Anda di halaman 1dari 24

SOAL TAHAP ADVANCED PPDS ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


SESI – PAGI

Paru
1. Pasien laki-laki 45 tahun datang ke poli dengan keluhan batuk 3 minggu sebelum berobat.
Batuk berdahak warna kuning kehijauan dan kadang berbau. Pasien mengeluh demam
hilang timbul sejak 2 minggu terakhir dan berat badan menurun 5 kg. Pasien merokok 2
bungkus sehari sejak 10 tahun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat, oral
hygiene buruk dengan fetor ex ore (+). Pada pemeriksaan paru didapatkan suara napas
bronkial dengan ronki basah nyaring pada paru kanan bawah. Pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 10,5 g/dL, lekosit 19.400/uL dominan neutrofil, LED 74. Foto toraks
menunjukkan pada paru kanan bawah terdapat kavitas dengan infiltrat di sekitarnya disertai
gambaran air-fluid level di dalamnya. Kemungkinan diagnosis pada kasus di atas adalah :
A. TB paru
B. Ca paru
C. Abses paru
D. PPOK
E. Bronkiektasis terinfeksi

2. Pasien laki-laki, 65 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas yang memberat
sejak 2 hari lalu. Sesak nafas sudah dialami sejak usia muda terutama bila terpapar debu
dan sembuh bila menggunakan salbutamol. Sejak 2 tahun terakhir keluhan sesak nafas
dirasakan muncul setiap hari. Batuk dan berdahak sejak 3 bulan yang memberat sejak 1
bulan terakhir. Pasien mengaku sering merokok dan menghabiskan 1 bungkus per hari
sejak umur 20 tahun dan berhenti 4 tahun lalu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tinggi
badan 163 cm, berat badan 60 kg, hemodinamik stabil, frekuensi nafas 28x/menit, teratur.
Pemeriksaan paru didapatkan sela iga melebar, suara nafas bronkhial disertai wheezing.
Pada pemeriksaan spirometri didapatkan :
Spirometri pra pemberian Spirometri pasca pemberian bronkodilator
bronkodilator
FEV1 2.4 Liter FEV1 2.5 liter
FEV1/FVC 0,6 FEV1/FVC 0,68

Diagnosis pada pasien ini :


A. Asma bronkial
B. PPOK
C. SOPT
D. ACOS
E. ILD

3. Wanita usia 25 tahun mengeluhkan batuk disertai dahak dengan bercak darah, pasien juga
mengeluhkan demam tidak terlalu tinggi di malam hari dan penurunan berat badan. Pasien
sudah berobat ke PUSKESMAS diperiksakan BTA sputum hasil negatif, pasien mendapat
pengobatan dengan cefixime 2 x 200 mg selama 10 hari dan azitromisin 1 x 500 mg
selama 4 hari namun belum membaik, pemeriksaan radiologis menunjukkan adanya
fibroinfiltrat di lapangan atas paru kanan. Langkah selanjutnya untuk pasien ini:
A. Periksa Gene Xpert sputum
B. Periksa PCR TB darah
C. Ulang pemeriksaan BTA
D. Periksa uji tuberkulin dengan PPD
E. Berikan pengobatan OAT kategori I

4. Pasien wanita, 40 tahun, datang ke Poli karena keluhan sesak nafas yang memberat.
Pasien memiliki Riwayat alergi debu, alergi makanan serta rhinitis alergi. Pasien
didiagnosis asma sejak usia 10 tahun. Asma memberat sejak 1 tahun terakhir terkadang
disertai batuk dahak kemerahan. 2 minggu lalu pasien dirawat di rumah sakit dan
didiagnosis pneumonia. Pasien diberikan antibiotik dan steroid. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 110/70 mmHg, nadi 92 kali/menit, nafas 16 kali/menit dan suhu 37 C.
Pemeriksaan paru didapatkan wheezing pada paru kanan atas. Pemeriksaan laboratorium
menunjukkan leukosit 10.500/uL, dengan eosinifil 15%. Rontgen dada menunjukkan
infiltrate difus pada paru lobus kanan atas.
Diagnosis yang mungkin pada pasien adalah:
A. Allergic bronchopulmonary aspergillosis
B. Cystic fibrosis
C. Eosinophilic granulomatosis with Polyangitis (Chrug-Strasuuss syndrome)
D. Hypersensitivity pneumonitis
E. Cryptogenic organizing pneumonia
5. Pasien wanita 22 tahun datang dengan ortopnea sejak 3 hari dengan DOE sejak 1 bulan
yang dirasakan semakin memberat. Terkadang didapatkan keluhan demam, menggigil,
berat badan turun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 118/65 mmHg, nadi 110
kali/menit, nafas 28 kali/menit, suhu 37,8 C dan BMI 17.8 kg/m2. Pemeriksaan jantung
dalam batas normal serta tiak didapatkan suara paru tambahan pada pemeriksaan dada.
Hasil Radiologi sebagai berikut.
Diagnosis pada pasien yang paling mungkin adalah :

A. Limfoma Hodgkin
B. Neuroblastoma
C. Schwannoma
D. Kista bronkogenik
E. Kista perikardial

6. Seorang pasien laki-laki berusia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas yang
disertai dengan batuk berdahak berwarna kuning sejak 3 hari lalu. Keluhan serupa sering
dirasakan sejak 3 tahun terakhir. Riwayat alergi disangkal, pasien merokok 2 bungkus per
hari sejak usia 20 tahun. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan pasien tampak sakit berat,
GCS 456, TD 130/90 mmHg, Nadi 100 kali/menit, RR 28 kali/menit. Pemeriksaaan paru
didapatkan wheezing pada kedua lapang paru, regio torakal terdapat barrel chest dengan
hasil faal paru diketahui FEV1/FVC 68% dan FEV1 post bronkodilator naik sebanyak 150
cc. Analisis gas darah pH 7,26 (7,35-7,45), pO2 59 mmHg (85-100), pCO2 45 mmHg (35-
455), HCO3 18 mmol/L (22-28), BE -3 ((-3)-(+3)), SaO2 89% (>95%). Berikut di bawah ini
merupakan tatalaksana kondisi pasien saat ini, yaitu:
A. Inhalasi short acting agonis β-2 + inhalasi kortikosteroid + sistemik
glukokortikoid + antibiotik + non invasive mechanical ventilation
B. Inhalasi short acting agonis β-2 + inhalasi kortikosteroid + sistemik glukokortikoid +
high flow oxygen therapy dengan nasal kanul
C. Inhalasi long acting agonis β-2 + inhalasi kortikosteroid + sistemik glukokortikoid +
antibiotik + non invasive mechanical ventilation
D. Inhalasi long acting agonis β-2 + inhalasi kortikosteroid + sistemik glukokortikoid +
antibiotik + high flow oxygen therapy dengan nasal kanul
E. Inhalasi short acting agonis β-2 + inhalasi kortikosteroid + sistemik glukokortikoid +
antibiotik + high flow oxygen therapy dengan nasal kanul

