Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

FISIKA KIMIA PERAIRAN

PENGARUH ALKALINITAS DALAM BUDIDAYA


IKAN

Oleh:
Amirul Huda Perdana NIM. 165080501111052
Karmelita Ardynia Elviane NIM. 185080500111007

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................... 2

I. PENDAHULUAN ................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 3

1.2 Tujuan dan Kegunaan .................................................................. 3

II. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 4

2.1 Pengertian Alkalinitas ............................................................... 4

2.2 Fungsi Akalinitas Terhadap Perairan .......................................... 4

2.3 Stratifikasi Alkalinitas dan Pengaruhnya ..................................... 5

III. PENUTUP ....................................................................................... 6

3.1 Kesimpulan ................................................................................. 7

3.2 Saran .......................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 7

2
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keanekaragaman hayati pada biota akuatik merupakan suatu
anugerah yang dimiliki indonesia yang bisa dimanfaatkan masyarakat
Indonesia khususnya nelayan. Sebagaimana mahluk hidup lainya biota air
mebutuhkan lingkungan yang nyaman agar dapat hidup dengan sehat dan
tumbuh optimal. Bila lingkungan tersebut tidk memenuhi syarat, biota
tersebut akan mengalami stress atau kematian yang tidak diinginkan.
Seorang pembudidaya harus dapat mengetahui parameter kualitas air, dan
juga harus paham tentang karakteristik air yang merupakan habitas biota
air yang dibudidayakan (Djokosetiyanto et al., 2005).
Pengelolaan perairan yang telah tersedia di alam Indonesia, sudah
seharusnya kita harus mengetahui hal yang menjadikan air tetap memiliki
kualitas yang produktif. Praktikum limnologi mengenai alkalinitas perlu
dilakukan dikalangan mahasiswa perikanan, agar mahasiswa dapat
mengetahui dan memahami serta memiliki kemampuan dalam
memanfaatkan sumber daya perairan dengan mengelola potensi alam yang
telah tersedia (Muhaemi et al., 2015).
Alkalinitas adalah gambaran kapasitas air tuntuk menetlalkan asam
atau kuantitas anion di dalam air yang dapat menetralkan kation
hidrogen.Alkalinrtas juga diartikan sebagai kapasitas penyangga terhadap
perubahan pH perairan. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai
besaran yang menunjukkan kapasitas menyangga dari ionbikarbonat, dan
sampai tahap terlentu terhadap ion (Hikmah et al., 2015).

1.2 Tujuan dan Kegunaan


Tujuan dari pengukuran Alkalinitas adalah untuk mengetahui kadar
alkalinitas dalam suatu perairan. Kegunaannya adalah menambah
pengetahuan dan pengalaman tentang percobaan dan cara pengukuran
kadar alkalinitas dalam perairan, baik perairan tergenang dan perairan
mengalir

3
II. Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Alkalinitas

Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan


jumlah ion karbonat dan bikarbonat yang mengikat logam golongan alkali
tanah pada perairan tawar. Nilai ini menggambarkan kapasitas air untuk
menetralkan asam, atau biasa juga diartikan sebagai kapasitas penyangga
(Buffer capacity) terhadap perubahan pH. Nilai alkalinitas alami tidak
pernah melebihi 500 mg/liter CaCO₃. Perairan dengan nilai alkalinitas yang
terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik karena biasanya
diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium yang
tinggi (Effendi, 2003).
Alkalinitas air adalah gambaran kapasitas air untuk menetralkan
asam atau kuantitas anion di dalam air yang dapat menetralkan kation
hidrogen. Alkalinitas juga diartikan sebagai kapasitas penyangga terhadap
penurunan pH perairan. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai
besaran yang menunjukkan kapasitas penyanggahan ion bikarbonat, dan
sampai dengan tahap tertentu, juga menunjukkan penyanggahan terhadap
ion karbonat dan hidroksida dalam air. Makin tinggi alkalinitas, makin tinggi
kemampuan air untuk menyangga sehingga fluktuasi pH perairan makin
rendah. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam kalsium karbonat dengan
satuan ppm (mg/L).

2.2 Fungsi Akalinitas Terhadap Perairan


Fungsi utama alkalinitas adalah sebagai penyangga fluktuasi pH air.
Makin tinggi alkalinitas, makin tinggi kemampuan air untuk menyangga
sehingga fluktuasi pH makin rendah. Alkalinitas dan kesadahan selain
berfungsi sebagai penyangga pH, ternyata melalui kalsiumnya juga penting
dalam mempertahankan kepekaan membran sel dalam jaringan syaraf dan
otot (Smith, 1982).

