Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.1.1 LATAR BELAKANG LARUTAN ASAM BASA
Asam dan basa merupakan sesuatu yang tidak asing lagi
dalam kehidupan kita sehari. Banyak barang yang kita gunakan
dalam kehidupan sehari-hari termasuk ke dalam contoh asam dan
basa. Seperti buah-buahan, sayur-sayuran, bahan industri, sabun,
detergen , dan lain sebagainya.
Asam dan basa juga merupakan materi yang wajib dipelajari
oleh siswa kelas XI program IPA karena bab tentang pelajaran
asam dan basa termasuk dalam kompetensi dasar dalam mata
pelajaran Kimia kelas XI IPA. Banyak siswa di kelas XI IPA
yang belum mengerti serta belum bisa membedakan dan
menentukan antara larutan asam dan basa. Banyak juga orang
yang belum mengetahui bahwa beberapa ekstrak bunga dan
tanaman lain dapat dijadikan sebagai indikator alami untuk
menentukan suatu larutan bersifat asam atau bersifat basa.
Oleh karena itu, kami sebagai siswa kelas XI IPA ingin lebih
memperjelas tentang materi asam dan basa tersebut dengan
melakukan penelitian ulang tentang cara menentukan larutan
asam dan basa. Tidak hanya dengan menggunakan kertas lakmus,
tetapi juga menggunakan ekstrak dari beberapa tanaman.
1.1.2 LATAR BELAKANG TITRASI ASAM BASA
Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar
suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui
konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis
reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila
melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam
basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi
oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan
pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.

1
Berbicara masalah reaksi asam-basa atau yang biasa juga
disebut reaksi penetralan, maka tidak akan terlepas dari titrasi
asam-basa. Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa reaksi asam-
basa atau reaksi penetralan dapat dilakukan dengan titrasi asam-
basa. Adapun titrasi asam-basa ini terdiri dari titrasi asam kuat-
basa kuat, titrasi asam kuat-basa lemah, titrasi basa lemah-asam
kuat, dan titrasi asam lemah-basa lemah. Titrasi asam-basa ini
ditentukan oleh titik ekuivalen (equivalent point) dengan
menggunakan indikator asam-basa.
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant”
dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang
telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan
biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant
biasanya berupa larutan. Pada laporan kali ini akan di jelaskan
mengenai titrasi asam-basa.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 RUMUSAN MASALAH LARUTAN ASAM BASA
- Apakah larutan asam dan larutan basa itu ?
- Larutan apa saja yang termasuk larutan asam dan yang
termasuk basa ?
- Bagaimana cara menentukan sifat larutan asam atau basa
menggunakan kertas lakmus ?
- Bagaimana cara menentukan sifat larutan asam atau basa
menggunakan ekstrak tanaman ?
1.2.2 RUMUSAN MASALAH TITRASI ASAM BASA
- Apa itu titrasi asam basa?
- Apa kegunaan titrasi asam basa?
- Apa kelebihan titrasi asam basa?
- Apa kekurangan titrasi asam basa?

2
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 TUJUAN PENELITIAN LARUTAN ASAM BASA
- Untuk mengetahui tentang larutan asam dan basa
- Untuk mengetahui larutan-larutan yang termasuk larutan
asam dan larutan basa
- Untuk mengetahui cara menentukan sifat larutan asam atau
basa menggunakan kertas lakmus
- Untuk mengetahui cara menentukan sifat larutan asam atau
basa menggunakan ekstrak tanaman
1.3.2 TUJUAN PENELITIAN TITRASI ASAM BASA
- Untuk mengetahui apa itu titrasi asam basa
- Untuk mengetahui prinsip titrasi asam basa
- Untuk mengetahui kelebihan titrasi asam basa
- Untuk mengetahui kekurangan titrasi asam basa

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian bagi penulis ialah :


- Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada tentang mata
pelajaran Kimia khususnya pada subbab Larutan Asam Basa dan
titrasi asam basa
- Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang larutan asam
basa dan titrasi asam basa dengan melakukan praktek dan percobaan
langsung
- Dapat mengetahui langsung cara menentukan larutan asam basa dan
menghitung titrasi asam basa
- Dapat mendapatkan nilai kimia lebih baik jika benar-benar paham
atas pelajaran larutan asam basa dan titrasi asam basa

3
Manfaat penelitian bagi pembaca :
Bagi pembaca siswa/pelajar
- Lebih memahami kompetensi dasar mata pelajaran Kimia kelas XI
IPA
- Dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta lebih mengerti
tentang pelajaran larutan asam basa dan titrasi asam basa
- Dapat mengetahui cara menentukan larutan asam basa dan titrasi
asam basa
- Mendapatkan nilai kimia yang lebih baik jika bacaan ini benar-
benar dimengerti.
Manfaat bagi masyarakat umum :
- Mengetahui bahan-bahan sehari-hari disekitar kita yang bersifat
asam maupun basa
- Mengetahui bahwa ekstrak bunga atau tanaman yang ada di sekitar
kita dapat dimanfaatkan menjadi indikator alami untuk menentukan
larutan asam atau larutan basa.

1.5 METODE PENELITIAN


Metode penelitian yang kami gunakan adalah metode
penelitian langsung di laboratorium. Tempat kami melakukan
penelitian adalah laboratorium SMA Negeri 1 Way Jepara bersama
guru pembimbing kami ibu Dwi Susiloningtyas, S,Si. sedangkan
waktu penelitian adalah mulai dari tanggal 3-4 Mei 2019 dengan
lama waktu penelitian adalah 2 hari.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 LANDASAN TEORI LARUTAN ASAM BASA


Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam
(acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa
(alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan
dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan
basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-
buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk
memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan
asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit.

Pada tahun 1887, Svante August Arrhenius, seorang ahli kimia


dari Swedia mengemukakan tentang asam dan basa. Menurut
Arrhenius, asam adalah zat-zat yang dapat memberikan ion Hidrogen
(H+) bila dilarutkan ke dalam air atau yang dapat memperbesar
konsentrasi ion H+ dalam air. Sedangkan basa adalah zat-zat yang
dalam air dapat menghasilkan ion hidroksil (OH-) atau zat yang dapat
memperbesar konsentrasi ion OH- dalam air. Suatu larutan dapat
dikatakan bersifat asam jika memiliki PH <7 (0-6,9) dan suatu larutan
dapat dikatakan memiliki sifat basa jika memiliki PH >7 (7,1-14).
Sedangkan jika suatu larutan memiliki PH 7 maka larutan tersebut
disebut bersifat netral.
Definisi asam-basa menurut Bronsted-Lowry
Pada tahun 1923, Bronsted dan Lowry mendefinisikan :
Asam adalah suatu senyawa yang dapat memberikan proton (H+) Basa
adalah suatu senyawa yang dapat berperan sebagai menerima proton
(H+).

2.2 LANDASAN TEORI TITRASI ASAM BASA


Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat
dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya.
Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di
dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa

5
maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang
melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi
yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.
Reaksi asam-basa dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi
larutan asam atau larutan basa. Penentuan itu dilakukan dengan cara
meneteskan larutan basa yang telah diketahui konsentrasiya ke dalam
sejumlah larutan asam yang belum diketahui konsentrasinya atau
sebaliknya. Penetesan dilakukan hingga asam dan basa tepat habis
bereaksi. Waktu penambahan hingga asam dan basa tepat habis disebut
titik ekuivalen. Dengan demikian, konsentrasi asam atau basa dapat
ditentukan jika salah satunya sudah diketahui. Proses penetapan
konsentrasi tersebut disebut titrasi asam-basa.
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan
biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah
diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya
diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa
larutan.
Metode titrimetri yang didasarkan pada reaksi asam basa ini adalah
titrasi asam basa (Asidimetri dan alkalimetri). Titrasi ini termasuk
reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hydrogen yang berasal dari
asam dengan ion yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang
bersifat netral. Berdasarkan konsep lain reaksi netralisasi dapat juga
dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima
proton (basa).
Dalam menganalisis sampel yang bersiaft basa, maka kita dapat
menggunakan larutan standar asam, metode ini dikenal dengan istilah
asidimetri. Sebaliknya jika kita menentukan sampel yang bersifat
asam, kita akan menggunkan lartan standar basa dan dikenal dengan
istilah alkalimetri.
Dalam melakukan titrasi netralisasi kita perlu secara cermat
mengamati perubahan pH, khususnya pada saat akan mencapai titik
akhir titrasi, hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan dimana
akan terjadi perubahan warna dari indicator

