Kelas : XI.A
NIS : 185948
Kelompok : A.2.3
SMK-SMAK MAKASSAR
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmutullahi Wabarokatuh
Alhamdulillahirobbila’lamiin, segala puji bagiMu ya Allah yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya bagi seluruh mahkluk, langit dan bumi. Penulis dapat
menyelesaikan tugas dengan judul Analisa Asam Cuka Makan Cara Asidi-Alkalimetri ini
atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Asam asetat atau lebih dikenal sebagai asam cuka (CH 3COOH) adalah suatu
senyawa berbentuk cairan, tak berwarna, berbau menyengat, memiliki rasa asam yang
tajam dan larut di dalam air, alkohol, gliserol, eter. Asam asetat mempunyai aplikasi
yang sangat luas di bidang industri dan pangan (Hardoyo, dkk., 2007). Asam asetat
merupakan salah satu produk industri yang banyak dibutuhkan di Indonesia (Hidayat
dan Nurika, 2001). Industri asam asetat dikembangkan karena begitu luasnya
penggunaan asam asetat sebagai bahan dasar pada industri kimia dasar, pembuatan
plastik, industri farmasi, pembuatan cat, insektisida, bahan kimia untuk fotografi,
koagulan latex serta pengasaman yang baik untuk minyak dan lain-lain. Dalam industri
makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Kebutuhan asam asetat di
Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Meningkatnya kebutuhan asam asetat ini belum dapat dipenuhi. Sehingga
ketergantungan terhadap impor dari tahun ke tahun semakin naik (Kurniawati, 2012).
Asam asetat dapat dibuat dari substrat yang mengandung etanol, yang dapat
diperoleh dari berbagai macam bahan seperti buah-buahan, kulit nanas, pulp kopi, dan
air kelapa. Pembuatan asam asetat dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
sintesis/khemis dan secara mikrobiologis atau fermentasi, namun demikian cara
fermentasi lebih disukai, karena lebih murah, lebih praktis dan resiko kegagalan relatif
lebih kecil (Hidayat dan Nurika, 2001).
B.TUJUAN ANALISA
Manfaat cuka sangat banyak. Selain sebagai pemberi rasa dan aroma pada
masakan, cuka juga dapat digunakan sebagai bahan pengawet, antiseptik,
desinfecktan dan obat-obatan. Sebagai obat cuka dapat menurunkan kolesterol, kontrol
diet, dan kontrol gula darah pada penderita diabetes.
Cuka mempunyai banyak jenis. Berikut ini adalah beberapa jenis-jenis cuka
yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari:
4.Cuka Buah
cuka ini dibuat dari berbagai macam buah-buahan yang mengandung gula tinggi.
Pada cuka ini tidak diperlukan penambahan flavor karena menghasilkan flavor sesuai
dengan jenis buah yang digunakan. Flavor umum yang biasa digunakan untuk cuka
buah adalah apel, black current, raspberry, dan tomat.
Jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa maka pH larutan akan naik,
sebaliknya jika larutan basa ditetesi dengan larutan asam maka pH larutan akan turun.
Grafik yang menyatakan perubahan pH pada penetesan asam dengan basa atau
sebaliknya disebut kurva titrasi. Kurva titrasi berbetuk S, yang pada ttik tengahnya
merupakan titik ekuivalen. (Michael. 1997)
Titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan untuk
itu digunakan pengamatan dengan indikator bil pH pada titik ekuivalen 4-10. Demikian
juga titik akhir titrasi akan tajam pada titirasi asam atau basa lemah, jika penitrasian
adalah basa atau asam kuat dengan perbandingan tetapan disosiasi asam lebih besar
dari 104 .pH berubah secara drastis bila volume titrannya. Pada reaksi asam basa, proton
ditransfer dari satu molekul ke molekul lain. Dalam air proton biasanya tersolvasi
sebagai H30. Reaksi asam basa bersifat reversibel. Temperatur mempengaruhi titrasi
asam basa, pH dan perubahan warna indikator tergantung secara tidak langsung pada
temperatur. (Khopkar, S.M. 1990)
Pada kedua jenis titrasi diatas, dipergunakan indikator yang sejenis yaitu
fenoftalen (PP) dan metil orange (MO). Hal tersebut dilakukan karena jika
menggunakan indikator yang lain, misalnya TB, MG atau yang lain, maka trayek pHnya
sangat jauh dari ekuivalen. (Harjadi, W. 1990).
