Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENGAMATAN

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI

PRAKTIKUM
ISOLASI MIKROORGANISME DARI SUATU CAMPURAN
DAN UJI BIOKIMIA

Hari : Rabu
Kelompok : XIX
Praktikan : 1. Valentinus Satrio Adhi L. (02211840000038)
2. Selvi Amelia Virda (02211940005010)
Tanggal Percobaan : 02 Oktober 2019
Tanggal Mengumpulkan Laporan : 09 Oktober 2019
Asisten : Safira Nadila Putri

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
1

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini
sangatlah besar dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba berada di setiap bagiantubuh
kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup basar. Sebagai contoh,sekali kita bersin
dapat menebarkan beribu- ribu mikroorganisme. Satu gramtinja dapat mengandung jutaan
bakteri. Untuk memisahkan satu populasi mikroba dari populasi campuran maka diperlukan
suatu teknik yang disebut dengan isolasi mikroba. Isolasi mikroba adalah mengambil
mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan.
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya
yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Beberapa cara yang dilakukan
untuk mengisolasi mikrooraganisme antara cara goresan (streak plate), cara taburan/tuang
(pour plate), cara sebar (spread plate), cara pengenceran (dilution plate) serta
micromanipulator. Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukanlah praktikum mengenai
Isolasi Mikroba ini.
Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan untuk
mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi melalui sifat-
sifat fisiologinya. Proses biokimia erat kaitannya dengan metabolisme sel, yakni selama
reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang menghasilkan energi maupun yang
menggunakan energi untuk sintesis komponen-komponen sel dan untuk kegiatan seluler,
seperti pergerakan. Setiap mikroba memiliki sifat biokimia yang berbeda sehingga tahapan
u#i biokimia ini sangat membantu proses identinkasi. Setelah sampel diinokulasikan pada
media diferensial atau selektif, kemudian koloni kuman diinokulasikan pada media uji
biokimia. Ada 12 jenis uji yang sering digunakan dalam uji biokimia walaupun sebenarnya
masih banyak lagi media yang dapat digunakan. Pentingnya dilakukan praktikum ini adalah
untuk melakukan teknik identinkasi dan karakterisasi jenis bakteri melalui u#i biokimia

I.2 Tujuan
I.2.a Isolasi Mikroorganisme dari Suatu Campuran
A. Metode Cawan Gores

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
2

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari isolasi mikroorganisme dari
suatu campuran dengan teknik cawan gores.
B. Metode Cawan Tuang
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari isolasi mikroorganisme dari
suatu campuran dengan teknik cawan tuang.

I.1.b Uji Biokimia


A. Uji Oksidasi – Fermentasi (O-F Test)
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari kemampuan mikroorganisme
dalam mengkatabolisme, apakah berlangsung secara oksidatif atau fermentatif.
B. Katalase
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari dimiliki atau tidaknya enzim
katalase pada suatu organisme.
C. Methyl Red - Voges Proskaver / MR-VP Test
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk untuk mempelajari dihasilkan atau
tidaknya asam organik oleh suatu mikroorganisme.

I.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana teknik isolasi mikrorganisme dari suatu campuran dengan menggunakan
metode cawan gores ?
2. Bagaimana teknik isolasi mikroorganisme dari suatu campuran dengan menggunakan
metode cawan tuang ?
3. Bagaimana cara mikroorganisme melakukan metabolisme secara oksidatif ataupun secara
fermentatif ?
4. Apakah suatu mikrooragnisme memiliki enzim katalase ?
5. Apakah asam organik dihasilkan oleh suatu mikroorganisme ?