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PRINSIP TITRASI ASAM BASA


Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer
ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar
larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan
sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai
keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat
habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”, yaitu
titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik
dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam
yang dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan keadaan dimana titrasi
dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator disebut
sebagai “titik akhir titrasi”. Titik akhir titrasi ini mendekati titik
ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen.
Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik
ekuivalen.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan,
kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai
keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume
dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.
Titrasi netralisasi adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi antara
suatu asam dengan basa.
H3O+ + OH– ⇔ 2 H2O
Dalam titrasi ini berlaku hubungan jumlah ekivalen asam (H 3O+)
sama dengan jumlah ekivalen basa (OH–).
Larutan baku yang digunakan pada titrasi netralisasi adalah asam
kuat atau basa kuat, karena zat-zat tersebut bereaksi lebih sempurna
dengan analit dibandingkan dengan jika dipakai asam atau basa yang

7
lebih lemah. Larutan baku asam dapat dibuat dari HCl, H 2SO4 atau
HClO4, sedangkan larutan baku basa dibuat dari NaOH atau KOH.
Larutan baku primer adalah larutan yang konsentrasinya dapat
ditentukan dengan perhitungan langsung dari berat zat yang
mempunyai kemurnian tinggi, stabil dan bobot ekivalen tinggi
kemudian dilarutkan sampai volume tertentu. Sedangkan larutan baku
sekunder, konsentrasinya harus ditentukan terlebih dahulu dengan
pembakuan/standarisasi terhadap baku primer.

Contoh:
Baku primer : Na2CO3, Na2B4O7, Kalium
Hidrogen Ptalat (KHP), H2C2O4
Baku sekunder : HCl, H2SO4, NaOH, KOH

Titrasi netralisasi dapat berlangsung antara asam kuat dengan basa


kuat; asam/basa lemah dengan basa/asam kuat seperti:
NH4OH + H3O+ ⇔ NH4+ + 2H2O (basa lemah dengan
asam kuat)
CH3COOH + OH– ⇔ CH3COO– + H2O (asam lemah dengan
basa kuat)
CH3COO– + H3O+ ⇔ CH3COOH + H2O (garam dengan asam
kuat)
NH4+ + OH– ⇔ NH3 + H2O (garam dengan asam
kuat)

Kedua contoh terakhir di atas menggambarkan titrasi garam


monofungsional. Garam-garam tersebut dalam air mengalami
hidrolisis menghasilkan larutan yang bersifat asam atau basa. Apakah
garam-garam ini dititrasi dengan asam atau basa bergantung pada nilai

8
Ka dan Kb. Bila nilai Ka>Kb (larutan lebih bersifat asam), maka
garam tersebut dapat dititrasi dengan basa, bila sebaliknya (Ka<Kb),
garam tersebut dapat dititrasi dengan asam. Titik ekivalen dicapai pada
pH larutan CH3COOH atau NH4OH.

3.2 CARA MENGETAHUI TITIK EKUIVALEN


Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi
asam basa, antara lain:
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama
titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume
titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi
tersebut adalah “titik ekuivalen”.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan dua hingga
tiga tetes (sedikit mungkin) pada titran sebelum proses titrasi
dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen
terjadi, pada saat inilah titrasi dihentikan. Indikator yang dipakai dalam
titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya
dipengaruhi oleh pH.Penambahan indikator diusahakan sesedikit
mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.

Indikator Perubahan warna Pelarut


Asam Basa

Thimol biru Merah Kuning Air

Metil kuning Merah Kuning Etanol


90%

Metil jingga Merah Kuning- Air


jingga

9
Metil merah Merah Kuning Air

Bromtimol Kuning Biru Air


biru

Fenolftalein Tak Merah- Etanol


berwarna ungu 70%

Thimolftalein Tak biru Etanol


berwarna 90%
Pada umumnya cara kedua lebih dipilih karena kemudahan dalam
pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis,
walaupun tidak seakurat dengan pH meter. Gambar berikut merupakan
perubahan warna yang terjadi jika menggunakan indikator fenolftalein.