Titirasi asam-basa merupakan cara yang tepat dan mudah untuk menentukan
jumlah senyawa-senyawa yang bersifat asam dan basa. Kebanyakan asam dan basa
organik dan organik dapat dititrasi dalam larutan berair, tetapi sebagian senyawa itu
terutama senyawa organik tidak larut dalam air. Namun demikian umumnya senyawa
organik dapat larut dalam pelarut organik, karena itu senyawa organik itu dapat
ditentukan dengan titrasi asam basa dalam pelarut inert. Untuk menentukan asam
digunakan larutan baku asam kaut misalnya HCl, sedangkan untuk menentuan basa
digunakan larutan basa kuat misalnya NaOH. Titik akhir titrasi biasanya ditetapkan
dengan bantuan perubahan indikator asam basa yang sesuai atau dengan bantuan
peralatan seperti potensiometri, spektrofotometer, konduktometer. (Rivai, H, 1990)
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant.
Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya
secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai
dengan berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”, yaitu
titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah
basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan : [H+] = [OH-].
Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna
indikator disebut sebagai “titik akhir titrasi”. Titik akhir titrasi ini mendekati titik
ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik
akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik ekuivalen. (Esdi, 2011)
Titrasi asam – basa adalah titrasi dimana reaksi antara titrat dan titrannya
merupakan reaksi asam – basa. Alkalimetri adalah penetapan kadar secara kuantitatif
terhadap senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan standar senyawa basa.
Reaksi antara senyawa asam dan basa pada dasarnya adalah reaksi netralisasi, yaitu
reaksi antara donor proton (asam) dengan resipien/aseptor proton (basa). Jika asam
dan salah satu lemah maka garam akan terhidrolisa dan larutan sedikit asam/basa.
Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode kimia analisa kuantitatif yang
didasarkan pada prinsip titrasi asam-basa. Asidi-alkalimetri berfungsi untuk
menentukan kadar asam-basa dalam suatu larutan secara analisa volumetri. Titik akhir
dari titrasi ini mudah dilihat dengan penambahan indikator yang sesuai. Percobaan ini
dilakukan untuk menentukan kadar asam Cuka (CH 3COOH) dengan titrasi Asidi-
Alkalimetri. Sampai pH asam cuka berubah menjadi larutan basa, untuk ditentukan
kadarnya.
Asam cuka, disebut juga asam etanoat atau asam cuka merupakan senyawa kimia
asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan.
Asam cuka memiliki rumus empiris C 2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk
CH3COOH. Asam cuka murni (disebut asam cuka glasial) adalah cairan higroskopis tak
berwarna dan memiliki titik beku 16.7°C. Rumus struktur asam cuka dapat
digambarkan sebagai berikut:
Asam cuka merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, selain
asam format. Larutan asam cuka dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya
hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H + dan CH3COO-. Asam cuka merupakan
pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam cuka digunakan dalam
produksi polimer, seperti polietilena tereftalat, selulosa cuka, dan polivinil cuka,
maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam cuka
digunakan sebagai pengatur keasaman Asam cuka dapat diproduksi secara alami
(fermentasi aerob) dan sintesis (M. Natsir Arsyad,2001). Reaksi pembentukan asam
cuka secara alami dapat dituliskan sebagai berikut :
bakteri
C6H12O6(aq) C2H5OH(aq) 2 CH3COOH (aq) + H2O (l) +116 kal
Reaksi pembentukan asam cuka secara sintesis, yaitu destilasi dari etuna
reaksinya sebagai berikut:
PERSATUAN
NO KRITERIA UJI SATUAN
CUKA DAPUR CUKA MEJA
1 Keadaan
1.1 Bentuk Cairan Cairan
- encer,jernih,tidak encer,jernih,tidak
berwarna berwarna
1.2 Bau - Khas asam cuka Khas asam cuka
2 Kadar asam cuka.% %b/b Min 12,5 Min 4-12,5
3 Cemaran logam
3.1 Seng (Zn) Mg/kg Maks 2 Maks 1
3.2 Besi (Fe) Mg/kg Maks 0,5 Maks 0,3
Salah satu dari empat golongan utama dalam penggolongan analisis titrimetri
adalah reaksi penetralan atau asidimetri dan alkalimetri. Asidi dan alkalimetri ini
melibatkan titrasi basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam
lemah (basa bebas) dengan suatu asam standar (asidimetri), dan titrasi asam yang
terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah (asam bebas) dengan
suatu basa standar (alkalimetri). Bersenyawanya ion hidrogen dan ion hidroksida untuk
membentuk air merupakan akibat reaksi-reaksi tersebut (Basset, J, 1994).