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.2.a Isolasi Mikroorganisme dari Suatu Campuran
Proses isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dari mikroba lain
dalam suatu campuran dengan maksud dapat mempelajari sifat biakan, morfologi dan sifat
mikroba. Pada percobaan ini dilakukan isolasi suatu mikroorganisme dari suatu suspensi cair
untuk mendapat biakan murni dengan menggunakan dua metode yang paling umum sering
digunakan yakni metode cawan gores dan cawan tuang. Kedua metode tersebut pada
dasarnya memiliki prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa
sehingga didapatkan suatu spesies individu yang benar-benar terpisah dari spesies lainnya.
Dengan mendapatkan suatu spesies tunggal mikroorganisme berupa biakan murni, maka
akan dapat dilakukan identifikasi terhadap mikroorganisme tersebut.
(Pelczar, 138, 2007)
Untuk percobaan cawan gores dan cawan tuang ini, menggunakan perbandingan 3:1 untuk
campuran biakan antara Rhizopus Oligosporus dan Aspergillus Niger. Untuk medianya yaitu
media PDA (Potato Dextrose Agar). Potato Dextrose Agar, sering dinotasikan sebagai PDA,
adalah media pertumbuhan mikroba yang umum dibuat dari infus kentang dan dekstrosa. Ini
adalah salah satu media yang paling banyak digunakan untuk menumbuhkan jamur dan
bakteri. PDA dapat dilengkapi dengan asam atau antibiotik yang berbeda untuk menghambat
pertumbuhan bakteri yang dapat mengganggu ragi dan jamur. Dianjurkan untuk isolasi dan
enumerasi mikroba ragi dan jamur dalam susu, kosmetik, dan sampel klinis.
Basis kaya nutrisi dari infus kentang mendorong sporulasi jamur dan produksi
pigmen pada dermatofita tertentu sementara dekstrosa mendukung pertumbuhan umum
mikroorganisme. Agar digunakan sebagai agen pemadat.
(www.mycrobe.org.Anonim.2017)
A. Metode Cawan Gores
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan
bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat
tinggi. Inokulasi dilakukan dalam kondisi aseptik, yakni kondisi dimana semua alat yang ada
dalam hubungannya dengan medium dan pengerjaan, dijaga agar tetap steril. Hal ini untuk
menghindari terjadinya kontaminasi .Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan
keadaannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaan.

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
4

Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca yang biasa disebut sebagai laminar air
flow ataupun dalam ruangan yang terjaga kesterilannya
(Putri, 283, 2017)
Metode spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri
di atas media agar yang telah memadat. Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang
tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan media agar.Pada metode cawan sebar
sebanyak 0,1 mL suspensi bakteri yang telah diencerkan (disebar pada media penyubur steril
yang telah disiapkan. Selanjutnya, suspensi dalam cawan diratakan dengan batang drugal
agar koloni tumbuh merata pada media dalam cawan tersebut, kemudian diletakkan dalam
inkubator (37 oC) selama 1-3 hari
(Digilib Unila, 18, 2017).
Metode ini cukup sulit terutama saat meratakan suspensi dengan batang drugal, untuk
menumbuhkan koloni secara merata, biakan justru terkontaminasi. Oleh karena itu, batang
drugal harus benar-benar steril, yaitu dengan mensemprotkannya terlebih oleh alkohol
kemudian dipanaskan dengan api bunsen. Perlu diingat, batang drugal, yang masih panas
akibat pemanasan dengan api bunsen, dapat merusak media agar, sehingga harus didinginkan
terlebih dahuludengan meletakkannya di atas api bunsen dengan jarak sekitar 15 cm.19
(Digilib Unila, 18-19, 2017).
Di dalam penggunaan metode spread plate dan pour plate sangat penting jika jumlah
koloni yang tumbuh pada media agar tidak terlalu banyak. Hal ini dikarenakan apabila pada
cawan petri ditumbuhi koloni yang banyak, beberapa sel tidak dalam bentuk koloni yang
tunggal, sehingga dapat menyebabkan perhitungan yang salah. Jumlah koloni yang sangat
sedikit juga tidak diharapkan karena secara statistik keakuratan hasil perhitungan jumlah
koloni ini sangat rendah. Dalam penerapannya, secara statistik yang paling baik adalah
menghitung jumlah koloni hanya jika pada media agar terdapat koloni antara 30-
300 koloni.
(Digilib Unila, 19, 2017).
B. Metode Cawan Tuang
Tujuan dari percobaan metode cawan tuang ini adalah mempelajari isolasi
mikroorganisme dari suatu campuran dengan teknik cawan tuang. Pada metode ini,
kelebihannya ialah tidak diperlukan keahlian yang cukup tinggi, tetapi membutuhkan media

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
5

yang banyak sehingga boros bahan.


