HORMON
DISUSUN OLEH :
18 10 003
PELITA MAS
PALU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Sistem saraf dan hormon memiliki peranan sebagai pengendali, pengaturan dan
koordinasi aktivitas sel, jaringan, dan alat-alat tubuh. Tanpa pengendalian, pengaturan, dan
koordinasi, fungsi sel dan alat tubuh akan kacau balau (Wulangi, 1993).
Hormon adalah bahan organik aktif yang berfungsi untuk mengontrol aktifitas bagian-
bagian tubuh (mendorong atau menghambat). Bahan ini diangkutoleh darah ke seluruh tubuh dan
alat sasaran dan bulkan lewat salauran khusus.Karena itu kelenjar yang menghasilkannya disebut
kelenjar buntu atau kelenjar endokrin. Kelenjar buntu banyak dilewati pembuluh darah dan
pembuluh kapiler bercabang banyak di atara sel parenkim kelenjar (Jatmika, 1986).
Hormon dihasilkan oleh suatu kelenjar buntu atau kelenjar endokrin.Kelenjar buntu
banyak dilewati pembuluh darah dan pembuluh kapiler bercabang banyak di atara sel parenkim
kelenjar (Jatmika, 1986).
Pengaruh hormon dapatterjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan kadang-
kadang beberapatahun (Wulangi, 1993).
Pengendalian, pengaturan, dan koordinasi aktivitas sel, jaringan, dan alat-alat tubuh
dilakuan oleh sistem saraf dan hormon. Tanpa pengendalian, pengaturan, dan koordinasi, fungsi
sel dan alat tubuh akan kacau balau. Hormon mengatur aktivitas seperti
metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Pengaruh hormon dapat
terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan kadang-kadang beberapa tahun. Banyak
kaitan yang terjadi antara sistem saraf dan hormon. Kelenjar yang menghasilkan hormon disebut
kelenjar endokrin. Disebut juga kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkantidak dialirkan
melalui suatu saluran tetapi langsuk masuk ke pembuluh darah (Wulangi, 1993).
Tidak sedikit hormon yang bertindak sebagai messanger pertama yangmerupakan seri
dari messanger yang berurutan sehingga mengarah kepada adanyarespons spesifik di sel
target. Dalam perjalanannya di dalam darah dan cairaninterstitial, hormon ini akhirnya bertemu
dengan reseptor yang khas untuk hormon tersebut Reseptor ini terdapat di permukaan atau di
dalam sel target. Interaksi antara hormon dengan reseptor akan menimbulkan
seri langkah yangmempengaruhi satu atau lebih aspek fisiologi atau metabolisme dari suatu sel
(Jatmika, 1986).
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik
tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari
saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini
sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Sistem endokrin melibatkan kelenjar
endokrin dan hormon (Haqiqi, 2008)
BAB III
PEMBAHASAN
bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan
diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus.
sekresinya melalui saluran khusus. Hormon adalah zat kimia dalam bentuk
beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan bahkan beberapa tahun. Walaupun
sangatlah penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara
koordinasi sistem saraf dan sistem endokrin dalam tubuh. Pada kelenjar
hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar
hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu:
melahirkan
2 Hormon ADH Menurunkan volume urine dan
stimulating hormon
(MSH)
depan di sebelah bawah jakun dan terdiri dari dua buah lobus. Kelenjar tiroid
(T3). Hormon ini dibuat di folikel jaringan tiroid dari asam amino (tiroksin)
tiroid dari darah. Oleh sebab itu kekurangan yodium dalam makanan dalam
saraf
2. Triiodontironin Mengatur metabolisme, pertumbuhan,
saraf
3. Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium dalam darah
dengan cara mempercepat absorpsi
tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang
di dalam tubuh “.
trachea di rongga dada bagian atas. Timus membesar sewaktu pubertas dan
berfungsi lagi.
gerakan glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh menembus membrane
memicu sel – sel targetnya untuk mengambil kelebihan glukosa dari darah.
Ketika kelebihan itu telah dikeluarkan atau ketika konsentrasi glukosa turun
glukosa darah.
Kelenjar anak ginjal merupakan dua struktur kecil yang terletak di atas
ginjal dan dan banyak mengandung darah. Baik secara anatomi maupun
secara fungsional, kelenjar ini terdiiri atas dua bagian yang berbeda. Bagian
luar disebut korteks adrenal dan bagian dalam disebut medulla adrenal.
a. Ovarium
dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH. Estrogen berfungsi
halus. Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.
b. Testis
Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi merangsang
kelamin pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan
hormone FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF
terjadi misalnya karena kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh sebab
a. Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya kadar Na+
b. Hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress, sehingga
penderita mudah menjadi shock dan terjadi kematian hanya karena stress
berlebihan dari glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga dapat
Gejalanya berupa :
a. Otot – otot mengecil dan menjadi lemah karena katabolisme protein.
b. Osteoporosis
kelainan sekunder pria pada seorang wanita yang disebut virilisme yang
timbulnya janggut dan distribusi rambut seperti pria, otot – otot tubuh
tanda – tanda kelamin sekunder di bawah umur. Pada pria dewasa gejala –
gejala diatas tertutup oleh tanda – tanda kelamin sekunder normal yang
4. Peokromositoma
meningkat, hal ini menrangsang sel – sela folikel untuk hipertropi dan
hyperplasia.
hormon yang mengakibatkan sel – sel dalam tubuh tidak dapat menyerap
glukosa dari darah. Penyakit ini timbul ketikda dala darah tidak terdapat
cukup insulin dalam darah. Pada kedua hal tersebut, sel – sel tubuh tidak
sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi sangat tinggi dan akhirnya
yang dideritanya atau karena komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini,
terdapat dua macam tipe yaitu DM Tipe I (insuline dependent) yaitu diabetes
yang timbul akibat dari kerusakan sel – sel beta pancreas karena infeksi
virus atau kerusakan gen. Gen adalah materi genetic yang membawa sifat –
insulin. Penyakit ini bersifat mneurun dan merupakan akibat kerusakan gen
penderita merasa lemas, tidak bertenaga, ingin makan yang manis, sering
buang air kecil, dan mudah sekali merasa haus. Kombinasi dari gejala –
glukosanya diukur pada tiap interval waktu. Diabetes bukan satu – satunya
penyakit yang ditimbulkan oleh insulin. Bebrapa orang memiliki sel – sel beta
pancreas yang terlalu aktif sehingga mensekresi terlalu banyak insulin ketika
mengkonsumsi gula.
yang ditandai dengan rasa lapar, lemas, berkeringat, dan gelisah. Pada
6. Hipotiroidea
Anak yang keratin memiliki muka bulat, perut buncit, leher pendek, dan lidah
rambut kasar, mudah gemuk, lemah, denyut jantung lambat, suhu tubuh
rendah, lamban secara fisik atau mental. Hipotiroid dapat terjadi bila
terdapat defisiensi yodium pada makanan. Hal ini dapat dihindarkan dengan
7. Hipertiroidea
sampai 100.
TSA6) terhadap reseptor TSH pada sel –sel tiroid, mengaktifkan reseptor –
reseptor. Ini, maka kadar T4 dan T3 darah meninkat. Penyakit Graves juga
bola mata.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti
bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan
diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus.
Kelenjar hipotalamus, kelenjar hipofisis, kelenjar gondok (tiroid), kelenjar anak gondok,
Anonim . Macam macam penyakit akibat Kelainan Pada Sistem Hormon. Smart clik.
http://www.g-excess.com/3976/macam-macam-penyakit-akibat-kelainan-pada-sistem-hormon