PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan Sumber Daya
Manusia (SDM) untuk mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri. Keberhasilan
pembangunan kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama SDM Kesehatan
bermutu yang berperan sebagai pemikir, perencana, pelaksana, penggerak dan pengawas
pembangunan kesehatan.
Di era globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek, termasuk
terhadap mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas. Selain itu kebutuhan dan tuntutan
masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan semakin meningkat sejalan dengan
peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat maupun perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di era keterbukaan ini. Perubahan dan perkembangan ini
sangat mempengaruhi orientasi pelayanan kesehatan dari pelayanan yang bersifat kuratif
dan rehabilitatif bagi perorangan, menjadi pelayanan yang lebih bersifat promotif dan
preventif bagi masyarakat luas.
Implikasi perubahan orientasi pelayanan kesehatan adalah perubahan pendekatan
dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan penyesuaian karakteristik maupun
mutu SDM Kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
SDM yang bermutu hanya dihasilkan oleh institusi pendidikan tenaga kesehatan
(diknakes) yang bermutu pula. Oleh karena itu, perlu dikembangkan upaya untuk
meningkatkan kualitas diknakes melalui peningkatan kualitas manajemen institusi
pendidikan.
Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas manajemen
institusi pendidikan adalah dengan mengembangkan organisasi dan tatalaksana Politeknik
Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes RI.
Petunjuk teknis organisasi dan tatalaksana Poltekkes Kemenkes yang disesuaikan
dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi baik di dalam maupun di luar
Poltekkes Kemenkes.
C. DASAR HUKUM
1. Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
2. Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor36 Tahun 2014
tentangTenagaKesehatan
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai
Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural
6. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 Standar Nasional Pendidikan;
7. PeraturanPemerintahNomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi
8. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipil.
9. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Penetapan Jabatan Fungsional di
Lingkungan Kementerian Kesehatan.
10. Keputusan Menteri Negara PAN Nomor 25 Tahun 1990 tentang Pedoman Organisasi
dan Tatalaksana;
11. Peraturan Menteri Keuangn Nomor 233/PMK.05/2011 tetang perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 139 Tahun
2014 tentang Pedoman Statuta dan Organisasi Perguruan Tinggi
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1988/MENKES/PER/IX/2011 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 890/MENKES/PER/VIII/2007 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 541/MENKES/PER/VI/2008 tentang Program
Tugas Belajar Sumber Daya Manusia Kesehatan Departemen Kesehatan
15. Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 1 Tahun 2015
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor/Ketua/Direktur PTN
D. PENGERTIAN
1. Organisasi Perguruan Tinggi adalah wadah yang mengatur pembagian tugas, fungsi,
wewenang, tanggung jawab, dan hubungan kerja setiap unit kerja di lingkungan
perguruan tinggi.
2. Unit Pelaksana Teknis (UPT) adalah satuan organisasi yang bersifat mandiri yang
melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang dari organisasi
induknya.
3. Tugas Teknis Operasional adalah tugas untuk melaksanakan kegiatan teknis yang
secara langsung berhubungan dengan pelayanan masyarakat.
4. Pendidikan Vokasi yang dimaksud dalam Permenkes Nomor 890 tahun 2007
adalah pendidikan vokasi yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian
tertentu. Pendidikan profesional terdiri atas program Diploma I, Diploma II, Diploma
III dan Diploma IV.
5. Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal setelah
pendidikan menengah yang dapat berupa program pendidikan diploma, sarjana,
7. Program Diploma III selanjutnya disebut Program D III adalah jenjang pendidikan
profesional yang mempunyai beban studi minimal 110 satuan kredit semester (sks) dan
maksimal 120 sks dengan kurikulum 6 semester dan lama program antara 6 sampai 10
semester setelah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. (Permendiknas 234).
8. Ijin Belajar SDM Kesehatan adalah pemberian ijin oleh pejabat yang berwenang
(Eselon II) kepada PNS untuk melanjutkan pendidikan formal kejenjang yang lebih
tinggi atas kemauan sendiri, dengan biaya sendiri atau sponsor di luar Kemenkes, yang
diselenggarakan di luar jam kerja dan tidak mengganggu tugas dinas dengan dasar
persetujuan pimpinan unit kerjanya.
9. Tugas Belajar SDM Kesehatan adalah penugasan secara resmi oleh Kementerian
Kesehatan kepada PNS, pegawai swasta, maupun masyarakat yang dinilai memiliki
potensi atau kontribusi besar dalam pembangunan kesehatan dengan sumber dana dari
APBN, pinjaman/hibah luar negeri ataupun dari lembaga lainnya baik dalam maupun
luar negeri.
10. Politeknik Kesehatan yang selanjutnya disebut Poltekkes adalah unit pelaksana
teknis di lingkungan Kemenkes yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan PPSDMK. Politeknik adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan vokasi dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus (PP 17).
Politeknik adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan
profesional dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. (Permendiknas 234).
11. Direktorat adalah tempat kedudukan Direktur, Pembantu Direktur, Kepala Sub.
Bagian ADUM dan ADAK dan Kepala Unit.
13. Program Studi adalah kesatuan rencana belajar sebagai pedoman penyelenggaraan
pendidikan akademik dan/atau profesional yang diselenggarakan atas dasar suatu
kurikulum serta ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai pengetahuan, ketrampilan
dan sikap sesuai dengan sasaran kurikulum. (Permendiknas 234).
14. Prodi di luar domisili adalah prodi yang penyelenggaraannya dilaksanakan di luar
domisili Direktorat Poltekkes. Program studi adalah unsur pelaksana akademik yang
menyelenggarakan dan mengelola jenis pendidikan akademik, vokasi, atau profesi
dalam sebagian atau satu bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olah raga
tertentu.PP No 17, yang mempunyai kewenangan menjalankan sebagian fungsi
jurusan. (Pengelolaan Sumber Daya).
