Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

PENYANDERAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Nurul Syamsiah, M.P.


Teknisi:
1.Yuliatiningsih, S.ST
2.Nisa Budi Arifiana,S.ST

Oleh

Icha Thalia Dhianysya Sodi

A41191594

03/C

PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH

JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2020/2021
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyanderaan berasal dari kata candera yang berarti penampakan
secara keseluruhan dari suatu benda yang tersusun atas berbagai macam ragam
sifat khas suatu tamnaman. J.W. Moll menyebutkan bahwa penyanderaan
tanaman bukan bermaksudmencatat sinyalemen dari suatu
tanaman,melainkan membuat gambaran kata-kata sehingga orang yang
membaca dapat membayangkan bentuk dari tanaman tersebut.Jadi dengan
gambaran yang sudah ada tersebut apabila ditemukan suatu tanaman
maka orang yang menemukan dapat mengenali dengan pasti walaupun
sebelumnya belum pernah melihat sendiri.
Pada umumnya manyandera tanaman didahului oleh uraian
sistematika tanaman yaitu dengan cara mengambarkan sifat luar yang
umum(habitus) dari tumbuhan itu, kemudian uraian mengenai akar,batang,
daun, bunga, buah, serta alat-alat yang lain yaitu duri,bulu, besar dan
kecilnya buah atau polong dll.
Selain urut-urutan diatas perlu diperhatikan agar orang-orang yang
membaca benar-benar mengetahui dengan jelas gambaran dari kata kata
tersebut maka dalam menyandera tanaman hendaknya sebagai berikut :
a.Harus disusun secara sistematis dengan menggunakan istilah yang
mudah dimengerti.
b.Uraian ringkas,padat dan dilengkapi dengan gambar.Morfologi tanaman
banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan setempat, oleh karena itu dalam
peyanderaan perlu dicantumkan kondisi lingkungan setempat atau sifat-sifat
ekologi tanaman yang dicandera.

1.2 Tujuan

Mahasiswa diharapkan mampu :


1.1.Mengambarkan bentuk morfologi suatu jenis tanaman
1.2.Mahasiswa dapat menyusun secara sistematis gambaran ciri suatu tanaman
1.3.Mahasiswa dapat menyebutkan tipe-tipe pertumbuhan tanaman
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencandraan Tanaman

Pencandraan atau pertelaan (deskripsi, deskriptio) adalah teknik


penggambaran sifat-sifat tumbuhan dalam tulisan verbal yang dapat dilengkapi
dengan gambar, data penyebaran, habitat, asal-usul, manfaat dari golongan
tumbuhan yang dimaksud. Pertelaan golongan (takson) tumbuh dapat pada tingkat
suku (familia), marga (genus), jenis (spesies), dan dibawah tingkat jenis yaitu
anak jenis (sub jenis), varitas (varietas), dan forma. Pertelaan suatu jenis takson
tumbuhan dilakukan untuk populasi dalam wilayah penyebarannya sehingga dapat
menggambarkan variasi sifat yang ada. Untuk mempertelakan suatu takson
tumbuhandiperlukan adanya aturan baku tertentu (Issirep, 2005).
Pencandraan merupakan proses awal klasifikasi. Yang dilakukan dalam
proses ini adalah identifikasi makhluk hidup satu dengan makhluk yang lainnya.
Pencandraan digunakan untuk mengamati tingkah laku, bentuk morfologi,
anatomi dan fisiologi pada makhluk hidup.
Setiap organ penyusun tumbuhan dapat dikatakan sebagai struktur, dengan
fungsi yang berbeda. Identifikasi tumbuhan, biasanya dimulai dari sel-sel
tumbuhan yang menyusun jaringan, organ, sistem organ, dan satu individu
tumbuhan yang lengkap. Dalam mempelajari hal tersebut lebih diutamakan
mengetahui bentuk luarnya, yang dikenal dengan morfologi tumbuhan.
Bagian-bagian yang merupakan struktur pokok morfologi tumbuhan yang
dapat diamati adalah akar batang, daun, bunga,buah dan biji. Setiap struktur
yang dimiliki suatu tumbuhan berbeda denganstruktur yang dimiliki oleh
tumbuhan lainnya (Rosanti, 2013)
Mendeterminasi makhluk hidup yang baru dikenal, diperlukan karakter
pembanding berupa gambar maupun spesimen seperti awetan tumbuhan,
yang sudah diketahui namanya yang disusun dalam kunci determinasi. Kunci
determinasi disebut juga kunci identifikasi yaitu serentetan pertanyaan-
pertanyaan yang jawabannya harus ditemukan pada spesimen yang yang
yang jawabannya harus ditemukan pada spesimen yang akan di
determinasi. Determinasi yaitu membandingkansuatu tumbuhan dengan satu
tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan)
(Suryadama,2008)