(Benson, 86-91, 2002)
Dalam metode ini diperlukan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium
agar di dalam cawan petri. Setelah diinkubasi akan terbentuk koloni pada cawan tersebut
dalam jumlah yang dapat dihitung. Metode pour plate sangat mudah dilakukan karena tidak
membutuhkan keterampilan khusus dengan hasil biakan yang cukup baik. Metode ini
dilakukan dengan mengencerkan sumber isolat yang telah diketahui beratnya ke dalam 9 mL
garam fisiologis (NaCl 0,85%) atau larutan buffer fosfat. Larutan ini berperan sebagi
penyangga pH agar sel bakteri tidak rusak akibat menurunnya pH lingkungan. Pengenceran
dapat dilakukan beberapa kali agar biakan yang didapatkan tidak terlalu padat atau
memenuhi cawan (biakan terlalu padat akan mengganggu pengamatan). Sekitar 1 ml
suspensi dituang ke dalam cawan petri steril, dilanjutkan dengan menuangkan media
penyubur (nutrien agar) steril hangat (40-50 ⁰C) kemudian ditutup rapat dan diinkubasi
selama 1-2 hari pada suhu 37 ⁰C. Penuangan dilakukan secara aseptik atau dalam kondisi
steril agar tidak terjadi kontaminasi atau tumbuh atau masuknya organisme yang tidak
diinginkan (di laboratorium, kontaminasi biasanya terjadi akibat tumbuhnya kapang, seperti
Penicilium dalam biakan). 17 Media yang dituang hendaknya tidak terlalu panas, karena
selain mengganggu proses penuangan (media panas sebabkan tangan jadi panas juga), media
panas masih mengeluarkan uap yang akan menempel pada cawan penutup, sehingga
mengganggu proses pengamatan. Pada metode ini, koloni akan tumbuh di dalam
media agar. Kultur diletakkan terbalik, dimasukkan di dalam plastik dengan diikat kuat
kemudian diletakkan dalam incubator
(Digilib Unila, 16-17, 2017)
Pada metode cawan tuang ini cara menginokulasi dapat dilihat pada gambar 2 dan 3.
Pertama, biakan diambil dari tabung reaksi yang telah disediakan oleh asisten, menggunakan
jarum ose yang sebelumnya telah dipijarkan, kemudian menginokulasikan ke dalam tabung
reaksi nomor 1 serta dikocok. Cara mengocoknya yaitu tabung reaksi diletakkan di antara
kedua telapak tangan, lalu menggerakkan ke depan dan belakang. Untuk pengocokan ini
dilakukan secara hati-hati karena telah berisi organisme.

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
6

Gambar 2. Skema Metode Cawan Tuang

Gambar 3. Cara Mengocok Tabung Reaksi


(Benson, 91, 2001)
Keuntungan metode pour plate adalah sebagai berikut:
1. Hanya sel yang masih hidup yang dihitung
2. Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus
3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk
4. Mungkin berasal dari satu sel mikroba dengan penambahan spesifik.
Kelemahan metode pour plate adalah sebagai berikut:
1. Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel mikroba yang sebenarnya, karena
beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni.18
2. Medium dan kondisi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang berbeda.
3. Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk
koloni yang kompak dan jelas, tidak menyebar.
4. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi beberapa hari sehingga pertumbuhan koloni
dapat dihitung
(Digilib Unila, 17, 2017)
I.2.b Uji Biokimia
A. Uji Oksidasi – Fermentasi (O-F Test)
Pada Uji Oksidasi-Fermentasi (O-F Test) dirancang untuk membedakan bakteri atau
mikroorganisme berdasarkan metabolisme fermentasi atau oksidasi suatu molekul

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
7

karbohidrat. Fermentasi metabolisme pengolahan karbohidrat secara langsung dapat


dioksidasi menjadi piruvat dan selanjutnya dikonversi menjadi CO2 dan energi dengan
melalui siklus krebs dan rantai transpor elektron (ETC Electron Transport Chain). Lebih
sederhananya, fermentasi tidak membutuhkan eksistensi oksigen atau berjalan secara
anaerob sedangkan oksidasi membutuhkan oksigen atau berjalan secara aerob. Oleh karena
itu, perbedaan mekanisme ini diidentifikasi dengan uji O-F
(Leboffe, 155, 2010)
Media yang digunakan dalam percobaan ini ialah Hugh dan Leifson, dimana mikroba
dibiakkan di media ini. Media O-F Hugh and Leifson memiliki kadar gula lebih tinggi dari
pepton untuk mengurangi kemungkinan bahwa produk alkali dari pemanfaatan pepton akan
menetralisir asam lemah yang dihasilkan oleh oksidasi karbohidrat. Dua tabung berisi media
diinokulasi dengan sampel, mikroorganisme yang diidentifikasi ialah Acetobacter dan
Zymomonas mobilis. Untuk tiap jenis mikroorganisme, diinokulasikan ke dua tabung dimana
salah satunya dikondisikan aerob (terbuka) dan lainnya anaerob (tertutup) dengan
menuangkan paraffin.
(Leboffe, 155, 2010)

a)

b)
Gambar 6. Hasil Identifikasi OF Test
Organisme yang mampu memfermentasi karbohidrat, media yang tertutup akan
berubah menjadi warna kuning. Sedangkan, organisme yang mampu mengoksidasi hanya
akan mengubah sampel terbuka menjadi kuning (atau sebagian kuning). Mikroorganisme
yang memiliki kemampuan fermentasi lambat hanya akan mengubah sebagian kecil media

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
8

menjadi kuning pada sampel kondisi anaerob (paraffin). Organisme yang tidak mampu
memetabolisme gula akan tetepa berwarna hijau atau berubah menjadi sebagian biru akibat
eksistensi alkali dari degradasi asam amino.
(Leboffe, 156, 2010)
B. Katalase
Tujuan dari uji katalase adalah untuk mempelajari dimiliki atau tidaknya enzim
katalase pada suatu mikroorganisme. Rantai transpor elektron bakteri anaerob, aerob dan
fakultatif terdiri dari molekul-molekul yang mampu menerima dan menyumbangkan
elektron. Dengan demikian, molekul-molekul ini secara bergantian antara teroksidasi dan
mereduksi molekulnya, melewati elektron ke rantai bawah menuju akseptor elektron akhir.
Energi yang hilang oleh elektron dalam transfer ini digunakan untuk melakukan oksidasi
phospho-rylation (yaitu, menghasilkan ATP dari ADP). Salah satu pembawa molekul di
ETC disebut flavoprotein dapat melewati pembawa berikutnya dalam rantai dan mentransfer
elektron langsung menuju ke oksigen.

Gambar III.12. Mekanisme pembentukan peroksida oleh mikroorganisme

Gambar III.13. Mekanisme pemecahan peroksida oleh enzim katalase


(Leboffe, 165, 2010)
Hidrogen peroksida dianggap racum sebagai mikroorganisme karena mampu
menghancurkan sel. Organisme yang menghasilkan racun ini juga menghasilkan enzim yang
mampu menghancurkan mereka yaitu enzim katalase. Superoksida dismutase mengkatalis
konversi radikal superoksida (yang lebih mematikan dari dua senyawa) untuk hidrogen
peroksida. Katalase mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan gas oksigen.
(Leboffe, 165, 2010)
Bakteri yang menghasilkan katalase dapat dideteksi dengan mudah menggunakan

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
9

hidrogen peroksida. Ketika hidrogen peroksida ditambahkan ke kultur katalase-positif,


gelembung gas oksigen terbentuk. Jika tidak ada gelembung muncul, organisme adalah
katalase-negatif. Tes ini dapat dilakukan dengan menambahkan hidrogen peroksida
langsung ke pertumbuhan bakteri
(Leboffe, 166, 2010).
C. Methyl Red - Voges Proskaver / MR-VP Test
Metil Red dan Voges-Proskauer (MR-VP) Broth merupakan kombinasi media yang
digunakan untuk uji metil merah (MR) dan Voges-Proskauer (VP). Pengertian media sendiri
adalah larutan sederhana yang berisi pepton, glukosa, dan buffer fosfat. Pepton dan glukosa
mengandung protein dan nutrisi karbohidrat yang dapat difermentasi, serta kalium fosfat
yang mempu menjadi buffer dan mampu menahan perubahan pH. Maka dari itu, Uji MR ini
dirancang untuk mendeteksi organisme yang mampu melakukan fermentasi asam campuran,
yang berlebihan, kemudian buffer fosfat dalam medium dan menurunkan pH

Gambar III.15. Produksi asam organik oleh mikroorganisme


(Leboffe, 161, 2010).
Suatu asam yang dihasilkan oleh organisme ini cenderung stabil, sedangkan asam yang
diproduksi oleh organisme lain cenderung tidak stabil kemudian dikonversi menjadi produk
yang lebih netral. Fermentasi asam campuran diidentifikasi dengan penambahan metil
pewarna indikator merah setelah inkubasi. Metil merah berwarna merah pada pH 4,4 dan
kuning pada pH 6,2. Rentang antara dua nilai pH ini indikator menunjukan warna orange.
Warna merah adalah satu-satunya indikasi menunjukan hasil positif sedangkan warna orange
menunjukan negatif.
(Leboffe, 161, 2010).
Uji Voges-Proskauer dirancang untuk organisme yang mampu memfermentasi
glukosa, tapi dengan cepat dan mengubah produk asam menjadi asetoin dan 2,3-butanadiol.

