Anda di halaman 1dari 89

Laporan Kasus Hidup 1

ABSES HATI AMUBA DENGAN


KOLITIS ULSERATIF

AJAT SUDRAJAT
1850302216
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER SPESIALIS 1
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS / RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
2019

1
Epidemiologi
Hampir 10% penduduk dunia,
terutama negara berkembang
terinfeksi E. histolytica

Insidens di berbagai rumah


sakit Indonesia berkisar
antara 5 – 15% pasien per
tahun

2
Etiologi

Entamoeba histolytica

3
Patogenesis

4
Gambaran Klinis
Gejala Persentase (%)
Demam 86,9 – 98,7
Nyeri perut kanan atas 86.9 – 100
Anoreksia 82,9 – 93,5
Nausea 60,5 – 91,6
Vomitus 8,3 – 22,5
Berat badan menurun 35,2 – 67,5
Batuk 8,3 – 45,1
Pembengkakan perut kanan atas 41,9 – 100
Ikterus 9,6 – 21,7
Buang air besar berdarah 4,3 – 8,3

5
Diagnosis
Kriteria Lamont dan
Kriteria Sherlock Kriteria Ramachandran
Pooler
• Hepatomegali yang • Hepatomegali yang • Hepatomegali yang
nyeri tekan nyeri nyeri
• Respon yang baik • Riwayat disentri • Kelainan hematologis
terhadap obat • Leukositosis • Kelainan radiologis
amebisid • Kelainan radiologis • Pus amebik
• Leukositosis • Respon terhadap • Tes serologis (+)
• Peninggian diafragma amebisid • Kalainan sidikan hati
kanan dan pergerakan
• Respon yang baik
yang kurang
• Ket : Bila terdapat 3 terhadap amebisid
• Aspirasi pus atau lebih gejala diatas
• Pada USG didapatkan
• Ket : :Bila didapatkan 3
rongga di dalam hati
atau lebih gejala diatas
• Tes haemaglutinasi (+)

6
Terapi dan Komplikasi
Medis Komplikasi berupa
• Metronidazole perforasi atau
• Dehydroemetine (DHE) ruptur ke:
• Klorokuin
• Pleura
Bedah
• Paru
• Aspirasi • Perikardium
• Drainage
• Peritoneum

7
KOLITIS ULSERATIF

Adalah salah satu dari 2 jenis utama penyakit


radang usus
Bersifat hanya melibatkan usus besar, dan ileum
terminal pada 10% pasien

8
GAMBARAN KLINIS

Anemia, kelelahan (mudah


Sakit pada perut dan diare lelah), kehilangan berat
yang disertai pendarahan badan, pendarahan pada
rektum,

Kolitis ulseratf juga dapat


Kehilangan nafsu makan, menimbulkan gejala seperti
kehilangan cairan tubuh dan arthritis,radang pada mata
gizi, lesi pada kulit dan (uveitis),hati (sclerossing
radang sendi cholangitis) dan
osteoporosis

9
Diagnosis kolitis ulseratif dapat dibagi atas berat,
sedang dan ringan, berdasarkan
frekuensi diare, ada/tidaknya demam,
derajat beratnya anemia yang terjadi
dan laju endap darah

Secara endoskopik penilaian aktifitas


penyakit kolitis ulseratif relatif mudah
dengan menilai gradasi berat ringannya
lesi mukosa dan luasnya bagian usus
yang terlibat.

10
PEMERIKSAAN FISIK
Distensi abdomen atau nyeri Ekstrakolon : penyakit okular
sepanjang perjalanan kolon (iritis, uveitis, episkleritis),
 Keterlibatan kulit (eritema
nodosum, pioderma
Demam, takikardia dan hipotensi gangrenosum), dan
postural biasanya berhubungan
dengan penyakit yang lebih berat  Artralgia/artritis . Kolangitis
sklerosing primer jarang
dijumpai.24

11
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Anemia Data dari beberapa


rumah sakit di Jakarta
Leukositosis dengan didapatkan bahwa
pergeseran ke kiri
lokalisasi colitis ulseratif
Kelainan elektrolit adalah 80% pada rectum
Hipoalbuminemia dan rektosigmoid, 12%
akiibat hilangnya protein kolon sebelah kiri (left
lumen melalui mukosa side colitis), dan 8%
yang berulserasi melibatkan seluruh kolon
(pan-kolitis).
alkali fosfatase

12
PENATALAKSANAAN

Sulfasalazine mempunyai efek pengobatan IBD ditujukan pada


antiinflamasi, berfungsi untuk serangan akut dan terapi
mempertahankan remisi dan pemeliharaan waktu fase remisi.
untuk menginduksi remisi pada
serangan ringan. Berguna untuk Bila gagal, maka diberikan obat
mengobati colitis ulseratif ringan- lini kedua yang pada umumnya
sedang. bersifat imunosupresif (seperti 6-
merkaptopurin, azatriopin,
Bekerja secara lokal pada kolon siklosporin dan metotreksat), anti-
untuk menurunkan respon TNF (infliximab).
inflamasi dan secara sistemik
menghambat sintesis
prostaglandin.

