Anda di halaman 1dari 43

UNAS BATCH 33

1. Seorang perempuan 40 tahun dengan riwayat asma persisten datang ke poliklinik


dengan keluhan nyeri pinggang sejak 6 bulan. Hasil rontgen menunjukkan
demineralisasi difus dan fraktur kompresi vertebra lumbal 3 dan 4 Kadar kalsium serum
11.5mg/dL: PTH 102 pg/mL; albumin 3.7 mg/dL; globulin 2.5 mg/dL; ureum 40
mg/dL; kreatinin 1.0 mg/dL.

Berdasarkan data klinis di atas, diagnosis yang paling tepat pada pasien itni adalah:
A. Osteoporosis karena Obat
B. Hiperperatiroid sekunder
C. Hiperparatiroid primer
D. Myeloma multipel
E. Osteomalasia
F.

2. Seorang perempuan 58 Tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sakit piggang sejak
2 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal.
nyeri gerak pada pinggang. Hasil laboratorium: hemoglobin 9 g/dl.; hematokrit 27 %:
leukosit 4700 µL; trombosit 175.000 µL; retikulosit 1.8%; MCV 87 n; MCH 29 pg;
MCHC 35 g/dL. Kadar albumin 2.9 g/dL. globulin 4,2g/dL; ureum 78 mg/dL; kreatinin
2.0 mg'dL.

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk melengkapi data awal pada pasien ini
adalah:
A. Feritin
B. Coomb 's test
C. Kadar eritropoetin
D. Protein elektroforesis MM
E. Hemoglobin elektroforesis Thalasemia

6. Seorang laki-laki 41 tahundatang ke IGD dengan keluhan demamtinggi sejak 1 minggu


sebelum masuk rumah Sakit. Pasien juga mengeluh batuk-batuk dengan dahak
berwarna hijau, badan terasa lemah, nafsu makan menurun, dan nyeri dada kanan atas
yang hilang timbul. Empat minggu sebelumnya pasien cabut gigi karena gigi
berlubang, Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg; frekuensi
napas 24 x/menit, suhu 39.4oC. Pada pemeriksaan jantung didapatkan murmur diastolic
mitral.Hasil laboratorium: laju endap darah 19 mm/jam, hemoglobin 9,8 g/dL; leukosit
21.000 µL Perneriksaan rontgen toraksPA memperlihatkan gambaran kavitas multipel
yang ukurannya bervariasi pada lobus bawah yang sesuai dengan garnbaran septik
emboli paru.

Etiologi paling sering dari kasus ini adalah :


A. Bacillus inter medlus
B. Streptococcus viridams; in teeth
C. Haemophilus influenza
D. Staphylococcus aureus
E. Streptococcus pneumonia
Patofisiologi : kuman / bakteri vegetasi di katup jantung  melepaskan bakteri ke darah
7. Seorang perempuan 50 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan cenderung tidur dan tidak
mengenali keluarganya sejak sehari yang lalu. Pasien didiagnosis Sirosis hati sejak 2
tahun yang lalu. kontrol tidak teratur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
apatis, tekanan darah 180/30 mmHg, frekuensi nadi 90 x/menit; frekuensi nafas 24
x/menit; suhu 38,2 oC, sklera ikterik ; terdapat ronki basah kasar dikedua lapang paru;
hati tidak membesar ; terdapat flapping tremor.

Tata laksana yang paling tepat pada pasien ini adalah:


A. Laktulosa
B. Propanolol
C. Obat anti virus
D. Seftriakson 1 x 2 g intravena
E. Infus branched chain amino acids (BCAA)
8. Seorang laki-laki 28 tahundatang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pinggang bawah
dan kaku sejak 10 tahun yang lalu, Nyeri dan kaku memburuk pada waktu malam
hingga pagi hari dan membaik setelah melakukan aktivitas. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tanda vital normal. pelvie rock sign positif. Hasil laboratoriumlaju endap
darah 65 mm/jam; hemoglobin 11.4 g/dL: Ieukosit 5600 µL;trombosit 213.000 µL.

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis pasien adalah:


A. Foto torakolumbal, foto sacroiliac joint, HLA B27
B. Foto lumbal, foto pedis, ureum, kreatinin, asam urat
C. Antinuclear antibodies (ANA), profil ANA, C3, C4, Rf dan anti CCP
D. MRI lumbal, eletromiografi ((EMG) ekstremitas inferior kiri dan kanan
E. Foto toraks FA, MRI lumbal, polymerase chain reaction tuberculosis (PCR TB)

F.

9. Seorang laki-laki berusia 59 tahun , yang baru menjalani pensiun 2 tahun terakhir
berobat ke puskesmas (PKM) karena keluhan sering sakit kepala, tidur terganggu
sering terbangun sejak 2 bulan yang lalu. Pasien merasa kesepian di rumah, kawan
jarang yang datang dan anak-anaknya jarang menengok karena tinggal jauh di luar
kota. Pasien hanya seharian di rumah malas untuk beraktifitas. Pasien juga mengeluh
kurang nafsu makan, buang air kecil (BAK) tidak lancar, mamun tidak pernah merasa
demam. Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan pernah di rawat karena
serangan jantung 5 tahun yang lalu. Oleh Dokter PKM pasien diberikan obat
Amitriptilin 2 x 5 mg, klonidin 2 x 0.075 mg, dan parasetamol 3 x 500mg. Lima hari
setelah diberi obat di PKM, pasien datangg kepada saudara karena keluhan BAK
semakin tersendat dan mulut terasa kering.

Masalah pada pasien ini adalah :


A. Depresi dan mengalami gejala efek samping dari Klonidin
B. Depresi dan mengalami gejala efek samping dari amintriptilin
C. Gangguan cemas menyeluruh dan mengalami gejala efek samping dari klonidin
D. Gangguan cemas menyeluruh dan mengalami gejala efek samping dari
amintriptilin
E. Gangguan penyesuaian dengan efek depresi dan mengalami perburukan gejala
pembesaran prostat jinak

10. Seorang perempuan 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sering bersin dan
pilek di pagi hari 1 tahun terakhir yang semakin memberat sejük pasien bekerja
sebagaiasisten rumah tangga sebulan yang lalu. Tidak ada keluhan demarn atau nyeri
di wajah, Pada pemeriksaan fisik didapatkan lingkaran hitam di sekitar mata dan
lekukan horizontal pada hagian bawah hidung.

Pemeriksaan penunjang yang paling tepat untuk mengetahui pencetus keluhan pasien
adalah ;

A. Pemeriksaan IGE total


B. Pemeriksaaan Tes Tusuk Kulit
C. Pemeriksaan Tes tempel Kulit
D. Pemeriksaan Eosinofil Total darah
E. Pemeriksaan uji provokasi bronkus dengan metakolinlini ke dua setelah SPT
11. Seorang laki-laki 74 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan cepat lelah ketika
beraktivitas dan badan erasa lemas, Pasien memiliki riwayat benign prostat
hypertropy( BPH ) . Hasil laboratorium: natrium 145 mEq/L; kalium 6,9 mEq/L;
ureum 293/mg/dL, kreatinin 8.9/mg/dL. Pada EKG ditemukan gambaran aritmia
jantung

Terapi paling tepat yang harus segera diberikan pada pasien ini adalah:
A. Inhalasi salbutamol
B. Injeksi Furosemid intravena
C. Pemberian Ca polystyrene sulfonate
D. Drip 50mL, dextrose 10%, + 10 unit insulin
E. Injeksi 10 mL kalsium glukonas 10% intravena

12. Seorang laki-laki 75 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan buang air kecil
menjadi sulit di control sejak 6 bulan terakhir. Pasien merasa Lelah harus bolak balik
ke toilet untuk berkemih. Malm hari bias 3-4 kali, sedangkan pagi hingga sore hari
bias 8-9 kali. Pasien sering mengeluh tidak bisa menahan kencingnnya untuk sampai
ke toilet dan akhirya ngompol dicelana. Hal ini mengakibatkan pasien ragu untuk
berpergian ke luar rumah. Hasil pemriksaan ultrasonografi didaptkan pembesaran
prostat ringan. Hasil uranilisis leukosit 2-3/LPB. Eritrosit 0-1/LPB, nitrit (-)

Diagnosis yang paling tepat pada pasien ini adalah :


A. Inkontinensia urin akut
B. Inkontinensia urin persisten tipe stressbatuk
C. Inkontinensia urin persisten tipe urgensy
D. Inkontinensia urin persisten tipe overflowBPH
E. Inkontinensia urin persisten tipe campuran stress dan urgency
F.

13. Seorang perempuan 25 tahun datag ke poliklinik dengan keluhan nyeri ulu hati dan
ras terbakar didada. Ketika bangun tidur mulut tersa asam. Pasien sering
mengkonsumsi coklat. Selama 2 bulan terakhir pasien mengeluh sesak malam hari
ketika tidur, frekuensi 2-3 kali seminggu. Pasien pernah satu kali mengalamibentol-
bentol pada kulit ketika mengkonsumsi ikan laut. Pasien memiliki riwayat asma sejak
usia 15 tahun. Pasien rutin berobat ke poliklinik dan mendapat obat inhaler kombinasi
bronkodilator kerja Panjang dengan kortikosteroid. Hasil uji tusuk kulit negative
untuk tungau debu rumah, udang, ikan dan coklat.

Potofisiologi yang dapat menjelaskan asma pasien ini yang sulit terkontrol adalah :
A. Relaksasi stringter esophagus bagian atas
B. Sekresi hastamin dari sel mast karena konsumsi ikan
C. Sekresi hastamin dari sel mast karena konsumsi coklat
D. Refleks vagal karena pengaruh asam lambung di distal esophagus
E. Sekresi hastamin dari sel mast karena dipicu peningkatan asam lambung

14. Seorang laki-laki 24 datang ke poliklinik dengan keluhun bercak merah dan gatal
hampir di seluruh tubuh yang muncul sejak 2 hari yang lalu. Pasien diketahui sedang
mengonsumsi Obat tuberkolosisfixe dose combination dan kotrimoksanosejak 2
minggu yang lulu. Status dermatologis: ruam makulopapular generalisata,

Tatalaksana awal yang tepat pada pasien ini adalah :


A. Ganti fixe dose combination dengan obat tuberkolosis dalam bentuk terpisah
B. Hentikan Kotrimuksasol dan obat antituberkolosis, berikan kortikosteroid oral
C. Hentikan Kotrimuksasol dan teruskan obat antituberkolosis dengan dosis yang
lebih rendah
D. Hentikan kotrimoksasol, obat antituberkulosis dapat diteruskun. berikan
antihistamin dan kortikosteroid oral
E.

F. Obat kotrimoksanol dan antituberkulosis dapat diteruskun, berikan


antihistamin dan kortikosteroid oral
G.

15. Seorang laki-laki 67 tahun dengan riwayat artritis kronik dan kolik renal. Pada
pemeriksaan ultrasonografi didapatkan gambaran netrokalsinosis pada kedua ginjal.
Hasil laboratorium ekskresi asam urat urin 900 mg/24jam, kadar asam urat serum 9,8
mg/dl, kreatinin serum 2,8 mg/dl: didapatkan kristal monosodium urat di dalam cairan
sendi yang diaspirasi dan lutut kiri,

Terapi jangka Panjang yang diperlukan pasien ini adalah :


A. Probenesid
B. Alopurinol
C. Sultinpirazon
D. Kolkisin dengan probenesid urikosurik
E. Probenesid dengan natrium bikarbonat
F. Probenesid and alupurinol: long term
G.
16. Seorang laki-laki datang ke IGD dengan keluhan demam dan sesak napas sejak 2
minggu sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan murmur pansistolik grade 4/6
di apeks jantung. Hasil pemeriksaan ekokardiografi didapatkan gambaran mitral
regurgitasi berat, dengan fraksi ejeksi 55%, disertai gambaran vegetasi ukuran 20 mm.
Setelah diberikan terapi empirik selama 1minggu, hasil kultur darah menunjukkan jenis
kuman Stapycolococcus spp. Pasien diberi terapi seftriakson 2g/hari dan gantamisin 3
mg/kg/hari. Setelah dilakukan terapi selama 4 minggu, dilakukan ekokardiografi
evaluasi. didapatkan vegetasi dengan ukuran 10 mm.

Tindak lanjut yang perlu dilakukan pada pasien ini adalah:


A. Intervensi surgikal
B. Mengganti seftriakson dengan vankomisin
C. Mengganti antibiotik dengan golongan carbapenem
D. Kultur ulang darah untuk rncncntukan jenis kuman dan sensitivitas antibiotic.\
E. Melanjutkan terapi dan dilakukan ekokardiografi evaluasi lagi 4 minggu
kemudian

F.
G.

17. Seorang laki-laki usia 66 tahun dengan riwayat diabetes melitus dan hipertensi 5 tahun
namun pengobatan tidak teratur, datang ke poliklinik untuk konsultasi. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan 160 cm. berat badan 59 kg, tekanan darah
150/90 mmHg. Hasil laboratorium: glukosa darah puasa 190 mg/dL. Gula darah 2 jam
post prandial 290 mg/dL. koleslerol total 289 mg/dL; trigliserida 290 mg/dL, HDL 37
mg/DL, LDL 190 mg/dL; ureum 59 mg/dL; kreatinin 1,8 mg/dL; eGFR 32 ml/menit;
HBA,C 8.1%.

Terapi farmakologis yang paling tepat untuk pasien ini adaluh:


A. DPP-4 Inhibitor, pioglitazon. statin, angiotensin reseptor blocker (A RB)
B. Metformin. Sulfonirulea, statin, angiotensin receptor blocker (ARB)
C. Insulin basal. sulfonilurea,. statin, channel blocker (CCB)
D. Insulin basal, DPP-4 Inhibitor. fibrat„ ACE-inhibitor
E. Metformin, DPP-4 Inhibitor. statin, ACE-inhihitor

20. Seorang laki-laki 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk berdahak sejak 3
bulan yang lalu disertai badan meriang, nafsu makan menurun, berat badan menurun
dan keringat saat malam hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80
mmHg, frekuensi nadi 90 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit, suhu 37,8 oC,
konjungtiva anemis, perkusi torak redup dan pada auskultasi didapatkan suara napas
bronkial. Hasil laboratorium laju endap darah 70 mm/jam, hemoglobin 9 gr/dL,
leukosit10.200 /µL, trombosit 405.000 /µL. hasil rontgen toraks menunjukkan bercak-
bercak infitrat disertai fibrosis pada daerah segmen apical lobus atas paru kanan. Hasil
pemeriksaan sputum tidak ditemukan BTA.

Terapi yang paling tepat pada kasus ini adalah :


A. OAT dengan regimen …………kategori I / kasus baru
B. OAT dengan regimen …………
C. Antibiotik golongan aminoglikosida
D. Antibiotic golongan quinolone
E. Kortikosteroid

23. Seorang perempuan 44 tahun datang ke poliklinik dengan diagnosis karsinoma


nasofaring pada bone scan ditemukan metastasis pada kosta 7 dan 8 sinistra. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas nonnal, skor visual analog scale 2.
pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.

Pilihan penatalaksanaan yang paling tepat pada pasien ini adalah:


A. Kemoterapi dan bisfosfonat
B. Kemoradinsi dan bisfosfonat
C. Kemoterapi
D. Bisfosfonat
E. Radiosi
F.

24. Seorang laki-laki 12 tahun datang ke IGD dengan keluhan batuk lebih dari 3 minggu.
kadang batuk mengeluarkan darah. Pasien juga mengeluh sakit dada kanan yang hilang
timbul. Pasien mengaku merokok sejak usia 12 tahun. Rata-rata 15-20 batang tiap hari.
Pasien juga mengeluh sering sesak napas, kadang napas berbunyi (mengi). Pada
pemeriksaan fisik didapatkan indeks massa tubuh 16.5 kg/m2 dan terdapat ronki basah
pada paru bagian kanan atas, Hasil laboratorium: laju endap darah 85mm/jam:
hemoglobin 11.2 g/dl, hematokrit 34%; leukosit 8.700/µL: trombosit 210.000/µL.
Pemeriksaan sputum BTA negative.

Pemeriksaan penunjang prioritas yang paling tepat untuk menegakkan diagnostik awal
pada pasien ini adalah :
A. CT Scan toraks
B. Bronkoskopi biopsy
C. Rontgen toraks PA/Lat
D. Kultur dahak dan uji sensitititas
E. Petanda tumor CEA. NSE, dan Cyfra 21-1
25. Seorang perempuan 54 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan mimisan tidak berhenti
sejak1hari yang lalu. Pasien juga mengeluh badan lemah dan mudah lelah sejak 1
minggu sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis.
tekanan darah 100/70 mmHg. frekuensi nadi 96 x/menit; frekuensi napas 20 x/menit,
Suhu 37,2 0C, pembesaran hati 2 cm di bawah arkus kosta; limpa Schufner 6; dan
lebam di kulit terutama perut kedua tangan dan kaki. Hasil laboratorium hemoglobin
8,5 g/dL, hematokrit 25%, leukosit 3600/πL, trombosit 20000/µPL; dan hitung jenis
0/1/5/78/10/6.

Masalah yang paling mungkin pada pasien ini adalah :


A. Mielofibrosis
B. Sirosis hepatis
C. Anemia aplastic
D. Sindrom Mielodisplasia : bisitopenia
E. Leukemia granulositik kronik
F.

G.
MDS sangat jarang hepatomegali dan splenomegali
26. Seorang laki laki 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan terlihat kurang 2 hari
sebelum masuk RS. Keluhan disertai demam, yang turun dengan obat. Pasien juga
mengeluh buang air lebih sedikit dari biasanya. Muncul kemerahan di kulit yang tidak
gatal, sakit kepala, mual dan muntah. Empat hari sebelum berobat pasien baru
melakukan perjalanan ke luar kota sebagai sopir bus antarkota ke daerah sumatera.
Tempat tinggal pasien di Jakarta merupakan daerah rawan banjir dan 2 minggu
sebelumnya mengalami kebanjiran. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva
hiperemis, sklera ikterik; terdapat nyeri tekn epigastrium; hepar teraba 2 jari dibawah
arcus costae, tepi tumpul, nyeri pada perabaan, terdapat piekie di daerah ekstremitas
atas dan bawah.

Pemeriksaan laboratorium yang paling tepat untuk pasien ini dan tujunanya adalah :
A. Kultur dareh leptospira untuk menentukan spesies lestspira
B. Serologi malaria untuk mengetahui jumlah parasite pada malaria
C. Mikroskopik urin leptospira untuk menentukan spesies leptospira
D. Rapid diagnosis test malaria untuk mengetahui jumlah parasite pada malaria
E. Microscopic agglutination test leptospira untuk menentukan spesies leptospira

27. Seorang perempuan 52 tahun datang ke poliklinik karena dikonsulkan oleh Spesialis
Obsteri dan Ginekologi. Dari anamnesis didapatkan pasien menderita Ca serviks
sadium B. Tidak ada riwayat hipertensi, diabetes melitus, pemakaian obat-obatan
analgetik jangka lama dan kencing batu. Hasil pemeriksaan ureum 78mg/dL dan
kreatinin 3.6 mg/dL. Hasil urinalisis lengkap : leukosit 4-5/I.PB: eritrosit
1-2/LPB;protein (-); bakteri (-).

Penyebab yang paling mungkin dari gangguan ginjal pada pasien ini adalah :
A. Pielonefritis kronis
B. Uropati obstruksi
C. Glomerulonefritis kronis
D. Nefritis intetisialis kroni
E. Hipertensi glomerulosklerosis

28. Seorang perempuan 82 tahun dirawat dengan diagnosis infeksi jaringan lunak. Hasil
laboratorium : hemoglobin 10 g/dL; hematocrit 30%; leukosit 9.800/µL; trombosit
500.000/µL; ureum 90 mg/dL; kreatinin 2,5 mg/dL; SGOT 20 U/L; SGPT 15 U/L.
Berikut adalah hasil kultur dan resistensi mikroorganisme dari luka.
Asal specimen : kulit

Isolat : staphylococcus aureus


Berdasarkan hasil laboratorium tersebut, obat yang dapat diberikan pada pasien ini
adalah :
A. Linezolid; no adjust doses for renal
B. Tigercycline; safe for renal
C. Sulfadoxin
D. Meropenem
E. Ciprofloxacin

29. Seorang laki-laki 36 tahun dibawa ke IGD karena kejang kemudian tidak sadar. Pasien
memiliki riwayat pengguna narkoba. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kaku duduk
(+), reflex potologis (+). Pada pemeriksaan HIV didapatkan hasil reaktif.
Pemeriksaan penunjang paling tepat yang diperlukan untuk menentukan diagnosis pada
pasien adalah :

A. CT scan otak tanpa kontras, serologi toksoplasma


B. Serologi kriptokokus, serologi toksoplasma, mantous test, CD4
C. CT scan otak tanpa kontras, serologi kriptokokus, mantous test
D. CT scan otak tanpa kontras, serologi toksoplasma, pungsi lumbal
E. Serologi toksoplasma, polymerase chain reaction tuberculosa (PCR TB) darah,
CD4
30. Seorang laki-laki 70 tahun datang ke poliklinik diantar anaknya dengan keluhan sering
lupa sejak 5 bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol
sejak 15 tahun. Pasien pernah dirawat dirumah sakit 6 bulan yang lalu karena pasien
tiba-tiba bicaranya menjadi cadel dan terdapat kelemahan pada sisi tubuh sebelah kiri,
saat pulang kondisi cadel dan kelemahan sudah tidak ada lagi.Pasien biasanya
membantu anaknya berjualan makanan di warung, namun saat ini pasien mulai
kesulitan, misalnya untuk menyusun menu atau daftar belanjaan. Setelah dilakukan
pemeriksaan Mini mental state Examination (MMSE), didapatkan hasil 25/30. Skor
basic activity of daily living (ADL) barthel 20/20. Pendidikan terakhir pasien adalah
SMA.

Diagnosis yang paling mungkin pada paien ini adalah :


A. Demensia Alzheimer
B. Mild cognitive dementha
C. Temporopariental dementia
D. Huntingan disease demenia
E. Vascular cognitive impairment
Demensia : gangguan intelektual atau memori . tidak ada hubungan dengan gangguan
kesadaran.
31. Seorang perempuan 53 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak napas yang
semakin hebat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengeluh sesak napas
yang tidak berkurang dengan istirahat 3 minggu terakhir, disertai batuk berdahak putih
kental dan pasien lebih nyaman berbaring ke sebelah kanan. Pasien juga mengeluh
demam disertai nafsu makan dan berat badan semakin turun. Riwayat makan OAT dan
kontak dengan penderita tuberculosis disangkal. Dari rontgen toraks didapatkan
gambaran sudut kostofrenikus kanan tumpul. Hasil analisis cairan pleura: warna
kuning: sel mononuclear (MN) 98%; glukosa 50 mg/dL; rivalta (+); LDH 380 U/L;
rasio protein cairan darah 0,7 dan kadar Adenosis Deaminase (ADA) 85 IU
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah :

A. Mesotelioma
B. Parapneumonia
C. Pleuropneumonia
D. Efusi pleura maligna
E. Pleuritis tuberculosis

32. Seorang laki-laki 72 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kedua telapak kaki baal
sejak 6 bulan yang lalu. Pasien juga sering mengeluhkan nyeri pinggang yang hilang
timbul. Nyeri muncul sangat dipengaruhi oleh posisi tubuh. Pasien memiliki riwayat
diabetes mellitus sejak 10 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tinggi
badan 155 cm; berat badan 65 kg; hasil pemeriksaan tanda vital, kepala, jantung, paru,
dan abdomen dalam batas normal; terdapat gangguan sensorik di kedua telapak kaki.
Tulang belakang kilosis.
Masalah jangka panjang yang dapat terjadi pada pasien ini terkait dengankeluhannya
adalah :
A. Inanition
B. Impaction
C. Instability
D. Immobility
E. Impecunity

33. Seorang perempuan 38 tahun, terdiagnosis HIV positif dan direncanakan untuk
mendapat obat anti-retrovirus (ARV) . sejak 3 tahun terakhir pasien diketahui
menderita hipertensi. Hasil laboratorium : hemoglobin 12 g/dL; HB sAg (-); kolesterol
total 264 mg/dL; HDL 36 mg/dL; LDL 160 mg/dL; trigliserida 300 mg/dL; asam urat
7,2 mg/dL. Rontgen toraks dalam batas normal.
Pemilihan regimen ARV yang paling sesuai untuk pasien ini adalah :
A. Zidovudin, emtricitabine, efavirenz
B. Ritonavir, lamivudine, nevirapine
C. Zidovudin, lamivudine, nevirapin
D. Stavudin, lamivudine, efavirenz
E. Lopinavir/ritonavir, efavirenz

34. Seorang perempuan 22 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam tinggi dalam
beberapa minggu yang tidak membaik dalam terapi antibiotika. Demam terjadi setiap
hari, naik turun disertai timbulnya ruam di tubuh dan paha yang berwarna merah
salmon. Terdapat poliartralgia, namun tidak didapatkan tanda- tanda infeksi maupun
keganasan. Kadar ferritin darah 16.000 ng/mL. setelah mendapatkan terapi steroid
dalam waktu 2 hari demam reda, dan kadar ferritin turun menjadi 150 ng/mL.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah :
A. Penyakit Sjogren
B. Arritis rheumatoid
C. Ankilosing spondylitis
D. Adult onset still disease
E. Lupus ertematosus sistemik
F.

35. Seorang laki-laki 52 tahun datang ke poliklinik dengan membawa rujukan dari dokter
neurologi dengan massa mediastinum. Pasien sebelumnya mengeluh sulit menelan,
lemas dan kelopak mata sulit dibuka sejak 3 bulan. Pasien mengeluh batuk kering
disertai sesak napas dengan riwayat tuberculosis dan telah selesai menjalani pengobatan
tuberculosis 3 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan paru didapatkan perkusi pekek pada
linea parasternal kiri atas. Hasil rontgen toraks PA dan lateral kanan tampak bayangan
radioopak pada mediastinum superior anterior dengan batas tegas dan disertai deviasi
trakea ke kanan.

Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah :


A. Timoma
B. Limfoma
C. Teratoma
D. Abses paru
E. Tuberculoma TB

36. Seorang perempuan 31 tahun datang ke poliklinik karena rasa nyeri pada leher. 2
minggu sebelumnya pasien mengalami demam dan pembengkakan pada kelenjar
gondok disertai rasa nyeri. 1 minggu terakhir muncul gejala berdebar-debar, banyak
keringat, gemetar, nyeri kepala dan badan lemah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
struma difus, tidak ada eksiflamus, frekuensi nadi 115 x/ menit,teratur. Hasil
laboratorium : hemoglobin 13 g/dL, leukosit 7.800 /µL; trombosit 28.000/µL; laju
endap darah 110 nm/jam. FT4 2.2 mg/dL (tinggi ); thyroid stimulating hormone (TSH)
0,3 µLU/mL.
Mekanisme terjadinya masalah klinis di atas adalah :
A. Adanya bagian dari kelenjar tiroid yang hiperfungsi
B. Kerusakan folikel tiroid sehingga hormone tiroid terlepas ke sirkulasi kelebihan
C. Inflamasi menyebabkan ambilan yodium meningkat sehingga produksi hormone
tiroid meningkat
D. Peningkatan antibodi reseptor tiroid menyebabkan kelenjar tiroid sangat peka
terhadap stimulasi TSH
E. Peningkatan antibody reseptor tiroid menyebabkan kelenjar tiroid membesar
sehingga produksinya meningkat.

37. Seorang perempuan 34 tahun dating ke poliklinik dengan keluhan batuk disertai sesak
hilang timbul sejak 9 bulan yang lalu. Pasien sudah berobat ke dokter spesialis penyakit
dalam dan dikatakan tidak ada kelainan yang bermakna. Tiga bulan yang lalu teman
pasien meninggal dirumah sakit karena batuk darah. Sejak itu pasien semakin sering tiba-
tiba meras sesak dan beberapa kali dating ke IGD.

Diagnosis yang paling mungkin pada pasien diata adalah :


A. Depresi ringan
B. Ansietas panik
C. Gangguan cemas menyeluruh
D. Gangguan pasca trauma
E. Gangguan penuesuaian dangan efek cemas

38. Seorang laki-laki 84 tahun dibawa kembali ke poloklinik karena terlihat bingung dan
sering salah mengenali tempat sejak 3 hari terakhir. Pasien berobat rutin di poliklinik
penyakit dalam dengan diagnosis terakhir vascular cognitive impairment (VCT); hernia
nucleus pulpucus (HNP), hipertensi dan diabetes mellitus. Saat berobat 5 hari yang lau,
pasien mengeluh sulit tidur karena nyeri punggung bawahnya kambuh dan diresepkan
obat yang meliputi kombinasi parasetamol dan kodein, kaptopril, amlodipine, glikuidon,
metformin; dan alphazolam. Pemeriksaan mini mental state Examination (MMSE) saat
berobat 5 hari yang lalu diperoleh hasil 24/30, saat ini hasil MMSE adalah 15/30.> 24
Normal < 17 Severe

Gejala yang dialami pasien ini sejak 3 hari terakhir mengarah pada kondisi :
A. Ansietas
B. Skizotrema
C. Sindrom delinum akut
D. Proresi dari gangguan kognitif
E. Gangguan perilaku dan psikologik pada demensia.

39. Seorang perempuan 25 tahun dating ke poliklinik dengan keluhan nyeri di pangkal paha
kanan sejak 6 bulan yang lalu, dan semakin memberat dalam 1 bulan terakhir terutama
jika berjalan. Riwayat truma disangkal. Pasien diketahui sering mendapat tranfusi darah
merah sejak 8 bulun yang lalu dan sudah dilakukan biopsi sumsum tulang dengan
gambaran hiposeluler. Sejak saat itu 8 mg/hari. Pada foto rontgen pelvis tidak didapatkan
gambaran fraktur.

