Anda di halaman 1dari 44

KUMPULAN SOAL BOARD

PULMONOLOGI
1. Seorang pasien laki-laki, 55 tahun, datang ke unit gawat darurat dengan
keluhan batuk berdahak berwarna hijau sejak 1 hari yang lalu. Selain itu,
pasien juga merasa nyeri dada setiap kali bernapas, milagia pada seluruh
tubuh, menggigil, dan demam.
Enam hari yang lalu, pasien berobat ke dokter dan didiagnosis influenza (saat
itu influenza sedang merebak di lingkungannya). Keluhan sempat membaik,
tetapi sejak 1 hari yang lalu batuk bertambah sering dan produktif. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan suhu 39,2°C, frekuensi napas 30x/menit, ronki
pada lapangan bawah paru kiri. Pada foto rontgen toraks didapatkan infiltrat di
paru kiri bawah. Pasien menderita DM dan insufisiensi ginjal sejak 3 tahun
terakhr ini.
Sebenarnya penyakit yang diderita pasien tersebut bisa dicegah dengan
melakukan:
A. Pemberian vaksinasi influenza setiap tahun
B. Pemberian vaksinasi pneumokok setiap tahun
C. Pemberian anti viral saat demam hari ke-4 sakit
D. Pemberian vaksinasi diferi dan tetanus setiap 10 tahun September 2012
E. Pemberian antibiotika profilaksis saat demam baru 2 hari September 2014
2. Seorang perempuan berusia 45 tahun datang ke poliklinik spesialis penyakit
dalam dengan sakit kepala, sakit tenggorokan, sakit telinga, dan urtikaria. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan ronki dan limfadenopati. Hasil foto rontgen
toraks dalam batas normal, tidak terlihat infiltrat pada paru-paru.
Kemungkinan diagnosis pada kasus di atas adalah:
A. Asma
B. Bronkitis
C. Pneumonia atipik
D. Pneumonitis lupus
E. Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)

September 2012
3. Seorang laki-laki, 58 tahun mengeluh sesak napas dan batuk berdahak sudah 3
bulan yang makin memberat. Tekanan darah 150/100 mmHg. Spirometri
menunjukkan gangguan obastruksi berat. Hasil foto rontgen toraks
menunjukkan infiltrat tersebar tidak merata dan menyerupai sarang lebah. CT
toraks menunjukkan gambaran area yang bercincin.
Terapi yang merupakan kontraindikasi untuk pasien pada kasus di atas adalah:
A. Aminofilin
B. Propranolol
C. Ipratropium bromide
D. Budesonide dihirup setiap hari
E. Cefepime untuk eksaserbasi akut

September 2012
4. Seorang laki-laki, 31 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan
keluhan batuk sejak 3 minggu yang lalu. Didapatkan penurunan berat badan 3
kg selama 6 bulan sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik suhu 36,8ºC, frekuensi
napas 20x/mnt. Dari auskultasi terdengar ronki di apeks paru kanan. Hasil
laboratorium Hb 14,6 g/dL; leukosit 8.700/uL; neutrofil 43%; trombosit
164.000/uL.

Diagnosis yang tepat untuk kasus di atas adalah :


A. Pneumonia
B. Abses paru
C. Sarkoidosis
D. Aspergillosis
E. Tuberkulosis September 2012
5. Seorang laki-laki, 50 tahun dibawa ke unit gawat darurat dengan keluhan sesak
hebat sejak 1 hari yang lalu, disertai batuk dan napas berbunyi. Riwayat sesak
bila terpapar debu rumah dan batuk-batuk pada dini hari. Selama dua bulan
terakhir frekuensi sesak napas 2-3 kali seminggu, lebih sering pada malam dan
dini hari. Pada pemeriksaan fisik kesadaran kompos mentis; suhu 36,8°C,
tekanan darah 120/80 mmHg; frekuensi napas 32x/mnt; frekuensi nadi 100
x/mnt, irama reguler. Pada pemeriksaan paru tampat retraksi sela iga dan
wheezing. Tidak didapatkan jari tabuh dan edema tungkai. Hasil laboratorium:
Hb 12,5 gr/dL. Leukosit 9.100/mm3, hitung jenis 0/5/6/50/35/4.
Penatalaksanaan yang tepat untuk kasus di atas adalah:
A. Drip aminofilin
B. Injeksi adrenalin
C. Injeksi terbutalin
D. Nebulizer ß2 agonis
E. Injeksi deksametason

September 2012
6. Seorang perempuan berusia 66 tahun dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit
dengan sesak napas yang progresif sejak 4 minggu yang lalu disertai nyeri
dada kanan. Tiga puluh tahun sebelumnya, pasien pernah menjalani radioterapi
untuk Limfoma Hodgkin. Pasien tidak pernah merokok. Pemeriksaan klinis
menunjukkan adanya perubahan kulit karena penyinaran dan redup mulai sela
iga 2 kanan. Pemeriksaan peyudara normal. Hasil foto rontgen toraks
menunjukkan efusi pleura kanan yang pada aspirasi pleura menghasilkan
cairan serous xantokrom, dengan kandungan protein 45 g/L dan sitologi
menunjukkan beberapa sel atipikal dan limfosit.
Apa penyebab paling mungkin dari efusi paru tersebut?
A. Mesothelioma
B. Limfoma residif
C. Meigs syndrome
D. Small cell carcinoma
E. Adenokarsinoma paru

meri
September 2012
7. Seorang lelaki berusia 50 tahun menyandang diabetes melitus tipe 2, datang
berobat ke poliklinik dengan keluhan batuk sejak 4 hari yang lalu disertai sesak
napas. Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan bronkovesikuler pada paru
kanan bawah disertai ronki basah nyaring. Pada foto toraks didapatkan bercak-
bercak infiltrat inhomogen pada paru kanan bawah.

