemaran udara dari kemacetan. Berdasarkan penelitian dalam jurnal internasional Young
Adult Street Vendor and Adverse Respiratory Health Outcomes In Bangkok Thailand, telah
dilakukan estimasi kondisi kesehatan pernapasan pada pedagang kaki lima akibat pencemaran
udara di jalan raya yang disebabkan kemacetan. Dengan sampel dalam penelitian jurnal yaitu
pedagang yang tidak merokok dan beberapa klasifikasi pedagang kaki lima berdasarkan usia,
jenis kelamin, dan pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut ditemukan 70%
pedagang kaki lima memiliki gejala gangguan pernapasan dengan 50% pada pernapasan
bagian bawah dan 37% pernapasan bagian atas. Adapun gejala yang dialami oleh para
pedagang kaki lima yaitu 37% kelelahan, 27% batuk, 23% pusing, 20% iritasi mata, 20%
sakit kepala dan 20% hidung tersumbat4.

Tercemarnya suatu kualitas udara yang dipengaruhi oleh kepadatan transportasi berpengaruh
pada kesehatan pernapasan manusia yang terpapar. Efek polutan gas SO 2 yaitu batuk kronis,
iritasi dan peningkatan airway resistence, gas CO dapat menghambat fungsi transpor HbO2,
kerusakan otot jantung dan susunan saraf pusat, gas NO 2 dapat menyebabkan fibrosis paru,
dan pada Partikel dapat mengganggu sistem pernapasan dan iritasi pada mata 1. Beberapa efek
jangka pendek yang dihasilkan dari terpapar polusi udara yaitu, iritasi pada mata, hidung, dan
tenggorokan, bersin, batuk, sulit bernafas, dada terasa sakit, sakit kepala, mual, yang paling
kronis yaitu infeksi saluran pernapasan dan pneumonia. Pada efek jangka panjang yaitu
kanker paru-paru, penyakit kardiovaskuler, infeksi saluran pernapasan kronis, serangan
jantung, dan stroke3.

Dalam laporan Air Quality and Health Industri bukanlah dominan dalam penyebab
pencemaran udara tapi melainkan kemacetan dan kepadatan lalu lintas. Paparan lingkungan
yang tercemar emisi transportasi akibat kemacetan meningkatkan angka kesakitan dan
kematian akibat penyakit yang berhubungan dengan kesehatan pernapasan5. Berdasarkan
laporan dari WHO Global Burden Disease, beban penyakit yang disebabkan oleh berbagai
faktor pada efek kesehatan yang terkait dengan ambient particulate matter (PM) atau
pencemaran udara ambien yaitu sebanyak 2% kematian kardiorespirasi, 1% infeksi pernafasan
pada anak-anak di bawah 5 tahun, dan 5% kanker pernafasan6. Dalam The Global Burden of
Respiratory Disease diklasifikasikan 5 kondisi penyakit pernapasan secara global yaitu
COPD, asma, infeksi akut saluran pernapasan, TB, dan kanker paru-paru. Diantara 5 penyakit
tersebut dua diantaranya disebabkan oleh emisi dari kendaraan yaitu penyakit COPD dan
Asma. Penyakit COPD dengan estimasi 65 juta orang terserang penyakit COPD, sekitar 3 juta
setiap tahunnya meninggal karena penyakit COPD dan penyakit ke-tiga sebagai penyebab
kematian di seluruh dunia.Pada penyakit asma, 334 juta orang menderita asma dimana yang
paling umum penyakit kronis ini menyerang anak anak dengan mepengaruhi 14% anak-anak
secara global dan hingga sampai saat ini penyakit asma pada anak-anak terus meningkat 7.
Mengingat bahwa emisi dari kendaraan bermotor berkontribusi sebanyak 16% dari PM10 dan
PM2.5 di udara ambien. Lalu lintas atau jalan raya adalah sebagai sumber tempat utama
terjadinya pencemaran udara, yangmana jalan raya adalah daerah yang dipadati oleh berbagai
kendaraan dengan berbagai emisi kendaraan yang dikeluarkan. Emisi kendaraan
menghasilkan berbagai racun berbahaya yang berkontribusi pada gangguan pernapasan dan
penyakit pada pernapasan seperti asma, infeksi saluran pernapasan, dan terganggunya fungsi
paru8.
Pada Climate and Health Country Profile 2015 Indonesia menjelaskan bahwa polusi udara
kini menjadi salah satu risiko kesehatan global terbesar, yang menyebabkan sekitar tujuh juta
kematian setiap tahun. Pencemaran udara di luar ruangan yang terjadi menjadi salah satu
sumber dari polusi udara yang memberikan efek langsung dan berat bagi kesehatan dengan
sektor transportasi bertanggung jawab untuk 14% (7,0 GTCO2e) dari emisi karbon global.
Partikel halus yang menembus jauh ke dalam saluran pernapasan selanjutnya meningkatkan
mortalitas dari infeksi pernafasan, kanker paru-paru dan kardiovaskular penyakit9.