15. Statuta adalah peraturan dasar pengelolaan suatu perguruan tinggi yang digunakan
sebagai landasan penyusunan peraturan dan prosedur operasional di perguruan tinggi
yang bersangkutan.
16. Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
17. Pendidik adalah tenaga yang memiliki kualifikasi sebagai dosen, konselor, pamong
belajar, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang dengan kekhususannya,
serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan merupakan tenaga
18. Dosen adalah pendidik professional dan ilmuwan pada perguruan tinggi dengan tugas
utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat.
19. Dosen tetap adalah dosen yang bekerja penuh waktu yang berstatus sebagai tenaga
pendidik tetap pada Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.
20. Dosen tidak tetap adalah dosen yang bekerja paruh waktu sebagai tenaga pendidik
pada Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.
21. Dosen Pakar adalah seseorang yang memiliki keahlian khusus yang diundang untuk
mengajar pada Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.
22. Dosen tamu adalah dosen tidak tetap yang diundang sesuai dengan keahlian dan
kebutuhan.
23. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Politeknik
KesehatanKemenkes Tasikmalaya.
24. Pergantian Antar Waktu adalah penggantian personil di dalam periode masa jabatan
dan masa jabatan pengganti berakhir sesuai periode masa jabatan yang digantikan.
ORGANISASI
2. Tugas
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya mempunyai tugas melaksanakan pendidikan vokasi
dalam bidang kesehatan pada jenjang program Diploma III dan/atau Program Diploma
IV, setara S1 dengan gelar SST (Sarjana Sains Terapan), serta program lain sesuai
peraturan perundang-undangan.
3. Fungsi
Poltekkes Kemenkes Kemenkes Tasikmalaya mempunyai tugas :
a. Melaksanakan Tridarama perguruan tinggi, yaitu :
1) Pelaksanaan dan pengembangan pendidikan dalam bidang kesehatan
2) Pelaksanaan penelitian di bidang pendidikan dan kesehatan
3) Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidang yang
menjadi tugas dan tanggungjawabnya
b. Melaksanakan pembinaan sivitas akademika; dan
c. Melaksanakan kegiatan pelayanan administratif
B. SUSUNAN ORGANISASI
Susunan Organisasi Poltekkes Kemenkes, terdiri atas :
1. Direktur
2. Pembantu Direktir (PUDIR) : I, II dan III
3. Senat Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
4. Satuan Pengedali Internal (SPI)
5. Subbagian Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Sistem
Informasi (Subbag. ADAK dan Persin)
ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 7
6. Sub bagian Administrasi Umum, Keuangan, dan Kepegawaian (Subbag.ADUM):
7. Jurusan
8. Prgram Studi
9. Unit Penelitian
10. Unit pengabdian kepada masyarakat
11. Unit Penjaminan Mutu
12. Unit Perpustakaan
13. Unit Laboratorium
14. Unit Perencanaan dan Pengembangan Institusi
15. Unit Informasi dan Teknologi
16. Unit Pemeliharaan dan Perbaikan
17. Unit Layanan Konseling
18. Unit Kerjasama dan Hubungan Masyarakat
19. Unit Layanan Pengadaan
DIREKTUR
DEWAN
PENYANTUN SENAT
PUDIR I PUDIR II PUDIR III
SPI
URUSAN ADMINISTRASI
AKADEMIK
SEKRETARIS JURUSAN
URUSAN ADMINISTRASI
URUSAN ADMINISTRASI UMUM,
KEMAHASISWAAN DAN
ALUMNI
Keterangan :
Garis Koordinasi
Garis Komando
D. SENAT POLTEKKES
1. Senat Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya merupakan badan normatif dan
perwakilan tertinggi di lingkungan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
2. Senat Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan
3. Senat Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya terdiri atas :
a. Ketua Senat merangkap anggota
b. Sekretaris Senat merangkap anggota, dan
c. Anggota Senat
4. Ketua Senat Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dijabat oleh Direktur
SEKRETARIS
Ka. SUBBAG
ADAK
Pengadministrasi
H. JURUSAN
1. Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya memiliki 6 (enam) jurusan
2. Jurusan adalah himpunan sumber daya pendukung program studi dalam 1 (satu)
rumpun disiplin ilmu pengetahuan, teknologi atau profesi
3. Jurusan dipimpin oleh Ketua Jurusan (Kajur) yang ditunjuk langsung oleh
Direktur
4. Kajur yang terpilih bersedia untuk ditempatkan/berkedudukan di direktorat atau di
program studi yang dekat dengan kantor direktorat
5. Tugas pokok dan fungsi Ketua Jurusan;
a. Mengelola kegiatan tridarma perguruan tinggi;
b. Mengelola sumber daya jurusan
6. Jurusan, terdiri atas :
a. Ketua Jurusan (Kajur)
b. Sekretaris Jurusan (Sekjur)
c. Ketua Program Studi
d. Sub unit Penjamin Mutu dan Sub. Unit Penelitian dan sub Unit Pengabdian
Masyarakat
e. Kelompok tenaga fungsional
7. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Kajur dibantu oleh Sekjur
KAJUR
SEK.JUR
PENGADM.
PENGADM. PENGADM. PENGADM. . PENGADM. PENGADM.
