Anda di halaman 1dari 13

EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT TIDAK
MENULAR MENGENAI
PENYAKIT ASMA DAN
PPOM(PENYAKIT
PARU OBSTRUKTIF
MENAHUN)
PENGERTIAN ASMA DAN
PPOM
Asma merupakan penyakit saluran pernapasan
kronik yang telah lama dikenal masyarakat luas
dan merupakan penyakit genetik dengan penyebab
belum diketahui secara pasti.

PPOM adalah merupakan penyakit pada sistem


pernapasan dimana saluran pernapasan akan
menyempit sehingga akan menghambat keluar
masuknya udara ke paru yang akan menyebabkan
keluhan sesak napas.
Faktor Penyebab
Asma PPOM
● Bulu binatang ● Emfisema. Penyakit paru ini menyebabkan kerusakan
● Asap rokok dinding dan serat elastis dari alveoli.
● Asap rumah tangga ● Bronkitis Kronis. Dalam kondisi ini, saluran bronkial
● Debu pada bantal dan kasur pengidap meradang dan menyempit, serta paru-paru
● Bau-bauan yang menusuk menghasilkan lendir yang banyak, sehingga
● Obat semprot pembunuh serangga menghalangi saluran udara.
● Tepung sari dan bunga/tumbuhan ● Merokok dalam waktu yang lama.
● Perubahan cuaca ● Iritasi lain, seperti asap cerutu, polusi udara, dan
● Kecapaian, kelelahan paparan debu.
● Psikologis/stresSakit flu ● Kekurangan alfa-1 antitripsin. Kekurangan protein
● Makanan/minuman tertentu : ikan laut, tersebut bisa memengaruhi kesehatan hati dan paru-
udang, kedelai, telur, susu, minuman paru.
bersoda. ● Defisiensi AAt. Pada orang dewasa, PPOK sering kali
● Obat-obatan tertentu : aspirin, antibiotik, disebabkan oleh defisiensi AAt.
steroid
Gejala Asma dan
PPOM
Asma PPOM
Adapun gejala-gejala yang muncul pada Gejala PPOK seringkali tidak muncul sampai paru-
penderita asma antara lain: batuk berdahak, paru mengalami kerusakan yang signifikan dan
sesak napas, napas berbunyi (mengi), Ada kinerjanya sudah semakin memburuk seiring
riwayat alergi, Ada riwayat asma dalam berjalannya waktu, apalagi jika pengidap tetap
keluarga. Gejala-gejala tersebut juga merokok. Pada bronkitis kronik, gejala utama yang
mempunyai ciri khas karena adanya faktor dialami pengidap adalah batuk berdahak yang
pencetus, Berulang atau hilang timbul, berlangsung minimal 3 bulan dalam 2 tahun.
Memburuk pada malam hari, Dapat reda
spontan dengan atau tanpa pengobatan.
Faktor Resiko
Asma PPOM
● Paparan rokok dalam jangka panjang, baik secara aktif maupun
Bakteri yang berasal dari debu dapat menjadi pasif.
pemicu utama faktor risiko dari asma. Bakteri ● Paparan debu dan bahan kimia di tempat kerja.
tersebut bernama endotoxin yang umumnya ● Paparan kimia, uap, dan debu dalam jangka panjang di tempat
berada pada perkakas rumah, terutama di kamar kerja dapat mengiritasi dan membuat paru-paru meradang.
tidur yang menimbulkan gejala asma. ● Paparan asap dari pembakaran bahan bakar. Misalnya, terpapar
asap dari pembakaran bahan bakar saat memasak atau akibat
ventilasi di rumah yang buruk
Selain itu, ada pula beberapa hal lainnya yang ● PPOK adalah penyakit yang berkembang secara bertahap,
bisa memicu asma, antara lain: sehingga kebanyakan pengidap baru mengalami gejalanya di usia
Rokok, bulu binatang, udara dingin, infeksi virus, 40 tahun.Kekurangan genetik yang tidak biasa, yaitu defisiensi
paparan zat kimia, aktivitas fisik, infeksi paru- alpha-1-antitrypsin merupakan penyebab dari beberapa kasus
paru dan saluran napas bagian atas, pekerjaan PPOK.
● Faktor genetik lainnya dipercaya juga dapat membuat beberapa
tertentu seperti tukang las, kayu, atau pekerja
perokok lebih rentan terhadap penyakit ini.
pabrik tekstil, emosi yang berlebihan (tertawa
terbahak-bahak atau kesedihan yang berlarut-
larut), alergi makanan, seperti kacang-kacangan.
Pencegahan dan Pengobatan penyakit Asma
Pencegahan
Mengenali & menghindari pemicu asma.
Mengikuti anjuran rencana penanganan asma dari dokter.
Melakukan langkah pengobatan yang tepat dengan mengenali penyebab serangan asma.
Menggunakan obat-obatan asma yang telah dianjurkan oleh dokter secara teratur.
● Memonitor kondisi saluran napas.