Kemungkinan penyebab nyeri pada pasien itu adalah :


A. …
B. …
C. ….
D. …
E. …

40. Seorang laki-laki 67tahun dengan thalassemia-B intermedia, dilaporkan oleh perawat
sesak nafas tiba-tiba setelah selesai diberikan tranfusi packed red cell (PRC) 450 cc.
Pada pemriksaan fisik pasien tampak gelisah dan sesak nafas, serta didapatkan tekanan
darah 150/90 mmHg: JVP 5+2 emH2O; auskultasi jantung terdapat gallop: auskultasi
paru terdapat ronki basah kasar seluruh lapangan paru. Saturasi O2 92%.

Jenis komplikasi akut tranfusi yang paling tepat pada pasien ini adalah :
A. Transfusion Associated Graft-vs-Host Disease
B. Transfusion Associated Circulatory Overload
C. Transfusion Releated Long Injury TD turun
D. Transfusion Citrate Toxicityq hipocalsemia
41. Seorang laki-laki 41 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sering nyeri pada otot
yang berpindah-pindah dan merasa lelah, serta sulit tidur dan bangun tidak segar sejak 3
bulan terakhir. Pasien sudah lima kali ke dokter, mendapat Obat diklofenak, tramadol,
dan estazolam. namun keluhan tidak berkurang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri
pada penekanan di beberapa tempat di punggung dan ekstremitas.

Langkah selanjutnya yang tepat untuk pasien ini adalah:


A. Rontgen tulang belakang
B. Pemeriksaan elektromiografi
C. Memulai terapi psikofarmaka
D. Pemeriksaan kalium dan kalsium serum
E. Memulai terapi psikofarmaka dan psikoterapi
Note : fibromialgia
42. Seorang laki-laki 65 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada sejak 2 jam yang
lalu. Pasien memiliki riwayat stroke iskemik 2 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran kompos mentis: tekanan darah 130/80 mmHg; frekuensi nadi
80x/menit; frekuensi napas 22 x/menit; suhu 36,70C. Pemeriksaan JVP tidak
meningkat, jantung dan paru dalarn batas normal.

Hasil pemeriksaan EKG seperti berikut ini:


Pasien diberikan terapi oksigen 4 L/menit (saturasi oksigen dipertahankan > 90%
aspirin 320 mg dikunyah; clopidogrel 300 mg, ramipril 1x5mg; bisoprolol 1x2,5 mg;
isosorbid dinitrat IO mg; dan atorvastatin 40 mg.
Penatalaksaan yang tepat pada pasien ini adalah
A. Alteplase bolus 15 mg
B. Operasi bypass coroner
C. Heparin 50 U/kgBB bolus intravena
D. Intervensi koroner perkutan primer
E. Streptokinase

43. Seorang laki- laki 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk sejak 4 hari yang
lalu disertai demam dan sesak napas. Pasien memiliki riwayat diabetes melitus tipe 2.
Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan bronkovesikular pada paru kanan bawah
disertai ronki basah nyaring. Hasil laboratorium: hemoglobin 13 g/dL; hematokrit
40%: leukosit trombosit 220.000/ µL. Pada foto toraks didapatkan bercak-bercak
infiltrat alveolar pada paru kanan bawah .

Mikroorganisme penyebab infeksi tersering pada kasus pasien ini adalah;


A. Bacteroides sp
B. Pneumonococcus
C. Enterobatcteriaceae
D. Staphylococcus aureus
E. Mycoplasma pneumonia
44, Seorang perempuan 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sakit kepala.
muntah-muntah. palpitasi sejak 6 bulan terakhir disertai dengan perasaan panas di
daerah muka. Pasien penderita hipertensi sejak 2 tahun, mendapat terapi Amlodipin
1x10 mg, kaptopril 3x25 mg, bisoprolol 1x5 mg dan hidroklorotiazid (HCT) 1x25
mg tetapi tekanan darah tidak pernah normal. Pada pemeriksaan fisik gizi cukup;
tekanan darah 200/121) mmHg; frekuensi nadi 92x/menit, pemeriksaan fisik lain
dalam batas normal.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
A. Tirotoksikosis
B. Feokromositoma
C. Hipertensi primer
D. Sindroma Cushing
E. Hiperaldosteronisme primer

45. Seorang laki-laki 67 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk, demam tinggi
disertai dengan sesak napas. Pada pemerlksaan foto toraks ditemukan adanya
perselubungan homogen dengan air brochogram sign di lobus tengah dan bawah kanan.
Pasien sebulan sebelumnya pernah menderita batuk dan sesak napas dan mendapat
terapi amoksisilin — asam klavulanat selama 10 hari dan deksametason, Analisis gas
darah didapatkan hasil pH 7,46: PO2: 48 mmHg; pCO2 48 mmHg; pCO2 29 mmHg;
HCO3 22 mmcl/L; saturasi oksigen 90%.

Pada terapi empiris. antibiotik yang tepat untuk pasien ini adalah:
A. Levofloksasin intravena
B. Sefotaksin intravena dikombinasikan dengan azitromisin
C. Sefpirom intravena dikombinasikan dengan azitromisin intravena
D. Sefepim intravena dikombinasikan dengan siprofloksasin intravena
E. Sefriakson intravena dikombinasikan dengan siprofioksasin intravena

46. Seorang laki-laki 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk sejak 4 hari yang
lalu disertai demam dan sesak napas. Pasien memiliki riwayat diabetes melitus tipe 2.
Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan bronkovesikular pada paru kanan bawah
disertai ronki basah nyaring, Hasil laboratorium, hemoglobin 13 g,/dL; hematokrit 40%;
leukosit 13,800/µL,trombosit 220.000 µL. Pada foto toraks didapatkan bercak-bercak
infiltrat alveolar pada paru kanan bawah.

Mikroorganisme penyebab inceksi tersering pada pasien ini adalah


A. bacteroides sp
B. pneumonococcus
C. enterobacteriaceae
D. staphylococcus aureus
E. mycoplasma pneumonia

47. Seorang perempuan 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sakit kepala.
muntah-muntah, palpitasi sejak 6 bulan terakhir disertai dengan perasaan panas di
daerah muka, Pasien penderita hipertensi sejak 2 tahun. mendapat terapi Amlodipin
1x10 kaptopril 3x25 bisoprolol 1x5 mg. dan hidroklorotiazid (HCT) 1x25 mg tetapi
tekanan darah tidak pernah normal, Pada pemeriksaan fisik gizi cukup: tekanan darah
200/120 mmHg; frekuensi nadi 92x/menit; pemeriksaan fisik lain dalam batasnormal.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
A. Tirotoksikosis
B. Feokromositoma
C. Hipertensi primer
D. Sindroma Cushing
E. Hiperaldosteronisme primer

47. Seorang laki-laki 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah dan sering
leham-lebam di kaki bila terbentur sejak 2 bulan, perneriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 100/70 mmHg-. frekuensi nadi 80 x/menit; frekuensi napas 20x/menit; suhu
370C;, kondisi umum baik, konjungtiva pucat Kelenjar getah bening (KGB) teraba di
regio colli anterior, submandibula dan inguinal kanan. Terdapat hematom di ekstremitas
bawah, tidak ditemukan perdarahan nyata; hati dan limpa tidak teraba. Hasil
laboratorium. hemoglobin 8 g/dL leukosit 4.500/µL; trombosit 52 000/µL
Tindak lanjut diagnostik yang paling tepat untuk pasien ini adalah:
A. Analisis indeks besi
B. Pemeriksaan hemostasis
C. Bone marrow puncture (BMP)
D. Biopsi aspirasi jarum halus KGB
E. BMP dan biopsi sumsum tulang