Ph <0 0−8.2 8.2−12.0 >12.0

Kondisi Sangat Asam atau Basa Sangat


asam mendekati basa
netral

Warna Jingga Tidak Pink Tidak


berwarna keunguan berwarna

Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih
sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan
dengan memilih indikator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang
akan dilakukan.
Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan
warna indikator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.

10
3.3 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ASAM BASA
Menurut Arrhenius, larutan bersifat asam jika senyawa tersebut
melepaskan ion hidronium (H3O+) saat dilarytkan dalam air, atau
asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+.
Menurut Arrhenius, basa adalah senyawa yang dapat melepas ion
hidroksida (OH-) jika dilarutkan dalam air.
Kelebihan dan kekurangan teori asam basa arrhenius, yaitu :
1. Kelebihan
Mampu menyempurnakan teori asam yang dikemukakan oleh Justus
Von Liebig. Liebig menyatakan bahwa setiap asam memiliki hidrogen
(asam berbasis hidrogen). Pernyataan ini tidak tepat, sebab basa juga
memiliki hidrogen.
2. Kekurangan
a. Teori asam basa Arrhenius terbatas dalam pelarut air, namun
tidak dapat menjelaskan reaksi asam basa dalam pelarut lain atau
bahkan reaksi tanpa pelarut.
b. Teori asam basa Arrhenius hanya terbatas sifat asam dan basa
pada molekul, belum mampu menjelaskan sifat asam dan basa ion
seperti kation dan anion.
c. Tidak menjelaskan mengapa beberapa senyawa yang
mengandung hidrogen dengan bilangan oksidasi +1 (seperti HCl) larut
dalam air untuk membentuk larutan asam, sedangkan yang lain seperti
CH4 tidak.
d. Tidak dapat menjelaskan mengapa senyawa yang tidak memiliki
OH-, seperti Na2CO3 memiliki karakteristik seperti basa.
3.4 JENIS – JENIS TITRASI ASAM BASA
Titrasi asam basa dapat dikelompokan sebagai berikut :

11
1. Basa Lemah vs Asam Kuat
Titrasi basa lemah dan asam kuat adalah analog dengan titrasi asam
lemah dengan basa kuat, akan tetapi kurva yang terbentuk adalah
cerminan dari kurva titrasi asam lemah vs basa kuat. Sebagai contoh
disini adalah titrasi 0,1 M NH4OH 25 mL dengan 0,1 HCl 25 mL
dimana reaksinya dapat ditulis sebagai:
NH4OH + HCl -> NH4Cl + H2O

Kurva titrasinya dapat ditulis sebagai berikut:


Kurva titrasi 0,1 M NH4OH dengan 0,1 M HCl

Pada awal titrasi dalam Erlenmeyer hanya terdapat NH4OH, karena


NH4OH adalah basa lemah maka tidak semua akan terionisasi untuk
mencari pH nya.
Setelah titrasi berlangsung maka akan terbentuk sistem buffer
disebabkan dalam larutan sekarang terdapat NH4OH dan NH4Cl. Pada
saat ini kurva titrasi berada pada daerah yang landai dan pH larutan
ditentukan oleh pebandingan [NH4Cl]/[NH4OH].
Pada titik tengah titrasi yaitu setengah jumlah mol baik HCl dan
NH4OH bereaksi maka [NH4Cl] akan sama dengan [NH4OH]
akibatnya pH akan sama dengan pKb (ingat persamaan Henderson-
Hasselbalch. Kb NH4OH adalah 10-5.
pH = pKb = 5
Pada saat titik ekuivalen dicapai maka dalam larutan sekarang hanya
terdapat NH4Cl adalah garam dari asam kuat dan basa lemah sehingga
dalam larutan akan terhidrolisis parsial dengan reaksi sebagai berikut:
NH4Cl -> NH4+ + Cl-
NH4+ + H2O -> NH4OH + H+

12
Dalam larutan sekarang akan bersifat asam disebabkan terdapat H+
dari hidrolisis parsial NH4Cl.

2. Asam Lemah vs Basa Kuat


Asam lemah yang dicontohkan disini adalah asam asetat CH3COOH
(biasanya kita singkat menjadi HOAc) dan dititrasi dengan basa kuat
NaOH. Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut:
HOAc + NaOH -> NaOAC + H2O
Dan kurva titrasi antara 0,1 M HOAc 50 mL dengan 0,1 M
NaOH 50 mL dapat digambarkan sebagai berikut

Kurva titrasi 0,1 M CH 3 COOH dengan 0,1 M NaOH


Pada saat sebelum titrasi dalam Erlenmeyer hanya terdapat asam
asetat. HOAc adalah asam lemah sehingga dalam laruta tidak
terdisosiasi sempurna, dan untuk mencari konsentrasi H+ nya kita
menggunaka rumus pH asam lemah. 0,1 M HOAc dengan volume 50
mL memiliki pH sekitar 3.
Setelah titrasi dijalankan dengan penambahan sedikit demi sedikit
NaOH maa dalam larutan akan terbentuk NaOAc sebagai hasil reaksi
antara NaOH dan HOAc. Dalam larutan sekarang terdapat HOAc yang
belum bereaksi serta NaOAc sehingga terbentuk sistem buffer. pH
larutan pun sedikit demi sedikit beranjak naik sebagai fungsi
perubahan perbandingan [OAc-]/[HOAc].
3. Asam Kuat vs Basa Kuat
Titran yang dipakai dalam jenis titrasi asam basa ini
adalah asam kuat dan basa kuat. Titik akhir titrasi mudah
diketahui dengan membuat kurva titrasi yaitu plot antara pH
larutan sebagai fungsi dari volume titran yang
ditambahkan. Sebagai contoh titrasi asam kuat dan basa kuat
adalah titrasi HCl dengan NaOH.

13
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
HCl + NaOH NaCl + H2O
H+ + OH- H2O
Reaksi umum yang terjadi pada titrasi asam basa dapat ditulis
sesuai dengan reaksi kedua diatas. Ion H+ bereaksi dengan
OH- membentuk H2O sehingga hasil akhir titrasi pada titik
ekuivalen pH larutan adalah netral. Kurva titrasi antara 50
mL HCl 0,1 M dengan 50 mL NaOH 0,1 M dapat ditunjukkan
dengan gambar berikut ini:
Kurva Titrasi 0,1 M HCl dengan 0,1 M
NaOH
4. Titrasi asam lemah dan basa lemah
Pada akhir titrasi akan terbentuk garam yang berasal dari
asam lemah dan basa lemah. Misal : Asam asetat dan NH4OH
CH3COOH + NH4OH —> CH3COONH4 + H2O

3.5 RUMUS UMUM TITRASI


Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalen asam akan sama dengan
mol-ekuivalen basa, maka hal ini dapat ditulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas (N)
dengan volume, maka rumus diatas dapat ditulis sebagai berikut:
N asam x V asam = N asam x V basa
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan
jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH- pada basa, sehingga
rumus diatas menjadi:
(n x M asam) x V asam = (n x M basa) x V basa

14
Keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = Jumlah ion H +(pada asam) atau OH- (pada basa)

3.6 CONTOH ASAM BASA


Metode titrasi asm basa bisa kita gunakan
dalam menentukan bilangan saponikasi. Bilangan
saponifikasi didefinisikan sebagai milligram KOH yang
diperlukan untuk menitrasi 1 gram lemak dengan reaksi:0,10
gram mentega dititrasi dengan menggunakan 25 mL KOH
0,250 N. Setelah proses saponifikasi berlangsung sempurna
maka KOH yang tidak bereaksi dengan mentega dititrasi
dengan 0,250 N HCl dan membutuhkan 9,26 mL. Berapakah
bilangan saponifikasi/bilanga penyabunan dari mentega
tersebut? Dan hitung pula berapa berat formula lemak dalam
mentega tersebut (asumsikan semua mentega adalah lemak).
Penyelesaian:
Metode titrasi diatas sering dilakukan pada industri
minyak goreng dan sabun. Hal ini penting untuk mengetahui
jumlah total lemak dan asam lemak dalam minyak. Titrasi
yang dipakai adalah titrasi kembali, jadi KOH awal adalah
berlebih dan kelebihan KOH yang tidak bereaksi dengan
lemak dititrasi dengan HCl menggunakan indicator pp.
Jumlah mol KOH awal dikurangi mol KOH yang bereaksi
dengan KOH adalah jumlah mol KOH yang bereaksi dengan
lemak.

15
Titrasi asam basa berguna dalam bidang kefarmasian terutama
untuk raksi-reaksi dalam pembatan obat yang memerlukan sebuah
analisis tersendiri. Beberapa contoh asam basa yaitu :
1. Metanol yang digunakan sebagai pelarut untuk membuat
polimer dan senyawa organik yang lain seperti ester.
2. Etanol pada suhu kamar berupa zat cair bening, mudah
menguap dan berbau khas. Etanol terdapat dalam spiritus dan obat
pencuci luka.
3. Gliserol atau gliserin adalah zat cair yang kental, tidak
berwarna dan mempunyai rasa manis. Gliserol mudah larut dalam air
dengan segala perbandingan. Senyawa ini digunakan sebagai
pelembab pada tembakau dan kembang gula, pelarut obat- obatan, dan
membuat nitrogliserin (bahan pembuat peledak).
4. Eter (Alkoksialkana) digunakan sebagai pelarut dan obat
bius (anastesi) pada operasi yang diberikan melalui pernapasan.
5. Aseton digunakan untuk pembersih pewarna kuku (pelarut
senyawa karbon), bahan baku pembuat obat bius.
6. Asam asetat (asam cuka) digunakan sebagai asam yang
terdapat dalam cuka makanan.

16
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PERCOBAAN

4.1 DESKRIPSI PERCOBAAN LARUTAN ASAM BASA

Metode penelitian yang kami lakukan adalah metode eksperimen


dengan melakukan suatu percobaan kimia. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium SMA Negeri 1 Way Jepara pada tanggal 3 Mei 2019
dengan lamanya penelitian selama 1 hari.
Penelitian ini menggunakan populasi larutan-larutan kimia serta
sampel penelitian berupa larutan-larutan kimia, yaitu antara lain
seperti:
1. Detergen,

2. Air kapur,

3. Larutan HCl,
4. Larutan NaOH,
5. Alkohol

17
6. Cocacola, dan

7. Sunlight.

Sedangkan instrumen penelitian adalah berupa alat-alat kimia seperti


1. kertas lakmus,
2. pipet tetes,

3. plat uji,

18
4. Tumbukan

5. Gelas ukur,
6. Tabung kimia

7. serta menggunakan beberapa ekstrak tumbuhan sebagai indikator


alami.
Ekstrak tumbuhan yang digunakan adalah
1. Ekstrak bunga sepatu

2. Ekstrak daun pacar kayu

19
3. Bougenfille

4. serta ada indokator buatan yaitu lakmus merah dan lakmus biru.
Kami melakukan percobaan ini dengan ditemani dan dibimbing
oleh ibu Dwi Susiloningtias, S.Si selaku guru mata pelajaran
Kimia kelas XI IPA 6

4.2 HASIL PERCOBAAN LARUTAN ASAM BASA

Percobaan 1 : melalui kertas lakmus merah dan biru


Langkah kerja :
 Ambil kertas lakmus merah dan biru lalu potong kecil-kecil sesuai
kebutuhan.
 Letakkan pada plat tetes, kemudian ambil pipet tetes dan teteskan
larutan yang bersifat asam dan bersifat basa kemudian amati
perubahan warna pada kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.

20
Larutan Lakmus Lakmus Kunyit Bunga Bougenfill Pacar kayu Sifat
merah biru sepatu

HCl Merah Merah Kuning Merah Pink Hijau Asam


NaOH Biru Biru Coklat Hijau Hijau Coklat Basa
Cocacola Merah Merah Kuning Merah Ungu Coklat tua Asam
Air Biru Biru Coklat Hijau Kuning Coklat Basa
Kapur kecoklatan
Alcohol Merah Biru Kuning Ungu Pink Coklat Netral
Sunlight Biru Biru Hijau Ungu Ungu Hijau Basa
Detergen Biru Biru Coklat Hijau Hijau Coklat Basa

Percobaan 2 : menggunakan ekstrak tumbuhan.

Langkah-langkah kerja :
 Ambil ekstrak bunga
 Tumbuk dengan lumpang dan alu hingga halus

 Saring dan hanya tinggalkan ekstraknya

21
 Letakkan ekstrak pada beberapa tabung kimia serta letakkan pada
plat uji

 Teteskan larutan yang bersifat asam dan bersifat basa kemudian


amati perubahan warna ekstrak.