Perlu diperhatikan, penggunaan inhaler dapat meningkatkan reaksi asma. Oleh karena itu, wajib untuk
mendiskusikannya dengan dokter, supaya rencana penanganan asma disesuaikan dengan kebutuhan.
Vaksinasi flu dan pneumonia pun sangat disarankan untuk dilakukan, supaya asma tidak memburuk.

Pengobatan
Ada dua tujuan dalam pengobatan penyakit asma, yaitu meredakan gejala dan mencegah
gejala kambuh. Untuk mendukung tujuan tersebut, diperlukan rencana pengobatan dari
dokter yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Rencana pengobatan meliputi cara
mengenali dan menangani gejala yang memburuk, serta obat-obatan apa yang harus
digunakan, seperti inhaler, Steroid oral, Tablet theophylline, Ipratropium, Omalizumab, dan
Bronchial thermoplasty.
Pencegahan dan Pengobatan penyakit PPOM
Pencegahan
beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk pencegahan PPOM
● Menghentikan kebiasaan merokok dan selalu jauhi asap rokok
● Menghindari paparan debu, asap, polusi, atau polutan lain, terutama bila Anda bertempat
tinggal atau bekerja di lingkungan dengan kualitas udara yang buruk
● Menjalani vaksinasi flu dan vaksinasi pneumokokus untuk mencegah dan mengurangi
risiko infeksi pada saluran pernapasan dan paru-paru
● Menerapkan gaya hidup sehat dengan rutin berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi
seimbang, dan cukup minum air putih (sekitar 8 gelas per hari)
Pengobatan
Berikut ini adalah beberapa metode penanganan PPOK:
1. Obat-obatan
2. Terapi oksigen
3. Rehabilitasi paru
4. Alat bantu napas
5. Operasi
Angka Persentasi
asma dan PPOM
Di Indonesia dan
Luar Negeri
Asma di Indonesia dan Luar Negeri
Di Indonesia
Secara nasional, 10 kabupaten/kota dengan prevalensi penyakit asma
tertinggi adalah Aceh Barat (13,6%), Buol (13,5%), Pohuwato
(13,0%), Sumba Barat (11,5%), Boalemo (11,0%), Sorong Selatan
(10,6%), Kaimana (10,5%), Tana Toraja (9,5%), Banjar (9,2%), dan
Manggarai (9,2%). Sedangkan 10 kabupaten/kota dengan prevalensi
penyakit asma terendah adalah Yahukimo (0,2%), Langkat (0,5%),
Lampung Tengah (0,5%), Tapanuli.
Asma di Indonesia dan Luar Negeri
Di Luar Negeri
Prevalensi asma secara global berkisar antara 1-16% populasi. Asma di
kalangan anak-anak telah menurun beberapa dekade terakhir, prevalensi
gejala telah menurun di Eropa Barat dan meningkat di wilayah dimana
prevalensi sebelumnya rendah. Prevalensi gejala asma di Afrika, Amerika
Latin, Eropa Timur dan Asia terus meningkat (Global Initiative for
Asthma, 2017). World Health Organization (2017) memperkirakan bahwa
13,8 juta mengalami kecacatan. Asma mewakili 1,8% dari total beban
penyakit global. Hal ini diperkirakan bahwa asma menyebabkan 346.000
kematian di seluruh dunia setiap tahun.
PPOM di Indonesia dan Luar Negeri
Di Indonesia
PPOK merupakan satu dari 4 penyakit tidak menular utama yang
60% menyebabkan kematian di Indonesia (Kemenkes RI, 2019).
Prevalensi PPOK di Indonesia pada usia > 30 tahun sebesar 3,7%,
tertinggi di Propinsi Lampung (1,4%). Berdasarkan data WHO
merokok merupakan penyebab utama PPOK. Merokok dikatakan
sebagai faktor risiko utama terjadinya PPOK. Terkait dengan hal itu,
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki
jumlah perokok aktif yang tinggi. World Health Organization
(WHO) telah menetapkan Indonesia sebagai negara terbesar ketiga
di dunia sebagai pengguna rokok. (WHO, 2019)
PPOM di Indonesia dan Luar Negeri
Di Luar Negeri
Prevalensi kejadian PPOK di dunia rata-rata berkisar 3-11% (GOLD,
2015). Pada tahun 2013, di Amerika Serikat PPOKadalah penyebab
utamakematian ketiga, dan lebih dari11 jutaorang telahdidiagnosis
denganPPOK (American Lung association, 2015). Menurut data
penelitian dari Regional COPD Working Group yang dilakukan di 12
negara di Asia Pasifik rata-rata prevalensi PPOKsebesar 6,3%, dengan
yang terendah 3,5% di Hongkong dan Singapura, dan tertinggi di
Vietnam sebanyak 6,7%. Indonesia menunjukkan prevalensi sebanyak
5,6% atau 4,8juta kasus untuk PPOK derajat sedang sampai berat
(Regional COPD Working Group, 2003).
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai