Anda di halaman 1dari 13

ASMA DAN PPOM

Mata Kuliah : Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Dosen Pengampu : Rika Mianna, SKM, M.Kes

DEWI SUKARMIATI
ASMA (Kemenkes RI, Ditjen P2PTM, 2021)

Suatu kelainan berupa peradangan kronik saluran napas yang


menyebabkan penyempitan saluran napas (hiperaktivitas bronkus)
sehingga menyebabkan gejala episodic berulang berupa mengi,
sesak napas, dada terasa berat dan batuk terutama pada malam hari
atau dini hari
PREVALENSI KEJADIAN ASMA
(http://scholar.unand.ac.id/32917/2/BAB 01 28PENDAHULUAN .pdf)

WHO, 2016
memperkirakan 235 juta
penduduk dunia

Di Amerika Serikat menurut


National Center Health Statistic Indonesia berdasarkan data
(NCHS) tahun 2016 prevalensi asma Riset Kesehatan Dasar
berdasarkan umur, jenis kelamin, (Riskesdas) tahun 2013
dan ras berturut-turut adalah 7,4%
mencapai 4,5%.
pada dewasa, 8,6% pada anak-
anak, 6,3% laki-laki, 9,0%
perempuan, 7,6% ras kulit putih,
dan 9,9% ras kulit hitam
GEJALA ASMA

Napas bunyi (Mengi)


Batuk Berdahak

Sesak Napas

Riwayat alergi Riwayat keluarga


Faktor Resiko Asma
1. Faktor Genetik
2. Faktor Lingkungan :
• Polusi Udara
• Asap Rokok
• Perubahan Cuaca
• Makanan
PENCEGAHAN ASMA
Berhenti dan
• Hindari penggunaan Kasur
Menghindari asap
dan bantal kapuk
• Ganti sprei secara teratur rokok Olahraga teratur ( Cth :
Senam asma , berenang)

Gizi cukup dan Seimbang

Menjaga kebersihan Patuh menggunakan Obat


rumah sesuai anjuran dokter
• Hindari menggunakan
kipas karen bisa
Gunakan masker bila menyapu menerbangkan debu
lantai atau di tempat beresiko • Bila menggunakan AC,
terkena debu atau polusi bersihkan filter secara
rutin
PPOM
(Penyakit Paru Obstruktif Menahun )

PPOM adalah Penyakit saluran napas yang ditandai dengan hambatan aliran udara ke dalam paru-paru (khususnya udara
ekspirasi). Penyakit ini tidak sepenuhnya reversible (dapat kembali normal), bersifat kronik progresif (semakin lama
semakin memburuk).

Di kutib dari http://repository.unimus.ac.id/1386/3/Bab202.pdf by B Gustomo · 2015 istilah lain dari PPOK


adalah Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM).
Gejala PPOM :
Sesak napas, batuk berdahak kronik, gejala bersifat kronik progresif (semakin lama semakin memburuk)

Faktor risiko yang mempengaruhi berkembangnya PPOK meliputi:


1. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi atau tidak dapat diubah
• Faktor genetik
• Usia > 40 tahun
• Gangguan pengeluaran hasil metabolism
• Respons imunologis individu
• Pertumbuhan dan perkembangan paru dikaitkan dengan masa kehamilan, berat badan lahir dan pajanan masa
anak.
• Penyakit penyerta (komorbiditas)
• Riwayat infeksi pernapasan berat sejak usia dini,berulang dan tidak tuntas mempunyai risiko berulang
terjadinya PPOK melalui penurunan faal paru.
• Stress oksidatif, sebagai respons tubuh terhadap hasil pajanan polutan.
2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi atau dapat diubah:
• Perilaku individu-kebiasaan merokok
• Faktor Lingkungan (polusi udara)
 polusi dalam ruangan seperti asap rokok orang lain,
asap kompor, briket batu bara, asap kayu bakar, asap
obat nyamuk bakar.
 Polusi di luar ruangan, seperti gas buang industry, gas
buang kendaraan bermotor, debu jalanan, asap
kebakaran hutan, debu vulkanik gunung meletus. Polusi
di tempat kerja seperti bahan kima, debu/zat iritasi, dan
gas beracun.
PERBEDAAN ASMA DAN PPOK
(https://www.klikdokter.com › Info Sehat, 2019)

No ASMA PPOK
1 penyakit yang menyerang bagian kerusakan paru-paru dalam jangka panjang.
paru-paru yang disebut tabung PPOK mencakup dua penyakit, yaitu
bronkial (saluran udara). emfisema dan bronkitis kronis.
2 Penderita asma lebih cenderung Batuk berdahak pada pagi hari merupakan
mengalami gejala berupa alergi, gejala khas dari bronkitis kronis.
seperti rinitis alergi (hay fever) atau
dermatitis atopik (eksim).
3 Asma bisa terjadi di semua umur. Gejala PPOK biasanya muncul pada mereka
yang berusia 40 tahun ke atas,
4 Asma tak selalu terjadi pada Pemicu utama PPOk adalah paparan asap
perokok. Serangan asma lebih rokok dalam jangka panjang. Artinya,
banyak dipicu oleh alergen dan iritan merokok hampir selalu menjadi penyebab
munculnya penyakit paru obstruktif kronis
Pengobatan Penyakit Paru Obstruktif Kronis
(Alodokter.com/penyakit-paru-obstruktif-kronis)

1. Obat-obatan
• Bronkodilator, seperti salbutamol, salmeterol dan terbutaline
• Kortikosteroid, seperti fluticasone dan budesonide
2. Terapi oksigen
3. Alat bantu napas : Jika gejalanya cukup serius, pasien harus menggunakan alat bantu napas yaitu mesin ventilator.
4. Operasi
Operasi dilakukan pada pasien yang gejalanya tidak dapat diredakan dengan obat-obatan atau terapi. Jenis operasi
yang dapat dilakukan antara lain:
• Operasi pengurangan volume paru-paru
bertujuan untuk mengangkat bagian paru-paru yang sudah rusak, sehingga jaringan paru-paru yang sehat bisa
berkembang.
• Transplantasi paru-paru
Transplantasi paru-paru adalah operasi pengangkatan paru-paru yang rusak untuk diganti dengan paru-paru sehat
dari pendonor.
• Bullektomi
Bullektomi adalah operasi untuk mengangkat kantong udara (bullae) yang terbentuk akibat rusaknya alveolus,
agar aliran udara menjadi lebih baik.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai