UNIVERSITAS JAMBI
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh
G1A219105
Pembimbing
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan CRS (Case Report
Session) ini dengan judul “Low Back Pain + Adenokarsinoma Prostat”. Laporan ini
merupakan bagian dari tugas Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Radiologi
RSUD Raden Mattaher Jambi.
Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
dr. Ali Imran Lubis, Sp. Rad. selaku pembimbing yang telah memberikan arahan
sehingga laporan CRS (Case Report Session) ini dapat terselesaikan dengan baik
dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan.
Penulis menyadari laporan ini masih banyak kekurangannya, untuk itu saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan oleh penulis. Sebagai penutup
semoga kiranya laporan Case Report Session ini dapat bermanfaat bagi kita
khususnya dan bagi dunia kesehatan pada umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Nyeri Punggung Bawah (NPB) adalah masalah kesehatan yang umum terjadi
pada semua rentang populasi namun sering kali dianggap sebelah mata. Nyeri
punggung bawah terjadi dengan proporsi yang sama di berbagai negara, yang dapat
mempengaruhi kualitas hidup dan performa dalam bekerja serta merupakan alasan
paling umum untuk konsultasi kesehatan. Sebagian kecil kasus nyeri punggung
disebabkan oleh hal yang spesifik sedangkan kebanyakan penyebabnya bersifat
1
tidak spesifik.
Pada Global Burden of Disease Study (GBD) tahun 2010, NPB merupakan
penyumbang terbesar kecacatan global. Para ahli memperlihatkan bahwa NPB
berada diantara sepuluh penyakit dan cedera terbanyak, dengan angka rata-rata
Disability-Adjusted Life Years (DALYs) lebih tinggi dibanding HIV, cedera
kecelakaan lalu lintas, tuberculosis, kanker paru, PPOK dan komplikasi kelahiran
1
prematur.
2.2 ANAMNESIS
Keluhan utama:
Nyeri punggung bawah menjalar hingga ke kaki sejak ± 4 minggu SMRS
Riwayat penyakit sekarang:
± 4 minggu SMRS, pasien mengeluhkan nyeri punggung bawah yang hilang
timbul dan menjalar sampai ke kaki, keluhan dirasakan semakin sering dan semakin
memberat jika pasien beraktifitas dan dirasakan membaik ketika pasien berbaring.
± 1 hari SMRS, keluhan nyeri punggung bawah yang menjalar sampai ke kaki
dirasakan semakin memberat, keluahan dirasakan terus menerus dan membuat
pasien kesulitan untuk berjalan serta beraktifitas dan pasien dilarikan ke IGD RSUD
Raden Mattaher Jambi. Pasien juga mengeluhkan nyeri di seluruh tubuh terutama
dibagian leher, kepala, dada dan badan terasa ngilu.
Pasien memiliki riwayat operasi kanker prostat tahun 2019 dan pasien sedang rutin
menjalani kemoterapi setiap 3 bulan sekali untuk kanker prostat. Saat ini pasien
tidak berkerja lagi dan pasien tinggal dirumah sendirian. BAB agak keras berwarna
hitam (+), BAK tidak ada keluhan.