Dari percobaan pertama :


Dengan melakukan percobaan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa sampel alkohol memiliki sifat larutan netral karena saat ditetesi
larutan-larutan tersebut, kertas lakmus baik berwarna merah maupun
biru tidak berubah warna.
Sedangkan pada sampel larutan coca cola dan larutan HCl
disimpulkan memiliki sifat asam karena pada saat ditetesi larutan-
larutan tersebut, kertas lakmus biru akan berubah warna menjadi
merah serta kertas lakmus merah tidak berubah warna.
Sedangkan pada sampel larutan NAOH, larutan
detergen,sunlight dan larutan air kapur dapat disimpulkan memiliki
sifat basa karena pada saat ditetesi larutan-larutan tersebut, kertas
lakmus merah akan berubah warna menjadi warna biru dan kertas
lakmus biru tidak berubah warna.

Dari percobaan kedua :


Dapat disimpulkan bahwa dari beberapa sampel, terdapat
beberapa ekstrak tanaman yang dapat digunakan sebagai indikator
alami yang dapat digunakan sebagai penanda sifat asam atau sifat basa
suatu zat terlarut.

22
Dari beberapa sampel yaitu ekstrak bunga bougenville, ekstrak
pacar kayu, ekstrak bunga kembang sepatu, dan ekstrak kunyit, kami
menyimpulkan bahwa ekstrak pacar kayu dapat digunakan sebagai
indikator alami larutan asam karena ekstrak tersebut dapat berubah
warna dari coklat menjadi coklat tua setelah ditetesi sampel larutan
asam dan tidak berubah warna saat ditetesi larutan bersifat basa.
Sedangkan ekstrak kunyit merupakan indikator yang baik
untuk larutan basa karena ekstrak tersebut dapat berubah warna dari
kuning muda menjadi coklat setelah ditetesi sampel berupa air kapur
dan tidak dapat berubah warna setelah ditetesi sampel berupa coca
cola.
Ekstrak bunga bougenville merupakan ekstrak bunga yang
dapat dijadikan indikator sempurna, karena dapat menjadi indikator
larutan yang bersifat asam juga dapat menjadi indikator larutan yang
bersifat basa. Ekstrak bunga bougenville dapat berubah warna saat
ditetesi sampel yang bersifat asam, warna pink menjadi berwarna
ungu. Juga dapat berubah warna saat ditetesi sampel air kapur yang
bersifat basa. Warna ekstrak yang sebelumnya berwarna pink berubah
warna menjadi kuning kecoklatan.
Sedangkan ekstrak bunga kembang sepatu juga dapat dijadikan
indikator alami penanda larutan asam dan larutan basa karena dapat
berubah warna saat ditetesi larutan yang bersifat asam maupun
basa.ketika di tetesi larutan basa warna merah berubah menjadi hijau
dan tidak berubah warna saat di tetesi larutan basa.

4.3 DESKRIPSI PERCOBAAN TITRASI ASAM BASA


Metode penelitian yang kami lakukan adalah metode eksperimen
dengan melakukan suatu percobaan kimia. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium SMA Negeri 1 Way Jepara pada tanggal 4 Mei 2019
dengan lamanya penelitian selama 1 hari.
Penelitian ini menggunakan populasi larutan-larutan kimia serta
sampel penelitian berupa larutan-larutan kimia, yaitu antara lain
seperti:
1. Larutan HCL 0,1 M

23
2. Larutan NaOH x M

3. Indicator PP

Sedangkan instrumen penelitian adalah berupa alat-alat kimia


seperti
1. Pipet tetes
2. Erlenmeyer
3. Gelas ukur
4. Gelas kimia

Langkah kerja dalam titrasi asam basa sebagai berikut:


1. Membersihkan alat gelas yang akan digunakan agar bersih dan
kering
2. Memasukkan 10 mL larutan HCL 0,1 M ke dalam Erlenmeyer

24
3. Tambahkan 3-5 tetes indicator pp

4. Titrasi dengan larutan NaOH sampai terjadi perubahan warna


secara permanen

5. Tentukan volume NaOH yang digunakan


6. Ulangi percobaan sampai 3 kali percobaan

25
4.4 HASIL PENGAMATAN TITRASI ASAM BASA

Percobaan ke V HCL(mL) V NaOH(mL)