AKADEMIK AKADEMIK
AKADEMIK KEMAHASISWAAN KEMAHASISWAA KEMAHASISWAAN
N
Garis Komando
Garis Koordinasi
I. PROGRAM STUDI
1. Jurusan dapat mempunyai satu atau beberapa Program Studi ( yang selanjutnya
disebut Prodi) sesuai dengan kebutuhan program/pelayanan/pembangunan
kesehatan
2. Program Studi adalah unsur pelaksana akademik yang menyelenggarakan dan
mengelola jenis pendidikan akademik, vokasi (profesi) dalam sebagain atau satu
bidang keilmuan (Pengertian Prodi mengacu ke PP no. 17 tahun 2010)
KAPRODI
= Garis Komando
= Garis Koordinasi
Ka. PRODI
Sek.PRODI
Ka.SUB Unt
Kerjasama Ka.Sub Unt.
Ka.SUB Unt Ka.SUB Unt.
dan Humas
UPM Penelitian Pengmasy
Ket.
= Garis Komando
= Garis Koordinasi
J. TENAGA FUNGSIONAL
1. Tenaga fungsional adalah tenaga yang diangkat atau bekerja dalam jabatan
fungsional sesuai dengan bidang teknis fungsionalnya;
2. Kelompok tenaga fungsional adalah suatu kesatuan tenaga fungsional yang
dikelompokkan sesuai dengan bidang teknisnya
3. Tenaga fungsional di lingkungan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya meliputi
tenaga pendidik dan kependidikan
4. Kelompok tenaga fungsional pendidik terdiri dari Dosen tetap, tidak tetap, dosen
tamu dan dosen Pakar
5. Kelompok tenaga fungsional kependidikan adalah tenaga-tenaga yang diangkat
atau bekerja dalam jabatan fungsional yang kenaikan pangkatnya berdasarkan
angka kredit sesuai dengan bidang keahliannya, yang terdiri dari tenaga fungsional
penunjang akademik dan tenaga fungsional administrasi
6. Tenaga fungsional penunjang akademik adalah seseorang yang berdasarkan
pendidikan dan keahliannya diangkat oleh penyelenggara pendidikan sesuai
K. UNIT PENELITIAN
1. Unit Penelitian adalah unsur pelaksana sebagian tugas Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya di bidang penelitian terapan yang berada di bawah Direktur
2. Unit Penelitian dipimpin oleh seorang Kepala yang ditunjuk oleh Direktur dan
bertanggung jawab kepada Direktur serta secara teknis fungsional dibina oleh
Pudir I.
3. Unit Penelitian mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan penelitian terapan;
4. Unit Penelitian mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan penelitian terapan;
b. Pengamalan ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Peningkatan relevansi program Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya sesuai
dengan kebutuhan masyarakat;
d. Menjallin kerjasama antar Perguruan Tinggi dan/atau badan lainnya baik di
dalam maupun di luar Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dalam rangka
penelitian.
e. Publikasi hasil penelitian.
f. Mengkoordinir komisi etik;
g. Melakukan koordinasi diantara Subunit Pemelitian di masing-masing jurusan.
Ka. Unit
Penelitian
= Garis Komando
= Garis Koordinasi
Ka. Unit
Pengmasy
= Garis Komando
= Garis Koordinasi
Ka. UPM
PENGADMIN PENGENDALI
ISTRASI DOKUMEN
KA SUB UPM
= Garis Komando
= Garis Koordinasi
N. UNIT PERPUSTAKAAN
1. Unit Perpustakaan adalah unit penunjang teknis di bidang perpustakaan yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur, secara teknis
fungsional dibina oleh Pudir III
2. Unit Perpustakaan dipimpin oleh seorang Kepala yang ditetapkan oleh Direktur
atas usulan Pudir III, dengan kualifikasi minimal Ahli Madya Perpustakaan di
lingkungan Unit Perpustakaan
3. Unit Perpustakaan mempunyai tugas memberikan layanan bahan pustaka untuk
keperluan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
Ka. UNIT
PERPUSTAKAAN
SUB.UNIT
TENAGA FUNGSIONAL
= Garis Komando
= Garis Koordinasi
ADMINISTRASI UMUM
LABORATORIUM TERPADU
PJ. LAB PRAMU KORDINATOR LAB KORDINATOR LAB KORDINATOR PJ. LAB
INSTRUKTUR/ PJ. LAB
BAHASA BERSIH PRODI PIKES PRODI LAB PRODI KOMPUTER
PRANATA KOMPUTER
LABORATORIUM KEPERAWATAN KEBIDANAN
KORDINATOR LAB
KORDINATOR KORDINATOR LAB
PRODI
LAB PRODI PRODI GIZI
KEPERAWATAN
KEBIDANAN
PJ.LAB PJ. LAB PJ. LAB PJ. KEPERAWATAN PJ. LAB PJ. LAB
KEBUTUHAN MATERNITAS KEPERAWATAN JIWA KEPERAWATAN KEPERAWATAN
DASAR MEDIKAL BEDAH ANAK KOMUNITAS
MANUSIA
(KDM)
PJ.LAB PJ. LAB PJ. LAB KEBIDANAN PJ. KEBIDNAN PNC PJ. LAB PJ. LAB KEBIDNAAN
KEBIDANAN KDK KEBIDANAN ANC INC KEBIDANAN NBBL KB/KESPRO
PJ.LAB KLINIK PJ. LAB HISTO DAN PJ. ANATOMI PJ. BAHASA INGGRIS
MIKROBIOLOGI FISIOLOGI
PJ.LAB FARMASI PJ. LAB PJ. LAB PJ. KIMIA PJ. PJ. LAB FARMASI
INDUSTRI FARMASETIKA FARMAKOGNOSIS MIKROBIOLOGI FISIKA
STERIL
UNIT-UNIT KERJA
= Garis Komando
= Garis Koordinasi
Ka. UNIT IT
= Garis Komando
= Garis Koordinasi
PJ.PEMELIHARAAN PJ.PERBAIKAN
TENAGA TEKNISI
= Garis Komando
= Garis Koordinasi
Pengadministrasian
Sekretaris
TATALAKSANA
A. HUBUNGAN KERJA
1. HUBUNGAN KERJA EKSTENAL
a. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dengan Kepala
Badan PPSDMK adalah hubungan hirarkis dalam pembinaan administrasi;
b. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dengan Sekretaris
Badan PPSDMK adalah hubungan koordinasi di bidang layanan teknis
administrasi;
c. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dengan Kepala
Pusdiklat Nakes adalah hubungan koordinasi teknis fungsional di bidang
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan;
d. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dengan Kepala
Pusdiklat Aparatur adalah hubungan koordinasi teknis fungsional di bidang
pendidikan dan pelatihan;
e. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dengan Kepala
Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan adalah hubungan
koordinasi teknis fungsional di bidang perencanaan dan pendayagunaan tenaga
kesehatan, pemberdayaan profesi dan tenaga kesehatan Luar Negeri;
f. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalayadengan Kepala
Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan
adalah hubungan koordinasi teknis fungsional di bidang standardisasi,
sertifikasi, dan registrasi sumber daya manusia kesehatan;
g. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalayadengan Kepala
Dinas Kesehatan (Dinkes) Propinsi adalah hubungan koordinasi lintas program
di bidang pelaksanaan program Tridarma Perguruan Tinggi;
h. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dengan
Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi adalah hubungan pembinaan di
bidang pelaksanaan akademis;
i. Hubungan lintas program koordinasi dengan Badan Litbangkes, institusi
pendidikan dan hubungan lintas sektor koordinasi dengan organisasi profesi
dalam hal pelaksanaan penelitian, pengembangan dan pengabdian masyarakat;
ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 37
j. Hubungan koordinasi dengan program-program terkait di tingkat
Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
e. Penelitian
1) Civitas akademika, Stakeholders (pemangku kepentingan) dan Unitkerja di
lingkungan Poltekkes Tasikmalaya memberikan informasi tentang kebutuhan
penelitian kepada Direktur (informing);
2) Direktur menginformasikan kapada Ka.Unit Penelitian (informing);
3) Ka.Unit Penelitian menyampaikan permintaan proposal penelitian kepada
ketua Jurusan melalui Direktur (focal point);
4) Ketua Jurusan menginformasikan permintaan proposal penelitian kepada
peneliti melalui Direktur (focal point);
5) Peneliti menyusun proposal penelitian untuk disampaikan kepada kepala
jurusan/Kepala Program Studi (supporting);
f. Pengabdian Masyarakat
1) Ketua Program Studi/Ketua Jurusan dilingkungan Poltekkes memberikan
informasi kebutuhan pengabdian masyarakat ke Direktur (informing);
2) Direktur menginformasikan kepada Ka. Unit Pengabdian Masyarakat untuk
menyiapkan usulan/masukan pengabdian masyarakat (informing);
3) Ka.Unit Pengabdian Masyarakat menyampaikan permintaan proposal
pengabdian masyarakat kepada Kepala Jurusan melalui Direktur (focal point);
4) Ketua Jurusan menginformasikan permintaan proposal pengabdian
masyarakat kepada tenaga pendidik melalui Kepala Program Studi
(informing);
5) Penatalaksanaan Transkip
a) Ka. Program Studi menginformasikan permohonan transkrip kepada
Ketua Jurusan (informing);
b) Ketua Jurusan memeriksa dan menganalisis keabsahan dokumen dengan
menandatangani untuk disampaikan kepada Ka.SubBag Administrasi
Akademik, Kemahasiswaan, dan Sistem Informasi (supporting);
c) Ka.SubBag Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan Sistem
Informasimenyiapkan transkrip untuk disampaikan kepada Direktur
melalui Pembantu Direktur I (focal point);
d) Ka Sub Bag ADAK memeriksa dan memaraf draft transkrip untuk
disampaikan kepada Pudir 1 (recommending);
e) Direktur dan Pudir 1 menandatangani transkrip (decision making);
b. Syarat-syarat calon
1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2) Dosen tetap di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dengan jabatan Lektor
Kepala, minimal Gol. IV.a dibuktikan dengan SK Pegawai
PoltekkesKemenkes Tasikmalaya, Jabatan Fungsional dan Kenaikan
Pangkat terakhir;
3) Jenjang pendidikan paling rendah S2 kesehatan atau S2 lain yang
terakreditasi yang relevan dengan bidang tugasnya, dibuktikan dengan
fotocopy ijazah yang dilegalisasi;
Catatan :
Dalam pendidikan S2 lain yang relevan dengan bidang tugasnya adalah :
a) S2 Manajemen berlatar belakang pendidikan minimal D3 kesehatan
b) S2 Pendidikan berlatar belakang pendidikan minimal D3 kesehatan
c) S2 yang terkait dengan jurusan yang ada di Poltekkes Tasikmalaya.
