DISUSUN OLEH:
GEDE ADITYA PRATAMA
DEFINISI
Seseorang yang terkena PPOK memiliki risiko yang lebih tinggi terserang penyakit jantung, kanker
paru-paru dan berbagai kondisi lainnya. Emfisema dan bronkitis kronik adalah dua kondisi yang
paling umum yang berpengaruh terhadap PPOK.
DEFINISI
Terdapat beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko seseorang alami bronkitis, antara lain:
Kebiasaan merokok atau menghisap asap rokok.
Tidak mendapat vaksin influenza atau pneumonia.
Terpapar zat-zat berbahaya, mulai dari debu, amonia, atau klorin ketika bekerja atau melakukan aktivitas harian.
Anak dengan usia di bawah 5 tahun atau orang dewasa yang lebih dari 40 tahun.
Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Mengidap beberapa penyakit lain, misalnya penyakit refluks asam lambung (GERD).
PENYEBAB BRONKITIS
Bronkitis akut disebabkan oleh infeksi paru-paru yang pada banyak kasus penyebabnya adalah virus. Iritasi dan
peradangan menyebabkan bronkus menghasilkan lendir lebih banyak. Bronkus merupakan saluran udara dalam
sistem pernapasan yang bertugas membawa udara dari dan ke paru-paru.
Sementara itu, penyebab bronkitis kronis yang paling umum adalah merokok, baik pasif maupun aktif. Dalam
setiap isapan rokok, terdapat zat yang bisa berpotensi merusak bulu-bulu kecil di dalam paru-paru yang disebut
rambut silia. Hal tersebut berfungsi untuk menghalau dan menyapu keluar debu, iritasi, dan lendir yang
berlebihan. Setelah beberapa lama, kandungan rokok bisa menyebabkan kerusakan permanen pada silia dan
lapisan dinding bronkus. Saat ini terjadi, kotoran tidak bisa dikeluarkan dan dibuang dengan normal. Akibat dari
lendir dan kotoran yang menumpuk di dalam paru-paru, maka ini dapat membuat sistem pernapasan menjadi lebih
rentan mengalami infeksi.
GEJALA BRONKITIS
Penyebab utama dari emfisema adalah terlalu sering terpapar iritasi udara secara jangka panjang,
seperti:
Asap rokok
Merokok yang menggunakan ganja
Polusi udara
Asap kimia dan debu
TANDA DAN GEJALA
Golongan Antikolinergik
Golongan antikolinergik bekerja dengan memblok efek bronkhokonstriktor dari Asetilkoline pada reseptor M2 Muskarinik yang terdapat di otot polos saluran nafas.
Contoh obat: Iptatropium Bromie.
Golongan Methylxanthines
Golongan obat ini bekerja dengan cara membuka saluran pernapasan di dalam paru-paru, sehingga udara dapat mengalir dengan lancar dan penggunanya dapat bernapas
dengan lega.
Contoh obat dari golongan ini adalah teofilin dan Aminophylline
Kortikosteroid
Contoh obat Kortikosteroid antara lain metilprednisolon
Mukolitik
N-acetylcysteine
CONTOH SHORT ACTING B2 AGONIS (SABA)
Salbutamol
Salbutamol bekerja dengan cara melemaskan otot-otot di sekitar saluran pernapasan yang
menyempit, sehingga udara dapat mengalir lebih lancar ke dalam paru-paru. Efek obat ini bisa
dirasakan dalam beberapa menit setelah dikonsumsi dan bertahan selama 3-5 jam.
Indikasi
Mengatasi sesak napas akibat menyempitnya saluran pernapasan, seperti saat serangan asma.
Kontra indikasi
Hipersensitif salbutamol
Efek Samping dan Bahaya Salbutamol
Salbutamol berpotensi menyebabkan efek samping. Efek samping yang umum terjadi setelah
menggunakan obat ini adalah:
Jantung berdebar.
Tungkai, lengan, tangan, atau kaki gemetaran.
Sakit kepala
Nyeri atau kram otot.
LANJUTAN...