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
10

Gambar III.16. pembentukan 2,3-butanadiol


Penambahan reagen VP akan mengoksidasi diacetyl menjadi acetoin yang kemudian
bereaksi dengan guanidin nuclei dari pepton untuk menghasilkan warna merah. Hasil VP
positif, ditunjukan dengan perubahan merah. Tidak ada perubahan warna (atau berwarna
tembaga) setelah penambahan reagen maka menunjukan warna negatif. Warna tembaga
adalah hasil dari interaksi antara reagen. Penggunaan kontrol atau blanko positif dan negatif
sebaiknya dilakukan untuk perbandingan.

Gambar III.17. reaksi perubahan warna pada uji VP


(Leboffe, 162, 2010)

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
11

BAB III
METODOLOGI
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1.a Metode Cawan Gores
A. Alat
1. Petridish
2. Bunsen
3. Jarum ose
4. Incase
5. Inkubator
B. Bahan
1. Suspensi bakteri/campuran (2 macam)
Medianya cair (NB cair) dan suspensinya dibuat 1 hari sebelum praktikum;
Serta masuk inkubator
2. Media NB agar
3. Kertas Coklat
III.1.1.b Metode Cawan Tuang
A. Alat
1. Petridish
2. Tabung reaksi
3. Kawat ose
4. Pembakar Bunsen
5. Incase
B. Bahan
1. Suspensi bakteri/campuran (2 macam)
Medianya cair (NB cair) dan suspensinya dibuat 1 hari sebelum praktikum;
Serta masuk inkubator
2. Media NB agar
3. Kertas Coklat
III.1.2.a Uji Oksidasi-Fermentasi (O-F Test)
A. Alat
1. Tabung reaksi

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
12

2. Jarum ose
B. Bahan
1. Media Hugh dan Leifson
2. 2 jenis mikroorganisme
3. Parafin cair/lilin cair
III.1.2.b Katalase
A. Alat
1. Object glass
2. Pengaduk gelas
B. Bahan
1. Mikroorganisme
2. H2O2 3%
III.1.2.c Methyl-Red-Voges-Proskauer(MR-VP Test)
A. Alat
1. Tabung reaksi
B. Bahan
1. Media MR VP
2. Indikator Methyl Red
3. Reagen Barrit :
a. 6 g a-Naphtol + 100 cc ethanol 95%
b. 16 g KOH + 100 cc aquades
4. Biakan bakteri/jamur

III.2 Prosedur
III.2.1.a Metode Cawan Gores
1. Baliklah cawan petri, dan dengan menggunakan pensil lilin atau spidol bagilah seluruh
area dasar cawan seperti diperlihatkan pada gambar II1.1. (Kelak bila anda telah dapat
menguasai teknik penggoresan ini dengan baik, maka pembagian semacam itu tidak perlu
digambarkan lagi). Perhatikan bahwa sektor O lebih kecil dari pada sektor-sektor lainnya
dan goresan-goresan inokulasinyapun tidak terpisahkan sebaik seperti pada sektor-sektor
berikutnya.
2. Tambahkan media NB Agar kedalam 2 buah cawan petri.

