Anda di halaman 1dari 13

Karya Tulis Ilmiah

Menganalisis dan Mengidentifikasi Jaringan pada Tumbuhan

Disusun oleh:

Faiza Nuril Milki

Faizah Nur Azkiya

SMA QURANIC SCIENCE BOARDING SCHOOL AL KAUTSAR 561

Jl. Radinal Muchtar Jagabaya Rajadatu Kec. Cineam

Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat

2022

 
A.Tujuan Praktikum

1) Mengidentifikasi dan mengamati struktur tumbuhan pada batang suji


2) Mengidentifikasi dan mengamati struktur tumbuhan pada batang tapak dara
3) mengidentifikasi dan mengamati struktur tumbuhan pada daun jeruk
4) mengidentifikasi dan mengamati struktur tumbuhan pada adam hawa
5) mengidentifikasi dan mengamati struktur tumbuhan pada wortel
6) mengidentifikasi dan mengamati struktur pada tumbuhan lidah mertua
7) mengidentifikasi dan mengamati struktur pada tumbuhan bawang merah

B. Dasar Teori

Dalam tubuh Tumbuhan terdiri atas kumpulan berbagai macam sel dengan variasi bentuk,
asal-usul, struktur dan fungsi. Tumbuhan juga memiliki sekumpulan sel yang mempunyai asal,
fungsi dan struktur yang sama yang disebut dengan jaringan (Nugroho, 2021). Jaringan
Tumbuhan memiliki dua kelompok, yaitu jaringan meristem dan jaringan permanen. jaringan
meristem merupakan jaringan pada tumbuhan yang terdiri dari sel-sel muda yang masih aktif
membelah sedangkan jaringan permanen merupakan jaringan non meristematik atau tidak aktif
membelah jaringan ini berasal dari pembelahan sel-sel meristem primer maupun sekunder.
berdasarkan asal usulnya jaringan meristem dikelompokkan menjadi tiga yaitu, promeristem,
meristem primer dan meristem sekunder(luthfiya, 2018).

Meristem primer merupakan jaringan meristem pada tumbuhan dewasa yang sel-selnya
aktif membelah yang terdapat pada ujung batang, sehingga menyebabkan perpanjangan batang.
meristem ini berasal dari promeristem yaitu jaringan yang sudah ada ketika dalam fase embrio.
sedangkan meristem sekunder merupakan sel-sel dewasa yang berubah sifatnya menjadi sel-sel
meristematik. contohnya adalah kambium dan kambium gabus (felogen). kambium merupakan
lapisan sel yang aktif membelah di antara pembuluh angkut xilem dan floem. kambium dapat
ditemukan dalam batang maupun akar tumbuhan(luthfiya, 2018).

Jaringan permanen (jaringan dewasa) berdasarkan tipe sel penyusunnya, jaringan


permanen dapat dibedakan menjadi dua macam, jaringan sederhana yang merupakan jaringan
homogen atas satu tipe sel dan jaringan kompleks yang merupakan jaringan heterogen atas dua
tipe sel. berdasarkan fungsinya, jaringan permanen dibedakan menjadi empat macam, jaringan
pelindung, jaringan dasar, jaringan penyokong dan jaringan pengangkut. jaringan
pelindung(Epidermis) adalah jaringan yang tersusun atas lapisan sel-sel yang menutupi
permukaan tumbuhan seperti akar, batang daun, bunga, buah, dan biji. jaringan ini berfungsi
dalam melindungi bagian dalam tumbuhan dari segala kemungkinan yang merugikan. sebagian
Jaringan epidermis juga dapat berkembang dan bermodifikasi seperti stomata, trikoma, spina, sel
kipas, velamen dan litokis(luthfiya, 2018).

Jaringan dasar (parenkim) merupakan jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup dengan
morfologi yang bervariasi. jaringan ini dapat dijumpai pada setiap bagian tumbuhan pada batang
dan akar, di antara epidermis dan pembuluh angkut sebagai korteks dapat ditemukan juga
sebagai empulur batang. Jaringan Penyokong (penguat) merupakan jaringan yang menunjang
bentuk tubuh tumbuhan. jaringan ini memiliki dinding sel yang tebal dan kuat berfungsi untuk
melindungi jaringan lain. berdasarkan sifat jaringan penguat dibedakan menjadi dua yaitu
kolenkim sebagai penguat pada organ-organ yang masih aktif dalam pertumbuhan dan
sklerenkim yang merupakan jaringan penguat organ-organ yang sudah berhenti melakukan
pertumbuhan(luthfiya, 2018)..