STATUS GENERALISATA
Kulit
Warna : Sawo matang
Turgor : Baik
Pigmentasi : Dalam batas normal
Jar. Parut : (-)
Edema : (-)
Ikterus : (-)
Kelenjar
Pembesaran Kel. Submandibula : (-)
Jugularis Superior : (-)
Submental : (-)
Jugularis Interna : (-)
Kepala
Bentuk kepala : Normocephal
Ekspresi muka : Tampak sakit berat
Simetris muka : Simetris
Rambut : normal
Perdarahan temporal : (-)
Nyeri tekan syaraf : (-)
Mata
Exophthalmus/endopthalmus : (-/-)
Edema palpebra : (-/-)
Conjungtiva anemis : (-/-)
Sklera Ikterik : (-/-)
Pupil : Isokor (+/+)
Lensa : Tidak keruh
Reflek cahaya : (+/+)
Gerakan bola mata : Baik kesegala arah
Hidung
Bentuk : Normal Selaput lendir : normal
Septum : Deviasi (-) Penumbatan : (-)
Sekret : (-) Perdarahan : (-)
Mulut
Bibir : Sianosis (-)
Gigi geligi : Dbn
Gusi : Berdarah (-)
Lidah : Tremor (-)
Leher
Kelenjar getah bening : Pembesaran (-)
Kelenjar tiroid : Pembesaran (-)
Thorax
Bentuk : Simetris
Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : Fremitus taktil normal, nyeri tekan (-), krepitasi (-)
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : Vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba 2 jari di ICS V linea midclavicula sinistra
Perkusi batas jantung
Kanan : ICS III Linea parasternalis dekstra
Kiri : ICS V Linea midklavikularis sinistra
Atas : ICS II Linea parasternalis sinistra
Pinggang jantung : ICS III Linea parasternalis sinistra
Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, distensi abdomen (-)
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Tidak nyeri
Perkusi : Timpani
Ekstremitas atas
Gerakan : Dbn
Nyeri sendi : (-)
Akral : Hangat, CRT < 2 detik
Edema : (-)
Extremitas bawah
Gerakan : (3/5)
Nyeri sendi : (-)
Akral : Hangat, CRT < 2 detik
Edema : (-)
Meningeal Sign (-)
Refleks Fisiologi (+)
Refleks Patologi (-)
- Elektrolit
Na : 136.5 mmol/dl
K : 3.29 mmol/dl
Cl : 103.9 mmol/dl
Ca ion++ : 1.20 mmol/dl
Rontgen Thoraks
Hasil :
Sklerotic longus bone ec suspek metastase dd primer malignancy + low grade
osteoartritis lumbal
2.5 Diagnosa Kerja
Low Back Pain + Adenokarsinoma Prostat
2.7 Penatalaksanaan
Non Medikamentosa
- Menjelaskan ke pasien tentang penyakit yang diderita
- Mengkonsumsi obat dengan teratur, dan sesuai anjuran
- Melakukan tirah baring, selanjutnya dapat dilakukan latihan tertentu, atau terlebih
dahulu dipasang korset. Tujuan latihan ini adalah untuk mencegah terjadinya
kontraktur dan mengembalikan lagi fungsi otot-otot.
Medikamentosa
- IVFD Nacl 0.9 gtt XX + ketorolac 1 mg
- Inj. Ketorolac 2x1 mg
- Inj. Ranitidine 2x1 amp
2.8 Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad malam
Quo ad santionam : dubia ad malam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Anatomi
Os. Vertebrae terdiri dari 33 tulang: 7 buah tulang servikal, 12 buah tulang torakal, 5
buah tulang lumbal, 5 buah tulang sakral dan tulang koksigeus. Tulang servikal,
torakal dan lumbal masih tetap dibedakan sampai usia berapapun, tetapi tulang
sakral dan koksigeus satu sama lain menyatu membentuk dua tulang yaitu tulang
sakrum dan koksigeus. Diskus intervertebralis merupakan penghubung antara dua
korpus vertebrae. Sistem otot ligamentum membentuk jajaran barisan (aligment)
intervertebralis.5
Diskus Intervertebralis
Foramen Intervertebralis
3) Ligamentum flavum
4) Ligamentum Intertransversarium
5) Ligamentum Interspinosum
6) Ligamentum Supraspinale
Ligament:
Otot-otot:
Pada posisi berdiri, garis gaya berat berjalan melalui dens axis, di
belakang pusat sendi koksa, dan di depan sendi lutut dan
pergelangan kaki. Akibatnya bila tubuh dalam posisi ini, sebagian
besar berat badan jatuh di depan kolumna vertebralis. Oleh karena
itu, otot postvertebralis pada manusia berkembang dengan lebih baik.
