Anda di halaman 1dari 41

1.

Seorang laki-laki usia 30 tahun masuk ke UGD dengan keluhan nyeri dada yang dirasakan tiba-
tiba sejak 2 jam yang lalu., saat sedang berisitirahat. Pasien juga merasakan sesak napas yang
semakin memberat, disertai batuk. Pasien merupakan perokok sejak 10 tahun lalu, dalam sehari
mengkonsumsi 1 bungkus rokok. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD : 120/70, Nadi 110
kali/menit, Napas: 32 kali/menit, Suhu: 36,7 C. Bunyi pernapasan menurun pada sisi thorax
kanan, dan hipersonor pada perkusi, vocal fremitus menurun pada palpasi. Prosedur
selanjutnya yang penting dilakukan pada pasien ini adalah:
a. X-Ray Thorax posteroanterior
b. X-RayThoraxlateral
c. Bronkoskopi
d. CT scan thorax
e. Ultrasonografi thorax

IPD pneumotorak hal 1640:


1. Primari Spontaneus pneumotorak:
 Nyeri dada mendadak, tajam, sesak, takikardi, takipeu, batuk, sianosis
 Usia muda tanpa penyebab paru yg mendasari, mulai pada saat istirahat
2. 2nd Spontaneus pneumotorak (SSP):
 gejala: hipoksia, sianosis, hiperkapnea,
 paling banyak PPOK dan kistik fibrosis
3. Trauma pneumotorak
 terjadi karena trauma
4. Tension pneumotorak
 Biasanya pada orng yang hipoksia berat (ventilator)

Prosedur: sinar X PA

2. Seorang laki-laki usia 43 tahun datang ke ugd dengan keluhan lemas sejak 3 minggu lalu, disertai
penurunan nafsu makan, ada penurunan berat badan. Demam ada tidak terus menerus, Batuk
disertai dahak yang berbau amis. Pasien memiliki riwayat diagnosis dengan bronkitis kronik.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah : 120/70 mmhg, Nadi : 100 kali/menit, Suhu :
39 C, Napas: 20 kali/menit. Nyeri tekan pada thorax apex dextra, pergerakan dinding dada
tertinggal dan vocal fremitus menghilang. Lokasi lesi yang paling mungkin pada pasien ini
adalah:
a) Segmen posterior lobus kanan superior
b) Segmen anterior lobus kanan superior
c) Segmen lateral lobus kanan medial
d) Segmen superior lobus kanan inferior
e) Segmen medial lobus kanan medial
IPD 1683 Bronkiektasis:

 Gejala khas : batuk produktif, kronik, sputum terutama pagi hari pada pagi pas bangun,
jika terjadi infeksi sekunder dpt bau mulut hingga busuk. Anaerob (B Intermedius)
bau busuk. Ciri lain hemoptysis,sesak, demam
 Lokasi : lobus tengah paru kanan, lingua paru kiri lobus atas, segmen basal kedua lobus
paru

IPD 1652 Abses paru : di gambar segmen kanan superior  2 (ungu); kiri apiko posterior  1,2
(coklat)
3. Seorang laki-laki usia 34 tahun datang ke poliklinik bersama istrinya. Pasien mengeluhkan sering
merasa lelah dan mengantuk di siang hari, sehingga sulit untuk berkonsentrasi saat bekerja.
Pasien juga mengalami penurunan libido dan cenderung lebih senang menyendiri. Istri pasien
mengatakan pasien sering mendengkur saat tidur, dan tiba-tiba terbangun karena tidak dapat
bernapas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan BB : 75 kg dan TB 155 cm. Diagnostik baku yang
dapat dilakukan pada pasien ini adalah polisomnografi. Pasien didiagnosa OSA apabila:
a. 2 kali apneu tiap 1 jam
b. 3 kali apneu tiap 4 jam
c. 4 kali apneu tiap 1 jam
d. 5 kali apneu tiap 4 jam
e.
OSA: mendengkur selama tidur  tidak harus gemuk
OHS: (obesity hypoventilation sindrom)  gangguan diluar tidur: merasa tidur tidak cukup,
lelah, sering mengantuk.

4. Seorang laki-laki 49 tahun dengan kanker prostat stadium lanjut dibawa ke UGD dengankeluhan
sesak nafas yang memberat sejak 1 jam yang lalu. Pasien gelisah dan sulit diajakkomunikasi.
Saturasi oksigen 86%. Laju pernapasan 30 x/menit. Akral pucat dan dingin. Tungkai kanan
tampak edema dan lebih besar dari tungkai kiri. Pasien sudah diresusitasi adekuat tapi belum ada
respon optimal. Pada EKG didapatkan RAD, P pulmonal, dan foto Rontgen didapatkan
Hampton Sign. Pemeriksaan fisikyang tepat untuk kasus emboli parumasif adalah :
a. Tidak didapatkan hepatojugular reflux (harsunya positif)
b. Denyut nadi kecil dan cepat
c. Tekanandarah 140/80 mmHg (harusnya hipotensi)
d. Bunyi jantung P2 mengecil (katup pulmonal, harusnya mengeras dan bising sistolik di tricuspid
 Grahamstill murmur)
e. Terdapa tsuara napas tambahan wheezing

IPD Emboli paru hal 1653,


Sabatin:

Hamptom sign  emboli paru ukuran sedang (gambaran cembung pada costrofenikus pleura)
5. Laki-laki 42 tahun datang ke IGD dengan sesak napas yang memberat secara perlahan dalam 3
hari ini. Sesak biasa muncul di waktu subuh. Ada keluhan lemas, batuk produktif, dan demam.
Keluhan seperti ini sudah sering dirasakan pasien sebelumnya. Hasil pemeriksaan didapatkan
eosinofil darah 20%, serta peningkatan IgE. Pasien sebelumnya sudah pernah di diagnosis
allergic broncho pulmonary aspergillosis. Tentukan staging penyakit pada kasus di atas?
a. Akut  belum terdiagnosis sebelumnya
b. Remisi  tidak ada gejala
c. Eksaserbasi  berulang, radiologis berubah2
d. Kronik (tidak ada)
e. Relaps (tidak ada)
Fibrosis paru  manifestasi fibrosis sesak napas, ada restirktif ataupun obstruktif
Dependent terhadap CS
Dx: allergic broncho pulmonary aspergillosis (klinis asma tapi tidak ada riwayat asma)

6. Seorang laki-laki 49 tahun dengan kanker prostat stadium lanjut dibawa ke UGD dengan keluhan
sesak nafas yang memberat sejak 1 jam yang lalu. Pasien gelisah dan sulit diajak komunikasi.
Saturasi oksigen 86%. Laju pernapasan 30 x/menit. Akral pucat dan dingin. Tungkai kanan
tampak edema dan lebih besar dari tungkai kiri. Pasien sudah diresusitasi adekuat tapi belum ada
respon optimal. Pada EKG didapatkan RAD, P pulmonal, dan foto Rontgen didapatkan
Hampton Sign. Berikut ini pernyataan yang benar tentang trombo emboli paru adalah:
a. Terjadi reflex bronco dilatasi pada daerah paru yang terdapat emboli  bronkokontriksi pada
daerah emboli paru
b. Meningkatnya surfaktan alveoli pada daerah paru yang terkena  menurrun
c. Terjadi vasokonstriksi pada cabang-cabang arteri pulmonalis
d. Terjadi hiperkapnia arterial  hipoksemia arterial
e. Emboli terdapat di vena pulmonalis  arteri pulmonalis
7. Seorang laki-laki, usia49 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan wajah
kemerahan dan nyeri, pada pemeriksaan fisikdi dapatkan tekanan darah : 150/90 mmHg,
0C
Nadi :100x/menit, pernafasan: 20x/menit, suhu :37,2 , pada mata didapatkan enoftalmus,
terdapat anhidrosis serta paraplegia. Pada pemeriksaan penunjang CT scan thorax didapatkana
danya massa di mediastinum posterior, pada pemeriksaan urin didapatkan adanya Vinil
Mandelic Acid (VMA) serta. Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah:
a. Germ Cell neoplasma
b. Ganglioneuroma
c. Limfoma
d. Teratoma
e. Timoma

Horner syndrome: anhidrosis, enoftalmus, ptosis


Vinil Mandelic Acid  tumor medulla adrenal atau ganglioneroma
8. Seorang perempuan 23tahun datang ke IRD dengan keluhan mendadak sesak nafas dan
mengeluh nyeri dada. Pasien juga mengeluhkan batuk, sulit menelan, sulit bicara dan anggota
tubuh menjadi lemah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan ptosis, dari CT scan thorax tampak
gambaran massa berbatas tegas pada mediastinum anterior. Diagnosis yang mungkin untuk
pasien ini adalah :
a. Teratodermoid
b. Timoma
c. Neurofibroma
d. Kista mediastinum
e. Lipoma

IPD 1627
Timoma : miastemia gravis, ada ptosis, ada kelemahan anggota gerak saat pagi
Bisa terdapat di mediastinum anterior superior