50. Seorang perempuan 70 tahun dibawa ke poliklinik karena tidak mau makan sejak 3 hari
sebelum masuk tumah sakit. Pasien merasal badan lemas nafsu makan berkurang dan
hanya berbaring saja di rumah sejak 2 minggu terakhir, Pada pemeriksaan fisik di
dapatkan turgor suprasternal menurun; ronki basah nyaring diKedua lapang
paru,hipotrofi tungkai bilateral;. terdapat ulserasi diregio sakrum ukuran 2x2 cm.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi tirah baringlama Yang belum
terjadi pada pasien ini adalah :
A. Pemberian anti koagulan, diet tinggi serat
B. Pemberian anti koagulan, diet rendah protein
C. Pemberian anti agregasi platelet, mobilisasi bertahap
D. Perubahan posisi lateral 30 derajat, pemberian anti agregasi platelet
E. Pemberian emolien pada daerah lesi kulit, pemberian anti agregasi platelet

51.

52.

53. Seorang perempuan 28 datang ke poliklinik dengan keluhan berat badan turun dan
demam lebih dari satu bulan. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan HIV
positif dan kadar CD4 200 sel/uL Selain itu, pasien juga didiagnosis tuberkulosis
paru dan sedang hamil 8 minggu.
Pilihan terapi pada pasien ini adalah:
A. ARV (Zidovudi/Lamivudin/Efaviren) dan obat anti tuberkulosis mulai diberikan
bersamaan
B. ARV (Zidovud/Lamivudin/Efaviren) diberikan selama 2 minggu, diikuti obat anti
tuberkulosis
C. Obat anti tuberkulosis diberikan minimal 2 minggu, diikuti ARV
(Zidovudin/lamivudin /Nevitapin)
D. Obat anti tuberkulosis diberikan minimal 2 minggu. diikuti ARV (Zidovudin)
Lamivudin/Tenofovir)
E. Obat anti tuberkulosis diberikan sampai selesai fase lanjutan diikuti ARV
(Zidovudin/Lamivudin (Nevirapin)

54. Seorang perempuan 46 tahun datang ke IGD dengan keluhan diare berdarah hilang
timbul selama 2 minggu. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan konjungtiva pucat
dan ditemukan darah segar pada pemcriksaan rectal touche, Hasil laboratorium;
hemoglobin 8,7 g/dL dan albumin serum 2,8 g/L.
Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis pada pasien ini adalah:
A. Kolonoskopi dan gastroskopi sekaligus
B. Pemeriksaan feses rutin dan kolonoskopi
C. Pemeriksaan feses rutin, kolonoskopi. dan ultrasonografi abdomem.
D. Pemeriksaan feses rutin, carcinoembryonic antigen. dan gastroskopi
E. Pemeriksaan feses rutin, carcinoembryonic antigen, dan ultrasonografi abdomen

55. Seorang perempuan 32 tahun, yang baru kembali dari bepergian ke Papua, datang ke
poliklinik dengan keluhan demam tinggi sejak 2 hari sebelum berobat. Pada
pemeriksaan sediaan apus darah tepi ditemukan parasit malaria„
Bentuk parasit malaria yang mungkin ditemukan pada sediaan apus darah tepi
sesuaidengan siklus parasit malaria tersebut adalah;
A. Makrogamet
B. Mikrogamet
C. Tropozoid
D. Hipnozoit
E. Sprozoit

56. Seorang laki-laki 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam dan batuk
hilang limbul disertai penurunan berat badan sejak 2 bulan yang lalu. Pasien juga
mengeluh kelemahan di kedua tungkai dalam 2 minggu terakhir sehingga sulit
berjalan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan luka-fuka bernanah di pinggang kanan
seperti foto dibawah ini. Hasil laboratorium: laju endap darah 120 mm/j

Kemungkinan diagnosis pasien ini adalah :


A. Abses perinefrik
B. Abses hati piogenik
C. Spondilitis tuberkulosis
D. Infeksi gonokokal diseminata
E. Pseudokista pankreas terinfeksi

57. Seorang pcrempuan 36 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sulit menelan
makanan padat maupun cair. Keluhan ini sudah dirasakan sejak 3 bulan yang lalu.
Sebelutnnya pasien sudah pernah berobat ke dokter spesialis penyakit dalam,
dikatakan ada pcnyempitan pada tenggorokannya dan sudah menjalani prosedur
dilatasi esofagus sebanyak 3 kali.
Penatalaksaan yang tepat pada pasien ini adalah:
A. Dilatasi sfingler esofagus bagian bawah berkala
B. Pemberianpreparat calcium channel blocker
C. Per Oral Endoscopy Myotomi
D. Pemberian preparat nitrat
E. Injeksi toksin botullinum
58. Seorang perempuan 55 tahun dirawat di ruangan dengan diagnosis kolesistitis akut. Pada
hari ke – 3 perawatan, pasien mengalami demam tinggi dan penurunan kesadaran.
Pemeriksaan fisik menunjukkan Glasgow Coma Scale (GCS) 12; tekanan darah 80/40
mmHg; frekuensi nadi 110 x/menit; frekuensi napas 24 x/menit; suhu 38,5 oC. hasil
laboratorium: hemoglobin 11 g/dL; hematocrit 21% leukosit 14.500/µL, trombosit
404.000 /µL; PCT 2,5 mg/dL. Pada pasien dilakukan pemasangan kateter vena sentral
dan resusitasi cairan dengan NaCl intravena serta pemberian antibiotic spectrum luas.
Tiga jam setelah dilakukan evaluasi dan didapatkan tekanan vena sentral 15 cmH2O;
Mean Acterial pressure (MAP) 55 mmHg; saturasi oksigen vena (SCVO2) 75 %.

Terapi lanjutan yang perlu segera diberikan pada pasien ini adalah :
A. Pemberian inotropic
B. Pemberian vasopressor
C. Pemberian cairan koloid
D. Pemberian kortikosteroid intravena
E. Pemberian transfuse packed red cell (PRC)

F.
G.

59. Seorang perempuan 43 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bengkak di tungkai
kanan sejak 4 hari setelah operasi myomec tomy. Pada pemeriksaan fisik hanya
ditemukan ederma tungkai kanan, tidak kemerahan, lebih hangat dibandingkan tungkai
kiri, dan terdapat nyeri tekan. Hasil laboratorium : hemoglobin 10,8 g/dL; hematocrit
35,6 %, leukosit 10.500/ µL; trombosit 161.000/ µL. ureum 80 mg/dL; kreatinin 4,5
mg/dL, D-dimer 4000 µg/L.
Tatalaksana antikoagulan yang paling tepat pada pasien ini adalah :
A. Warfarin
B. Enoksaparin
C. Rivaroxaban
D. Fondaparinux
E. Unfractionated heparin

60. Seorang perempuan 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan menstruasi tidak
teratur sejak 3 bulan disertai sakit kepala yang hilang timbul. Pasien sudah mempunyai
seorang anak berusia 1 tahun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan 155 cm;
berat badan 58 kg, pertumbuhan bulu ketiak dan bulu pada dalam batas normal. Hasil
laboratorium kadar estriol 1,0 mm,…………….FSH 0,3 m
Diagnosis kerja yang paling mungkin pada pasien ini adalah :
A. Prolaktinoma
B. Tumor adrenal-> feokromasitoma
C. Tumor ovarium

D. Perimenopause syndrome ; sindrom sebelum menopause


E. Hipogonalisme- hipergonadotropik
61. Seorang laki-laki 39 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas yang memberat
sejak 2 minggu yang lalu. Pasien mengalami keluhan serupa sejak 20 tahun yang lalu.
Saat itu pasien pertama kali mengeluhkan demam disertai keluhan nyeri dada dan nyeri
sendi yang berpindah-pindah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/60
mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit., frekuensi napas 28 x/menit. Pada pemeriksaan
jantung ditemukan pinggang jantung menghilang dan bising diastolic di nitral. Pada
pemeriksaan fisik paru ditemukan rongki basah halus tidak nyaring di kedua basal paru.
Hasil BKU sebagai berikut :

Pada foto toraks didapatkan cardiothoracle ratio 57 %. Hasil laboratorium : laju endap
darah 33 mm/jam; leukosit 12000/µL; dan ASTO negative.