2.2 Tanaman Jeruk

Tanaman Jeruk termasuk kelas tanaman biji berkeping dua. Menurut


Prihatman (1996) cit., Rijal(2008). Klasifikasi tanaman jeruk adalah sebagai
berikut;

Divisi:Spermatophyta,
Subdivisi:Angiospermae,
Kelas:Dicotyledoneae,
Ordo:Rutales,
Keluarga:Rutaceae,
Genus:Citrus,
Spesies:CitrusSp.
Jeruk merupakan salah satu tanaman hortikultura komoditas buah-
buahan yang sangat disukai oleh masyarakat dan dapat dikonsumsi baik
dalam bentuk buah segar maupun hasil olahan. Buah jeruk kaya akan vitamin dan
mineral yang baik untuk kesehatan tubuh. Pemenuhan kebutuhan jeruk dalam
jumlah yang besar membutuhkan pengembangan teknologi produksi yang
optimal. Beberapa hal yang perlu di perhatikan untuk memenuhi kondisi
yang optimal bagi pertumbuhan dan produksi tanaman jeruk antara lain:
tersedianya bibit unggul, pemilihan lokasi lahan, persiapan lahan, sanitasi,
pemupukan, pengairan, serta pengendalian hama dan penyakit tanaman jeruk
(Prasha dan Arief, 2009).

2.3 Morfologi Tanaman Jeruk


2.3.1 Akar

Tanaman jeruk memiliki akar tunggang dengan ujung akar terdiri


dari sel-sel muda yang senantisa membelah dan merupakan titik
tumbuh akar jeruk.Selakar ini sangat lembut, sehingga mudah sekali
patah kalau menembus tanah yangkeras dan padat.Ujang akar dilindungi
oleh tudung akar (calyptra), yang bagianluarnya berlendir, sehingga
ujung akar mudah menembus tanah(Suheni, 2008).

2.3.2 Batang

Batang tanaman jeruk berbentuk bulat dan mempunyai bermacam-


macamwarna tergantung dari jenisnya semua jenis batang tanaman jeruk
ditumbuhi mata 6tunas. Kulit batangnya ada yang terlihat agak kasar
dan berduri, tetapi ada juga yang permukaan kulitnya halus. Tinggi
batang mencapai 5meter (Suheni, 2008)

2.3.3 Daun

Daun tanaman jeruk berwarna hijau tua dan terkesan tebal.


Daun jeruk terdiri atas dua bagian, yaitu daun lembaran kecil dan
besar. Bentuk daun bulat telur (elips), dengan panjang daun 5-15 cm
dan lebar 2-8 cm. tulang daun berbentuk menyirip beraturan, tetapi
ada juga berselang seling seperti Citrus sinensis dan Citrus paradise
(Pracaya, 2009).

2.3.4 Bunga

Tanaman jeruk umumnya bisa berbunga setiap waktu.