4
3 Stratifikasi Alkalinitas dan Pengaruhnya

0 - 10 Tidak dapat dimanfaatkan

Alkalinitas rendah, kematian mungkin terjadi, CO2 rendah, pH


10 - 50
bervariasi, dan perairan kurang produktif
50-200 Alkalinitas sedang, pH bervariasi, CO2 sedang, produktivitas sedang

> 500 Stabil, produktivitas rendah, ikan terancam

Menurut Affandi (2004), pada umumnya, lingkungan medium yang


baik untuk kehidupan ikan adalah dengan alkalinitas di atas 20 ppm. Kisaran
alkalinitas dan kesadahan bagi ikan adalah 20 hingga 300 ppm. Alkalinitas
optimal untuk budidaya ikan secara intensif adalah 100 hingga 150 ppm.
Alkalinitas medium berpengaruh terhadap proses osmoregulasi. Alkalinitas
medium berkaitan dengan tekanan osmotik medium, dan selanjutnya,
tekanan osmotik medium akan berpengaruh terhadap tekanan osmotik
tubuh. Tekanan osmotik medium pemeliharaan berkisar dari 0,33 hingga
3,33 mOsm/kg H2O, sedangkan ikan air tawar pada kondisi yang
hipoosmotik tekanan osmotik cairan tubuhnya kira-kira 300 mOsm/l. Pada
kondisi seperti ini, ion-ion cenderung keluar dari tubuh secara difusi
sehingga cairan internal akan kekurangan ion karena ekskresi. Akibatnya,
air dari medium/lingkungan hidupnya akan cenderung menembus masuk ke
dalam bagian tubuh ikan yang mempunyai dinding tipis.
Menurut Dewi, et al . (2014), nilai alkalinitas rendah menandakan
perairan tersebut memiliki sistem buffer yang rendah. Nilai kesadahan
menggambarkan kandungan kation Ca2+ dan Mg2+ yang terlarut.. nilai
alkalinitas yang memenuhi syarat untuk budidaya ikan antara 250-300 mg/l.
Nilai alkalinitas lebih besar dari 500 mg/l menunjukkan bahwa perairan
memiliki produktivitas rendah, 200-500 mg/l perairan produktif, 50-200
mg/l produktivitas sedang, 10-50 mg/l perairan kurang produktif dan 0-10
mg/l tidak dapat dimanfaatkan. Alkalinitas menggambarkan kandungan
basa. Pada perairan yang tercemar nilai alkalinitas menggambarkan basa
dan hidroksil. Sedangkan pada perairan yang alami dan normal nilai

5
alkalinitas terutama menggambarkan nilai kebasaan dari karbonat dan
bikarbonat. Nilai alkalinitas yang memenuhi syarat untuk budidaya ikan
antara 20-300 mg/l. Nilai alkalinitas lebih besar dari 500 mg/l menunjukkan
bahwa perairan memiliki produktivitas rendah, 200-500 mg/l perairan
produktif, 50-200 mg/l produktivitas sedang, 10- 50 mg/l perairan kurang
produktif dan 0-10 mg/l tidak dapat dimanfaatkan

III. PENUTUP

6
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan hasil dan pembahasan dapat ditarik simpulan
bahwa;
1. Alkalinitas dapat mempengaruhi kehidupan ikan.
2. Terbentuknya alkalinitas karena adanya aktivitas ikan seperti
respirasi, sisa kotoran dan aktifitas metabolisme organisme itu
sendiri yang mengakibatkan tingkat keasaman pada air yang
akhirnya meningkatkan alkalinitas.
3. Alkalinitas ini sangat berhubungan dengan parameter lain terutama
kadar keasaman (pH) dalam air.
4. Semakin tinggi pH dalam air, kadar alkalinitas akan semakin tinggi
pula.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan


dan jauh dari kesempurnaan. Kami sebagai penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

DAFTAR PUSTAKA

7
Affandi, R dan M.T. Usman. 2002. Fisiologi Hewan Air. UNRI Press.,
Pekanbaru
Dewi, N. K., R. Prabowo dan N. Kariada Trimartuti. 2014 . Analisis kualitas
fisiko kimia dan kadar logam berat pada ikan mas (Cyprinus carpio
l.) dan ikan nila (Oreochromis niloticus l.) di perairan Kaligarang
Semarang. Biosaintifika. 6 (2): 1 – 8.
D. Djokosetiyanto, R. K. Dongoran dan E. Supriyono, 2005. Pengaruh
alkalinitas terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva ikan
patin siam (pangasius sp.) Jurnal Akuakultur Indonesia. 4(2): 53–56.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta. hal 258.
Hikmah, R., T.A. Barrus dan R. Leidonald . 2015 . Pengaruh kegiatan wisata
terhadap kualitas air sungai sibiru biru Kecamatan Biru-Biru
Kabupaten Deli Serdang. 1-13.
Muhaemi. R. Tuhumury dan W. Siegers . 2015 . Kesesuaian kualitas air
keramba ikan nila (oreochromis niloticus) di Danau Sentani distrik
sentani timur Kabupaten Jayapura Provinsi Papua. The Journal of
Fisheries Development. 1(2) :45-58.
Smith, L.S. 1982. Introduction to Fish Physiology. THP. Publ. Inc.,
Hongkong

Anda mungkin juga menyukai