Tropik Infeksi
1. Pasien usia 55 tahun telah diketahui DM sejak lama dan tidak berobat teratur. Saat ini
pasien sudah menderita komplikasi DM lanjut dengan luka di kaki kiri yang tidak kunjung
sembuh. Sejak saat itu, ia berobat rutin di poli Endokrin dengan rutin perawatan kakinya
karena pasien takut bila sampai diamputasi. Pada saat perawatan kaki, didapatkan hasil
kultur dari jaringan luka berupa kuman K. oxytoca yang resisten terhadap semua golongan
penicillin dan cephalosporin dan masih sensitive tinggal terhadap golongan karbapenem
dan monobactam. Analisa kelompok resistensi kuman yang dihadapi saat ini adalah :
a. XDR Enterobacteriacea
b. MDR Klebsiela
c. KPC
d. XDR Klebsiela
e. ESBL

2. Pasien laki-laki 47 tahun sudah dirawat selama 6 hari dengan anemia aplastic dan demam.
Dalam 2 hari terakhir perawatan pasien mengalami keluhan batuk dan sesak. Demam juga
dilaporkan semakin tinggi. Pada hasil Lab diperoleh Hb 6,4 gr/dL, Leukosit 13.450/uL
dengan hitung jenis 2/2/90/2/4 dan trombosit 89.000/uL. Ronsen ulangan cito diperoleh
infiltrate yang tersebar di kedua lapangan paru bagian tengah dan bawah yang baru bila
dibandingkan dengan ronsen paru sebelumnya. Saat ini pasien sudah diberikan
ceftazidime empirik. Bagaimana sikap yang anda lakukan?
a. Mengganti rejimen pengobatan menjadi cefpirome tunggal dan fluconazole dan
mengambil kultur darah dan sputum
b. Menambahkan meropenem untuk mengatasi kuman nosocomial dengan melanjutkan
pemberian ceftazidime dan mengambil kultur darah dan sputum
c. Mengganti antibiotic dengan piperacillin-tazobactam dengan kombinasi amikacin
dan mengambil kultur darah dan sputum
d. Mengambil kultur daran dan sputum dan mengganti antibiotika dengan ertapenem
guna meningkatkan daya bunuh kuman
e. Melanjutkan antibiotic ceftazidime yang sudah diberikan sebelumnya dengan
menambahkan ciprofloxacine untuk memperluas spektrum kuman

3. Laki-laki 30 tahun dating ke poliklinik dirujuk oleh bedah pasca spleketomi karena trauma
limpa. Vaksin apa yang anda rekomendasikan sebagai seorang internist?
a. Meningokokok, pneumokokok, MMR
b. Varisela, Pneumokokok, MMR
c. Meningokokok, Pneumokokok, Hemofilus Influenza B
d. Varisella, MMR, Tifoid
e. Varisella, MMR, Polio

4. Seorang pria 27 tahun datang dengan demam 5 hari SMRS dan saat ini timbul lesi
papulovesicular, polimorfik. Lokasi lesi di wajah, leher dan badan sejak 1 hari yang lalu
diawali di bagian sentral tubuh dan menyebar secara sentrifugal. Pilihan pengobatan yang
Anda berikan pada kasus ini adalah :
a. Valacyclovir IV 3x1000 mg
b. Valacyclovir Tab 3x1000 mg
c. Valacyclovir Tab 3x400 mg
d. Valacyclovir Tab 5x400 mg
e. Valacyclovir IV 2x1000 mg

5. Seorang wanita 36 tahun datang dengan riwayat HIV dan diketahui pasien sudah putus
obat ARV sejak 3 tahun. Pasien datang dengan kejang sejak 1 hari yang lalu. Keadaan
umum saat ini tampak sakit berat, GCS 233, Tekanan darah 140/70 mmHg, Nadi 120
x/menit, RR 22 x/menit. Ditemukan pemeriksaan neurologis berupa refleks patologis (+),
refleks fisiologis meningkat, kesan lateralisasi kiri. Saat membuka mulut didapatkan
candidiasis oral. CT scan kepala menunjukkan lesi multiple ring enhancing pada otak
seperti dibawah ini. Manakah dari berikut ini adalah terapi terbaik pada kondisi ini?
A. Penisilin + Leukovorin + Azithromycin
B. Rifampisin + isoniazid + Etambutol
C. Pirimetamin + Isoniazid + Etambutol
D. Pirimetamin + Leukovorin + Klindamisin
E. Gansiklovir + Foscarnet

Gastroenterologi
1. Seorang laki-laki berusia 37 tahun datang berobat ke poliklinik Penyakit Dalam dengan
keluhan BAB cair sejak 2 bulan yang lalu. BAB kadang bercampur darah dan disertai nyeri
perut. Demam tidak ada. Pasien menyangkal keluhan meningkat saat makan makanan
tertentu. Riwayat minum obat-obatan tidak ada. Berat badan berkurang lebih kurang 3 kg
sejak 2 bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis,
tekanan darah 120/69 mmHg, frekuensi nadi 90 kali/menit, frekuensi nafas 18 kali/menit,
afebris. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 8,9 gr/dl, hematokrit 26%, leukosit 10100/mm3,
dan trombosit 250.000/mm3. Pada pemeriksaan kolonoskopi didapatkan adanya skip lesion
dengan hasil biopsi cobblestone, granuloma tuberkuloid dengan infiltrasi sel makrofag dan
limfosit di lamina propria. Diagnosis yang paling tepat pada pasien ini adalah
A. TB kolon
B. Celiac Disease
C. Chron’s disease
D. Kolitis ulseratif
E. Kolitis pseudomembranosa