Jaringan pengangkut (jaringan vaskuler) merupakan jaringan pada tumbuhan tingkat


tinggi yang berfungsi mengangkut garam-garam mineral serta zat makanan hasil fotosintesis.
jaringan pengangkut pada tumbuhan adalah xilem dan floem. Xilem merupakan jaringan
kompleks karena susunannya yang terdiri dari berbagai bentuk sel, berfungsi mengangkut air dan
garam-garam mineral dari akar menuju ke daun. sel nya mati berdinding tebal dan mengandung
lignin. sedangkan floem berfungsi mengangkut dan mendistribusikan zat makanan hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan dan tersusun atas sel-sel yang hidup dan
mati(luthfiya, 2018).

Jaringan merupakan kumpulan dari sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Jaringan tidak dapat dilihat oleh mata telanjang sehingga perlu menggunakan mikroskop
(Simatupang & Sitompul, 2018; Alberts et al, 2008; Mescher, 2018). Pengamatan jaringan
dibawah mikroskop tidaklah mudah karena terdapat beberapa sel atau jaringan yang bersifat
tembus cahaya dan tidak memiliki pigmen warna sehingga mempersulit dalam pengamatan
jaringan tumbuhan. dengan melakukan penelitian ini kita bisa lebih mengenal jaringan tumbuhan
melalui mikroskop dan dapat menggunakan mikroskop dengan cara yang benar.        

C. Alat dan Bahan

Alat

1. Mikroskop
2. Kaca objek
3. Silet
4. Cover glass

Bahan

1. Daun Jeruk (Citrus hystrix)


2. Adam hawa (Rhoeo discolorL.Her.)
3. Wortel (Daucus carota)
4. Tapak dara (Catharanthus roseus)
5. Suji (Dracaena angustifolia)
6. Lidah mertua (Sansevieria)
7. Bawang merah (Allium Cepa)
8. Air    

D. Cara Kerja

Pertama-tama Ambil tumbuhan (daun jeruk,adam hawa,wortel,tapak dara,suji,lidah


mertua,bawang merah ) untuk dijadikan sampel kemudian bilas hingga bersih menggunakan
air,untuk melihat dalam mikroskop dibuat sayatan segar dengan cara menyayat permukaan daun
secara paradermal atau tipis menggunakan silet tipis yang tajam. Sayatan ini kemudian diletakan
pada kaca objek yang telah diberi tetesan air dan ditutup dengan cover glass kemudian diletakan
pada kaca objek. Penyimpanan sampel pada kaca objek harus benar dan disesuaikan dengan
ukuran kaca objek.
E. Hasil dan Pembahasan

Hasil dari penelitian kami pada tanaman Daun Jeruk (Citrus hystrix), Adam hawa (Rhoeo
discolorL.Her.), Wortel (Daucus carota), Tapak dara (Catharanthus roseus), Suji (Dracaena
angustifolia), Lidah mertua (Sansevieria), Bawang merah (Allium Cepa) sebagai berikut.

1. Daun Jeruk (Citrus Hystrik)

Daun jeruk (Citrus Hystrik) merupakan daun yang berasal dari tanaman jeruk, dan sering
digunakan sebagai bumbu pada beberapa makanan di Indonesia. Daun ini berwarna hijau tua,
aromanya yang khas dan segar membuat daun jeruk banyak digunakan sebagai bahan campuran
pada berbagai masakan, dan makanan yang lain. Manfaat bagi kesehatan daun jeruk mengandung
senyawa sitral dan limonene yang berkhasiat untuk meringankan demam dan batuk. Jeruk nipis
memiliki kandungan flavonoid, saponin dan minyak atsiri (Syamsuhidayat dan Hutape, 1991).