13
BAB II
ILUSTRASI KASUS

14
Telah dirawat seorang pasien laki-laki usia 42 tahun di
bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang sejak
tanggal 30 September 2019 pukul 01.00 WIB dengan :

Keluhan utama :

• Penurunan kesadaran sejak 1 hari sebelum masuk


rumah sakit

15
Riwayat penyakit sekarang
Penurunan kesadaran sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit terjadi
Secara Perlahan, pada awalnya pasien masih dapat berkomunikasi
dengan keluarga,semakin lama pasien tampak lebih banyak mengantuk
dan bangun jika dibangunkan.

Riwayat trauma kepala tidak ada,riwayat kejang tidak ada

16
Riwayat penyakit sekarang.....
Nyeri perut kanan atas sejak 2 bulan yang lalu, hilang timbul Bertambah
nyeri saat batuk,dan nyeri berkurang dengan posisi membungkuk ke
depan seperti posisi menggendong
Demam sejak 2 minggu , demam dirasakan hilang timbul, tidak tinggi
dan tidak disertai menggigil tidak berkeringat banyak

17
Riwayat penyakit sekarang.....
Batuk sejak 10 hari yang lalu, batuk disertai dahak
berwarna putih kekuningan, batuk darah tidak ada.

Sesak nafas sejak 3 hari yang lalu sesak tidak di


pengaruhi aktivitas cuaca dan makanan tidak di sertai
bunyi menciut

18
Riwayat penyakit sekarang.....
Penurunan nafsu makan ada sejak 1 bulan yang
lalu, pasien hanya menghabiskan sepertiga porsi
makanan dari biasa, dengan frekuensi 2-3 kali
sehari.

Buang air besar encer sejak 3 minggu yang lalu


frekuensi 2 – 3 kali setiap BAB konsistensi encer
berlendir terkadang bercampur darah,volume ¼
gelas setiap kali buang air besar

19
Riwayat penyakit sekarang
Mual dirasakan sejak 3 minggu ini, disertai dengan muntah sejak
2 minggu ini, frekuensi 6-8 kali sehari, berisi apa yang dimakan
dan diminum, volume + ¼ gelas aqua, muntah darah tidak ada.

Penurunan berat badan + 5 kg dalam 1 bulan terakhir

Buang air kecil warna jumlah dan frekuensi biasa

20
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Riwayat diabetes tidak ada Tidak ada anggota keluarga yang


menderita sakit kuning
Riwayat hipertensi tidak ada
Tidak ada anggota keluarga yang
Riwayat penyakit keganasan tidak menderita penyakit keganasan
ada. Tidak ada anggota keluarga yang
menderita penyakit Tbc paru
Riwayat sakit kuning tidak ada.
Tidak ada anggota keluarga yang
Riwayat sakit Tbc paru tidak ada menderita penyakit hipertensi
Riwayat sakit jantung tidak ada Tidak ada anggota keluarga yang
menderita penyakit diabetes
Riwayat kolesterol tidak ada
Tidak ada anggota keluarga yang
menderita penyakit jantung

21
Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, Status
Perkawinan dan Kebiasaan
Pasien bekerja sebagai petani di kerinci , bekerja Riwayat seks bebas disangkal
kadang-kadang tidak menggunakan sepatu boat.

Pasien memiliki seorang istri dan 2 orang anak. Riwayat makan sayuran mentah ada.

Riwayat minum alkohol tidak ada. Sumber air minum pasien berasal dari mata air
yang dimasak.

Riwayat penggunaan narkoba suntik dan tatoo Kebiasaan cuci tangan dengan sabun setelah BAB
disangkal. tidak ada.

Pasien tinggal di daerah Tanah kerinci dan kondisi


rumah permanen, lantai semen, MCK di sungai .