2. Seorang perempuan 32 tahun datang ke Poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan nyeri
ulu hati seperti terbakar disertai mual dan rasa pahit di lidah. Keluhan bertambah setelah
makan dan berkurang dengan pemberian antasida. Kebiasaan merokok (+) dan alkohol (+).
Pada pemeriksaan EGD didapatkan hasil mukosa esofagus tanpa mucosal break. Terapi
yang bisa diberikan pada pasien ini adalah
A. Omeprazole 2 x 20 mg selama 6 - 8 minggu dilanjutkan on demand theraphy
B. Lansoprazole 2 x 30 mg selama 6 - 8 minggu dilanjutkan maintenance therapy selama
4 bulan atau on demand theraphy
C. Pantoprazole 1 x 40 mg selama 4 minggu dilanjutkan on demand theraphy
D. Pantoprazole 1 x 40 mg selama 6 - 8 minggu dilanjutkan dilanjutkan maintenance
therapy selama 4 bulan atau on demand theraphy
E. Pantoprazole 2 x 40 mg selama 4 minggu dilanjutkan on demand theraphy

3. Seorang laki - laki pegawai kantor berusia 57 tahun berobat ke poliklinik dengan keluhan
nyeri ulu hati disertai rasa seperti terbakar. Keluhan ini sebenarnya telah dirasakan sejak 2
tahun lalu hilang timbul. Namun sejak 6 minggu ini frekuensi bertambah sering dan akhir-
akhir ini muncul 3 - 4 kali per minggu terutama saat perut kosong dan kondisi tersebut
sering membuat pasien terbangun saat tengah malam atau dini hari. Nyeri perutnya dapat
berkurang setelah pasien makan, minum susu atau antasida. Pasien seringkali
mengkonsumsi kopi dan merokok sejak 10 tahun lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
nyeri palpasi epigastrium. Hasil laboratorium menunjukkan Helycobacter Pylori (+).
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah ?
A. Tukak Gaster
B. Tukak Duodenum
C. Kolesistitis Akut
D. Pankreatitis Aku
E. Cholangiocarcinoma

4. Seorang perempuan 42 tahun datang ke UGD karena mengeluhkan nyeri ulu hati yang
hebat sejak 24 jam terakhir. Nyeri menjalar ke punggung dan disertai dengan mual muntah.
Pada pemeriksaan tekanan darah 110/70, frekuensi nadi 104, frekuensi nafas 22 x / menit
dan suhu badan 37.1 derajat celcius. Pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan perut
bagian atas, bising usus menurun, meteorismus dan tidak didapatkan massa. Hasil lab Hb
13 9/dl, leukosit 16.000 / mm3, trombosit 220.000/mm3, ALP 285 IU/L ( N : 44 - 147 IU/L ),
AST 78 IU/L, ALT 92 IU/L, Amilase 1249 IU/L ( N : 19 - 86 IU/L ), Lipase 180 IU/L ( N : 7 -
59 IU/L ). Tindakan awal yang dapat diberikan pada pasien adalah:
A. Pemberian morfin sebagai analgetik kuat, pasien dipuasakan, pemberian proton pump
inhibitor
B. Pemasangan nasogastric tube, pasien dipuasakan, pemberian nutrisi parenteral
total
C. Pemakaian antikolinergik, pemberian morfin sebagai analgetik kuat, pemberian nutrisi
parenteral total
D. Pemberian analgetik, pasien dipuasakan, pemberian antibiotik
E. Pemasangan nasogastric tube, pasien dipuasakan, pemberian antibiotik

5. Seorang laki - laki 48 tahun datang ke UGD dengan keluhan muntah berwarna coffee
ground sejak 6 jam yang lalu dan BAB hitam sejak 3 hari yang lalu. Pasien seorang kuli
bangunan dan memiliki kebiasaan meminum pil pegal linu setelah pulang dari bekerja.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien apatis dengan tekanan darah 90/60 mmHg,
frekuensi nadi 105 x / menit, pernafasan 16 x/menit, kulit dan konjungtiva anemis dan nyeri
ulu hati. Setelah diberikan cairan kristaloid sambil menunggu hasil lab keluar maka terapi
empiris yang paling tepat untuk diberikan adalah
A. Kumbah lambung
B. Penghambat pompa proton dosis tinggi
C. Vitamin K
D. Sukralfat
E. Antasid

HOM
1. Seorang pria usia 56 tahun datang ke poli IPD dengan keluhan kepala terasa pusing dan
badan terasa lemas sejak 1 minggu lalu. Pasien juga mengeluhkan sering batuk dan sesak
tanpa disertai demam, terutama saat pulang kerja lembur sejak 10 tahun lalu. Pasien
merupakan pekerja di pabrik semen di bagian pencampuran bahan semen. Pemeriksan
fisik didapatkan adanya hepatosplenomegali dan tofus pada MTP 1 tanpa disertai tanda
radang. Pemeriksaan penunjang menunjukkan Hb. 22 g/dl; Leukosit. 15.000 /ml; HCT.
63%; Trombosit. 500.000 /mm; BMP menunjukkan hiperseluler trilinier; kadar serum
eritropoietin rendah dan kadar serum iron rendah. Apakah tindakan yang paling tepat dapat
dilakukan pada pasien ini ?
A. Pemberian rehidrasi NaCl 0,9% 500 – 1000 cc selama 30 min
B. Pemberian terapi hidroksiurea 2x500 mg
C. Flebotomi sebanyak 500 cc tiap 2 hari dengan target HCT < 47%
D. Flebotomi sebanyak 250 cc tiap 2 hari dengan target HCT < 47 %
E. Pemberian aspirin 80 mg dan busulafan 0,06 mg/kgBB dan sulfas ferosus 3x200 mg

2. Seorang wanita usia 30 tahun, rujukan dari TS OBG datang dengan keluhan menoragi,
mudah mimisan, beberapa kali mengalami perdarahan gusi, dan mudah memar pada kulit
sejak 6 bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hematom pada ekstremitas,
tampak bekas perdarahan pada gusi dan mukosa hidung. Pemeriksaan penunjang darah
lengkap (DL) tidak didapatkan kelainan, terdapat peningkatan BT dan APTT, serta
pemeriksaan menggunakan ristosetin didapatkan hasil agregasi platelet hiporesponsif.
Patofisiologi yang paling mungkin mendasari terjadinya manifestasi perdarahan dan
tatalaksana yang tepat pada kasus tersebut adalah :
A. Dapat disebabkan karena kekurangan ADAMTS13. Terapi berupa transfusi FFP.
B. Dapat disebabkan karena kekurangan faktor VIII. Terapi berupa transfusi trombosit.
C. Dapat disebabkan karena kekurangan faktor VWF. Terapi berupa transfusi
kriopresipitat.
D. Dapat disebabkan karena kekurangan faktor IX. Terapi berupa transfusi FFP.
E. Dapat disebabkan karena kelainan fungsi trombosit. Terapi berupa transfusi trombosit.

3. Seorang pria usia 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan bengkak pada kaki kiri sejak 1
minggu terakhir setelah pulang dari berobat di Korea. Kaki tidak terasa nyeri, tampak
kemerahan, dan teraba hangat. Tidak ada riwayat demam sebelumnya. Pasien
terdiagnosis dengan kanker prostat, gagal ginjal kronis st 5, dan belum pernah menjalani
operasi dan kemoterapi. Pemeriksaan penunjang darah lengkap (DL), FH tidak didapatkan
kelainan, dan didapatkan adanya peningkatan D-dimmer. Tatalaksana yang dapat
diberikan terkait keluhan pada pasien adalah :
A. Pemberian heparin 80 unit/kgBB intravena bolus sebanyak 2x sehari dengan target
aPTT > 2x kontrol
B. Pemberian enoxaparin 1 mg/kgBB sc tiap 24 jam
C. Pemberian fondaparinux 7,5 mg sc tiap 24 jam
D. Pemberian fondaparinux 7,5 mg sc tiap 24 jam sebagai bridging terapi kemudian
dilanjutkan warfarin 2,5 mg tiap 24 jam dititrasi hingga tercapai nilai INR 2,5
E. Pemberian rivaroxaban 15 mg tiap 12 jam selama 3 minggu, dilanjutkan 20 mg tiap 24
jam

4. Seorang wanita 30 tahun mengalami kecelakaan mobil dan mengeluh sesak, nyeri dada,
mengigil, dan tampak cemas. Hal ini dialami beberapa jam setelah mendapatkan transfusi
PRC. Pemeriksaan fisik didapatkan TD. 90/60 mmHg, HR. 120 x/min, Tax. 37,4 oC, RR. 40
x/min, SpO2. 80%, rhonki dan wheezing didapatkan pada seluruh lapang paru, akral
hangat. Kemungkinan diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat pada pasien adalah :
A. Kemungkianan diagnosa TACO. Stop transfusi, kirim kembali sisa darah donor dan
sampel darah ke PMI. Berikan suplementasi O2 sementara, furosemid, steroid, dan
rencana hemodialisa.
B. Kemungkianan diagnosa TRALI. Stop transfusi, kirim kembali sisa darah donor dan
sampel darah ke PMI. Berikan suplementasi O2 sementara, forosemid, epinephrin,
steroid, dan rencana ventilator.
C. Kemungkinan terjadi aloimunisasi. Stop transfusi, kirim kembali sisa darah donor dan
sampel darah ke PMI. Berikan suplementasi O2 sementara, berikan steroid,
antihistamin, dan rencana ventilator.
D. Kemungkianan diagnosa TACO. Stop transfusi, kirim kembali sisa darah donor dan
sampel darah ke PMI. Berikan suplementasi O2 sementara, epinephrin, furosemid,
steroid, dan rencana ventilator.
E. Kemungkianan diagnosa TRALI. Stop transfusi, kirim kembali sisa darah donor
dan sampel darah ke PMI. Berikan suplementasi O2 sementara, steroid, dan
rencana ventilator.

5. Seorang wanita usia 35 tahun datang ke IGD dengan keluhan penurunan kesadaran.
Pasien memiliki riwayat demam disertai batuk dan sesak nafas sejak 1 minggu lalu yang
tidak kunjung membaik setelah berobat ke dokter. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS.
234; TD. 110/70; HR 110 x/min; RR. 36 x/min; Tax. 37 oC; SpO2. 80%. Pemeriksaan
penunjuang didapatkan infiltrat pada kedua lapang paru bilateral, P/F ratio 150, dan swab
nasofaring (+) SARS CoV-2. Diagnosa yang tepat dan penatalaksanaan yang dapat
diberikan pada pasien diantaranya.
A. Pneumonia covid-19 derajat sedang. Dapat diberikan terapi antikoagulan profilaksis
dengan enoxaparin 40 mg sc tiap 12 jam atau UFH bolus 80 unit/kgBB 1x sehari.
B. Pneumonia covid-19 derajat berat. Dapat diberikan terapi antikoagulan profilaksis
dengan enoxaparin 20 mg sc tiap 12 jam atau UFH 7500 unit 3x sehari.
C. Pneumonia covid-19 derajat kritis. Dapat diberikan terapi antikoagulan
profilaksis dengan enoxaparin 40 mg sc tiap 12 jam atau UFH 7500 unit 3x sehari.
D. Pneumonia covid-19 derajat kritis. Dapat diberikan terapi antikoagulan profilaksis
dengan enoxaparin 20 mg sc tiap 12 jam atau UFH 7500 unit 2x sehari.
E. Pneumonia covid-19 derajat berat. Dapat diberikan terapi antikoagulan profilaksis
dengan enoxaparin 40 mg sc tiap 12 jam atau UFH 7500 unit 2x sehari.

Reumatologi, Alergi, dan Imunologi


1. Seorang wanita 30 tahun mengeluhkan nyeri dan bengkak pada kedua tangannya sejak 4
bulan yang lalu. Setiap bangun tidur jari pada kedua tangannya dirasakan kaku selama
kurang lebih 2 jam dan membaik saat pasien beraktivitas. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri tekan dan bengkak pada proksimal interfalang 2 hingga 5 manus bilateral,
sendi metakarofalangeal 2 hingga 5 manus bilateral, serta nyeri pada sendi siku kanan.
Pemeriksaan lanjutan yang paling membantu untuk menegakkan diagnosis pada pasien ini
adalah:
a. Anti-cyclic citrullinated peptide antibodies dan anti-nuclear antibodies
b. Anti-cyclic citrullinated peptide antibodies dan C-reactive protein
c. Anti-cyclic cytrullinated peptide antibodies dan rheumatoid factor
d. Antinuclear antibodies dan rheumatoid factor
e. Rheumatoid factor dan C-reactive protein