4) Berpengalaman sebagai dosen tetap minimal 2 (dua) tahun berturut-turut
di lingkungan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya yang dibuktikan
a. Pejabat lama :
i. Berhenti dari Pegawai Negeri Sipil atas permohonan sendiri atau
mengundurkan diri;
ii. Pensiun;
iii. Masa jabatannya berakhir;
iv. Diangkat dalam jabatan lain;
v. Dibebaskan dari jabatan akademik;
g. Tahap Pengangkatan
1) Panitia menyampaikan hasil pemilihan calon Direktur kepada Senat untuk
diajukan kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan dengan urutan hasil
pemilihan
2) Sekretaris Jenderal Kemenkes menetapkan Direktur melalui mekanisme
yang sudah berlaku
3) Setelah Direktur terpilih dilantik harus segera melaksanakan serah terima
jabatan dengan Direktur sebelumnya baik sebagai Direktur maupun
sebagai Ketua Senat
i. Pemberhentian Direktur
GAMBAR 1.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PEMILIHAN DAN PENETAPAN DIREKTUR POLITEKNIK KESEHATAN
SENAT
PANITIA KA. BADAN
POLTEKKE DOSEN POLTEKKES SEKRETARIS
PEMILIHAN PPSDM KETERANGAN
S KEMENKES JENDERAL
DIREKTUR KESEHATAN
KEMENKES
MULAI
√ Difasilitasi direktur
yang menjabat
MEMBENTUK PANITIA MEMBUKA MENDAFTAR √ 4 bulan sebelum masa
PEMILIHANDIREKTUR SEBAGAI jabatan berakhir
PENDAFTARA
NCALON CALONDIREKTUR
Sampai diperoleh 3
TDK MEMENUHI bakal calon
PERSYARATA Bila perlu waktu
SELESAI SELEKSI pendaftaran
ADMINI diperpanjang
STRASI
MEMENUHI
PERSYARATAN Balon Minimal 3 orang
yang memenuhi syarat
CALON
DIREKTUR
MINIMAL
3 ORANG
PELAKSANAAN MENGIRIMKAN
PEMILIHAN HASIL VERIFIKASI
KE PANITIA
CALONDIREKTU
MENETAPKAN
MENGAJUKAN MENGUSULKAN CALON
DIREKTURPOLTEKKE
HASIL DIREKTUR KEPADA S
SETJENKEMENKES
SELESAI
b. Syarat-syarat calon
1) Dosen tetap di lingkungan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dengan
minimal jabatan Lektor, Gol. IIIc yang dibuktikan dengan SK Jabatan
fungsional dosen;
2) Jenjang pendidikan S2 kesehatan atau S2 lain yang relevan dengan bidang
tugasnya. Dalam pendidikan S2 lain yang relevan dengan bidang tugasnya
adalah:
a) S2 Manajemen berlatar belakang pendidikan minimal D3 kesehatan
b) S2 Pendidikan berlatar belakang pendidikan minimal D3 kesehatan
c) S2 yang relevan dengan kompetensi jurusan yang ada di Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya, berlatar belakang pendidikan minimal D3
kesehatan.
3) Memiliki sertifikat pendidik
4) Berpengalaman sebagai Dosen tetap minimal 2 (dua) tahun berturut-turut di
lingkungan Poltekkes KemenkesTasikmalaya dibuktikan dengan SK
Jabatan fungsional dosen;
Mulai
PERSETUJUAN
SETUJU
MENETAPKAN MENERBITKAN
PUDIR DENGAN REKOMENDASI
SK PERSETUJUAN
MELANTIK
PUDIR
SELESAI
GAMBAR 3.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO
MENERIMA USULAN
MENGUSULKANCALON ANGGOTA
ANGGOTA SENAT PO
SENAT POLTEKKES
TIDAK MEMENUHI
MELENGKAPI PERSYARATAN PERSYARATAN
VERIFIKASI
PERSYARAT
MEMENUHI
PERSYARATAN MENETAPKAN SENAT
MENYIAPKAN SK PENETAPAN
SENAT POLTEKKES
MENERIMA SK SENAT
POLTEKKES
SELESAI
b. Syarat-syarat calon
1) Pendidik dan kependidikan dengan pangkat/ golongan minimal penata muda
IIIa atau non dosen dengan jabatan minimal Asisten Ahli atau instruktur,
dengan pangkat/golongan minimal Penata Muda/IIIa
2) Jenjang pendidikan minimal DIV/S1 bidang kesehatan.Diutamakan yang
memiliki sertifikat auditor
3) Pengalaman kerja 2 tahun
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari
dokter Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (pusat atau daerah)
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun pada saat ditetapkan
7) SKP 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik
8) Tidak dalam proses atau menjalnai hukuman disiplin sedang atau berat.
b. Syarat-syarat calon
1) Pegawai tetap di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Sudah menyelesaikan
pelatihan teknis eselon IV
2) Berlatar belakang pendidikan minimal D-IV/S1 yang relevan dengan
tugasnya dengan melampirkan fotocopy ijazah yang dilegalisasi;
3) Pangkat/golongan minimal Penata/III.c;
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter
Pemerintah (pusat atau daerah);
5) Tidak dalam status tugas belajar;
6) SKP 2 (dua) tahun terakhir baik;
ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 72
7) Tidak terlibat dalam kasus hukum;
d. Pemberhentian
1) Dalam hal Kasubagberhalangan tetap antara lain dipindahkan ke dalam
jabatan lain, mengundurkan diri, sakitsehingga tidak dapat melaksanakan
tugasnya, meninggal dunia, maka Direktur Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya mengajukan usulan Pemberhentian kepada Kepala Badan
PPSDMK;
2) Sekretaris Jenderal menerbitkan SK Pemberhentian sementara bagi Kasubag
sesuai butir a);
3) Untuk mengisi kekosongan jabatan sebelum ada Kasubag baru yang
definitif, Sekretaris Jenderal mengangkat Pejabat sebagai Pejabat (Pj);
6. KEPALA URUSAN
a. Jabatan
Kepala Urusan (Kaur) dilingkungan Subag ADAK dan Subag ADUM
diangkat dan diberhentikan oleh direktur sesuai kebutuhan atas usulan
Pudir terkait
b. Syarat–syarat calon
1) Berlatar belakang pendidikan minimal D.III yang relevan
2) Pangkat/golongan minimal Penata Muda, III/a. Jika tidak tersedia
dapat diturunkan satu tingkat.