Berdasarkan data klinis di atas, penyebab gagal jantung yang paling mungkin pada
pasien ini adalah :
A. Miokarditis bacterial

B.
C. Endocarditis infektif
D.
E. Sindrom coroner akut
F. Kardiomiopati iskemik
G. Penyakit jantung rematik

H.

62. Seorang perempuan 45 tahun masuk IGD dengan keluhan sesak napas sejak 1 hari.
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, namun jarang control.
Pasien juga sering minum jamu pegel linu. Pada pemeriksaan fisik konjungtiva pucat,
tekanan darah 160/90 mmHg, frekuensi nadi 110 x/menit,pernapasan cepat dan dalam;
terdapat rongki basah di semua lapang paru. Hasil laboratorium hemoglobin 9 g/dL;
ureum 220 mg/dL, kreatinin 6 mg/dL. Analisis gas darah (AGD) pH 7,15[HCO 3] 8
mEq/L; pO 80 mmHg, pCO2 15 mmHg pasien dianjurkan dialysis, namun keluarga
belum setuju.

Target koreksi asidosis metabolic dengan pemberian larutan natrium bikarbonat pada
pasien ini adalah :
A. Kadar [HCO3] mencapai 20-24 mEq/L
B. Kadar [HCO3] mencapai 10-15 mEq/L
C. pH naik 20 % dari hasil AGD awal
D. pH naik 10% dari hasil AGD awal
E. pH normal

63. Seorang laki-laki 63 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk darah berulang
sejak 1 tahun terakhir, semakin banyak sejak 1 bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat
tuberculosis sejak 1 tahun lalu dan telah menjalani program pengobatan di puskesmas
selama 6 bulan dan dinyatakan sembuh. Sejak 1 tahun terakhir juga menderita sakit
kencing manis. Hasil laboratorium laju endap darah 15/20 mm/jam. BTA 3x negative.
Hasil pemeriksaan foto toraks AP dan lateral didapatkan gambaran air cressent sign.
Diagnosis paling mungkin pada pasien ini adalah :
A. Asbes paru
B. Mesothelioma
C. Aspergilloma
D. Karsinoma paru
E. Tuberkolosis paru

F.
G.

64. Seorang perempuan 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sering bersin dan
pilek di pagi hari sejak 1 tahun terakhir yang semakin memberat sejak pasien bekerja
sebagai asisten rumah tangga sebulan yang lalu. Tidak ada keluhan atau demam nyeri di
wajah. Pada waktu pemeriksaan fisik di dapatkan lingkaran hitam di sekitar mata dan
lekukan horizontal pada bagian bawah hidung.

Pemeriksaan penunjang yang paling tepat untuk mengetahui pencetus keluhan pasien ini
adalah :
A. Pemeriksaan 1gE total
B. Pemeriksaan tes tusuk kulit
C. Pemeriksaan tes temple kulit
D. Pemeriksaan eosinophil total darah
E. Pemeriksaan uji provokasi bronkus dengan metakolin

65. Seorang laki-laki berusia 59 tahun , yang baru menjalani pensiun 2 tahun terakhir
berobat ke puskesmas (PKM) karena keluhan sering sakit kepala, tidur terganggu
sering terbangun sejak 2 bulan yang lalu. Pasien merasa kesepian di rumah, kawan
jarang yang datang dan anak-anaknya jarang menengok karena tinggal jauh di luar
kota. Pasien hanya seharian di rumah malas untuk beraktifitas. Pasien juga mengeluh
kurang nafsu makan, buang air kecil (BAK) tidak lancar, mamun tidak pernah merasa
demam. Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan pernah di rawat karena
serangan jantung 5 tahun yang lalu. Oleh Dokter PKM pasien diberikan obat
Amitriptilin 2 x 5 mg, klonidin 2 x 0.075 mg, dan parasetamol 3 x 500mg. Lima hari
setelah diberi obat di PKM, pasien datangg kepada saudara karena keluhan BAK
semakin tersendat dan mulut terasa kering.
Masalah pada pasien ini adalah :

A. Depresi dan mengalami gejala efek samping dari Klonidin


B. Depresi dan mengalami gejala efek samping dari amintriptilin
C. Gangguan cemas menyeluruh dan mengalami gejala efek samping dari klonidin
D. Gangguan cemas menyeluruh dan mengalami gejala efek samping dari amintriptilin
E. Gangguan penyesuaian dengan efek depresi dan mengalami perburukan gejala
pembesaran prostat jinak

67. Seorang laki-laki 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pinggang bawah
dan kaku sejak 10 tahun yang lalu, Nyeri dan kaku memburuk pada waktu malam
hingga pagi hari dan membaik setelah melakukan aktivitas. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tanda vital normal. pelvie rock sign positif. Hasil laboratoriumlaju endap
darah 65 mm/jam; hemoglobin 11.4 g/dL: Ieukosit 5600 µL;trombosit 213.000 µL.
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis pasien adalah:
A. Foto torakolumbal, foto sacroiliac joint, HLA B27
B. Foto lumbal, foto pedis, ureum, kreatinin, asam urat
C. Antinuclear antibodies (ANA), profil ANA, C3, C4, Rf dan anti CCP
D. MRI lumbal, eletromiografi ((EMG) ekstremitas inferior kiri dan kanan
E. Foto toraks FA, MRI lumbal, polymerase chain reaction tuberculosis (PCR TB)

F.

68. Seorang perempuan52 tahun datang ke poliklinik karena dikonsulkan oleh Spesialis
Obsteri dan Ginekologi. Dari anamnesis didapatkan pasien menderita Ca serviks
stadium 3B. tidak ada riwayat hipertensi, diabetes mellitus, pemakaian obat-obatan
analgetik jangka lama, dan kencing hati. Hasil pemeriksaan ureum 78 mg/dL, dan
kreatinin 3,6 mg/dL. Hasil irinalisis lengkap leukosit 4-5 /LPB; eritrosit 1-2 /LPB;
protein (-); bakteri (-).
Penyebab yang paling mungkin dari gangguan ginjal pada pasien ini adalah :
A. Pictonefritis kronis
B. Uropati obstruksi
C. Glomerulonetritis kronis
D. Netritis intersialis kronis
E. Hipertensif glomeruloskleropsis

