Anda di halaman 1dari 24

FARMAKOLOGI 2

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)


BRONKITIS DAN EMFISEMA

DISUSUN OLEH:
GEDE ADITYA PRATAMA
DEFINISI

Penyakit Paru Obstruktif Kronis atau PPOK


adalah nama untuk sekelompok kondisi paru
yang menyebabkan kesulitan bernapas. PPOK
menyebabkan aliran udara ke paru-paru
terhalang. PPOK merupakan kondisi umum yang
menyerang orang dewasa, terutama perokok.
Masalah pernapasan ini cenderung semakin
memburuk dari waktu ke waktu dan dapat
memengaruhi produktivitas.
LANJUTAN...

Seseorang yang terkena PPOK memiliki risiko yang lebih tinggi terserang penyakit jantung, kanker
paru-paru dan berbagai kondisi lainnya. Emfisema dan bronkitis kronik adalah dua kondisi yang
paling umum yang berpengaruh terhadap PPOK.
DEFINISI

Bronkitis adalah sebutan untuk infeksi yang menyerang


saluran pernapasan utama dari paru-paru atau yang
disebut dengan bronkus. Akibat penyakit ini, maka akan
terjadi peradangan atau inflamasi yang kemudian akan
menimbulkan gejala yang mengganggu pernapasan. 
LANJUTAN

 Bronkitis terbagi menjadi dua jenis, yaitu:


 Bronkitis akut. Ini merupakan  jenis bronkitis yang bisa
menyebabkan pengidapnya mengalami gejala hingga dua
atau tiga minggu. Bronkitis jenis ini adalah gangguan
infeksi sistem pernapasan yang cukup umum terjadi.
Korban yang paling sering terserang penyakit ini adalah
anak-anak dengan usia di bawah 5 tahun.
 Bronkitis kronis. Ini merupakan jenis bronkitis yang
disebabkan oleh infeksi bronkus dan bertahan setidaknya
tiga bulan dalam satu tahun dan bisa berulang pada tahun
berikutnya. Berbeda dengan bronkitis akut, bronkitis kronis
lebih sering tdijumpai menyerang orang dewasa di atas usia
40 tahun.
PATOFISIOLOGI
LANJUTAN
FAKTOR RISIKO BRONKITIS

 Terdapat beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko seseorang alami bronkitis, antara lain:
 Kebiasaan merokok atau menghisap asap rokok.
 Tidak mendapat vaksin influenza atau pneumonia.
 Terpapar zat-zat berbahaya, mulai dari debu, amonia, atau klorin ketika bekerja atau melakukan aktivitas harian.
 Anak dengan usia di bawah 5 tahun atau orang dewasa yang lebih dari 40 tahun.
 Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
 Mengidap beberapa penyakit lain, misalnya penyakit refluks asam lambung (GERD).
PENYEBAB BRONKITIS

 Bronkitis akut disebabkan oleh infeksi paru-paru yang pada banyak kasus penyebabnya adalah virus. Iritasi dan
peradangan menyebabkan bronkus menghasilkan lendir lebih banyak. Bronkus merupakan saluran udara dalam
sistem pernapasan yang bertugas membawa udara dari dan ke paru-paru.
 Sementara itu, penyebab bronkitis kronis yang paling umum adalah merokok, baik pasif maupun aktif. Dalam
setiap isapan rokok, terdapat zat yang bisa berpotensi merusak bulu-bulu kecil di dalam paru-paru yang disebut
rambut silia. Hal tersebut berfungsi untuk menghalau dan menyapu keluar debu, iritasi, dan lendir yang
berlebihan. Setelah beberapa lama, kandungan rokok bisa menyebabkan kerusakan permanen pada silia dan
lapisan dinding bronkus. Saat ini terjadi, kotoran tidak bisa dikeluarkan dan dibuang dengan normal. Akibat dari
lendir dan kotoran yang menumpuk di dalam paru-paru, maka ini dapat membuat sistem pernapasan menjadi lebih
rentan mengalami infeksi.
GEJALA BRONKITIS

 Batuk disertai lendir berwarna kuning keabu-abuan atau hijau.