Tonus posturnal otot-otot postvertebralis ini merupakan faktor utama
diatas7
Perdarahan Punggung
Persarafan Punggung
Kulit dan otot-otot pinggang dipersarafi secara segmental oleh rami
posterior 31 pasang saraf spinalis. Rami posterior C1, C6, C7 dan C8
serta L4 dan L5 mempersarafi otot punggung profunda, tetapi tidak
mempersarafi kulitnya. Ramus posterior C2 (n. occipitalis major)
berjalan ke atas melalui tengkuk dan mempersarafi kulit kepala, rami
posterior berjalan ke bawah dan lateral serta mempersarafi sebagian
kulit, sedikit di bawah tempat keluarnya foramen intervertabralis.
Setiap ramus posterior terbagi menjadi dua, yaitu cabang medial dan
lateral.5
Gambar 9. Dermatom
superficialis.5
Nyeri punggung bawah (NPB) atau Low back pain (LBP) merupakan
nyeri, ketegangan otot, atau kekakuan yang terlokalisir di antara
batas iga bagian bawah dan lipatan gluteus inferior, dengan atau
tanpa penjalaran ke paha dan/atau tungkai (sciatica). NPB adalah
sindroma nyeri yang terjadi pada daerah punggung bagian bawah
atau daerah lumbosakral. dan sakroiliakal, umumnya pada daerah L4-
L5 dan L5-S1, nyeri ini sering disertai penjalaran ke tungkai sampai
kaki. Pada prinsipnya, NPB disebabkan oleh kerusakan jaringan
saraf dan nonsaraf yang sangat dipengaruhi oleh aspek psikologis.
Nyeri pada NPB ini merupakan suatu kondisi yang tidak spesifik dan
mengacu pada keluhan nyeri akut ataupun nyeri kronik. LBP juga
didefinisikan sebagai nyeri yang dirasakan di daerah punggung
bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau
keduanya. Nyeri yang dirasakan ini dapat berhubungan dengan
spinal lumbalis, diskus intravertebralis, ligamen yang mengelilingi
spinalis dan diskus, medula spinalis dan saraf, otot dari punggung
bawah, organ dalam dari pelvik dan abdomen, atau kulit yang
3.2.2 Etiologi
Kongenital
a. Spina bifida
b. Spondilolisis
c. Spondilolistesis
Trauma
a. Trauma besar
(referred pain).9
b. Trauma kecil:
NPB muskular akut atau sprain terjadi saat punggung
bawah terpapar trauma eksternal, seperti terbentur orang lain atau
mengangat beban berat, sehingga terjadi kerusakan otot dan fasia.
Trauma tersebut juga dapat menimbulkan herniasi diskus
intervertebralis lumbalis dan mengkompresi saraf.
NPB muskular kronik terjadi akibat penggunaan otot
berulang secara terus- menerus.
Traumatic vertebral body fractures biasanya menimbulkan
NPB terkait osteoporosis, meskipun tidak terpapar trauma yang
hebat.
Inflamasi
a. Rheumatoid arthritis
b. Spondilitis angkilopoetika
c. Spondilitis tuberkulosa
Adalah infeksi tulang belakang yang seringkali bermanifestasi
sebagai nyeri punggung bawah. Mikroorganisme patogen dapat
menghancurkan korpus vertebralis atau diskus intervertebralis.
Anamnesis mengenai riwayat penyakit TB dapat membantu
diagnosis penyakit ini. Pencitraan MRI merupakan salah satu
pemeriksaan penunjang untuk melihat gambaran destruksi tulang,
abses, serta keterlibatan jaringan lunak sekitar tulang dan medulla
spinalis.
