Anda di halaman 1dari 116

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan Sumber Daya
Manusia (SDM) untuk mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri. Keberhasilan
pembangunan kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama SDM Kesehatan
bermutu yang berperan sebagai pemikir, perencana, pelaksana, penggerak dan pengawas
pembangunan kesehatan.
Di era globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek, termasuk
terhadap mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas. Selain itu kebutuhan dan tuntutan
masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan semakin meningkat sejalan dengan
peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat maupun perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di era keterbukaan ini. Perubahan dan perkembangan ini
sangat mempengaruhi orientasi pelayanan kesehatan dari pelayanan yang bersifat kuratif
dan rehabilitatif bagi perorangan, menjadi pelayanan yang lebih bersifat promotif dan
preventif bagi masyarakat luas.
Implikasi perubahan orientasi pelayanan kesehatan adalah perubahan pendekatan
dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan penyesuaian karakteristik maupun
mutu SDM Kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
SDM yang bermutu hanya dihasilkan oleh institusi pendidikan tenaga kesehatan
(diknakes) yang bermutu pula. Oleh karena itu, perlu dikembangkan upaya untuk
meningkatkan kualitas diknakes melalui peningkatan kualitas manajemen institusi
pendidikan.
Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas manajemen
institusi pendidikan adalah dengan mengembangkan organisasi dan tatalaksana Politeknik
Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes RI.
Petunjuk teknis organisasi dan tatalaksana Poltekkes Kemenkes yang disesuaikan
dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi baik di dalam maupun di luar
Poltekkes Kemenkes.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 1


B. TUJUAN
Petunjuk teknis Organisasi dan Tatalaksana Poltekkes Kemenkes disusun dengan
tujuan untuk memberikan acuan bagi pengelola Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

C. DASAR HUKUM
1. Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
2. Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor36 Tahun 2014
tentangTenagaKesehatan
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai
Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural
6. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 Standar Nasional Pendidikan;
7. PeraturanPemerintahNomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi
8. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipil.
9. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Penetapan Jabatan Fungsional di
Lingkungan Kementerian Kesehatan.
10. Keputusan Menteri Negara PAN Nomor 25 Tahun 1990 tentang Pedoman Organisasi
dan Tatalaksana;
11. Peraturan Menteri Keuangn Nomor 233/PMK.05/2011 tetang perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 139 Tahun
2014 tentang Pedoman Statuta dan Organisasi Perguruan Tinggi
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1988/MENKES/PER/IX/2011 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 890/MENKES/PER/VIII/2007 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 541/MENKES/PER/VI/2008 tentang Program
Tugas Belajar Sumber Daya Manusia Kesehatan Departemen Kesehatan
15. Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 1 Tahun 2015
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor/Ketua/Direktur PTN

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 2


16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Program Studi di luar Domisili Perguruan Tinggi
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1893/Menkes/Per/IX/2011 tentang Unit Layanan
Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan Kementerian Kesehatan
19. Peraturan Pemerintah Nomor 46/2011 tentang Sistem Kinerja Pegawai
20. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Nasional no 1/2013 tentang Sistem Kinerja
Pegawai
21. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.03/1.2/08810/2013 tentang perubahan
kedua atas peraturan menteri Kesehatan RI Nomor HK.03.05/1.2/03086/2012 tentang
petunjuk teknik organisasi dan Tata Laksana Poltekkes Kemenkes.
22. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor.HK.02.03/1.2/06284/2014 tentang perubahan
ketiga atas peraturan menteri Kesehatan RI Nomor HK.03.05/1.2/03086/2012 tentang
petunjuk teknik organisasi dan Tata Laksana Poltekkes Kemenkes

D. PENGERTIAN
1. Organisasi Perguruan Tinggi adalah wadah yang mengatur pembagian tugas, fungsi,
wewenang, tanggung jawab, dan hubungan kerja setiap unit kerja di lingkungan
perguruan tinggi.

2. Unit Pelaksana Teknis (UPT) adalah satuan organisasi yang bersifat mandiri yang
melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang dari organisasi
induknya.

3. Tugas Teknis Operasional adalah tugas untuk melaksanakan kegiatan teknis yang
secara langsung berhubungan dengan pelayanan masyarakat.

4. Pendidikan Vokasi yang dimaksud dalam Permenkes Nomor 890 tahun 2007
adalah pendidikan vokasi yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian
tertentu. Pendidikan profesional terdiri atas program Diploma I, Diploma II, Diploma
III dan Diploma IV.

5. Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal setelah
pendidikan menengah yang dapat berupa program pendidikan diploma, sarjana,

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 3


magister, spesialis, dandoktor, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
(PP No 17).

6. Program Diploma IV selanjutnya disebut program D IV adalah jenjang pendidikan


profesional yang mempunyai beban studi minimal 144 satuan kredit semester (SKS)
dan maksimal 160 SKS dengan kurikulum 8 semester dan lama program antara 8
sampai 14 semester setelah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas atau 40 SKS sampai 42
SKS yang ditempuh dalam 2 semester setelah menyelesaikan Program D. III sejenis.

7. Program Diploma III selanjutnya disebut Program D III adalah jenjang pendidikan
profesional yang mempunyai beban studi minimal 110 satuan kredit semester (sks) dan
maksimal 120 sks dengan kurikulum 6 semester dan lama program antara 6 sampai 10
semester setelah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. (Permendiknas 234).

8. Ijin Belajar SDM Kesehatan adalah pemberian ijin oleh pejabat yang berwenang
(Eselon II) kepada PNS untuk melanjutkan pendidikan formal kejenjang yang lebih
tinggi atas kemauan sendiri, dengan biaya sendiri atau sponsor di luar Kemenkes, yang
diselenggarakan di luar jam kerja dan tidak mengganggu tugas dinas dengan dasar
persetujuan pimpinan unit kerjanya.

9. Tugas Belajar SDM Kesehatan adalah penugasan secara resmi oleh Kementerian
Kesehatan kepada PNS, pegawai swasta, maupun masyarakat yang dinilai memiliki
potensi atau kontribusi besar dalam pembangunan kesehatan dengan sumber dana dari
APBN, pinjaman/hibah luar negeri ataupun dari lembaga lainnya baik dalam maupun
luar negeri.

10. Politeknik Kesehatan yang selanjutnya disebut Poltekkes adalah unit pelaksana
teknis di lingkungan Kemenkes yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan PPSDMK. Politeknik adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan vokasi dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus (PP 17).
Politeknik adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan
profesional dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. (Permendiknas 234).

11. Direktorat adalah tempat kedudukan Direktur, Pembantu Direktur, Kepala Sub.
Bagian ADUM dan ADAK dan Kepala Unit.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 4


12. Jurusan adalah unsur pelaksana akademik yang melaksanakan pendidikan profesional
dalam sebagaian atau satu cabang ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesehatan
tertentu serta sebagai wadah yang memfasilitasi pelaksanaan program studi.
Jurusan atau nama lain yang sejenis adalah himpunan sumber daya pendukung
program studi dalam saturumpun disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau
olahraga (PP 17).

13. Program Studi adalah kesatuan rencana belajar sebagai pedoman penyelenggaraan
pendidikan akademik dan/atau profesional yang diselenggarakan atas dasar suatu
kurikulum serta ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai pengetahuan, ketrampilan
dan sikap sesuai dengan sasaran kurikulum. (Permendiknas 234).

Program studi adalah unsur pelaksana akademik yang menyelenggarakan dan


mengelola jenis pendidikan akademik, vokasi, atau profesi dalam sebagian atau satu
bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga tertentu. (PP No 17)

14. Prodi di luar domisili adalah prodi yang penyelenggaraannya dilaksanakan di luar
domisili Direktorat Poltekkes. Program studi adalah unsur pelaksana akademik yang
menyelenggarakan dan mengelola jenis pendidikan akademik, vokasi, atau profesi
dalam sebagian atau satu bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olah raga
tertentu.PP No 17, yang mempunyai kewenangan menjalankan sebagian fungsi
jurusan. (Pengelolaan Sumber Daya).

15. Statuta adalah peraturan dasar pengelolaan suatu perguruan tinggi yang digunakan
sebagai landasan penyusunan peraturan dan prosedur operasional di perguruan tinggi
yang bersangkutan.

16. Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.

17. Pendidik adalah tenaga yang memiliki kualifikasi sebagai dosen, konselor, pamong
belajar, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang dengan kekhususannya,
serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan merupakan tenaga

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 5


profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan
tinggi.

18. Dosen adalah pendidik professional dan ilmuwan pada perguruan tinggi dengan tugas
utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat.

19. Dosen tetap adalah dosen yang bekerja penuh waktu yang berstatus sebagai tenaga
pendidik tetap pada Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.

20. Dosen tidak tetap adalah dosen yang bekerja paruh waktu sebagai tenaga pendidik
pada Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.

21. Dosen Pakar adalah seseorang yang memiliki keahlian khusus yang diundang untuk
mengajar pada Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.

22. Dosen tamu adalah dosen tidak tetap yang diundang sesuai dengan keahlian dan
kebutuhan.

23. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Politeknik
KesehatanKemenkes Tasikmalaya.

24. Pergantian Antar Waktu adalah penggantian personil di dalam periode masa jabatan
dan masa jabatan pengganti berakhir sesuai periode masa jabatan yang digantikan.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 6


BAB II

ORGANISASI

A. KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI


1. Kedudukan
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya adalah unit pelaksana teknis di lingkungan
Kementerian Kesehatan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Badan PPSDM Kesehatan, dan dipimpin oleh seseorang Direktur.

2. Tugas
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya mempunyai tugas melaksanakan pendidikan vokasi
dalam bidang kesehatan pada jenjang program Diploma III dan/atau Program Diploma
IV, setara S1 dengan gelar SST (Sarjana Sains Terapan), serta program lain sesuai
peraturan perundang-undangan.

3. Fungsi
Poltekkes Kemenkes Kemenkes Tasikmalaya mempunyai tugas :
a. Melaksanakan Tridarama perguruan tinggi, yaitu :
1) Pelaksanaan dan pengembangan pendidikan dalam bidang kesehatan
2) Pelaksanaan penelitian di bidang pendidikan dan kesehatan
3) Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidang yang
menjadi tugas dan tanggungjawabnya
b. Melaksanakan pembinaan sivitas akademika; dan
c. Melaksanakan kegiatan pelayanan administratif

B. SUSUNAN ORGANISASI
Susunan Organisasi Poltekkes Kemenkes, terdiri atas :
1. Direktur
2. Pembantu Direktir (PUDIR) : I, II dan III
3. Senat Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
4. Satuan Pengedali Internal (SPI)
5. Subbagian Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Sistem
Informasi (Subbag. ADAK dan Persin)
ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 7
6. Sub bagian Administrasi Umum, Keuangan, dan Kepegawaian (Subbag.ADUM):
7. Jurusan
8. Prgram Studi
9. Unit Penelitian
10. Unit pengabdian kepada masyarakat
11. Unit Penjaminan Mutu
12. Unit Perpustakaan
13. Unit Laboratorium
14. Unit Perencanaan dan Pengembangan Institusi
15. Unit Informasi dan Teknologi
16. Unit Pemeliharaan dan Perbaikan
17. Unit Layanan Konseling
18. Unit Kerjasama dan Hubungan Masyarakat
19. Unit Layanan Pengadaan

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 8


1. Struktur Organisasi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

DIREKTUR
DEWAN
PENYANTUN SENAT
PUDIR I PUDIR II PUDIR III

SPI

SUB BAGIAN AKADEMIK, KEMAHASISWAAN, SUB BAGIAN ADMINISTRASI UMUM


JURUSAN DAN SISTEM INFORMASI (ADAK) KEUANGAN DAN KEPEGAWAIAN (ADUM)

URUSAN ADMINISTRASI
AKADEMIK
SEKRETARIS JURUSAN
URUSAN ADMINISTRASI
URUSAN ADMINISTRASI UMUM,
KEMAHASISWAAN DAN
ALUMNI

URUSAN PERENCANAAN URUSAN ADMINISTRASI


DAN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN,
PRODI

UNIT UTAMA : UNIT PENUNJANG:


URUSAN ADMINISTRASI
1. UNIT PENELITIAN, KEUANGAN,
1. UNIT PERENCANAAN DAN
2. UNIT PENGABDIAN KEPADA
PENGEMBANGAN INSTITUSI
MASYARAKAT
2. UNIT KOMPUTER/TEKNOLOGI
3. UNIT PENJAMIN MUTU
INFORMASI
4. UNIT PERPUSTAKAAN URUSAN ADMINISTRASI
3. UNIT KERJASAMA DAN HUBUNGAN
5. UNIT LABORATORIUM BARANG MILIK NEGARA
MASYARAKAT
(BMN)
4. UNIT LAYANAN KONSELING
5. UNIT LAYANAN PENGADAAN

6. UNIT PEMELIHARAAN DAN URUSAN ADMINISTRASI


AKUNTANSI, EVALUASI DAN
PELAPORAN

KELOMPOK TENAGA FUNGSIONAL

Keterangan :
Garis Koordinasi
Garis Komando

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 9


C. DIREKTUR DAN PEMBANTU DIREKTUR
1. Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya mempunyai tugas memimpin
penyelenggaraan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat,
pembinaan sivitas akademika dan tugas administrasi melalui tatanan organisasi
dengan kebutuhan serta hubungan dengan lingkungannya.
2. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Direktur dibantu oleh 3 (tiga) orang
Pembantu Direktur.
3. Pembantu Direktur Poltekkes Tasikmalaya (selanjutnya disebut Pudir) terdiri atas:
a. Pudir bidang Akademik, selanjutnya disebut Pudir I
b. Pudir bidang Administrasi Umum, Keuangan dan Kepegawaian, selanjutnya
disebut Pudir II dan
c. Pudir bidang kemahasiswaan, selanjutnya disebut Pudir III
4. Pudir I, mempunyai tugas membantu direktur dalam pelaksanaan pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
5. Pudir II, mempunyai tugas membantu direktur dalam pelaksanaan kegiatan di
bidang administrasi umum, keuangan dan kepegawaian
6. Pudir III, mempunyai tugas membantu direktur dalam pelaksanaan kegiatan di
bidang pembinaan layanan mahasiswa dan alumni, serta melakukan kerjasama
dengan pihak lain di luar kegiatan yang terstruktur dalam kurikulum
7. Direktur menyampaikan laporan pertanggung jawaban tahunan pada bulan
Januari minggu ke empat di tahun berikutnya
8. Pudir menyampaikan laporan pertanggung jawaban tahunan pada bulan Januari
minggu ke dua ditahun berikutnya

D. SENAT POLTEKKES
1. Senat Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya merupakan badan normatif dan
perwakilan tertinggi di lingkungan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
2. Senat Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan
3. Senat Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya terdiri atas :
a. Ketua Senat merangkap anggota
b. Sekretaris Senat merangkap anggota, dan
c. Anggota Senat
4. Ketua Senat Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dijabat oleh Direktur

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 10


5. Sekretaris Senat berasal dari dan dipilih oleh Anggota Senat
6. Anggota terdiri dari : Pembantu Direktur, Ketua Jurusan, Perwakilan Dosen, dan
Perwakilan Pejabat Struktural dari Badan PPSDM Kesehatan (ex officio)
7. Dalam melaksanakan tugasnya Senat dilengkapi dengan sekretariat yang dipimpin
oleh Sekretaris Senat
8. Tugas pokok Senat Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya :
a. Memberi pertimbangan kebijakan akademik dan pengembangan Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya sesuai peraturan perundang-undangan
b. Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan pengembangan
kecakapan serta kepribadian sivitas akademika sesuai peraturan perundang-
undangan
c. Merumuskan, menetapkan norma dan tolok ukur penyelenggaraan Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya
d. Memberi pertimbangan dan melakukan pengawasan terhadap direktur dalam
pelaksanaan otonomi perguruan tinggi bidang akademik
e. Menetapkan peraturan pelaksanaan kebebasan mimbar akademik, dan
otonomi keilmuan pada poltekkes Kemenkes
f. Memberikan pertimbangan kepada Direktur Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya berkenaan dengan Dosen yang dicalonkan memangku jabatan
akademik diatas Lektor
g. Mengusulkan kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan berkenaan dengan
calon-calon yang telah dipilih oleh Senat untuk diangkat menjadi Direktur
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
h. Memberikan pertimbangan kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan
berkenaan dengan pemberhentian Direktur atau Pembantu Direktur Poltekkes
Kemenkes karena berakhirnya masa jabatan atau karena alasan lain
i. Menegakkan norma dankode etik yang berlaku bagi Civitas Akademika
9. Senat melaksanakan rapat sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun, di luar
sidang upacara Dies Natalis dan Wisuda
10. Rapat Senat dinyatakan sah, apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ N + 1
(separuh ditambah satu) dari jumlah anggota senat
11. Tata cara pengambilan keputusan dalam rapat-rapat Senat diatur dalam Statuta
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 11


12. Keputusan rapat Senat didasarkan atas musyawarah untuk mencapai mufakat dan
apabila tidak tercapai mufakat, maka keputusan didasarkan pada suara terbanyak
dari anggota yang hadir

E. SATUAN PENGENDALIAN INTERNAL DAN UNIT PENGENDALI


GRATIFIKASI
1. Satuan Pengendali Internal adalah pendayagunaan semua sumber daya institusi
untuk meningkatkan, mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi berbagai
aktivitas dengan tujuan untuk memastikan bahwa tujuan institusi tercapai.
2. Satuan Pengendalian Internal (SPI) Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya
merupakan organ Poltekkes yang menjalankan fungsi Pengendalian bidang
akademik dan non akademik untuk dan atas nama Direktur
3. Ruang lingkup non akademik meliputi bidang keuangan, bidang asset dan dasar
hasil Pengendalian Internalmik kepada Direktur atasbidang kepegawaian (SDM)
4. Tugas Pokok SPI adalah :
a. Menetapkan kebijakan Pengendalian Internal Bidang Akademik dan non
akademik
b. Melaksanakan Pengendalian internal terhadap pengelolaan pendidikan bidang
akademik dan non akademik
c. Mengambil kesimpulan atas hasil pengendalian internal
d. Melaporkan hasil pengendalian internal kepada Direktur
e. Mengajukan saran dan atau pertimbangan mengenai perbaikan pengelolaan
kegiatan non akademik

2. Struktur Organisai Satuan Pengendalian Internal (SPI)

SATUAN PENGENDALIAN INTERNAL

SEKRETARIS

KEUANGAN ASSET SUMBER DAYA MANUSIA

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 12


F. SUBBAGIAN ADMINISTRASI AKADEMIK, KEMAHASISWAAN, DAN
SISTEM INFORMASI
1. Subbagian Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Sistem Informasi adalah
unsur pembantu pimpinan di bidang akademik, kemahasiswaan, dan sistem informasi
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.Secara teknis
fungsional urusan akademik dan informasi dibina oleh Pudir I, dan urusan
Kemahasiswaan dibina oleh Pudir III.
2. Subbagian Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Sistem Informasi, terdiri
atas :
a. Urusan Administrasi Akademik mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
administrasi pendidikan.
b. Urusan Administrasi Kemahasiswaan mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan administrasi pembinaan kemahasiswaan, layanan mahasiswa dan
alumni, serta melakukan kerjasama dengan pihak lain di luar kegiatan yang
terstruktur dalam kurikulum.
c. Urusan Administrasi Sistem Informasi mempunyai tugas mengkoordinir
kegiatan sistem Informasi institusi pendidikan.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 13


3. Struktur Organisasi ADAK

PUDIR I PUDIR II PUDIR III

Ka. SUBBAG
ADAK

Urusan Urusan Urusan


Administrasi Akademik Sistem Informasi Administrasi
Kemahasiswaan

Pengadministrasi

G. SUBBAGIAN ADMINISTRASI UMUM, KEUANGAN DAN KEPEGAWAIAN


1. Subbagian Administrasi Umum, keuangan dan Kepegawaian adalah unsure
pembantu pimpinan di bidang umum, keuangan, Barang Milik Negara (BMN) dan
kepegawaian yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Direktur, secara teknis fungsional dibina oleh Pudir II
2. Subbagian Administrasi Umum, Keuangan, dan Kepegawaian, terdiri atas ;
a. Urusan umum mempunyai tugas melakukan perencanaan dan melaksanakan
kegiatan surat menyurat, kearsipan, dan kerumah tanggaan ;
b. Urusan keuangan mempunyai tugas melakukan perencanaan dan
melaksanakan kegiatan keuangan
c. Urusan BMN mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan BMN
d. Urusan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan perencanaan dan
melaksanakan kegiatan kepegawaian; dan
e. Urusan Administrasi Akutansi Evaluasi dan Pelaporan.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 14


4. Struktur organisasi Adum

PUDIR I PUDIR II PUDIR III

Ka. SUBBAG Ka. SUBBAG


ADAK ADUM

Urusan Urusan Urusan Urusan Urusan Administrasi


Akuntansi, Evaluasi
Umum Keuangan Kepegawaian BMN dan Pelaporan

H. JURUSAN
1. Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya memiliki 6 (enam) jurusan
2. Jurusan adalah himpunan sumber daya pendukung program studi dalam 1 (satu)
rumpun disiplin ilmu pengetahuan, teknologi atau profesi
3. Jurusan dipimpin oleh Ketua Jurusan (Kajur) yang ditunjuk langsung oleh
Direktur
4. Kajur yang terpilih bersedia untuk ditempatkan/berkedudukan di direktorat atau di
program studi yang dekat dengan kantor direktorat
5. Tugas pokok dan fungsi Ketua Jurusan;
a. Mengelola kegiatan tridarma perguruan tinggi;
b. Mengelola sumber daya jurusan
6. Jurusan, terdiri atas :
a. Ketua Jurusan (Kajur)
b. Sekretaris Jurusan (Sekjur)
c. Ketua Program Studi
d. Sub unit Penjamin Mutu dan Sub. Unit Penelitian dan sub Unit Pengabdian
Masyarakat
e. Kelompok tenaga fungsional
7. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Kajur dibantu oleh Sekjur

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 15


8. Sekjur mempunyai tugas merencanakan dan melaksanakan kegiatan di bidang
umum, keuangan dan kepegawaian
9. Dalam melaksanakan tugasnya, Sekjur bertanggung jawab kepada Kajur
10.Subunit penunjang bertanggung jawab kepada Kajur dan berkoordinasi dengan
Kepala Unit terkait.

5. Struktur Organisasi Jurusan

KAJUR

SEK.JUR

SUB UNT SUBUNT SUB UNT UMUM (pemelh,BMN,


PENELITIAN Pengbs UPM keuangan) KEPEGAWAIAN Keuangan

SUB UNT KERJASAMA


& HUMAS
KA. PRODI KA. PRODI
KA. PRODI

PENGADM.
PENGADM. PENGADM. PENGADM. . PENGADM. PENGADM.
AKADEMIK AKADEMIK
AKADEMIK KEMAHASISWAAN KEMAHASISWAA KEMAHASISWAAN
N

KELOMPOK TENAGA FUNGSIONAL

Garis Komando
Garis Koordinasi

I. PROGRAM STUDI
1. Jurusan dapat mempunyai satu atau beberapa Program Studi ( yang selanjutnya
disebut Prodi) sesuai dengan kebutuhan program/pelayanan/pembangunan
kesehatan
2. Program Studi adalah unsur pelaksana akademik yang menyelenggarakan dan
mengelola jenis pendidikan akademik, vokasi (profesi) dalam sebagain atau satu
bidang keilmuan (Pengertian Prodi mengacu ke PP no. 17 tahun 2010)

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 16


3. Pengelolaan pembelajaran pada poltekkes dapat diselenggarakan melalui program
studi di luar domisili perguruan tinggi. (Domisili Prodi mengacu pasal 89 PP No.
17 Tahun 2010)
4. Penyelenggaraan Prodi di luar domisili dilaksanakan dengan prinsip akuntabilitas
publik Poltekkes dengan mutu setara dengan prodi yang sama di domisili
Poltekkes tersebut. (Pasal 2 Permendiknas No. 30 Tahun 2009).
5. Prodi dipimpin oleh Ka.Prodi yang ditetapkan oleh Direktur atas usulan Kajur dan
bertanggung jawab kepada Kajur. Jurusan yang hanya memiliki 1 Prodi, maka
tugas Ka. Prodi dilaksanakan oleh Kajur.
6. Penyelenggaraan prodi di luar domisili Direktorat Poltekkes dipimpin seorang
Kaprodi dibantu oleh sekertaris (sesuai kebutuhan)
7. Tugas Pokok dan Fungsi:
a. Ketua Prodi mempunyai tugas membuat rencana dan memantau proses
pelaksanaan pendidikan;
b. Ketua prodi mempunyai tugas melaksanakan dan memantau proses
pendidikan/ proses belajar mengajar (PBM), kemahasiswaan, dan
pemberdayaan sumberdaya lainnya;
c. Ketua prodi secara teknis fungsional dan secara teknis administrative
bertanggung jawab kepada Kajur.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 17


6. STRUKTUR ORGANISASI PRODI

KAPRODI

Pengadm AKADEMIK Pengadm


KEMAHASISWAAN

KELOMPOK TENAGA FUNGSIONAL


PENDIDIK

= Garis Komando
= Garis Koordinasi

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 18


7. STRUKTUR ORGANISASI PRODI DILUAR TASIKMALAYA

Ka. PRODI

Sek.PRODI

Ka.SUB Unt
Kerjasama Ka.Sub Unt.
Ka.SUB Unt Ka.SUB Unt.
dan Humas
UPM Penelitian Pengmasy

PengadmKEMAHASISWAAN Pengadm Pengadm Pengadm Pengadm


AKADEMIK UMUM KEUANGAN/BPP KEPEGAWAIAN

Ka sub unit perpus dan lab


KELOMPOK
KA. TENAGA FUNGSIONAL
KA.SUBUNIT
SUBUNITPENUNJANG
PENUNJANG

Ket.
= Garis Komando
= Garis Koordinasi

J. TENAGA FUNGSIONAL
1. Tenaga fungsional adalah tenaga yang diangkat atau bekerja dalam jabatan
fungsional sesuai dengan bidang teknis fungsionalnya;
2. Kelompok tenaga fungsional adalah suatu kesatuan tenaga fungsional yang
dikelompokkan sesuai dengan bidang teknisnya
3. Tenaga fungsional di lingkungan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya meliputi
tenaga pendidik dan kependidikan
4. Kelompok tenaga fungsional pendidik terdiri dari Dosen tetap, tidak tetap, dosen
tamu dan dosen Pakar
5. Kelompok tenaga fungsional kependidikan adalah tenaga-tenaga yang diangkat
atau bekerja dalam jabatan fungsional yang kenaikan pangkatnya berdasarkan
angka kredit sesuai dengan bidang keahliannya, yang terdiri dari tenaga fungsional
penunjang akademik dan tenaga fungsional administrasi
6. Tenaga fungsional penunjang akademik adalah seseorang yang berdasarkan
pendidikan dan keahliannya diangkat oleh penyelenggara pendidikan sesuai

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 19


dengan peraturan yang berlaku, dengan tugas utama menunjang kegiatan
akademik pada Poltekkes Kemenkes Tasikmalayaantara lain :
a. Kelompok tenaga fungsional penunjang akademik antara lain Pustakawan,
teknisi, Pranata Komputer dan laboratorium, dan
b. Kelompok tenaga fungsional teknisi pada masing-masing unit penunjang
terdiri atas sejumlah teknisi dalam jabatan fungsional sesuai dengan
pengelompokkan bidang teknisnya
7. Tenaga fungsional administrasi adalah tenaga yang diangkat atau bekerja dalam
jabatan fungsional bidang administrasi antara lain : tenaga fungsional Analis
Kepegawaian, Administrasi Keuangan, Arsiparis, Perencanaan, dan Operator
Komputer
8. Setiap kelompok tenaga fungsional dipimpin oleh seorang ketua kelompok
fungsional yang bertanggung jawab langsung kepada Kajur

K. UNIT PENELITIAN
1. Unit Penelitian adalah unsur pelaksana sebagian tugas Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya di bidang penelitian terapan yang berada di bawah Direktur
2. Unit Penelitian dipimpin oleh seorang Kepala yang ditunjuk oleh Direktur dan
bertanggung jawab kepada Direktur serta secara teknis fungsional dibina oleh
Pudir I.
3. Unit Penelitian mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan penelitian terapan;
4. Unit Penelitian mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan penelitian terapan;
b. Pengamalan ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Peningkatan relevansi program Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya sesuai
dengan kebutuhan masyarakat;
d. Menjallin kerjasama antar Perguruan Tinggi dan/atau badan lainnya baik di
dalam maupun di luar Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dalam rangka
penelitian.
e. Publikasi hasil penelitian.
f. Mengkoordinir komisi etik;
g. Melakukan koordinasi diantara Subunit Pemelitian di masing-masing jurusan.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 20


8. STRUKTUR ORGANISASI UNIT PENELITIAN

Ka. Unit
Penelitian

PJ Penelit PJ Publikasi dan Jurnal


SUB. Unit
Penelit

= Garis Komando
= Garis Koordinasi

L. UNIT PENGABDIAN MASYARAKAT


1. Unit Pengabdian kepada Masyarakat adalah unsur pelaksana sebagian tugas
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya di bidang pengabdian kepada masyarakat yang
berada di bawah Direktur.
2. Unit Pengabdian kepada Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala yang ditunjuk
oleh Direktur dan bertanggung jawab kepada Direktur serta secara teknis
fungsional dibina oleh Pudir I.
3. Unit Pengabdian kepada Masyarakat mempunyai tugas menyelenggarakan
kegiatan pengabdian masyarakat kepada masyarakat.
4. Unit Pengabdian kepada Masyarakat mempunyai fungsi .
a. Melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat.
b. Pengamalan ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Peningkatan relevansi program Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
d. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam pembangunan
e. Menjallin kerjasama antar Perguruan Tinggi dan/atau badan lainnya baik di
dalam maupun di luar Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dalam rangka
pengabdian masyarakat.
f. Publikasi hasil pengabdian kepada masyarakat.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 21


g. Melakukan koordinasi diantara Subunit Pengabdian kepada Masyarakat di
masing-masing jurusan.

9. STRUKTUR ORGANISASI PENGABDIAN MASYARAKAT

Ka. Unit
Pengmasy

PJ Pegabmas PJ. Pengabmas Jurusan


SUB. Unit Institusi
Pengmasy

= Garis Komando
= Garis Koordinasi

M. UNIT PENJAMINAN MUTU


1. Unit Penjaminan mutu adalah unsur pelaksana di bidang penjaminan mutu yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur
2. Unit Penjaminan Mutu dipimpin oleh seorang Kepala yang ditetapkan oleh
Direktur dan secara tekinis fungsional dibina oleh Pudir I;
3. Unit Penjaminan Mutu mempunyai tugas melakukan penjaminan mutu pendidikan
secara bertahap, sistematis dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu
yang memiliki target dalam kerangka waktu yang jelas;
4. Unit Penjaminan Mutu mempunyai fungsi :
a. Perencanaan dan pelaksanaan system penjaminan mutu internal secara
keseluruhan di Poltekkes KemenkesTasikmalaya
b. Penyusunan perangkat dokumen (kebijakan mutu, manual mutu, dan standar
mutu) yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan system penjaminan mutu
c. Pengembangan system informasi penjaminan mutu
d. Pelaksanaan monitoring system penjaminan mutu
e. Pelaksanaan audit mutu akademik internal dan evaluasi pelaksanaan system
penjaminan mutu;

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 22


f. Penyusunan laporan secara berkala pelaksanaan system penjaminan mutu
internal; dan
g. Melakukan koordinasi dengan Subunit Penjaminan Mutu di masing-masing
jurusan
5. Setiap jurusan membentuk Sub Unit Penjaminan Mutu sesuai kebutuhan
6. Struktur Organisasi UPM

10. STRUKTUR ORGANISASI UNIT PENJAMINAN MUTU

Ka. UPM

PENGADMIN PENGENDALI
ISTRASI DOKUMEN

AUDIT INTERNAL AUDIT PENGEMBANG


EKSTERNAL AN SPMI

KA SUB UPM

= Garis Komando
= Garis Koordinasi

N. UNIT PERPUSTAKAAN
1. Unit Perpustakaan adalah unit penunjang teknis di bidang perpustakaan yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur, secara teknis
fungsional dibina oleh Pudir III
2. Unit Perpustakaan dipimpin oleh seorang Kepala yang ditetapkan oleh Direktur
atas usulan Pudir III, dengan kualifikasi minimal Ahli Madya Perpustakaan di
lingkungan Unit Perpustakaan
3. Unit Perpustakaan mempunyai tugas memberikan layanan bahan pustaka untuk
keperluan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 23


4. Unit Perpustakaan mempunyai fungsi ;
a. Penyediaan dan pengelolaan bahan pustaka;
b. Pemberian layanan dan pendayagunaan bahan pustaka
c. Pemeliharaan bahan pustaka;
d. Pengembangan perpustakaan
e. Pelaksanaan urusan tata usaha perpustakaan; dan
f. Melakukan koordinasi dengan Sub Unit Perpustakaan di masing-masing
jurusan
5. Setiap jurusan membentuk Subunit Perpustakaan sesuai kebutuhan
6. Struktur Organisasi Perpustakaan

11. STRUKTUR ORGANISASI UNIT PERPUSTAKAAN

Ka. UNIT
PERPUSTAKAAN

SUB.UNIT

LAYANAN TATA USAHA

TENAGA FUNGSIONAL

= Garis Komando
= Garis Koordinasi

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 24


O. UNIT LABORATORIUM
1. Unit Laboratorium adalah unit penunjang di bidang laboratorium dari salah satu
atau sebagian cabang ilmu tertentu sesuai dengan keperluan jurusan (Lab bahasa,
Lab klinik gigi, Lab Computer, Lab klinik terpadu, Lab Farmasi, Lab Pikes, Lab
Biomedik, Lab Gizi, Lab Mikro). Unit ini berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Direktur dan secara teknis fungsional sehari-hari dibina oleh
Pudir I;
2. Unit Laboratorium dipimpin oleh seorang Kepala yang ditetapkan oleh direktur
atas usulan Pudir I sesuai dengan ketentuan yang berlaku
3. Unit Laboratorium mempunyai tugas memberikan layanan bahan dan peralatan
laboratorium untuk keperluan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat;
4. Unit Laboratorium mempunyai fungsi :
a. Perencanaan, penyediaan dan pengelolaan bahan laboratorium
b. Pemberian layanan dan pendayagunaan bahan dan peralatan laboratorium;
c. Pemeliharaan bahan dan peralatan laboratorium
d. Pelaksanaan urusan tata usaha laboratorium
e. Pengembangan laboratorium; dan
f. Melakukan koordinasi dengan Subunit Laboratorium di masing-masing
jurusan
5. Setiap jurusan membentuk Subunit Laboratorium sesuai kebutuhan.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 25


12. STRUKTUR ORGANSASI UNIT LABORATORIUM

KA.UNIT LAB TERPADU

ADMINISTRASI UMUM
LABORATORIUM TERPADU

KA. SUB UNIT LAB KA. UNIT LAB TERPADU


TERPADU CIREBON
TASIKMALAYA

PJ. LAB PRAMU KORDINATOR LAB KORDINATOR LAB KORDINATOR PJ. LAB
INSTRUKTUR/ PJ. LAB
BAHASA BERSIH PRODI PIKES PRODI LAB PRODI KOMPUTER
PRANATA KOMPUTER
LABORATORIUM KEPERAWATAN KEBIDANAN

KORDINATOR LAB
KORDINATOR KORDINATOR LAB
PRODI
LAB PRODI PRODI GIZI
KEPERAWATAN
KEBIDANAN

KORDINATOR LAB KORDINATOR LAB KORDINATOR LAB


PRODI PRODI PIKES PRODI FARMASI
KEPERAWATAN GIGI

13. STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM POLTEKKES KEMENKES


TASIKMALAYA
PRODI KEPERAWATAN TASIKMALAYA

KA.UNIT LAB TERPADU

KOORDINATOR LAB PRODI


KEPERAWATAN

PJ.LAB PJ. LAB PJ. LAB PJ. KEPERAWATAN PJ. LAB PJ. LAB
KEBUTUHAN MATERNITAS KEPERAWATAN JIWA KEPERAWATAN KEPERAWATAN
DASAR MEDIKAL BEDAH ANAK KOMUNITAS
MANUSIA
(KDM)

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 26


14. STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM POLTEKKES KEMENKES
TASIKMALAYA
PRODI KEBIDANAN TASIKMALAYA

KA.UNIT LAB TERPADU

KOORDINATOR LAB PRODI


KEBIDANAN

PJ.LAB PJ. LAB PJ. LAB KEBIDANAN PJ. KEBIDNAN PNC PJ. LAB PJ. LAB KEBIDNAAN
KEBIDANAN KDK KEBIDANAN ANC INC KEBIDANAN NBBL KB/KESPRO

15. STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM POLTEKKES KEMENKES


TASIKMALAYA
PRODI KEPERAWATAN GIGI TASIKMALAYA

KA.UNIT LAB TERPADU

KOORDINATOR LAB PRODI


KEPERAWATAN GIGI

PJ.LAB KLINIK PJ. LAB HISTO DAN PJ. ANATOMI PJ. BAHASA INGGRIS
MIKROBIOLOGI FISIOLOGI

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 27


16. STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM POLTEKKES KEMENKES
TASIKMALAYA
PRODI FARMASI TASI
KA.UNIT LAB TERPADU

KOORDINATOR LAB PRODI


FARMASI

PJ.LAB FARMASI PJ. LAB PJ. LAB PJ. KIMIA PJ. PJ. LAB FARMASI
INDUSTRI FARMASETIKA FARMAKOGNOSIS MIKROBIOLOGI FISIKA
STERIL

17. STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM POLTEKKES KEMENKES


TASIKMALAYA
PRODI FARMASI TASIKMALAYA

KA.UNIT LAB TERPADU

KOORDINATOR LAB PRODI GIZI

PJ. LAB PENELITIAN


PJ.LAB PENDIDIKAN DAN KONSULTASI PJ. LAB KULINER STATUS GIZI (PSG)
PJ. LAB PENILAIAN PJ. LAB MIKROBIOLOGI
GIZI PJ. LAB STATUS GIZI (PSG) PANGAN
MANAJEMEN PJ. LAB KIMIA PANGAN
PENYELENGARAA
PJ. LAB KIMIA PANGAN
PJ. LAB KULINER N MAKANAN
INSTITUSI (MSMPI
PJ LAB ILMU BAHAN MAKANAN DAN
TEKNOLOGI PANGAN
ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 28
P. UNIT PENUNJANG
Unit Penunjang adalah unit yang secara teknis fungsional diperlukan sebagai unsur
penunjang terselenggaranya kegiatan akademik. Unit Penunjang di lingkungan
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya meliputi UPM, UPPM, Unit Laboratorium, Unit
Perpustakaan, dan unit penunjang lainn seperti : Unit Perencanaan dan
Pengembangan Institusi, Unit Informasi dan Teknologi Unit Pemeliharaan dan
Perbaikan, Unit Asrama, Unit Kerjasama dan Unit Perencanaan dan Pengembangan
Institusi.

1. UNIT PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTITUSI


Unit Perencanaan Dan Pengembangan Institusim enyelenggarakan dan
mengkoordinasikan kegiatan bidang perencanaan anggaran dan
pengembangan institusi. Unit Perencanaan Dan Pengembangan Institusi berada
dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur. Secara teknis fungsional
dibina oleh Pudir yang terkait (I, II, III)
a. Perencanaan Dan Pengembangan Institusi dipimpin oleh Kepala yang ditetapkan
oleh Direktur atas usulan Pudir terkait di antara tenaga di Lingkungan Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya
b. Perencanaan Dan Pengembangan Institusi mempunyai fungsi:
1) Menyusun rencana dan program kerja Unit Perencanaan dan Pengembangan.
2) Menghimpun, menyusun dan menelaah rencana kerja dan anggaran seluruh
unit kerja dilingkungan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
3) Menyusun dan membahas Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Penetapan
kinerja (PK) dan Rencana Kerja Tahunan (Renja/RKT);
4) Menyiapkan, menyusun dan membahas Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembaga (RKA-KL) berdasarkan Pagu Indikatif, Pagu
Sementara dan Pagu Defenitif
5) Menyusun dan membahas usulan revisi kegiatan dan anggaran serta
penyiapan bahan usulan APBNP

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 29


6) Mengkoordinasikan kegiatan perencanaan dan pengembangan program pada
setiap unit kerja.
7) Mempersiapkan penyusunan rencana kerja dan pengembangan institus

18. STRUKTUR ORGANIASI UNIT PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN


INSTITUSI

Ka.UNIT PERENCANAAN DAN


PENGEMBANGAN INSTITUSI

UNIT-UNIT KERJA

PERENCANAAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN


ANGGARAN PROGRAM INSTITUSI

= Garis Komando
= Garis Koordinasi

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 30


2. Unit Informasi dan Teknologi
Unit Komputer/Teknologi Informasi adalah unit penunjang teknis di bidang
pengolahan data dan informasi yang berada di bawah dan bertanggungjawab
langsung kepada Direktur. Secara teknis fungsional dibina oleh Pudir I.
a. Unit Informasi dan Teknologi dipimpin oleh Kepala yang ditetapkan oleh
Direktur atas usulan Pudir I di antara tenaga fungsional teknisi komputer,
pranata komputer dan operator komputer di lingkungan Unit Komputer;
b. Unit Informasi dan Teknologi mempunyai tugas mengumpulkan, mengolah,
menyajikan dan menyimpan data dan Informasi serta memberikan layanan
untuk program-program pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat;
c. Unit Informasi dan Teknologi mempunyai fungsi:
1). Pengumpulan dan pengolahan data dan informasi;
2). Penyajian dan penyimpanan data dan informasi;
3). Pemberian layanan dan pendayagunaan komputer;
4). Pengembangan teknologi informasi;
5). Pelaksanaan urusan tata usaha Unit Komputer;
6). Melakukan koordinasi dengan Sub Unit Komputer di masing-masing
jurusan.
d. Setiap jurusan membentuk sub Unit Informasi dan Teknologi Sesuai
kebutuhan

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 31


19. STRUKTUR ORGANISASI UNIT INFORMASI TEKNOLOGI

Ka. UNIT IT

PENGEMB PUSAT LAYANAN PENGELOLA TEKNISI


SOFTWARE DATA COSTUMER JARINGAN

= Garis Komando
= Garis Koordinasi

3. Unit Pemeliharaan dan Perbaikan


Unit Pemeliharaan dan Perbaikan adalah unit penunjang teknis di bidang
pemeliharaan dan perbaikan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Direktur. Secara teknis-fungsional dibina oleh Pudir II .
a. Unit Pemeliharaan dan Perbaikan dipimpin oleh Kepala yang ditetapkan oleh
Direktur atas usulan Pudir II, diantara teknisi di lingkungan Unit Pemeliharaan
dan Perbaikan;
b. Unit Pemeliharaan dan Perbaikan mempunyai tugas melaksanakan
pemeliharaan dan perbaikan terhadap sarana penunjang di lingkungan
Poltekkes Kemenkes;
c. Unit pemeliharaan dan Perbaikan mempunyai fungsi:
1). Pelaksanaan perbaikan sarana;
2). Pelaksanaan pemeliharaan sarana;
3). Pengembangan pemeliharaan dan perbaikan;
4). Pelaksanaan layanan perbaikan dan pemeliharaan sarana;
5). Pelaksanaan urusan tata usaha Unit Pemeliharaan dan Perbaikan;
6). Melakukan koordinasi dengan Sub Unit Pemeliharaan dan Perbaikan di
masing-masing jurusan.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 32


d. Setiap jurusan membentuk sub unit Pemeliharaan dan Perbaikan sesuai
kebutuhan.

e. Struktur Organisasi Unit Pemeliharaan dan Perbaikan

20. STRUKTUR ORGANISASI UNIT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN

Ka. UNIT PEMELIHARAAN DAN


PERBAIKAN

PJ.PEMELIHARAAN PJ.PERBAIKAN

TENAGA TEKNISI

= Garis Komando
= Garis Koordinasi

4. Unit layanan Konseling


a. Unit layanan Konseling adalah unit pelaksana teknis dibidang bimbingan dan
konseling mahasiswa pada aspek perkembangan potensi dan karir serta aspek
psikologis
b. Unit layanan konseling secara struktural dan fungsional dibina oleh Pudir III.
c. Unit Layanan Konseling dipimpin oleh Kepala Unit yang ditetapkan oleh
Direktur atas usulan Pudir III
d. Unit Layanan Konseling mempunyai tugas memberikan pelayanan bimbingan
dan konseling perkembangan potensi dan karir serta psiklogis bagi mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.
e. Unit layanan konseling mempunyai Fungsi :

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 33


1. Preventif, melakukan upaya untuk meminimalisir permasalahan yang dapat
menghambat kelancaran proses studi mahasiswa
2. Development, Melakukan upaya untuk mengembangkan
potensi/karakteristik dan karir
3. Kuratif, membantu mahasiswa yang mengalami masalah psikologis/psiko-
sosial (bersifat kasuistik dan individual)

21. STRUKTUR ORGANISASI UNIT LAYANAN KONSELING

Ka. Unit Layanan


Konseling

Pengadministrasian

Layanan Layanan Konseling


Pengembangan Psikologis
Potensi dan Karir

5. Unit Kerjasama dan Hubungan Masyarakat


Unit Kerjasama adalah unit pelaksana dalam pelayanan kepada masyarakat,
Poltekkes Tasikmalaya melaksanakan hubungan secara lintas sektoral yang
berhubungan dengan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
a. Unit Kerjasama dipimpin oleh Kepala yang ditetapkan diantara staf di
lingkungan Unit Kerjasama oleh Direktur atas usulan Pudir terkait (I, II, III);
b. Unit Kerjasama mempunyai tugas memberikan pelayanan kerjasama lintas
sektoral dalam kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi,

