Anda di halaman 1dari 3

ELISA MAHARANI

25010113120112
KL 2016

KTT Bumi Tahun 2007


KTT Pemanasan Global di Nusa Dua, Bali pada tanggal 13-15 Desember 2007
merupakan momentum dalam upaya untuk membangun kesadaran semua warga
bumi untuk berbuat sekecil apapun demi menyelamatkan bumi. Dalam pertemuan
ini disepakati Bali Road Map. Inti dari Bali Road Map adalah :
[1] Respons atas temuan keempat Panel Antar Pemerintah (IPCC) bahwa
keterlambatan pengurangan emisi akan menghambat peluang mencapai tingkat
stabilitas emisi yang rendah, serta meningkatkan risiko lebih sering terjadinya
dampak buruk perubahan iklim
[2] Pengakuan bahwa pengurangan emisi yang lebih besar secara global
diharuskan untuk mencapai tujuan utama.
3] Keputusan untuk meluncurkan proses yang menyeluruh, yang memungkinkan
dilaksanakannya keputusan UNFCCC secara efektif dan berkelanjutan.
[4] Penegasan kewajiban Negara-negara maju melaksanakan komitmen dalam hal
mitigasi secara terukur, dilaporkan dan dapat diverifikasi, termasuk pengurangan
emisi yang terkuantifikasi
[5] Penegasan kesediaan sukarela Negara berkembang mengurangi emisi secara
terukur, dilaporkan dan dapat diverifikasi, dalam konteks pembangunan yang
berkelanjutan, didukung teknologi, dana, dan peningkatan kapasitas
6] Penguatan kerjasama di bidang adaptasi atas perubahan iklim, pengembangan
dan alih-teknologi untuk mendukung mitigasi dan adaptasi.

[7] Memperkuat sumber-sumber dana dan investasi untuk mendukung tindakan


mitigasi, adaptasi dan alih teknologi terkait perubahan iklim.
KTT Bumi Tahun 2012
Konferensi Tingkat Tinggi tentang Pembangunan Berkelanjutan, yang
telah berlangsung pada tanggal 13-22 Juni 2012 di Rio de Janeiro, Brasil yang
lebih dikenal dengan KTT Rio+20. Bagi Indonesia, menyepakati dokumen The
Future We Want, sebagaimana tercermin dalam KTT Bumi tersebut, menjadi
arahan bagi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di tingkat global, regional,
dan nasional. Dokumen itu memuat kesepahaman pandangan terhadap masa
depan yang diharapkan oleh dunia.
Isi Dokumen yang disepakati itu mengenalkan konsep Sustainable
Development Goals atau tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan yang harus
dipenuhi, baik oleh negara maju maupun negara berkembang, untuk tetap menjaga
prinsip-prinsip perlindungan lingkungan saat meraih kesejahteraan ekonomi atau
ekonomi hijau (green economy). KTT Bumi ini, yang juga disebut Rio+20,
tersebut menjadi kelanjutan dari KTT Bumi yang dilakukan di Rio de Janeiro
pada 1992 silam. Pada saat itu, negara-negara yang hadir juga mengeluarkan
komitmen perlindungan lingkungan. Namun, yang disayangkan dari Rio+20
adalah tidak adanya mekanisme evaluasi akan apa saja hal-hal yang sudah dicapai
negara maju dalam pemenuhan janji-janji tersebut dari 1992 sampai sekarang.
Penjelasan IPCC
IPCC atau Intergovermental Panel on Climate Change adalah sebuah badan
internasional yang mengkaji aspek ilmiah terkait dengan perubahan iklim. IPCC
dibentuk pada tahun 1988 oleh World Meteorological Organization (Badan
Meteorogi International/WMO) dan United Nations Environment Program (Badan
Lingkungan PBB/UNEP) untuk memberikan kajian yang berkala mengenai aspek
ilmiah dari perubahan iklim, dampak dan resiko-resiko di masa mendatang, serta
pilihan-pilihan kegiatan mitigasi dan adaptasi atas perubahan iklim. Anggota
IPCC terbuka untuk semua negara yang menjadi anggota WMO dan PBB. Saat ini

terdapat 195 negara yang menjadi anggota IPCC. Panel IPCC terdiri dari wakilwakil negara anggota yang bertemu pada suatu pertemuan umum (plenary) untuk
membuat keputusan-keputusan penting. IPCC menerima penghargaan Nobel
untuk Perdamaian pada tahun 2007, setelah mengeluarkan Laporan Kajian ke-4
(Assessment Report 4/AR4).
Rencana Kegiatan Usaha
Rencana Usaha Kegiatan Pembangunan Industri di Kota Bekasi
a. Izin Prinsip Untuk Luas Lahan 10.000 m2 atau bagi pemanfaat ruang
yang memiliki dampak terhadap fungsi pelayanan, aktivitas perkotaan
dan

memiliki

resiko

terhadap

kelestarian

dan

keseimbangan

lingkungan
b. Izin lokasi untuk lahan yang belum dikuasai pemohon dengan luasan
lahan 1 ha.
c. Pertimbangan teknis lalu lintas untuk lokasi tertentu sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
d. Pertimbangan teknis

lingkungan

berupa

Surat

Pernyataan

Kesangguoan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)


untuk luas bangunan 750 m2. UKL/UPL untuk luas lahan > 750 m2
1 Ha, AMDAL > 1 Ha
e. Pertimbangan teknis Peil banjir luasan 2000 m2
f. Pertimbangan teknis pemadam kebakaran sesuai ketentuan yang
berlaku
g. Bukti penyerahan lahan TPU sebesar 2% dari lahan yang dikuasai

Anda mungkin juga menyukai