Frekuensinya bisa mencapai 3-4 kali dalam setahun. Bunga tanaman
jeruk kebanyakan berbentuk majemuk dalam satu tangkai dan setiap
kuntum bunga berkelamin dua. Bunga muncul dari ketiak daun atau
pucuk-pucuk ranting yang masih muda. Bunga jeruk berbau harum karena
banyak mengandung nektar / madu (Suheni, 2008).
2.3.5. Buah

Buah tanaman jeruk ada yang berbentuk bulat, oval, dan


lonjong sedikit memanjang. Kulit buah ada yang tebal dan alot, tetapi
ada juga yang tipis dan mudah dikupas. Kulit buah jeruk telah banyak
diolah menjadi alat kosmetik. Buah jeruk banyak mengandung vitamin C
dan A. Selain itu buah jeruk juga merupakan buah yang paling banyak
diolah dan dikonsumsi masyarakat dunia (Suheni, 2008).

2.3.6.Biji

Biji tanaman jeruk terdapat di dalam bulir buah. Biji buah


jeruk sangat bervariasi jumlahnya dari yang tidak berbiji sampai
berbiji banyak. Warna biji biasanya putih atau putih keabuan. Biji
tanaman jeruk berbentuk bulat telur(elips), yang satu sisinya berujung
tumpul dan ujung yang lainya lebih lebar. Biji bersifat poliembrional,
embrio berwarna putih (Pracaya, 2009).

2.4 Sejarah Tanaman Jeruk

Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia.
Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun
yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan.
Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang
mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Italia (Deputi
Menegristek, 2010).

Tanaman jeruk sudah lama di budidayakan di Indonesia dan negara-negara


tropis Asia lainnya. Sebab tanaman jeruk memang berasal dari negara-negara
tropis asia seperti India, Cina Selatan, Australia Utara, termasuk di wilayah
Indonesia.Buah jeruk dari kawasan Asia memiliki warna dan bentuk yang
khas dan menarik. Di Eropa, umumnya hanya dikenal jeruk “Citroen” yaitu
pada tahun ± 300 SM. Jeruk mandarin baru dikenal pada tahun 1400 M
(Kanisius, 2011).Jeruk memiliki banyak spesies dari enam genus, yakni Citrus,
Microcitrus, Fortunella, Poncirus, Cymedia, dan Eremocirus. Genus yang
terkenal adalah Citrus, Fortunella, dan Poncitrus. Namun, yang mempunyai
nilai ekonomi tinggi hanyalah Citrus.

2.4 Penyerbukan

Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari kekepala putik. Sedangkan


pembuahan adalah bergabungnya gamet jantan dan gamet betina. Kriteria
klasifikasi yang dipergunakan hanya berdasarkan tingkat penyerbkan sendiri dan
penyerbukan silang. Polonasi sendiri sudah barang tentu hanya merupakan salah
satu system perbanyakan tanaman dan hanya sebagai salah satu jalan dimana
populasi dapat dikawinkan. (R.W. Allard, 1992)

Penyerbukan sendiri adalah jatuhnya serbuk sari dari anter ke stigma pada
bunga yang sama atau stigma dari bunga yang lain pada tanaman yang sama atau
klon yang sama. Prinsip yang memungkinkan terjadinya penyerbukan
penyerbukan sendiri adalah kleistogami yaitu pada waktu terjadi penyerbukan
bunga yang belum mekar atau tidak terbuka, misalnya pada kedelai, padi,
tembakau dan lain-lain (Nasir, 2001).

Penyerbukan silang (allogamy, xenogamy) adalah penyerbukan yang


terjadi jika serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari bunga tumbuhan
lain, tetapi masih tergolong dalam jenis yang sama.