Mikroorganisme penyebab infeksi tersering pada kasus pasien tersebut adalah:


A. Bacteoides sp
B. Enterobacteriaceae
C. Staphylococcus aureus
D. Mycoplasma pneumonia
E. Streptococcus pneumonia
vege

September 2014
8. Seorang perempuan berusia 30 tahun, hamil 3 bulan, datang berobat ke
poliklinik dengan keluhan sesak napas dan batuk sejak tiga hari yang lalu.
Pasien menderita asma sejak kecil, tetapi jarang kambuh. Sejak 2 tahun yang
lalu, diketahui menderita hipertiroid namun putus obat sejak 2 bulan. Pada
pemeriksaan fisik pasien tampak sakit sedang; tekanan darah 130/80 mmHg;
frekuensi nadi 110x/mnt, irama teratur, frekuensi napas 28 x/mnt. Teraba
pembesaran tiroid difus. Pada pemeriksaan paru didapatkan wheezing di kedua
lapangan paru, terdapat tremor halus di kedua tangan.

Tatalaksana yang paling tepat sehubungan dengan kasus di atas adalah:


A. ß2 agonis oral dan PTU
B. Long acting ß2 agonis inhaler dan methimazol
C. Short acting ß2 agonis inhaler, propranolol, dan PTU
D. Short acting ß2 agonis inhaler, kortikosteroid, dan PTU
E. Long acting ß2 agonis inhaler, kortikosteroid dan methimazol

September 2014
9. Seorang mahasiswa pencinta alam, berusia 23 tahun, mendaki Gunung Rinjani.
Menjelang mencapai puncak, dia mengeluh sesak napas berat. Ia lalu tidak
meneruskan pendakian dan dibawa turun oleh teman-temannya. Satu jam
kemudian, ia tetap sesak napas. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak
overweight, tekanan darah 80/50 mmHg dan S2 split pada auskultasi jantung.
Pemberian terapi oksigen mengurangi gejala pada pasien dan auskultasi S2
split tidak lagi terdengar.

Diagnosis yang paling mungkin pad pasien ini adalah:


A. Emboli paru
B. Syok karena hipoksia
C. Hipotensi pulmonal dan hipoksia sistemik
D. Edema paru akibat vasokonstriksi paru karena hipoksia
E. Hipertensi pulmonal akibat vasokonstriksi paru karena hipoksia

September 2014
10. Seorang perempuan berusia 40 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak
napas mendadak. Terdapat riwayat batuk lama dan pengobatan flek paru. Pada
pemeriksaan fisik terlihat ortopneu dan penggunaan otot bantu napas. Pada
auskultasi terdapat wheezing dan ronkhi di beberapa bagian paru. Didapatkan
pula distensi vena jugularis; pulsasi parasternal; P2 mengeras; shifting dullness
(+); terdapat edema tungkai dan jari tabuh. Pemeriksaan foto rontgent toraks
memperlihatkan adanya nodul multipel di kedua lapang paru. Pemeriksaan
EKG memperlihatkan pergeseran aksis ke kanan, R>S di lead V1 dan P
pulmonal.

Pemeriksaan penunjang yang paling tepat untuk menegakkan diagnosis pasti


pada pasien ini adalah:
A. Hemostasis
B. Ekokardiografi
C. Kateterisasi jantung kanan
D. CT angiografi arteri pulmonalis
E. Analisis gas darah dan tes fungsi paru
quro September 2014
11. Seorang lelaki berusia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas
yang memberat sejak seminggu. Pasien sudah mengeluhkan sesak sejak 6
bulan terakhir, disertai batuk tanpa disertai dahak. Pasien merokok 1 bungkus
sehari sejak 20 tahun yang lalu. Pasien sudah beberapa kali berobat ke dokter
dan terkahir dikatakan terkena flek paru meskipun hasil pemeriksaan sputum
BTA paru selalu negatif dan telah diobatai OAT secara teratur selama 9 bulan,
namun keluhan sesak masih dirasakan pasien. Pada pemeriksaan fisik paru
didapatkan suara napas pokok bronkovesikuler, ronki basah kasar di kedua
basal paru, tidak ada wheezing. Pada pemeriksaan foto toraks didapatkan
gambaran bronkiektasis pada kedua basal paru disertai tanda-tanda fibrosis di
kedua lapang paru.
Pemeriksaan penunjang yang paling tepat untuk memastikan diagnosis pada
pasien di atas adalah:
A. PET CT scan thoraks
B. CT scan toraks tanpa kontras
C. MSCT toraks dengan kontras
D. CT angiografi arteri pulmonalis
E. EBUS (Endobronchial Ultrasound) September 2014
12. Seorang lelaki berusia 55 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan
sesak napas sejak 2 minggu sebelum berobat. Pasien juga mengeluh batuk-
batuk dengan dahak yang kadang-kadang bercampur sedikit darah serta nyeri
pada dada kanan. Pasien merokok 1 bungkus sehari sejak 30 tahun yang lalu.
Pemeriksaan fisik paru didapatkan perkusi paru kanan redup, bising napas
menurun, dan pada foto toraks didapatkan gambaran radioopak pada
hemithoraks kanan disertai pergeseran trakea dan jantung ke arah kanan.