9. Seorang laki-laki berusia 23 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan rasa
tidak nyaman di daerah dada bagian tengah sejak sebulan yang kadang-kadang disertai sesak
napas. Tidak ada riwayat perawatan rumah sakit sebelumnya. Pemeriksaan fisik: tekanan darah
110/70 mmHg; frekuensi nadi 88x/menit; frekuensi napas 16x/menit; pemeriksaan fisik lain
dalam batas normal. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 13,5 g/dL; leukosit
9.500/μL; trombosit 375.000/μL. Pada CT scan dada didapatkan gambaran massa pada
mediastinum anterior. Pemeriksaan laboratorium yang tepat dilakukan pada pasien untuk
menegakkan kemungkinan diagnosis adalah:
a. Tiroglobulin, CEA, AFP, LDH
b. Cyfra 21-2, AFP, CEA, CA 15-3
c. CEA, tiroglobulin, LDH, CA 15-3
d. β HCG, CEA, AFP, LDH
e. β HCG, CA 15-3, tiroglobulin, LDH

teratoma  anterior, B HCG, AFP (1627 IPD)

10.Seorang laki-laki berusia 23 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan rasa
tidak nyaman di daerah dada bagian tengah sejak sebulan yang kadang-kadang disertai sesak
napas. Tidak ada riwayat perawatan rumah sakit sebelumnya. Pemeriksaan fisik: tekanan darah
110/70 mmHg; frekuensi nadi 88x/menit; frekuensi napas 16x/menit; pemeriksaan fisik lain
dalam batas normal. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 13,5 g/dL; leukosit
9.500/μL; trombosit 375.000/μL. Pada CT scan dada didapatkan gambaran massa pada
mediastinum anterior. Pemeriksaan laboratorium yang tepat dilakukan pada pasien untuk
menegakkan kemungkinan diagnosis adalah:
a. Gene expert
b. Kultur sputum dan sensitivitas antibiotik
c. Genotyping untuk mengetahui adanya mutase gen
d. Sitologi sputum
e. Konsentrasi clorida keringat

11.Wanita 30 tahun masuk RS dengan keluhan batuk produktif yang dialami semakin memberat
sejak 3 hari terakhir. Pasien sebelumnya sering menderita keluhan yang sama sejak berumur 18
tahun tetapi tidak pernah berobat ke dokter. Saat ini batuk semakin memberat disertai sputum
yang purulen kadang-kadang bercampur darah. Pada personal status pasien tampak kurus
dengan pemeriksaan fisis toraks dengan dada berbentuk TONG (barrel chest), terdapat clubbing
finger yang ringan. Pada hasil toraks foto terdapat lesi kistik pada lobus ata sparu bilateral.
Pasien juga telah menjalani pemeriksaan kultur sputum dan antibiotik. Manakah organisme
berikut yang tidak ditemukan pada pemeriksaankultur sputum pasien dengan fibrosis kistik?
a. Haemophilus influenzae
b. Acinetobacter baumannii
c. Burkholderia cepacia
d. Aspergillus fumigatus
e. Staphylococcus aureus

12.Wanita 32 tahun masuk RS dengan keluhan batuk purulent yang disertai dara hsejak 4 hari yang
lalu. Batuk sering dikeluhkan dalam beberapa tahun terakhir, kadang-kadang di sertai dengan
sesak napas, demam di rasakan naik turun, pasien juga mengeluh berat badan menurun 10 kg
dalam 3 bulanterakhir. Pasien telah terdiagnosis oleh dokterdengan fibrosis kistiksejak 2 bulan
yang lalu. Pernyataan dibawah ini yang benar sesuai dengan manifestasi klinik yang baku untuk
fibrosis kistik adalah
1. Sputum berbau amis dan berwarna anchovy
2. Nyeri dada yang disertai dengan batuk darah ringan sampai dengan massif
3. Peningkatan berat badan akibat penggunaan steroid yang lama
4. Komplikasi saluran napas bagian atas termasuk sinusitis dan polip hidung sering dijumpai pada
pasien dewasa
5. Pada laki-laki terdapat tipe paru azoospermia retriktif

13.Seorang perempuan 30 tahun datang dengan keluhan sesak nafas, sesak dirasakan setiap pasien
kembali ke tempat kerja. Pasien juga merasakan demam. pemeriksaan fisik TD 100/60, RR
26x/mnt, tidak didapatkan ronkhi maupun wheezing, dari pemeriksaan spirometri didapatkan
penurunan KVP maupun VEP1. Pada pemeriksaan histopatologis didapatkan gambaran
Hiperplasia kelenjar mukus dan infiltrasi sel PMN di dinding bronkus. Diagnosis pasien ini
adalah :
a. Berylliosis
b. Byssinosis  hyperplasia kelenjar mucus dan infiltrasi sel PMN neutrophil dinding bronkus
c. Coal workers
d. Silikosis
e. Asbestosis
14.Seorang laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam tiba-tiba, menggigil,
malaise,dan sesak napas, tetapi tidak ada mengi. Pasien bekerja sebagai petani pabrik tebu. satu
hari sebelum masuk RS pasien membersihkan tumpukan sisa batang tabu yang membusuk.
Pasien tidak merokok dan tidak memiliki riwayat penyakit paru-paru. Hasil pemeriksaan X-foto
thoraks PA dan lateral didapatkan infiltrat bilateral pada lobus atas. Pengobatan selama serangan
akut pasien ini adalah :

a. Berylliosis
b. Byssinosis
c. Coal workers
d. Silikosis
e. Asbestosis

15.Seorang pria 27 tahun dibawa ke IGD dengan ambulans setelah keluarganya menemukannya
tidak sadar di rumah. Pasien memiliki riwayat penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan HIV.
Telah mendapat terapi ARV, tidak konsumsi teratur, CD4 170 / μL. Pada evaluasi awal, BP
120/75 mmHg, HR 105 kali/menit, Pernapasan 8 kali / menit, SpO2 83%, dan suhu 36,0 ° C.
Hasil AGD : pH 7,16, PCO2 70 mmHg, dan PO2 55 mmHg. Diagnosa yang paling mungkin
pada pasien ini?
a. Asthma
b. Overdosis Narkotik
c. Pneumococcal pneumonia
d. Pneumocystis pneumonia
e. Emboli Paru

16.Seorang wanita 32 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas dan juga mengeluh mudah
lelah. Penderita mempunyai riwayat sakit Lupus eritematosus sistemik dan selama1tahun ini
mendapatkan terapi siklofosfamid. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70
mmHg, Nadi 90 x/menit, pernafasan 26 x/menit, tidak demam, didapatkan distensi vena leher,
jantung didapatkan P2 mengeras, sternal lift (+), shifting dullness (+), dan edema tungkai
bawah. Dari X- foto thorak didapatkan pelebaran hilus dan kardiomegali, EKG menunjukkan
RAD dan P pulmonal di lead II. Penyakit paru yang dapat menyebabkan kelainan jantung pada
pasien ini adalah
a. Penyakit paru obstruktif kronik
b. Bronkiektasis
c. Obstructive sleep apnea
d. Interstitial lung disease
e. Asthma COPD Overlap Syndrome

17.Seorang perempuan49 tahun dengan diagnosis karsinoma payudara menjalani mastektomi,


radiasi, kemoterapi dengan paclitaxel, trastuzumab, tamoxifen, aromatase inhibitor. Setelah
kemoterapi siklus ketiga, pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas, batuk kering dan
demam. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, laju pernapasan
28x/menit, nadi 110x/menit, suhu 37.8 oC, saturasi 90% pada udara ruangan, didapatkan ronki
pada kedua lapang paru, pemeriksaan rontgen thorak dikesankan infiltrat retikuler difus pada
kedua lapang paru, pemeriksaan kultur darah dan sputum tidak didapatkan pertumbuhan kuman.
Setelah terapi kemoterapi dihentikan, terapi apa yang tepat pada pasien ini ?
a. Azitromisin
b. Levofloksasin
c. Kortikosteroid
d. Aniduafungin
e. Azatioprin

18.Seorang wanita 32 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan batuk dan sesak nafas
saat aktivitas yang memburuk selama 3 bulan. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit paru dan
tidak pernah menderita asma. Pasien mulai bekerja di peternakan merpati sekitar 6 bulan lalu.
Pasien mengeluhkan sesekali demam, tidak mengi, kadang batuk kering. Sebelum bekerja di
toko hewan pasien tidak memiliki hambatan dalam aktifitas, tapi sekarang mengeluhkan sesak
saat naik tangga. Dari pemeriksaan fisik tampak sesak, saturasi oksigen saat istirahat 96% pada
udara ruangan, suhu 37,9° C, pemeriksaan paru terdapat rhonki di kedua basal paru, tidak ada
clubbing ataupun sianosis, hasil pemeriksaan rontgen thoraks terdapat gambaran ground glass di
kedua basal baru. Yang termasuk kriteria mayor penyakit yang diderita oleh pasien adalah :
a. Rhonki di kedua basal paru
b. Hipoksemia arteri saat istirahat
c. Ada bukti paparan antigen yang sesuai
d. Adanya peningkatan suhu
e. Tidak pernah menderita asma