Larutan yang mengandung reagensia dengan bobot yang diketahui dalam suatu volume
tertentu dalam suatu larutan disebut larutan standar. Sedangkan larutan standar primer
adalah suatu larutan yang konsentrasinya dapat langsung ditentukan dari berat bahan
sangat murni yang dilarutkan dan volume yang terjadi. Suatu zat standar primer harus
memenuhi syarat seperti dibawah ini:
Asam asetat adalah salah satu contoh dari asam karboksilat yang mempunyai
gugus fungsi –COOH yang disebut gugus karboksil. Karena merupakan gugus dari
karbonil (-OH). Asam asetat juga di sebut sebangai senyawa kimia asam organikyang
dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan asam cuka memiliki
rumusEmoiris C2CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan
higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik brku 16.6ᵒC.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana. Setelah
asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya
hanya terdisosiasi sebagai menjadi ion H + dan CH3COO- asam asetat merupakan
pereaksi kimia dan bahan bku industri yang penting berdasarkan BSN, kadar asam
asetat yang baik untuk dikonsumsi tubuh adalah 3% maksimum 60 mg/kg.
Asam asetat terdapat dalam cuka makan memiliki kadar sekitar 20-25%. Asam
asetat murni di sebut asam glasial merupakan campuran bening tidak berwarna, berbau
sangat tajam dan membeku pada 16,6ᵒC membentuk kristal yang menyerupai es atau
gelas. Selain itu asam asetat digunakan sebagi bahan untuk memproduksi monomer viil
asetat (vinyl actate monomer). Asam asetat juga digunakan dalam produksi anhidrida
asetat dan ester. Berdasarkan BSN, kadar asam asetat yang baik untuk dikonsumsi
tubuh adalah 3% maksimum 60 mg/kg.
Struktur kristal asam asetat menunjukkan bahwa molekul – molekul asam asetat
berpasangan membentuk dimer yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen. Dimer juga
dapat dideteksi pada uap bersuhu 120ᵒC. Dimer juga terjadi pada larutan encer di
dalam pelarut tak-berikatan-hidrogen, dan kadang – kadang pada cairan asam asetat
murni. Dimer dirusak dengan adanya pelarut berikatan hidrogen (misalnya air). Entalpi
disosiasi dimer tersebut diperkirakan 65,0 – 66,0 kj/mol, entropi disosiasi sekitar 154 –
157 mol-1 K-1. Sifat dimerisasi ini juga dimiliki oleh asam karboksilat sederhana lainnya.
b.Sebagai pelarut
asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air dan
etanol. Asam asetat memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6,2. Sehingga ia
bisa melarutkan baik senyawa polar seperti garam anorganik dan gula maupun
senyawa non-polar seperti minyak dan unsur unsur seperti sulfur dan iodin. Asam
asetat bercambur dengan mudah dengan pelarut polar atau nonpolar lainnya seperti
air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam asetat
ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri kimia.
Asam asetat pekat bersifat korosif dan karena itu harus digunakan dengan
penuh hati hati. Asam asetat menyebabkan luka bakar, kerusakan mata permanen, serta
iritasi pada membran mukosa. Luka bakar atau lepuhan bisa jadi tidak terlihat hingga
bebrapa jam setelah kontak. Sarung tangan latex tidak dari dari asam asetat, sehingga
dalam menangani senyawa ini perlu digunakan sarung tangan berhan karet nitril. Asam
asetat pekat juga dapat terbakar di laboratorium, namuun dengan sulit. Ia menjadi
mudah terbakar jika suhu ruangan melebihi 39ᵒC (102ᵒF), dan dapat membentuk
campuran yang mudah meledak di udara (ambang ledakan 5,4%-16%)
Lartan asam asetat dengan konsentrasi lebih dari 25% harus ditangani di
sungkup asap (fume hood) karena uapnya yang korosif dan berbau. Asam asetat encer
seperti pada cuka, tidak berbahaya. Namun konsumsi asam asetat yang lebih pekat
adalah berbahaya bagi manusia maupun hewan. Hal itu dapat menyebabkan kerusakan
pada sistem pencenaan, dan perubahan yang mematikan pada keasaman darah.