22
Pemeriksaan fisik
Kesadaraan :somnolen BB : 40 kg

Keadaan Umum : sakit berat Tinggi Badan : 160 cm

Tekanan Darah :100/80 mmHg BMI : 17.08 kg/m2undermoweight

Frekuensi Nadi : 92 x/menit, teratur, Ikterus : (-)


pengisian cukup Edema : (-)
Anemia : (-)
Frekuensi Nafas :26 x/menit Sianosis : (-)

Suhu : 38,20C Bihavior pain scale : 4

23
Pemeriksaan fisik

Kulit : Turgor baik


Kepala : Normocephal, tidak ada benjolan
Rambut : Tidak mudah dicabut, alopesia (-)
Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil isokor,
reflex cahaya (+/+)
Telinga : Nyeri tekan tragus (-), nyeri tekan mastoid (-)

24
Pemeriksaan fisik
Hidung : Deviasi septum (-), hipertrofi konka (-)

Tenggorokan : Tonsil T1-T1, tidak hiperemis

Gigi dan Mulut : Caries (+),hipertropi gingiva (-), atrofi papil (-)

Leher : JVP 5-2 cmH20, Kelenjar tiroid tidak membesar

Dinding Dada : Spider nevi (-)

25
Paru
Paru Depan
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, statis dan dinamis
Palpasi : Fremitus sukar dinilai
Perkusi : Pekak hemithoraks dekstra setinggi RIC IV kanan ke
bawah batas pekak hepar sulit dinilai
Auskultasi : Bronkovesikuler, ronkhi basah halus nyaring (+/+)
pada kedua lapangan paru, wheezing -/- .suara nafas
menghilang pada hemitoraks kanan setinggi RIC IV ke
bawah

26
Paru...
Paru Belakang
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, statis
dan dinamis
Palpasi : Fremitus sukar dinilai
Perkusi : Pekak setinggi thorakal VI kanan ke bawah
peranjakan paru sukar dinilai
Auskultasi : Suara nafas menghilang setinggi RIC VI kanan ke
Bawah, Bronkovesikuler, ronkhi basah halus nyaring
(+/+) pada kedua lapangan paru, wheezing -/- suara
Nafas menghilang pada hemitoraks kanan setinggi
Thorakal VI ke bawah

27
Jantung
Inspeksi : Iktus tidak terlihat
Palpasi : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V, luas 1 jari tidak
melebar, tidak kuat angkat
Perkusi : Batas Jantung kanan : LSD, Atas : RIC II, Batas Jantung
kiri 1 jari medial LMCS RIC V
Auskultasi : Irama teratur, M1 > M2, P2 < A2, Bising (-)

Abdomen
Inspeksi :benjolan di hipokondrium kanan (+), venektasi (-), kolateral (-)
caput medusa
Palpasi :Supel,teraba 3 jari di bawah arcus costarum, 4 jari di bawah
prosessus xyphoideus, pinggir tajam, konsistensi kenyal,
permukaan rata, fluktuasi ada, nyeri tekan (+) di epigastrium dan
hipokondrium kanan, lien tidak teraba fluktuasi (+), nyeri
tekan(+)
Perkusi :Timpani, Shifting dullnes (-)
Auskultasi :Bising usus (+) N, bruit (-)

28
Punggung : Nyeri tekan dan nyeri ketok CVA sulit dinilai
Alat kelamin : Tidak ditemukan kelainan
Anus : Tidak ditemukan kelainan
Anggota Gerak : Reflek fisiologis (+/+), reflek patologis (-/-),
edema (-/-), lateralisasi(-), palmar eritem (-)

29
Laboratorium
Darah rutin
Hemoglobin : 11,3 gr/dl
Leukosit : 14510/mm3
Trombosit : 273.000/mm3
Hematokrit : 34 %
LED : 23 mm
Diffcount : 0/0/18/65/9/3.mielosit 2.metamielosit 3
Gambaran darah tepi : netrofilia relatif shift to the left sampai mielosit
Kesan : netrofilia relatif shift to the left sampai mielosit

30
Laboratorium
Makroskopis Mikroskopis Kimia
Warna Kuning Lekosit 0-1 Protein Negatif
Kekeruhan Negatif Eritrosit 0-1 Glukosa Negatif
BJ 1,010 Silinder Negatif Bilirubin Negatif
pH 7,0 Kristal Negatif Urobilinogen Positif
Epitel Gepeng (+)
Kesan : pemeriksaan urin Dalam batas normal

Makroskopis Mikroskopis
Warna Kuning kecoklatan Lekosit 0-1/LPB
Konsistensi Lunak Eritrosit 2-3/LPB
Darah Negatif Amuba Negatif
Lendir Positif Telur Cacing Negatif
Kesan: Pemeriksaan feses dalam batas normal
31
EKG

Irama : sinus QRS Komplek : 0,04 dtk


HR : 92 x /menit ST Segmen : isoelektrik
Axis : normal Gel T : normal
Gel P : normal SV1+RV5 < 35
PR interval: 0,12 detik R/S V1< 1
Kesan : Gambaran ekg sesuai dengan sinus takikardi