19.Seoranglaki-laki 55 tahun masuk ke ICU dengan demam sejak 2 hari terakhir. Sebelumnya
pasien menjalanirawat inap di bangsal selama 3 hari dengan keluhan batuk berlendir dan telah
mendapatkan oksigen dan antibiotik empirik. Di ICU dilakukan intubasi endotrakeal, diberikan
resusitasi cairan, diberikan obat vasopresor, dan pernapasan mekanik. Pada pemeriksaan
o
ditemukan suhu 40,2 C, TD 90/60, N 102x/m, RR 36x/m, SpO2 95% dengan bantuan ventilasi
dan FiO2 50 %. Pada kedua paru terdengar ronki, clubbing dan sianosis (- ). Hasil foto toraks di
ICU didapatkan infiltrat difus pada kedua lapang paru. PaO2/FiO2 <200.
Diagnosa yang mungkin pada pasien ini adalah :
a. Bronkiektasis
b. Hipertensi pulmonal
c. Penyakit paru obstruksi kronik
d. Acute respiratory distress syndrome
e. Udem paru akut

20.Laki-laki berusia 43 tahun, datang ke poliklinik dengan riwayat batuk berulang sejak kecil dan
memberat 1 bulan terakhir. Batuk disertai lendir. Pasien ada riwayat sinusitis berulang, sering
disertai sekret berwarna kuning dan kadang-kadang kehijauan. Tidak ada riwayat, asma, gagal
jantung kongestif, dan penyakit refluks gastroesofageal. Pada pemeriksaan paru didapati ronki
basah kasar nyaring pada basal paru kanan. Hasil foto toraks sebagai berikut:

Diagnosis pasien ini yang paling tepat adalah:


a. Sindrom Eisenmenger
b. Sindrom Goodpasteur
c. Sindrom Vena Cava Superior
d. Sindrom Acosta
e. Sindrom kartagener

21. Seorang laki-laki 30 tahun dirawat karena sesak


napas terus menerus yang memberatsejak 1
bulan terakhir. Pasien memiliki keluhan batuk
dan sesak sejak lama. Batuk disertai dahak yang kadang berwarna kehijauan dan pernah disertai
darah. Sejak sebulan terakhir sesak makin bertambah disertai kedua tungkai bengkak dan perut
yang makin membesar. Pada pemeriksaan fisik tampak sakit berat, kesadaran kompos mentis,
bibir sianosis, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 100 x/m, pernapasan 32x/m, suhu 37 C, gizi
kurang, JVP 5 + 2 cm H20. Dada berbentuk tong, dijumpai ronki terutama di apex. Hati teraba 2
jari bawah arkus costa. Pada ekstremitas terdapat edema.Hasil Uji keringat positif. Kelainan
yang mendasari penyakit ini adalah :
a. Obstruksi mukosa kelenjar eksokrin
b. Azoospermia
c. Mutasi gen CFTR
d. Sekret mukopurulen disertaihipereosinofilia
e. Allergic bronchopulmonary aspergilosis

22.Seorang wanita usia 33 tahun, datang ke polilinik paru dengan keluhan batuk yang dialami sejak
1 bulan yang lalu disertai dengan lendir berwarna kekuningan, demam lebih dari 1 bulan,
disertai penurunan berat badan 10 kg dalam 2 bulan terakhir. Riwayat suami pasien meninggal
dengan diagnosa immunodeficiency 1 tahun yang lalu. Saat dilakukan pemeriksaan laboratorium
didapatkan hasil tes HIV positif dengan Pemeriksaan CD4 menunjukkan angka 50 sel/mmk.
Dari pemeriksaan darah rutin didapatkan hasil Hb 10,2g/dl, lekosit 7.500/mmk, dan trombosit
350 ribu/mmk. Pasien telah dilakukan pemeriksaan sputum dengan hasil BTA +2 dan, pilihan
terapi utama pada kasus di atas?
a. Obat Anti Tuberculosis (2RHZE+4RH) + Kotrimoksazol + ARV (AZT/3TC/EFV) dimulai
bersamaan
b. Obat Anti Tuberculosis diberikan 2-8 minggu (2RHZE+4H3R3) + kotrimoksazol + ARV
(TDF/3TC/EFV)
c. Obat Anti Tuberculosis (2RHZE+4R3H) diberikan 2-8 minggu + ARV (TDF/3TC/NVP)
d. Obat Anti Tuberculosis (2RHZE+4RH) diberikan 2-8 minggu + kotrimoksazol dan diikuti ARV
(TDF/3TC/EFV)
e. Obat Anti Tuberculosis (2RHZE+4RH) diberikan selama 6 bulan dan diikuti ARV
(AZT/3TC/NVP)
23.Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke polilinik interna dengan keluhan demam selama 1
minggu terakhir. Demam disertaidengankeluhan batuk yang tidak berdahak sejak 1 bulan
terakhir, tidak ada batuk darah dan terdapat banyak papul berwarna keputihan pada area mulut.
sesak napas dirasakan tidak membaik walaupun dengan istirahat. Sebelumnya pasien sudah
berobat ke dokter praktek namun keluhan tidak membaik, dokter hanya mengatakan infeksi pada
saluran pernapasan atas. Saat ini pasien cenderung menutupi keluhan jika dokter bertanya
tentang riwayat terdahulu. Pasien tampak kurus, mengaku berat badan turun 10 kg dalam 3
bulan. Pasien telah menikah tetapi belum mempunyai anak dan saat ini pasien mengaku istrinya
sedang di rawat di rumah sakit karena infeksi paru dan mengkonsumsi obat ARV selama 1 tahun
terakhir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah 110/60mmHg, Nadi 112 x/menit,
pernafasan 28 x/menit, suhu 39,3 C ditemukan oral thrush,limfadenopati bilateral, ronkhi
bilateral, wheezing, maupun experium memanjang. Pada hasil pemeriksaan lab didapatkan HIV
reaktif, CD4 : 90 sel dan didapatkan bentuk trophic pada pewarnaan Giemsa. Diagnosis yang
tepatpadapasien ini adalah :
a. Abses paru
b. Pneumocystis Carinii Pneumonia
c. Tuberkulosis paru
d. Pneumonitis
e. Bronkitis kronis

24.Seorang laki-laki 38 thn datang ke instalasi gawat darurat dengan keluhan demam sejak 2 hari
terakhir, ruam kemerahan pada kulit, mual dan muntah 4 kali berisi makanan serta bab encer 5
kali. Satu minggu yang lalu pasien berobat ke klinik dokter penyakit dalam dan di berikan terapi
pengobatan karena keluhan sesak napas yang diderita disertai dengan batuk dan demam sejak 2
bulan terakhir. Saat ini pasien terdiagnosa HIV dan mengkonsumsi ARV 1 tahunterakhirserta
obat paru yang diberikan dokter 1 minggu yang lalu tetapi tidak di katakan akan di konsumsi
selama 6 bulan. Selama mengkonsumsi obat paru tersebut keluhan mulai dirasakan. Pada
pemeriksaan fisis didapatkan konjungtiva tidak anemis, fisis paru ronki dan wheezing tidak ada.
Pemeriksaan laboratorium leukosit 9.200 Hb : 12,3 gr/dl, PLT 78.000, GOT/GPT : 180/123.
Terapi pengobatan yang memberikan efek sampingsepertipadakasus di atasadalah;
a. Trimetropim-dapson
b. Trimetroprim-sulfamethoxazole
c. Klindamisin
d. Primakuin
e. Atovaquon

25.Seorang lelaki berusia 45 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan utama sering
mengalami sesak napas terutama bila melakukan aktivitas. Pasien mengeluh sakit kepala terasa
berat yang hilang timbul dan pada leher terasa kaku serta sering mengantuk pada saat bekerja di
kantor. Pasien mengaku sering kurang semangat dalam bekerja dan sering ketiduran. Pasien
merokok 50 pak setahun dan kadang minum alkohol. Tekanan darah 140/90 mmHg, Nadi:
92x/mnt reguler, Laju napas: 20x/mnt, TB: 160 cm BB: 86 kg. Pada pemeriksaan fisik paru
didapatkan bising napas vesikuler, tidak ada ronchi dan tidak ada wheezing. Terapi yang
diperlukan pada pasien ini adalah :
a. Pemakaian ambulatory ventilator
b. Penggunaan Intermitten Positive Pressure Ventilation (IPPV)
c. Pemberian oksigen 2 liter / menit intermitten
d. Penggunaan Continuous Positive Air Pressure (CPAP)
e. Penggunaan ambulatory Ventilator pasca pemeriksaan polisomnografi

26.Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang dengan keluhan rasa ngantuk yang berlebihan
padasiang hari sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dalam 1 bulan terakhir. Istrinya juga
mengeluh bahwa suaminya berdengkur keras saat tidur dan terkadang nafasnya tampak terhenti.
Indeks massa tubuh pasien adalah 42 kg/m2; tekanan darah 155/85. Pemeriksaan lanjutan untuk
mengkonfirmasi diagnosis diatas adalah:
a. Pulse oximetry noktural
b. Holter Monitor dan oximetry nokturnal
c. Polisomnografi nokturnal
d. Elektroensefalografi,Elektro-okulografi
e. Elektroensefalografi, Elektromiografi

27.Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang keluhan rasa mengantuk yang berlebihan pada siang
hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan obesitas berat (IMT 42 kg/m2), penyempitan faring
posterior dan auskultasi paru normal. Hematokrit 52%; X-ray toraks dalam batas normal;
Spirometri menunjukkan gambaran restriksi ringan; AGD PO2 55 PCO2 72 dan PH 7,32.
Pemberian Continuous positive airway pressure (CPAP) gagal memperbaiki hypoxemia
nokturnal dan hipersomnolen pada siang hari. Apa yang mendasari temuan klinis di atas:
a. Mixed Sleep Apnea
b. Obstructive Sleep Apnea
c. Central sleep apnea
d. Restless legs syndrome
e. Pemanjangan periode laten tidur

28.Laki-laki 37 tahun masuk instalasi gawat darurat diantar oleh ibunya dengan keluhan sesak napas
yang semakin memberat dalam 2 hari terakhir. Pasien juga memiliki riwayat demam 2 minggu
yang lalu, batuk tidak berdahak sejak 1 bulan, tidak ada batuk darah. Sebelumnya pasien sudah
berobat di puskesmas namun keluhan tidak membaik. Pasien tampak kurus, berat badan turun 5
kg dalam 2 bulan. Isteri pasien telah meninggal 6 bulan yang lalu akibat sakit paru-paru. Ada
keluhan sulit menelan makanan padat sejak munculnya sariawan. Dari pemeriksaan fisik
tekanan darah 120/60 mmHg, nadi 100x/menit, pernapasan 28x/menit, ditemukan oral trush,
tidak ada ronkhi dan wheezing. Hasil laboratorium anti HIV (ELISA) reaktif, CD4 165 dan
LDH 250, foto toraks didapatkan gambaran infiltrate. Kemungkinan diagnose pada pasien ini
adalah :
a. Bronchitis kronik
b. Bronkiektasis terinfeksi
c. Bronkopneumonia
d. Pneumonystic Carinii Pneumonia
e. Abses Paru

29.Seorang wanita usia 34 tahun datang ke instalasi gawat darurat dengan keluhan sesak napas yang
dirasakan sejak 1 minggu dan semakin memberat dalam 2 hari terakhir. Sesak disertai dengan
batuk yang tidak produktif, demam dirasakan sejak 1 bulan terakhir dan banyak berkeringat.
Tampak pasien kurus dan mengeluh mengalami penurunan berat badan 10 kg dalam 3 bulan
terakhir. Mual dan muntah tidak ada. Riwayat didiagnosa immunodeficiency 1 tahun yang lalu
dan telah diterapi ARV. Saat dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil tes HIV
positif dengan metode ELISA dan pemeriksaan CD4 menunjukkan angka 150 sel/mmk. Dari
pemeriksaan darah rutin didapatkan hasil Hb 9,8 g/dl, leukosit 7.500/mmk dan trombosit350
ribu/mmk. Analisa gas darah PaO2 62 mmHg, A-a gradient 40 mmHg, hasil foto thorax
didapatkan infiltrate pada paru. Pilihan terapi utama pada kasus di atas ?
a. TMP 5 mg/kg dan SMX 25 mg/kg 3-4 kali sehari + kortikosteroid
b. TMP 160 mg + SMX 800 mg 3 kali sehari
c. Trimetropim 5 mg/kg 3 kali sehari + Dapson 100 mg/hari
d. Klindamisin 450 mg 4 kali sehari + primaquin 30 mg/hari
e. Pentamidin 3-4 mg/kg/hari + kortikosteroid

30.Seorang wanita berusia 42 tahun, datang ke instalasi Gawat Darurat dengan keluhan nyeri kepala
hebat sejak 2 hari yang lalu, sejak 2 jam terakhir pasien mulai mengigau dan cenderung tertidur.
Dari anamnesis sebelumnya pasien mengaku sebelumnya menderita demam 3 hari terakhir
disertai sesak napas yang semakin memberat, sering merasa terganggu jika terkena cahaya
matahari, batuk tidak produktif dan tidak disertai dengan lendir. Pasien baru diketahui terinfeksi
HIV 3 bulan yang lalu dan mendapatkan terapi antiretroviral, jumlah limfosit CD4 54 sel/mmk.
Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak sesak, dengan kesadaran E3M5V4, suhu 40,3 C,
frekuensi nadi 112x/menit, laju napas 32x/menit, tekanan darah 150/80 mmHg. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan lesi papulonekrotik pada regio kulit di ekstremitas atas. Pada
auskultasi didapatkan suara nafas bronkovesikuler dan ronkhi basah halus pada kedua lapangan
paru. Pada foto rontgen thorax didapatkan gambaran infiltrate interstitial pada kedua lapangan
paru. Kemungkinan penyebab infeksi oportunistik paru pada pasien ini adalah :
a. Sitomegalovirus
b. Pneumocystis jirovecii
c. Mycoplasma pneumonia
d. Cryptococcus neoformans
e. Mycobacterium avium complex

31.Seorang wanita 62 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri seperti di tusuk benda
tajam, batuk disertai bercak darah dan sesak napas. Pasien seorang penderita kanker payudara
stadium akhir yang telah menjalani kemoterapi. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan
o
darah 90/60 mmHg, nadi 108x/menit, napas 26x/menit, suhu 38,7 C, S1 S2 regular, ictus cordis
ICS V 2 cm lateral linea midclavicularis sinistra. Pleural friction rub (+) pada hemithorax
sinistra. Rontgen thorax westermark (+). Diagnosis banding penyakit pasien diatas :
a. Infark miokard akut
b. Tuberkulosis paru
c. Ruptur esofagus
d. Alveolitis alergik
e. Aneurisma aorta disekan

32.Seorang perempuan berusia 38 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak napas dan cepat
lelah. Ada riwayat sinkop sebelumnya dan riwayat penggunaan obat penekan nafsu makan. Pada
pemeriksaan auskultasi paru di dapatkan paru bersih. Didapatkan pula distensi vena jugularis,
P2 mengeras,hepatomegali, shifting dullness (+) serta terdapat edema tungkai. Pemeriksaan foto
rontgen menunjukkan adanya gambaran hilus inverted coma sign dan kardiomegali.
Pemeriksaan EKG memperlihatkan pergeseran aksis kekanan,Rs di V1, S di V6 dan P pulmonal.
Pemeriksaan baku emas untuk menegakkan diagnosis pasti pada pasien ini adalah :
a. FotoThoraks
b. CT scan Thoraks
c. Ekokardiografi
d. Scan perfusi paru
e. Angiografi

33.Seoranglaki-laki 55 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak napas. Sesak napas sudah sering
di rasakan sejak 3 tahun ini. Sesak napas dirasakanmemberatsejak 5 bulan terakhir terutama saat
aktifitas, dan merasa sering cepat lelah. Menurut keterangan istrinya, dia tidur mengorok, mudah
mengantuk saat siang hari. Pasien juga merokok sejak usia muda. Pada pemeriksaan didapatkan
dispnea, kesadaran komposmentis. Tekanandarah 140/80 mmHg, nadi 100 x/menit, pernafasan
24 x/menit, beratbadan 92 kg, tinggi badan 168 cm, didapatkan distensi vena leher. Pada jantung
didapatkan P2 mengeras, didapatkan pula hepatomegali dan edema tungkai. Dari foto thoraks di
dapatkan pelebaran hilus dan pembesaran jantung ke kanan, EKG menunjukkan axis bergeser ke
kanan dan P pulmonal di lead II. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada pasien ini adalah
:
a. Left Heart Failure
b. Hypertensive Heart Disease
c. Hemorrhagic Stroke
d. Chronic Obstructive Pulmonary Disease
e. Cor pulmonale

34.Seorang wanita 35 tahun, masuk IGD dengan keluhan sesak napas tiba-tiba. Pasien sebelumnya
mengeluhkan nyeri dan bengkak pada betis kiri, dari hasil AGD didapatkan PaO2 76 mmHg.
Manakah dari temuan pemeriksaan fisik yang paling umum ditemukan pada pasien yang
dicurigai emboli paru ini?
a. Anemis
b. Jari tabuh
c. Takipnea
d. Udema perifer
e. Sianosis

35.Seorang wanita berusia 75 tahun, masuk IGD dengan keluhan sesak napas, Saturasi oksigen
awalnya 60% dan hanya meningkat menjadi 82% dengan NRM, kemudian dilakukan intubasi
dan kemudian rawat di ICU. Pasien kemudian didiagnosa pneumonia multilobar, Ventilator
diatur dalam control-assistmode dengan RR 24 napas/menit, volume tidal 6 mL/kg, FiO2 100%,
dan PEEP 12 cmH2O. Hasil AGD pada pengaturan ini: pH 7,20, PCO2 32 mmHg, dan PaO2 54
mmHg. Apa penyebab hipoksemia pada pasien ini?
a. Hipoventilasi
b. Keterbatasan Difusi
c. Pirau kanan ke kiri
d. V/Q mismatching
e. Hiperventilasi

36.Seorang laki-laki 40 tahun datang dengan keluhan sesak, sesak dirasakan saat pasien sedang
melakukan pekerjaannya. Pasien sudah bekerja disuatu perusahaan kurang lebih 6 tahun. Pasien
memiliki riwayat penyakit rematoid athritis. Pada pemeriksaan fisik TD 110/70, RR 28x/mnt
Nadi 100x/mnt, nyeri pada persendian ada. Thorax foto didapatkan nodul pada paru kanan.
Pasien di diagnosis Sindrom Caplan. Penyebab penyakit ini adalah :
a. Penimbunan debu nikel, tembaga, aluminium
b. Penimbunan debu batu bara
c. Paparan debu asbestos
d. Inhalasi debu atau kristal siliki
e. Paparan debu kapas.

