Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH TOKSIKOLOGI INSEKTISIDA

FARMAKOLOGI 1I

OLEH :

GEDE ADITYA PRATAMA (18 10 003)

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI ( STIFA)
PELITA MAS
PALU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan
kimia .Selain itu toksikologi juga mempelajari jelas/kerusakan/ cedera
pada organisme (hewan, tumbuhan, manusia) yang di akibatkan oleh suatu
materi substansi/energi, mempelajari racun, tidak saja efeknya, tetapi juga
mekanisme terjadinya efek tersebut pada organisme dan mempelajari kerja
kimia yang merugikan terhadap organisme. Banyak sekali peran
toksikologi dalam kehidupan sehari-hari tetapi bila dikaitkan dengan
lingkungan dikenal istilah toksikologi lingkungan dan ekotoksikologi.
(Casarett and Doulls, 1995).
Keracunan yaitu suatu keadaan penyakit akut yang
diakibatkan oleh obat atau zat kimia lain yang masuk atau
mengenai tubuh manusia secara berlebihan (over dosis) baik
dengan sengaja maupun tidak, yang dapat membahayakan jiwa.
Keracunan dapat ditimbulkan berbagai macam zat yang
terdapat dalam lingkungan sehari-hari, seperti: obat-obatan,
makanan, pestisida, minyak tanah,  bahan kimia dan lain-lain.
Keracunan minyak tanah biasanya diakibatkan oleh aspirasi atau
tertelannya minyak tanah sehingga muncul gangguan pernafasan.
BAB II
ISI
A. Pengertian
Secara sederhana dan ringkas, toksikologi dapat didefinisikan sebagai
kajian tentang hakikat dan mekanisme efek berbahaya (efek toksik) berbagai
bahan kimia terhadap makhluk hidup dan sistem biologik lainnya. Ia dapat
juga membahas penilaian kuantitatif tentang berat dan kekerapan efek
tersebut sehubungan dengan terpejannya (exposed) makhluk tadi. Kata
racun “toxic” adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari akar kata “tox”
dimana dalam bahasa Yunani berarti panah, dimana panah pada saat itu
digunakan sebagai senjata dalam peperangan, yang pada anak panah nya
terdapat racun. (Frank. 2010)
Keracunan yaitu suatu keadaan penyakit akut yang
diakibatkan oleh obat atau zat kimia lain yang masuk atau
mengenai tubuh manusia secara berlebihan (over dosis) baik
dengan sengaja maupun tidak, yang dapat membahayakan jiwa.
Keracunan dapat ditimbulkan berbagai macam zat yang
terdapat dalam lingkungan sehari-hari, seperti: obat-obatan,
makanan, pestisida, minyak tanah,  bahan kimia dan lain-lain.
Keracunan minyak tanah biasanya diakibatkan oleh aspirasi atau
tertelannya minyak tanah sehingga muncul gangguan pernafasan.
Keracunan insektisida adalah kondisi yang terjadi ketika
racun serangga tertelan, terhirup, atau terserap ke dalam kulit dalam
jumlah banyak. Kondisi ini tergolong berbahaya, dan harus segera
mendapat penanganan medis.
Insektisida merupakan salah satu jenis pestisida yang khusus
diperuntukkan sebagai pembasmi serangga. Senyawa ini dapat
ditemukan di produk rumah tangga, seperti pengharum toilet dan
obat pengusir serangga. Di bidang pertanian, insektisida juga
digunakan sebagai pembasmi hama. Terdapat beberapa tipe
insektisida yang dapat menyebabkan keracunan, antara lain
organofosfat, paradichlorobenzene, dan karbamat. Sedangkan tipe
insektisida lainnya, seperti pyrethrin dan pyrethroids, jarang
menimbulkan keracunan, kecuali bila terhirup dalam jumlah besar.