Laporan Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2017 berdasarkan provinsi, indeks kualitas
udara pada provinsi Sumatera Utara adanya peningkatan sejak tahun 2013 – 2015 10. Pada
tahun tersebut indeks kualitas udara membaik tapi saat ini adanya penuruan kualitas udara
untuk Sumatera Utara di tinjau dari meningkatnya jumlah transportasi dengan penghasil emisi
pencemar udara. Berdasarkan laporan dari media berita, pencemaran udara di kota medan
sudah mencapai taraf yang mengkhawatirkan. Kota Medan pernah berada di posisi ke-4
sebagai kota yang paling berpolusi di dunia. Berdasarkan hasil penelitian Badan Perlindungan
Lingkungan Hidup Amerika pada tahun 2014, Medan menjadi kota peringkat ke – 4 dengan
tingkat pencemaran udara yang tinggi setelah kota Ludhiana (India), Lanzhou (Tiongkok),
dan Mexicali (Mexico). Tingkat pencemaran udara di Medan berada diatas 100 micron
diameter dan membahayakan paru – paru dan kesehatan pernapasan. Penyebab utama dari
pencemaran udara adalah asap kendaraan, gas buangan dari asap industri, dan asap
pembakaran sampah11.

Kondisi kualitas udara dapat diketahui berdasarkan alat pengukur Indeks Standar Pencemaran
Udara (ISPU) yang ada pada setiap provinsi di Indonesia terkecuali Provinsi Sumatera Utara
dengan ibukota Medan. Laporan media berita Medan Bisnis Daily, alat ukur indeks standar
pencemaran udara di sejumlah titik di kota medan tidak berfungsi atau rusak. Kerusakan alat
ISPU memicu ketidak tahuan masyarakat terhadap kondisi udara yang dapat mempengaruhi
kesehatan12. Pencemaran udara di kota medan tidak dapat dilihat dari alat ukur ISPU tapi
dapat dirasakan oleh masyarakat setempat terkhusus para pedagang lima di pinggir jalan yang
selalu terpapar emisi berbahaya dari transportasi. Padatnya transportasi di beberapa jalan di
titik kota medan seimbang dengan banyaknya pedagang kaki lima di pinggir jalan kota
medan.