2. Seorang perempuan 28 tahun dengan riwayat penyakit lupus datang ke anda dengan
keluhan saat ini muncul ruam di seluruh tubuhnya disertai bengkak pada kedua sendi jari
tangannya. Kaku sendi juga dikeluhkan setiap pagi hari selama lebih dari 1 jam. Pasien
saat tidak mengkonsumsi obat apapun dikarenakan sudah tidak kontrol ke dokter selama 2
bulan. Pasien saat ini sedang hamil dengan usia kehamilan 21 minggu. Pernyataan yang
sesuai yang dapat anda sarankan bagi pasien ini adalah:
a. Pemeriksaan antibodi anti-Ro/La sudah tidak disarankan kembali karena usia
kehamilan sudah >18 minggu
b. Obat azathioprine dengan dosis 2x75 mg saat ini aman diberikan pada pasien
c. Aspirin disarankan dihentikan saat kehamilan karena dapat meningkatkan risiko
perdarahan selama kehamilan
d. Penggunaan obat metotreksat, siklofosfamid, atau mikofenolat harus dihentikan
paling tidak 3 bulan sebelum merencanakan kehamilan
e. Skrining pemeriksaan antibodi anti-fosfolipid meliputi lupus antikoagulan, anti-
mitochondrial antibodies, dan anti-beta2-macroglobulin harus diperiksakan sebelum
merencanakan kehamilan

3. Seorang laki-laki usia 80 tahun datang dengan keluhan nyeri pada lutut kanan yang hebat
sejak 1 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat gout sejak 10 tahun yang biasanya
mengenai sendi ibu jari kaki dan lututnya, serangan gout terakhir 2 tahun yang lalu. Obat
yang dikonsumsi adalah ibuprofen dan allopurinol yang dikonsumsi hanya ketika ada
serangan saja. Pemeriksaan fisik didapatkan suhu 37.8oC dengan lutut kanan pasien
hangat, bengkak, dan eritema, selain itu juga didapatkan limitasi pada gerak sendi. Aspirasi
cairan sendi didapatkan cairan sebanyak 30 cc dengan warna kuning kekeruhan. Analisis
cairan sendi didapatkan leukosit 55.000/µl dengan 95% sel PMN. Didapatkan juga kristal
ekstraseluler dengan bentuk seperti jarum dengan birefringent negatif. Saat ini belum
dilakukan kultur dari cairan synovial. Terapi yang paling tepat untuk pasien ini adalah:
a. Diberikan antibiotik intraartikular
b. Tingkatkan dosis allopurinol
c. Dilakukan injeksi glukokortikoid intraartikuler
d. Diberikan antibiotik intravena
e. Diberikan prednisone

4. Seorang wanita 32 tahun mengalami ruam pada kedua kakinya sejak 1 hari yang lalu. 4
hari sebelumnya pasien terdiagnosis pyelonefritis dan mendapatkan obat trimethoprim-
sulfamethoxazole selama 7 hari yang kemudian membaik. Tanda vital pasien dan
pemeriksaan fisik lainnya tidak ada kelainan. Ruam tidak menghilang saat dilakukan
penekanan, tidak ada nyeri ataupun gatal pada ruam. Berikut ini adalah gambar kaki pada
pasien tersebut:
Tahap selanjutnya yang tepat yang dapat dilakukan pada pasien ini adalah:
a. Hentikan pemberian trimethoprim-sulfamethoxazole
b. Diberikan prednisone
c. Diberikan cetirizine
d. Dilakukan pemeriksaan antibodi anti-histone
e. Dilakukan pemeriksaan biopsi kulit

5. Seorang perempuan 42 tahun mengeluhkan nyeri pada otot dan sendinya sejak 4 tahun ini,
terutama di bahu, pinggang, dan lutut. Nyeri dirasakan sejak pagi hingga sepanjang hari.
Pasien juga terkadang mengeluhkan adanya diare yang berganti-ganti dengan konstipasi
tanpa ada darah atau mukus di tinjanya. Tidak didapatkan penurunan berat badan. Akibat
keluhannya ini, pasien berhenti dari kerjanya sejak 2 tahun yang lalu. Pasien sudah berobat
ke beberapa dokter namun tidak ada perbaikan. Pemeriksaan fisik hanya didapatkan nyeri
minimal pada penekanan otot, tidak didapatkan kelemahan atau limitasi gerak sendi.
Pemeriksaan laboratorium juga tidak didapatkan kelainan. Diagnosis yang paling tepat dari
pasien ini adalah:
a. Adrenal insufisiensi
b. Fibromyalgia
c. Polymyalgia rheumatica
d. Hypothyroidism
e. Polymyositis
6. Seorang laki-laki 67 tahun yang sedang dirawat dengan infeksi pada paru tiba-tiba
didapatkan tidak sadarkan diri saat dilakukan perawatan di bangsal penyakit dalam.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 87/56 mmHg, nadi 114 x/m, RR 32 x/m, dan Tax 36.7 oC.
Pemeriksaan paru didapatkan wheezing pada seluruh lapang paru. Pasien sebelumnya
mendapatkan injeksi amoxicillin namun tidak pernah ditemukan adanya riwayat alergi
golongan penicillin pada pasien sebelumnya. Tatalaksana yang paling tepat yang dapat
dilakukan pertama kali pada pasien adalah:
a. Injeksi steroid intravena
b. Injeksi dipenhidramin intravena
c. Injeksi intramuskuler adrenalin 0.3 – 0.5 cc dari larutan 1:1000
d. Injeksi intramuskuler adrenalin 0.3 – 0.5 cc dari larutan 1:10.000
e. Injeksi intravena adrenalin 0.1-0.2 cc dari larutan 1:100.000

Ginjal Hipertensi
1. Seorang laki-laki berusia 24 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan sesak napas sejak
3 hari yang lalu. Pasien 2 minggu yang lalu sempat mengeluh nyeri tenggorokan disertai
demam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/100 mmHg, pernapasan 26
kali/menit, suhu 36.70C, pitting edema pretibial bilateral. Pemeriksaan laboratorium ureum
100 mg/dl, kreatinin 3.5 mg/dl, ASTO (+), urinalisa: protein +2, hematuria +3. Data dari
medical check up di tempat kerjanya 3 bulan yang lalu kreatinin 0,6 mg/dl. Setelah
dilakukan biopsi ginjal didapatkan gambaran histopatologi kresen selular pada sebagian
besar glomerulus. Diagnosis yang tepat pada pasien tersebut adalah:
a. Membrano-proliferatif Glomerulonefritis
b. Fokal segmental Glomerulosnefritis
c. Minimal change Glomerulonefritis
d. Rapid progresive Glomerulonefritis
e. Membranosa Glomerulonefritis