LARUTAN STANDAR
Dengan demikian, maka dikenal ada dua jenis larutan, yaitu larutan standar
primer dan larutan standarsekunder. Sedangkan proses penetapan konsentrasinya
(biasanya dalam sistem kenormalan). Larutan standar sekunder dengan menggunakan
larutan standar primer di sebut standarisasi.
Reaksi antar titran dengan zat yang dipilih sebagai standar primer harus
memenuhi syarat untuk analisa titrasi volumetri, yaitu:
1. Harus mudah diperoleh dalam bentuk murni atau dalam keadaan kemurnan
yang konsentrasinya di ketahui dengan harga yang wajar
2. Zat itu harus tetap, harus mudah dikeringkan dan tidak terlalu higroskopis, tidak
berkurang beratnya jika terkenaudara, garam hidratnya biasa tidak
dipergunakan dalam standar primer
3. Mempunyai bobot ekuivalen tinggi agar dapat mengurangi konsentrasi keslahan
pada penimbangan
Indikator PP adalah asam dwiprotik yang tak berwarna. Mula – mula zat ini
berdiosiasi menjadi suatu bentuk tak berwarna dan kemudian dengan kehilangan
proton kedua, menjadi ion dengan sistem konjungasi maka timbullah warna merah.
Untuk asam lemah, dimana pH titik kesetaran diatas 7 dan biasanya di pilih
phenoptalein. Untuk basa lemah, dimana pH titik kesetaraan dibawah 7, biassanya
digumakan metil merah atau metil orange. Untuk asam kuat dan basa kuat biasanya
dipilih metil merah,brom timol biri, dan phenoptalein.
Reaksi daasar dari titrasi asam basa yaitu penetralan atau netralisasi yang
menghasilkan garam dan air. Misanya reaksi antara natrium hidroksida dan asam
klorida.
Bila diukur beberapa ml larutan dari titrasi asam dengan titar tertentu
diperlukan untuk menetralkan suatu larutan basa, kadarnya atau titrannya asam maka
pekerjaan itu disebut asidimetri sedangkan bila penitarnya sebaliknya, asam dengan
basa yang titarnya diketahui disebut alkalimetri. Ternyata ion OH - setara dengan 1 ion
H+. Maka dapat disimpulkan bahwa 1 gram setara asam atau basa adalah jumlah asam
yang mengandung ion H+ atau 1 gram OH-, dengan kata lain 1 gram setara (garam
ekuivalen) asam atau basa yang berkedudukan n adalah 1/n gram mol zat terlarut
BAB III
ANALISA KADAR
Tujuan :
Dasar Prinsip : Cuka makanan mengandung beberapa jenis asam yang konsentrasinya
dapat ditentukan melalui titrasi dengan menggunakan basa kuat seperti NaOH. Jumlah
asam utama yang terdapat pada kebanyakan cuka makanan yaitu asam asetat. Untuk
menunjukkan titik akhir titrasi digunakan indikator fenolftalin (PP).