 Sakit tenggorokan.
 Sesak napas.
 Hidung beringus atau tersumbat.
 Sakit atau rasa tidak nyaman pada dada.
 Kelelahan.
 Demam ringan.
DEFINISI EMFISEMA

Emfisema adalah penyakit kronis akibat kerusakan


kantong udara atau alveolus pada paru-paru. Seiring
waktu, kerusakan kantong udara semakin parah sehingga
membentuk satu kantong besar dari beberapa kantong
kecil yang pecah. Akibatnya, luas area permukaan paru-
paru menjadi berkurang yang menyebabkan kadar
oksigen yang mencapai aliran darah menurun. Kondisi
ini juga membuat paru-paru membesar secara perlahan
akibat udara yang terperangkap di dalam kantong dan
sulit dikeluarkan.
PENYEBAB

 Penyebab utama dari emfisema adalah terlalu sering terpapar iritasi udara secara jangka panjang,
seperti:
 Asap rokok
 Merokok yang menggunakan ganja
 Polusi udara
 Asap kimia dan debu
TANDA DAN GEJALA

 Mudah merasa lelah


 Menurunnya berat badan tanpa sebab
 Mengalami depresi
 Detak jantung yang terlalu cepat
 Perubahan warna pada bibir menjadi abu-abu kebiruan atau kuku karena kekurangan oksigen.
PENGGOLONGAN OBAT

Golongan Beta 2 Agonis


 Golongan beta 2 agonis bekerja dengan menstimulasi reseptor beta2-adrenergik yang mengakibatkan relaksasi ott polos jalan nafas. 
 Contoh short Acting B2 Agonis (SABA) yaitu Salbutamol, Fenoterol.
 Contoh long Acting B2 Agonis (LABA) yaitu Formoterol, Indacaterol, Salmeterol.

Golongan Antikolinergik
Golongan antikolinergik bekerja dengan memblok efek bronkhokonstriktor dari Asetilkoline pada reseptor M2 Muskarinik yang terdapat di otot polos saluran nafas.
Contoh obat: Iptatropium Bromie.
Golongan Methylxanthines
Golongan obat ini bekerja dengan cara membuka saluran pernapasan di dalam paru-paru, sehingga udara dapat mengalir dengan lancar dan penggunanya dapat bernapas
dengan lega.
 Contoh obat dari golongan ini adalah teofilin dan Aminophylline 

Kortikosteroid
Contoh obat Kortikosteroid antara lain metilprednisolon
Mukolitik
N-acetylcysteine
CONTOH SHORT ACTING B2 AGONIS (SABA)

Salbutamol
Salbutamol bekerja dengan cara melemaskan otot-otot di sekitar saluran pernapasan yang
menyempit, sehingga udara dapat mengalir lebih lancar ke dalam paru-paru. Efek obat ini bisa
dirasakan dalam beberapa menit setelah dikonsumsi dan bertahan selama 3-5 jam.
Indikasi
Mengatasi sesak napas akibat menyempitnya saluran pernapasan, seperti saat serangan asma.
Kontra indikasi
Hipersensitif salbutamol
Efek Samping dan Bahaya Salbutamol
Salbutamol berpotensi menyebabkan efek samping. Efek samping yang umum terjadi setelah
menggunakan obat ini adalah:
 Jantung berdebar.
 Tungkai, lengan, tangan, atau kaki gemetaran.
 Sakit kepala
 Nyeri atau kram otot.
LANJUTAN...

Fenoterol
Fenoterol adalah obat golongan adrenergik (berhubungan dengan saraf simpatik) yang diindikasikan
penggunaannya pada asma akut dan masalah paru lainnya yang menyebabkan saluran napas
menyempit. Fenoterol tersedia dalam bentuk obat inhalasi (hirup) dan obat oral yang diminum.
Kontra indikasi
 Inhalasi: Hypertrophic cardiomyopathy obstruktif; takiaritmia; hipersensitivitas.
 IV: Kehamilan, penyakit jantung, eklampsia, preeklamsia berat; infeksi intrauterin, kematian
janin intrauterine, pendarahan antepartum, previa plasenta, kompresi tali pusar dan
terancam keguguran.
Efek samping
 gemetaran pada otot atau tengkorak kepala.
 jantung berdebar.
 detak jantung yang tidak normal.
 saraf menegang.
 sakit kepala.
 vasodilatasi di sekeliling tubuh.
 kram otot (kadang-kadang)
 batuk.
CONTOH LONG ACTING B2 AGONIS (LABA)

Formoterol
Formoterol adalah obat untuk mencegah atau mengurangi
mengi dan kesulitan bernapas jangka panjang yang
disebabkan oleh asma atau penyakit paru-paru yang
sedang berlangsung (penyakit paru-paru obstruktif-COPD
kronis, yang meliputi bronkitis kronis dan emfisema).
Kontra indikasi
hipersensitif terhadap obat dan komponen obat
Efek samping
susunan saraf pusat: sakit kepala, gangguan tidur, agitasi,
lemah; kardiovaskular: palpitasi, takikardi; sistem pernapasan:
spasme bronkus; muskuloskeletal: tremor, kram otot.
LANJUTAN...