Di jalan raya kota medan semua emisi gas berbahaya akibat tingginya kepadatan kendaraan
dapat ditemukan, seperti di Jalan Williem Iskandar Pasar V Medan. Jalan williem iskandar
pasar V adalah tempat yang sangat strategis dekat dengan sekolah, universitas, proyek
perumahan dan mall dan juga sangat strategis untuk para pedagang kaki lima. Banyaknya
pedagang kaki lima berjualan di pinggir jalan yang dapat terpapar emisi polutan dari asap
kendaraan membuat buruknya kesehatan pernapasan para pedagang kaki lima. Aktivitas
pedagang kaki lima di jalan williem iskandar yaitu pada pagi hari pukul 10.00 wib hingga
sore hari pukul 17.00 wib dan pada saat seperti itu kondisi jalan selalu dipenuhi kemacetan
yang dapat menghasilkan emisi gas berbahaya. Bukan hanya kepadatan kendaraan, jalan
tempat pedagang kaki lima berjualan juga menjadi tempat pemberhentian angkutan umum
untuk menunggu para penumpang naik sehingga menyebabkan kemacetan. Selain jalan
williem iskandar pasar V pencemaran udara juga terjadi pada jalan pulo brayan. Jalan pulo
brayan adalah salah satu jalan lintas menuju KIM (Kawasan Industri Medan) dan juga lintas
jalan menuju beberapa titik jalan lainnya seperti jalan marelan dan jalan yos.sudarso. Jalan
pulo brayan adalah salah satu titik jalan yang dipadati transportas baik itu transportasi pribadi,
transportasi umum, dan transportasi truk. Selain dipadati oleh berbagai kendaraan, titik jalan
pulo brayan juga dipadati berbagai pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan
tersebut. Kepadatan kendaraan yang terjadi di jalan pulo brayan membuat jalan tersebut
menjadi salah satu titik jalan yang selalu mengalami kemacetan terkhusus pada waktu siang
hari pukul 14.00 wib dan sore hari 17.00 wib. Kemacetan adalah salah satu penyebab dari
pencemaran udara yang terjadi di jalan dan dapat memberikan dampak buruk kesehatan
pernapasan yang terpapar dan berada pada jalan tersebut salah satunya pada pedagang kaki
lima tersebut.

Kemacetan yang terjadi mengakibatkan pencemaran udara dari kendaraan dan semakin
banyak kendaraan yang melintas akan semakin banyak menghasilkan emisi gas buang dan
memberikan kontribusi cukup besar bagi penurunan kualitas udara di jalan tersebut13.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan penurunan kualitas udara dapat disebabkan oleh kepadatan kendaraan dan
mempengaruhi kesehatan pernapasan pedagang kaki lima di Jalan Williem Iskandar Pasar V,
adapun permasalahan yang harus diteliti dalam penelitian ini yaitu :
1) Apakah kualitas udara di titik Jalan Williem Iskandar Pasar V dan Jalan Pulo Brayan
telah tercemar dan seberapa besar gas dan emisi berbahaya yang telah mencemari udara
di titik jalan tersebut?
2) Apakah pencemaran udara yang terjadi di Jalan Williem Iskandar Pasar V dan Jalan Pulo
Brayan dipengaruhi oleh kepadatan kendaraan yang melintasi titik jalan tersebut?
3) Bagaimana kondisi kesehatan pernapasan pada pedagang kaki lima di Jalan Williem
Iskandar Pasar V dan Jalan Pulo Brayan akibat paparan emisi gas dari pencemaran udara
di titik jalan tersebut?

3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kondisi kualitas udara di titik jalan kota medan yang di sebabkan oleh
kemacatan lalu lintas serta melihat pengaruhnya terhadap kesehatan pernapasan pedagang
kaki lima di titik jalan kota medan tersebut.
Metode