3) Sehat jasmani dan rokhani yang dibuktikan dengan surat keterangan
dokter pemerintah
4) SKP 2 (dua) tahun terakhir baik
5) Tidak dalam status tugas belajar
c. Mekanisme Penetapan
Diusulkan oleh baperjakat kepada Direktur melalui mekanisme penilaian
yang sudah ditetapkan.
b. Syarat-syarat calon
1) Dosen tetap di jurusan yang bersangkutan dengan jabatan Lektor
dengan pangkat/golongan minimal Penata /IIIc yang dibuktikan
dengan yang dibuktikan dengan SK Jabfung dosen;
MULAI
MULAI Paling Lambat 2
minggu Direktur
dilantik
Usulan masing-
MENUNJUK CALON
MENUNJUK CALON
masing 1 orang
KAJUR
PUDIR untuk Pudir I,
Pudir II, dan
Pudir III
TIDAKSETUJU PERSETUJUAN
SETUJU
MELANTIK
KAJUR
SELESAI
b. Syarat-syarat calon
1) Dosen tetap di jurusan yang bersangkutan dengan jabatan minimal Asisten Ahli, dengan
pangkat/golongan minimal Penata Muda /IIIa yang dibuktikan dengan SK Jabatan
fungsional dosen;
2) Jenjang pendidikan S2 kesehatan atau S2 lain yang sesuai dengan bidang bidang
tugasnya
Pendidikan S2 lain yang sesuai dengan bidang tugasnya adalah :
a) S2 Manajemen berlatar belakang pendidikan minimal D3 kesehatan
b) S2 Pendidikan berlatar belakang pendidikan minimal D3 kesehatan
c) S2 yang relevan dengan kompetensi jurusan berlatar belakang pendidikan minimal
D3 kesehatan
3) Memiliki sertifikat pendidik;
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (pusat atau daerah)
5) Tidak berstatus tugas belajar;
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun pada saat di tetapkan.
7) SKP 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik.
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman disiplin sedang atau berat;
d. Pemberhentian Sekjur
Direktur menetapkan pemberhentian SekJur atas usulan Kajur dengan Surat Keputusan
Direktur.
b. Syarat-syarat calon
1) Dosen tetap di jurusan/prodi bersangkutan dengan jabatan Lektor, yang dibuktikan
dengan SK Jabatan fungsional dosen;
2) Jenjang pendidikan S2 kesehatan atau S2 lain yang sesuai dengan bidang tugasnya.
Pendidikan S2 lain yang sesuai dengan bidang tugasnya adalah :
a) S2 Manajemen berlatar belakang pendidikan minimal D3 kesehatan
b) S2 Pendidikan berlatar belakang pendidikan minimal D3 kesehatan
c) S2 yang relevan dengan kompetensi jurusan berlatar belakang pendidikan minimal D3
kesehatan
3) Memiliki sertifikat pendidik.
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (pusat atau daerah)
5) Tidak berstatus tugas belajar
b. Syarat-syarat calon
1) Dosen tetap di Jurusan/Prodi bersangkutan dengan jabatan minimal Asisten Ahli, dengan
pangkat/golongan minimal Penata Muda/IIIa yang dibuktikan dengan SK Jabatan
Fungsional Dosen
2) Jenjang pendidikan S2 Kesehatan atau S2 lain yang sesuai dengan bidang tugasnya.
Pendidikan S2 lain yang sesuai dengan bidang tugasnya adalah :
a) S2 Manajemen berlatar belakang pendidikan minimal D3 Kesehatan.
b) S2 Pendidikan berlatar belakang pendidikan minimal D3 Kesehatan.
c) S2 yang relevan dengan kompetensi jurusan berlatar belakang pendidikan minimal D3
Kesehatan
3) Memiliki sertifikat pendidik
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (pusat atau daerah)
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun pada saat ditetapkan
7) SKP 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik
8) Tidak dalam proses atau menjalnai hukuman disiplin sedang atau berat
b. Syarat-syarat calon
1) Dosen dengan jabatan minimal Asisten Ahli atau instruktur, dengan pangkat/golongan
minimal Penata Muda/IIIa
2) Jenjang pendidikan minimal DIV/S1 bidang kesehatan
3) Pengalaman kerja 2 tahun sebagai dosen
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (pusat atau daerah)
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun pada saat ditetapkan
b. Syarat-syarat calon
1) Dosen dengan jabatan minimal Asisten Ahli atau instruktur, dengan pangkat/golongan
minimal Penata Muda/IIIa
2) Jenjang pendidikan minimal DIV/S1 bidang kesehatan
3) Pengalaman kerja 2 tahun sebagai dosen
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (pusat atau daerah)
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun pada saat ditetapkan
7) SKP 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik
8) Tidak dalam proses atau menjalnai hukuman disiplin sedang atau berat.
b. Syarat-syarat calon
9) Dosen dengan jabatan minimal Asisten Ahli atau instruktur, dengan pangkat/golongan
minimal Penata Muda/IIIa
10) Jenjang pendidikan minimal DIV/S1 bidang kesehatan
11) Pengalaman kerja 2 tahun sebagai dosen
12) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (pusat atau daerah)
13) Tidak berstatus tugas belajar
14) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun pada saat ditetapkan
15) SKP 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik
16) Tidak dalam proses atau menjalnai hukuman disiplin sedang atau berat.
b. Syarat-syarat calon
1) Pegawai tetap di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, minimal pendidikan S2
Kesehatan yang relevan dengan bidang tugasnya
2) Berpengalaman mengelola laboratorium dan membimbing mahasiswa di Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya minimal 2 (dua) tahun
3) Sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah Sakit pemerintah;
4) Tidak dalam status tugas belajar atau ijin belajar
5) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 60 (Enam puluh) tahun;
d. Pemberhentian
Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya memberhentikan Ka. Unit Laboratorium
dengan surat keputusan direktur.