Masalah pada pasien ini adalah:


A. Massa paru kanan
B. Efusi pleura kanan
C. Empiema paru kanan
D. Atelektasis paru kanan
E. Pneumonia lobaris kanan

September 2014
13. Seorang lelaki berusia 45 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan
batuk-batuk lama sejak 3 minggu sebelum berobat. Batuk disertai dahak warna
kuning kehijauan dan kadang berbau. Pasien juga mengeluh demam kadang
hilang timbul sejak 2 minggu terakhir, selama sakit ini berat badan pasien
menurun 5 kg. Pasien merokok 2 bungkus sehari sejak kurang lebih 20 tahun.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan konjungtiva pucat, oral hygiene buruk
dengan foeter ex ore (+). Pada pemeriksaan paru didapatkan suara napas
bronkial dengan ronki basah nyaring pada paru kanan bawah. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 10,5 gr/dL; leukosit 19.400/uL dengan dominasi
neutrofil; LED 74 mm/jam. Foto toraks menunjukkan pada paru kanan bawah
terdapat kavitas dengan infiltrat di sekitarnya disertai gambaran air-fluid level
di dalamnya.
Kemungkinan diagnosis pada kasus di atas adalah :
A. TB Paru
B. Ca Paru
C. Abses paru
D. Pneumonia lobaris
E. Bronkiektasis terinfeksi September 2014
14. Seorang lelaki berusia 48 tahun yang berprofesi sebagai tukang ojek, datang ke
IGD dengan keluhan sesak napas sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Terdapat batuk berdahak kekuningan, badan panas tidak menggigil. Pasien
pernah mendapat terapi tuberkulosis paru, kurang lebih 4 yahun yang lalu dan
dinyatakan sembuh. Pada pemeriksaan fisik, kesadaranan kompos mentis;
tekanan darah 130/80 mmHg; frekuensi napas 28 x/mnt; suhu 38,3°C.
Hemitoraks kanan: suara napas bronkial di parahilus kanan, terdapat ronki
basah nyaring. Hb 13,0 g/dL; Leukosit 12.400/uL; saturasi oksigen 91%
dengan menggunakan nasal kanul 3 liter/menit.

Diagnosis kerja pada penderita ini adalah:


A. Pneumonia
B. Bronkitis kronik
C. Atelektasis paru kanan
D. Bronkiektasis terinfeksi
E. Tuberkulosis paru tersangka aktif yang relaps