69. Seorang laki-laki 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan terlihat kuning 2 hari
sebelum masuk RS. Keluhan disertai demam. yang turun dengan obat. Pasien juga
mengeluh buang air kecil lebih sedikit dari biasanya. Muncul kemerahan di kulit yang
tidak gatal. sakit kepala,mual dan muntah. Empat hari sebelumberobat pasien
barumelakukan perjalanan ke luar kota sebagai supir bus antarkota ke daerah di
Sumatera. Tempat tinggal pasien di Jakarta merupakan daerah rawan banjir dan 2
minggu sebelumnya baru mengalami kebanjiran. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
konjungtiva hiperemis; sklera ikterik. terdapat nyeri tekan epigastrium; hepar teraba 2
jari di bawah arcus costae, tepi tumpul, nyeri pada perabaan, terdapat ptekie di daerah
ekstremitas atas dan bawah.
Pemeriksaan laboratoriumyang paling tepat untuk pasien ini dan tujuannya adalah :
A. Kultur darah leptospira untuk menentukan spesies leptospira
B. Serologi malaria untuk mengetahui jumlah parasite pada malaria
C. Mikroskopok urin leptospira untuk menentukatu spesies leptospira
D. Rapid diagnosis test malaria untuk mengetahui jumlah parasit pada malaria
E. Microscopic agglutination test leptospira untuk menentukan spestes leptospira

70. Seorang perempuan 44 tahun datang ke poliklinik dengan diagnosis karsinoma


nasofaring pada home scan ditemukan metastasis pada kosta 7 dan 8 sinitra. Pada
pemeriksaan ifsik didapatkan tanda vital dalam batas normal, skor visual analog scale
2, pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.

Pilihan penatalaksanaan yang paling tepat pada pasjen ini adalah.


A. Kemoterapi dan bisfosfonat
B. Kemoradiasi dan bisfosfonat
C. Kemoterapi
D. Biosfosfonat
E. Radiasi

71. Seorang perempuan 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyri ulu hati dan rasa
terbakar di dada. Ketika bangun tidur mulut terasa asam. Pasien senang mengkonsumsi
coklat. Selama 2 bulan terakhir pasien mengeluh sesak dimalam hari ketika tidur,
frekuensi 2-3 kali seminggu. Pasien pernah satu kali mengalami bentol-bentol dikulit
ketika mengkonsumsi ikan laut. Pasien memiliki riwayat asma sejak usaia 15 tahun.
Pasien rutin berobat ke poliklinik dan mendapat obat inhaler kombinasi bronkodilator
kerja panjang dengan kortikosteroid. Hasil uji tusuk kulit negative untuk tungau debu
rumah, udang, ikan, dan coklat.
Patofisiologi yang dapat menjelaskan asma pasien ini yang sulit terkontrol adalah :
A. Relaksasi stinger esophagus bagian atas
B. Sekresi histamine dari sel mast karena konsumsi ikan
C. Sekresi histamine dari sel mast karena konsumsi coklat
D. Refleksi vagal karena pengaruh asam lambung di distal esophagus
E. Sekresi histamine dari sel mast karena dipicu peningkatan asam lambung

72. Seorang laki-laki 75 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan buang air kecil menjadi
sulit dikontrol sejak 6 bula terakhir. Pasien merasa lelah harus bolak balik ke toilet
untuk berkemih, malam hari bisa 3-4 kali, sedangkan pagi hingga sore hari bisa 8-10
kali. Pasien sering mengeluh tidak bisa menahan kencingnya untuk sampai ke toilet dan
akhirnya mengompol di celana. Hal ini mengakibatkan pasien ragu untuk berpergian ke
luar rumah. Hasil pemeriksaan ultrasonografi didapatkan pembesaran prostat ringan .
hasil urinalisis leukosit 2-3/ LPB; eritrosit 0-1/LPB. Nitrit (-)

Diagnosa yang paling tepat pada pasien ini adalah :


A Inkontinesia urin akut
B Inkontinesia urin persisten tipe stress
C Inkontinesia urin persisten tipe urgency
D Inkontinesia urin persisten tipe overflow
E Inkontinesia urin persisten tipe campuran
73. Seorang laki-laki 74 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan cepat lelah ketika
beraktivitas dan badan terasa lemas. Pasien memiliki riwayat binign prostate
hypertrophy (BPH). Hasil laboratorium: natrium 145 mEq/L; kalium 6,9 mEq/L; ureum
293 mg/dL; kreatinin 8,9 mg/dL. Pada EKG ditemukan gambaran aritmia jantung.
Terapi paling tepat yang harus segera diberikan pada pasien ini adalah :
A. Inhalasa salbutamol
B. Injeksi furosemide intravena
C. Pemberian Ca polystyrene sulfonate
D. Drip 50 mL dextrose 10 % + 10 unit insulin
E. Injeksi 10 mL kalsium glukonas 10 % intravena

74. Seorang perempuan 54 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan mimisan tidak berhenti
sejak hari yang lalu. Pasien juga mengeluh badan lemah dan mudah lelah sejak 1
minggu sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis,
tekanan darah 100/70 mmHg; frekuensi nadi 96 x/menit; frekuensi nafas 20 x/menit,
suhu 37,2 oC, pembesaran hati 2 cm dibawah arkus kosta, limpa schuffiner 6; dan lebam
di kulit terutama perut, kedua tangan dan kaki. Hasil laboratorium : hemoglobin 8,5
g/dL; hematocrit 25 %; leukosit 3600 µL; trimbosit 20000 µLdan hitung jenis
0/1.5/78/10/6.
Masalah yang paling mungkin pada pasien ini adalah :
A. Mielofibrosis
B. Sirosis hepatis
C. Amenia aplastic
D. Sindrom mielodisplasia
E. Leukemia granulostik kronik

F.
75. Seorang laki-laki 42 tahun datang ke IGD dengan keluhan batuk lebih dari 3 minggu,
kadang batuk mengeluarkan darah. Pasien juga mengeluh sakit dada kanan yang hilang
timbul. Pasien mengaku merokok sejak usia 12 tahun, rata-rata 15-20 batang tiap hari.
Pasien juga mengeluh sering sesak nafas, kadang nafas berbunyi (mengi). Pada
pemeriksaan fisik didapatkan indeks masa tubuh 16,5 kg/m 2 dan terdapat rongki basah
pada paru bagian kanan atas. Hasil laboratorium : laju endap darah 85 mm/jam;
hemoglobin 11,2 g/dL; hematocrit 34 %; leukosit 8.700 µL; trombosit 210.000 µL.
pemeriksaan sputum BTA negative.

Pemeriksaan penunjang prioritas yang paling tepat untuk menegakkan diagnostic awal
pada pasien ini adalah :
A. CT scan toraks
B. Bronkospi biopsy
C. Rotgen toraks PA/L
D. Kultur dahak dan uji sensitifitas
E. Pertanda tumor CEA , NSE dan Citra 21-1

76. Seorang perempuan 49 tahun, menikah,memiliki usaha salon. datang ke poliklinik


dengan keluhan sering merasa lelah disertai rasa tidak nyaman di bahu dan leher. Serta
kepala tegang hilang timbul sejak tahun lalu. Punggung terasa sakit sekaliterutama bila
mau tidur. setelah diurut baru kemudian terasa enak dan bisa tidur. Saat bangun pagi,
pasien masih merasakan lelah dan nyeritimbul kembali. Kadang-kadang pasien
terbangun dan sulit tidur kembali. Pagi dan Siang pasten jugaletih, apalagi setelah
mengurus rumah tangga. Keluhan sering dirasakan bila cuaca dingin. tetapi jarang
muncul ketika pasien sedang diajak jalan-jalan oleh unaknya. Pasien tidak memiliki
riwayat diabetes melitus dan tekanan darah tinggi.
Diagnosis yang paling tepal pada pasien ini adalah:
A. Fibromyalgia
B. Tension headache
C. Servical syndrome
D. Myofacial syndrome
E. Chronic fatigue syndrome
F.

Anda mungkin juga menyukai