1 20 21 Ml
2 20 17 Ml
3 20 12 Ml

*Volume rata-rata dari NaOH = 21+17+12=50:3= 16,67


*Konsentrasi NaOH = V1.M1.n1 = V2.M2.n2
20 x 0,1 x 1= 16,67 x M2 x 1
2 = 16,67 x M2
M2 = 2 : 16,67
M2 = 0,12 / 1,2 x 10-1 mL
Jadi, konsentrasi yang diperoleh dari hasil percobaan tersebut
adalah 0,12 / 1,2 x 10-1 mL

26
BAB V
KESIMPULAN & SARAN

5.1 KESIMPULAN
5.1.1 KESIMPULAN LARUTAN ASAM BASA
- Larutan asam adalah larutan yang bersifat asam/terasa
asam dan memiliki PH kurang dari 7, sedangkan basa adalah
larutan yang bersifat basa/terasa pahit dan memiliki PH lebih dari
7. Sedangkan larutan netral adalah larutan yang tidak memiliki
sifat asam maupun basa dengan PH=7.
- Larutan yang bersifat asam sesuai dengan sampel
penelitian : coca cola, larutan HCl. Sedangkan larutan yang
bersifat basa sesuai dengan sampel penelitian yaitu : detergen,
larutan NAOH, air kapur,sunlight. Dan larutan yang bersifat
netral : alkohol
- Cara menentukan sifat suatu larutan dengan kertas
lakmus yaitu dengan meneteskan larutan tersebut ke kertas
lakmus tersebut lalu amati perubahan warna kertas lakmus.
- Cara menentukan sifat suatu larutan dengan indikator
ekstrak alami tumbuhan adalah dengan mengambil ekstrak
tumbuhan tersebut, lalu teteskan larutan asam, basa dan netral
kemudian amati perubahan warnanya. Jika warna ekstrak berubah
setelah ditetesi larutan asam, maka larutan tersebut dapat menjadi
indikator larutan asam, dan sebaliknya.

5.1.2 KESIMPULAN TITRASI ASAM BASA

1. Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar


suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui
konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis
reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila
melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam
basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi

27
oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan
pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.
2. Prinsip titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa
sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi
penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan
larutan basa dan sebaliknya.
3. Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada
titrasi asam basa, antara lain :
a. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama
titrasi dilakukan.
b. Memakai indikator asam basa.

5.2 PENUTUP DAN SARAN


Demikian karya tulis ilmiah tentang Larutan Asam Basa dan
Titrasi Asam Basa. Untuk itu, bila terjadi kesalahan dalam penulisan
ataupun uraian, kami meminta maaf yang sebesar-besarnya. Karena
memaklumi kami hanya seorang manusia biasa yang tidak luput
dengan kesalahan. kami banyak berharap pembaca dapat memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada kami sehingga karya tulis ini
bisa menjadi sempurna. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kami
khususnya, demikian juga pembaca .

28
DAFTAR PUSTAKA

Ningsih, Sri Rahayu.dkk. 2013. Sains Kimia Kelas XI SMA/MA. Jakarta :


Sinar Grafika.
http://alfikimia.wordpress.com/kelas-xi/larutan-asam-basa/a-pengertian-
asam-basa/
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_xi/definisi-
asam-dan-basa/
http://vahera-asriwaty.blogspot.com/2012/06/contoh-karya-tulis-
ilmiah.html
http://bisakimia.com/2014/09/05/titrasi-asam-basa-netralisasi/ (diakses
pada 11 Agustus 2015)
https://id.wikipedia.org/wiki/Titrasi (diakses pada 11 Agustus 2015)
https://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/titrasi-asam-basa/ (diakses
pada 11 Agustus 2015)
http://kamibarampek.blogspot.com/2014/06/laporan-praktikum-kimia-
titrasi-asam.html(diakses pada 11 Agustus 2015)
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/06/teori-asam-basa-
arrhenius-kelebihan-dan-kekurangan.html (diakses pada 11 Agustus
2015)

29
LAMPIRAN-LAMPIRAN

30

Anda mungkin juga menyukai