Penyerbukan silang pada bunga yang pada umumnya menyerbuk sendiri


bertujuan agar didapatkan tanaman dengan berbagai macam variasi genotip
maupun fenotip. Salah satu tanaman yang melakukan penyerbukan sendiri adalah
padi. Oleh karena itu diperlukan suatu metode unutk mencegah terjadinya
penyerbukan sendiri pada bunga padi. Penyerbukan sendiri pada bunga padi dapat
dicegah dengan melakukan kastrasi yaitu tidakan membuang semua benang sari
yang masih muda atau yang belum masak dari sebuah kuncup bunga suatu
tanaman induk betina, dengan maksud agar bunga tersebut tidak mengalami
penyerbukan sendiri (Darjanto dan Satifah, 1982).
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan praktikum Perakitan Galur Tanaman Menyerbuk Sendiri dilaksanakan


pada :

Hari/tanggal : Selasa, 17 November 2020

Waktu : pukul 06.05

Tempat : Di lingkungan sekitar masing – masing mahasiswa

3.2 Alat dan Bahan

Alat : Meteran,pensil, kertas hvs, kamera, hp

Bahan : Beberapa macam tanaman menyerbuk sendiri baik semusim maupun


tahunan

3.3 Prosedur Kerja


1. Mengamati tanaman, varietas serta ekologi tanaman yang dicandera
2. Mengamati bagian-bagian berikut:
a. Tipe tanaman (tegak/menjalar)
b. Panjang batang utama
c. Jumlah cabang plagiothrop
d. Jumlah buah per-cabang/ jumlah buah per-dompole.Internodia batang
utama
e. Internodia batang lateral (terpanjang/terpendek........cm)
f. Daun pada batang utama (terpanjang/terpendek........cm)
g. Warna dauni.Warna batang
h. Bentuk daun
i. Bentuk buah/polong dan letak buah/polong
j. Warna buah/polong
k. Jumlah cabang
3. Menulis pada lembar tugas yang telah disediakan
4. Mengambil dokumentasi untuk lampiran
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tanaman : Jeruk
Varietas/klon : Jeruk purut (Citrus hystrixD. C)

No Bahan tanaman yang diamati Hasil pencanderaan


.
1. Tipe tanaman Tegak
2. Panjang batang utama

2,5 m
3. Jumlah cabang plagiothrop 8
4. Jumlah buah per-cabang/ 2-5
jumlah buah per-
dompole.Internodia batang
utama
5. Internodia batang lateral
(terpanjang/terpendek........cm)

Terpanjan
g: 50 cm
Terpendek: 4 cm
6. Daun pada batang utama
(terpanjang/terpendek........cm)

Terpanja
ng: 10 x 5 cm
Terpendek: 3 x 2 cm
7. Warna daun Hijau
8. Warna batang Coklat
9. Bentuk daun

Longipet
iolate(petiole lebih besar atau
sama dengan helai daun),
helai daun bentuk bulat telur
(ovate), dan memiliki ujung yang
tumpul serta tangkai daun
bersayap lebar yang terlihat
seperti dua daun yang berjajar
10. Bentuk buah/polong dan letak
buah/polong

Berbentuk bulat, Berkulit tebal


dengan karakter permukaannya
yang berkerut-kerut
11. Warna buah/polong berwarna hijau, buah yang
masak benar akan berwarna
sedikit kekuningan
12. Jumlah cabang 10
13. Waktu berbunga Sepanjang tahun
14. Waktu panen daun Sepanjang tahun
15. Waktu panen buah Sepanjang tahun
16. Ukuran buah Panjang3,4 –4,8cm;
Diameter 3,3–4,9cm
17. Akar

tunggan
g

Tanaman : Jeruk
Varietas/klon : Jeruk Nipis (Citrus aurantiifolia)

No Bahan tanaman yang Hasil pencanderaan


. diamati
1. Tipe tanaman Tegak
2. Panjang batang utama

75 cm
3. Jumlah cabang plagiothrop 3
4. Jumlah buah per-cabang/ 2-5
jumlah buah per-
dompole.Internodia batang
utama
5. Internodia batang lateral
(terpanjang/terpendek........cm)

Ter
panjang: 42 cm
Terpendek: 12 cm
6. Daun pada batang utama
(terpanjang/terpendek........cm)