B. Penyebab dan Faktor Risiko Keracunan Insektisida

Keracunan insektisida terjadi ketika racun serangga tertelan atau


terhirup secara tidak sengaja. Selain itu, insektisida yang terserap ke dalam
kulit juga dapat menyebabkan keracunan. Meskipun dapat dialami oleh
siapa saja, keracunan insektisida lebih berisiko terjadi pada seseorang yang
tinggal atau bekerja di pertanian, yang menggunakan racun serangga
sebagai pembasmi hama. Keracunan insektisida juga dapat terjadi apabila
seseorang melakukan percobaan bunuh diri, dengan sengaja menghirup
atau menelan racun serangga dalam jumlah banyak.

C. Gejala Keracunan Insektisida

Racun serangga yang masuk ke dalam tubuh dapat menimbulkan


gejala yang sangat beragam, antara lain: Kulit memerah atau bengkak,
iritasi kulit, banyak mengeluarkan air liur dan air mata, bibir dan ujung jari
membiru, pusing, sakit kepala, nyeri otot, diare, kram perut, hilang nafsu
makan, mual dan muntah, sering buang air kecil, detak jantung melambat,
sesak napas, mengi (bengek), kejang, lumpuh, koma, kematian

D. Pengobatan Keracunan Insektisida

Bila Anda mendapati seseorang keracunan insektisida, segera


hubungi petugas medis. Sebagai pertolongan pertama, jangan berusaha
membuat korban muntah, kecuali bila petugas medis meminta Anda
melakukan hal demikian.

Bila racun serangga mengenai kulit atau mata korban, segera bilas
dengan air, setidaknya selama 15 menit. Lepaskan pakaian korban bila
terkena racun serangga. Jika tidak sengaja menghirup racun serangga
dalam bentuk gas, segera bawa korban ke area terbuka agar menghirup
udara segar.

Sebelum menghubungi petugas medis, upayakan untuk mencari


tahu kandungan dari produk insektisida yang memicu keracunan. Bila
keracunan terjadi karena menelan, ketahui kapan kejadian bermula dan
berapa banyak racun yang tertelan. Hal tersebut dapat membantu petugas
medis dalam melakukan penanganan lanjutan. Untuk penanganan
keracunan insektisida di rumah sakit, dokter akan melakukan beberapa
langkah, seperti:

1. Pemberian obat melalui suntikan di pembuluh darah vena, antara


lain atropin. Atropin berguna untuk menjaga kestabilan pernapasan
dan fungsi jantung. Jenis obat lain yang dapat digunakan
adalah benzodiazepine, yang berfungsi untuk mencegah atau
menghentikan kejang.

2. Pemberian cairan infus melalui pembuluh darah vena. Cairan yang


diberikan dapat berupa elektrolit, gula, atau obat yang jenisnya
tergantung kondisi pasien.

3. Pemberian karbon aktif, untuk mencegah racun terserap oleh


tubuh.

4. Pemasangan alat bantu pernapasan, yang tersambung ke mesin


pompa oksigen (ventilator).

E. Pencegahan Keracunan Insektisida

Cara mencegah keracunan insektisida sama dengan pencegahan keracunan


pestisida pada umumnya, antara lain:
1) Baca petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan, serta
gunakan racun serangga sesuai petunjuk penggunaan.

2) Gunakan alat khusus bila hendak mengaduk insektisida.

3) Jangan makan dan merokok saat menggunakan racun serangga.

4) Jangan menyemprotkan racun serangga saat cuaca sedang panas.

5) Lindungi hidung dan mulut dengan masker, serta kenakan pakaian


yang dapat melindungi seluruh tubuh saat menggunakan racun
serangga. Akan lebih baik bila pakaian yang dikenakan memiliki
standar perlindungan terhadap zat kimia.

6) Periksa wadah yang digunakan untuk menampung insektisida, dan


jangan digunakan bila terdapat kebocoran.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lu, Frank. 2010. Toksikologi Dasar. UI Press: Jakarta
2. Cassaret and douls, 1995. toxikologi The Basic science of poisons 9 th
Edition .USA: McGraw-Hill
3. Cassaret. 2000. toxikologi The Basic science of poisons 10 th Edition
.USA: McGraw-Hill
4. David A. Wright.2002. Enviromental Of Toxicology. Cambrige University
Press: England
5. Butler, 1978. Principles of Ecotoxicology.New York: Wiley

Anda mungkin juga menyukai