September 2014
15. Seorang perempuan berusia 28 tahun bekerja sebagai buruh pabrik garmen
sejak 8 tahun. Pasien datang berobat ke poliklinik IPD dengan keluhan batuk
dan sesak disertai napas berbunyi sejak 3 bulan terakhir. Terdapat batuk kering
dan dada terasa tertekan, namun tidak ada demam. Pasien sebelumnya telah
berobat ke dokter, mendapat terapi obat batuk, antibiotik dan vitamin, tetapi
keluhan batuk tidak berkurang. Riwayat merokok disangkal. Terdapat riwayat
pengobatan TBC paru selama 6 bulan teratur dan telah dinyatakan sembuh.
Berat badan 80 kg; tinggi badan 160 cm. Pemeriksaan fisik paru terdapat
ekspirasi memanjang dan wheezing pada kedua lapang paru, hasil laboratorium
kimia klinik dan rontgen toraks dalam batas normal. Keluarga tidak ada
riwayat menderita penyakit alergi.
Diagnosis kerja pada pasien ini adalah:
A. Asma kardiale
B. Asma bronkhiale
C. Asma akibat kerja
D. Sindroma obstruksi pasca TB
E. Penyakit paru obstruksi kronik
meri September 2014
16. Seorang buruh tani, perempuan berusia 56 tahun, datang berobat ke poliklinik
IPD dengan keluhan episode mengi yang sering kambuh setelah bekerja di
gudang penyimpanan bahan baku untuk membuatb karung. Sejak setahun yang
lalu terdapat batuk kering, namun kadangkala berdahak berwarna putih. Tidak
terdapat demam. Riwayat merokok disangkal. Terdapat riwayat pengobatan
TBC paru selama 6 bulan teratur dan telah dinyatakan sembuh. Pemeriksaan
auskultasi didapatkan ronki basah halus di basal kedua paru; Suara jantung
dalam batas normal. Pemeriksaan penunjang Hb 12 g/dL; leukosit 11.000/uL;
trombosit 350.000/uL; hitung jenis 1/2/2/80/10/5; spirometri FEV1 2,2 liter.
FVC 2,4 liter. Rontgen toraks menunjukkan corakan bronkovaskular
meningkat di kedua hilus paru, sinus kostofrenikus lancip, diafragma normal.
Diagnosis kerja yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
A. Bronkitis kronik
B. Bronkiektasis terinfeksi
C. Sindroma obstruksi pasca TB
D. Pneumonitis hipersensitivitas
E. Asma bronkiale eksaserbasi akut
September 2014
Seorang pria usia 50 tahun bekerja sebagai penjaga gudang perusahaan tekstil
sejak 10 tahun. Selain itu, penderita mempunyai kebiasaan merokok 2 bungkus
per hari sejak usia 25 tahun. Sejak 2 bulan terakhir penderita sering mengeluh
batuk dan sesak, memberat pada malam hari atau cuaca dingin. Penderita
datang di bagian poli paru karena sesak memberat sejak 3 hari.
17. Kemungkinan diagnosis pada pasien adalah :
A. PPOK
B. TB Paru
C. Pneumonia
D. Asma bronchial
E. Penyakit paru akibat kerja
18. Pemeriksaan fisik yang patognomonik berdasarkan diagnosis di atas :
A. Hanya terdapat wheezing
B. Wheezing, clubbing finger, pleural fiction rub, ronkhi kering
C. Perkusi dada redup, wheezing, ronkhi basar kasar, clubbing finger
D. Wheezing, barrel chest, pada perkusi hipersonor, purse lips breathing
E. Pleural fiction rub, ronkhi basah kasar, barrel chest, purse lips breathing
April 2012
19.Seorang laki-laki 25 tahun datang dengan keluhan batuk-batuk sejak ± 2 bulan
yang lalu. Pada pemeriksaan fisik penderita didapat sakit sedang,kompos mentis,
TD 110/70 mmHg, Nadi 96 kali/menit. Frekuensi nafas 20 kali/menit. Suhu
37,4oC. Pada pemeriksaan perlu didapatkan perkusi redup, serta adanya ronkhi
basah penyaring pada daerah apeks kanan, Pada pemeriksaan laboratiorium
didapatkan : Leukosit 10.500/m3 ; Hb 11,6 gr/% ; Ht 35% ; Trombosit
170.000/mm3.Pemeriksaan sputum BTA langsung didapatkan hasil positif. Pada
pemeriksaan foto thoraks didapatkan adanya kavitas disertai bercak-bercak
fibroinfiltrat disekitarnya pada daerah apeks paru kanan.

Regimen pengobatan yang dianjurkan untuk penderita tersebut adalah :


A. 2 RHZ / 4 RH
B. 2 RHZE / 4 RH
C. 2 RHZES / 4 RH
D. 2 RHZES / 1 RHZE / 5 RH
E. 2 RHZE / 1 RHZE / 5 RHE

November 2006
20. Bila setelah pengobatan selama 2 bulan ternyata sputum BTA langsung
masih(+) maka tindakan selanjutnya adalah :

A. Dilakukan pemeriksaan kultur BTA + test resistensinya diberikan obat OAT


sisipan selama 1 bulan
B. Dilakukan pemeriksaan kultur BTA + test resistensinya, OAT diganti dengan
regimen untuk gagal terapi
C. Dilakukan pemeriksaan kultur BTA + test resistensinya, OAT diganti dengan
regimen untuk kasus TB paru kronik
D. Dilakukan pemeriksaan kultur BTA + test resistensinya, OAT dilanjutkan
dengan pengobatan untuk fase maintenance
E. BSSD

November 2006
21. Bila pada akhir pengobatan ternyata batuk masih (+), foto thoraks masih
didapatkan kavitas dan fibro infiltrate serta sputum BTA langsung masih (+),
maka masalah saat ini adalah:
A. TB paru multi-drug resistant (MDR)
B. TB paru kronik
C. TB paru kambuh
D. TB paru gagal pengobatan
E. BSSD

November 2006
22. Bila dari kultur BTA dan tes resistensinya didapatkan kuman BTA yang telah
resisten terhadap INH dan Rifampisin maka tindakan selanjutnya:
A. Perlu dipertimbangkan tindakan operasi dan OAT yang diberikan
sebelumnya diteruskan
B. Perlu dipertimbangkan tindakan operasi dan bila dapat dilaksanakan makan
OAT dapat dihentikan
C. Perlu dipertimbangkan tindakan operasi, regimen pengobatan tetap
diberikan yaitu dengan OAT generasi I yang masih sensitive ditambah
dengan beberapa OAT dari generasi II
D. Cukup diterapi dengan regimer, OAT generasi I yang masih sensitive
ditambah beberapa obat dari OAT generasi II
E. BSSD

November 2006
23. Saat ini obat yang paling sering digunakan untuk regimen tambahan pada kasus
TB paru MDR adalah :
A. PAS
B. Amikasin
C. Sikloserine
D. Ethionamid
E. Ofloxacine