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 34


22. STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJASAMA DAN HUBUNGAN
MASYARAKAT

Ka.UNIT KERJA SAMA DAN


HUMAS

Ka.Sub.Bag.Adum Ka. Sub.Bag. Adak Ka.JURUSAN

BID.AKADEMIK BID. NON AKADEMIK


= Garis Komando
= Garis Koordinasi

5. Unit Layanan Pengadaan


Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasi
pemerintah yang berfungsi melaksanakan pengadaan barang/ jasa di Kementerian/
Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Institusi lainya yang bersifat permanen.
Unit layanan pengadaan dipimpin oleh Kepala Unit yang ditetapkan oleh direktur
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.
Unit Layanan Pengadaan mempunyai fungsi
1) Menyusun draf rencana pemilihan penyedia Barang/Jasa
2) Menyusun draft dokumen pengadaan
3) Menetapkan besaran nominal jaminan penawaran
4) Mengumumkan pelaksanaan pengadaan di website Kementerian dan
papan pengumuman resmi untuk masyarakat, serta menyampaikan ke
Layanan Pengadaan Barang/ Jasa secara Elektronik (LPSE) untuk
diumumkan dalam portal pengadaan Nasional.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 35


5) Menilai Kualifikasi penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi atau
pascakualifikasi.
6) Melakukan evaluasi administrasi, teknis, dan harga terhadap penawaran
yang masuk.
7) Menyusun draft laporan pertangungjawaban atas pelaksanaan kegiatan
Pengadaan kepada Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran
(PA/KPA)

Ka. Unit Layanan Pengadaan

Sekretaris

Pokja Kontruksi Pokja Konsultasi Pokja Barang

6. Unit Penunjang Lainnya


a. Unit penunjang lainnya dapat dibentuk sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Pembentukan Unit Penunjang lainnya ditetapkan oleh Direktur.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 36


BAB III

TATALAKSANA

A. HUBUNGAN KERJA
1. HUBUNGAN KERJA EKSTENAL
a. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dengan Kepala
Badan PPSDMK adalah hubungan hirarkis dalam pembinaan administrasi;
b. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dengan Sekretaris
Badan PPSDMK adalah hubungan koordinasi di bidang layanan teknis
administrasi;
c. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dengan Kepala
Pusdiklat Nakes adalah hubungan koordinasi teknis fungsional di bidang
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan;
d. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dengan Kepala
Pusdiklat Aparatur adalah hubungan koordinasi teknis fungsional di bidang
pendidikan dan pelatihan;
e. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dengan Kepala
Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan adalah hubungan
koordinasi teknis fungsional di bidang perencanaan dan pendayagunaan tenaga
kesehatan, pemberdayaan profesi dan tenaga kesehatan Luar Negeri;
f. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalayadengan Kepala
Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan
adalah hubungan koordinasi teknis fungsional di bidang standardisasi,
sertifikasi, dan registrasi sumber daya manusia kesehatan;
g. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalayadengan Kepala
Dinas Kesehatan (Dinkes) Propinsi adalah hubungan koordinasi lintas program
di bidang pelaksanaan program Tridarma Perguruan Tinggi;
h. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dengan
Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi adalah hubungan pembinaan di
bidang pelaksanaan akademis;
i. Hubungan lintas program koordinasi dengan Badan Litbangkes, institusi
pendidikan dan hubungan lintas sektor koordinasi dengan organisasi profesi
dalam hal pelaksanaan penelitian, pengembangan dan pengabdian masyarakat;
ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 37
j. Hubungan koordinasi dengan program-program terkait di tingkat
Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.

2. HUBUNGAN KERJA INTERNAL


a. Langkah-langkah penyusunan Tata Hubungan Kerja Internal
1) Menginventarisasi tugas-tugas yang cenderung tumpang tindih atau benar-
benar memerlukan pengaturan kerja sama;
2) Menetapkan unit kerja yang menjadi pelaksana utama (focal point) dari
masing-masing tugas;
3) Menetapkan para unit-unit terkait dalam pelaksanaan tugas tersebut;
4) Menetapkan kegiatan yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan masing-
masing tugas sesuai dengan peran masing-masing unit.

b. Peran dalam tata hubungan kerja


Peran dalam tata hubungan kerja menggambarkan fungsi-fungsi yang terjadi
akibat pelaksanaan suatu kegiatan serta unit kerja yang menerima atau mengambil
peran tersebut.
1) Pelaku utama (focal pont) sebagai penggerak karena tugas yang bersangkutan
merupakan tugas unit kerja tersebut;
2) Pemberi informasi (informing), sebagai pemberi data/ informasi, yaitu fakta
yang ada tanpa ditambah dengan saran atau pertimbangan-pertimbangan;
3) Pemberi rekomendasi (recommending), sebagai pemberi usul pertimbangan
atau saran-saran sebagai bahan pengambilan keputusan;
4) Tempat berkonsultasi (consulting), sebagai pemberi verifikasi, Seksi dan
mitra untuk mematangkan pertimbangan bila diperlukan;
5) Pemberi dukungan ( supporting), sebagai penyedia sumber daya dan jasa
yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas yang bersangkutan;
6) Koordinator (coordinating), sebagai pengatur keselarasan, kesesuaian,
ketepatan dan efektifitas kerjasama dalam pelaksanaan tugas yang
bersangkutan;
7) Pengambil keputusan (decision making), sebagai pembuat ketetapan akhir
(final) terhadap sesuatu atau sejumlah hal dalam rangka pelaksanaan tugas
yang bersangkutan.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 38


c. Evaluasi Tata Hubungan Kerja
Apabila tugas unit kerja dan atau mekasnime pelaksanaan mengalami perubahan,
maka tata hubungan kerja harus dirubah. Perubahan dapat terjadi pula karena Tata
Hubungan Kerja tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini disebabkan oleh
salah satu atau beberapa pihak yang terlibat tidak berperan dengan benar.Oleh
karena itu, tata hubungan kerja perlu dievaluasi secara berkala apabila kemacetan
terjadi karena satu atau beberapa pihak atau yang terlibat tidak berperan dengan
benar sehingga perlu adanya kerjasama atau mencari jalan keluar yang sebaik-
baiknya.

d. Kegiatan yang memerlukan penataan hubungan kerja


Kegiatan pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya secara fungsional
penekanannya lebih banyak pada kegiatan teknis pelayanan yang bersifat
fungsional dan kegiatan lain yang bersifat umum meliputi kegiatan penunjang
kelancaran pelaksanaan pelayanan berupa manajemen administratif dan
manajemen sumber daya. Disamping itu kegiatan yang bersifat khusus lebih
terarah pada teknis pelayanan yang mengutamakan pedoman/standar pelayanan,
prosedur pelayanan dan pengembangan prosedur tetap
1) Penyusunan Rencana Empat Tahunan Poltekkes;
2) Perencanaan Program;
3) Perencanaan Anggaran;
4) Perencanaan Kebutuhan SDM Poltekkes;
5) Perencanaan Sarana dan Prasarana;
6) Perencanaan Penelitian;
7) Perencanaan Pengabdian Masyarakat;
8) Penjaminan Mutu Poltekkes;
9) Penerapan/Implementasi Kebijakan Penjaminan Mutu Poltekkes;
10) Penatalaksanaan Ijazah (permintaan blanko ijazah);
11) Penatalaksanaan Ijazah (penulisan dan penandatanganan ijazah);
12) Penatalaksanaan Transkip;
13) Penatalaksanaan MoU (lahan Praktek Mahasiswa);
14) Pengelolaan Tugas Belajar di Poltekkes;
15) Pengelolaan Barang Milik Negara berdasarkan SAI dan SABMN;
16) Penyusunan Laporan Kegiatan Poltekkes;

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 39


17) Penyusunan Laporan Eksekutif Empat Tahunan Poltekkes
18) Penyusunan Laporan Akuntabilitas

B. PENYUSUNAN RENCANA EMPAT TAHUNAN POLTEKKES


1. Ka. SubBag ADAK a.n. Pembantu Direktur I Poltekkes Tasikmalaya, meminta
bahan usulan/ masukan rencana empat tahunan kegiatan Poltekkes (focal point);
2. Pudir I, II dan III menginstruksikan kepada Ka. Unit terkait dan Ka.Jurusan; untuk
menyiapkan bahan/masukan rencana empat tahunan kegiatan Poltekkes
(recommending);
3. Ka. SubBag. Ka. Unit, dan Ka. Jurusan menyiapkan bahan/masukan rencana
empat tahunan kegiatan Poltekkes (supporting);
4. Staf SubBag dan Unit, Ka. Prodi dan Staf Jurusan menyampaikan bahan/masukan
rencana empat tahunan kegiatan Poltekkes (informing);
5. Pudir I, II dan III mengkoordinir penyiapan bahan/masukan rencana empat
tahunan kegiatan Poltekkes lingkup SubBag, unit terkait dan Jurusan
(coordinating);
6. Ka. SubBag ADAK menerima dan mengolah bahan/masukan menjadi rancangan
rencana empat tahunan kegiatan Poltekkes (focal point);
7. Para Pudir memverifikasi data rancangan rencana empat tahunan kegiatan
Poltekkes (consulting);
8. Pudir I mengkoordinir pembahasan rancangan rencana empat tahunan kegiatan
Poltekkes (coordinating);
9. Direktur Poltekkes memberikan arahan dan pertimbangan dalam penyusunan
rancangan rencana empat tahunan kegiatan Poltekkes (recommending);
10.Ka. SubBag ADAK menyempurnakan rancangan laporan eksekutif empat tahunan
kegiatan Poltekkes (focal point);
11.Pudir I meneliti kembali rancangan rencana empat tahunan kegiatan Poltekkes
(consulting);
12.Senat Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya menyetujui rancangan rencana empat
tahunan
13.Direktur Poltekkes menetapkan rencana empat tahunan kegiatan Poltekkes untuk
disampaikan kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan (decision making).

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 40


a. Perencanaan Program Tahunan Poltekkes
1) Ka.SubBag ADAK a.n. Pembantu Direktur I Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya, meminta bahan usulan/ masukan perencanaan program tahunan
kegiatan setiap unit kerja pada bulan Januari minggu I untuk tahun berikutnya
(focal point);
2) Pudir I, II dan Pudir III menginstruksikan kepada Ka. SubBag, Ka. Unit
terkait, Ka. Jurusan untuk menyiapkan bahan/masukan perencanaan program
tahunan bulan Januari minggu I untuk tahun berikutnya (recommending);
3) Staf SubBag dan Unit, Ka. Prodi dan Staf Jurusan menyampaikan
bahan/masukan perencanaan program tahunan kepada Unit Kerja yang
bersangkutan bulan Januari minggu I (informing);
4) Ka. SubBag, Ka. Unit, dan Ka. Jurusan menyiapkan bahan/masukan
perencanaan program tahunan bulan Januari minggu II (supporting);
5) Pudir I, II dan Pudir III mengkoordinir penyiapan bahan/masukan
perencanaan program tahunan kegiatan Poltekkes lingkup SubBag, unit
terkait dan Jurusan pada bulan Januari minggu III (coordinating);
6) Ka. SubBag ADAK menerima dan mengolah bahan/masukan menjadi
rancangan perencanaan program tahunan kegiatan Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya pada bulan Januari minggu III dan IV (focal point);
7) Para Pudir memverifikasi data rancangan perencanaan program tahunan
kegiatan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya pada bulan Januari minggu IV
(consulting);
8) Pudir I mengkoordinir pembahasan rancangan perencanaan program tahunan
kegiatan Poltekkes Kemenkes Tasikmalayapada bulan Februari minggu I
(coordinating);
9) Direktur Poltekkes memberikan arahan dan pertimbangan dalam penyusunan
rancangan perencanaan program tahunan kegiatan Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya pada bulan Februari minggu I (recommending);
10) Ka. SubBag ADAK menyempurnakan rancangan laporan eksekutif tahunan
kegiatan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya pada bulan Februari minggu II
(focal point);
11) Pudir I meneliti kembali rancangan perencanaan program tahunan kegiatan
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya pada bulan Februari minggu II
(consulting);

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 41


12) Senat Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya memberikan persetujuan terhadap
rancangan perencanaan program tahunan pada bulan Februari minggu III
13) Direktur Poltekkes menetapkan perencanaan program tahunan kegiatan
Poltekkes untuk disampaikan kepada Kepala Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan pada bulan April – Juni
(decision making).

b. Perencanaan Anggaran Poltekkes


1) Ka.SubBag ADUM a.n. Pembantu Direktur II Poltekkes, meminta bahan
usulan/ masukan perencanaan anggaran tahunan kegiatan Poltekkes pada
bulan Desember untuk 4 tahun anggaran berikutnya (focal point);
2) Pudir I, II dan III menginstruksikan kepada Ka. SubBag dan Ka.Jurusan; Ka.
Uni terkait, untuk menyiapkan bahan/masukan perencanaan anggaran tahunan
kegiatan Poltekkes pada bulan Januari minggu I (recommending);
3) Ka. SubBag, Ka. Unit, dan Ka. Jurusan menyiapkan bahan/masukan
perencanaan anggaran tahunan kegiatan Poltekkes pada bulan Maret minggu I
(supporting);
4) Staf SubBag dan Unit, Ka. Prodi dan Staf Jurusan menyampaikan
bahan/masukan perencanaan anggaran tahunan kegiatan Poltekkes pada bulan
Maret minggu II (informing);
5) Pudir I, II dan III mengkoordinir penyiapan bahan/masukan perencanaan
anggaran tahunan kegiatan Poltekkes lingkup SubBag, Jurusan dan Unit
terkait pada bulan Maret Minggu ke II(coordinating);
6) Ka. SubBag ADUMdan Ka Unit Perencana menerima dan mengolah
bahan/masukan menjadi rancangan perencanaan anggaran tahunan kegiatan
Poltekkes pada bulan Maret minggu II sampai IV(focal point);
7) Para Pudir memverifikasi data rancangan perencanaan anggaran tahunan
kegiatan Poltekkes pada bulan Maret Minggu IV(consulting);
8) Pudir II mengkoordinir pembahasan rancangan perencanaan anggaran
tahunan kegiatan Poltekkes pada bulan April minggu I (coordinating);
9) Direktur Poltekkes memberikan arahan dan pertimbangan dalam penyusunan
rancangan perencanaan anggaran tahunan kegiatan Poltekkes pada bulan
April minggu I (recommending);

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 42


10) Ka. SubBag ADUM dan Tim Perencana menyempurnakan rancangan
laporan eksekutif empat tahunan kegiatan Poltekkes pada bulan April minggu
II(focal point);
11) Pudir II meneliti kembali rancangan perencanaan anggaran tahunan kegiatan
Poltekkes pada bulan April minggu II (consultingDirektur Poltekkes
menetapkan perencanaan anggaran tahunan kegiatan Poltekkes untuk
disampaikan kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan pada bulan April sampai dengan bulan Juni
(decision making).

c. Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Poltekkes


1) Ka.SubBag. ADAK a.n. Pembantu Direktur I Poltekkes Tasikmalaya,
meminta bahan usulan/ masukan perencanaan kebutuhan sumber daya
manusia Poltekkes bulan Januari minggu I (focal point);
2) Pudir II menginstruksikan kepada Ka. SubBag. ADUM dan Ka.Jurusan; Pudir
III menginstruksikan kepada Ka. SubBag. ADAK, Ka. Unit, Ka. Jurusan
untuk menyiapkan bahan/masukan perencanaan kebutuhan sumber daya
manusia Poltekkes pada bulan Januari minggu I (recommending);
3) Ka. SubBag., Ka. Unit, dan Ka. Jurusan menyiapkan bahan/masukan
perencanaan kebutuhan sumber daya manusia Poltekkes pada bulan Januari
minggu I (supporting);
4) Staf SubBag dan Unit, Ka. Prodi dan Staf Jurusan menyampaikan
bahan/masukan perencanaan kebutuhan sumber daya manusia Poltekkes pada
bulan Januari minggu II (informing);
5) Pudir II mengkoordinir penyiapan bahan/masukan perencanaan kebutuhan
sumber daya manusia Poltekkes lingkup SubBag ADUM dan Jurusan; Pudir
III mengkoordinir lingkup SubBag ADAK, Unit dan Jurusan pada bulan
Januari minggu II (coordinating);
6) Ka. SubBag ADAK menerima dan mengolah bahan/masukan menjadi
rancangan perencanaan kebutuhan sumber daya manusia Poltekkes pada
bulan Januari minggu III – IV (focal point);
7) Para Pudir memverifikasi data rancangan perencanaan kebutuhan sumber
daya manusia Poltekkes pada bulan Januari minggu IV (consulting);

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 43


8) Pudir I mengkoordinir pembahasan rancangan perencanaan kebutuhan
sumber daya manusia Poltekkes pada bulan Februari minggu I
(coordinating);
9) Direktur Poltekkes memberikan arahan dan pertimbangan dalam penyusunan
rancangan perencanaan kebutuhan sumber daya manusia Poltekkespada bulan
Februari minggu I (recommending);
10) Ka. SubBag ADAK menyempurnakan rancangan laporan eksekutif empat
tahunan Poltekkes pada bulan Februari minggu II (focal point);
11) Pudir I meneliti kembali rancangan perencanaan kebutuhan sumber daya
manusia Poltekkes pada bulan Februari minggu II (consulting);
12) Direktur Poltekkes menetapkan perencanaan kebutuhan sumber daya manusia
Poltekkes untuk disampaikan kepada Kepala Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan pada bulan April sampai
dengan bulan Juni (decision making).

d. Perencanaan Sarana dan Prasarana Poltekkes


1) Ka.SubBag ADAK a.n. Pembantu Direktur I Poltekkes, meminta bahan
usulan/ masukan perencanaan sarana dan prasarana Poltekkes pada bulan
Januari minggu I untuk tahun berikutnya (focal point);
2) Pudir II menginstruksikan kepada Ka. SubBag ADUM dan Ka.Jurusan; Pudir
III menginstruksikan kepada Ka. SubBag ADAK, Ka. Unit, Ka. Jurusan
untuk menyiapkan bahan/masukan perencanaan sarana dan prasarana
Poltekkes padabulan Januari minggu I untuk tahun berikutnya
(recommending);
3) Ka. SubBag, Ka. Unit, dan Ka. Jurusan menyiapkan bahan/masukan
perencanaan sarana dan prasarana Poltekkes pada bulan Januari minggu I
untuk tahun berikutnya (supporting);
4) Staf SubBag dan Unit, Ka. Prodi dan Staf Jurusan menyampaikan
bahan/masukan perencanaan sarana dan prasarana Poltekkes pada bulan
Januari minggu II untuk tahun berikutnya (informing);
5) Pudir II mengkoordinir penyiapan bahan/masukan perencanaan sarana dan
prasarana Poltekkes lingkup SubBag ADUM dan Jurusan; Pudir III

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 44


mengkoordinir lingkup SubBag ADAK, Unit dan Jurusan pada bulan Januari
minggu II (coordinating);
6) Ka. SubBag ADAK menerima dan mengolah bahan/masukan menjadi
rancangan perencanaan sarana dan prasarana Poltekkes pada bulanJanuari
minggu III – IV (focal point);
7) Para Pudir memverifikasi data rancangan perencanaan sarana dan prasarana
Poltekkes pada bulan Januari minggu IV (consulting);
8) Pudir I mengkoordinir pembahasan rancangan perencanaan sarana dan
prasarana Poltekkes pada bulan Februari minggu I (coordinating);
9) Direktur Poltekkes memberikan arahan dan pertimbangan dalam penyusunan
rancangan perencanaan sarana dan prasarana Poltekkes pada bulan Februari
minggu I (recommending);
10) Ka. SubBag ADAK menyempurnakan kepada Kepala Badan Pengembangan
dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (decision making) pada
bulan Poltekkes Februari minggu II (focal point);
11) Pudir I meneliti kembali perencanaan sarana dan prasarana Poltekkes pada
bulan Februari minggu II (consulting);
12) Direktur Poltekkes menetapkan perencanaan sarana dan prasarana Poltekkes
untuk disampaikan kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan pada bulan April sampai dengan bulan Juni
(decision making).

e. Penelitian
1) Civitas akademika, Stakeholders (pemangku kepentingan) dan Unitkerja di
lingkungan Poltekkes Tasikmalaya memberikan informasi tentang kebutuhan
penelitian kepada Direktur (informing);
2) Direktur menginformasikan kapada Ka.Unit Penelitian (informing);
3) Ka.Unit Penelitian menyampaikan permintaan proposal penelitian kepada
ketua Jurusan melalui Direktur (focal point);
4) Ketua Jurusan menginformasikan permintaan proposal penelitian kepada
peneliti melalui Direktur (focal point);
5) Peneliti menyusun proposal penelitian untuk disampaikan kepada kepala
jurusan/Kepala Program Studi (supporting);

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 45


6) Kepala Jurusan meneruskan proposal penelitian yang diajukan peneliti untuk
disampaikan kepada Ka.Unit Penelitian (supporting);
7) Ka.Unit Penelitian mengolah Proposal yang diterima dari Direktur (dengan
melibatkan Tim yang ditunjuk) untuk dikonsultasikan kepada Tim Pakar
melalui Pembantu Direktur I (focal point);
8) Pembantu Direktur I mengkoordinasikan proposal penelitian ke Tim Pakar
(coordinating);
9) Tim Pakar melakukan penilaian dan verifikasi untuk menentukan proposal
yang lolos untuk disampaikan ke Unit Penelitian (consulting);
10) Ka. Unit Penelitian menyiapkan bahan penetapan kebijakan Direktur tentang
penelitian dan dikoordinasikan dengan Pembantu Direktur II (focal point);
11) Pembantu Direktur II mengkoordinasikan bahan penelitian ke Ka.SubBag.
Administrasi Umum, Keuangan dan Kepegawaian (coordinating);
12) Ka.SubBag. Administrasi Umum, Keuangan dan Kepegawaian mempelajari
bahan untuk dicocokkan dengan dana yang tersedia dan diserahkan kembali
ke Ka.Unit (supporting);
13) Ka. Unit Penelitian menyiapkan bahan kebijakan Direktur tentang penelitian
dan diserahkan ke Direktur (focal point);
14) Direktur Poltekkes menetapkan dan menyampaikan proposal penelitian
kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan (decision making);
15) Ka Unit Penelitian dan menyampaikan ketetapan Direktur kepada peneliti
(focal point).

f. Pengabdian Masyarakat
1) Ketua Program Studi/Ketua Jurusan dilingkungan Poltekkes memberikan
informasi kebutuhan pengabdian masyarakat ke Direktur (informing);
2) Direktur menginformasikan kepada Ka. Unit Pengabdian Masyarakat untuk
menyiapkan usulan/masukan pengabdian masyarakat (informing);
3) Ka.Unit Pengabdian Masyarakat menyampaikan permintaan proposal
pengabdian masyarakat kepada Kepala Jurusan melalui Direktur (focal point);
4) Ketua Jurusan menginformasikan permintaan proposal pengabdian
masyarakat kepada tenaga pendidik melalui Kepala Program Studi
(informing);