2. Seorang perempuan 40 tahun datang ke instalasi gawat darurat mengeluhkan nyeri kolik
punggung kanan. Riwayat penyakit dahulu menderita SLE dan dia sudah masuk rumah
sakit 2 kali karena batu ginjal. Hasil laboratorium Na 138 mEQ/L; K 2,7 mEQ/L; Cl 112
mEQ/L; HCO3 8 mEQ/L. PH Urine 6. CT Scan abdomen dan pelvis menunjukkan kesan
normal. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
a. RTA tipe 1
b. RTA tipe 2
c. RTA tipe 4
d. Sindrom Conn
e. Sindrom Fanconi

3. Seorang wanita berusia 36 tahun datang berobat untuk mengontrol tekanan darah
tingginya. Riwayat hipertensi sejak 1 tahun terakhir, minum obat tidak teratur, tekanan
darah rata-ratanya 150/108 mmhg. Riwayat kedua orantua dan saudaranya dengan
hipertensi. Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium dalam batas normal. Pasien saat ini
hamil 20 minggu. Selain modifikasi gaya hidup, pilihan obat yang tepat untuk mengontrol
darah tingginya adalah :
a. Aliskiren
b. Nifedipine
c. Lisinopril
d. Hydralazine
e. Losartan

4. Seorang wanita berusia 45 tahun, dengan riwayat diabetes 10 tahun dan sejak 3 tahun
terakhir mempunyai penyakit ginjal kronik stadium V dan infark miokard dinding inferior.
Dua minggu terakhir sering mengeluh cegukan dan sesak nafas. Pada .pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 80/60 mmhg. Frekuensi nadi :120 x/menit, konjungtiva pucat,
JVP R ± 5 cm H2O dan ronki basah dibasal kedua paru. Pemeriksaan penunjang : Hb : 9,0
g/dl, ureum : 180 mg/dl, creatinin : 167 mg/dl, creatinin 7,8 mg/dl dan BGA kesan asidosis
metabolik. Metode terapi pengganti yang dikontraindikasikan pada pasien ini adalah :
a. Continuous vena venous hemofiltration
b. Continuous arterio venous hemofiltration
c. Continuous ambulatory peritoneal dialysis
d. Sustained low efficiency dialysis
e. Konvensional hemodialysis

5. Seorang wanita 20 tahun datang ke laboratorium untuk evaluasi hasil pemeriksaan


urinalisis pada saat cek medis umum didapatkan hasil: leukosit esterase (+) nitrit (+) bakteri
(+). Pasien tidak merasa ada gangguan dalam berkemih. Pemeriksaan fisik dalam batas
normal. Apakah langkah yang paling tepat untuk pasien ini ?
a. kultur urin untuk identifikasi bakteri
b. terapi kontrimoksazole selama 3 hari
c. terapi nitrofurantoin selama 5 hari
d. bila biakan bakteri >105 , berikan ciprofloksasin 5 hari
e. tidak perlu terapi

Endokrinologi
1. Laki-laki 56 tahun dibawa keluarganya ke IGD karena tidak sadar sejak 3 jam sebelumnya.
Pasien mengeluh demam dan batuk sejak 5 hari sebelumnya dan sudah berobat ke
puskesmas namun tidak perbaikan. Pasien memiliki riwayat diabetes dan mendapat terapi
metformin 500 mg tiga kali sehari dan glikuidon 30 mg tiga kali sehari namun kadang
pasien lupa minum obatnya.
Pada pemeriksaan fisik di IGD kesadaran somnolen, tekanan darah 100/60 mmHg, nadi
110x/menit, nafas 28 x/menit cepat dan dalam, suhu 38,5°C. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 13.5 gr/dL, Leukosit 15.000/uL (meningkat), Trombosit
356.000/uL, Glukosa sewaktu 478 mg/dL, Keton 3.1 (meningkat), pH 7.0 (turun).
Penatalaksanaan yang paling tepat untuk pasien tersebut adalah
A. Rawat ruang intensif, pasang akses vena sentral, infus kristaloid, bolus iv dilanjutkan
infus kontinu insulin kerja cepat dan monitor gula darah berkala, antibiotik intravena,
natrium bicarbonat intravena, monitor elektrolit
B. Rawat ruang intensif, pasang akses vena sentral, infus kristaloid, bolus iv dilanjutkan
infus kontinu insulin kerja cepat dan monitor gula darah berkala, antibiotik intravena,
monitor elektrolit
C. Rawat ruang intensif, pasang akses vena sentral, infus kristaloid, infus kontinu
insulin kerja cepat dan monitor gula darah berkala, antibiotik intravena, monitor
elektrolit
D. Rawat ruang intensif, pasang akses vena sentral, infus kristaloid, infus kontinu insulin
kerja cepat dan sliding scale, antibiotik intravena, monitor elektrolit
E. Rawat ruang intensif, pasang akses vena sentral, infus kristaloid, bolus iv dilanjutkan
infus kontinu insulin kerja cepat dan monitor gula darah berkala, antibiotik intravena

2. Seorang laki-laki, usia 40 tahun, datang dengan keluhan mual, muntah, badan lemas, nyeri
perut, dan keringat dingin. Dari tanda-tanda vital didapatkan TD 80/50, nadi 110x/menit, RR
24x/menit, suhu 37,8°C. Dari pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil Hb 10,1 gr/dL (turun), Leukosit 7100 / mm3, Trombosit
310.000 / mm3, GDS 55 mg/dL (turun) , Na 125 meq/L (turun), K 6,2 meq/L (meningkat), Cl
100 meq/L (normal). Apa diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini?
A. Sindrom Cushing
B. Krisis Adrenal
C. Syok sepsis
D. Peritonitis
E. Adenoma hipofisis