November 2006
24.Perempuan 27 th hamil (27 minggu) anak pertama, datang karena sesak yang bertambah
berat sejak sebulan terakhir ini. Terdapat batuk berdahak purulen disertai penuruan berat
badan dan keringat malam. Tidak terdapat batuk darah maupun riw.kontak TBC. Pasien
semula berobat ke dokter ahli kandungan dan dirujuk ke spesialis penyakit dalam.
Pemeriksaan Fisik : CM, TB 160 cm, BB 44 kg. TD 110/70 mmHg, RR 32x/mnt, HR
140x/mnt, suhu 37,8C. Konjungtiva pucat, sklera tdk ikterik. Jantung dbn. Paru sonor,
vesikuler, RBK di basal paru, mengi (-). Hepar dan limpa sulit di nilai. Akral hangat.
Lab: Hb 8,9 gr%, leko 8200/ul, trombosit 205.000/ul, Hit.jenis 0/0/2/88/9/1. LED 65 mm,
MCV 81, MCH 26, MCHC 33, Ureum 25 mg/dl, kreatinin 0,5 mg/dl, SGOT/SGPT dbn.
Albumin 2,7 g/dl, GDS 90 mg/dl.Analisa gas darah : pH 7,441, pCO2 30,6, PO2 140,
HCO3 30,5, Sat O2 98,3%, Na 133 mEq/L, K 4,0 mEq/L. Foto rongent thorax : sesuai
gambaran TB milier.
Pernyataan yg paling benar ttg pasien diatas:
A. Masalah utama pd pasien ini adalah gizi buruk dg anemia berat
B. Masalah utama adalah TBC milier, gizi buruk, anemia
C. Masalah utama adalah TBC milier, hamil 27 mgg anak pertama, gizi buruk
D. Masalah utama adalah pneumonia krn frekuensi napas 32x/mnt dan suhu 37,8 C
E. Masalah utama adalah TBC milier hy dpt ditegakkan sesudah ada hasil pmx sputum
BTA dan uji Mantoux
SEPTEMBER 2005
25. Pernyataan yg paling benar ttg pemeriksaan penunjang utk kasus di atas adalah:
A. Foto thorax hy dikerjakan bila pemeriksaan sputum BTA 3x hasil negatif sdg
gejala menetap stlh pengobatan aspesifik satu minggu
B. Pemeriksaan funduskopi utk menemukan tuberkel di choroid akan membantu
diagnosis, namun jika negatif tidak menggugurkan diagnosis
C. Pemeriksaan darah perifer bisa menunjukkan pansitopenia
D. Semua benar

26. Pada kasus diatas, pernyataan ttg rencana pengobatan yang saudara anggap
benar adalah:
E. Stlh diagnosis ditegakkan, maka pengobatan OAT diberikan stlh usia kehamilan
melewati Trimester pertama (stlh organogenesis selesai)
F. Karena tdk melewati plasenta, maka streptomisin dapat diberikan asal disertai
piridoksin
G. Isonoazid dan Rifampisin harus segera diberikan setelah diagnosa TB di
tegakkan
H. Stlh bersalin, maka obat Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid dan Ethambutol tdk
diberikan karena tdk aman untuk bayi yang sedang di susui
I. Tdk ada pernyataan yg benar
SEPTEMBER 2005
Penderita laki-laki 18 tahun, dengan riwayat pemakai narkoba suntik datang
dengan keluhan sesak nafas yang semakin lama semakin memberat sejak 1 bulan
terakhir. Selain itu pasien juga mengeluh ada beberapa bercak keputihan pada
rongga mulut, sering diare. Pada pemeriksaan fisik didapatkan banyaknya tanda
tato pada lengan dan kaki, berat badan 40 kg, tinggi badan 160 cm dan tekanan
darah 130/85 mmHg. Frekuensi pernafasan 36 kali permenit cepat dangkal,
pergerakan paru simetris kiri dan kanan, perkusi sonor, suara nafas pokok
vesikuler, dan didapatkan ronki basah halus pada kedua lapang paru. Hasil analisa
gas darah menunjukkan pH 7,47, PO2 50 mmHg, PCO2 30 mmHg, HCO 19 mEq/l,
SatO2 92%.

27. Kemungkinan besar diagnosis pada penderita ini adalah :


A. Tuberkulosis paru
B. Bronkopneumonia
C. Pneumonitis carinii
D. Pneumonia komunitas
E. Bronkiektasis terinfeksi

OKTOBER 2011
28. Pemeriksaan dibawah yang tidak diprioritaskan pada penderita ini :
A. Spirometri
B. Foto thoraks
C. Sputum BTA 3x
D. Pemeriksaan gram sputum
E. Serologi HIV dengan 3 metode (ELISA)

29. Pengobatan yang anda berikan untuk kasus diatas adalah :


F. Meropenem
G. Flurokuinolon
H. Anti tuberkulosis
I. Kotrimoksazol dosis tinggi
J. Langsung diberi anti retrovial (ARV)

OKTOBER 2011
30. Selain obat yang diberikan pada pertanyaan 30, prioritas obat lain yang akan anda
berikan pada pasien ini adalah :
A. Nystatin
B. Parasetamol
C. Anti tuberkulosis
D. Aminofilin drip per infus
E. Inhalasi dengan beta 2 agonis