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 46


5) Ketua Program Studi/ Ketua Jurusan menyusun dan menyampaikan proposal
pengabdian masyarakat kepada Kepala Jurusan (supporting);
6) Ketua Jurusan meneruskan proposal pengabdian masyarakat yang diajukan
ketua program studi kepada Ka.Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat melaui Direktur (supporting);
7) Ka.Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat mengolah proposal
yang diterima dari Direktur dengan melibatkan Jurusan dan Program Studi
(focal point);
8) Pembantu Direktur I mengkoordinasikan penyusunan proposal pengabdian
masyarakat (coordinating);
9) Ka.Unit PengabdianMasyarakat menyiapkan bahan penetapan pengabdian
masyarakat berkoordinasi dengan Pembantu Direktur II (focal point);
10) Pembantu Direktur II mengkoordinasikan bahan pengabdian masyarakat
kepada Ka.SubBag. Administrasi Umum, Keuangan dan Kepegawaian
(coordinating);
11) Ka.SubBag. Administrasi Umum, Keuangan dan Kepegawaian mempelajari
bahan untuk dicocokkan dengan dana yang tersedia (supporting);
12) Ka.Unit PengabdianMasyarakat menyiapkan bahan penetapan kebijakan
Direktur untuk disampaikan kepada Direktur (focal point);
13) Direktur menetapkan proposal pengabdian masyarakat untuk diproses dan
ditindak lanjuti (decision making).

g. Penjaminan Mutu Poltekkes


1) Penyusunan Kebijakan Penjaminan Mutu Poltekkes
a) Ka. Unit Penjaminan Mutu a.n. Pudir I Poltekkes, meminta bahan
usulan/masukan penyusunan kebijakan penjaminan mutu poltekkes (focal
point);
b) Pudir II mengintstruksikan kepada Ka.SubBag ADUM dan Ka.Jurusan;
Pudir III mengintstruksikan kepada Ka.SubBag ADAK, Ka.Unit dan
Ka.Jurusan untuk menyiapkan bahan/masukan penyusunan kebijakan
Penjaminan Mutu Poltekkes (recommending);
c) Ka.SubBag, Ka.Unit dan Ka.Jurusan meyiapkan bahan/masukan
penyusunan kebijakan Penjaminan Mutu Poltekkes (supporting);

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 47


d) Staf SubBag dan Unit, Dosen, Ka.Prodi dan Staf Jurusan menyampaikan
bahan/masukan penyusunan kebijakan Penjaminan Mutu Poltekkes
(informing);
e) Pudir II mengkoordinir penyiapan bahan/masukan kebijakan Penjaminan
Mutu lingkup SubBag. ADUM dan Jurusan; Pudir III mengkoordinir
lingkup SubBag. ADAK, Unit dan Jurusan (coordinating);
f) Ka. Unit Penjaminan Mutu menerima dan mengelola bahan/masukan
menjadi rancangan kebijakan Penjaminan Mutu Poltekkes (focal point);
g) Para Pudir dan para Ka.Jurusan memverifikasi rancangan kebijakan
Penjaminan Mutu Poltekkes (consulting);
h) Pudir I mengkoordinir pembahasan kebijakan Penjaminan Mutu Poltekkes
(coordinating);
i) Direktur Poltekkes memberikan arahan dan pertimbangan dalam
pembahasan rancangan kebijakan Penjaminan Mutu Poltekkes
(recommending);
j) Ka. Unit Penjaminan Mutu menyempurnakan rancangan kebijakan
Penjaminan Mutu Poltekkes (focal point);
k) Pudir I meneliti kembali rancangan kebijakan Penjaminan Mutu Poltekkes
(consulting);
l) Direktur Poltekkes menetapkan rancangan kebijakan Penjaminan Mutu
Polteknik Kesehatan untuk disampaikan kepada Kepala Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
(decision making).

2) Penerapan/Implementasi Kebijakan Penjaminan Mutu Poltekkes


a) Pudir I menugaskan Ka. Unit Penjaminan Mutu unuk mengkoordinasikan
perencanaan dan pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi Penjaminan
Mutu Poltekkes (coordinating);
b) Pudir I, II dan III mengintstruksikan kepada Ka.SubBag, Ka.Unit terkait
dan Ka.Jurusan untuk merencanakan, melaksanakan, monitoring dan
evaluasi penjaminan mutu Poltekkes (recommending);
c) Ka.SubBag, Ka.Unit dan Ka.Jurusan menyiapkan bahan/masukan
perencanaan dan pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi Penjaminan
Mutu Poltekkes (supporting);

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 48


d) Staf SubBag dan Unit, Dosen, Ka.Prodi dan Staf Jurusan menyampaikan
bahan/masukan perencanaan dan pelaksanaan, serta monitoring dan
evaluasi Penjaminan Mutu Poltekkes (informing);
e) Pudir I, II danIII mengkoordinir penyiapan bahan/masukan perencanaan
dan pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi Penjaminan Mutu
Poltekkes lingkup SubBag, Unit terkait dan Jurusan; (coordinating);
f) Ka. Unit Penjaminan Mutu menerima hasil perencanaan dan pelaksanaan,
serta monitoring dan evaluasi Penjaminan Mutu Poltekkes (focal point);
g) Para Pudir dan para Ka.Jurusan memverifikasi rancangan laporan
Penjaminan Mutu Poltekkes (consulting);
h) Pudir I mengkoordinir pembahasan rancangan laporan Penjaminan Mutu
Poltekkes (coordinating);
i) Direktur Poltekkes memberikan arahan dan pertimbangan dalam
pembahasan rancangan laporan Ka. Unit Penjaminan Mutu Poltekkes
(recommending);
j) Ka. Unit Penjaminan Mutu menyempurnakan rancangan laporan Ka. Unit
Penjaminan Mutu Poltekkes (focal point);
k) Pudir I meneliti kembali rancangan laporan Ka. UnitPenjaminan Mutu
Poltekkes (consulting);
l) Direktur Poltekkes menetapkan rancangan laporan Ka. Unit Penjaminan
Mutu Polteknik Kesehatan untuk disampaikan kepada Kepala Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
(decision making).

3) Penatalaksanaan Ijazah/ pengadaan blanko ijazah


a) Ka. Program Studi mengirimkan daftar peserta ujian kepada Ketua
Jurusan (bagi jurusan yang memiliki Program Studi (informing);
b) Ketua Jurusan mengumpulkan dan mengolah data yang masuk serta
menyusun usulan permohonan blanko ijazah untuk disampaikan kepada
Direktur melalui Pudir 1 (supporting);
c) Pembantu Direktur I memverifikasi rencana kebutuhan blanko ijazah
untuk mendapat persetujuan Direktur (consulting);
d) Direktur menyetujui usulan permohonan blanko ijazah untuk dicetak
(decision marking);

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 49


e) Ka Sub Bag ADAK mencetak blanko ijazah ke Percetakan Uang
Republik Indonesia (PERURI) melalui pejabat pengadaan (supporting)

4) Penatalaksanaan Ijazah/ penulisan dan penandatanganan ijazah


a) Ka Sub Bag ADAK memvalidasi data lulusan sesuai dengan isi/format
ijazah (supporting);
b) Ka. SubBag. ADAK, Kemahasiswaan menugaskanstaf untukpenulisan
ijazah berdasarkan laporan hasil yudisium dari hasil setiap Jurusan (focal
point);
c) Pudir 1 menandatangani ijazah yang telah diverifikasi oleh Ka Sub Bag.
ADAK dan ditandatangani oleh lulusan (decision making);
d) Direktur menandatangani ijazah (decision making)

5) Penatalaksanaan Transkip
a) Ka. Program Studi menginformasikan permohonan transkrip kepada
Ketua Jurusan (informing);
b) Ketua Jurusan memeriksa dan menganalisis keabsahan dokumen dengan
menandatangani untuk disampaikan kepada Ka.SubBag Administrasi
Akademik, Kemahasiswaan, dan Sistem Informasi (supporting);
c) Ka.SubBag Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan Sistem
Informasimenyiapkan transkrip untuk disampaikan kepada Direktur
melalui Pembantu Direktur I (focal point);
d) Ka Sub Bag ADAK memeriksa dan memaraf draft transkrip untuk
disampaikan kepada Pudir 1 (recommending);
e) Direktur dan Pudir 1 menandatangani transkrip (decision making);

6) Penatalaksanaan MoU/ lahan Praktek Mahasiswa


a) Ka. Program Studi menginformasikan kepada Ketua Jurusan tentang
kebutuhan kerjasama/draft MoU (informing);
b) Ketua Jurusan mengusulkan permohonan pembuatan draft MOU kepada
PUDIR I.
c) PUDIR I mengintruksikan kepada Ka. Unit Kerjasama untuk menyiapkan
bahan draft naskah MOU.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 50


d) Staf Unit Kerjasama dan Humas menyusun bahan/masukan draft naskah
MOU dan berkoordinasi dengan instansi terkait, serta mengkoordinasikan
rencana kerjasama (draf MoU) sebagai bahan analisis Ka Unit Kerjasama
(supporting);
e) Ka Unit Kerjasama menyampaikan hasil analisis kepada Pudir 1
(coordinating);
f) Direktur beserta Para Pudir, Ketua Jurusan dan Ka Unit Kerjasama
membahas draft MoU (consulting);
g) Direktur menetapkan naskah MoU untuk disepakati dengan pihak luar
(decicion making)
h) Ka Unit Kerjasama memfasilitasi penandatangan naskah MOU para
pihak (supporting)

7) Penatalaksanaan MoU/ Stakeholder


a) Stakeholders (pemangku kepentingan), menginformasikan kepada
Direktur tentang kerjasama/draft MoU (informing);
b) Direktur bersama para pembantu Direktur, Para Ka. Unit Kerja terkait, Ka
Unit Kerjasama menganalisis rencana kerjasama sebagai bahan draft
MoU (supporting);
c) Ka Unit Kerjasama dan Para Pembantu Direktur mengkoordinasikan dan
menyusun draft MoU disampaikan kepada Direktur(coordinating).
d) Direktur menyetujui draft naskah MoU diteruskan ke stakeholder
(supporting)
e) Stekeholder menyetujui draft MoU (decision making).
f) Ka Unit Kerjasama memfasilitasi penandatangan naskah MOU para
pihak terkait (supporting)

8) Pengelolaan Tugas Belajar Pegawai di Poltekkes


a) Ketua Program Studi, Ketua Jurusan, Ka Unit, Ka. Subbag mengajukan
usulan Tugas Belajar kepada Direktur melalui Pembantu Direktur I dan II
(supporting);
b) Pembantu Direktur I dan II mengkoordinasikan usulan Tugas Belajar
kepada Direktur (coordinating);

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 51


c) Kasubbang Administrasi Umum, Keuangan, dan Kepegawaian mengolah
usulan Ketua Jurusan, Ka.Unit dan Ka.Subbag. untuk dijadikan bahan
pembahasan oleh Tim (focal point).
d) Tim yang terdiri dari semua pejabat terkait (Direktur, para Pembantu
Direktur, para Ka.Sub.Bag., Ketua Jurusan, Ketua Program Studi dan
Ka.Unit) membahas Tugas Belajar untuk disampaikan kepada Direktur
melalui Pudir I dan Pudir II (recommending);
e) Pudir I dan Pudir II mengkoordinasikan dan memverifikasi hasil
pembahasan usulan Tugas Belajar untuk disampaikan kepada Direktur
(coordinating);
f) Direktur menetapkan peserta Tugas Belajar yang akan diusulkan ke
Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan (decision making);

9) Pengelolaan Barang Milik Negara berdasarkan SAI dan SABMN


a) Pembantu Direktur II mengkoordinir pengelolaan barang milik Negara
Poltekkes (coordinating);
b) Ka.SubBag Administrasi Umum, Keuangan dan Kepegawaian meminta
laporan bahan penyusunan rancangan SAI dan SABMN Poltekkes (focal
point);
c) Para Ka.Jurusan, Ka.SubBag, dan Ka.Unit melaporkan data realisasi
anggaran dan investasi barang milik Negara (BH,BI,BP,KIB,DIR dan
KIL) untuk disampaikan kepada Direktur (informing);
d) Ka.SubBag Administrasi Umum, Keuangan dan Kepegawaian
merekonsilliasi dengan KPPN dalam rangka memverifikasi SAI dan
SABMN Poltekkes serta dikirmkan ke Direktur melalui pembantu direktur
II (consulting);
e) Pembantu Direktur II memverifikasi SAI dan SABMN untuk disampaikan
kepada Ka.SubBag Administrasi Umum, Keuangan dan Kepegawaian
(consulting);
f) Ka.SubBag. Administrasi Umum, Keuangan dan Kepegawaian mengolah
SAI dan SABMN dan menyampaikan kepada Direktur untuk
ditandatangani (focal point);

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 52


g) Direktur menandatangani SAI dan SABMN Poltekkes untuk diteruskan
kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan (decision making).

10) Penyusunan Laporan PD DIKTI (SEMESTERAN)


a) PUDIR I melalui Ka. Sub Bag. ADAK meminta bahan laporan dari setiap
jurusan yang sudah diverifikasi oleh Ketua Jurusan
b) Ka. Sub Bag. ADAK melaporkan usulan laporan dari setiap jurusan
kepada PUDIR I untuk selanjutnya diverifikasi
c) PUDIR I melalui Ka. Sub Bag. ADAK memberikan instruksi ke operator
PD DIKTI untuk uploud

11) Penyusunan Laporan Kegiatan Tahunan Poltekkes


a) Ka.SubBag ADAK a.n. Pembantu Direktur I Poltekkes, meminta bahan
usulan/ masukan laporan kegiatan Poltekkes (focal point);
b) Pudir II menginstruksikan kepada Ka. SubBag. ADUM dan Ka.Jurusan;
Pudir III menginstruksikan kepada Ka. SubBag. ADAK, Ka. Unit, Ka.
Jurusan untuk menyiapkan bahan/masukan laporan kegiatan Poltekkes
(recommending);
c) Ka. SubBag, Ka. Unit, dan Ka. Jurusan menyiapkan bahan/masukan
laporan kegiatan Poltekkes (supporting);
d) Staf SubBag dan Unit, Ka. Prodi dan Staf Jurusan menyampaikan
bahan/masukan laporan kegiatan Poltekkes (informing);
e) Pudir II mengkoordinir penyiapan bahan/masukan laporan kegiatan
Poltekkes lingkup SubBag ADUM dan Jurusan; Pudir III mengkoordinir
lingkup SubBag ADAK, Unit dan Jurusan (coordinating);
f) Ka. SubBag ADAK menerima dan mengolah bahan/masukan menjadi
rancangan laporan kegiatan Poltekkes (focal point);
g) Para Pudir memverifikasi data rancangan laporan kegiatan Poltekkes
(consulting);
h) Pudir I mengkoordinir pembahasan rancangan laporan kegiatan Poltekkes
(coordinating);
i) Direktur Poltekkes memberikan arahan dan pertimbangan dalam
penyusunan rancangan laporan kegiatan Poltekkes (recommending);

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 53


j) Ka. SubBag ADAK menyempurnakan rancangan laporan kegiatan
Poltekkes (focal point);
k) Pudir I meneliti kembali rancangan laporan kegiatan Poltekkes
(consulting);
l) Direktur Poltekkes menetapkan laporan kegiatan Poltekkes untuk
disampaikan kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan (decision making).
m) Untuk Laporan Akademik disampaikan ke Menristek Dikti (Dirjen
DIKTI) dengan tembusan ke Kepala Badan PPSDM Kesehatan.

12) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah


(LAKIP)
a) Pudir II bertanggung jawab atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah(Poltekkes) dan berkoordinasi dengan Pudir I dan III untuk
membentuk Tim Penyusun Laporan dari unsure kepudiran (Coordinating)
b) Pudir II mengintruksikan kepada tim penyusun untuk mengumpulkan
bahan laporan dari unit terkait (recommending)
c) Tim penyusun laporan mengumpulkan bahan laporan dari setiap unit
terkait sesuai dengan penetapan kinerja yang telah di tetapkan oleh Ka.
Badan PPSDM Kesehatan (supportimg)
d) Pudir II mengkoordinir penyiapan bahan/masukan laporan kegiatan
(coordinating);
e) Tim menyusun laporan(focal point);
f) Para Pudir memverifikasi rancangan laporan akuntabilitas kinerja Instansi
Pemerintah (Poltekkes)(consulting);
g) Direktur Poltekkes memberikan arahan dan pertimbangan dalam
penyusunan rancangan laporan kegiatan Poltekkes (recommending).

13) Penyusunan Laporan Eksekutif Empat Tahunan Poltekkes


a) Ka.SubBag ADAK a.n. Pembantu Direktur I Poltekkes, meminta bahan
usulan/ masukan laporan eksekutif empat tahunan kegiatan Poltekkes
(focal point);
b) Pudir II menginstruksikan kepada Ka. SubBag ADUM dan Ka.Jurusan;
Pudir III menginstruksikan kepada Ka. SubBag ADAK, Ka. Unit, Ka.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 54


Jurusan untuk menyiapkan bahan/masukan laporan eksekutif empat
tahunan kegiatan Poltekkes (recommending);
c) Ka. SubBag, Ka. Unit, dan Ka. Jurusan menyiapkan bahan/masukan
laporan eksekutif empat tahunan kegiatan Poltekkes (supporting);
d) Staf SubBag dan Unit, Ka. Prodi dan Staf Jurusan menyampaikan
bahan/masukan laporan eksekutif empat tahunan kegiatan Poltekkes
(informing);
e) Pudir II mengkoordinir penyiapan bahan/masukan laporan eksekutif empat
tahunan kegiatan Poltekkes lingkup SubBag ADUM dan Jurusan; Pudir III
mengkoordinir lingkup SubBag ADAK, Unit dan Jurusan (coordinating);
f) Ka. SubBag ADAK menerima dan mengolah bahan/masukan menjadi
rancangan laporan eksekutif empat tahunan kegiatan Poltekkes (focal
point);
g) Para Pudir memverifikasi data rancangan laporan eksekutif empat tahunan
kegiatan Poltekkes (consulting);
h) Pudir I mengkoordinir pembahasan rancangan laporan eksekutif empat
tahunan kegiatan Poltekkes (coordinating);
i) Direktur Poltekkes memberikan arahan dan pertimbangan dalam
penyusunan rancangan laporan eksekutif empat tahunan kegiatan
Poltekkes (recommending);
j) Ka. SubBag ADAK menyempurnakan rancangan laporan eksekutif empat
tahunan kegiatan Poltekkes (focal point);
k) Pudir I meneliti kembali rancangan laporan eksekutif empat tahunan
kegiatan Poltekkes (consulting);
l) Direktur Poltekkes menetapkan laporan eksekutif empat tahunan kegiatan
Poltekkes untuk disampaikan kepada Kepala Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (decision making).

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 55


B. PENETAPAN DALAM JABATAN DI LINGKUNGAN POLTEKKES
KEMENKES TASIKMALAYA.
1. DIREKTUR
a. Jabatan Direktur
1) Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya diangkat dan diberhentikan
oleh Sekretaris Jenderal melalui pertimbangan Kepala Badan
PPSDMKsetelah diusulkan oleh senat Poltekkes;
2) Masa jabatan Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya adalah 4
(empat) tahun dan akan dievaluasi kinerjanya secara berkala setiap tahun
sesuai dengan mekanisme dan ketentuan yang berlaku; (PP No. 53 Tahun
2010)
3) Tiga bulan sebelum masa jabatan berakhir, Direktur Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya menyampaikan laporan kinerja hasil pelaksanaan tugas
Direktur dihadapan Senat;
4) Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dapat dipilih kembali dengan
ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali berturut-turutmasa jabatan.

b. Syarat-syarat calon
1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2) Dosen tetap di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dengan jabatan Lektor
Kepala, minimal Gol. IV.a dibuktikan dengan SK Pegawai
PoltekkesKemenkes Tasikmalaya, Jabatan Fungsional dan Kenaikan
Pangkat terakhir;
3) Jenjang pendidikan paling rendah S2 kesehatan atau S2 lain yang
terakreditasi yang relevan dengan bidang tugasnya, dibuktikan dengan
fotocopy ijazah yang dilegalisasi;
Catatan :
Dalam pendidikan S2 lain yang relevan dengan bidang tugasnya adalah :
a) S2 Manajemen berlatar belakang pendidikan minimal D3 kesehatan
b) S2 Pendidikan berlatar belakang pendidikan minimal D3 kesehatan
c) S2 yang terkait dengan jurusan yang ada di Poltekkes Tasikmalaya.
4) Berpengalaman sebagai dosen tetap minimal 2 (dua) tahun berturut-turut
di lingkungan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya yang dibuktikan

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 56


dengan SK Mengajar sebagai dosen tetap dari Direktur Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya;
5) Sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah Sakit
pemerintah
6) Bersedia dicalonkan menjadi pemimpin perguruan tinggi yang
dinyatakan secara tertulis;
7) Tidak dalam status tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan yang
dinyatakan secara tertulis; (aturan kepegawaian SK BKN Tahun 2002)
Versus SE Tubel Sekjen Kemenkes.
8) Usia saat pencalonan pemilihan maksimal 60 (enam puluh) tahun;
Penjelasan : yang bersangkutan belum berulang tahun yang ke 60 pada
saat mendaftarkan diri sebagai calon Direktur.
9) SKP/SKP 2 (dua) tahun terakhir dengan nilai baik.
10) Tidak pernah dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yang diancam pidana
kurungan
11) Direktur yang pada saat ini telah menduduki jabatan, masih tetap
menduduki jabatan tersebut sampai berakhirnya masa jabatannya;
Seluruh bukti dokumen autentik persyaratan calon, diatur oleh Panitia
Pemilihan Direktur

c. Mekanisme Pengangkatan Direktur


Pengangkatan Direktur dilakukan apabila terdapat lowongan jabatan pemimpin
pada Poltekkes Kemenkes tersebut. Lowongan jabatan terjadi karena :

a. Pejabat lama :
i. Berhenti dari Pegawai Negeri Sipil atas permohonan sendiri atau
mengundurkan diri;
ii. Pensiun;
iii. Masa jabatannya berakhir;
iv. Diangkat dalam jabatan lain;
v. Dibebaskan dari jabatan akademik;

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 57


vi. Diberhentikan dari Pegawai Negeri Sipil sebelum masa jabatan;
vii. Meninggal dunia; dan atau
viii. Berakhir karena berbagai sebab
b. Perubahan organisasi perguruan tinggi
c. Pengangkatan Direktur pada Poltekkes Kemenkes dilakukan melalui tahap
sebagai berikut :
1) Tahap penjaringan bakal calon
2) Tahap penyaringan calon
3) Tahap pemilihan calon; dan
4) Tahap pengangkatan

Waktu pelaksanaan seluruh tahapan pengangkatan Direktur tidak melebihi 4


(empat) bulan terhitung mulai tanggal sebelum masa jabatan Direktur berakhir

d. Tahap Penjaringan Bakal Calon


1) Senat membentuk panitia pemilihan calon Direktur 4 (empat) bulan
sebelum masa jabatan Direktur berakhir, yang difasilitasi oleh Direktur
yang sedang menjabat.
a) Unsur panitia terdiri dari Ketua, Sekretaris dan anggota sesuai
kebutuhan.
b) Bakal Calon Direktur tidak diperkenankan menjadi panitia pemilihan.
2) Panitia membuka pendaftaran Bakal calon Direktur;
3) Dosen tetap yang memenuhi kriteria dapat mengajukan diri sebagai bakal
calon Direktur kepada panitia;
4) Dosen tetap dapat dicalonkan oleh jurusan dengan persetujuan yang
bersangkutan diusulkan kepada panitia;
5) Seleksi administrasi bakal calon Direktur dilakukan oleh panitia.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 58


6) Bakal calon Direktur yang diusulkan minimal 3 orang, apabila Bakal
Calon kurang dari 3 (tiga) orang, maka panitia memperpanjang masa
pendaftaran.
7) Setelah habis waktu perpanjangan masa pendaftaran tetap kurang dari 3
orang Bakal Calon, maka ususlan sesuai dengan hasil penjaringan.

e. Tahap Penyaringan Calon


1) Panitia mengirimkan hasil seleksi administrasi calon Direktur yang telah
disepakati ke Badan PPSDM Kesehatan, maksimal 2 (dua) bulan setelah
pendaftaran
2) Badan PPSDM kesehatan melaksanakan proses verifikasi hasil seleksi
administrasi calon Direktur
3) Badan PPSDM Kesehatan mengirimkan kembali hasil verifikasi seleksi
administrasi kepada Panitia

f. Tahap Pemilihan Calon


1) Paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pemilihan, Panitia menyampaikan
daftar riwayat hidup dan program kerja para calon Direktur kepada Badan
PPSDM Kesehatan
2) Panitia melaksanakan pemilihan calon Direktur
3) Pemilihan Direktur dilakukan melalui pemungutan suara secara tertutup
yang dilaksanakan dalam satu hari dengan ketentuan :
Badan PPSDM Kesehatan memiliki 20% (dua puluh persen) hak
suara dari total pemilih; dan Senat memiliki 80% (delapan puluh persen)
hak suara dan masing-masing anggota Senat memiliki hak suara yang
sama.
Simulasi Penghitungan Proporsi Hak Suara :
Badan PPSDM Kesehatan memiliki 20% hak suara dan Senat memiliki
80% hak suara, apabila jumlah anggota Senat sebanyak 23 orang
(dihitung sebagai 80% dari total suara), maka Total Suara dapat dihitung
100/80 x 23 = 28,75 suara dubulatkan menjadi 29 suara, dengan
demikian selisih total suara dengan jumlah anggota senat sama dengan
hak suara Badan PPSDM Kesehatan (20%)= 6 suara.