32
Daftar masalah

Penurunan
Sepsis Hipoxemia
kesadaran

Efusi pleura
Bronkopneumonia Hepatomegali
dekstra

Diare kronis Leukositosis

33
Diagnosis primer

• Penurunan kesadaran ec hypoxia

Diagnosis sekunder

• Sepsis ec Community acquired pneumonia


• Community acquired pneumonia
• Abses hepar amuba
• Diare kronis ec inflammatory bowel disease
• Efusi pleura dekstra ec parapneumonia efusi

34
Diagnosis banding
Penurunan kesadaran ec electrolit imbalance
Penurunan kesadaran ec Sepsis assosiated encephalopathy (SAE)
Abses hepar piogenik
Hepatoma nekrosis sentral
Kista hepar
Diare kronis ec Human immunodeficiency virus
Efusi pleura ec malignancy

35
Terapi

Istirahat/ makan cair . Paracetamol 3x1000mg (po)

Inj Ceftriaxon 1x2 gr


Diet hepar II 1900 kkal (karbohidrat
1140 kkal, protein 95 gr, lemak 42
gr)via NGT O2 NRM 10 L/i Inj levofloxacin 1x750 mg

Nebu N acetylsistein /8 jam


IVFD NaCl 0,9% 8 jam/kolf

Domperidon 3x10 mg (po)


Inj Metronidazol 3x750mg Balance cairan positif

36
Pemeriksaan anjuran
Analisa gas darah Rontgen Thorax
Cek Elektrolit (Na,K,CL) Kultur sputum
Cek Gula darah sewaktu Kultur darah
Faal hepar Procalsitonin
• (albumin, globulin, SGOT, SGPT,
Bilirubin Total, Bilirubin Indirek, Serologi Anti Amuba
Bilirubin Direk)

Cek anti HIV USG abdomen

37
Follow up
S : Penurunan kesadaran (+) Pasien tampak mengantuk (+),demam
(+),BAB encer
O/

KU Kes TD Nadi Nafas T sO2


Sakit somnole 100/70 108x/me 28x/me 37,9oC 91 %
berat n mmHg nt nit (NRM)

38
Keluar hasil laboratorium
Natrium 96 mmol/L

Kalium 4.3 mmol/L


Chlorida 96 mmol/l
GDR 152 mg/dl
Ph 7.4
PC02 35.5 mmHg
PO2 63.5 mmHg
HCO3 24.7
Be cf 0.3
SO2 91%
Kesan : hiponatremia ,hypoxemia

39
Assessment

• Penurunan kesadaran ec
hiponatremia ec Gi loss
• Sepsis ec community acquired
Planning
pneumonia dengan hypoxemia
• DD/
• Penurunan kesadaran ec • O2 NRM 10 l/i
hiponatremia ec SIADH
• IFVD nacl 3% 12jam
• Penurunan kesadaran ec
hypoxemia /kolf (4 kolf
• Penurunan kesadaran ec sepsis
associated encephalopathy

40
Follow up tanggal 1 oktober 2019 jam 07 00

S : pasien masih tampak mengantuk (+), batuk (+),demam (+),BAB encer (+)
O/

KU Kes TD Nadi Nafas T sO2


Sakit berat Somnolen 100/70 106x/mni 27x/meni 37,8oC 96 %
mmHg t t (NRM)

41
Hasil Ekspertise Rontgen Thorak
LABORATORIUM
Bilirubin Indirek : 0,9
Albumin : 2,2 g/dl
mg/dl

Bilirubin direk : 4.0


Globulin : 2,2 g/dl
mg/dl

Bilirubin total : 4.9


SGOT : 195 u/l
mg/dl

Ureum : 21
SGPT : 162 u/l
mg/dl

Kreatinin :
Anti HIV : Non reaktif
0.4mg/dl
Kesan : Bronkopneumonia efusi
pleura dekstra
Kesan : Hipoalbuminemia,Gangguan faal hepar.
42
Konsul Konsultan
Konsul Konsultan Ginjal Gastroenterohepatologi
Hipertensi
Abses hepar amubik
Penurunan kesadaran ec
 Hiponatremia ec GI loss inflammatory bowel disease

DD Hipoalbuminemia

Penurunan kesadaran ec DD
hiponatremia ec SIADH Abses hepar piogenik
IVFD Nacl 3% 12 jam /kolf (4
kolf ) Metronidazol 3 x 750 mg (IV)

Cek elektrolit urin Infus albumin 20 % 100 cc

Cek osmolaritas urin USG Abdomen


Usg ginjal Cek serologi anti amuba
Kolonoskopi
43
Konsul Konsultan Pulmunologi Konsul Konsultan tropic infeksi