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
13

3. Dengan berpedoman pada Gambar III.1, goreskanlah biakan campuran yang


disediakan pada cawan petridish.
Perhatian jangan lupa memijarkan lup anda setiap kali anda berpindah sektor
4. Lakukanlah penggoresan yang sama dengan menggunakan biakan campuran yang sama
pada cawan petri kedua.
5. Letakkan cawan - cawan petri anda dalam posisi terbalik dalam keranjang yang telah
disediakan untuk diinkubasikan pada suhu 30 °C selama 24-48 jam
6. Gambarkan bentuk koloni-koloni yang diamati (pilihan asisten). Beri penjelasan
secukupnya (bentuk koloni (dari atas), tepi koloni, permukaan koloni (dari samping),
warna, kepekatan, dan diameter koloni)!
7. Bandingkan data yang saudara peroleh dengan literatur yang saudara baca!
III.2.2 Metode Cawan Tuang
1. Berilah cawan-cawan petri tersebut nomor 1, 2 dan 3.
2. Ambilah 3 tabung reaksi berisi nutrient agar dari penanggas air. Keringkan bagian luar
tabung dengan kain penyeka, berilah nomor 1, 2, dan 3; lalu letakkan dalam rak tabung.
3. Kocoklah tabung berisi suspensi biakan campuran dengan gerakan kesamping sehingga
kekeruhannya tampak rata. Hati-hati jangan sampai sumbatnya terbasahi.
4. Pijarkan lup inokulasi dan dengan menggunakan teknik aseptic pindahkan satu lup penuh
suspensi biakan campuran kedalam tabung NA no.1. Campurkan inokulum tersebut
sampai rata dengan cara memutarkan tabung tersebut diantara kedua telapak tangan anda
(jangan dikocok untuk menghindarkan timbulnya gelembung-gelembung
air).
5. Dengan cara yang sama pindahkan satu lup penuh biakan dari tabung no I kedalam tabung
no 2. Campurkan pula hingga rata seperti pada langkah no. 4.
6. Dengan tabung no 3. Campurkan pula hingga rata seperti pada langakah no. 4
7. Secara aseptik tuangkan agar dari tabungnya yang bernomor 1, 2, dan 3 masing-masing
kedalam cawan-cawan petridish yang bernomor 1, 2, dan 3 (lihat gambar ); biarkan agar
tersebut menjadi padat
8. Letakkan cawan - cawan petri tersebut dalam posisi terbalik (kalau sudah memadat) dalam
keranjang yang telah disediakan untuk diinkubasikan pada suhu 30 °C selama
24-48 jam.
9. Gambarkan bentuk koloni-koloni yang diamati (pilihan asisten). Beri penjelasan

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
14

secukupnya (bentuk koloni (dari atas), tepi koloni, permukaan koloni (dari samping),
warna, kepekatan, dan diameter koloni)!
10. Bandingkan data yang saudara peroleh dengan literatur yang saudara baca!
III.2.3 Uji Oksidasi-Fermentasi (O-F Test)
1. Panaskan tabung-tabung reaksi yang berisi 10 ml media Hugh dan Leifson steril dalam
penangas air 100°C selama beberapa menit.
2. Inokulasikan satu jenis mikroorganisme (sesuai variabel) pada dua tabung reaksi dengan
menggunakan jarum ose lurus sampai ke dasar tabung.
3. Setelah inokulasi, tambahkan + 1 cm paraffin cair yang steril ke dalam salah satu tabung.
Tabung ini berfungsi sebagai tabung anaerob. Sediakan dua tabung kontroryang berisi
media steril yang kondisi aerob dan anaerob.
5. Inkubasikan semua inokulum pada 30°C.
6. Amati perubahan yang terjadi sete lah 24 dan 48 jam.
7. Catat adanya perubahan pada pengamatan saudara (bandingkan dengan tabung kontrol)!
Berikan tanda positif (+) untuk mikroorganisme yang melakukan fermentasi atau oksidasi
dan tanda negatif (-) untuk kebalikannya.
III.2.4 Katalase
1. Ambil sedikit biakan dari kultur agar miring dengan menggunakan pengaduk gelas (bukan
logam).
2. Suspensikan biakan tersebut pada sete tes larutan H2O2, 3 % pada gelas obyek.
3. Amati segera apakah timbul gelembung-gelembung gas sampai jangka waktu 5 menit
setelah pencampuran dengan H2O2.
4. Berikan tanda positif (+) dan tanda negatif (-) pada hasil test yang saudara lakukan.
III.2.5 Methyl-Red-Voges-Proskauer (MR-VP Test)
1. Inokulasikan ke dalam 2 tabung reaksi yang berisi 5 ml media MRVP masing-masing
sedikit biakan yang berbeda (sesuai variabel).
2. Inokulasikan kedua tabung pada suhu 37oC selama 24-48 jam.
3. Amati terbentuknya asetil metil karbinol dengan cara sebagai berikut : tuangkan 1
suspensi biakan ke dalam tabung yang bersih. Catat terjadinya perubahan warna pada
biakan setelah ditambahkan reagent:
 Uli Methyl-Red: menambahkan indikator methyl-red pada biakan. Perubahan
warna menjadi merah, hasil test positif (+).

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
15

 Uji Voges-Proskauer : Menambahkan reagent Barrit (A+B) pada biakan. Perubahan


warna menjadi merah atau merah muda. hasil test positif (+)

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019

Anda mungkin juga menyukai