Reaksi :
Alat
Bahan
Aquades
Sampel CH3COOH (asam asetat)
Sampel H2C2O4.2H2O (asam oksalat)
Sampel asam cuka
Sampel NaOH (natrium hidroksida)
Indicator PP (phenol phtalein)
Kertas saring
Sampel cuka (Dixi, tujuh sembilan, indomaret)
PROSEDUR KERJA
a. NaOH I
Tabel 2 standarisasi NaOH I
Volume asam
Titrasi Volume NaOH (ml) Perubahan warna
oksalat (ml)
1 10 7,6 Merah muda - putih
2 10 7,8 Merah muda - putih
3 10 7,9 Merah muda - putih
Rata - rata 7,76
Volume penitar
NO Sampel Vrata-rata
V1 V2 V3
1 Dixi 31,2 ml 30,6 ml 30,1 ml 30,64
2 Tujuh sembilan 29,4 ml 28,6 ml 28,8 ml 28,94
3 Idomaret 32,2 ml 31,3 ml 31,6 ml 31,7
Hasil perhitungan
No Berat
N.NaOH V.NaOH
Sampel FP (ml) BM sampel %FFA
(N) (ml)
(ml)
1 Dixi 10 60 0,1 45 10 27%
2 Tujuh sembilan 10 60 0,1 16,15 10 9,69%
3 Indomaret 10 60 0,1 54 10 32,4%
PEMBAHASAN :
Praktikum ini memiliki beberapa tujuan, yang pertama adalah mengetahui cara
menimbang yang baik dengan neraca digital. Tujuan lain adalah dapat membedakan
larytan standar primer yaitu larutan yang mengandung zat padat murni yang
konsentrasi larutannya di ketahui secara pasti melalui metode gravimetri (perhitungan
massa). Sedangkan larutan sekunder yaitu larutan suatu zat yang konsentrasi
larutannya tidak diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak pernah
murni. Konsentrasi larutan ini di tentukan dengan melakukan standarisasi
menggunakan larutan standar primer, biasanya melalui metode titrimetri.
Praktikum ini bertujuan mengetahui kadar asam aetat yang terdapat dalam asam
cuka perdagangan yang beredar di pasaran. Praktikum ini melibatkan beberapa proses,
seperti pengenceran, titrasi dan standarisasi larutan. Pengenceran dilakukan untuk
memperkecil kesalahan pada saat titrasi, karna semakin encer asam cukanya, maka
hasilnyapun akan sangat teliti. Pengenceran juga bermanfaat untuk menghemat bahan
kimia yang digunakan untuk titrasi.
Titrasi asam basa sering disebut reaksi netralisasi. Dalam titrasi ini, dapat
menggunakan larutan standar asam atau larutan standar basa. Reasi netralisasi terjadi
antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion hidroksida sebagai basa dan membentuk
air yang bersifat netral.
Untuk menentukan kadar asam asetat dalam cuka perdagangan. Penitar yang
digunakan adalah NaOH yang telah distandarisasi. Dan sampel cuka yang digunakan
adalah cuka merk dixi, tujuh sembilan, dan indomaret. Pada cuka merek dixi volume
penitar yang diperoleh sebesar 45 ml. Sehingga diperoleh hasil kadar asam asetat
terdapat pada merk dixi sebesar 27%. Pada cuka merk tujuh sembilan diperoleh volume
penitar sebesar 16,15 ml. Sehingga hasil untuk kadar asam asetat pada merk cuka tujuh
sembilan sebesar 9,69%. Pada cuka merk indomaret di peroleh volume penitar sebesar
54 ml. Sehingga hasil untuk kadar asam asetat pada cuka merk indomaret sebesar
32,4%.
KESIMPULAN :
Dari hasil praktikum dapat dimpulkan bahwa:
kadar asam asetat terdapat pada merk dixi sebesar 27%
kadar asam asetat pada cuka merk indomaret sebesar 32,4%
kadar asam asetat pada merk cuka tujuh sembilan sebesar 9,69%
DAFTAR PUSTAKA :
amborowati cindyy,2015. Penentuan kadar asam asetat dalam
cuka.id.scribd.com. diakase pada tanggal 20 maret 2020-03-25
https://www.academia.edu/33786213/PEMBAHASAN_asam_asetat_fix
https://docplayer.info/73047243-Penentuan-kadar-asam-asetat-dalam-asam-cuka-dengan-
alkalimetri.html
https://www.scribd.com/doc/234010237/Penentuan-Kadar-Asam-Asetat-Dalam-Cuka-
Makan-Dengan-Metode-Tittrasi-Asam-Basa
LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_ANORGANIK_STANDARISASI_LARUTAN_NaOH_0
_1_M_SERTA_PENGGUNAANNYA_DALAM_PENETAPAN_KADAR_ASAM_CUKA_PE
RDAGANGAN