A/ Sepsis ec Community acquired A/ Sepsis ec Community acquired


pneumonia dengan hipoxemia pneumonia (CAP)
Efusi pleura dekstra ec efusi Advis :
parapneumonia
Levofloxacin 1x750 mg
Advis :
◦ Ceftriaxone 1x2 gr iv Balance cairan seimbang
◦ Kultur sputum Kultur sputum kultur darah
◦ Cek leukosit, hitung jenis per 3 hari Cek procalsitonin
◦ Usg thoraks
Cek leukosit, hitung jenis per 3 hari
De ekskalasi antibiotik

44
ASSESMENT PLANING

Penurunan kesadaran ec Infus Albumin 20% 100 cc (IV)


hiponatremia ec Gi Loss
IVFD nacl 3% 12j/kolf
Abses hepar amubik
Kultur Sputum
Community aquaired pneumonia
dengan hipoxemia Kultur darah
Sepsis ec Community acquired Cek procalsitonin
pneumonia
Usg thoraks
Hipoalbuminemia
Cek leukosit, hitung jenis per 3 hari
inflammatory bowel disease
USG Abdomen
(IBD)
Cek serologi anti amuba
Kolonoskopi

45
Follow up Tanggal 3 oktober 2019

S / Pasien sadar (+) nyeri perut kanan atas (+) batuk (+), dahak (+)

KU Kes TD Nadi Nafas T SO2 VAS

Sakit CM 110/80 90 23 37oC 98% 4


sedang mmHg x/mnt x/mnt

46
Keluar hasil laboratorium
Hb : 11.5 mg/dl Natrium :126 mmol
leuko : 12300 /mm3 Kalium : 4.5 mmol
trombo : 12000 Calsium : 8.5 mmol
Hitung jenis : Klorida : 99 mmol
0/1/13/63/20/3 SGOT : 127
Ph : 7.44 SGPT : 85
Albumin : 2.3gr/dl
Pco2 : 36.3
Globulin : 2.2gr/dl
Po2 : 96
HCO3 : 30
Becf : 7.3
SO2 : 98%

Kesan: Hipoalbuminemia,hiponatremia,neutrofilia shift to the


47
left,gangguan faal hepar ,trombositopenia
1
Keluar hasil kultur sputum : klebsiella Sp
Sensitif antibiotik : ceftazidim ,ampicillin /sulbactam

Keluar hasil Analisa pleura

jumlah sel 1150 glukosa 93

Sel PMN: 75 protein 3.0

MN :25 albumin 1.5

rivalta (+)

Kesan: cairan pleura eksudat

48
Keluar Hasil USG Thoraks

Kesan : Efusi pleura dekstra


49
USG ABDOMEN
Hepar : membesar, permukaan
rata, parenkim homogen
dan halus, pinggir tajam,
vena biliaris dan duktus
biliaris tidak melebar, SOL
ada abses soliter di
lobus kanan ukuran
11.59 cm
Lien tidak membesar
Kandung empedu: ukuran normal,
Pankreas : normal
Kedua Ginjal : tidak membesar

Kesan USG :
Abses hepar (soliter lobus kanan)
50
Konsul Konsultan Konsul Konsultan Pulmunologi
gastroenterohepatologi
• Sepsis ec Community acquired
pneumonia
 Abses hepar amubik
• Efusi pleura dekstra ec efusi
 inflammatory bowel disease parapneumonia
Advis :
Advis : Terapi lanjut
◦ Terapi lanjut

51
Konsul Konsultan tropic infeksi

Konsul Konsultan ginjal


Sepsis ec community acquaired
hipertensi pneumonia
Advise :
Hiponatremia ec GI loss (perbaikan) Terapi lanjut
DD/
Hiponatremia ec SIADH Konsul Konsultan hematologi onkologi
Advise :
 Trombositopenia ec suggestif DIC
IVFD Nacl 0.9% 8 jam/kolf
Advise :
 Cek PT, APTT, D-Dimer

52
ASSESMENT PLANING

Penurunan kesadaran ec Trfansfusi albumin 25% 100 cc


hiponatremia ec Gi Loss
(perbaikan) Cek Serologi Anti Amuba
Abses hepar amubik Cek elektrolit urine
Community aquaired pneumonia Cek PT APPT D-Dimer
Sepsis ec Community acquired Usg ginjal
pneumonia
Efusi pleura dekstra ec efusi
parapneumonia
Hipoalbuminemia
inflammatory bowel disease
(IBD)
Trombositopenia ec suggestif DIC

53
Follow up tanggal 4 oktober 2019

S : pasien sadar .Nyeri perut kanan atas (+) berkurang, batuk (+) berkurang,
demam (-)