Korteks
Lisigen
Jaringan
epidermis

hasil pengamatan pada daun jeruk. Struktur daun jeruk tidak dapat terlihat jelas oleh
mikroskop cahaya hal tersebut diakibatkan karena proses penyayatan yang salah. didalam
jaringan korteks terdapat jaringan sekretori,jaringan sekretori yang ada pada daun jeruk
mengandung Minyak atsiri yang di sebut lisigen. Minyak atsiri yang terkandung dalam jeruk
memiliki banyak senyawa yang sifatnya mudah menguap. Minyak atsiri jeruk dapat digunakan
sebagai pengharum ruangan, bahan parfum, dan mengubah citra rasa makanan menjadi lebih
menarik. Selain itu, minyak atsiri jeruk juga memiliki manfaat kesehatan yang digunakan sebagai
aroma terapi. Aroma jeruk dapat menstabilkan system saraf, menimbulkan perasaan senang dan
tenang, meningkatkan nafsu makan, dan penyembuhan penyakit.

2. Adam hawa (Rhoeo discolorL.Her.)

(Rhoeo discolor.Her.) atau Adam Hawa adalah tanaman hias dengan daun berwarna
ungu di bagian bawahnya. Rhoeo discolor biasa ditanam orang sebagai tanaman hias, tumbuh
subur di tanah yang lembab. Tanaman ini termasuk anggota suku gawar-gawaran, berasal dari
Meksiko dan Hindia Barat (pagmanigrum, 2011). selain itu tanaman ini memiliki senyawa
flavonoid yaitu antosianin yang menghasilkan pigmen merah dan pigmen hijau yang menjadi ciri
khas dari tumbuhan tersebut (Sinta Ratnasari*, 2016).

Stomata

Jaringan
epidermis

Berdasarkan hasil pengamatan pada jaringan epidermis tumbuhan adam hawa (Rhoeo
discolorL.Her) terdapat epidermis yang berfungsi untuk melindungi jaringan yang terdapat
dalam tumbuhan. adam hawa juga memiliki Stomata yang merupakan bentuk modifikasi dari
epidermis berfungsi sebagai tempat yang digunakan tumbuhan untuk berinteraksi dengan
lingkungannya yakni sebagai tempat jalan keluar masuknya gas oksigen dan gas karbondioksida
(D.A Pratiwi, 2017)..

3. Wortel (Daucus corata)

Wortel merupakan bahan pangan (sayuran) yang digemari dan dapat dijangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat. Bahkan mengkonsumsi wortel sangat dianjurkan, terutama untuk
menghadapi masalah kekurangan vitamin A. Vitamin A dan Beta-karoten merupakan komposisi
wortel yang paling dominan. Vitamin A dalam jumlah yang tinggi (Rita lidiawati, 2013). Wortel
memiliki kadar betakarotenoid yang tinggi. Wortel menjadi bahan yang berpotensi untuk
dijadikan tambahan pada camilan tinggi betakarotenoid (nurhidayah, 2021)

Karotenoid
Korteks

Pada tumbuhan wortel yang diamati dibawah mikroskop cahaya terlihat adanya korteks
yang berfungsi untuk menyimpan makanan dan di dalam korteks terdapat karotenoid. Karotenoid
yang ditemukan pada sayatan umbi wortel ini memiliki warna orange dengan bentuk
memanjang.karotenoid yang terkandung dalam wortel berfungsi terhadap radikal bebas dan
dapat menurunkan risiko kejadian kanker prostat (D.A Pratiwi, 2017).

4.Tapak dara (Catharanthus roseus)

Tapak dara (Catharanthus roseus) merupakan salah satu tanaman herbal yang memiliki
banyak manfaat salah satunya yaitu untuk menyembuhkan luka (Ida Ayu Laksmi Puspita Dewi,
2013). Tapak dara telah dibuktikan berkhasiat dalam menyembuhkan berbagai penyakit beberapa
diantaranya seperti hipertensi, diabetes, dan leukimia, Tanaman ini juga menjadi salah satu

Korteks Jaringan pembuluh


(xilem floem)

Empulur
bahan yang berpotensi sebagai antikanker dengan ekstrak tanaman tapak dara (Suraduhita,
2017).

