Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“IMPLEMENTASI POLITIK DAN STRATEGI


PERTAHANAN
KEAMANAN NASIONAL DI ERA DIGITAL”

NAMA : ADITYA HALOMOAN DAULAY

NIM : 1402619038

DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ahman Sya, M.Pd, M.Sc

JURUSAN S-1 PENDIDIKAN GEOGRAFI


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
POLITIK DAN STRATEGI PERTAHANAN KEAMANAN NASIONAL

12.1 PENGERTIAN POLITIK


Kata “Politik” secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Politeia, yang akar
katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu negara dan teia,
berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna
kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan rangkaian asas, prinsip,
keadaaan, jalan, cara dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita
kehendaki. Politics dan policy mempunyai hubungan yang erat dan timbal balik. Politics
memberikan asas, jalan, arah, dan medannya, sedangkan policy memberikan pertimbangan
cara pelaksanaan asas, jalan, dan arah tersebut sebaik-baiknya.
Politik secara umum menyangkut proses penentuan tujuan negara dan cara
melaksanakannya. Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum (public
policies) yang menyangkut pengaturan, pembagian, atau alokasi sumber-sumber yang ada.
Dengan demikian, politik membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan negara, kekuasaan,
pengambilan keputusan, kebijakan (policy), dan distribusi atau alokasi sumber daya.

a. Negara
Negara merupakan suatu organisasi dalam satu wilayah yang memiliki kekuasaan
tertinggi yang ditaati oleh rakyatnya.
b. Kekuasaaan
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi
tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginannya.
c. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah aspek utama politik. Jadi, politik adalah pengambilan
keputusan melalui sarana umum dan keputusan yang diambil menyangkut sektor
publik dari suatu negara.
d. Kebijakan Umum
Kebijakan (policy) merupakan suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh
seseorang atau kelompok politik dalam memilih tujuan dan cara mencapai tujuan itu.
e. Distribusi
Distribusi adalah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai (value) dalam masyarakat.
Nilai adalah sesuatu yang diinginkan dan penting, ia harus dibagi secara adil.

13.1 PENGERTIAN STRATEGI


Strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang diartikan sebagai “the art of the
general” atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Karl von
Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan
pertempuran untuk memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan
kelanjutan dari politik. Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapat-kan
kemenangan atau pencapaian tujuan. Dengan demikian, strategi tidak hanya menjadi
monopoli para jendral atau bidang militer, tetapi telah meluas ke segala bidang kehidupan.

14.1 POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL


Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk
mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian definisi politik nasional
adalah asas, haluan, usaha serta kebijaksanaan negara tentang pembinaan (perencanaan,
pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian) serta penggunaan kekuatan nasional untuk
mencapai tujuan nasional. Sedangkan strategi nasional adalah cara melaksanakan politik
nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional.

15.1 DASAR PEMIKIRAN PENYUSUN POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL


Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan ideologi Pancasila, UUD
1945, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional.

16.1 PENYUSUN POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL


Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan
sistem kenegaraaan menurut UUD 1945. sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat yang
mengatakan bahwa jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945
merupakan “suprastruktur politik”.
Lebaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR, Presiden, DPA, BPK, MA. Sedangkan
badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai “infrastruktur politik”, yang
mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik, organisasi
kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest group), dan kelompok
penekan (pressure group). Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama
dan memiliki kekuatan yang seimbang.

Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di itngkat suprastruktur politik


diatur oleh presiden/mandataris MPR. Sedangkan proses penyusunan politik dan strategi
nasional di tingkat suprastruktur politk dilakukan setelah presiden menerima GBHN. Strategi
nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan lembaga pemerintah non departemen
berdasarkan petunjuk presiden, yang dilaksanakan oleh presiden sesungguhnya merupakan
politik dan strategi nasional yang bersifat pelaksanaan.

Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, maupun bidang
Hankam akan selalu berkembang karena:
a. Semakin tinggina kesadaran bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
b. Semakin terbukanya akal dan pikiran untuk memperjuangkan haknya.
c. Semakin meningkatnya kemampuan untuk menentukan pilihan dalam pemenuhan
kebutuhan hidup.
d. Semakin meningkatnya kemampuan untuk mengatasi persoalan seiring dengan
semakin tingginya tingkat pendidikan yang ditunjang oleh kemampuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
e. Semakin kritis dan terbukanya masyarakat terhadap ide baru.

17.1 SERTIFIKASI POLITIK NASIONAL


Sertifikasi politik (kebijakan) nasional dalam Negara Republik Indonesia adalah sebagai
berikut:
17.1.1 Tingkat Penentu Kebijakan Puncak
1. Tingkat kebijakan puncak meliputi Kebijakan tertinggi yang menyeluruh secara
nasional dan mencakup: penentuan Undang-undang Dasar, penggarisan masalah
makro politik bangsa dan negara untuk merumuskan idaman nasional (national
goals) berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
kebijakan tingkat puncak ini dilakukan oleh MPR dengan hasil rumusan dalam
GBHN dan ketapan MPR.

2. Dalam hal dan keadaaan yang menyangkut kekuasaan kepala negara seperti
tercantum pada pasal-pasal 10 s.d. 15 UUD 1945, tingkat penentuan kebijakan
puncak ini juga menackup kewenangan presiden sebagai kepala negara.