KU Kes TD Nadi Nafas T VAS

Sakit CMC 120/70 92 22x/men 36,5oC 3


sedang mmHg x/menit it

54
Keluar hasil laboratorium
PT 19.1 detik

APTT 59.1 detik

D-Dimmer 1966 ng/ml

Kesan : peningkatan PT APTT D – Dimmer

Scoring DIC : 4
Keluar hasil USG ginjal :
• kesan Sonografi ginjal dalam batas normal

55
Konsul Konsultan hematologi onkologi

DIC non overt

Advis :
Cek PT, APTT, D-Dimer / 3 hari
Awasi perdarahan

56
ASSESMENT PLANING

Penurunan kesadaran ec Cek PT APPT D-Dimer/3hari


hiponatremia ec Gi Loss
(perbaikan)
Abses hepar amubik
Community aquaired pneumonia
Sepsis ec Community acquired
pneumonia
Efusi pleura dekstra ec efusi
parapneumonia
Hipoalbuminemia
inflammatory bowel disease
(IBD)
DIC non Overt

57
Follow up tanggal 7 oktober 2019

S : pasien sadar .Nyeri perut kanan atas (+) berkurang, batuk (+) berkurang,

KU Kes TD Nadi Nafas T VAS

Sakit CMC 120/70 92 22x/men 36,5oC 3


sedang mmHg x/menit it

58
Elektrolit urin : Osmolaritas urin :
Kalium : 57 mmol /24jam 380 mosmol/kgH2O
Natrium : 243 mmol /24jam
Chlorida : 280 mmol /24jam

Serologi amuba Antibody E histolytics (+) 1.44


Hemoglobin 9.2 mg/dl
Hematokrit 26 mg/dl
Leukosit 12710 mg/dl
Trombosit 130000 mg/dl
PT 14 detik
APTT 50 detik
D-Dimmer 900
Kesan : anemia,trombositopenia,osmolaritas urin meningkat,elektrolit urin
meningkat.pemanjangan PT,APTT,D-Dimmer 59
Konsul Konsultan Ginjal Hipertensi
 Hiponatremia ec SIADH
Advise :
 IVFD Nacl 0.9% 8 jam /kolf

Konsul Konsultan tropic infeksi


Sepsis ec community aquaired pneumonia (CAP) perbaikan
Advise :
Terapi lanjut

Konsul Konsultan hematologi onkologi


 DIC non overt
 Anemia ringan ec penyakit kronis
DD/ anemia ringan ec perdarahan kronis
Advise :
 Cek darah perifer lengkap
 Benzidin test
 Scoring DIC per tiga hari

60
ASSESMENT PLANING

Hiponatremia ec SI ADH Cek PT APPT D-Dimer / 3 hari


Abses hepar amubik Benzidin test
inflammatory bowel disease
Dic non overt
Anemia ringan ec penyakit kronik
Penurunan kesadaran ec
hiponatremia ( perbaikan )
Sepsis ec Community acquired
pneumonia ( perbaikan )
Community acquired pneumonia (
perbaikan )
Efusi pleura dekstra ec
parapneumonia efusi
Hipoalbuminemia (perbaikan)

61
Follow up tanggal 10 oktober 2019

S : pasien sadar .Nyeri perut kanan atas (+) berkurang,,

KU Kes TD Nadi Nafas T VAS

Sakit CMC 120/80 mmHg 80 x/menit 22x/menit 36,5oC 2


sedang

62
Keluar Hasil Labor
Hemoglobin 9.6mg/dl
Hematokrit 30 mg/dl
Leukosit 11140 mg/dl
Trombosit 174000 mg/dl
PT 12 detik
APTT 30 detik
D-Dimmer 550 n/ml
MCV 92 fl
MCH 31 pg
MCHC 33 %
Retikulosit 3.3%
63
Keluar hasil kultur darah : No Growth
Keluar hasil benzidin test : Positif

Konsul Konsultan Konsul Konsultan


hematologi onkologi Gastroenterohepatologi
Kesan :
Kesan :
DIC non overt ( perbaikan )
Anemia ringan Normositik Abses hepar amubik
normokrom ec Inflammatory bowel
perdarahan kronis disease
Advise :
Advise :
Atasi penyakit dasar
Kolonoskopi
Terapi lanjut
Terapi lanjut

64
ASSESMENT PLANING

Abses hepar amubik Kolonoskopi


inflammatory bowel disease
Anemia ringan Normositik
normokrom ec perdarahan kronis
Hiponatremia ec Sindrom
inappropriate anti diuretic hormone
(SIADH)
Sepsis ec Community acquired
pneumonia ( perbaikan )
Community acquired pneumonia (
perbaikan )
Efusi pleura dekstra ec efusi
parapneumonia
Hipoalbuminemia (perbaikan)
Dic non overt ec sepsis (perbaikan)

65
Follow up tanggal 14 oktober 2019

S : pasien sadar .Nyeri perut kanan atas (+) berkurang,,

KU Kes TD Nadi Nafas T VAS

Sakit CMC 120/80 mmHg 80 x/menit 20x/menit 36,5oC 2


sedang

66
 Rectum sigmoid : dalam batas normal
 Kolon descenden : hiperemis (+)ulkus (+)
 Colon transversum : dalam batas normal
 Kesimpulan : CROHN DISEASE

Konsul Konsultan Gastroenterohepatologi

Kesan :

 Abses hepar amubik


 Inflammatory bowel disease ec crohn
disease

Advise :

 Salofalk 3x1 gr
 Biospi jaringan

67
ASSESMENT PLANING

Abses hepar amubik Salofalk 3x1 gr


Inflammatory bowel disease ec Biopsi jaringan
crohn disease
Anemia ringan Normositik
Normokrom ec perdarahan kronik
Hiponatremia ec Sindrom
inappropriate anti diuretic hormone
(SI ADH)
Sepsis ec Community acquired
pneumonia ( perbaikan )
Community acquired pneumonia (
perbaikan )
Efusi pleura dekstra ec efusi
parapneumonia
Hipoalbuminemia (perbaikan)
Dic non overt ( perbaikan )

68
Follow up tanggal 15 oktober 2019

S : pasien sadar .Nyeri perut kanan atas (+) berkurang,,

KU Kes TD Nadi Nafas T VAS

Sakit CMC 120/80 mmHg 85 x/menit 20x/menit 36,5oC 2


sedang

69
Keluar hasil biopsi
Dalam sediaan yang kami terima mikroskopik tampak 2 potong jaringan
terdiri atas mukosa dilaplsi oleh epitel kolumnar bersel goblet.Lamina
propria bersebukan sedang sel – sel limfosit dan sel plasma. Pada
potongan lain tampak stroma jaringan ikat mengandung sebukan padat
sel sel limfosit dan sel plasma.
Kesan : colitis kronis

Konsul Konsultan Gastroenterohepatologi

Kesan :

 Abses hepar amubik


 Colitis ulseratif

Advise :

 Salofalk 3x1 gr po
 Terapi lanjut

70
ASSESMENT PLANING

Abses hepar amubik Salofalk 3x1 gr


Colitis ulseratif
Anemia ringan Normositik
Normokrom ec perdarahan kronik
Hiponatremia ec Sindrom
inappropriate anti diuretic hormone
(SI ADH)
Sepsis ec Community acquired
pneumonia ( perbaikan )
Community acquired pneumonia (
perbaikan )
Efusi pleura dekstra ec efusi
parapneumonia
Hipoalbuminemia (perbaikan)
Dic non overt ( perbaikan )

71
Follow up tanggal 1 November 2019

S : Nyeri perut kanan atas (-) berkurang

KU Kes TD Nadi Nafas T VAS

Sakit CMC 120/80 mmHg 80 x/menit 20x/menit 36,5oC 0


sedang

72
Keluar hasil laboratorium :

Hb : 10,7 g/dl Hitung jenis : 0/0/4/54/34/7

Leukosit :11510 /mm3 Albumin :3,5

Trombosit : 450.000/mm3 Globulin :4,8

Hematokrit : 30 %

73
Keluar hasil USG Abdomen ulangan
:

Hepar membesar,Permukaan rata,Parenkim homogen,Pinggir


tajam,Vena tidak melebar,Duktus biliaris tidak melebar,SOL (+), abses di
lobus kanan, soliter, ukuran 9.12 cm x 8,28.Vena portal normal

74
Konsul Konsultan gastroenterohepatologi

 Abses hepar amubik (perbaikan)


 Kolitis ulseratif

Advis :
Salofalk 3x1gr

75
DISKUSI

76
Diagnosa
Abses hepar amebik

Kolitis ulceratif

77
Penegakan diagnosa

Anamnesis dan
Ramachandran Lamont & Pooler
pemeriksaan fisik

USG  SOL pada


Serologi
Sherlock lobus kanan,
antiamoeba (+)
Kolesistolitiasis

78
Terapi
Abses hepar amebik Broz (2010)
 Metronidazol diberikan
Metronidazole sebagai selama 7-10 hari efektif
“gold standard” untuk terapi.
Mavilia (2016)
McGarr (2003)  Metronidazol dapat
diberikan selama 3
aspirasi abses tetap miggu (iv) dan
diindikasikan untuk dilanjutkan 1-2minggu
beberapa hal (po)
 Lama pengobatan
Blessman, 2003 tergantung respon
Efektifitas sama terhadap terapi (klinis,
terapi, leukositosis)