Salmeterol
Obat ini bekerja dengan cara memperlebar saluran napas (bronkus) di paru-paru,
sehingga udara dapat mengalir keluar masuk paru-paru dengan lancar. Dengan begitu,
gejala asma dan PPOK, seperti sesak napas, mengi, dan batuk, bisa berkurang.
Indikasi
Mencegah serangan asma dan meredakan gejala PPOK
Kontra indikasi
hipersensitif terhadap salmeterol
Efek samping
 Pada pasien asma: sakit kepala, flu, hidung tersumbat, radang pada
tenggorokan, bronkitis
 Pada pasien PPOK: batuk, sakit kepala, nyeri otot, iritasi tenggorokan,
infeksi saluran pernafasan akibat virus.
 Ruam pada kulit
GOLONGAN ANTIKOLINERGIK

Iptatropium
Indikasi
 mengatasi dan mencegah mengi, batuk, dan sesak napas pada penderita PPOK
(penyakit paru obstruktif kronis), penderita rhinitis, dan penderita asma. 
Kontraindikasi
Jangan menggunakan ipratropium jika mempunyai kondisi medis di bawah ini:
 Riwayat alergi terhadap ipratropium dan obat golongan antikolinergik lainnya
 Glaukoma sudut tertutup
 Penyumbatan kandung kemih
 Pembesaran prostat
 Masalah pengosongan kandung kemih

Efek samping obat


 Rasa pusin, Mual, Rasa panas di ulu hati, sensasi seperti asam lambung yang naik
ke kerongkongan (heartburn), Sulit buang air besar, Sering merasa ingin buang air
kecil, namun terasa sulit dan nyeri ketika buang air kecil, Rongga mulut kering, Nyeri
punggung belakang.
Jika terjadi efek samping yang berlebih, harus segera ditanga
GOLONGAN METHYLXANTHINES

teofilin
Theophylline adalah obat dengan fungsi untuk mengobati dan
mencegah napas pendek dan kesulitan bernapas yang disebabkan oleh
penyakit paru-paru, misalnya, asma, emfisema, bronkitis kronis).
Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap obat ini
Efek samping
 Sakit perut, diare
 Sakit kepala
 Berkeringat
 Masalah tidur (insomnia)
 Merasa gelisah, gugup, atau mudah marah
LANJUTAN....

Aminophylline
Indikasi
 Mengobati penyakit pernapasan, seperti asma, bronkitis, emfisema, dan penyakit paru
obstruktif kronisk
Kontraindikasi
 Bagi wanita yang sedang hamil, sesuaikan dosis dan penggunaan aminofilin dengan anjuran
dokter. Sedangkan untuk wanita yang sedang menyusui disarankan untuk tidak mengonsumsi
obat ini.
 Harap berhati-hati jika menderita demam, tukak lambung, hipertiroidisme, gangguan hati,
gangguan jantung, epilepsi, porfiria, dan hipertensi.
Efek samping
 Detak jantung meningkat
 Gelisah
 Gemetar
 Gangguan tidur
 Mual
 Sakit kepala
 Sakit perut
KORTIKOSTEROID

Methylprednisolone bekerja dengan menekan sistem imun,


sehingga tubuh tidak melepas senyawa kimia yang memicu
terjadinya peradangan. 
Indikasi: 
 supresi inflamasi dan gangguan alergi; udema serebral
dihubungkan dengan keganasan; penyakit rematik 
Kontra Indikasi
 hipersensitif, idiopathic thrombocytopenic purpura, bayi
prematur, infeksi jamur sistemik
Efek samping
 Gatal-gatal, bengkak pada wajah, bibir, lidah, atau
tenggorokan.

Anda mungkin juga menyukai