4) Apabila perwakilan Badan PPSDM Kesehatan yang hadir pada waktu


pemilihan Direktur 2 (dua) orang maka hak suara yang digunakan adalah
20% masing-masing perwakilan memiliki quota hak suara 10% dan

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 59


masing – masing memiliki hak untuk memilih, tetapi bila perwakilan yang
hadir 1 (satu) orang, maka quota hak suara yang dapat digunakan hanya
10% sehingga quota hak suara Poltekkes Kemenkes menjadi 90%
5) Apabila terdapat 2 (dua) orang calon Direktur yang memperoleh suara
tertinggi dengan jumlah suara yang sama, dilakukan pemilihan putaran
kedua pada hari yang sama, dilakukan pemilihan putaran kedua pada hari
yang sama untuk memilih suara terbanyak dari kedua calon Direktur
tersebut
6) Direktur terpilih adalah Calon Direktur yang memperoleh suara terbanyak.

g. Tahap Pengangkatan
1) Panitia menyampaikan hasil pemilihan calon Direktur kepada Senat untuk
diajukan kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan dengan urutan hasil
pemilihan
2) Sekretaris Jenderal Kemenkes menetapkan Direktur melalui mekanisme
yang sudah berlaku
3) Setelah Direktur terpilih dilantik harus segera melaksanakan serah terima
jabatan dengan Direktur sebelumnya baik sebagai Direktur maupun
sebagai Ketua Senat

h. Prosedur pemilihan direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya


1) Persiapan
a) Penetapan Panitia
(1) Direktorat dan Jurusan mengajukan calon anggota panitia pemilihan
direktur baru kepada direktur sebagai ketua Senat.
(2) Direktur menerbitkan SK Panitia Pemilihan Direktur
(3) Susunan panitia terdiri dari :
(a) Ketua : 1 orang
(b) Sekretaris : 1 orang
(c) Anggota : 3 atau 5 orang sesuai kebutuhan
b) Ketua Panitia mengkoordinir penyusunan uraian tugas masing-masing
panitia
c) Panitia mensosialisasikan jadwal, prosedur pendaftaran dan pemilihan
d) Panitia melaksanakan proses pendaftaran bakal calon Direktur baru

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 60


e) Panitia bersama senat melaksanakan seleksi administrasi bakal calon
direktur. (syarat jabatan serta ketentuan lain terlampir)
f) Ketua Senat menetapkan bakal calon direktur berdasarkan hasil seleksi
administrasi, minimal 3 (tiga) orang. Apabila bakal calon Direktur
kurang dari 3 (tiga) orang, Direktur sebagai ketua senat harus
mengupayakan tambahan bakal calon baik dari dalam maupun dari luar
institusi sampai mencapai minimal 3 (tiga) orang.
g) Ketua Senat mengirimkan bakal calon yang telah diseleksi ke Badan
PPSDM Kesehatan minimal 3 (tiga) orang, dalam waktu 4 (empat) bulan
sebelum masa jabatan direktur berakhir.
h) Ketua Senat menerima surat persetujuan bakal calon hasil seleksi
administrasi dari Badan PPSDM Kesehatan.
2) Pelaksanaan
a) Calon direktur menyiapkan visi, misi dan program kerja.
b) Calon Direktur mempresentasikan visi, misi dan program kerja pada
Sidang Senat Terbuka dihadiri oleh perwakilan civitas akademika
(Dosen, Karyawan dan Mahasiswa), 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya
masa jabatan direktur.
c) Pada hari yang sama atau selambat-lambatnya 1 (satu) hari berikutnya,
senat melaksanakan sidang tertutup untuk melakukan pemilihan, dihadiri
minimal oleh ½ n +1 dari anggota senat.
d) Ketua senat mengajukan 3 (tiga) calon nominasi Direktur 1 (satu) hari
setelah proses pemilihan dengan urutan berdasarkan jumlah suara ke
Badan PPSDM Kesehatan untuk mendapatkan persetujuan.
e) Direktur menerima SK penetapan direktur periode berikutnya dari
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan melalui Kepala Badan
PPSDM Kesehatan.
f) Ketua Panitia menyampaikan laporan kegiatan tertulis seluruh proses
pemilihan dan pelantikan direktur kepada Ketua Senat.
g) Sekretaris senat menyimpan dokumen proses pemilihan dan pelantikan
direktur

i. Pemberhentian Direktur

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 61


1) Dalam SK Penetapan Direktur Poltekkes Tasikmalaya mencantumkan
klausul bahwa masa jabatan Direktur berlaku sampai dengan adanya
penetapan Direktur definitif, pelantikan dan serah terima jabatan.
2) Pemberhentian karena alasan berhalangan tetap
a) Dalam hal Direktur Poltekkes Kemenkes berhalangan tetap, maka
untuk mengisi kekosongan jabatan tersebut Pembantu Direktur 1 atau
Sebutan lain ditetapkan sebagai pelaksana tugas Direktur
b) Berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat 2 adalah
(1) Meninggal dunia
(2) Sakit yang tidak dapat disembuhkan dibuktikan dengan Berita
Acara Majelis Pemeriksa Kesehatan Pegawai Negeri Sipil; dan
atau
(3) Dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yang diancam
pidana kurungan
(4) Dipindahkan ke jabatan lain; dan
(5) Mengundurkan diri
c) Penetapan sebagaimana dimaksud pada huruf a) dilakukan oleh Badan
PPSDM Kesehatan atas nama Menteri
d) Senat Menyampaikan nama-nama Pembantu Direktur atau sebutan lain
kepada Menteri paling lambat 1 (satu) bulan sejak Direktur dinyatakan
berhalangan tetap
e) Menteri menetapkan salah satu Pembantu Direktur atau sebutan lain
sebagai Direktur definitive melanjutkan sisa jabatan Direktur
sebelumnya ; dan
f) Dalam hal sisa masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat e) lebih
dari 2 (dua) tahun dihitung sebagai satu masa jabatan.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 62


Standar Prosedur Operasional (SPO) Pemilihan Dan Penetapan Direktur
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya dapat dilihat pada Gambar 1.

GAMBAR 1.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PEMILIHAN DAN PENETAPAN DIREKTUR POLITEKNIK KESEHATAN

SENAT
PANITIA KA. BADAN
POLTEKKE DOSEN POLTEKKES SEKRETARIS
PEMILIHAN PPSDM KETERANGAN
S KEMENKES JENDERAL
DIREKTUR KESEHATAN
KEMENKES

MULAI

√ Difasilitasi direktur
yang menjabat
MEMBENTUK PANITIA MEMBUKA MENDAFTAR √ 4 bulan sebelum masa
PEMILIHANDIREKTUR SEBAGAI jabatan berakhir
PENDAFTARA
NCALON CALONDIREKTUR

 Sampai diperoleh 3
TDK MEMENUHI bakal calon
PERSYARATA  Bila perlu waktu
SELESAI SELEKSI pendaftaran
ADMINI diperpanjang
STRASI

MEMENUHI
PERSYARATAN  Balon Minimal 3 orang
yang memenuhi syarat

CALON
DIREKTUR
MINIMAL
3 ORANG

 3 orang calon Direktur


MENGIRIMKAN YA memiliki hak yg sama
HASIL SELEKSI VERIFIKASI
ADMINISTRASI KE KA HASIL
BADAN  Bukan urutan Prioritas
PPSDMKESEHATAN SELEKSIADMIN
Menggunakan
mekanisme Baperjakat

PELAKSANAAN MENGIRIMKAN
PEMILIHAN HASIL VERIFIKASI
KE PANITIA
CALONDIREKTU

MENETAPKAN
MENGAJUKAN MENGUSULKAN CALON
DIREKTURPOLTEKKE
HASIL DIREKTUR KEPADA S
SETJENKEMENKES

SELESAI

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 63


ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 64
6. PEMBANTU DIREKTUR (PUDIR)
a. Jabatan
1) Pudir ditunjukoleh direktur dan ditetapkan setelah mendapatkan persetujuan
dari Kepala Badan PPSDMK paling lama 2 (dua) minggu setelah direktur
dilantik
2) Penunjukkan dan penetapan pudir sebagaimana di maksud pada angka 1).
dapat berupa :
3) Penunjukkan dan penetapan Pudir dalam 1 (satu) masa periode; dan
penunjukan dan penetapan Pudir antar waktu
4) Pudir dilantik oleh Direktur.
5) Direktur menunjuk pelaksana tugas sebagai pudir sampai dengan
ditetapkannya pudir definitif, paling lama dalam waktu 2 minggu
6) Masa jabatan pudir bersamaan dengan periode dengan jabatan direktur dan
akan dievaluasi kinerjanya oleh direktur secara berkala setiap tahun sesuai
dengan mekanisme dan ketentuan\
7) Dalam hal masa jabatan pudir kurang dari 2 tahun dianggap belum
mencapai satu periode jabatan

b. Syarat-syarat calon
1) Dosen tetap di lingkungan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dengan
minimal jabatan Lektor, Gol. IIIc yang dibuktikan dengan SK Jabatan
fungsional dosen;
2) Jenjang pendidikan S2 kesehatan atau S2 lain yang relevan dengan bidang
tugasnya. Dalam pendidikan S2 lain yang relevan dengan bidang tugasnya
adalah:
a) S2 Manajemen berlatar belakang pendidikan minimal D3 kesehatan
b) S2 Pendidikan berlatar belakang pendidikan minimal D3 kesehatan
c) S2 yang relevan dengan kompetensi jurusan yang ada di Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya, berlatar belakang pendidikan minimal D3
kesehatan.
3) Memiliki sertifikat pendidik
4) Berpengalaman sebagai Dosen tetap minimal 2 (dua) tahun berturut-turut di
lingkungan Poltekkes KemenkesTasikmalaya dibuktikan dengan SK
Jabatan fungsional dosen;

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 65


5) Sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah Sakit
pemerintah (pusat atau daerah)
6) Tidak dalam status tugas belajar;
7) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun pada saat diusulkan kepada
kepala Badan PPSDMK untuk mendapatkan rekomendasi persetujuan
8) SKP/SKP dalam 2 (dua) tahun terakhir dengan nilai baik.;
9) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman disiplin sedang atau berat.

Disamping persyaratan tersebut di atas, direktur dapat menetapkan kriteria


lain sesuai kebutuhan

c. Mekanisme Penunjukan dan Penetapan Pudir dalam 1 (satu) Masa


periode
1) Direkturmenunjuk dan mengusulkan calon pudir yang memenuhi
persyaratan kepada kepala Badan PPSDMK untuk mendapatkan persetujuan
2) Kepala Badan PPSDMK menerbitkan rekomendasi persetujuan
3) Setelah mendapatkan rekomendasi persetujuan dari kepala Badan
PPSDMK direktur menetapkan pudir dengan surat keputusan direktur dan
melantik pudir

d. Berakhirnya masa jabatan pembantu direktur


Masa jabatan pudir berakhir apabila :
1) Telah selesai masa jabatan bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan
direktur
2) Dipindahkan ke instansi/jabatan lain
3) Mengundurkan diri
4) Sakit yang mengakibatkan tidak dapat melaksanakan tugasnya
5) Meninggal dunia
6) Melakukan pelanggaran disiplin sedang atau berat.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 66


DIREKTUR KA. BADAN PPSDM KETERANGAN
POLTEKKES KEMENKES KESEHATAN

Mulai

MENUNJUK  Paling lambat 2


CALON PUDIR
minggu setelah
direktur dilantik.

MEGUSULKAN MENERIMA USUSLAN


CALON PUDIR CALON PUDIR  Usulan masing-masing
1 orang untuk Pudir I,
Pudir II dan Pudir III.
TIDAK
DISETUJUI

PERSETUJUAN

SETUJU

MENETAPKAN MENERBITKAN
PUDIR DENGAN REKOMENDASI
SK PERSETUJUAN

MELANTIK
PUDIR

SELESAI

Standar Prosedur Operasional (SPO) Penunjukan Dan Penetapan Pembantu Direktur


Politeknik Kesehatan Dapat Dilihat Pada Gambar 2

e. Mekanisme Pemberhentian masa jabatan Pudir

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 67


1) Direktur mengusulkan pemberhentian pudir definitif kepada kepalaBadan
PPSDMK untuk mendapatkan persetujuan.
2) Kepala Badan PPSDMK menerbitkan rekomendasi persetujuan
pemberhentian
3) Setelah mendapatkan persetujuan dari kepala Badan PPSDMK direktur
menetapkan pemberhenian pudir dengan surat keputusan direktur
4) Apabila direktur belum menunjuk dan mengusulkan pudir antar waktu maka
direktur menetapkan pelaksana tugas

f. Penunjukkan dan penetapan pudir antar waktu


Penunjukkan dan penetapan pudir antar waktu dilakukan apabila pudir
definit :
1) Dipindahkan ke instansi/jabatan lain
2) Mengundurkan diri
3) Sakit yang mengakibatkan tidak dapat melaksanakan tugasnya
4) Meninggal dunia
5) Melakukan pelanggaran disiplin sedang atau berat

g. Mekanisme penunjukkan dan penetapan pudir antar waktu


1) Direktur menunjuk pudir antar waktu dan mengusulkan kepada kepala
Badan PPSDMK untuk mendapatkan persetujuan
2) Kepala Badan PPSMK menerbitkan rekomendasi persetujuan penunjukkan
pudir antar waktu
3) Setelah mendapatkan persetujuan dari kepala badan PPSDMK direktur
menetapkan pudir antar waktu dengan surat keputusan direktur dan melantik
pudir antar waktu
4) Berakhirnya masa jabatan pudir antar waktu bersamaan dengan dilantiknya
pudir definitif
5) Dalam hal masa jabatan pudir antar waktu kurang dari 2 (dua) tahun sejak
tanggal ditetapkan di anggap belum mencapai satu periode jabatan.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 68


3. SENAT
a. Jabatan Anggota Senat
1) Masa jabatan Senat Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya berakhir terhitung
mulai tanggal terbentuknya Senat periode berikutnya.
2) Jumlah keseluruhan anggota Senat Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
adalah gasal;
3) Jumlah anggota senatperwakilan dosen dari masing-masing jurusan
sama.;
4) Direktur, Pudir dan Kajur termasuk dalam perwakilan jurusan;
5) Jumlah anggota Senat dari unsur Badan PPSDMK ditentukan untuk
mendapatkan jumlah gasal maksimal 2 (dua) .

b. Syarat-syarat Calon Anggota Senat


1) Dosen tetap di lingkungan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dengan
jabatan minimal Lektor berpendidikan S2 dibuktikan dengan SK Pegawai
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Jabatan Fungsional Dosen dan Kenaikan
Pangkat terakhir;
2) Berpengalaman sebagai dosen tetap minimal 2 (dua) tahun berturut-turut di
lingkungan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dibuktikan dengan SK
Jabfung dosen;
3) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter
Rumah Sakit Pemerintah (pusat atau daerah);
4) Tidak dalam status tugas belajar.
5) Tidak terlibat dalam kasus hukum;

c. Mekanisme Penetapan Anggota Senat


1) Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya menentukan komposisi jumlah
calon anggota senat di Jurusan
2) Ketua Jurusan memimpin rapat untuk memilih calon anggota senat yang
mewakili jurusan
3) Jurusan mengirimkan calon anggota senat terpilih kepada Direktur
4) Direktur melakukan kompilasi dan meneruskan usulan kepada Badan
PPSDMK
5) Badan PPSDMK melakukan verifikasi usulan dari Direktur

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 69


6) Anggota Senat dari unsur Badan PPSDMK ditunjuk oleh Kepala Badan
PPSDMK;
7) Kepala Badan PPSDMK menetapkan Senat Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya

d. Tata cara Pemberhentian anggota senat


1) Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya mengusulkan pemberhentian
anggota senat kepada Kepala Badan PPSDMK
2) Pemberhentian karena alasan berhalangan tetap antara lain dipindahkan ke
dalam jabatan lain, tugas belajar, mengundurkan diri, sakit, sehingga tidak
dapat melaksanakan tugasnya, dan meninggal dunia.
3) Direktur mengusulkan pergantian antar waktu anggota senat kepada Kepala
Badan PPSDMK.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 70


Standar Prosedur Operasional(SPO)Pemilihan DanPenetapan Anggota Senat
Politeknik Kesehatan Dapat Dilihat Pada Gambar 3.

GAMBAR 3.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO

DIREKTUR POLTEKKES KETUA JURUSAN SEKRETARIS PPSDMK KABADAN PPSDMK KET


POLTEKKES
MULAI

MENENTUKAN KOMPOSISI JUMLAH MEMILIH CALON


ANGGOTA SENAT DARI JURUSAN ANGGOTA SENAT DARI
JURUSAN

MENERIMA USULAN CALON


MENGIRIMKAN CALON
ANGGOTA SENAT DARI JURUSAN
ANGGOTA SENAT JURUSAN

MENERIMA USULAN
MENGUSULKANCALON ANGGOTA
ANGGOTA SENAT PO
SENAT POLTEKKES

TIDAK MEMENUHI
MELENGKAPI PERSYARATAN PERSYARATAN
VERIFIKASI
PERSYARAT
MEMENUHI
PERSYARATAN MENETAPKAN SENAT
MENYIAPKAN SK PENETAPAN
SENAT POLTEKKES

MENERIMA SK SENAT
POLTEKKES

SELESAI

4. SATUAN PENGENDALIAN INTERNAL DAN GRATIFIKASI


a. Jabatan
a. Masa jabatan SPI Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya terhitung mulai tanggal
ditetapkan oleh direktur dan berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa
jabatan direktur.
b. Satuan pengendalian Internal dibantu oleh sekretaris

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 71


c. Jumlah keseluruhan anggota SPI Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
minimal sebanyak 5 orang terdiri dari ketua, sekretaris, bagian keuangan,
Aset, Sumber Daya Manusia.

b. Syarat-syarat calon
1) Pendidik dan kependidikan dengan pangkat/ golongan minimal penata muda
IIIa atau non dosen dengan jabatan minimal Asisten Ahli atau instruktur,
dengan pangkat/golongan minimal Penata Muda/IIIa
2) Jenjang pendidikan minimal DIV/S1 bidang kesehatan.Diutamakan yang
memiliki sertifikat auditor
3) Pengalaman kerja 2 tahun
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari
dokter Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (pusat atau daerah)
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun pada saat ditetapkan
7) SKP 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik
8) Tidak dalam proses atau menjalnai hukuman disiplin sedang atau berat.

5. KEPALA SUB BAGIAN.


a. Jabatan
Kasubag. ADAK dan ADUM adalah pejabat struktural di Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya setingkat eselon IV.a, yang syarat penetapan dan
pemberhentiannya mengikuti aturan kepegawaian.

b. Syarat-syarat calon
1) Pegawai tetap di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Sudah menyelesaikan
pelatihan teknis eselon IV
2) Berlatar belakang pendidikan minimal D-IV/S1 yang relevan dengan
tugasnya dengan melampirkan fotocopy ijazah yang dilegalisasi;
3) Pangkat/golongan minimal Penata/III.c;
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter
Pemerintah (pusat atau daerah);
5) Tidak dalam status tugas belajar;
6) SKP 2 (dua) tahun terakhir baik;
ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 72
7) Tidak terlibat dalam kasus hukum;

c. Mekanisme dan Pengangkatan


1) Calon Kepala Sub Bagian diusulkan oleh Direktur Poltekkes kemenkes
Tasikmalaya kepada Kepala Badan PPSDMK sebanyak 3 (tiga) orang yang
mempunyai peluang sama;
2) Kepala Sub Bagian diangkat oleh Sekretaris Jenderal Kemenkes
berdasarkan rekomendasi Kepala Badan PPSDMK melalui Baperjakat.

d. Pemberhentian
1) Dalam hal Kasubagberhalangan tetap antara lain dipindahkan ke dalam
jabatan lain, mengundurkan diri, sakitsehingga tidak dapat melaksanakan
tugasnya, meninggal dunia, maka Direktur Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya mengajukan usulan Pemberhentian kepada Kepala Badan
PPSDMK;
2) Sekretaris Jenderal menerbitkan SK Pemberhentian sementara bagi Kasubag
sesuai butir a);
3) Untuk mengisi kekosongan jabatan sebelum ada Kasubag baru yang
definitif, Sekretaris Jenderal mengangkat Pejabat sebagai Pejabat (Pj);

6. KEPALA URUSAN
a. Jabatan
Kepala Urusan (Kaur) dilingkungan Subag ADAK dan Subag ADUM
diangkat dan diberhentikan oleh direktur sesuai kebutuhan atas usulan
Pudir terkait

b. Syarat–syarat calon
1) Berlatar belakang pendidikan minimal D.III yang relevan
2) Pangkat/golongan minimal Penata Muda, III/a. Jika tidak tersedia
dapat diturunkan satu tingkat.
3) Sehat jasmani dan rokhani yang dibuktikan dengan surat keterangan
dokter pemerintah
4) SKP 2 (dua) tahun terakhir baik
5) Tidak dalam status tugas belajar

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 73


6) Tidak terlibat dalam kasus hukum
7) Mengisi formulir kesediaan mengikuti pelatihan sesuai dengan
bidang tugasnya

c. Mekanisme Penetapan
Diusulkan oleh baperjakat kepada Direktur melalui mekanisme penilaian
yang sudah ditetapkan.