Fenoterol
Fenoterol adalah obat golongan adrenergik (berhubungan dengan saraf simpatik) yang diindikasikan
penggunaannya pada asma akut dan masalah paru lainnya yang menyebabkan saluran napas
menyempit. Fenoterol tersedia dalam bentuk obat inhalasi (hirup) dan obat oral yang diminum.
Kontra indikasi
Inhalasi: Hypertrophic cardiomyopathy obstruktif; takiaritmia; hipersensitivitas.
IV: Kehamilan, penyakit jantung, eklampsia, preeklamsia berat; infeksi intrauterin, kematian
janin intrauterine, pendarahan antepartum, previa plasenta, kompresi tali pusar dan
terancam keguguran.
Efek samping
gemetaran pada otot atau tengkorak kepala.
jantung berdebar.
detak jantung yang tidak normal.
saraf menegang.
sakit kepala.
vasodilatasi di sekeliling tubuh.
kram otot (kadang-kadang)
batuk.
CONTOH LONG ACTING B2 AGONIS (LABA)
Formoterol
Formoterol adalah obat untuk mencegah atau mengurangi
mengi dan kesulitan bernapas jangka panjang yang
disebabkan oleh asma atau penyakit paru-paru yang
sedang berlangsung (penyakit paru-paru obstruktif-COPD
kronis, yang meliputi bronkitis kronis dan emfisema).
Kontra indikasi
hipersensitif terhadap obat dan komponen obat
Efek samping
susunan saraf pusat: sakit kepala, gangguan tidur, agitasi,
lemah; kardiovaskular: palpitasi, takikardi; sistem pernapasan:
spasme bronkus; muskuloskeletal: tremor, kram otot.
LANJUTAN...
Salmeterol
Obat ini bekerja dengan cara memperlebar saluran napas (bronkus) di paru-paru,
sehingga udara dapat mengalir keluar masuk paru-paru dengan lancar. Dengan begitu,
gejala asma dan PPOK, seperti sesak napas, mengi, dan batuk, bisa berkurang.
Indikasi
Mencegah serangan asma dan meredakan gejala PPOK
Kontra indikasi
hipersensitif terhadap salmeterol
Efek samping
Pada pasien asma: sakit kepala, flu, hidung tersumbat, radang pada
tenggorokan, bronkitis
Pada pasien PPOK: batuk, sakit kepala, nyeri otot, iritasi tenggorokan,
infeksi saluran pernafasan akibat virus.
Ruam pada kulit
GOLONGAN ANTIKOLINERGIK
Iptatropium
Indikasi
mengatasi dan mencegah mengi, batuk, dan sesak napas pada penderita PPOK
(penyakit paru obstruktif kronis), penderita rhinitis, dan penderita asma.
Kontraindikasi
Jangan menggunakan ipratropium jika mempunyai kondisi medis di bawah ini:
Riwayat alergi terhadap ipratropium dan obat golongan antikolinergik lainnya
Glaukoma sudut tertutup
Penyumbatan kandung kemih
Pembesaran prostat
Masalah pengosongan kandung kemih
teofilin
Theophylline adalah obat dengan fungsi untuk mengobati dan
mencegah napas pendek dan kesulitan bernapas yang disebabkan oleh
penyakit paru-paru, misalnya, asma, emfisema, bronkitis kronis).
Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap obat ini
Efek samping
Sakit perut, diare
Sakit kepala
Berkeringat
Masalah tidur (insomnia)
Merasa gelisah, gugup, atau mudah marah
LANJUTAN....
Aminophylline
Indikasi
Mengobati penyakit pernapasan, seperti asma, bronkitis, emfisema, dan penyakit paru
obstruktif kronisk
Kontraindikasi
Bagi wanita yang sedang hamil, sesuaikan dosis dan penggunaan aminofilin dengan anjuran
dokter. Sedangkan untuk wanita yang sedang menyusui disarankan untuk tidak mengonsumsi
obat ini.
Harap berhati-hati jika menderita demam, tukak lambung, hipertiroidisme, gangguan hati,
gangguan jantung, epilepsi, porfiria, dan hipertensi.
Efek samping
Detak jantung meningkat
Gelisah
Gemetar
Gangguan tidur
Mual
Sakit kepala
Sakit perut
KORTIKOSTEROID