Berdasarkan hasil dari pengamatan dibawah mikroskop diatas, didapati bahwa tanaman tapak
dara memiliki empulur yang berada di pusat struktur xilem floem yang tersusun rapi juga korteks
yang berada dibawah epidermis yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.. Letak
floem yang berada di sebelah xilem dan diantaranya terdapat lapisan kambium yang menjadi
penghubung antara xilem dan floem, begitu juga dengan korteks xilem floem berfungsi sebagai
jaringan pengangkut pada tumbuhan. Tapak dara juga termasuk kedalam tanaman dikotil yang
memiliki tipe kolateral terbuka dan memiliki kambium vaskuler yang berfungsi dalam membantu
perkembangan pada xilem dan floem (D.A Pratiwi, 2017).

5.Daun Suji (Dracaena angustifolia)

Suji (Dracaena angustifolia) atau biasa disebut pandan betawi merupakan tanaman herbal
yang banyak tumbuh di sekitar halaman sebagai pagar atau tumbuh liar di tempat yang basah.
tanaman ini juga memiliki nama yang berbeda di beberapa daerah di Indonesia. Selain itu, Daun Suji
telah dimanfaatkan sejak lama baik dalam bidang pangan, kosmetika, maupun pengobatan. Sejak
dulu masyarakat Indonesia telah memanfaatkan air perasan daun suji yang banyak mengandung
klorofil sebagai pewarna hijau alami pada beberapa makanan tradisional (Dias Indrasti, 2019).

Korteks

Jaringan pembuluh
(xilem floem)

Berdasarkan hasil dari pengamatan dibawah mikroskop daun suji termasuk kedalam jenis
tumbuhan monokotil dikarenakan struktur berkas pembuluh yang tersebar keseluruh jaringan
dasar (jaringan parenkim). Tipe berkas pembuluh pada tanaman monokotil adalah kolateral
tertutup sehingga tidak terdapat kambium diantara xilem dan floem (D.A Pratiwi, 2017)

6.Lidah mertua (Sansevieria)

Lidah mertua (Sansevieria) atau sering disebut (mother in law tongue) yang berarti
“tanaman pedang pedangan” karena bentuk daunnya yang runcing menyerupai pedang. Beberapa
yang lain menyebutnya tanaman ular (snake plant). Ia juga disebut sebagai tanaman perintis
karena mampu hidup di tempat yang tidak bisa ditumbuhi tanaman lain. (Mukhlisin, 2012).
Selain bentuknya unik, lidah mertua mampu memberikan udara bersih bagi ruangan yang
ditempatinya karena tanaman ini dapat menyerap zat berbahaya di udara.

Kalsium oksalat

Jaringan
epidermis

Menurut dari data yang dihasilkan oleh mikroskop cahaya diatas menunjukkan bahwa
lidah mertua (Sansevieria) memiliki kristal kalsium oksalat yang berfungsi sebagai penerus
cahaya yang masuk ke dalam sel-sel palisade menuju kloroplas. lidah mertua juga memiliki
jaringan parenkim yang berfungsi sebagai cadangan makanan.

7.Bawang merah (Allium Cepa)

Bawang merah (Allium ascalonicum) biasa digunakan sebagai bumbu untuk menambah
cita rasa masakan, dan dimanfaatkan sebagai obat tradisional.bawang merah digunakan secara
tradisional untuk mengobati berbagai penyakit seperti, pusing (vertigo, pengeng), bisul, batuk,
batuk kering. Bawang merah memiliki kandungan gizi dan senyawa aktif yang berfungsi
preventif yang diperoleh ketika dikonsumsi sebagai bumbu masakan, dan berfungsi kuratif saat
dimanfaatkan sebagai obat herbal (aryanta, 2019).

Dinding sel

Pada hasil pengamatan mikroskop cahaya diatas menunjukkan adanya jaringan epidermis
pada tanaman bawang merah (Allium Cepa). jaringan epidermis pada bawang merah memiliki
dinding sel yang tersusun rapat dengan sel yang berlapis-lapis. bentuk dinding sel nya yang tidak
beraturan tetapi memiliki bentuk yang tetap tidak berubah-ubah, seperti persegi tidak sempurna,
dengan warna keungu-unguan. jaringan epidermis ini berfungsi untuk melindungi jaringan lain
(D.A Pratiwi, 2017)

F. Kesimpulan

1. Pada hasil dari identifikasi tanaman daun Jeruk (Citrus hystrik) kita hanya bisa melihat
bagian bagian tertentu seperti epidermis korteks dan lisigen,karena terjadi kesalahan pada
saat pemotongan daun sehingga tidak bisa terlihat jelas struktur daun jeruk..

2. Hasil dari identifikasi tanaman adam hawa (Rhoeo discolorL.Her.) tanaman ini memiliki
jaringan epidermis dan stomata yang merupakan bentuk modifikasi dari jaringan
epidermis.
3. Hasil dari identifikasi wortel (Daucus corata) memiliki korteks yang terdapat karotenoid
yang berwarna orange dengan bentuk memanjang.

4. Hasil dari identifikasi tapak dara (Catharanthus roseus) memiliki empulur, termasuk
kedalam tumbuhan dikotil dengan tipe kolateral terbuka yang memiliki jaringan
pembuluh yang tersusun rapi.

5. Hasil dari identifikasi daun suji (Dracaena angustifolia) memiliki korteks yang terdapat
jaringan pembuluh yaitu xilem dan floem, termasuk dalam tumbuhan monokotil dengan
tipe kolateral tertutup.

6. Hasil dari identifikasi lidah mertua (Sansevieria) memiliki jaringan epidermis dan
kalsium oksalat.

7. Hasil dari identifikasi bawang merah (Allium Cepa) memiliki jaringan epidermis yang
tersusun dari dinding sel.
DAFTAR PUSTAKA

aryanta, i. w. (2019). BAWANG MERAH DAN MANFAATNYA BAGI KESEHATAN. Program Studi Ayurweda,
Fakultas Kesehatan.

D.A Pratiwi, S. M. (2017). Biologi. jakarta: erlangga.

Dias Indrasti, N. A. (2019). Klorofil Daun Suji: Potensi danTantangan PengembanganPewarnaHijau Alami
(Suji Leaf Chlorophyll: Potential and Challenges as NaturalColorant). Jurnal Ilmu Pertanian
Indonesia.

Ida Ayu Laksmi Puspita Dewi, I. M. (2013). Bioaktivitas Ekstrak Daun Tapak Dara (Catharanthus Roseus)
Terhadap Periode Epitelisasi Dalam Proses Penyembuhan Luka Pada Tikus Wistar. Indonesia
Medicus Veterinus.

luthfya, b. a. (2018). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY BERDASARKAN


KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI
JARINGAN TUMBUHAN. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana.

mukhlisin, a. e. (2012). pemanfaatan ekstrak lidah mertua (sansevieria trifasciata laurenti) sebagai bahan
penyedap logam toksik timbal dalam limbah cair.

Nugroho, L. H. (2021). struktur produk jaringan sekretori tumbuhan. yogyakarta: gadjah mada univercity
press.

nurhidayah, r. d. (2021). PENGARUH METODE PENYIAPAN WORTEL YANG. naskah publikasi.

pagmanigrum, R. t. (2011). KARAKTER EKSTRAK ZAT WARNA DAUN RHOEO DISCOLOR SEBAGAI. fakultas
MIPA UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA.

Rita lidiawati, n. y. (2013). mentel permen wortel sebaga solusi penambah vitamin Ai. jurnal ilmiah
mahasiswa.

Sinta Ratnasari*, D. S. (2016). STUDI POTENSI EKSTRAK DAUN ADAM HAWA (Rhoeo discolor) SEBAGAI
INDIKATOR TITRASI ASAM-BASA. Chimica et Natura Acta.

Suraduhita, A. (2017). SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK DARA (Catharanthus roseus (L.)
G. Don.) TERHADAP CELL LINE KANKER SERVIKS (HeLa)DAN CELL LINE KANKER PAYUDARA (MCF-
7) . Diajukan kepada Program Studi Biologi.
yog, m. (2017, agustus). biologi edkasi.com. Diambil kembali dari
https://www.biologiedukasi.com/2017/08/tipe-berkas-pembuluh-pada-tumbuhan.html.

Anda mungkin juga menyukai