37.Seorang laki-laki 41 tahun datang ke UGD dengan keluhan demam tinggi sejak 1 minggu SMRS.
Penderita juga mengeluh adanya batuk-batuk dengan dahak berwarna hijau, badan terasa lemah,
nafsu makan menurun. Nyeri dada kanan atas dirasakan hilang timbul. Empat minggu
sebelumnya penderita cabut gigi karena gigi berlubang. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD
100/70 mmHg, T: 39,4 C, pernafasan 24 kali/menit. LaboratoriummenunjukkanHb : 9,8 mg/dl,
leukosit 21.000, LED: 19 mm/jam. Pemeriksaan Ro thoraks PA memperlihatkancavitas irregular
dengangambaranair fluid level. Etiologi paling sering dari kasus diatas adalah
a. Staphylococcus aureus
b. Haemophilus influenza
c. Streptococcus pneumonia
d. Streptococcus viridans
e. Bacillus intermedius

38.Seorang laki-laki, berusia 72 tahun, berobat dengan keluhan batuk darah beberapa bulan terakhir
yang hilang timbul.Ttidak ada riwayat demam namun berat badan menurun 8 kg selama 4 bulan
terakhir, disertai suara serak dan sulit menelan sejak 2 minggu. Terdapat riwayat merokok 2
bungkus per hari selama 50 tahun. Pada pemeriksaan fisik terdapat mengi di kedua lapangan
paru, jari tabuh pada kaki dan tangan; tidak ada pembesaran kelenjar limfe. Hasil foto rontgen
toraks didapatkan pembesaran hilus paru kiri. Diagnosis yang paling tepat untuk kasus di atas
adalah :
a. Tumor paru
b. Bronkiektasis
c. Sindrom vena kava superior
d. Pneumonia denganbronkospasme
e. Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK)

39.Seorang lelaki berusia 45 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan batuk- batuk lama
sejak 3 minggu sebelum berobat. Batuk disertai dahak warna kuning kehijauan dan kadang
berbau.Pasien juga mengeluh demam hilang timbul sejak 2 minggu terakhir, dan selama sakit ini
berat badan menurun 5 kg.pasien merokok 2 bungkus sehari sejak kurang lebih 20 tahun. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat, oral hygiene buruk dengan factor ex ore (+).
Pada pemeriksaan paru di dapatkan suara napas bronkial dengan ronki basah nyaring pada paru
kanan bawah. Pemeriksaan laboratorium didapatkanHb 10,5 gr/dL, lekosit 19.400/uLdengan
dominasi netrofil, LED 74. Foto toraks menunjukkan pada paru kanan bawah terdapat kavitas
dengan infiltrate di sekitarnya disertai gambaran air-fluid level di dalamnya. Kemungkinan
diagnosis pada kasus di atas adalah :
a. TB paru
b. Ca paru
c. Absesparu
d. PPOK
e. Bronkiektasisterinfeksi

40.Wanita 45 tahun datang ke IGD dengan sesak nafas secara tiba-tiba. Dua hari yang lalu
pasienmerasakan nyeri dan bengkak di kaki kanannya setelah ehari sebelumnya melakukan
perjalanan jauh dengan mobil selama 8 jam. Saat di IGD sesak nafas pasien semakin memberat.
Terdapat riwayat DM. Tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 116 x/menit, laju pernapasan 30
x/menit, saturasi oksigen 88%. Akral dingin dan pucat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan JVP
meningkat, pulsasi parasternal, sternum kuat angkat dan P2 mengeras. Fungsi hepar dalam
batasnormal, fungsi ginjal menurun dengan kreatinin 3,0 mg/dL, ureum 80 mg/dL. Di bawah
ini yang merupakan terapi inisial untuk pasien ini adalah:
a. Enoxaparin 1 mg/kgBB/12 jam subkutan diberikan selama 5 hari
b. Fondaparinux 2,5 mg/24 jam subkutan diberikan selama 8 hari
c. Tinzaparin 175 IU/kg/24 jam subkutan
diberikan selama 5 hari
d. UFH bolus 3000-5000 unit/intravena diikuti
30.000-35,000 unit/hari.
e. Warfarin 7,5 mg/24 jam peroral

41. Seorang laki-laki usia 24 tahun datang ke


instalasi gawat darurat dengan keluhan sesak
nafas dan batuk yang dirasakan sekitar 2 tahun
terakhir serta dirasakan semakin memberat. Pasien sudahmenikah selama 6 tahun dan belum
memiliki anak. Pasien juga mengeluh nyeri pada daerah ulu hatihilang timbul. Keluhan
dirasakan sejak 5 tahun lalu dan seringkali keluhan tersebut tidak membaik dengan minum obat
maag. Riwayat pasien tidak merokok. Ibu kandung pasien telah meninggal 11 tahun lalu pada
usia 32 tahun akibat komplikasi penyakit paru. Pada pemeriksaan fisik didapatkan paru tampak
membesar seperti tong, didapatkan suara nafas bronkial, tidak didapatkan wheezing atau
eksperasi memanjang. Pemeriksaan tes klorida keringat didapatkan hasil positif. Pada
pemeriksaan X foto thorax didapatkan hasil sebagai berikut

Kemungkinan diagnosis pasien ini adalah :


a. Penyakit Paru Obstruktif Kronik
b. Fibrosis kistik
c. Tuberkulosis paru
d. Abses paru
e. Bronkiektasis

42. Seorang pasien laki-laki berusia 48 tahun


datang keIGD dengan keluhannyeri pada dada sebelah kiri disertai sesak nafas. Pasien
pascaoperasi tulang panggul dan tirah baring dalam 6 hari terakhir. Padapemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 110/70, frekuensi nadi 116 kalipermenit, laju repirasi 28 kali
permenit.pada pemeriksaan paru tidakdidapatkan ronchi. Pasien dilakukan pemeriksaan saturasi
oksigen denganhasil 88 %, pemeriksaan EKG didapatkan S di lead I, Q dan T inverted di
leadIII. Hasil foto thorax dalam batas normal. Pemeriksaan utama untuk menegakkan diagnosis
pasti pada pasien ini adalah :
a. CT Thoraks
b. Ekokardiografi
c. Angiografi Pulmoner
d. Scan perfusi paru
e. USG tungkai

43.Seorang laki-laki 70 th datang ke UGD karena keluhan sesak nafas progresif sejak 5 tahun
terakhir. Pasien sudah sering menggunakan obat inhalasi dan obat salbutamol untuk mengurangi
sesak nafas. Pasien saat dilakukan pemeriksaan tampak sesak berat, purse lift breathing, thorak
emfisematous, retraksi interkostal, tampak clubbing finger. Tekanan darah 110/90 mmHg, HR:
120x/mnt, dengan saturasi oksigen 92%. Pada pemeriksaan paru ditemukan ekspirasi
memanjang. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 13,2 g/dl, Lekosit 7.300, trombosit
320.000. Analisis gas darah pH 7,25 PaO2 60, PCO2 55 HCO3 26. Pada EKG ditemukan RAD,
p pulmonal. Pemberian terapi oksigen yang tepat adalah:
a. Pemberian oksigen 2-3 lpm dengan nasal kanul
b. Pemberian oksigen 4lpm dengan nasal kanul
c. Pemberian oksigen 4lpm dengan masker non rebreathing
d. Pemberian oksigen 6lpm dengan masker rebreathing
e. Pemberian oksigen 6lpm dengan masker venture

44.Seorang perempuan berusia 48 tahun tiba-tiba mengeluh sesak nafas setelah mendapat transfusi
darah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/60 mmHg, HR 118 x/menit, RR 28 x/menit,
dan terdapat ronkhi pada seluruh lapangan paru, SaO2 69% pada udara ruangan dan meningkat
menjadi 80% setelah menggunakan masker non rebreathing 10 L/menit. Pada hasil pemeriksaan
BGA didapatkan : pH 7.25; PaCO2 75 mmHg, PaO2 39 mmHg HCO3 30 mEq/L, FiO2 100%.
Apakah penyebab hipoksemia pada pasien ini?
a. Hiperventilasi
b. Ventilasi Perfusi mismatch
c. Shunt
d. Hipoventilasi dan Ventilasi Perfusi mismatch
e. Keterbatasan Difusi

45.Seorang laki-laki 45 tahun datang ke UGD dengan tidak sadarkan diri setelah minum alkohol 2
jamsebelum masuk rumah sakit, disertai sesak nafas, pada pemeriksaan fisik di didapatkan
kesadaran stupor tekanan darah 90/70 mmHg, Nadi 120 kali /menit, pernafasan 32 kali/menit,
suhu 36 ,5 o C, JVP tidak meningkat, tidak didapatkan ronkhi di kedua paru, jantung dan
abdomen norma l dari hasil analisa gas darah di dapatkan PH : 7,10 PCO2 : 55 mmHg PaO2 :
150 mmHg FiO2: 32 % HCO3 : 20 mmol/L AaDO2 : 200, Interpretasianalisa gas
darahpadapasienini?
a. Gagal nafas hiperkapnia
b. Gagal nafas hipoksemia
c. Alkalosis metabolik
d. Alkalosis respiratorik
e. Asidosis Metabolik

13. Seorang pria 62 tahun datang ke poliklinik diantar anaknya karena sering mengalami
kesulitan untuk melakukan kegiatan yaitu membantu anaknya berjualan dan sering salah
mengenali dan menyusun barang-barang jualan seperti biasa dilakukannya. Pasien masih
dapat melakukan hobinya sehari-hari memelihara burung namun agak terbatas karena
tangan dan kaki kanannya yang lemah, buang air kecil dan buang air besar dalam batas
normal. Pendidikan terakhir SMP. Didapatkan tekanan darah 170/110 mmHg dan
memiliki riwayat pemasangan ring jantung 2 tahun yang lalu, riwayat mengalami
stroke 6 bulan yg lalu, riwayat merokok 1 bungkus per hari namun sudah berhenti sejak
2 tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik paru, jantung dan abdomen dalam batas normal,
pemeriksaan fisik ekstremitas ditemukan hemiparese dextra. Pasien membawa hasil
pemeriksaan CT-scan kepala tanpa kontras 6 bulan yang lalu kesan lacunar infark akut
di periventrikel lateralis kiri. Hachinski ischemic score 8, pada pemeriksaan MMSE
ditemukan skor 25. Manakah dari pilihan di bawah ini yang menjadi diagnosis yang
paling tepat?
a. Demensia badan Lewy
b. Demensia vaskular
c. Mild cognitive impairment
d. Vascular cognitive impairment
e. Alzheimer
Skala depresi geriatri

Nilai interpretasi MMSE

14. Seorang wanita 70 tahun datang ke poliklinik dibawa oleh anaknya karena sering lupa
mengenali cucunya dan sering lupa meletakkan barang-barang. Pasien masih suka
bermain-main dengan cucunya di rumah namun agak terbatas karena tangan dan kaki
kirinya yang lemah, buang air kecil dan buang air besar dalam batas normal. Pendidikan
terakhir SMP. Didapatkan tekanan darah 160/110 mmHg dan memiliki riwayat
pemasangan ring jantung 3 tahun yang lalu, riwayat mengalami stroke 6 bulan yg lalu,
riwayat merokok tidak ada, riwayat DM tidak ada. riwayat ayah pasien menderita DM
(+), HT (+). Pemeriksaan fisik paru, jantung dan abdomen dalam batas normal,
pemeriksaan fisik ekstremitas ditemukan hemiparese sinistra. Pasien membawa hasil
pemeriksaan CT-scan kepala tanpa kontras 6 bulan yang lalu kesan lacunar infark akut di
periventrikel lateralis kanan. Hachinski ischemic score 8, pada pemeriksaan MMSE
ditemukan skor 28. Manakah yang menjadi faktor risiko pada pasien ini sehingga
terjadi gangguan kognitif?

a. Hipertensi
b. Usia tua
c. Riwayat ayah DM
d. Riwayat ayah Hipertensi
e. Merokok
Gangguan Kognitif Ringan dan Demensia. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam Panduan
Praktik Klinis. 2016; hal 290-296

15. Seorang pria 70 tahun datang ke poliklinik dibawa oleh anaknya karena mengeluh sering
lupa dan sulit melakukan pekerjaannya sehari-hari di rumah sebagai penjaga toko karena
tidak dapat mengatur barang-barang di toko dengan benar, namun masih dapat
melakukan hobinya sehari-hari memelihara burung namun agak terbatas karena tangan
dan kaki kanannya yang lemah, buang air kecil dan buang air besar dalam batas normal.
Pendidikan terakhir SMP. Didapatkan tekanan darah 170/100 mmHg dan memiliki
riwayat pemasangan ring jantung 2 tahun yang lalu, riwayat mengalami stroke 6 bulan
yg lalu, riwayat merokok 1 bungkus per hari namun sudah berhenti sejak 2 tahun yang
lalu. Pemeriksaan fisik paru, jantung dan abdomen dalam batas normal, pemeriksaan fisik
ekstremitas ditemukan hemiparese dextra. Pasien membawa hasil pemeriksaan CT-scan
kepala tanpa kontras 6 bulan yang lalu kesan lacunar infark akut di periventrikel lateralis
kiri. Hachinski ischemic score 8, pada pemeriksaan MMSE ditemukan skor 28. Manakah
pilihan yang tepat untuk tatalaksana pada pasien ini?
a. Evaluasi skor MMSE setiap 6 bulan, optimalisasi pengelolaan faktor risiko
b. Terapi Demensia dengan Donepezil, optimalisasi pengelolaan faktor risiko
c. Evaluasi skor MMSE setiap 3 bulan, optimalisasi pengelolaan faktor risiko
d. Terapi Demensia dengan Donepezil Evaluasi skor MMSE setiap1 bulan, optimalisasi
pengelolaan faktor risiko
e. Terapi Demensia dengan Donepezil, Evaluasi skor MMSE setiap 3 bulan, optimalisasi
pengelolaan faktor risiko
16. Seorang laki-laki berusia 72 tahun diantar oleh anaknya ke poliklinik penyakit dalam
dengan keluhan hanya diam selama 3 hari, jika ditanya hanya menjawab dengan
mengangguk atau menggeleng. Pasien lebih sering murung, tampak lesu dan tidak
bersemangat. Sudah 1 bulan ini pasien makan hanya sedikit. Pasien seorang pensiunan
TNI, setelah pensiun pasien aktif di organisasi pensiunan TNI, namun 2 bulan ini sahabat
pasien meninggal dunia sehingga dia malas untuk datang ke acara organisasi pensiunan
TNI. Pasien merasa bahwa dia sebentar lagi juga akan meninggal seperti temannya
tersebut. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini
a. Gangguan kepribadian
b. Depresi ringan
c. Depresi sedang
d. Depresi berat
e. Gejala somatik pada pasien depresi
17. Seorang wanita berusia 64 tahun diantar oleh suaminya ke IGD karena tidak mau makan
2 hari. Lebih banyak berdiam diri di kamar sejak mendapat kabar bahwa anak satu-
satunya harus pindah tugas di luar kota. Pasien mengancam hendak bunuh diri jika sang
anak pindah keluar kota. Terapi farmakologis yang paling dianjurkan pada pasien ini
adalah
a. Amitriptilin
b. Sertralin
c. Alprazolam
d. Moclobemid
e. Diazepam

18. Seorang laki-laki 73 tahun datang ke poliklinik tempat anda bertugas. Pasien sebelumnya
berobat di luar kota dan dikatakan depresi. Pasien awalnya mengeluhkan perasaan mudah
lelah dan terus menerus merasa sedih. Pasien juga tidak bersemangat lagi mengerjakan
hobi berkebun seperti biasa. Nafsu makan pasien dan berat badan pasien menurun serta
sulit tidur. Pasien mulai merasakan keluhan ini sejak 2 tahun lalu saat anak satu-satunya
pindah kerja ke kota ini. Istri pasien sudah lama meninggal sehingga pasien merasa
sangat kesepian di rumahnya. Oleh dokter di daerah asalnya diberikan obat golongan
sertralin sejak 1 bulan yang lalu. Begitu anak pasien mendapat kabar bahwa ayahnya
menderita depresi karena kesepian, ia segera membawa ayahnya untuk pindah tinggal
bersamanya. Saat ini pasien sudah merasa lebih senang dan sudah mulai nafsu makan
seperti dahulu, walau masih ada gangguan tidur. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
dahulu yang signifikan dan hasil pemeriksaan di daerah menunjukkan fungsi organ yang
relatif normal. Pasien dan keluarganya memutuskan berobat ke tempat anda dan
menanyakan apakah obat sertralin masih harus diberikan pada pasien. Bagaimana saran
anda?
a. Stop obat karena pasien sebetulnya tidak menderita depresi
b. Stop obat karena gejala depresi sudah baik dan pencetus sudah diatasi
c. Obat sertralin sebaiknya diteruskan sampai 1 tahun untuk mencegah relaps
d. Obat sertralin sebaiknya diminum bila pasien sulit tidur saja
e. Antidepresan masih diperlukan sampai 6-12 bulan sebagai maintenance, namun sebaiknya
diganti ke jenis trisiklik seperti amitriptilin, mengingat pasien mengalami gangguan tidur
19. Seorang laki-laki 70tahun, datang ke tempat praktek saudara, mengeluh sulit BAB sejak 2
minggu belakangan ini. BAB hanya sekali dalam 3 hari terakhir ini. BAB harus
mengejan, merasa tidak tuntas, feces keras, disertai nyeri perut saat BAB. BAB tidak
disertai darah maupun lendir, berat badan tidak menurun dan tidak demam. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/90, nadi 95x/menit, RR 20x/menit, suhu
37,5 C. Pada rectal toucher didapatkan ampula recti tidak kolaps tonus sfingter ani cukup,
tidak didapatkan massa, teraba feces dengan konsistensi keras.--> clue konstipasi dari
klinis. Dari pemeriksaan uji manometri didapatkan hasil normal. Penyebab terbanyak
dari kasus diatas adalah :
a. Non spesifik
b. Gangguan tekanan rektum dan anus  Diskesia rectum (penurunan tonus rectum, dilatasi
rectum, peningkatan ambang kapasitas)
c. Gangguan kontraksi dan relaksasi otot rektum
d. Gangguan sistem saraf pudendus
e. Keganasan kolorektal