3. Seorang laki-laki, usia 35 tahun, datang ke klinik penyakit dalam dengan keluhan berat
badan semakin meningkat dan wajah dikatakan membulat, disertai dengan badan
gampang lelah, mudah timbul jerawat. Semenjak itu, pasien juga sering mengurung diri di
rumah. Tidak ada penggunaan obat-obat sebelumnya. Dari tanda-tanda vital didapatkan
TD 160/90 nadi 84x/menit RR 20x/menit, suhu 36.7°C. Dari pemeriksaan fisik : moon face
(+), buffalo hump (+), striae rubrae (+). Hasil laboratorium : Hb 12 mg/dL Leukosit 6700 /
mm3 Trombosit 350000 / mm3, GDS 205 mg/dL, dilakukan pemeriksaan dexametason
supression test didapatkan kadar kortisol meningkat, dan kadar turun
Pemeriksaan penunjang lanjutan yang dibutuhkan untuk kasus ini adalah :
A. MRI adrenal
B. Free T4, TSH
C. MRI hipofisis
D. Kadar kortisol saliva malam
E. Kadar kortisol urin bebas

4. Perempuan, 25 tahun dikonsul dari poli kebidanan dengan kecurigaan hipertiroid dalam
kehamilan. Pasien saat ini sedang hamil 10 minggu. Pasien mengaku kadang merasa
berdebar dan banyak keringat, namun dianggapnya sebagai gejala dari kehamilan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/60 mmHg, frekuensi nadi 120x/menit,
suhu 37°C Pada mata tampak retraksi kelopak mata, tampak struma difusa dengan bruit
positif pada pemeriksaan auskultasi. Pada laboratorium didapatkan TSH 0,01 (turun) dan
FT4 3,6 (Meningkat). Penatalaksanaan medikamentosa yang paling sesuai adalah
A. PTU 3 x 100 mg
B. PTU 3 x 300 mg
C. Tunda obat anti tiroid, menunggu hasil pemeriksaan antibodi
D. Metimazol 30 mg
E. Metimazol 10 mg

5. Perempuan, 28 tahun berobat ke poliklinik dengan keluhan berdebar-debar sejak satu


bulan terakhir. Pasien baru melahirkan 6 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh nyeri di
lehernya yang membaik dengan parasetamol. Keluhan banyak berkeringat, buang air besar
sering dan berat badan menurun tidak terlalu diperhatikan oleh pasien. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90x/menit, suhu 36,5°C. Struma difusa
tidak jelas terlihat, tidak ada bruit. Oftalmopati tidak ada. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan TSH 0,1 (menurun) dan FT4 1,9 (meningkat). Pendekatan diagnosis yang
paling tepat untuk kasus diatas adalah pemeriksaan
A. USG tiroid
B. T3
C. Anti TPO antibodi
D. Tiroglobulin
E. Skintigrafi tiroid

6. Perempuan 50 tahun datang sengan keluhan kaku di kedua tangan dan kaki sejak 1 jam
sebelumnya. Pasien mengeluh diare sejak 3 hari sebelum ke RS, tidak ada demam, mual
atau muntah. Diare >5x sehari dan masih ada ampas. Pasien pernah menjalani operasi
tiroid 6 bulan yang lalu dan rutin mendapatkan obat Levotiroksin dan kalsium. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan chovstek sign positif, kekuatan motoric kedua ekstremitas
baik. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan TSH 0,05 (turun) , FT4 1,6 (normal) dan Ca
ion 0,6 (turun)
Penyebab kelainan diatas paling mungkin adalah
A. Hiperparatiroid primer
B. Tirotoksikosis faktisia
C. Subklinikal hipertiroid
D. Hipoparatiroid primer
E. Hipoparatiroid sekunder

Hepatobilier
1. Seorang pria 23 tahun terdiagnosis hepatitis B sejak 1 bulan lalu, saat ini
pasien membawa hasil laboratorium dengan hasil SGOT 27 (n 5-40 u/L), SGPT 30 (n 7-56
u/L), HbeAg(+), HBV DNA 8,56 x 108 IU/ml. Berdasarkan kondisi ini, maka pasien dikatakan
berada dalam fase :
A. Inactive carrier
B. Immune tolerant
C. Immune clearance
D. Window periode
E. Occult Hepatitis B infection

2. Seorang laki- laki 46 tahun mengeluh lemas dan tidak nafsu makan sejak 3
bulan terakhir. Pemeriksaan fisik dbn. Dari laboratorium ditemukan anti HCV positif, HCV
RNA 520.000 IU/ml dengan genotype 4. Regimen terapi awal terbaik pada pasien ini
adalah :
A. PegIFN, RBV, simeprevir 12 minggu
B. PegIFN, RBV, Sofosbuvir 12 minggu
C. PegIFN, RBV, Sofosbuvir 24 minggu
D. Sofosbufir, RBV 12 minggu
E. Simeprevir, RBV 12 minggu

3. Seorang laki-laki 68 tahun datang dengan keluhan perut membesar sejak 3


bulan yang lalu, dikatakan semakin lama semakin besar sehingga sulit beraktivitas.
Riwayat muntah darah dan buang air besar hitam 2 bulan yang lalu. Pasien didiagnosis
menderita sirosis hati sejak 3 bulan yang lalu. Pernyataan yang benar mengenai
penatalaksanaan ascites pada pasien ini adalah :
A. Penanganan ascites adalah tirah baring dan diet rendah lemak
B. Bila tidak berhasil dengan diet maka dikombinasikan dengan pemberian furosemide 20
mg/hari
C. Respon diuretic dimonitor dengan penurunan berat badan 1kg/hari pada pasien tanpa
edema
D. Dosis harian spironolakton maksimal 400mg
E. Pengeluran ascites memerlukan pemberian albumin bila >3L

4. Seorang wanita 48 tahun mengeluh nyeri perut kanan atas sejak 6 hari lalu.
Nyeri menjalar ke punggung disertai mual, muntah dan demam. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 90/75 mmg, nadi 120x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 38oC, dan sklera
ikterik. Produksi urin 500 cc/24jam. Pemeriksaan lab didapatkan WBC 20.000/uL (n 4.000-
11.000/uL), SGOT 65 (n 5-40 u/L), SGPT 75 (n 7-56 u/L), Bilirubin T/D/I 12/9/3 (n 0,3-1,2/
0-0,4/ 0,2-0,8 mg/dL). Pada USG didapatkan gambaran pelebaran duktus bilier intrahepatik
dan ekstrahepatik, multiple acoustic shadow di gallbladder, dan batu di CBD. Tatalaksana
pada kasus diatas adalah:
A. Pemberian analgesik morfin dan PPI
B. ERCP elektif
C. Pemberian antibiotik dan vasopressor
D. Resusitasi cairan, antibiotik IV, dan bila memburuk ERCP cito
E. Kolesistektomi