31. Apa yang anda pikirkan bila pada follow up selanjutnya pasien mengalami kejang
berulang :
F. Mengitis
G. Ensefalitis
H. Gangguan elektrolit
I. Toksoplasmosis serebral
J. Komplikasi gangguan asam basa

OKTOBER 2011
Seorang wanita usia 29 tahun datang ke Instalasi Gawat Darurat dengan keluhan
sesak napas yang timbul selama perjalanan jauh dan menghisap debu dan rasa
tidak nyaman sewaktu istirahat.Seminggu yang lalu batuk produktif berwarna
kuning , demam dan lemah badan tetapi tidak dirasakan.Penderita menyangkal
menggunakan obat sebelumnya untuk mengatasi sesak napas , juga sakit dada ,
sakit tungkai , batuk darah , sering pilek atau alergi.Tidak ada riwayat keluarga
sakit paru.Suhu : 37,8 0 C , pernapasan ; 28 / menit ,Tekanan darah : 140 /80
mmHg , Nadi : 140 / menit .Pemeriksaan fisik diameter dada anteroposterior
meningkat dan gerakan menurun selama bernapas ,resonansi meningkat pada
perkusi kedua paru dan dijumpai wheezing poliponik.Hasil foto roentgen dada ;
hiperekspansi moderat dan tidak dijumpai infiltrat.Analisis gas darah ; pH 7,38 ,
PaCO2 : 43 mmHg ,PaO2 : 49 mmHg ,HCO3- : 30 mEq/l.

32. Kemungkinan diagnosis pada penderita ini adalah:


A.Bronkhitis kronis dengan infeksi saluran napas.
B. Asma bronkhiale eksaserbasi akut ekaserbasi akut dengan hipoksia
C. Penyakit paru obstruksi kronik dengan hipoksia.
D.Penyakit paru obstruksi kronik eksaserbasi akut dengan hipoksia.

OKTOBER 2011
33. Terapi yang harus diberikan saat ini adalah :
A. Antibiotik ,bronkhodilator dengan nebulizer , cairan isotonik dan oksigen 4-6
L /menit.
B. Antibiotik , bronkhodilator intravena , cairan isotonik, steroid dosis tinggi
intravena , oksigen FiO2: 0,40
C. Oksigen 2-4 L /menit,cairan , bronkhodilator aerosol dan antibiotic intravena
serta steroid parenteral.
D. Oksigen 4-6 L / menit , bronkhodilator nebulizer dan antibiotik intravena
serta steroid parenteral dan cairan isotonik.

34. Penyebab tersering terjadinya kasus hipoksemia pada kasus tersebut di atas
adalah:
E. Ketidakseimbangan ventilasi /perfusi.
F. Hipoventilasi dan gangguan perfusi
G. Hiperventilasi
H. Shunting dan gangguan difusi.

OKTOBER 2011
Seorang laki-laki berusia 52 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas yang
terasa memberat ketika aktivitas dan menurun toleransinya dengan
bekerja.Seminggu yang lalu mengalami kecelakaan lalulintas dengan fraktur kaki
kanan atas sehingga sulit berjalan dan sering tiduran di tempat tidur.Juga mengeluh
nyeri dada dan tidak ada riwayat tidur dengan 2 bantal dan sinkop.Penderita
menyangkal batuk , batuk darah ,demam dan menurunnya berat badan.Penderita
merokok 2 bungkus sehari saat berusia 19 tahun dan berhenti 2 tahun yang
lalu.Pemeriksaan fisik penderita tampak cemas ,suhu 37,9­0 C ,frekuensi pernapasan
26 /menit ,nadi 110 /menit.Trakhea di tengah ,tidak ada stridor dan mengi serta
tidak ada limfadenopati.Paru pada lobus tengah dan bawah terdengar ronkhi basah
halus dan tidak ada murmur jantung.Foto toraks didapatkan gambaran prominent
arteri pulmonalis , EKG dijumpai strain ventrikel kanan dan kadar troponin dalam
batas normal.Analisis gas darah pH : 7,51 ,PaCo2 : 30 mmHg , PaO2: 60 mmHg ,
HCO3 : 23 mEq/L , SaO2 : 88%.
35. Kemungkinan diagnosis pada penderita ini adalah:
A. Pneumotoraks spontan
B. Diseksi aorta
C. Tromboemboli Paru
D. Infark miokard akut
E. Pleuritis tuberkulosis
OKTOBER 2011
36. Pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk diagnosis pasti pada kasus
ini adalah:
A. Ventilasi / Perfusi ( V/Q) scan
B. Spirometri dan CT scan
C. Ekhokardiografi Doppler transtorakal.
D. Angiografi paru

37. Terapi yang harus diberikan pada penderita saat ini:


E. Low-molecular-weight heparin dan oksigen high flow
F. Pemberian Oksigen FiO2 60% , analgetik dan fisioterapi dada
G. Sodium warfarin , pemberian oksigen FiO2 28% dan analgetik
H. Tromboendarterektomi paru