pemeriksaan manometri: peningkatan tekanan saluran anus pada saat mengejan  Dis
Sinergia pelvis
20. Seorang laki-laki 70tahun, datang ke tempat praktek saudara, mengeluh sulit BAB sejak 2
minggu belakangan ini. BAB hanya sekali dalam 3 hari terakhir ini. BAB harus mengejan
saat BAB, merasa tidak tuntas, feces keras, disertai nyeri perut saat BAB. BAB tidak
disertai darah maupun lendir, berat badan tidak menurun dan tidak demam. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/90, nadi 95x/menit, RR 20x/menit, suhu
37,5 C. Pada rectal toucher didapatkan ampula recti tidak kolaps tonus sfingter ani cukup,
tidak didapatkan massa, teraba feces dengan konsistensi keras. Lokasi tersering
terjadinya impaksi feses pada kelainan diatas adalah :
a. Kolon ascenden
b. Kolon transversum
c. Kolon descenden
d. Kolon sigmoid
e. Rektum

21. Seorang laki-laki 70tahun, datang ke tempat praktek saudara, mengeluh sulit BAB sejak 2
minggu belakangan ini. BAB hanya sekali dalam 3 hari terakhir ini. BAB harus mengejan
saat BAB, merasa tidak tuntas, feces keras, disertai nyeri perut saat BAB. BAB tidak
disertai darah maupun lendir, berat badan tidak menurun dan tidak demam. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/90, nadi 95x/menit, RR 20x/menit, suhu
37,5 C. Pada rectal toucher didapatkan ampula recti tidak kolaps tonus sfingter ani cukup,
tidak didapatkan massa, teraba feces dengan konsistensi keras. Tatalaksana non
farmakologis pada pasien diatas adalah :
a. latihan usus besar 15-30 menit setelah makan
b. latihan usus besar 15-30 menit sebelum makan
c. latihan usus besar 5-10 menit setelah makan
d. latihan usus besar 5-10 menit sebelum makan
e. latihan usus kecil 5-10 menit setelah makan
22. Seorang perempuan 70 tahun, datang dengan keluhan sering jatuh. Dari pemeriksaan fisik
postur bungkuk berjalan menggunakan tongkat, Tensi 120/70 mmHg pada posisi duduk
dan Tensi 125/70 mmHg pada posisi berbaring. Pemeriksaan fisik menunjukkan krepitasi
minimal pada ke dua lutut. Instrumen terbaik untuk memprediksi jatuh pada pasien ini
adalah
a.Uji menggapai fungsional
b.Uji Romberg -> Pasien yang memiliki gangguan propioseptif masih dapat
mempertahankan keseimbangan menggunakan kemampuan sistem vestibular dan
penglihatan. Pada tes romberg, pasien diminta untuk menutup matanya. Hasil tes positif bila
pasien kehilangan keseimbangan atau terjatuh setelah menutup mata
c.Uji Dix- Hallpike -> Perhatikan adanya nistagmus, lakukan uji ini ke kanan dan kiri. ...
vertigo dan nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan apakah vertigo sentral atau perifer
d.Uji up and go
e.Uji Berg menilai keseimbangan stiting and standing, standing 2 minute without
holding,

Berg

23. Seorang wanita usia 70 tahun, datang ke poliklinik bersama anaknya, mengeluh hampir
jatuh, merasa pusing saat perubahan posisi. Asupan makan pasien baik, memiliki riwayat
asma yang terkontrol dan OA genu bilateral. Saat ini mengkonsumsi obat glukosamin,
salbutamol inhaler. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 (berbaring),
110/68 (duduk), 98/66 (berdiri), tidak ditemukan nistagmus, tes provokasi gerakan leher
tidak menimbulkan rasa pusing, tes romberg (-). Status neurologi, pemeriksaan
hemostasis, EKG, echocardiography, dopler transkranial dan carotis, serta holter monitor
dalam batas normal. Berikut merupakan faktor yang berkontribusi dalam instabilitas dan
jatuh, kecuali :
a. Menurunnya propioseptif
b. Melambatnya refleks
c. Meningkatnya tonus otot
d. Meningkatnya ayuan postural
e. Perubahan gaya berjalan
24. Seorang pria usia 65 tahun, datang ke poliklinik bersama anaknya, mengeluh jatuh sudah
2x dalam 1 minggu ini. Asupan makan pasien baik, memiliki riwayat hipertensi yang
terkontrol, DM, OA dan depresi. Saat ini mengkonsumsi obat amlodipin 1x5mg, HCT
1x12,5mg, glimepirid 1x2mg, metformin 3x500mg, sertralin 1x50mg. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah 140/90 (berbaring),130//90 (berdiri). Hasil pemeriksaan
laborat menunjukkan Hb 11,5mg/dl, leukosit 12.000, trombosit 330.000, GDS 230mg,
ureum 35mg/dl, creatinin 1,3mg/dl, Na 136mg/dl, kalium 4,5mg/dl, EKG sinus ritme,
LVH, iskemik anteroseptaL. Berikut adalah obat yang dapat menyebabkan jatuh pada
pasien ini, kecuali :
a. Glimepirid
b. Metformin
c. Amlodipin
d. HCT
e. Sertralin

25. Seorang wanita 84 tahun dibawa keluarga ke IGD karena sulit untuk diajak
berkomunikasi. Pasien mengalami demam tinggi, batuk selama 3 hari. Sejak 3 bulan
terakhir pasien hanya berbaring ditempat tidur. Pasien pernah menjalani operasi patah
tulang akibat jatuh di kamar mandi 8 bulan yang lalu. Setelah menjalani operasi pasien
sudah dapat berjalan seperti biasa. Sebelum menjalani operasi pasien sudah sering lupa,
pasien sulit membedakan siang dan malam, sering menceritakan hal-hal yang terjadi
dimasa lalu. Dari hasil pemeriksaan BMD saat sebelum operasi didapatkan T score – 2,4.
Dari pemeriksaan saat datang ke IGD kesadaran pasien sulit diajak berkomunikasi, tidak
ditemukan adanya ulkus dekubitus, dan ektremitas dalam batas normal. Faktor risiko
utama terjadinya imobilitas pada pasien tersebut adalah?
a. Demensia
b. Fraktur
c. Osteoporosis
d. Ulkus
e. kontraktur

26. Seorang wanita 66 tahun dibawa keluarga ke poli klinik karena sakit pada lutut kanan.
Sakit terutama pada sore hari dan membaik pada pagi hari. Nyeri membuat pasien tidak
dapat berjalan dan hanya berbaring ditempat tidur. Dari pemeriksaan fisik KU tampak
kesakitan VAS 7. Pemeriksaan status lokalis didapatkan bengkak pada lutut kanan, tidak
kemerahan, krepitasi (+), ballon sign (+), balloting sign (+). Nyei tekan dan kekakuan
pada otot quadrisep dan hamstring (-), kekuatan motorik kedua ekstremitas bawah 5/5.
Analisa cairan sendi didapatkan warna jernih, glukosa 100, PMN 25, MN 30, pewarnaan
gram (-). Ro genue didapatkan OA grade 3. Penyebab utama imobilitas pada pasien
tersebut adalah?
a. Rasa nyeri
b. Kekakuan otot
c. Efusi sendi
d. Arthritis infektif
e. Kelemahan anggota gerak
27. Seorang laki-laki 64 tahun, sejak 3 bulan yang lalu pasien hanya berbaring ditempat tidur.
Pasien sebelumnya mengalami serangan stroke penyumbatan. Pasien menderita DM 12
tahun kontrol tidak teratur, pasein juga dikatakan menderita gangguan irama jantung.
Setelah serangan stroke pasien tidak dapat berjalan. Pasien tinggal hanya bersama istri
pasien sedangkan anak-anak pasien jarang menjenguk. Terapi farmakologis yang dapat
diberikan untuk mencegah terjadinya trombosis pada pasien tersebut adalah?
a. Aspilet
b. CPG
c. Heparin
d. Cilostazol
e. Kompresi intermitent