79
Aspirasi abses
McGarr (2003)
Indikasi aspirasi :
Kegagalan perbaikan klinis dalam 48-72 jam
Nyeri yang hebat
Abses yg besar > 10cm
Abses lobus kiri
Abses superfisial

80
Penilaian respon terapi
Dutta (2012)
 Kelainan radiologi akan menghilang dalam waktu 6-9
bulan

Mallick (2015)
 37,5% pasien akan mengalami resolusi sempurna pada
kavitas abses, sisanya masih memiliki residu kavitas
abses.

81
Diskusi….
• pasien datang dalam keadaan penurunan
Penurunan kesadaran
kesadaran ec • saturasi oksigen pasien 89% menandakan
hipoxemia suatu keadaan hypoxemia jaringan

penurunan • Na 96 mmol/l
kesadaran ec • Riwayat mual muntah sejak
hiponatremia ec 2 minggu
Gi loss • Bab encer sejak 3 minggu

82
Kolitis ulcerative
jumpai diare disertai lender serta riwayat diare disertai darah
sebelumnya
klasifikasi Truelove
1.Prodromal (<5%):
Kegagalan pertumbuhan, artropati, eritema nodusum, occult fecal
blood. Peningkatan LED, nyeri perut tidak khas, atau perubahan pola
defekasi.
2.Ringan (50-60%):
Diare, perdarahan rektum ringan, nyeri perut, tidak ada gangguan
sistemik. Pendarahan per rektum dan kurang dari empat gerakan usus
per hari

83
3.Sedang (30%):
Diare berdarah, kram, abdominal tenderness.
Gangguan sistemik: anoreksia, penurunan berat badan, panas badan,
anemia ringan. Pendarahan per rektum dengan lebih dari empat
gerakan usus per hari
4.Berat (10%):
Defekasi berdarah >6x/hari, abdominal tenderness dengan atau tanpa
distensi, takikardia, panas badan, penurunan berat badan, anemia
sedang sampai berat, leukositosis dan hipoalbuminemia.1,3 Pendarahan
per rektum, lebih dari empat gerakan usus per hari, dan penyakit
sistemik dengan hipoalbuminemia (<30g/ L)32.

84
Diagnosis kolitis ulseratif paling baik dengan pemeriksaan endoskopi dan
biopsi mukosa untuk pemeriksaan histopatologi
Pada pasien ini diberikan pengobatan sulfasalazine 3x1 garan per hari
sesuai dengan pedoman dosis 2-4 gram /hari .remisi tercapai setelah
Pengobatan kolitis ulseratif memiliki tujuan adalah untuk
1) menginduksi remisi,
2) mempertahankan remisi,
3) meminimalkan efek samping pengobatan,
4) meningkatkan kualitas hidup, dan
5) meminimalkan risiko kanker

85
Community acquired pneumonia
Batuk berdahak,demam ,suara nafas
bronkovesikiuler denga adanya ronki basah di
paru .rontgen thoraks : bronkopneumonia
laboratorium terjadi leukositosis, neutrofilia shift
to the left
dkultur sputum : klebsiella Sp.

86
Hiponatremia ec SIADH
hiponatremia pada pasien ini ditegakkan dari pemeriksaan
elektrolit dijumpai kadar natrium 96 mmol/L termasuk dalam
keadaan hiponatremia berat
sesuai dengan kriteria Schwartz dan barter pada pasien ini di
jumpai kadar natrium serum <135 meq/l yaitu 96 mosm/L
osmolaritas serum <275mosm /kg yaitu 224 mosm / L .kadar
natrium urin > 40 meq /L yaitu 247mosm / L osmolalitas urin
>100 mosm /kg yaitu 380 mosm / kg. tidak adanya bukti klinis
penurunan volume turgor kulit normal tekanan darah dalam
batas normal serta tidak adanya penyebab lain hiponatremia

87
Sepsis
Q sofa score : penurunan kesadaran ( somnolen)
frekuensi nafas 26 x/menit termasuk 2 high risk
sepsis
Pada pasien ini, dilakukan penilaian SOFA skor
didapatkan nilai 5, dimana angka kematian pada
pasien mencapai 20.2%.
Skor SOFA menggunakan fungsi pernafasan,
pemeriksaan koagulasi, fungsi hati, dan sistem
Syaraf untuk mendiagnosis penderita sepsis SOFA
skor dapat menggambarkan secara kuantitatif
tingkat dari disfungsi organ.
88
TERIMA KASIH

89

Anda mungkin juga menyukai