5. Seorang pria 37 tahun mengeluh nyeri perut kanan atas sejak 7 hari. Keluhan disertai mual,
muntah dan penurunan nafsu makan. Dari pemeriksaan fisik hepatomegaly dan nyeri tekan
minimal. Pemeriksaan laboratorium WBC 16.000 (n 4.000-11.000/uL), SGOT 112 (n 5-40
u/L), SGPT 97 (n 7-56 u/L). Dari USG abdomen didapatkan gambaran single nodul
hipoekoik dengan ukuran 6 cm pada lobus kanan hepar. Tata laksana yang paling tepat
untuk pasien ini adalah:
A. Watchful waiting
B. Metronidazole 3x750 mg per oral selama 7 hari
C. Drainase dengan pembedahan
D. Aspirasi berulang
E. Drainase perkutan

Kardiologi
1. Seorang laki-laki berusia 56 tahun, datang ke IGD RSSA dengan keluhan nyeri dada
mendadak sejak 1 jam yang lalu. Nyeri dada dikeluhkan tembus ke belakang disertai
dengan munculnya keringat dingin. Pasien seorang perokok berat sejak berusia 20 tahun.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak gelisah; GCS 456; TD 210/160 mmHg;
N 118x/m; RR 22x/m; Suhu aksiler 36,8oC. Hasil ECG pasien sebagai berikut :
Terapi farmakologis yang tepat untuk menurunkan tekanan darah pasien dan targetnya :
a. Drip Furosemid, target penurunan 25% MAP
b. Drip Nikardipin, target penurunan 25% MAP
c. Drip Nitrogliserin, target penurunan 25% MAP
d. Drip Nikardipin, target penurunan hingga TD Sistolik <140 mmHg
e. Drip Nitrogliserin, target penurunan hingga TD Sistolik <140 mmHg
Jawaban : E

2. Seorang laki laki 38 tahun datang ke IGD RSSA dengan keluhan pusing dan sensasi
jantung berdebar-debar yang dirasakan 2 jam sebelumnya. Pasien sering mengalami
pingsan berulang. Pasien ini tidak mengkonsumsi obat apapun. Dari pemeriksaan fisik
ditemukan kesadaran compos mentis; TD 100/60 mmHg; Nadi 88x/menit, regular; lain-lain
dalam batas normal. Hasil ECG pasien sebagai berikut:
Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah:
a. Observasi saja karena hemodinamik stabil
b. Kardioversi
c. Studi elektrofisiologi dan ablasi
d. Pacu jantung permanen
e. Studi elektrofisiologi diikuti pemasangan pacu jantung sementara
Jawaban : C

3. Pasien laki-laki 49 tahun datang ke IGD RSSA dengan keluhan nyeri dada bagian tengah
yang menjalar ke dagu dan lengan kiri atas disertai keringat dingin sejak 1 jam lalu. Pasien
memiliki riwayat hipertensi dan perokok aktif. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien
tampak obese; GCS 456; TD 150/90 mmHg, Nadi 80x/m, RR 24x/m, pemeriksaan jantung
& paru dalam batas normal. Hasil ECG pasien sebagai berikut:

Diagnosis dan terapi definitif yang dianjurkan adalah :


a. STEMI Anteroseptal & Primary PCI
b. STEMI Anteroseptal & Rescue PCI
c. STEMI Anterolateral & Primary PCI
d. STEMI Anterolateral & Rescue PCI
e. STEMI Anterior & Fibrinolitik
Jawaban : C
4. Seorang wanita berusia 68 tahun dibawa oleh anaknya ke IGD RSSA setelah didapatkan
pingsan saat akan ke kamar mandi. Hasil ECG pasien sebagai berikut :

Berdasarkan data ECG tersebut, kemungkinan penyebab syncope pada pasien adalah :
a. 2nd degree AV Block Mobitz type 1
b. 2nd degree AV Block Mobitz type 2
c. Wenckebach AV Block
d. Hay AV Block
e. Total AV Block
Jawaban : E

5. Seorang laki-laki 67 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas yang semakin
memberat saat aktivitas sejak 2 minggu SMRS. Pasien juga terkadang mengeluhkan
pandangan gelap mendadak selama 10 detik terutama saat pasien bangun dari tempat
tidur. Pasien sudah terdiagnosis gagal jantung sejak 3 tahun yang lalu dan CAD pasca
PTCA 2 stent DES ke LAD 2 tahun yang lalu. Hasil ekokardiografi 3 bulan yang lalu
didapatkan EF 30%. Pasien selama ini mendapatkan obat rutin Aspilet 1x80mg, Ramipril
1x10mg, Bisoprolol 1x5mg, Spironolakton 1x25mg, dan Simvastatin 1x20mg. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/70 mmHg; Nadi 88x/m; Rhokhi basah halus minimal
di basal paru bilateral, edema tungkai minimal. Hasil ECG menunjukkan irama sinus.
Tatalaksana selanjutnya yang direkomendasikan pada pasien :
a. Tambahkan digoksin
b. Rencanakan Cardiac Resynchronization Therapy
c. Tambahkan Ivabradin
d. Tambahkan dosis Bisoprolol hingga dosis maksimal 10 mg/ hari
e. Tambahkan Valsartan diawali dengan dosis 1x80mg
Jawaban : C

6. Seorang laki-laki 65 tahun, dibawa ke IGD RSSA dengan keluhan berdebar sejak 2 jam
sebelum masuk RS. Pada saat akan dianamnesa lebih lanjut, tiba-tiba pasien kejang dan
kemudian tidak sadar. Nadi sulit teraba. Hasil perekaman ECG pasien sebagai berikut :

Tindakan yang harus dilakukan saat itu adalah :


a. Segera dilakukan defibrilasi
b. Segera dilakukan intubasi dan defibrilasi mulai dari 200 J, 300 J, dan 360 J
c. Segera melakukan RJP dan tindakan kardioversi elektrik synchronized
d. Segera dilakukan intubasi dan pemberian Amiodaron intravena
e. Segera dilakukan RJP diikuti dengan defibrilasi 200 J, 300 J, 360 J
Jawaban : A

Anda mungkin juga menyukai