T
erpanjang: 10 x 7 cm
Terpendek: 1 x 2 cm
7. Warna daun Hijau
8. Warna batang Coklat
9. Bentuk daun

Tulang daunnya menyirip,


Daunnya majemuk, berbentuk
ellips dengan pangkal membulat,
ujung tumpul, dan tepi beringgit
10. Bentuk buah/polong dan letak
buah/polong

Buahnya berbentuk bulat sebesar


bola pingpong
11. Warna buah/polong berwarna (kulit luar) hijau atau
kekuning-kuningan
12. Jumlah cabang 10
13. Waktu berbunga Sepanjang tahun
14. Waktu panen daun Sepanjang tahun
15. Waktu panen buah Sepanjang tahun
16. Ukuran buah Panjang 3 –4,8 cm;
Diameter 3,5-5 cm
17. Akar Tunggang

4.2 Pembahasan

4.2.1 Tanaman Menyerbuk Sendiri


Penyerbukan sendiri atau self-pollination adalah proses penyerbukan
(berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik) yang secara khusus
terjadi pada bunga yang sama atau antar bunga yang berbeda tetapi dalam satu
tanaman atau di antara bunga pada klon tanaman yang sama. Penyerbukan di
antara tanaman-tanaman yang berasal dari perkembangbiakan suatu tanaman yang
sama secara aseksual ataupun di antara tanaman dalam kelompok galur murni
dengan komposisi genetik yang sama akan menghasilkan hasil yang sama dengan
penyerbukan pada bunga dalam satu tanaman. Tanaman yang melakukan
penyerbukan sendiri disebut tanaman menyerbuk sendiri, umumnya penyerbukan
terjadi ketika bunga belum mekar atau dalam kondisi tertutup yang disebut juga
penyerbukan tertutup (kleistogami). Pada hibridisasi tanaman menyerbuk sendiri
ini, dapat meningkatkan proporsi homozigot bagi tanaman heterozigot.

Penyebab terjadinya penyerbukan sendiri antara lain:

Alasan morfologi bunga : Bunga jantan dan bunga betina berada satu
pohon, Bunga jantan atau tepung sari lebih tinggi dari bunga betina atau kepala
putik, Tepung sari dan kepala putik berada dalam satu bunga, Kepala sari/anter,
Masaknya kepala putik dan tepung sari hamper bersamaan/sama, Terjadi
penyerbukan sebelum terbentuknya mahkota bunga

Penyerbukan sendiri terdiri dari dua macam yaitu penyerbukan sendiri


alami dan buatan.

1. Penyerbukan sendiri secara alami

Tanaman dapat diketahui apakah secara alami melakukan penyerbukan


sendiri dengan melakukan pengamatan morfologi terutama pada alat kelamin
(bunga) dan percobaan persilangan sekerabat. Kelengkapan alat kelamin pada
bunga suatu tanaman menjadi salah satu dasarnya, apabila benang sari dan putik
terdapat lengkap pada suatu bunga maka tanaman itu ada kemungkinan
melakukan penyerbukan sendiri. Sebaliknya, apabila benang sari dan putik
terpisah pada bunga yang berbeda atau mungkin tanaman yang berbeda maka
dapat dipastikan tanaman itu tidak melakukan penyerbukan sendiri secara alami.
Pada bunga sempurna, perlu ditinjau lebih lanjut waktu penyerbukanya.

Apabila tanaman melakukan penyerbukan sebelum bunga mekar, maka


tanaman tersebut melakukan penyerbukan sendiri secara alami. Pada cara yang
kedua yaitu percobaan persilangan antar tanaman sekerabat, pengamatan dilihat
pada tanaman hasil keturunan persilangan sekerabat. Apabila tanaman keturunan
tidak menunjukkan gejala penurunan kualitas baik pada penampilan dan hasil
maka tanaman itu biasanya termasuk tanaman menyerbuk sendiri.