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross
sectional (potong lintang) yaitu dengan melakukan pengukuran dan analilis kualitas udara di titik
jalan williem iskandar pasar V dan jalan pulo brayan dengan mengukur konsentrasi gas dan
particulate matter (PM), menganalisis kepadatan kendaraan terhadap pencemaran udara di titik
jalan williem iskandar pasar V dan jalan pulo brayan serta mengevaluasi keluhan kesehatan yang
dapat ditimbulkan pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir titik jalan tersebut pada satu
waktu observasi. Penelitian dilaksanakan di titik jalan williem iskandar pasar V dan jalan pulo
brayan dekat dan saat para pedagang kaki lima berjualan. Sampel pada penelitian ini adalah
pedagang kaki lima yang berdagang di sekitar pinggir jalan williem iskandar pasar V dan pinggir
jalan pulo brayan dengan jumlah sampel masing-masing yaitu 15 orang dan pengambilan sampel
dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu pemilihan sample dengan pertimbangan khusus
dimana para pedagang kaki lima yang menjadi sampel yaitu pedagang kaki lima yang tidak
menggunakan masker atau APD pada saat berjualan dan saat dilakukannya observasi.
Pengukuran kualitas udara dilakukan dengan menggunakan Instrument Direct Sampling, adapun
konsentrasi emisi yang diukur yaitu CO, CO 2, SO2, NO, PM 2,5 dan PM 10. Dalam pengukuran
kepadatan kendaraan di analisis dengan metode observasi secara langsung dan pada evaluasi
keluhan kesehatan pernapasan pedagang kaki lima yaitu dengan melakukan wawancara
menggunakan Adult Core Respiratory Disease Questionnaire 14. Kami akan menggunakan
Microsoft Excel dan SAS software (Versi 9.4; SAS Institute, Cary, NC, USA) untuk data proses
dan analisis statistik. Analisis univariate ditujukan untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-
masing variable dependen dan variable independen yang kemudian akan disajikan secara
deskripsi dalam bentuk tabel. Sebelum dilakukan analisis akan diuji normalitas apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Bila hasil uji statistik normalitas mendapatkan nilai p ≤ 0,05
maka data variable berdistribusi tidak normal dan sebaliknya nilai p ≥ 0,05, maka data variabel
berdistribusi normal. Analisis bivariate yaitu dengan uji korelasi Pearson (r) digunakan untuk
mengukur korelasi (hubungan) antara parameter lingkungan yang diukur. Tahap analisis
multivariate, mixed effect model (model efek campuran) dan generalized estimating equations
(GEE) akan digunakan untuk mengevaluasi dampak kesehatan responden terhadap paparan gas
dan partikel debu. Model kovarians yang dapat dipertukarkan (interchangeable covariance
model) akan digunakan untuk menyesuaikan korelasi antar responden. Nilai P < 0,05 dianggap
signifikan secara statistik.
Referensi

1. Mukono H. Pencemaran Udara Dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran


Pernapasan. Surabaya: AirLangga University Press; 2008.
2. Yudha SW. Air Pollution And Its Implications For Indonesia: Challenges and Imperatives
For Change. 2017. http://pubdocs.worldbank.org/en/183201496935944434/200417-
AirQualityAsia-Air-Pollution.pdf.
3. Indonesia General Health Risks: Air Pollution. IAMAT.
https://www.iamat.org/country/indonesia/risk/air-pollution. Published 2016.
4. Noomnual S, Shendell DG. Young Adult Street Vendors and Adverse Respiratory Health
Outcomes in Bangkok, Thailand. Saf Health Work. 2017. doi:10.1016/j.shaw.2017.02.002
5. Buonanno G, Hänninen O. Air quality and health. Int J Environ Res Public Health. 2018.
doi:10.3390/ijerph15112399
6. WHO. The Global Burden of Disease concept. Quantifying environmental health impacts.
doi:10.1016/j.bbadis.2015.12.005
7. Ferkol T, Schraufnagel D. The global burden of respiratory disease. Ann Am Thorac Soc.
2014. doi:10.1513/AnnalsATS.201311-405PS
8. HEI. Traffic-Related Air Pollution: A Critical Review of the Literature on Emissions,
Exposure, and Health Effects.; 2010.
9. who. Climate and Health Country Profile - 2015 Indonesia.; 2015.
10. BPS. Statistik Lingkungan hidup indonesia. Jakarta Badan Pus Stat Republik Indones.
2016. doi:10.1160/TH14-04-0396
11. Bangun S. Medan duduki peringkat 4 dunia pencemaran polusi udara. waspada.
http://waspada.co.id/medan/medan-duduki-peringkat-4-dunia-pencemaran-polusi-udara/.
Published June 20, 2017.
12. Pekuwali D. Alat Ukur Indeks Standar Pencemaran Udara Dibiarkan Rusak. Medan Bisnis
Daily. http://www.medanbisnisdaily.com/news/online/read/2018/06/08/39893/
alat_ukur_indeks_standar_pencemaran_udara_dibiarkan_rusak/. Published June 8, 2018.
13. Budiman B. Kajian lingkungan keberadaan pedagang kaki lima di kawasan Banjaran,
Kabupaten Tegal. Tesis. 2010.
14. Maitland A, Beatty P, Choi C. Adult Core Respiratory Disease Questionnaire Including
Occupational Components Cognitive Testing Results.; 2006.
https://wwwn.cdc.gov/qbank/report/Maitland_NCHS_2006ThoracicReport.pdf.

Anda mungkin juga menyukai