7. KETUA JURUSAN (KAJUR)


a. Jabatan
1) Kajur ditunjuk oleh direktur dan ditetapkan setelah mendapatkan
persetujuan dari Kepala Badan PPSDMK paling lama 2 (dua) minggu
setelah Direktur dilantik.
2) Penunjukan dan penetapan Kajur sebagaimana dimaksud pada angka
1) dapat berupa :
a) Penunjukkan dan penetapan Kajur dalam 1 (satu) masa periode;
b) Penunjukkan dan penetapan Kajur antar waktu
3) Kajur di lantik oleh Direktur
4) Direktur menunjuk pelaksana tugas sebagai Kajur sampai dengan
ditetapkannya Kajur definitife, paling lama dalam waktu 2 (dua)
minggu
5) Masa jabatan Kajur bersamaan dengan periode jabatan Direktur dan
akan dievaluasi kinerjanya oleh Direktur secara berkala setiap tahun
sesuai dengan mekanisme dan ketentuan
6) Dalam hal masa jabatan Kajur kurang dari 2 (dua) tahun dianggap
belum mencapai 1 (satu) periode jabatan.

b. Syarat-syarat calon
1) Dosen tetap di jurusan yang bersangkutan dengan jabatan Lektor
dengan pangkat/golongan minimal Penata /IIIc yang dibuktikan
dengan yang dibuktikan dengan SK Jabfung dosen;

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 74


2) Jenjang pendidikan S2 kesehatan atau S2 lain yang terakreditasidan
relevan dengan bidang tugasnya, dibuktikan dengan fotocopy ijazah
yang dilegalisasi;
Catatan :
Dalam pendidikan S2 lain yang relevan dengan bidang tugasnya
adalah :
a) S2 Manajemen berlatar belakang pendidikan minimal D3
kesehatan
b) S2 Pendidikan berlatar belakang pendidikan minimal D3
kesehatan
c) S2 yang relevan dengan kompetensi jurusan berlatar belakang
pendidikan minimal D3 kesehatan.
3) Memiliki sertifikat pendidik
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan
dari dokter Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (pusat atau daerah);
5) Tidak berstatus tugas belajar;
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun pada diusulkan kepada
Kepala badan PPSDMK untuk mendapatkan rekomendasi
persetujuan;
7) SKP/SKP dalam 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik.
8) Tidak dalam proses atau menjalankan hukuman disiplin sedang atau
berat.

c. Mekanisme penunjukkan dan penetapan Kajur dalam 1 (satu) masa


periode
1) Direktur menunjuk dan mengusulkan calon Kajur yang memenuhi
persyaratan kepada Kepala Badan PPSDMK untuk mendapatkan
persetujuan
2) Kepala Badan PPSDMK menerbitkan rekomendasi persetujuan

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 75


3) Setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Badan PPSDMK,
Direktur menetapkan Kajur dengan surat keputusan Direktur dan
melantik Kajur.

d. Berakhirnya masa jabatan Kajur


Masa jabatan Kajur berakhir, apabila :
1) Telah selesai masa jabatan bersamaan dengan berakhirnya jabatan
direktur.
2) Dipindahkan ke instansi/jabatan lain
3) Mengundurkan diri
4) Sakit yang mengakibatkan tidak dapat melaksanakan tugasnya
5) Meninggal dunia
6) Melakukan pelanggaran disiplin sedang atau berat.

e. Mekanisme pemberhentianmasa jabatan Kajur


1) Direktur mengusulkan pemberhentian Kajur definitive kepada Kepala
badan PPSDMK untuk mendapatkan persetujuan
2) Kepala Badan PPSDMK menerbitkan rekomendasi persetujuan
pemberhentian
3) Setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Badan PPSDMK,
Direktur menetapkan pemberhentian Kajur dengan surat keputusan
Direktur
4) Apabila Direktur belum menunjuk dan mengusulkan Kajur antar
waktu, maka Direktur menetapkan pelaksana tugas

f. Penunjukan dan penetapan Kajur antar waktu


Penunjukkan dan penetapan Kajur antar waktu dilakukan apabila Kajur
definitife:
1) Dipindahkan ke instansi/jabatan lain
2) Mengundurkan diri
3) Sakit yang mengakibatkan tidak dapat melaksanakan tugasnya
4) Meninggal dunia
5) Melakukan pelanggaran disiplin sedang atau berat

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 76


g. Mekanisme penunjukkan dan penetapan Kajur Antar Waktu
1) Direktur menunjuk Kajur antar waktu dan mengusulkan kepada
Kepala Badan PPSDMK untuk mendapatkan persetujuan
2) Kepala Badan PPSDMK menerbitkan rekomendasi persetujuan
penunjukkan Kajur antar waktu
3) Setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Badan PPSDMK,
Direktur menetapkan Kajur antar waktu dengan surat keputusan
Direktur dan melantik Kajur antar waktu
4) Berakhirnya masa jabatan Kajur antar waktu bersamaan dengan
dilantiknya Ketua Jurusan definitife
5) Dalam hal masa jabatan Kajur antar waktu kurang dari 2 (dua) tahun
sejak tanggal ditetapkan, dianggap belum mencapai 1 (satu) periode
jabatan

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 77


Standar Prosedur Operasional(SPO)Pemilihan Dan PenetapanKetua
Jurusan Politeknik Kesehatan Dapat Dilihat Pada Gambar 4.

STANDAR PROSEDUROPERASIONAL (SPO) Gambar


PEMILIHAN DAN PENETAPAN KETUA JURUSAN POLITEKNIK KESEHATAN

DIREKTUR POLTEKKES SENAT POLTEKKES KA. BADAN PPSDM


KETERANGAN
KEMENKES KEMENKES KESEHATAN

MULAI
MULAI  Paling Lambat 2
minggu Direktur
dilantik

 Usulan masing-
MENUNJUK CALON
MENUNJUK CALON
masing 1 orang
KAJUR
PUDIR untuk Pudir I,
Pudir II, dan
Pudir III

MENGUSULKAN CALON MENERIMA USULAN


MENERIMA USULAN
MENGUSULKAN CALONKAJUR
KAJUR
CALON PUDIR CALONPUDIR

TIDAKSETUJU PERSETUJUAN

SETUJU

MENETAPKAN PUDIR MENERBITKAN


DENGAN SK REKOMENDASI
PERSETUJUAN

MELANTIK
KAJUR

SELESAI

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 78


7. SEKRETARIS JURUSAN (SEKJUR)
a. Jabatan
1) Sekjur ditunjuk oleh Direktur atas usulan Kajur;
2) SekJur ditetapkan dan dilantik oleh Direktur atas usulan Kajur.
3) Masa jabatan SekJur bersamaan dengan periode jabatan Direktur dan akan dievaluasi
kinerjanya oleh Direktur secara berkala setiap tahun sesuaidengan mekanisme dan
ketentuan.
4) Dalam hal masa jabatan Sekjur kurang dari 2 (dua) tahun, dianggap belum mencapai 1
(satu) periode jabatan.

b. Syarat-syarat calon
1) Dosen tetap di jurusan yang bersangkutan dengan jabatan minimal Asisten Ahli, dengan
pangkat/golongan minimal Penata Muda /IIIa yang dibuktikan dengan SK Jabatan
fungsional dosen;
2) Jenjang pendidikan S2 kesehatan atau S2 lain yang sesuai dengan bidang bidang
tugasnya
Pendidikan S2 lain yang sesuai dengan bidang tugasnya adalah :
a) S2 Manajemen berlatar belakang pendidikan minimal D3 kesehatan
b) S2 Pendidikan berlatar belakang pendidikan minimal D3 kesehatan
c) S2 yang relevan dengan kompetensi jurusan berlatar belakang pendidikan minimal
D3 kesehatan
3) Memiliki sertifikat pendidik;
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (pusat atau daerah)
5) Tidak berstatus tugas belajar;
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun pada saat di tetapkan.
7) SKP 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik.
8) Tidak dalam proses atau menjalani hukuman disiplin sedang atau berat;

c. Mekanisme penunjukkan Sekjur

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 79


1) Kajur mengusulkan calon Sekjur kepada Direktur
2) Direktur menetapkan dan melantik Sekjur

d. Pemberhentian Sekjur
Direktur menetapkan pemberhentian SekJur atas usulan Kajur dengan Surat Keputusan
Direktur.

8. KETUA PROGRAM STUDI (KA. PRODI)


a. Jabatan
1) Ketua Prodi ditunjuk atas usulan Kajur, ditetapkan dan dilantik oleh Direktur;
2) Penunjukan dan penetapan Ketua Prodi sebagaimana dimaksud pada angka 1), dapat
berupa :
i. Penunjukan dan pentapan Ketua prodi dalam 1 (satu) masa periode; dan
ii. Penunjukan dan penetapan Ketua Prodi antar waktu.
3) menunjuk pelaksana tugas sebagai Ketua Prodi sampai dengan ditetapkannya Ketua
Prodi definitif, paling lama dalam waktu 2 (dua) minggu;
4) Masa jabatan Ketua Prodi bersamaan dengan periode jabatan Direktur dan akan
dievaluasi kinerjanya oleh Direktur secara berkala setiap tahun sesuai dengan mekanisme
dan ketentuan;
5) Ketua Prodi dapat ditunjuk dan ditetapkan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan

b. Syarat-syarat calon
1) Dosen tetap di jurusan/prodi bersangkutan dengan jabatan Lektor, yang dibuktikan
dengan SK Jabatan fungsional dosen;
2) Jenjang pendidikan S2 kesehatan atau S2 lain yang sesuai dengan bidang tugasnya.
Pendidikan S2 lain yang sesuai dengan bidang tugasnya adalah :
a) S2 Manajemen berlatar belakang pendidikan minimal D3 kesehatan
b) S2 Pendidikan berlatar belakang pendidikan minimal D3 kesehatan
c) S2 yang relevan dengan kompetensi jurusan berlatar belakang pendidikan minimal D3
kesehatan
3) Memiliki sertifikat pendidik.
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (pusat atau daerah)
5) Tidak berstatus tugas belajar

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 80


6) Usia tidak lebih dari60 (enam puluh) tahun pada saat ditetapkan
7) SKP/SKP dalam 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik
8) Tidak sedang dalam proses atau menjalani hukuman disiplin sedang atau berat

c. Mekanisme penunjukkan dan penetapan Ketua Prodi


1) Direktur menunjuk calon Ketua Prodi yang memenuhi persyaratan
2) Direktur menetapkan Ketua Prodi dengan surat keputusan Direktur dan melantik Ketua
Prodi

d. Berakhirnya masa jabatan Ketua Prodi


Masa jabatan Ketua Prodi berakhir, apabila :
1) Telah selesai masa jabatan bersamaan dengan berakhirnya jabatan Direktur
2) Dipindahkan ke instansi/jabatan lain
3) Mengundurkan diri
4) Sakit yang mengakibatkan tidak dapat melaksanakan tugasnya
5) Meninggal dunia
6) Melakukan pelanggaran disiplin sedang atau berat

e. Mekanisme Pemberhentian Ketua Prodi


Direktur menetapkan pemberhentian Ketua Prodi dengan surat keputusan Direktur.

f. Penunjukan dan penetapan Ketua Prodi antar waktu


Penunjukan dan penetapan Ketua Prodi antar waktu dilakukan apabila Ketua Prodi
definitife :
1) Dipindahkan ke instansi/jabatan lain
2) Mengundurkan diri
3) Sakit yang mengakibatkan tidak dapat melaksanakan tugasnya
4) Meninggal dunia
5) Melakukan pelanggaran disiplin sedang atau berat

g. Mekanisme penunjukan dan penetapan Ketua Prodi antar waktu


1) Direktur menunjuk calon Ketua Prodi antar waktu
2) Direktur menetapkan Ketua Prodi antar waktu dengan surat keputusan Direktur dan
melantik Ketua Prodi antar waktu

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 81


3) Berakhirnya masa jabatan Ketua Prodi antar waktu bersamaan dengan dilantiknya Ketua
Prodi definitif
4) Dalam hal masa jabatan Ketua Prodi antar waktu kurang dari 2 (dua) tahun sejak tanggal
ditetapkan, dianggap belum mencapai 1 (satu) periode jabatan.

9. SEKERTARIS PROGAM STUDI (SEKPROD) (UNTUK LUAR DOMISILI)


a. Jabatan
1) Sekprodi ditunjuk atas usulan Ka Prodi, ditetapkan dan dilantik oleh Direktur
2) Masa jabatan Sekprodi bersamaan dengan periode jabatatan Direktur dan akan dievaluasi
secara berkala setiap tahun sesuai dengan mekanisme dan ketentuan
3) Dalam hal masa jabatan Kajur kurang dari 2 (dua) tahun dianggap belum mencapai 2
(satu) periode jabatan

b. Syarat-syarat calon
1) Dosen tetap di Jurusan/Prodi bersangkutan dengan jabatan minimal Asisten Ahli, dengan
pangkat/golongan minimal Penata Muda/IIIa yang dibuktikan dengan SK Jabatan
Fungsional Dosen
2) Jenjang pendidikan S2 Kesehatan atau S2 lain yang sesuai dengan bidang tugasnya.
Pendidikan S2 lain yang sesuai dengan bidang tugasnya adalah :
a) S2 Manajemen berlatar belakang pendidikan minimal D3 Kesehatan.
b) S2 Pendidikan berlatar belakang pendidikan minimal D3 Kesehatan.
c) S2 yang relevan dengan kompetensi jurusan berlatar belakang pendidikan minimal D3
Kesehatan
3) Memiliki sertifikat pendidik
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (pusat atau daerah)
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun pada saat ditetapkan
7) SKP 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik
8) Tidak dalam proses atau menjalnai hukuman disiplin sedang atau berat

c. Mekanisme penunjukan dan penetapan Sekprodi


1) Ketua Prodi mengusulkan calon Sekprodi kepada Direktur
2) Direktur menetapkan dan melantik Sekprodi

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 82


d. Pemberhentian Sekprodi
Direktur menetapkan pemberhentian Sekprodi atas usulan Kaprodi dengan surat keputusan
Direktur

10. JABATAN FUNGSIONAL


Syarat-syarat jabatan fungsional dosen untuk pengangkata pertama jabatan fungsional dosen
adalah :
a. Pendidikan minimal S2
b. Mempunyai bukti fisik mengajar minimal 2 semester
c. Mempunyai nilai penelitian sebanyak 10 % dari kumulatif perjenjang.
d. Memenuhi nilai pendidikan dan pengajaran maksimal 40%
e. Memenuhi nilai pengabdian kepada masyarakat minimal 1 kegiatan
f. Untuk pengangkatan dan pemberhentian ditetapkan berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI.

a. KEPALA UNIT PENELITIAN,


a. Jabatan
1) Ka. Unit Penelitian ditunjuk oleh Direktur
2) Ka. Unit Penelitian ditetapkan dan dilantik oleh Direktur
3) Masa jabatan Ka. Unit Penelitian bersamaan dengan periode jabatan Direktur dan akan
dievaluasi kinerjanya oleh Direktur secara berkala setiap tahun sesuai dengan
mekanisme dan ketentuan
4) Dalam hal masa jabatan Ka. Unit Penelitian, kurang dari 2 (dua) tahun dianggap belum
mencapai 1 (satu) periode jabatan

b. Syarat-syarat calon
1) Dosen dengan jabatan minimal Asisten Ahli atau instruktur, dengan pangkat/golongan
minimal Penata Muda/IIIa
2) Jenjang pendidikan minimal DIV/S1 bidang kesehatan
3) Pengalaman kerja 2 tahun sebagai dosen
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (pusat atau daerah)
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun pada saat ditetapkan

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 83


7) SKP 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik
8) Tidak dalam proses atau menjalnai hukuman disiplin sedang atau berat.

c. Mekanisme penunjukan dan penetapan Ka. Unit Penelitian


1) Direktur menunjuk Ka.Unit Penelitian
2) Direktur menetapkan dan melantik Ka.Unit Penelitian

d. PemberhentianKa. Unit Penelitian


Direktur pemberhentian Ka.Unit Penelitian dengan surat keputusan Direktur.

11. KEPALA UNIT PENELITIAN


a. Jabatan
1) Ka. Unit pPenelitian ditunjuk oleh Direktur
2) Ka. Unit pengabmas ditetapkan dan dilantik oleh Direktur
3) Masa jabatan Ka. Unit Pengabmas bersamaan dengan periode jabatan Direktur dan akan
dievaluasi kinerjanya oleh Direktur secara berkala setiap tahun sesuai dengan mekanisme
dan ketentuan
4) Dalam hal masa jabatan Ka. Unit Pengabmas, kurang dari 2 (dua) tahun dianggap belum
mencapai 1 (satu) periode jabatan

b. Syarat-syarat calon
1) Dosen dengan jabatan minimal Asisten Ahli atau instruktur, dengan pangkat/golongan
minimal Penata Muda/IIIa
2) Jenjang pendidikan minimal DIV/S1 bidang kesehatan
3) Pengalaman kerja 2 tahun sebagai dosen
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (pusat atau daerah)
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun pada saat ditetapkan
7) SKP 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik
8) Tidak dalam proses atau menjalnai hukuman disiplin sedang atau berat.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 84


c. Mekanisme penunjukan dan penetapan Ka. Unit Pengabmas
3) Direktur menunjuk Ka.Unit Penelitian
4) Direktur menetapkan dan melantik Ka.Unit Penelitian

d. Pemberhentian Ka. Pengabmas


Direktur pemberhentian Ka. Penelitian dengan surat keputusan Direktur.

12. KEPALA UNIT PENGABDIAN MASYARAKAT


a. Jabatan
1) Ka. Unit Pengabdian ditunjuk oleh Direktur
2) Ka. Unit Pengabmas ditetapkan dan dilantik oleh Direktur
3) Masa jabatan Ka. Unit Pengabmas bersamaan dengan periode jabatan Direktur dan
akan dievaluasi kinerjanya oleh Direktur secara berkala setiap tahun sesuai dengan
mekanisme dan ketentuan
4) Dalam hal masa jabatan Ka. Unit Pengabmas, kurang dari 2 (dua) tahun dianggap
belum mencapai 1 (satu) periode jabatan

b. Syarat-syarat calon
9) Dosen dengan jabatan minimal Asisten Ahli atau instruktur, dengan pangkat/golongan
minimal Penata Muda/IIIa
10) Jenjang pendidikan minimal DIV/S1 bidang kesehatan
11) Pengalaman kerja 2 tahun sebagai dosen
12) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (pusat atau daerah)
13) Tidak berstatus tugas belajar
14) Usia tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun pada saat ditetapkan
15) SKP 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik
16) Tidak dalam proses atau menjalnai hukuman disiplin sedang atau berat.

c. Mekanisme penunjukan dan penetapan Ka. Unit Pengabmas


5) Direktur menunjuk Ka.Unit pengabdian masyarakat
6) Direktur menetapkan dan melantik Ka.Unit Pengabmas

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 85


d. Pemberhentian Ka. Pengabmas
Direktur pemberhentian Ka. Pengabmas dengan surat keputusan Direktur.

13. KEPALA UNIT PENJAMINAN MUTU


a. Jabatan
KepalaUnit Penjaminan Mutu diangkat dan diberhentikan oleh Direktur.
b. Syarat – syarat calon
1) Dosen tetap di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya minimal pendidikan S2
Kesehatan/ S2 lain yang relevan
2) Berpengalamanmengajar tetap di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya minimal 2 (dua)
tahun
3) Diutamakan mempunyai setifikat pelatihan penjaminan mutu atau sejenisnya
4) Sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah Sakit pemerintah;
5) Tidak dalam status tugas belajar atau ijin belajar
6) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 60 (enam puluh)tahun;
7) SKP 2 (dua) tahun terakhir baik.
8) Tidak terlibat dalam kasus hukum;

c. Mekanisme penunjukan dan penetapan


Direktur menunjuk dan menetapkan Ka. Unit PenjaminanMutu.
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikan Ka. Unit Penjaminan Mutu dengan surat keputusan Direktur.

14. KEPALA UNIT PERPUSTAKAAN


a. Jabatan
1) Ka. Unit Perpustakaan ditunjuk oleh Direktur.
2) Ka. Unit Perpustakaan ditetapkan dan dilantik oleh Direktur
3) Masa jabatan Ka.Unit Perpustakaan bersamaan dengan periode jabatan Direktur dan
akan dievaluasi kinerjanya oleh Direktur secara berkala setiap tahun sesuai dengan
mekanisme dan ketentuan
4) Dalam hal masa jabatan Ka. Unit Perpustakaan kurang dari 2 (dua) tahun, dianggap
belum mencapai 1 (satu) periode jabatan.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 86


b. Syarat-syarat calon
1) Pegawai/tenaga kependidikan dengan pangkat/golongan minimal Penata Muda/IIIa
2) Jenjang pendidikan minimal D III Perpustakaan.
3) Pengalaman kerja 2 tahun sejak diangkat sebagai PNS
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter
Puskesmas/Rumah Sakit Pemerintah (pusat atau daerah)
5) Tidak berstatus tugas belajar
6) Usia tidak lebih dari 50 (lima puluh) tahun pada saat ditetapkan
7) SKP 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik
8) Tidak dalam proses atau menjalnai hukuman disiplin sedang atau berat.

c. Mekanisme penunjukan dan


penetapan Ka.Unit Perpustakaan
1) Direktur menunjuk Ka.Unit Perpustakaan
2) Direktur menetapkan dan melantik Ka.Unit Perpustakaan
d. PemberhentianKa.Unit
Perpustakaan
Direktur memberhentikan Ka.Unit Perpustakaan dengan surat keputusan direktur.