OKTOBER 2011
38. Pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk diagnosis pasti pada kasus
ini adalah:
A. Ventilasi / Perfusi ( V/Q) scan
B. Spirometri dan CT scan
C. Ekhokardiografi Doppler transtorakal.
D. Angiografi paru

OKTOBER 2011
39. Seorang perempuan berusia 40 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas
mendadak. Terdapat riwayat batuk lama dan pengobatan flek paru. Pada
pemeriksaan fisik terlihat ortopneu dan penggunaan otot bantu napas. Pada
auskultasi terdapat wheezing dan ronkhi di beberapa bagian paru. Didapatkan
pula distensi vena jugularis, pulsasi parasternal, P2 mengeras, shifting dullness
(+), edema tungkai dan jari tabuh. Pemeriksaan foto rontgen torakss
memperlihatkan adanya nodul multipel di kedua lapang paru. Pemeriksaan EKG
memperlihatkan pergeseran aksis ke kanan. R>S di lead V1 dan P pulmonal.
Kemungkinan penyebab sesak yang paling tepat pada pasien tersebut adalah:
A. Kanker paru
B. Cor pulmonal
C. Edema paru akut
D. Emboli paru akut
E. PPOK eksaserbasi akut

APRIL 2013
40. Seorang laki-laki berusia 67 tahun datang dengan keluhan sesak napas memberat
dalam seminggu disertai batuk berdahak warna kuning. Pasien mulai ada keluhan
sesak disertai bunyi “ngik-ngik” sejak 5 tahun yang lalu dan keluhan makin
sering timbul sejak 6 bulan ini. Pasien mempunyai riwayat merokok sejak usia
muda dan baru berhenti sejak 5 tahun ini. Selama ini keluhan sesak mereda
dengan menggunakan obat semprot yang diberikan oleh dokter, namun keluhan
seminggu terakhir tidak mereda meski sudah menggunakan obat semprot
tersebut. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bentuk dada barrel chest, wheezing
pada seluruh lapangan paru. Hasil AGD: pH 7,32, pO2 68 mmHg, pCO2 50
mmHg, HCO3 30 mEq/L, BE -4, saturasi O2 96%
Terapi oksigen pada pasien ini adalah:
A. Oksigen 6-8 L/mnt dengan simple mask
B. Oksigen 6-8 L/mnt dengan rebreathing mask
C. Oksigen 6-8 L/mnt dengan non rebreathing mask
D. Oksigen 1-2 L/mnt dengan nasal kanul
E. Oksigen 4-5 L/mnt dengan nasal kanul

