Anda di halaman 1dari 1

ANALISIS DAN SOLUSI PEMERINTAH SINGAPURA TERHADAP RESESI EKONOMI SELAMA

PANDEMI COVID 19
Latar Belakang
Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga
memengaruhi kondisi perekonomian, pendidikan, dan kehidupan sosial masyarakat suatu
negara. Pandemi ini menyebabkan beberapa negara menerapkan kebijakan yang berimplikasi
terhadap pembatasan aktivitas masyarakat, termasuk aktivitas ekonomi, aktivitas pendidikan,
dan aktivitas sosial lainnya.
Menurunnya berbagai aktivitas ini, berdampak pada kondisi sosial-ekonomi masyarakat,
khususnya masyarakat rentan dan miskin. Oleh sebab itu, pemerintah, baik di tingkat pusat
maupun daerah, mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menanggulangi penyebaran COVID-19
serta kebijakan kebijakan yang bersifat penanggulangan dampak sosial dan ekonomi akibat
pandemi ini. Kendati demikian, pelaksanaan berbagai kebijakan ini perlu dipantau dan
dievaluasi untuk mengetahui efektivitasnya.
Pada awal pandemi COVID-19 di Singapura, terjadi resesi ekonomi. Pertumbuhan ekonomi di
negara-kota itu menciut 41,2% jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, yang merupakan
kontraksi terbesar Singapura selama ini.
Penurunan ini juga mengindikasikan pandemi mungkin berdampak lebih dahsyat terhadap
ekonomi Singapura ketimbang negara-negara Asia lainnya. Melorotnya perdagangan global
telah menimpa sektor manufaktur Singapura yang bergantung pada ekspor, sementara aktivitas
industri konstruksi mandek dan para peritel menyaksikan jatuhnya taraf penjualan dalam laju
ekstra cepat. Data Singapura ini menambah tekanan pada Partai Aksi Rakyat, yang pekan lalu
mengalami performa paling lemah dalam pemilihan umum sejak 55 tahun silam.
Pemerintah sudah berikrar untuk menggelontorkan stimulus sebesar US$67 miliar, yang setara
dengan 20% PDB Singapura, guna mendukung dunia usaha dan rumah tangga. Singapura mulai
mengendurkan lockdown, atau yang dikenal dengan Circuit Breaker, pada 1 Juni.
Negara ini memasuki fase dua pembukaan kembali ekonomi pada 19 Juni, yang memungkinkan
sebagian besar toko dan restoran mulai membuka lagi bisnis mereka walau aturan pembatasan
sosial masih berlaku.

Anda mungkin juga menyukai