15. KEPALA UNIT LABORATORIUM


a. Jabatan
1) Ka.Unit Lab. Ditunjuk oleh Direktur
2) Ka.Unit Lab. Ditetapkan dan dilantik oleh Direktur
3) Masa jabatan Ka.Unit Lab. Bersamaan dengan periode jabatan Direktur dan akan
dievaluasi kinerjanya oleh Direktur secara berkala

b. Syarat-syarat calon
1) Pegawai tetap di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, minimal pendidikan S2
Kesehatan yang relevan dengan bidang tugasnya
2) Berpengalaman mengelola laboratorium dan membimbing mahasiswa di Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya minimal 2 (dua) tahun
3) Sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah Sakit pemerintah;
4) Tidak dalam status tugas belajar atau ijin belajar
5) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 60 (Enam puluh) tahun;

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 87


6) SKP 2 (dua) tahun terakhir baik.
7) Tidak terlibat dalam kasus hukum;
8) Kepala Unit Laboratorium yang pada saat ini telah menduduki jabatan, masih tetap
menduduki jabatan tersebut sampai berakhir masa jabatannya.

c. Mekanisme penunjukan dan penetapan


Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya menunjukKa. Unit Laboratorium.

d. Pemberhentian
Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya memberhentikan Ka. Unit Laboratorium
dengan surat keputusan direktur.

16. UNIT - UNIT PENUNJANG


a. KEPALA UNIT PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTITUSI
a. Jabatan
1) Ka. Unit Perencanaan dan pengembangan institusi ditunjuk oleh Direktur.
2) Ka. Unit Perencanaan dan pengembangan institusi ditetapkan dan dilantik oleh
Direktur
3) Masa jabatan Ka.Unit Perencanaan dan pengembangan institusi bersamaan dengan
periode jabatan Direktur dan akan dievaluasi kinerjanya oleh Direktur secara berkala
setiap tahun sesuai dengan mekanisme dan ketentuan
4) Dalam hal masa jabatan Ka. Unit Perencanaan dan pengembangan institusi kurang dari
2 (dua) tahun, dianggap belum mencapai 1 (satu) periode jabatan )

b. Syarat – syarat calon


1) Dosen tetap di Piltekkes Kemenkes Tasimalaya, berpendidikan minimal S2 Kesehatan/
Kependidikan/ Manajemen;
2) Sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah Sakit pemerintah;
3) Tidak dalam status tugas belajar atau ijin belajar;
4) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 50 (lima puluh tahun) tahun;
5) SKP 2 (dua) tahun terakhir baik.
6) Tidak terlibat dalam kasus hukum;

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 88


c. Mekanisme penunjukkan dan penetapan
Direktur menetapkan Kepala Unit Perencanaan dan Pengembangan institusi

d. Pemberhentian
Direktur memberhentikan Kepala Unit Perencanaan dan Pengembangan institusi
dengan surat keputusan Direktur.

b. KEPALA UNIT TEKNOLOGI INFORMASI


a. Jabatan
1) Penunjukan Kepala Unit Komputer dilaksanakan setelah penetapan Pembantu
Direktur.
2) epala Unit Komputer ditunjuk, ditetapkan dan diberhentikan oleh Direktur.

b. Syarat-syarat calon
1) Pegawai tetap di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, minimal berpendidkan S1
Komputer / S1 Tehnik Informatika
2) Sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah Sakit
pemerintah
3) Tidak dalam status tugas belajar;
4) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 50 (lima puluh tahun) tahun;
5) SKP 2 (dua) tahun terakhir baik.
6) Tidak terlibat dalam kasus hukum;

c. Mekanisme penunjukan dan penetapan


Direktur menetapkan Kepala Unit Komputer/Teknologi Informasi

d. Pemberhentian
Direktur memberhentikan Kepala Unit Komputer

e. KEPALA UNIT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN


a. Jabatan
1) Penunjukan Kepala Unit Pemeliharaan dan Perbaikan ditunjuk olehDirektur.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 89


2) Kepala Unit Pemeliharaan dan Perbaikan, ditetapkan dan diberhentikan oleh
Direktur.

b. Syarat-syarat calon
1) Pegawai tetap di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, berpendidikan minimal DIV/S1
yang relevan dengan bidang tugasnya
2) Sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah Sakit pemerintah;
3) Tidak dalam status tugas belajar atau ijin belajar
4) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 50 (lima puluh tahun) tahun;
5) SKP 2 (dua) tahun terakhir baik.
6) Tidak terlibat dalam kasus hukum;

c. Mekanisme penunjukan dan penetapan


Direktur menetapkan Kepala Unit Pemeliharaan dan Perbaikan

d. Pemberhentian
Direktur memberhentikan Kepala Unit Pemeliharaan danPerbaikan dengan surat
keputusan Direktur.

f. KEPALA UNIT KERJASAMA DAN HUBUNGAN MASYARAKAT


a. Jabatan
1) Penunjukan Ketua Unit Kerjasama dilaksanakan oleh Direktur.
2) Ketua Unit Kerjasama, ditetapkan dan diberhentikan oleh Direktur.

b. Syarat – syarat calon


1) Pegawai tetap di Piltekkes Kemenkes Tasimalaya, berpendidikanminimalS2
Kesehatan/Kependidikan/Manajemen atau S1 Kesehatan + pelatihan yang relevan
atau Sarjana Hukum
2) Sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah Sakit
pemerintah;
3) Tidak dalam status tugas belajar atau ijin belajar
4) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 50 (lima puluh tahun) tahun;
5) SKP 2 (dua) tahun terakhir baik.
6) Tidak terlibat dalam kasus hukum.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 90


c. Mekanisme penunjukkan dan penetapan
Direktur menetapkan Kepala Unit Kerjasama.

d. Pemberhentian
Direktur memberhentikan Kepala Unit Kerjasama dengan surat keputusan Direktur.

Sesuai dengan struktur organisasi Jurusan atau Program Studi di luar domisili selain
melaksanakan kegiatan pendidikan juga melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian
masyarakat serta untuk menjamin mutu pendidikan. Maka perlu dibentuk sub UPPM dan
UPM.

g. KEPALA UNIT LAYANAN PENGADAAN


a. Jabatan
1) Penunjukan Ketua Unit Layanan Pengadaan dilaksanakan oleh Direktur.
2) Ketua Unit Kerjasama, ditetapkan dan diberhentikan oleh Direktur.

b. Syarat – syarat calon


1) Pegawai tetap di Piltekkes Kemenkes Tasimalaya, berpendidikan minimal S1
Semua Jurusan.
2) Memiliki Sertifikat Diklat Pengadaan Barang dan Jasa dan penyusunan kontrak
barang daan jasa, negosisasi harga.
3) Sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah Sakit
pemerintah;
4) Tidak dalam status tugas belajar atau ijin belajar
5) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 50 (lima puluh tahun) tahun;
6) SKP 2 (dua) tahun terakhir baik.
7) Tidak terlibat dalam kasus hukum;

c. Mekanisme penunjukkan dan penetapan


Direktur menetapkan Kepala Unit Layanan Pengadaan
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikan Kepala Unit Layanan Pengadaan dengan surat
keputusan Direktur.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 91


h. KEPALA UNIT LAYANAN KONSELING
a. Jabatan
1) Penunjukan Ketua Unit Layanan Konseling dilaksanakan oleh Direktur.
2) Ketua Unit Kerjasama, ditetapkan dan diberhentikan oleh Direktur.

b. Syarat – syarat calon


1) Pegawai tetap di Piltekkes Kemenkes Tasimalaya, berpendidikan minimal S1
Jurusan Psikologi.
2) Sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah Sakit
pemerintah;
3) idak dalam status tugas belajar atau ijin belajar
4) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 50 (lima puluh tahun) tahun;
5) SKP 2 (dua) tahun terakhir baik.
6) Tidak terlibat dalam kasus hukum;
c. Mekanisme penunjukkan dan penetapan
Direktur menetapkan Kepala Unit Layanan Konseling
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikan Kepala Unit Layanan Konseling dengan surat keputusan
Direktur.

i. KEPALA SUB UNIT


1) Sub. UNIT PENELITIAN
a. Jabatan
Ketua sub unit Penelitian diangkat dan diberhentikan oleh Direktur atas usulan
dari jurusan yang bersangkutan.

b. Syarat – syarat calon


(1) Dosen tetap di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya minimal pendidikan S 1
Kesehatan/ S2 lain yang relevan

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 92


(2) Berpengalamanmengajar tetap di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya minimal 2
(dua) tahun
(3) Sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah Sakit
pemerintah;
(4) Tidak dalam status tugas belajar atau ijin belajar
(5) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 60 (enam puluh)tahun;
(6) SKP 2 (dua) tahun terakhir baik.
(7) Tidak terlibat dalam kasus hukum;

c. Mekanisme penunjukan dan penetapan


Direktur menetapkan Ka.Sub Unit Pengabdian Masyarakat.

d. Pemberhentian
Direktur memberhentikanKa.Sub Unit Pengabdian Masyarakat dengan surat
keputusan Direktur.

e. Sub. UNIT PENGABDIAN MASYARAKAT


a. Jabatan
Ketua sub unit Pengabdian Masyarakat diangkat dan diberhentikan oleh Direktur
atas usulan dari jurusan yang bersangkutan.
b. Syarat – syarat calon
2. Dosen tetap di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya minimalpendidikan S1
Kesehatan/ S2 lain yang relevan
3. Berpengalamanmengajar tetap di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya minimal 2
(dua) tahun
4. Sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah Sakit
pemerintah;
5. Tidak dalam status tugas belajar atau ijin belajar
6. Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 60 (enam puluh)tahun;
7. SKP 2 (dua) tahun terakhir baik.
8. Tidak terlibat dalam kasus hukum;

c. Mekanisme penunjukan dan penetapan


Direktur menetapkan Ka.Sub Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 93


d. Pemberhentian
Direktur memberhentikan Ka.Sub Unit Penelitiandan Pengabdian Masyarakat dengan
surat keputusan Direktur.

a. KEPALA SUB UNIT PENJAMINAN MUTU


a. Jabatan
Ketua sub unit Penjaminan mutu diangkat dan diberhentikan oleh Direktur atas
usulan dari jurusan yang bersangkutan
b. Syarat – syarat calon
(1) Dosen tetap di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya minimal pendidikan S1
Kesehatan/ lain yang relevan
(2) Berpengalamanmengajar tetap di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya minimal 2
(dua) tahun
(3) Sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah Sakit
pemerintah;
(4) Tidak dalam status tugas belajar atau ijin belajar
(5) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 60 (enam puluh)tahun;
(6) SKP 2 (dua) tahun terakhir baik.
(7) Tidak terlibat dalam kasus hukum;

c. Mekanisme penunjukan dan penetapan


Direktur menetapkan Ka.Sub penjaminan mutu

d. Pemberhentian
Direktur memberhentikanKa.Sub Unit penjaminan mutu dengan surat keputusan
Direktur.

e. KEPALA SUB UNIT


PERPUSTAKAAN
a. Jabatan

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 94


Kepala sub unit Perpustakaan diangkat dan diberhentikan oleh Direktur atas
usulaan dari jurusan yang bersangkutan

b. Syarat – syarat calon


(1) Pegawai tetap di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, pendidikan minimal DIII
perpustakaan atau DIV/S1kesehatan + pelatihan perpustakaan
(2) Berpengalamanbekerja di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
(3) minimal 2 (dua) tahun
(4) Sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah Sakit
pemerintah;
(5) Tidak dalam status tugas belajar atau ijin belajar
(6) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 50 (lima puluh)tahun;
(7) SKP 2 (dua) tahun terakhir baik
(8) Tidak terlibat dalam kasus hukum;

c. Mekanisme penunjukkan dan penetapan


Direktur menetapkan Ka.Sub Unit Perpustakaan

d. Pemberhentian
Direktur menetapkan pemberhentian Ka.Sub nit Perpustakaan dengan surat
keputusan Direktur.

f. KEPALA SUB UNIT


LABORATORIUM
a) Jabatan
Kepala sub unit Laboratorium diangkat dan diberhentikan oleh Direktur atas usulan
dari ketua jurusan yang bersangkutan

b) Syarat – syarat calon


(1) Pegawai tetap di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dengan pendidikan
minimal DIV/S1 Kesehatan yang relevan dengan bidang tugasnya
(2) Berpengalaman membimbing mahasiswa di Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya minimal 2 (dua) tahun

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 95


(3) Sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah Sakit
pemerintah;
(4) Tidak dalam status tugas belajar atau ijin belajar
(5) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 50 (lima puluh)tahun;
(6) SKP 2 (dua) tahun terakhir baik.
(7) Tidak terlibat dalam kasus hukum

c) Mekanisme penunjukkaan dan penetapan


Direktur menetapkan Ka.Sub Unit Laboratorium.

d) Pemberhentian
Direktur memberhentikanKa.Sub Unit Laboratorium dengan surat keputusan
Direktur

17. INSTRUKTUR KLINIK


a. Jabatan
Diangkat dan diberhentikan oleh Direktur atas usulan dari ketuajurusan yang bersangkutan
b. Syarat – syarat calon
1) Pegawai tetap/tidak tetap di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
2) Untuk pegawai tetap pendidikan minimal DIV/S1 Kesehatan yang relevan dengan
bidang tugasnya
3) Untuk pegawai tidak tetap dari lahan praktek
4) Pendidikan D III kesehatan yang relevan dengan pengalaman bekerja di institusi
pelayanan kesehatan minimal 5 (lima) tahun
5) Pendidikan D IV / S 1 kesehatan yang relevan pengalaman bekerja di Institusi
pelayanan kesehatan minimal 2 (dua) tahun
6) Sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah Sakit pemerintah
7) Mempunyai sertifikat pelatihan Instruktur Klinik / C.I
8) Tidak terlibat dalam kasus hukum
c. Mekanisme penunjukan dan penetapan
Direktur menetapkan Instruktur Klinik semua jurusan.
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikaninstruktur Klinik dengan surat keputusan Direktur

18. PETUGAS LABORATORIUM

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 96


a. Jabatan
Diangkat dan diberhentikan oleh Direktur atas usulan dari jurusan yang bersangkutan
b. Syarat – syarat calon
1) Pendidikan minimal DII Kesehatan atau D III lain / SLTA + pengalaman bekerja di
institusi pelayanan/pendidikan kesehatan minimal 5 (lima) tahun
2) Sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah Sakit pemerintah;
3) Disiplin, rapih, teliti,tertib, ramah, sopan
4) Tidak terlibat dalam kasus hukum;
c. Mekanisme penunjukkan dan penetapan
Direktur menetapkan petugas Laboratorium.
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikan petugas Laboratorium dengan surat keputusan Direktur

19. BENDAHARA
a. Jabatan
Diangkat dan diberhentikan oleh direktur
b. Syarat–syarat calon
1) Berlatar belakang pendidikan minimal D III ekonomi / akuntan /
administrasi/manajemen/komputer
2) Sehat jasmani dan rokhani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter pemerintah
3) Teliti, jujur, disiplin
4) Tidak terlibat dalam kasus hukum
5) Mengisi formulir kesediaan mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya

c. Mekanisme Penetapan
Diusulkan oleh baperjakat kepada Direktur melalui mekanisme penilaian yang sudah
ditetapkan.
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikanbendahara dengan surat keputusan Direktur

20. VERIFIKATOR KEUANGAN


a. Jabatan
Diangkat dan diberhentikan oleh direktur
b. Syarat–syarat calon
1) Berlatar belakang pendidikan minimal D III akuntansi/ekonomi

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 97


2) Sehat jasmani dan rokhani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter pemerintah
3) Mempunyai integritas yang tinggi terhadap institusi
4) Tidak terlibat dalam kasus hukum
5) Mengisi formulir kesediaan mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya
c. Mekanisme Penetapan
Diusulkan oleh baperjakat kepada Direktur melalui mekanisme penilaian yang sudah
ditetapkan.
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikanverifikator keuangan dengan surat keputusan Direktur.

21. PENGADMINISTRASI UMUM


a. Jabatan
Diangkat dan diberhentikan oleh direktur
b. Syarat–syarat calon
1) Berlatar belakang pendidikan minimal D.III yang relevan
2) Sehat jasmani dan rokhani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter pemerintah
3) Tidak dalam status tugas belajar
4) Tidak terlibat dalam kasus hukum
5) Mengisi formulir kesediaan mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya

c. Mekanisme Penetapan
1) Direktorat : Diusulkan oleh baperjakat kepada Direktur melalui mekanisme penilaian
yang sudah ditetapkan.
2) Jurusan/prodi di luar domisili : diusulkan oleh ketua jurusan atau ka. Prodi di luar
domisili kepada direktur
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikan pengadministrasian umum dengan surat keputusan Direktur

22. PENGADMINISTRASI KEPEGAWAIAN


a. Jabatan
Diangkat dan diberhentikan oleh direktur
b. Syarat–syarat calon
1) Berlatar belakang pendidikan minimal D.III administrasi/manajemen /komputer

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 98


2) Sehat jasmani dan rokhani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter
pemerintah
3) Tidak dalam status tugas belajar
4) Tidak terlibat dalam kasus hukum
5) Mengisi formulir kesediaan mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya
c. Mekanisme Penetapan
1) Direktorat : Diusulkan oleh baperjakat kepada Direktur melalui mekanisme penilaian
yang sudah ditetapkan.
2) Jurusan/prodi di luar domisili : diusulkan oleh ketua jurusan atau ka. Prodi di luar
domisili kepada direktur
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikanpengadministrasian kepegawaian dengan surat keputusan
Direktur

23. PENGADMINISTRASI BARANG


a. Jabatan
Diangkat dan diberhentikan oleh direktur
b. Syarat–syarat calon
1) Berlatar belakang pendidikan minimal D.III
administrasi/manajemen/komputer/ekonomi/akuntan
2) Sehat jasmani dan rokhani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter
pemerintah
3) Tidak dalam status tugas belajar
4) Tidak terlibat dalam kasus hukum\
5) Mengisi formulir kesediaan mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya
c. Mekanisme Penetapan
1) Direktorat : Diusulkan oleh baperjakat kepada Direktur melalui mekanisme penilaian
yang sudah ditetapkan.
2) Jurusan/prodi di luar domisili : diusulkan oleh ketua jurusan atau ka. Prodi di luar
domisili kepada direktur
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikanpengadministrasian barang dengan surat keputusan Direktur

24. PENGADMINISTRASI KEUANGAN


a. Jabatan

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 99


Diangkat dan diberhentikan oleh direktur
b. Syarat–syarat calon
1) Berlatar belakang pendidikan minimal D.III adminiatrasi/manajemen
/komputer/ekonomi/akuntan
2) Sehat jasmani dan rokhani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter
pemerintah
3) Teliti, jujur, disiplin
4) Tidak dalam status tugas belajar
5) Tidak terlibat dalam kasus hukum
6) Mengisi formulir kesediaan mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya
c. Mekanisme Penetapan
1) Direktorat : Diusulkan oleh baperjakat kepada Direktur melalui mekanisme penilaian
yang sudah ditetapkan.
2) Jurusan/prodi di luar domisili : diusulkan oleh ketua jurusan atau ka. Prodi di luar
domisili kepada direktur
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikanbendaharapengadministrasian keuangan dengan surat keputusan
Direktur

25. PENGADMINISTRASI AKADEMIK


a. Jabatan
Diangkat dan diberhentikan oleh direktur

b. Syarat–syarat calon
1) Berlatar belakang pendidikan minimal D.III
kesehatan/administrasi/Manajemen/komputer
2) Sehat jasmani dan rokhani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter
pemerintah
3) Tidak dalam status tugas belajar
4) Tidak terlibat dalam kasus hukum
5) Mengisi formulir kesediaan mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya
c. Mekanisme Penetapan
1) Direktorat : Diusulkan oleh baperjakat kepada Direktur melalui mekanisme penilaian
yang sudah ditetapkan.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 100


2) Jurusan/prodi di luar domisili : diusulkan oleh ketua jurusan atau ka. Prodi di luar
domisili kepada direktur
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikanpengadministrasian akademik dengan surat keputusan Direktur

26. PENGADMINISTRASI KEMAHASISWAAN


a. Jabatan
Diangkat dan diberhentikan oleh direktur
b. Syarat–syarat calon
1) Berlatar belakang pendidikan minimal D.III
kesehatn/administrasi/Manajemen/komputer
2) Sehat jasmani dan rokhani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter
pemerintah
3) Tidak dalam status tugas belajar
4) Tidak terlibat dalam kasus hukum
5) Mengisi formulir kesediaan mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya
c. Mekanisme Penetapan
1) Direktorat : Diusulkan oleh baperjakat kepada Direktur melalui mekanisme penilaian
yang sudah ditetapkan.
2) Jurusan/prodi di luar domisili : diusulkan oleh ketua jurusan atau ka. Prodi di luar
domisili kepada direktur
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikanpengadministrasian kemahasiswaan dengan surat keputusan
Direktur

27. TENAGA PENGAMAN


Pengadaan tenaga pengamanan dilaksanakan bekerjasama dengan pihak ke 3 melalui
outsoursching

28. PENGEMUDI
a. Jabatan
Diangkat dan diberhentikan oleh direktur
b. Syarat–syarat calon
1) Latar belakang pendidikan minimal SLTA

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 101


2) Sehat jasmani dan rokhani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter pemerintah
3) Memiliki SIM B, mengerti tentang mesin dan bias memperbaiki
4) Disiplin, tertib, rapih, ramah, sopan
5) Tidak terlibat dalam kasus hukum
6) Mengisi formulir kesediaan mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya
c. Mekanisme Penetapan
Diusulkan oleh baperjakat kepada Direktur melalui mekanisme penilaian yang sudah
ditetapkan.
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikanpengemudi dengan surat keputusan Direktur

29. CARAKA
a. Jabatan
Diangkat dan diberhentikan oleh direktur
b. Syarat–syarat calon
1) Berlatar belakang pendidikan minimal SLTA
2) Sehat jasmani dan rokhani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter pemerintah
3) Disiplin, rapih, ramah, sopan
4) Tidak terlibat dalam kasus hukum
5) Mengisi formulir kesediaan mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya
6) Memiliki SIM C, paham dengan tata persuratan dan alamat
c. Mekanisme Penetapan
Diusulkan oleh baperjakat kepada Direktur melalui mekanisme penilaian yang sudah
ditetapkan.
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikancaraka dengan surat keputusan Direktur

30. PRAMU
a. Jabatan
Diangkat dan diberhentikan oleh direktur
b. Syarat–syarat calon
1) Berlatar belakang pendidikan minimal SLTA
2) Sehat jasmani dan rokhani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter pemerintah
3) Disiplin, rapih, ramah, sopan
4) Tidak terlibat dalam kasus hukum

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 102


5) Mengisi formulir kesediaan mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya
c. Mekanisme Penetapan
Diusulkan oleh baperjakat kepada Direktur melalui mekanisme penilaian yang sudah
ditetapkan.
d. Pemberhentian
Direktur memberhentikanpramu dengan surat keputusan Direktur.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 103


BAB IV
PENGELOLA ADMINISTRASI UMUM, KEUANGAN DAN KEPEGAWAIAN

A. ADMINISTRASI UMUM
1. TATA PERSURATAN
a. Surat-surat yang berkaitan dengan kebijakan dan berhubungan dengan instansi di luar
Poltekkes yang berkaitan dengan kegiatan tri Dharma Perguruan tinmggi,bersifat kemitraan.
dikeluarkan melalui sistem satu pintu yaitu oleh Direktur, setelah mendapat masukan
Ka.Jurusan.
b. Surat-surat yang bersifat teknis intern dapat dikeluarkan oleh Ketua Jurusan dengan
tembusan kepada Direktur.
c. Tata cara persuratan mengikuti pedoman tata cara persuratan yang berlaku.