28. Seorang laki-laki negro berusia 70 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan
keluhan sering mengantuk pada siang hari sehingga pasien merasa terganggu saat
melakukan pekerjaan. Saat tidur pasien mengorok dengan keras. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 90/60 mmHg, Nadi 72 x/menit, RR 22 x/menit, t 370 C, bentuk dada barrel
chest. Riwayat merokok (+) 1 bungkus setiap hari sejak umur 20 tahun. Riwayat
pemakaian obat semprot untuk sesak napas (+). Hasil pemeriksaan lab Hb 17 g/dL,
leukosit 4.500/mmk , trombosit 225 ribu/mmk, TSH 5,5 μIU/mL (Normal 0,27-4,2
μIU/mL), FT4 0,5 ng/dl (Normal 0,93 - 1,70 ng/dl). Faktor risiko untuk terjadinya
gangguan tidur karena gangguan pernafasan adalah :
a. Hipotensi, obesitas, usia menengah
b. Hipotensi, Hipertiroid, Macrognatia
c. Ras kulit hitam, hipotiroid, Penyakit Paru Obstruktif
d. Hipertensi, Obesitas, Hipertiroid
e. Stroke, Makrognatia, Depresi sistem pernafasan

29. Seorang laki-laki berusia 75 tahun ke poli penyakit dalam dengan keluhan sulit tidur
sejak 2 minggu, penderita merasakan seperti terdapat semut yang merayap di kaki saat
hendak tidur, hal tersebut menyebabkan pasien tidak bisa tidur dengan tenang dan harus
bangun serta berjalan untuk mengurangi keluhan.Pemeriksaan Fisik dalam batas normal,
tidak ada defisit neurologis. Terapi konservatif untuk pasien tersebut adalah:
a. Sertraline
b. Merendam kaki dan tungkai atas dengan air dingin
c. Levodopa
d. Olah raga ringan teratur
e. Benzodiazepine

30. Seorang pria berusia 80 tahun dengan riwayat demensia dibawa oleh anaknya berobat ke
poliklinik karena mengeluh sering terbangun saat tidur malam, sehingga membuat pasien
sangat mengantuk keesokan harinya. Penatalaksanaan non farmakologis pada pasien
tersebut adalah :
a. Terapi dengan cahaya terang
b. Terapi dengan mengurangi kegiatan di tempat tidur
c. Terapi dengan musik
d. Menurunkan aktivitas fisik
e. Perbaikan higiene tidur tidak ada hubungan dengan kualitas tidur

31. Seorang wanita, 65 tahun dibawa ke UGD oleh keluarganya karena pasien berteriak-
teriak sejak 2 hari ini dan memberat 1 hari ini. Pasien belum pernah mengalami seperti ini
sebelumnya. 3 hari ini pasien mengeluh batuk dengan dahak berwarna kuning, demam
(+), penurunan berat badan (-), nafsu makan berkurang (+). Pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum lemah, kesadaran: berkabut, TD: 110/70 mmHg, Nadi 102x/menit, RR:
28x/menit, suhu: 37,1C, turgor kulit cukup (+), paru: ronkhi basah kasar +/+, jantung
normal, abdomen normal. Hasil Laboratorium: Hb 12,1 g/dL, leukosit 12.000 /mm3,
trombosit 248.000/mm3, GDS 210 mmol/L, ureum 90 mg/dL, kreatinin 1,8 mg/dL,
Natrium 155 mEq/L, Kalium 3,0 mEq/L, Klorida 99 mEq/L. Foto thoraks didapatkan
infiltrat pada paru kanan dan kiri. Pasien diketahui 1 minggu ini menggunakan ranitidin
2x150 mg untuk terapi gastritis. Pernyataan yang paling tepat berkaitan dengan kasus
tersebut adalah?
a. Peningkatan neurotransmitter asetilkolin sering dihubungkan dengan kasus tersebut
b. Terjadi penurunan sitokin otak yang menyebabkan gangguan transduksi sinyal
neurotransmitter pada kasus tersebut
c. Ranitidin merupakan salah satu faktor predisposisi karena mengganggu faal
neurotransmitter otak
d. Penatalaksanaan hanya dilakukan terhadap faktor fisik dan psikiatrik
e. Droperidol merupakan pilihan utama pada kasus tersebut

32. Seorang wanita, 65 tahun dibawa ke UGD oleh keluarganya karena pasien berteriak-
teriak sejak 2 hari ini dan memberat 1 hari ini. Pasien belum pernah mengalami seperti ini
sebelumnya. 3 hari ini pasien mengeluh batuk dengan dahak berwarna kuning, demam
(+), penurunan berat badan (-), nafsu makan berkurang (+). Pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum lemah, kesadaran : berkabut, TD: 110/70 mmHg, Nadi 102x/menit, RR:
28x/menit, suhu: 37,1C, turgor kulit cukup (+), paru: ronkhi basah kasar +/+, jantung
normal, abdomen normal. Hasil Laboratorium: Hb 12,1 g/dL, leukosit 12.000 /mm3,
trombosit 248.000/mm3, GDS 210 mmol/L, ureum 90 mg/dL, kreatinin 1,8 mg/dL,
Natrium 155 mEq/L, Kalium 3,0 mEq/L, Klorida 99 mEq/L. Foto thoraks didapatkan
infiltrat pada paru kanan dan kiri. Pasien diketahui 1 minggu ini menggunakan ranitidin
2x150 mg untuk terapi gastritis. Faktor-faktor yang dapat mencetuskan keadaan tersebut
adalah….
a. Infeksi, hipernatremia, insufisiensi ginjal
b. Infeksi, hipernatremia, insufisiensi ginjal, dehidrasi
c. Infeksi, hipernatremia, insufisiensi ginjal, hiperglikemia
d. Infeksi, hipernatremia, insufisiensi ginjal, hiperglikemia, hipokalemia
e. Infeksi, insufisiensi ginjal, hiperglikemia, hypokalemia

33. Seorang wanita, 65 tahun dibawa ke UGD oleh keluarganya karena pasien berteriak-
teriak sejak 2 hari ini dan memberat 1 hari ini. Pasien belum pernah mengalami seperti ini
sebelumnya. 3 hari ini pasien mengeluh batuk dengan dahak berwarna kuning, demam
(+), penurunan berat badan (-), nafsu makan berkurang (+). Pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum lemah, kesadaran : berkabut, TD: 110/70 mmHg, Nadi 102x/menit, RR:
28x/menit, suhu: 37,1C, turgor kulit cukup (+), paru: ronkhi basah kasar +/+, jantung
normal, abdomen normal. Hasil Laboratorium: Hb 12,1 g/dL, leukosit 12.000 /mm3,
trombosit 248.000/mm3, GDS 210 mmol/L, ureum 90 mg/dL, kreatinin 1,8 mg/dL,
Natrium 155 mEq/L, Kalium 3,0 mEq/L, Klorida 99 mEq/L. Foto thoraks didapatkan
infiltrat pada paru kanan dan kiri. Pasien diketahui 1 minggu ini menggunakan ranitidin
2x150 mg untuk terapi gastritis. Penatalaksaan yang benar pada kasus tersebut adalah?
a. Chlorpromazin dan haloperidol merupakan pilihan utama
b. Olanzapin dapat diberikan sebagai tambahan jika agresivitas masih muncul dengan terapi
chlorpromazin maksimal
c. Penggunaan haloperidol dimulai dengan dosis tinggi dan kemudian diturunkan secara
bertahap
d. Penggunaan haloperidol harus diawasi ketat karena memiliki efek hipotensi lebih besar
dibandingkan chlorpromazine
e. Penatalaksanaan spesifik harus dilakukan untuk mengidentifikasi faktor pencetus dan
predisposisi

34. Seorang laki-laki 69 tahun datang diantar oleh anaknya yang mengeluh ayahnya sering
BAK dicelana. Keluhan ini mulai dirasakan sejak 1 bulan lalu, hampir setiap hari, dan
seringmerepotkan karena pasien tidak bisa menahan untuk berkemih sesaat setelah pasien
mengatakan ingin berkemih terutama jika sedang diajak bepergian. Pasien juga sering
BAK saat pasien sedang tidur malam. Pasien mengeluh saat BAK sedikit-sedikit, dan
sering tidak merasa lampias setelah BAK. Pasien adalah seorang penderita diabetes
melitus sejak 4 tahun dengan pengobatan glimepirid 2mg/24jam dan metformin
500mg/8jam dari Puskemas. Riwayat stroke ringan 1 tahun lalu, namun tidak ada
gangguan dalam komunikasi, daya ingat, maupun kelemahan tubuh. Pada pemeriksaan
fisik rectal touche ditemukan pembesaran prostat difus dan kenyal, kandung kemih teraba
penuh. Jenis inkontinensia urin pasien tersebut di atas adalah:
a. Inkontinensia urin tipe stress
b. Inkontinensia urin tipe urgensi
c. Inkontinensia urin tipe overflow
d. Inkontinensia urin tipe overflow dan urgensi
e. Inkontinensia urin tipe stress dan urgensi

Anda mungkin juga menyukai