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikan Kepala Unit Perencanaan dan Pengembangan institusi
dengan surat keputusan Direktur.
b. Syarat-syarat calon
1) Pegawai tetap di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, minimal berpendidkan S1
Komputer / S1 Tehnik Informatika
2) Sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah Sakit
pemerintah
3) Tidak dalam status tugas belajar;
4) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 50 (lima puluh tahun) tahun;
5) SKP 2 (dua) tahun terakhir baik.
6) Tidak terlibat dalam kasus hukum;
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikan Kepala Unit Komputer
b. Syarat-syarat calon
1) Pegawai tetap di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, berpendidikan minimal DIV/S1
yang relevan dengan bidang tugasnya
2) Sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah Sakit pemerintah;
3) Tidak dalam status tugas belajar atau ijin belajar
4) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 50 (lima puluh tahun) tahun;
5) SKP 2 (dua) tahun terakhir baik.
6) Tidak terlibat dalam kasus hukum;
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikan Kepala Unit Pemeliharaan danPerbaikan dengan surat
keputusan Direktur.
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikan Kepala Unit Kerjasama dengan surat keputusan Direktur.
Sesuai dengan struktur organisasi Jurusan atau Program Studi di luar domisili selain
melaksanakan kegiatan pendidikan juga melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian
masyarakat serta untuk menjamin mutu pendidikan. Maka perlu dibentuk sub UPPM dan
UPM.
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikanKa.Sub Unit Pengabdian Masyarakat dengan surat
keputusan Direktur.
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikanKa.Sub Unit penjaminan mutu dengan surat keputusan
Direktur.
d. Pemberhentian
Direktur menetapkan pemberhentian Ka.Sub nit Perpustakaan dengan surat
keputusan Direktur.
d) Pemberhentian
Direktur memberhentikanKa.Sub Unit Laboratorium dengan surat keputusan
Direktur
19. BENDAHARA
a. Jabatan
Diangkat dan diberhentikan oleh direktur
b. Syarat–syarat calon
1) Berlatar belakang pendidikan minimal D III ekonomi / akuntan /
administrasi/manajemen/komputer
2) Sehat jasmani dan rokhani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter pemerintah
3) Teliti, jujur, disiplin
4) Tidak terlibat dalam kasus hukum
5) Mengisi formulir kesediaan mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya
c. Mekanisme Penetapan
Diusulkan oleh baperjakat kepada Direktur melalui mekanisme penilaian yang sudah
ditetapkan.
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikanbendahara dengan surat keputusan Direktur
c. Mekanisme Penetapan
1) Direktorat : Diusulkan oleh baperjakat kepada Direktur melalui mekanisme penilaian
yang sudah ditetapkan.
2) Jurusan/prodi di luar domisili : diusulkan oleh ketua jurusan atau ka. Prodi di luar
domisili kepada direktur
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikan pengadministrasian umum dengan surat keputusan Direktur
b. Syarat–syarat calon
1) Berlatar belakang pendidikan minimal D.III
kesehatan/administrasi/Manajemen/komputer
2) Sehat jasmani dan rokhani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter
pemerintah
3) Tidak dalam status tugas belajar
4) Tidak terlibat dalam kasus hukum
5) Mengisi formulir kesediaan mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya
c. Mekanisme Penetapan
1) Direktorat : Diusulkan oleh baperjakat kepada Direktur melalui mekanisme penilaian
yang sudah ditetapkan.
28. PENGEMUDI
a. Jabatan
Diangkat dan diberhentikan oleh direktur
b. Syarat–syarat calon
1) Latar belakang pendidikan minimal SLTA
29. CARAKA
a. Jabatan
Diangkat dan diberhentikan oleh direktur
b. Syarat–syarat calon
1) Berlatar belakang pendidikan minimal SLTA
2) Sehat jasmani dan rokhani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter pemerintah
3) Disiplin, rapih, ramah, sopan
4) Tidak terlibat dalam kasus hukum
5) Mengisi formulir kesediaan mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya
6) Memiliki SIM C, paham dengan tata persuratan dan alamat
c. Mekanisme Penetapan
Diusulkan oleh baperjakat kepada Direktur melalui mekanisme penilaian yang sudah
ditetapkan.
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikancaraka dengan surat keputusan Direktur
30. PRAMU
a. Jabatan
Diangkat dan diberhentikan oleh direktur
b. Syarat–syarat calon
1) Berlatar belakang pendidikan minimal SLTA
2) Sehat jasmani dan rokhani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter pemerintah
3) Disiplin, rapih, ramah, sopan
4) Tidak terlibat dalam kasus hukum
A. ADMINISTRASI UMUM
1. TATA PERSURATAN
a. Surat-surat yang berkaitan dengan kebijakan dan berhubungan dengan instansi di luar
Poltekkes yang berkaitan dengan kegiatan tri Dharma Perguruan tinmggi,bersifat kemitraan.
dikeluarkan melalui sistem satu pintu yaitu oleh Direktur, setelah mendapat masukan
Ka.Jurusan.
b. Surat-surat yang bersifat teknis intern dapat dikeluarkan oleh Ketua Jurusan dengan
tembusan kepada Direktur.
c. Tata cara persuratan mengikuti pedoman tata cara persuratan yang berlaku.
B. PENGELOLAAN KEUANGAN
Pengelolaan keuangan merupakan tanggung jawab Pudir II dan dilaksanakan oleh Kepala Sub
Bagian ADUM.
1. Pengelola Keuangan
a. Kuasa pengguna Anggaran (KPA)
b. Pejabat pembuat Komitmen(PPK)
c. Bendahara Pengeluaran
d. Bendahara penerimaan
e. Pejabat yang melakukan pengujian dan penandatanganan surat perintah menbayar(PPSPM)
f. Pejabat yang melakukan pengelolaan barang milik negara.