2. SISTEM AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA (SABMN)


a. Poltekkes adalah satuan kerja di lingkungan Badan PPSDM Kes selaku Unit Akuntansi Kuasa
Pengguna Barang (UAKPB) yang bertanggung jawab melaporkan penggunaan barang setiap
bulan kepada Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon 1 (UAPPA B-1).
b. Jurusan dan Program sudi yang berlainan tempat dengan direktorat dan jurusan sebagai sub
Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) di lingkungan Poltekkes yang diberi
wewenang dan mengurus serta menggunakan barang sesuai petunjuk dan syarat yang
ditetapkan oleh Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) sesuai dengan PMK No.
59 tahun 2005.
c. Direktur Poltekkes selaku Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) diwajibkan
mengirimkan laporan realisasi barang setiap bulan, triwulan, semesteran, tahunan yang
mencakup seluruh penggunaan yang dilakukan oleh jurusan ke Badan PPSDMK selaku Unit
Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon 1 (UAPPA B-1) dan mengirimkan pula ke Unit
Akuntansi Kuasa Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W).

3.UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP)


a. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan Barang/Jasa
adalah kegiatan untukmemperoleh Barang/Jasa oleh Poltekkes yang prosesnyadimulai dari
perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannyaseluruh kegiatan untuk memperoleh
Barang/Jasa.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 104


b. Jurusan/Unit - unit yang menggunakan Anggaran Pendapatandan Belanja Negara (APBN)
dan/atau Anggaran Pendapatandan Belanja Daerah (APBD).
c. Pengguna Barang/Jasa adalah Pejabat pemegang kewenanganpenggunaan Barang dan/atau
Jasa milik Negara/ dimasing-masing
d. Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang LembagaKebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
e. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah Direktur Poltekkes yang
ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN
f. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalahpejabat yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan PengadaanBarang/Jasa.
g. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalahunit organisasi pemerintah yang
berfungsi melaksanakanPengadaan Barang/Jasa di K/L/D/I yang bersifat permanen,dapat
berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada.
h. Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki SertifikatKeahlian Pengadaan Barang/Jasa
yang melaksanakanPengadaan Barang/Jasa.
i. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA
yang bertugas memeriksadan menerima hasil pekerjaan.
j. Aparat Siatem pengendali internal Pemerintah Poltekkes yang selanjutnya disebut SPIP
adalah aparat yangmelakukan pengendalian melalui audit, review, evaluasi,pemantauan dan
kegiatan pengawasan lain terhadappenyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.
k. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orangperseorangan yang menyediakan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya.
l. Organisasi Pengadaan Barang/Jasa untuk Pengadaan melaluiPenyedia Barang/Jasa terdiri atas:
1) PA/KPA;
2) PPK;
3) Pejabat Pengadaandan panitia pengadaan barang dan jasa
4) Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
m. Organisasi Pengadaan Barang/Jasa untuk Pengadaan melaluiSwakelola terdiri atas:
1) PA/KPA;
2) PPK; dan
3) Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
n. PPK dapat dibantu oleh tim pendukung yang diperlukan untukpelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 105


4. PERLENGKAPAN
a. Pengelolaan Barang Milik di poltekkes dikoordinir oleh Pudir II
b. Laporan hasil realisasi merupakan kompilasi dari data realisasi anggaran dan investasi barang
milik negara dari jurusan, bagian dan unit yang ada di poltekkes
c. Ka. Subag ADUM melakukan rekonsiliasi dengan KPPN dalam rangka verifikasi SAI dan
SABMN poltekkes untuk kemudian diserahkan ke Pudir II
d. Setelah diverifikasi oleh Pudir II, laporan hasil realisasi diolah oleh Ka. Subag ADUM untuk
kemudian ditetapkan oleh Direktur.

5. KEHUMASAN (Public Relation)


a. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai,
makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan
dibaca yang disajikan
b. dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi secara elektronik ataupun nonelektronik.
c. Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau
diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan
negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan
Undang-Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.
d. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi adalahpejabat yang bertanggung jawab di
bidangpenyimpanan, pendokumentasian, penyediaan,dan/atau pelayanan informasi di badan
publik.
e. Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik
1) informasi yang wajib disediakan dan diumumkan meliputi :
a) Profil Kesehatan, Visi, Misi,Struktur Organisasi Statuta,Renstra,RIP
b) Informasi Jurusan dan Program studi serta Unit-unit yang berada di Poltekkes
Tasikmalaya
c) Informasi tentang kinerja Poltekkes, al. Lakip,
d) Informasi laporan keuangan Poltekkes.
e) Informasi spesifik laporan program Tri Dharma Perguruan Tinggi
f) Informasi tentang Kebijakan, Peraturan, yang telah ditetapkan.
2) Informasi yang wajib diumumkan secara serta merta

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 106


Informasi yang wajib diumumkan secara periodik adalah seluruh jenis layanan yang
berhubungan dengan tri dharma Perguruan Tinggi
3) Informasi yang dikecualikan
a) Informasi yang dikecualikan adalah informasi yang bersifat rahasia, tidak dapat begitu
saja diumumkan atau diberikan kepada pemohon informasi.
b) Sebelum menentukan suatu informasi sebagai informasi yg dikecualikan, wajib
dilakukan uji konsekuensi .
c) Informasi tsb dapat dibuka melalui uji kepentingan publik oleh unsur pimpinan
secara kolektif

B. PENGELOLAAN KEUANGAN
Pengelolaan keuangan merupakan tanggung jawab Pudir II dan dilaksanakan oleh Kepala Sub
Bagian ADUM.
1. Pengelola Keuangan
a. Kuasa pengguna Anggaran (KPA)
b. Pejabat pembuat Komitmen(PPK)
c. Bendahara Pengeluaran
d. Bendahara penerimaan
e. Pejabat yang melakukan pengujian dan penandatanganan surat perintah menbayar(PPSPM)
f. Pejabat yang melakukan pengelolaan barang milik negara.
Pengelola keuangan ditetapkan oleh Kepala Badan PPSDMK, atas usulan Direktur Poltekkes.
2. Untuk membantu kelancaran pengelolaan keuangan ditunjuk bendahara pengeluaran pembantu
(BPP) baik di tingkat direktorat maupun tingkat jurusan dan program studi yang berada diluar
kota yang ditetapkan dengan sk Direktur.
3. Sumber Anggaran Poltekkes Kemenkes berasal dari:
 DIPA
 Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat
4. Secara rinci pengelolaan sumbangan masyarakat yang tidak mengikat akan diatur tersendiri.

5. Rencana anggaran Jurusan diusulkan oleh Ka.Jurusan kepada Direktur melalui Pudir II;
6. Rencana anggaran Poltekkes Kemenkes yang menggunakan anggaran DIPA diusulkan oleh
Direktur kepada Kepala Badan PPSDMK;
7. Poltekkes dapat bekerjasama dengan pihak lain dalam menggali potensi untuk pengembangan
Poltekkes.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 107


C. Sistem Akuntansi Keuangan (SAK)
1. Poltekkes adalah satuan kerja di lingkungan
Badan PPSDMK selaku Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) yang bertanggung
jawab melaporkan realisasi penggunaan setiap bulan kepada Unit Akuntansi Pembantu Pengguna
Anggaran Eselon 1 (UAPPA E-1).
2. Jurusan dan Program Studi yang lokasi tempat
tidak satu wilayah dengan direktorat sebagai Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran
(UAKPA) di lingkungan Poltekkes yang diberi wewenang dan mengurus serta menggunakan
anggaran sesuai petunjuk dan syarat yang ditetapkan oleh Unit Akuntansi Kuasa Pengguna
Anggaran (UAKPA) sesuai dengan PMK No. 59 tahun 2005.
3. Direktur Poltekkes selaku Unit Akuntansi
Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) diwajibkan mengirimkan laporan realisasi anggaran setiap
bulan, triwulan, semesteran, tahunan dan membuat laporan keuangan yang disertai catatan atas
laporan keuangan setiap semester yang mencakup seluruh penggunaan yang dilakukan oleh
jurusan ke Badan PPSDM Kes selaku Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1
(UAPPA E-1) dan mengirimkan pula ke Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran Wilayah
(UAKPA-W).

D. PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN
1. Pengelolaan kepegawaian merupakan tanggung jawab Pudir II, meliputi perencanaan,
pengadaan, pengembangan, mutasi, pemberhentian dan pensiun pegawai yang dilaksanakan oleh
Kepala Sub Bagian Administrasi Umum, Keuangan dan Kepegawaian melalui koordinasi dengan
Ketua Jurusan;
2. Perencanaan, Pengadaan dan Pengembangan Pegawai Poltekkes Kemenkes dilakukan
berdasarkan perhitungan analisis beban kerja dan rencana pengembangan Poltekkes yang
diusulkan oleh Direktur Poltekkes kepada Kepala Badan PPSDMK.
3. Penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil :
Penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil mengacu pada ketentuan yang berlaku (PP No 46
Tahun 2011 tentang sasaran kerja pegawai ) dan pengaturan secara teknis diatur oleh Perka BKN
No 1 Tahun 2013.
Pejabat penilai yang menandatangani Penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipilsesuai dengan
Perka BKN No 1 Tahun 2013 adalah pejabat struktural di Iingkungan Poltekkes Kemenkes
sebagai berikut:

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 108


a. Bagi Direktur, Pejabat Penilai adalah Sekretaris Badan PPSDMK, dan sebagai Atasan Pejabat
Penilai adalah Kepala Badan PPSDMK;
b. Bagi Pudir, Pejabat Penilai adalah Direktur, dan sebagai Atasan Pejabat Penilai adalah
Sekretaris Badan PPSDMK.
c. Bagi dosen yang diberikan tugas tambahan sebagai Ka.Jurusan, Pejabat Penilai adalah
Direktur, dan sebagai Atasan Pejabat Penilai adalah Sekretaris Badan PPSDMK.
d. Bagi dosen yang diberikan tugas tambahan sebagai Sekertaris jurusan, dan mempunyai
jabatan akademik paling tinggi Lektor Pejabat Penilainya adalah Ka. Sub.Bag. Adak atas
dasar rekomendasi penilaian dari ketua jurusan dan sebagai Atasan Pejabat Penilai adalah
Direktur.
e. Bagi dosen yang diberikan tugas tambahan sebagai Ketua Prodi, dan mempunyai jabatan
akademik paling tinggi Lektor Pejabat Penilainya adalah Ka. Sub.Bag. Adak atas dasar
rekomendasi penilaian dari ketua jurusan dan sebagai Atasan Pejabat Penilai adalah Direktur.
f. Bagi Ka. Subag ADAK, Pejabat Penilai adalah Direktur dan sebagai Atasan Pejabat Penilai
adalah Sekretaris Badan PPSDMK.
g. Bagi Ka. Subag ADUM, Pejabat Penilai adalah Direktur dan sebagai Atasan Pejabat Penilai
adalah Sekretaris Badan PPSDMK
h. Bagi dosen yang jabatan akademiknya paling tinggi Lektor dan golonganya maksimal III D
pejabat Penilai adalah Ka. Subag ADAKatas dasar rekomendasi penilaian Ka.Jur atau Ka.
Prodi di Luar domisili;
i. Bagi non dosen, Pejabat Penilai adalah Ka. SuBag. ADUM dan atasan pejabat penilai
Direktur.
4. Mutasi Pegawai :
a. Mutasi/ rotasi di lingkungan Poltekkes Kemenkes yang bersangkutan ditetapkan oleh Direktur.
b. Mutasi keluar dan masuk di lingkungan Poltekkes di usulkan oleh Direktur kepada Kepala
Badan PPSDMKuntuk diproses lebih lanjut setelah proses administrasi lainnya sudah
terpenuhi.
5. Pengembangan Pegawai
a. Tugas Belajar/Izin Belajar.
1) Penugasan belajar bagi pegawai di lingkungan Poltekkes Kemenkes dibuat sesuai
dengan kebutuhan organisasi dan disesuaikan dengan kuota yang diberikan dari Badan
PPSDMK.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 109


2) Usulan tugas belajar/izin belajar diajukan oleh Kajur/ Ka. Prodi di luar domisili kepada
Direktur setelah proses administrasi di tingkat Poltekkes selesai dan diteruskan kepada
Kepala Badan PPSDMK.

b. Diklat : diklat jabatan dapat diikuti yang menduduki jabatan struktural atau yang akan
menduduki jabatan struktural dan diklat Teknis Fungsional yang bisa diikuti oleh seluruh
pegawai PNS dan Non PNS.
c. Jabatan Fungsional.
1) DUPAK :
a) Dosen mengusulkan DUPAK melalui Kajur/ Ka. Prodiatas dasar penilaian di tingkat
jurusan/ Prodi di luar domisili untuk disampaikan kepada Sekretaris penilaian jabatan
fungsional.
b) Tim penilai angka kredit jabatan fungsional Poltekkes melakukan penilaian terhadap
DUPAK yang diusulkan oleh Ka.Jurusan/ Ka.Prodi diluar domisili mengusulkan.
c) Direktur mengusulkan DUPAK jabatan fungsional Dosen dan Non Dosen di lingkungan
Poltekkes setelah dilakukan penilaian oleh tim penilai angka kredit jabatan fungsional
dan di entry oleh tim administrasi penilai angka kredit.
2) Pejabat yang berwenang menetapkan Surat Keputusan Penetapan Angka Kredit (PAK ).
a) Penetapan PAK yang diterbitkan oleh Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan A.n Menteri
Kesehatan bagi jabatan fungsional Asisten Ahli s.d Lektor.
b) Penetapan PAK yang diterbitkan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi bagi jabatan fungsional Lektor Kepala.
3) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit Non Dosen sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
4) Tim Penilai.
a) Tim Penilai Pusat, berkedudukan di Badan PPSDMK, ditunjuk dan ditetapkan oleh
Kementerian lain yang ditunjuk.
b) Tim Penilai Poltekkes, berkedudukan di Poltekkes ditunjuk dan ditetapkan oleh
Direktur atas dasar instruksi Kepala Badan PPSDMK.
d. Pemberian penghargaan
Direktur mengusulkan kepada Kementerian Kesehatan melalui Sekretaris Badan PPSDMK
bagi pegawai yang memenuhi syarat untuk mendapatkan penghargaan dari Presiden dan
Menteri Kesehatan. Jenis penghargaan terdiri dari
1. Penghargaan dari Presiden

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 110


a. Satya Lencana karya Satya Kelas I ( bagipegawai yang mempunyai masa kerja
minimal 10 tahun )
b. Satya Lencana karya Satya Kelas II (bagipegawai yang mempunyai masa kerja
minimal 20 tahun )
c. Satya Lencana karya Satya Kelas III (bagipegawai yang mempunyai masa kerja
minimal 30 tahun )
2. Penghargaan dari Menteri Kesehatan
a. Dwi Windu ( bagi pegawai yang mempunyai masa kerja minimal 16 tahun )
b. Tri Windu ( bagi pegawai yang mempunyai masa kerja minimal 24 tahun )

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 111


BAB V
ADMINISTRASI AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN

A. PENGELOLAAN ADMINISTRASI AKADEMIK


1. Pengelolaan di bidang administrasi akademik kemahasiswaan, perencanaan dan sistem
informasi merupakan tugas pokok dan fungsi Ka. Sub Bagian ADAK.
2. Layanan di bidang administrasi akademik mencakup pelaksanaan akademik, kebebasan mimbar
akademik, dan otonomi keilmuan pada Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.
a. Pelaksanaan Akademik sebagaimana dimaksud di atas merupakan kegiatan administrasi
Akademik meliputi : Registrasi dan Heregistrasi mahasiswa, pengisian Kartu Rencana
Studi (KRS), dan Kartu Hasil Studi (KHS).
b. Kebebasan mimbar akademik sebagaimana dimaksud di atas merupakan kebebasan setiap
anggota sivitas akademika dalam menyebarluaskan hasil penelitian dan menyampaikan
pandangan akademik melalui kegiatan perkuliahan, ujian sidang, seminar, diskusi,
simposium, ceramah, publikasi ilmiah, dan pertemuan ilmiah lain yang sesuai dengan
kaidah keilmuan.
c. Otonomi keilmuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kemandirian dan
kebebasan sivitas akademika suatu cabang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau
olahraga yang melekat pada kekhasan/keunikan cabang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan/atau olahraga yang bersangkutan, dalam menemukan, mengembangkan,
mengungkapkan, dan/atau mempertahankan kebenaran menurut kaidah keilmuannya
untuk menjamin keberlanjutan perkembangan cabang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dan/atau olahraga

3. Kerjasama akademik yang dilakukan dapat meliputi :


a. Kerja sama akademik, yaitu :
1) Pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;
2) Program kembaran yaitu membuka program yang sama di perguruan tinggi/institusi lain
3) Perolehan angka kredit melalui deta sering
4) Penugasan dosen senior sebagai pembina pada perguruan tinggi yang membutuhkan
pembinaan;
5) Pertukaran dosen dan/atau mahasiswa;
6) Pemanfaatan bersama berbagai sumber daya;

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 112


7) Pemagangan;
8) Penerbitan; terbitan berkala ilmiah berupa jurnal penelitian dan artikel ilmiah
9) Penyelenggaraan seminar bersama; dan/atau
10) Bentuk-bentuk lain yang dianggap perlu.

b. Kerjasama non akademik, yaitu :


1) Pendayagunaan aset;
2) Usaha penggalangan dana, beasiswa mahasiswa dan dosen
3) Jasa dan royalti hak kekayaan intelektual; dan/atau
4) Bentuk lain yang dianggap perlu.
4. Layanan Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi mencakup kegiatan perencanaan
program dan sistem informasi institusi pendidikan
5. Penatausahaan Ijazah
a. Permintaan Blanko Ijazah
1) Blanko ijazah dicetak oleh Poltekkes melalui percetakan negara.
2) Blanko izajah teregistrasi di Badan PPSDM Kesehatan.

b.Penandatanganan Ijazah
1) Blanko ijazah yang sudah diisi lengkap diajukan Pudir I dan ditandatangani oleh Direktur

B. PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN

1. Layanan Administrasi Kemahasiswaan mencakup


administrasi pembinaan kemahasiswaan, layanan mahasiswa dan alumni, serta melakukan
kerjasama dengan pihak lain di luar kegiatan yang terstruktur dalam kurikulum;
2. Layanan mahasiswa dan alumni meliputi
sipensimaru, Pengenalan Program Studi mahasiswa (PPSM), bimbingan konseling dan
akademik, Kepaniteraan (ucap janji mahasiswa), kartu mahasiswa, wisuda, dies natalis,
promosi dan pemasaran, alumni, organisasi mahasiswa, ekstra kurikuler (membuat satu jenis
kesenian dan olah raga yang menjadi andalan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya), bakti sosial,
penghargaan, kesejahteraan mahasiswa, sanksi, daftar penyerapan lulusan
3. Pengelolaan administrasi kemahasiswaan meliputi
bidang penerimaan mahasiswa baru, pembinaan organisasi kemahasiswaan, pembimbingan
akademik, pencatatan dan pembinaan alumni, pengelolaan asrama, perpustakaan, pelayanan IT
dan hal-hal yang terkait dengan pendayagunaan lulusan.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 113


4. pembinaan, layanan mahasiswa dan alumni,
merupakan tanggung jawab Pudir III dan dilaksanakan oleh Kepala Sub Bagian ADAK melalui
koordinasi dengan Ka.Jurusan
5. Wisuda
a. Wisuda merupakan proses penyerahan ijazah bagi lulusan dan dilaksanakan dalam sidang
senat terbuka yang dipimpin oleh Direktur selaku Ketua Senat.
b. Pelaksanaan Wisuda bisa dilaksanakan 2 (Dua) dalam 1 Tahun pada Bulan April dan
September
c. Tata cara wisuda secara rinci diatur tersendiri, berdasarkan pedoman yang dikeluarkan oleh
Pusdiklat Nakes Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI.
6. Pelantikan Dan Angkat Sumpah
a. Pelantikan dan angkat sumpah lulusan adalah proses pengukuhan sebagai tenaga kesehatan
dilakukan oleh pejabat atas nama Menteri Kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
yang dikeluarkan oleh Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI
b. Pelantikan dan angkat sumpah dilakukan setelah penyerahan ijazah kepada wisudawan
c. Tata cara pelantikan dan angkat sumpah secara rinci diatur tersendiri, berdasarkan pedoman
yang dikeluarkan oleh Pusdiklat Nakes Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI.

C. SISTEM INFORMASI
Lingkup tugas sistem informasi adalah sebagai berikuti
1. Mengumpulkan dan mencatat setiap informasi dan data yang berkaitan dengan mahasiswa dan
kegiatan ADAK
2. Menyusun bahan informasi yang ada pada Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya terutama terkait
data mahasiswa dan akademik untuk keperluan pihak luar yang menjadi mitra Poltekkes
Kemenkes
3. Menyusun bahan rancangan awal kebijakan Direktur Politekkes Kemenkes Tasikmalaya di
bidang Sistem Informasi dan teknologi informasi secara terpadu
4. Ikut serta membantu kegiatan administrasK yang berhubungan dengan informasi.

D. STATUTA
1. Statuta Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya merupakan
pedoman dasar penyelenggaraan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
2. Statuta Poltekkes Kemenkes Tasikmalayadibuat oleh
Civitas Akademika Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 114


3. Statuta Poltekkes Kemenekes Tasikmalaya ditetapkan
oleh Direktur di Sahkan oleh Ketua Senat dan dilaporkan kepada Kepala Badan PPSDMK atas
nama Menteri Kesehatan RI
4. Isi Statuta Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
mencakup :
a. BAB I : PENDAHULUAN (Latar Belakang,
Tujuan, Acuan Dasar)
b. BAB II : STATUTA
1) Ketentuan Umum
2) Identitas
3) Penyelenggaraan Perguruan Tinggi
4) Sistem Pengelolaan
5) Sistem Penjaminan Mutu Internal
6) Bentuk dan Tata Cara Penetapan Peraturan
7) Pendanaan dan Kekayaan
8) Ketentuan Peralihan
9) Ketentuan Penutup
c. BAB III : ORGANISASI PERGURUAN
TINGGI
1) Susunan Organisasi Perguruan Tinggi
2) Mekanisme Pengajuan usul dan penetapan organisasi
3) Kriteria Pembentukan Unit Organisasi di bawah unsur pemimpin
Perguruan Tinggi
d. BAB IV : PENUTUP

E. KETENTUAN LAIN
Apabila dalam pelaksanaannya terjadi permasalahan, maka penyelesaiannya menjadi kebijakan
Direktur Poltekkes Tasikmalaya

F. KETENTUAN PERALIHAN
Direktur beserta para jajarannya yang pada saat ini telah menduduki jabatan, masih tetap
menduduki jabatan tersebut sampai berakhir masa jabatannya.

ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 115


ORTALA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Page 116

Anda mungkin juga menyukai