Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

PRAKTIKUM KADAR Fe DALAM AIR

Laporan Ini Dibuat Untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat

OLEH
Nama : Ratmawati
NIM : 10011381924145
Dosen : Imelda G Purba S.KM

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini sebagai berikut :
1. Mengetahui prosedur kerja alat ukur kadar Fe dalam air/Photometer Sanitarian
Kit.
2. Melatih dan menambah pengetahuan.
3. Mengetahui kadar Fe yang terkandung dalam sampel.
4. Dapat membandingkan kandungan Fe yang ada dalam air dengan standar baku
mutu yang telah ditetapkan.

Landasan Teori
Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital bagi makhluk
hidup, diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya (Febrina
and Astrid, 2014). Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Syarat-syarat yang ditentukan sesuai dengan
persyaratan kualitas air secara fisika, kimia, dan biologi. Standar kualitas air bersih,
air bersih merupakan air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan dapat diminimum apabila dimasak terlebih dahulu.
Pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh manusia sebagai air minum
berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam penilaian terhadap produk air
minum yang dihasilkannya, maupun dalam merencanakan sistem dan proses yang
akan dilakukan terhadap sumber daya air. Air dapat dikatakan bersih apabila
memenuhi presyaratan kualitas air bersih yang sesuai dengan Permenkes Nomor 32
Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan
Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua dan
Pemandian Umum batas maksimal kadar Fe sebsesar 1 mg/l untuk air bersih dan 0,3
mg/l untuk air minum (K, Agustina, H Santjoko, 2019).
Air yang berasal dari permukaan jarang ditemukan kadar Fe yang melebihi 1 mg/L,
tetapi di dalam air tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi
dapat dirasakan dan dapat menodai kain serta perkakas dapur. Pada air yang tidak
mengandung oksigen seperti air tanah, besi berada sebagai Fe+2 yang cukup tinggi,
sedangkan pada air sungai yang mengalir dan terjadi aerasi, Fe+2 teroksidasi menjadi
Fe(OH)3, dimana Fe(OH)3 sulit larut dalam pH 6 sampai 8. Sedangkan besi Fe+2
dapat sangat mudah larut dalam air. Adanya kandungan ion Fe+2 yang terlarut dalam
air dapat menunjukan ciri sebagai berikut :
1. Rasa dan bau logam yang amis pada air, disebabkan oleh bakteri yang mengalami
degradasi;
2. Besi dalam konsentrasi yang lebih besar dari 25 mg/L akan memberikan suatu rasa
pada air yang menggambarkan rasa metalik, astrinogent atau obat;
3. Mengakibatkan pertumbuhan bakteri besi (Crenothrix dan Gallionella) yang
berbentuk filamen;
4. Menimbulkan warna kecoklatan pada pakaian putih;
5. Meninggalkan noda pada bak-bak kamar mandi dan peralatan
lainnya;
6. Dapat menyebabkan penyempitan atau penyumbatan pada pipa;
7. Endapan logam ini juga dapat memberikan masalah pada sistem penyediaan air
secara individu (sumur) (Asmaningrum and Pasaribu, 2016).
Kandungan besi dalam air dapat berasal dari larutan batu-batuan yang mengandung
senyawa Fe seperti Pyrit. Logam Fe merupakan logam essensial yang keberadaannya
dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam
jumlah berlebih dapat menimbulkan efek racun.

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut :
Alat :
Photometer Sanitarian Kit
Tabung Vial
Mortar
Bahan :
Sampel air sumur 100 ml
Air aquabides 10 ml (sebagai blanko)
Reagen Fe 1 tablet

Prosedur Kerja
Cara kerja :
1. Hidupkan photometer sanitarian kit dengan menekan tombol “Power”
2. Terlihat beberapa menu pilihan parameter yang ingin diukur, pilih “Phot 018
Besi/1”, kemudian tekan “OK”
3. Masukkan blanko ke dalam alat dan tabung vial harus terbebas dari sidik
jari, agar tidak mempengaruhi hasil pengukuran.
4. Lalu tutup, selanjutnya tekan tombol “OK” pada alat dan tunggu beberapa
detik, Ketika selesai maka display akan muncul perintah untuk memasukan
sampel.
5. Keluarkan blanko dari photometer
6. Sebelum memasukan sampel, persiapkan terlebih dahulu reagen,
dikarenakan reagen berbentuk pil maka kita haluskan terlebih dahulu
dengan menggunakan mortar.
7. Setelah reagen dihaluskan, maka masukan ke tabung vial yang berisikan
sampel yang ingin diukur, dan kocok, lalu tunggu sampai 1 menit agar
reagen tercampur dengan sampel.
8. Setelah reagen dan sampel yang tercampur didiamkan selama 1 menit,
masukan ke alat lalu ditutup dan tekan tombol “OK”, selanjutnya tunggu
beberapa detik sampai pada display muncul hasil pengukuran.
9. Ketika hasil pengukuran sudah muncul pada display maka catat dan
bandingkan dengan baku mutu lingkungan yang berlaku.
10. Setelah selesai pengukuran, maka matikan alat dan bersihkan peralatan yang
telah digunakan.

Anda mungkin juga menyukai