17.1.2 Tingkat Kebijakan Umum


Tingkat kebijakan umum merupakan tingkat kebijakan di bawah tingkat
kebijakan puncak, yang lingkupnya juga menyeluruh nasional. Hasil-hasilnya dapat
berbentuk:
Undang-undang yang kekuasaan pembuatannya terletak di tangan presiden dengan
persetujuan DPR (UUD 1945 pasal 5 ayat (1) ).
Peraturan pemerintah untuk mengatur pelaksanaan undang-undang yang
wewenang penerbitannya berada di tangan presiden (UUD 1945 pasal 5 ayat (2) ).
Keputusan atau instruksi presiden, yang berisi kebijakan-kebijakan penyelenggaraan
pemerintahan yang wewenang pengeluarannya berada di tangan presiden (UUD 1945
pasal 4 ayat (1) ).
Dalam keadaan tertentu dapat pula dikeluarkan Maklumat Presiden, yaitu :
a. Tingkat Penentuan Kebijakan Khusus
b. Kebijakan khusus merupakan penggarisan terhadap suatu bidang utama (major
area) pemerintahan.
c. Tingkat Penentuan KebijakanTeknis
d. Kebijakan teknis merupakan penggarisan dalam satu sektor dari bidang utama
di atas dalam bentuk prosedur serta teknik untuk mengimplementasikan
rencana, program, dan kegiatan.
e. Dua Macam Kekuasaan dalam Pembuatan Aturan di Daerah
1. Wewenang penentuan pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat di daerah
terletak di tangan gubernur dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah
pusat di daerah yuridikasinya masing-masing.
2. Kepala Daerah berwenang mengeluarkan kebijakan pemerintah daerah
dengan persetujuan DPRD.
 Unsur, Struktur, dan Proses
Unsur-unsur utama sistem manajemen nasional dalam bidang ketatanegaraan meliputi:
a. Negara sebagai “organisasi kekausaan” mempunyai hak dan peranan atas pemilikan,
pengaturan, dan pelayanan yang diperlakukan dalam mewujudkan cita-cita bangsa.
b. Bangsa Indonesia sebagai unsur “Pemilik Negara” berperan dalam menentukan sistem
nilai dan arah/haluan/kebijak-sanaan negara yang digunakan sebagai landasan dan
pedoman bagi penyelenggaraan fungsi-fungsi negara.
c. Pemerintah sebagai unsur “Manajer atau Penguasa” berperan dalam penyelenggaraan
fungsi-fungsi pemerin-tahan umum dan pembangunan kearah cita-cita bangsa dan
kelangsungan serta pertumbuhan negara.
d. Masyarakat adalah unsur “Penunjang dan Pemakai” yang berperan sebagai
kontributor, penerima, dan konsumen bagi berbagai hasil kegiatan penyelenggaraan
fungsi pemerintahan
e. tersebut di atas.

 Fungsi Sistem Manajemen Nasional


SISMENNAS memiliki fungsi pokok “pemsyrakatan politik” Hal ini berarti segenap
usaha dan kegiatan SISMENNAS diarahkan kepada penjaminan hak dan penertiban
kewajiban rakyat. Hak rakyat pada pokoknya adalah terpenuhinya berbaai kepentingan,
sedangkan kewajiban rakyat pada pokoknya adalah keikutsertaaan dan tanggung jawab atas
terbentuknya situasi dan kondisi kewarganegaraan yang baik.
Dalam proses Arus Masuk terdapat dua fungsi, yaitu pengenalan kepentingan dan pemilihan
kepemimpinan. Sedangkan pada aspek Arus Keluar, SISMENNAS diharapkan menghasilkan:
a. Aturan, norma, patokan, pedoman, dan lain-lain, yang secara singkat dapat disebut
kebijaksanaan umum.
b. Penyelenggaraan, penerapan, penegakan, maupun pelaksanaan berbagai
kebijaksanaan nasional.
c. Penyelesaian segala macam perselisihan, pelanggaran, dan penyelewengan yang
timbul sehubungan dengan kebijaksanaan umum serta program tersebut dalam rangka
pemeliharaan tertib hukum.
BAB III
PENUTUP

18.1 KESIMPULAN
Ketahanan nasional dan Polstrahankamnas adalah cara paling ampuh segagai
pertahanan negara dari gangguan negara asing dan kemanan untuk dalam negari, karena
mencakup banyak landasan seperti : Pancasila sebagai landasan ideal, UUD 1945 sebagai
landasan konstitusional dan Wawasan Nusantara sebagai landasan visional, sehingga
membentuk ketahanan nasional yang solid.

19.1 SARAN
1. Kita sebagai rakyat bangsa Indonesia harus memiliki persatuan dan kesatuan untuk
membentuk suatu bentuk pertahanan dan keamanan baik secara internal maupun
eksternal yang bertujuan mempertahankan negara Indonesia dari gangguan negara
lain atau bangsa asing yang berlandaskan Undang-Undang Dsar 1945.
2. Sebagai rakyat bangsa negara Indonesia tidak boleh membedakan suatu kaum dengan
dasar agama, umur, ras, ekonomi, pendidikan, yang menimbulkan efek menurunnya
suatu persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

http://pur07.wordpress.com/2009/06/29/polstrahankamnas/

http://emperordeva.wordpress.com/about/ketahanan-nasional/

http://denz-riz-fa.blogspot.com/2012/04/hakikat-ketahanan-konsep-ketahanan.html

Anda mungkin juga menyukai