APRIL 2013
9. Laki-laki 51 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak
nafas yang memeberat sejak 2 hari lalu. Keluhan sesak
nafas sudah dialami sejak usia 20 tahun terutama bila
terpapar debu dan membaik bila menggunakan salbutamol
sejak 1 taun terakhir keluhan sesak nafas dirasakan muncul
setiap hari. Dan tidak membaik meskipun menggunakan
salbutamol inhaler. Pada pemeriksaan paru didapatkan sela
iga melebar, suara nafas bronkhial, disertai wheezing.
Pemeriksaan FEV1 2,3L/menit dan post bronkhodilator
FEV1 2,4 L/mnt. Diagnosis yang paling mungkin
A. Asma bronkhial
B. Bronkhiektasis
C. Bronkhitis kronik
D. PPOK
E. ACOS (Asthma COPD Overlap Syndrome)
12. Seorang laki-laki 72 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak
nafas progresif saat beraktivitas sejak 3 minggu yang lalu. Pasien
batuk produktif, lemah dan anoreksia tapi menyangkal adanya
demam, menggigil dan berkeringat. PF didapatkan tanda vital dbN
dan saturasi oksigen normal pada udara ruangan. Tekanan vena
jugularis normal dengan pemeriksaan suara jantung tidak ada
kelainan. Trakea bergeser ke kanan dan tidak ada limfadenopati.
Pada pemeriksaan paru kiri tertinggal, fremitus taktil menurun,
didapatkan perkusi redup pada seluruh lapangan paru kiri, suara
napas menurun. Pemeriksaan paru-paru kanan normal. Pada rontgen
thoraks, didapatkan gambaran bayangan radio opak pada seluruh
hemithorak kiri dengan pendorongan trakea dan mediastinum ke
arah kontralateral. Pilihan prosedur diagnostik awal yang tepat ada
pasien ini adalah:
A. Biopsi transbronkial
B. Biopsi trantorakal
C. CT scan thoraks
D. Torakosentesis
E. Bronkoskopi
• 16. Seorang laki-laki 50tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
batuk berdahak sejak 3 bulan lalu disertai badan meriang dan
nafsu makan menurun, berat badan menurun, dan keringat malam
hari. Pada PF didapatkan TD 120/80 N 90x/menit RR 24x/menit,
suhu 37,8, konjunctiva anemis. Perkusi thorax redup dan pada
auscultasi didapatkan suara nafas bronkhial, hasil lab: LED 70
mm/jam, Hb 9, L 10.200, T 405.000, hasil Ro Thorax bercak infiltrat
disertai fibrosis pada daerah segmen apikal lobus kanan atas paru
kanan. Hasil pemeriksaan sputum BTA (-). Terapi yang paling tepat
pada kasus ini adalah:
• A. OAT dengan regimen 2(HRZE)S/HRZE/5(HR)3E3
• B. OAT dengan regimen 2(HRZE)/4(HR3)
• C. Antibiotik golongan aminoglikosida
• D. Antibiotik golongan kuinolon
• E. Kortikosteroid
• 20. Seorang laki- laki 24 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
bercak merah dan gatal hampir diseluruh tubuh yang muncul sejak 2
hari lalu. Pasien diketahui sedang mengkonsumsi obat TB FDC, dan
kotrimoksazol sejak 2 minggu lalu, status dermatologis terdapat
makulopapular generalisata. Tatalaksana awal yang tepat :
• A. Ganti FDC dengan OAT dalam bentuk terpisah
• B. Hentikan kotrimoksazol dan OAT, berikan kortikosteroid oral
• C. Hentikan kotrimoksazol dan teruskan OAT dengan dosis yang lebih
rendah
• D. Hentikan kotrimoksazol dan OAT dapat diteruskan, berikan
antihistamin dan kortikosteroid oral
• E. Obat kotrimoksazol dan OAT dapat diteruskan , berikan antihistamin
dan kortikosteroid
• 24. Seorang laki – laki 52 tahun datang ke poliklinik datang dngan
keluhan batuk, demam tinggi, disertai sesak nafas. Pada pemeriksaan
foto thorax ditemukan adanya perselubungan homogen dengan air
bronkhogram sign di lobus tengah dan bawah kanan. Pasien sebulan
sebelumnya pernah menderita batuk dan sesak nafas. Dan mendapat
teapi amoksilin-asam klavulanat selama 10 hari dan dexametason.
AGD didapatkan hasil pH 7,46 PO2 48 mmHg, PCO2...., HCO3 22 saturasi
oksign 90%. Pada terapi empiris , antibiotik yang tepat adalah :
• A Levofloxacin IV
• B. Cefotaxim IV dikombinasikan denganamikasin
• C. Cefpiron IV dikominasikan dengan azithromisin IV
• D. Cefepim IV dikombinasi dengan Ciprofloxacin IV
• E. Ceftriaxon IV dikombinasi dengan Ciprofloxacin IV
28. Seorang perempuan 45 tahun masuk ke iGD dengan keluhan sesak
nafas sejak 1 hari, pasien memiliki riw HT sejak 5 tahun lalu, namun jarang
kontrol, pasien juga sering minum jamu pegel linu. Pada PF konjunctiva
pucat TD 160/90 nadi 110 nafas cepat dan dalam terdapat ronkhi basah di
semua lapang paru. Hasil lab Hb 9 Ur 220 Cr 6 AGD pH 7,15 HCO3 8 PO2
80 PCO2 15, pasien dianjurkan dialisis, namun keluarga belum setuju.
Target koreksi asidosis metabolik pada pasien ini adalah ::
a. Kadar HCO3 mencapai 20-24 mEq/L
b. Kadar HCO3 mencapai 10-15 mEq/L
c. pH naik 20% dari hasil AGD awal
d. pH naik 10% dari hasil AGD awal
e. pH normal

buletan
31. Seorang laki-laki 50 tahun dirawat di RS dengan TB paru dan hasil
sputum BTA (+). Pada pemeriksaan didapatkan HIV (+) dengan CD4
85/ul dan belum mendapat terapi ARV. Tatalaksana awal yang tepat
pada pasien adalah
a. 2RHZ/4RH
b. 2RHZE/6HE
c. 2RHZE/4RH
d. 2RHZE/4R3H3
e. 2RHZES/RHZE/5R3H3E3
57. Pasien laki-laki 52 tahun datang dengan membawa rjukan dari
dokter neurologi dengan massa mediastinum. Pasien sebelumnya
mengeluh sulit menelan.... dan kelopak mata sulit dibuka sejak 3
bulan. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk kering, dengan
riwayat tuberkulosis dan telah selesai menjalani pengobatan
tuberkulosis sejak 3 bulan lalu. Pada pemeriksaan didapatkan
perkusi pekak pada linea parasternak kiri atas. Rontgen thorax PA
dan lateral tampak bayangan radioopak pada mediastinum
superior anterior dengan batas tegas dan disertai deviasi trakhea
ke kanan. Diagnosis paling mungkin pada pasien ini adalah :
a.Timoma
b.Limfoma
c.Teratoma
d.Abses paru
e.Tuberculoma TB
74. Pasien dengan benjolan supraclavicular besar. Tidak
didapatkan keluhan batuk dan sesak nafas. X-foto didapatkan
massa daerah dekat hilus kanan besar DD masa mediastinum,
atau masa paru. Untuk menegakkan diagnosis pasien ini adalah
a. Biopsi KGB
b. Bronkhoskopi + biopsi
c. TTB
d. MSCT Thorax

Anda mungkin juga menyukai