2. Penyerbukan sendiri buatan

Pada tanaman yang secara alami melakukan penyerbukan silang,


penyerbukan sendiri dapat dilakukan secara buatan atau rekayasa oleh manusia
dan lebih sering disebut persilangan sendiri (selfing). Penyerbukan sendiri buatan
dilakukan dengan cara mengumpulkan serbuk sari dari kepala sari suatu tanaman
dan mengoleskan atau menaruhnya pada putik bunga yang sama atau bunga pada
tanaman yang sama sebelum diserbuki. Tujuan dari penyerbukan sendiri pada
tanaman menyerbuk silang adalah untuk mendapatkan keturunan yang
mempunyai komponen genetik yang sama dengan tetuanya.

4.2.1 Jeruk nipis dan Jeruk purut


Tanaman Jeruk termasuk kelas tanaman biji berkeping dua.
Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia.
Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak
ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara
alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk memiliki akar tunggang
dengan ujung akar terdiri dari sel-sel muda yang senantisa
membelah dan merupakan titik tumbuh akar jeruk.Selakar ini
sangat lembut, sehingga mudah sekali patah kalau menembus tanah
yangkeras dan padat.Ujang akar dilindungi oleh tudung akar
(calyptra), yang bagianluarnya berlendir, sehingga ujung akar mudah
menembus tanah.
Hasil pencandraan pada tanaman Jeruk purut antara lain memiliki
daun majemuk menyirip beranak daun satu dan tangkai daun
sebagian melebar menyerupai anak daun. Panjang batang utama
mencapai 2,5 m. Dengan jumlah batang plagiothrop 8. Internodia
batang lateral terpanjang 50 cm dan terpendek 4 cm. Helaian anak
daun berbentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal membundar
atau tumpul, ujung tumpul sampai meruncing, tepi beringgit,
panjang 3 – 10 cm, lebar 2 – 5 cm, kedua permukaan licin
dengan bintik-bintik kecil berwarna jernih, permukaan atas
warnanya hijau tua agak mengkilap, permukaan bawah hijau muda
atau hijau kekuningan, buram, dan jika diremas baunya harum.
Bunganya berbentuk bintang dan berwarna putih kemerah-merahan
atau putih kekuning-kuningan. Bentuk buahnya bulat telur, kulitnya
hijau berkerut, berbenjol-benjol, dan rasanya asam agak pahit. Warna
buahnya hijau, buah yang masak berwarna agak kekuningan.
Hasil pencandraan Jeruk nipis antara lain termasuk tumbuhan
perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Tinggi tanaman
jeruk nipis sekitar 75 cm. Dengan jumlah cabang plagiothrop sebanyak
3. Batang pohonnya berkayu ulet, berduri, dan keras. Permukaan
kulit luarnya berwarna tua dan kusam, daunnya berbentuk elips
dengan pangkal membulat, ujung tumpul dan tepi beringgit. Daun pada
batang utama terpanjang 10 x 7 cm dan terpendek 1 x 2 cm. Buah
jeruk nipis berbentuk bulat sampai bulat telur. Internodia batang lateral
terpanjang 42 cm dan terpendek 12 cm. Diameter buahnya sekitar 3,5-
5 cm, dan permukaannya memiliki kelenjar yang banyak sekali.
Buahnya kadang-kadang memiliki papila atas berwarna segmen
buahnya berdaging hijau kekuning-kuningan dan mengandung
sari buah yang beraroma harum. Saat masih muda buah berwarna
kuning semakin tua warna buah menjadi hijau muda atau
kekuningan. Bijinya berbentuk bulat telur, pipih dan berwarna
putih kehijauan. Bentuk Akar tunggangnya berbentuk bulat dan
berwarna putih kekuningan
Pada kedua jenis varietas yang dicandera memiliki kesamaan hama
yang sedang menyerang. Virus gemini ditularkan melalui vektor
berupa serangga dari kelas kutu-kutuan. Terbanyak ditularkan melalui
kutu kebul & Thrips. Pada musim kemarau, serangan berada pada level
tertinggi, karena pada saat itu kelembaban yang rendah merupakan
kondisi yang paling sesuai untuk kutu berkembang biak. Sedangkan
pada musim hujan, perkembangan kutu terhambat dengan
berkembangnya musuh alaminya berupa jamur dan bakteri
entomopathogen (mikroba yg menyebabkan penyakit pada hama).
Dalam melakukan perakitan galur murni, perlu mengetahui morfologi
serta kelebihan kekurangan dari varietas yang telah ada. Sehingga hasil
panen pun bisa maksimal dan sesuai kebutuhan masyarakat dan petani.

BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan

1. Pencandraan terhadap varietas Jeruk nipis dan Jeruk purut memiliki


banyak kesamaan kecuali di bentuk buah dan bentuk daun.

2. Masing-masing varietas memiliki kegunaan, kelebihan dan kekurangan


masing-masing. Sehingga apabila akan merakit galur murni diharapkan
dapat meningkatkan keunggulan dari varietas.

Karenanya tujuan dari dilaksanakan nya praktikum penyanderaan tanaman


menyerbuk sendiri telah tercapai:

1. Mahasiswa telah.mampu mengambarkan bentuk morfologi


suatu jenis tanaman

2. Mahasiswa telah dapat menyusun secara sistematis gambaran


ciri suatu tanaman

3. Mahasiswa telah dapat menyebutkan tipe-tipe pertumbuhan


tanaman

5.2 Saran

1. Untuk mahasiswa, diharapkan agar lebih teliti dan cermat ketika mengukur
pengamatan visual tanaman yang dicandera
2. Untuk teknisi, diharapkan ketika pemberian penjelasan saat video
praktikum bisa lebih meningkatkan volumenya sehingga audio bisa
terdengar jelas oleh mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA

Allard, R. W, 1992. Pemuliaan Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta


Chang, L.C. and Kinghorn, A.D., (2001), ‘Flavonoid as Cancer Chemopreventive
Agents’. in : Trigali, C, Bioactive Compounds from Natural Sources,
Isolation, Characterisation and Biological Properties, Taylor and Francis,
New York.
Darjanto dan Siti, S. 1984. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik
Penyerbukan Silang Buatan. Gramedia, Jakarta.
De Leo, F. & Del Bosco, F.S. (2005). Citrus Flavonoids as Bioactive Compounds:
Role, Bioavailability, Socio-Economic Impact and Biotechnological
Approach For Their Modification, 9th ICABR International Conference
on Agricultural Biotechnology: Ten Years Later, Ravello, Italy.
Issirep, S dan A . Pudjoarinto. 1993. Struktur dan Perkembangan
Tumbuhan.Departemen pendidikan dan kebudayaan. Jakarta.
Kanisius. 2011. Dasar-dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman.
Erlangga,Jakarta
Nasir, M. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Depatemen Pendidikan
Nasional. Jakarta.
Prasha dan Arief. 2009. Teknik pemuliaan tanaman. Bagian Genetika dan
Pemuliaan Tanaman. Departemen Agronomi dan Hotikultura IPB.
Bogor. 284 hal.
Prihatman. 1996. Pemuliaan Tanaman. Semarang: IKIP Semarang Press
Rijal. 2008. Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan Tanaman. Fakultas
Pertanian Jurusan Budidaya Pertanian. Universitas Jember.
Rosanti. D. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga
Suheni. 2008. Teknik Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya.
Suryadarma, 2008. Etnobotani. Diktat Kuliah Jurusan Pendidikan Biologi
MIPA :Universitas Negeri Yogyakarta.
Tim Dosen Politeknik Negeri Jember. 2020. BKPM Semester 3 Mata Kuliah
Perakitan Galur Murni Menyerbuk Sendiri. Jember : Politeknik Negeri
Jember

Anda mungkin juga menyukai