Pengelola keuangan ditetapkan oleh Kepala Badan PPSDMK, atas usulan Direktur Poltekkes.
2. Untuk membantu kelancaran pengelolaan keuangan ditunjuk bendahara pengeluaran pembantu
(BPP) baik di tingkat direktorat maupun tingkat jurusan dan program studi yang berada diluar
kota yang ditetapkan dengan sk Direktur.
3. Sumber Anggaran Poltekkes Kemenkes berasal dari:
DIPA
Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat
4. Secara rinci pengelolaan sumbangan masyarakat yang tidak mengikat akan diatur tersendiri.
5. Rencana anggaran Jurusan diusulkan oleh Ka.Jurusan kepada Direktur melalui Pudir II;
6. Rencana anggaran Poltekkes Kemenkes yang menggunakan anggaran DIPA diusulkan oleh
Direktur kepada Kepala Badan PPSDMK;
7. Poltekkes dapat bekerjasama dengan pihak lain dalam menggali potensi untuk pengembangan
Poltekkes.
D. PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN
1. Pengelolaan kepegawaian merupakan tanggung jawab Pudir II, meliputi perencanaan,
pengadaan, pengembangan, mutasi, pemberhentian dan pensiun pegawai yang dilaksanakan oleh
Kepala Sub Bagian Administrasi Umum, Keuangan dan Kepegawaian melalui koordinasi dengan
Ketua Jurusan;
2. Perencanaan, Pengadaan dan Pengembangan Pegawai Poltekkes Kemenkes dilakukan
berdasarkan perhitungan analisis beban kerja dan rencana pengembangan Poltekkes yang
diusulkan oleh Direktur Poltekkes kepada Kepala Badan PPSDMK.
3. Penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil :
Penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil mengacu pada ketentuan yang berlaku (PP No 46
Tahun 2011 tentang sasaran kerja pegawai ) dan pengaturan secara teknis diatur oleh Perka BKN
No 1 Tahun 2013.
Pejabat penilai yang menandatangani Penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipilsesuai dengan
Perka BKN No 1 Tahun 2013 adalah pejabat struktural di Iingkungan Poltekkes Kemenkes
sebagai berikut:
b. Diklat : diklat jabatan dapat diikuti yang menduduki jabatan struktural atau yang akan
menduduki jabatan struktural dan diklat Teknis Fungsional yang bisa diikuti oleh seluruh
pegawai PNS dan Non PNS.
c. Jabatan Fungsional.
1) DUPAK :
a) Dosen mengusulkan DUPAK melalui Kajur/ Ka. Prodiatas dasar penilaian di tingkat
jurusan/ Prodi di luar domisili untuk disampaikan kepada Sekretaris penilaian jabatan
fungsional.
b) Tim penilai angka kredit jabatan fungsional Poltekkes melakukan penilaian terhadap
DUPAK yang diusulkan oleh Ka.Jurusan/ Ka.Prodi diluar domisili mengusulkan.
c) Direktur mengusulkan DUPAK jabatan fungsional Dosen dan Non Dosen di lingkungan
Poltekkes setelah dilakukan penilaian oleh tim penilai angka kredit jabatan fungsional
dan di entry oleh tim administrasi penilai angka kredit.
2) Pejabat yang berwenang menetapkan Surat Keputusan Penetapan Angka Kredit (PAK ).
a) Penetapan PAK yang diterbitkan oleh Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan A.n Menteri
Kesehatan bagi jabatan fungsional Asisten Ahli s.d Lektor.
b) Penetapan PAK yang diterbitkan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi bagi jabatan fungsional Lektor Kepala.
3) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit Non Dosen sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
4) Tim Penilai.
a) Tim Penilai Pusat, berkedudukan di Badan PPSDMK, ditunjuk dan ditetapkan oleh
Kementerian lain yang ditunjuk.
b) Tim Penilai Poltekkes, berkedudukan di Poltekkes ditunjuk dan ditetapkan oleh
Direktur atas dasar instruksi Kepala Badan PPSDMK.
d. Pemberian penghargaan
Direktur mengusulkan kepada Kementerian Kesehatan melalui Sekretaris Badan PPSDMK
bagi pegawai yang memenuhi syarat untuk mendapatkan penghargaan dari Presiden dan
Menteri Kesehatan. Jenis penghargaan terdiri dari
1. Penghargaan dari Presiden
b.Penandatanganan Ijazah
1) Blanko ijazah yang sudah diisi lengkap diajukan Pudir I dan ditandatangani oleh Direktur
C. SISTEM INFORMASI
Lingkup tugas sistem informasi adalah sebagai berikuti
1. Mengumpulkan dan mencatat setiap informasi dan data yang berkaitan dengan mahasiswa dan
kegiatan ADAK
2. Menyusun bahan informasi yang ada pada Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya terutama terkait
data mahasiswa dan akademik untuk keperluan pihak luar yang menjadi mitra Poltekkes
Kemenkes
3. Menyusun bahan rancangan awal kebijakan Direktur Politekkes Kemenkes Tasikmalaya di
bidang Sistem Informasi dan teknologi informasi secara terpadu
4. Ikut serta membantu kegiatan administrasK yang berhubungan dengan informasi.
D. STATUTA
1. Statuta Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya merupakan
pedoman dasar penyelenggaraan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
2. Statuta Poltekkes Kemenkes Tasikmalayadibuat oleh
Civitas Akademika Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
E. KETENTUAN LAIN
Apabila dalam pelaksanaannya terjadi permasalahan, maka penyelesaiannya menjadi kebijakan
Direktur Poltekkes Tasikmalaya
F. KETENTUAN PERALIHAN
Direktur beserta para jajarannya yang pada saat ini telah menduduki jabatan, masih tetap
menduduki jabatan tersebut sampai berakhir masa jabatannya.