d. Ankylosing spondylitis
Tumor
a. Tumor benigna
Gangguan metabolik
Infeksi
Proses Degeneratif
Spondilosis
Pada spondilosis terjadi rarefikasi korteks tulang belakang,
penyempitan discus dan osteofit-osteofit yang dapat menimbulkan
Osteoarthritis
Stenosis spinal
Pada setiap tingkat terdapat tiga persendian, yaitu satu di depan yang
dibentuk oleh korpus vertebrae dengan discus intervertebralis dan
dua di belakang yang dibentuk oleh prosesus artikularis superior dan
inferior kedua korpus vertevra yang ada di atas dan di bawah diskus
intervertebralis tersebut. Kelainan degeneratif yang terjadi di sekitar
ketiga persendian itu berupa osteofit dan proliferasi jaringan kapsul
persendian yang kemudian mengeras (hard lesion). Bangunan
degeneratif itu menyempitkan lumen kanalis intervertebralis
Psikoneurotik
3.2.3 Patofisiologi
postero lateral.11
ketiganya.12
- Usia
- Jenis Kelamin
- Pekerjaan
- Aktivitas /olahraga
- Kebiasaan merokok
- Abnormalitas struktur
3.2.5 Klasifikasi
spondilogenik.4
a. NPB Viserogenik
b. NPB Vaskulogenik
c. NPB Neurogenik
1. Neoplasma
2. Araknoiditis
d. NPB Psikogenik
Pada umumnya disebabkan oleh ketegangan jiwa atau kecemasan
dan depresi atau campuran keduanya. Pada anamnesis akan
terungkap bahwa penderita mudah tersinggung, sulit tidur atau
mudah terbangun di malam hari tetapi akan sulit untuk tidur kembali,
kurang tenang atau mudah terburu – buru tanpa alasan yang jelas,
mudah terkejut dengan suara yang cukup lirih, selalu merasa cemas
atau khawatir, dan sebagainya. Untuk dapat melakukan anamnesis
ke arah psikogenik ini, di perlukan kesebaran dan ketekunan, serta
sikap serius diseling sedikit bercanda, dengan tujuan agar penderita
secara tidak disadari akan mau mengungkapkan segala permasalahan
yang sedang dihadapi.
e. NPB Spondilogenik
mempengaruhinya.14
Nyeri alih (referred pain) terdapat dua jenis, pertama adalah nyeri
yang diproyeksikan dari tulang punggung ke organ viscera dan
struktur lain yang terdapat di dalam lumbar dan dermatom di atas
sacrum dan jenis yang lain adalah nyeri yang diproyeksikan dari
pelvis dan organ viscera abdomen ke tulang punggung. Nyeri akibat
penyakit dari bagian atas verterbrae lumbal sering menjalar ke sisi
samping, lateral panggul, pangkal paha dan paha baian depan. Hal
ini diakibatkan iritasi dari nervus nukleal superior yang berasal dari
divisi posterior nervus spinal lumbal tiga pertama dan menginervasi
bagian superior bokong. Nyeri dari bagian bawah segmen lumbal
umumnya menjalar ke bokong bagian bawah dan paha bagian
posterior. Nyeri tipe ini umumnya lebih difus dan kualitas nyeri yang
dalam namun butuh waktu untuk menjadi lebih terproyeksi secara
lebih superfisial. Secara umum intensitas referred pain sejalan dengan
nyeri lokal. Dengan kata lain maneuver yang mengubah nyeri lokal
memiliki efek yang sama pada nyeri alih, meskipun kurang presisi
sehingga disebut nyeri akar. Nyeri dari penyakit visceral biasanya
terasa di dalam abdomen, perut bagian lateral, regio lumbar dan
dapat dipengaruhi oleh keadaan aktivitas organ visera dan kadang
dengan asumsi posisi supinasi atau tegak. Hubungan karakter dan
perjalanan waktu dari nyeri tipe ini kurang berhubungan terhadap
pergerakan punggung.14
selalu diingat.14
3.2.7 Diagnosis
Anamnesis
neurologis.13
positif) dan nyeri akan berkurang bila lutut dalam keadaan fleksi.14
nyeri radikuler.14
Pada tanda laseque, makin kecil sudut yang dibuat untuk
menimbulkan nyeri makin besar kemungkinan kompresi radiks
sebagai penyebabnya. Demikian juga dengan tanda laseque
kontralateral.14
Dilakukan dengan cara yang sama, namun bila tungkai yang tidak
nyeri diangkat akan menimbulkan suatu respons yang positif pada
o Tes Patrick
Myelografi
abses spinal.13
CT scan adalah sarana diagnostik yang efektif bila vertebra dan level
neurologis telah jelas dan kemungkinan karena kelainan tulang.
Sedangkan MRI dapat menunjukkan gambaran tulang belakang yang
lebih jelas daripada CT-scan. Selain itu MRI menjadi pilihan karena
tidak mempunyai efek radiasi. MRI dapat menunjukkan gambaran
tulang secara sebagian sesuai dengan yang dikehendaki. MRI juga
dapat memperlihatkan diskus interveretebralis, nervus dan jaringan
infeksi.13
3.2.8 Tatalaksana
Pada dasarnya dikenal dua tahapan terapi NPB yaitu konservatif dan
operatif.13
Terapi konservatif
Rehat baring
8,13,15
Medikamentosa
Nyeri inflamasi:
Fisioterapi8,13
Terapi panas
Elektro stimulus
Traksi
Massage
Dengan terapi ini bisa menghangatkan, merelaksasikan otot
belakang dan melancarkan perdarahan.
8,13
Terapi operatif
3.4.1 Definisi
3.4.2 Etiologi
Diet yang banyak mengandung lemak, susu yang berasal dari hewan,
daging merah, dan hati diduga meningkatkan kejadian kanker prostat. Beberapa
nutrisi diduga dapat menurunkan insiden kanker prostat antara lain vitamin A,
beta karoten, isoflavon atau fitoestrogen yang banyak terdapat pada kedelai,
likofen (antioksidan karotenoid yang banyak terdapat pada tomat), selenium
(terdapat pada ikan laut, daging, biji-bijian), dan vitamin E. Kebiasaan merokok
dan paparan bahan kimia kadmium yang banyak terdapat pada alat listrik dan
baterai berhubungan erat dengan timbulnya kanker prostat.
3.4.3 Diagnosa
Kanker prostat stadium awal hampir selalu tanpa gejala. Kecurigaan akan
meningkat dengan adanya gejala lain seperti: nyeri tulang, fraktur patologis
ataupun penekanan sumsum tulang. Untuk itu dianjurkan pemeriksaan PSA usia
50 tahun, sedangkan yang mempunyai riwayat keluarga dianjurkan untuk
pemeriksaan PSA lebih awal yaitu 40 tahun. Kanker prostat stadium dini biasanya
ditemukan pada saat pemeriksaan colok dubur berupa nodul keras pada prostat
atau secara kebetulan ditemukan adanya peningkatan kadar penanda tumor PSA
(prostate specific antigens) pada saat pemeriksaan laboratorium. Kurang lebih
10% pasien yang berobat ke dokter mengeluh adanya gangguan saluran kemih
berupa kesulitan miksi, nyeri kencing, atau hematuria yang menandakan kanker
telah menekan uretra. Kanker juga dapat menekan rektum dan menyebabkan
keluhan buang air besar. Kanker prostat yang sudah metastasis ke tulang
memberikan gejala nyeri tulang, fraktur pada tempat metastasis, atau kelainan
neurologis jika metastasis pada tulang vertebra.
3.4.5 Stadium
Sistem staging yang digunakan untuk Kanker prostat adalah menurut
AJCC(American Joint Committee on Cancer) 2010.43
- Stadium T
Penentuan stadium klinis cT dapat ditentukan dengan colok dubur.44 Bila
diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan CT/MRI.45,46
- Stadium N
Penentuan stadium N hanya dikerjakan bila akan berpengaruh terhadap keputusan
terapi.47 Cara terbaik untuk menentukan stadium N adalah dengan
limfadenektomi, dengan operasi terbuka ataupun laparoskopik.48
- Stadium M
Metode sidik tulang paling sensitif untuk mendiagnosis metastasis tulang, bila
tidak ada fasilitas pemerikaan tsb dapat dicari dengan penilaian klinis, CT Scan,
alkali fosfatase serum dan bone survey. Pengukuran alkali fosfatase dan PSA
secara bersamaan akan meningkatkan efektivitas penilaian klinis sebesar 98%.49,50
Computed tomography (CT) scan aksial pada level ginjal menunjukkan limfadenopati
para-aorta yang meluas (panah), yang disebabkan oleh kanker prostat.
Kanker prostat metastatik (panah) melibatkan jaringan lunak di sisi kanan dasar
tengkorak. Pasien menunjukkan kelumpuhan saraf kranial XII bagian kanan.
Pemindaian MRI pembobotan T2 endorektal, aksial, pada pasien dengan kadar PSA 8 ng/
ml dan kanker prostat dibagian kiri. Intensitas sinyal yang rendah ditunjukkan di zona
perifer kanan (panah).
Peran penting dari morfologi MRI dengan pembobotan T2 adalah
penilaian ekstensi ekstrakapsular lokal dan invasi vesikula seminalis pada pasien
tanpa metastasis jauh yang terdokumentasikan. Tanda-tanda penyebaran
ekstrakapsular mencakup (1) menggembung tidak beraturan dari garis prostat
(lihat gambar di bawah), (2) menembus kapsul dengan infiltrasi lemak
periprostatik, (3) bundel asimetri neurovaskular, dan (4) hilangnya sudut
rektoprostatik. Invasi vesikula seminal dapat diduga dengan adanya intensitas
sinyal rendah yang tidak normal dalam lumen dari vesikula seminalis atau
penebalan fokal dinding vesikula seminalis.
Pasien dengan kanker prostat yang telah tebukti dengan biopsy. Pemindaian MRI aksial
dengan pembobotan T1 dari pelvis menunjukkan pemebesaran nodul obturator kiri
(panah).
Kepekaan yang dilaporkan dan spesifisitas untuk rentang staging lokal
masing-masing 14-100% dan 67-100%. Karena MRI tidak dapat mendeteksi
invasi mikroskopis, nilai sensitivitas rendah tidak terduga. Indikasi utama untuk
staging MRI lokal, bagaimanapun, adalah penilaian kapsuler dan integritas
vesikular pada pasien secara klinis diukur sebagai T1c atau T2c. Pasien seperti ini
jelas tidak boleh distaging secara tidak tepat oleh MRI dan oleh karena itu
pendekatan konservatif diadopsi di mana hanya kapsuler tegas atau ekstensi
vesikular yang ditugaskan pada status T3. Hal ini berarti pembacaan spesifisitas
yang tinggi (tidak ada positif palsu) dengan mengorbankan sensitivitas yang lebih
rendah.
MRI Fungsional
Untuk meningkatkan sensitifitas dan spesifisitas dari MRI dalam mendeteksi
kanker prostat, beberapa teknik fungsional dapat ditambahkan. Hal ini
memanfaatkan berbagai fenotipe tumor, seperti kepadatan seluler (pencitraan
diffusion-weighted), angiogenesis (dynamic contrast-enhanced MRI), dan tumor
metabolisme (magnetic resonance spectroscopy).
Pemindaian MRI dinamis dengan kontras yang ditingkatkan pada pasien dengan kanker
prostat yang ditingkatkan secara ekstensif pada setengah bagian kanan prostat.
Magnetic resonance spectroscopy
Magnetic resonance spectroscopy memebrikan informasi tentang
konsentrasi relatif dari metabolit seluler di prostat, seperti sitrat dan kolin. Sitrat
merupakan penanda jaringan prostat normal, sedangkan peningkatan konsentrasi
kolin adalah sugestif dari lesi tumor. Perubahan komplementer dari kedua
metabolit digunakan untuk memprediksi ada tidaknya kanker prostat.
Ketika digunakan dalam kombinasi dengan citra pembobotan T2,
sensitivitas dan spesifitas dilaporkan masing-masing berkisar 59-94% dan 80-
95%. Sebuah korelasi yang berguna antara rasio kolin-ke-sitrat dan agresivitas
tumor (skor Gleason) juga ditunjukkan, dan nilai prediktif negatif yang sangat
tinggi ditemukan pada kanker prostat stadium yang tinggi (yaitu, Gleason 4 + 3
atau stadium yang lebih tinggi) pada pria yang mengalami peningkatan nilai PSA.
Pada pembahasan sistematik pada 2013, magnetic resonance spectroscopy
memiliki sensitivitas yang tertinggi (92%) dari teknik-teknik MRI lainnya, serta
spesifisitas yang lebih tinggi dari MRI pembobotan T2.
Spektrum resonansi magnet proton dalam voxel normal (gambar kiri: puncak sitrat tinggi
dan puncak kolin rendah) dan voxel kanker (gambar kanan: sitrat rendah dan puncak
kolin yang tinggi).
Nodal Staging
Staging nodal bergantung pada penilaian ukuran kelenjar getah bening, dan CT
scan atau MRI tidak dapat menunjukkan kanker di dalam kelenjar getah bening
yang tidak membesar. Sebuah teknik untuk mendeteksi okultisme metastasis
klinis kelenjar getah bening menggunakan MR limfografi dengan agen kontras
MR yang sangat lymphotropik pernah dilaporkan. Nanopartikel paramagnetik
lymphotropic dari oksida besi diberikan secara intravena, dan pasien diperiksa
menggunakan MRI 24 jam setelah pemberian kontras. Metastasis kelenjar getah
bening kecil diidentifikasi dengan sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan MRI konvensional. Namun, produk ini sedang tidak tersedia secara
komersial lagi.
- Ultrasonografi
Transrectal Ultrasonography (TRUS)
Kanker prostat dapat divisualisasikan sebagai nodul hypoechoic dalam zona
perifer isoechoic normal, tetapi mereka mungkin isoechoic, hyperechoic, atau
multifokal juga, jadi TRUS memiliki keterbatasan utama dalam menunjukkan
secara penuh kanker prostat. Selain itu, TRUS memiliki kekhususan yang rendah
karena banyak kondisi nonmalignant (misalnya, prostatitis, atrofi prostat, infark,
prostatitis granulomatosa) mungkin muncul sebagai daerah yang sama dengan
hypoechoic di zona perifer prostat. Untuk alasan ini, sensitivitas dan spesifisitas
TRUS terlalu rendah untuk skrining sonografi kanker prostat dan peran utama
TRUS mengukur volume prostat (untuk estimasi densitas PSA) dan memberikan
bimbingan untuk biopsi prostat.
3.4.6 Terapi
Tindakan yang dilakukan tergantung pada stadium, umur harapan hidup dan
derajat diferensiasinya.
- Observasi
Pasien stadium T1 dengan umur harapan hidup kurang dari 10 tahun dilakukan
dengan observasi. Pasien yang berada pada stadium T1-2 N0 M0 merupakan
kandidat yang cocok untuk dilakukan prostatektomi radikal yaitu berupa
pengangkatan kelenjar prostat bersama dengan vesikula seminalis. Kerugian
operasi ini adalah timbulnya penyulit antara lain perdarahan, disfungsi ereksi, dan
inkontinensia namun dengan teknik nerve sparring yang baik maka kerusakan
pembuluh darah dan saraf yang memelihara penis dapat dihindari.
- Radiasi
Terapi ini diindikasikan untuk pasien tua atau pasien dengan tumor loko-
invasif dan yang telah metastasis. Pemberian radiasi eksterna biasanya didahului
dengan limfadenektomi. Diseksi kelenjar limfe saat ini dapat dikerjakan melalui
bedah laparoskopi disamping operasi terbuka.
- Terapi hormonal
Pemberian terapi hormonal berdasarkan atas konsep dari Hugins yaitu sel
epitel prostat akan mengalami atrofi jika sumber androgen ditiadakan, dengan
cara pembedahan atau medikamentosa. Peniadaan sumber androgen disebut
androgen deprivation therapy (ADT). Sumber androgen tidak hanya berasal dari
testis tetapi juga dari kelenjar suprarenal yaitu sebesar 10% dari seluruh
testosteron yang beredar di dalam tubuh. Cara terapi hormonal antara lain
orkidektomi, estrogen, LHRH agonis, antiandrogen non steroid dan steroid,
blokade androgen total.
- Radioterapi paliatif
Radioterapi paliatif diberikan pada kanker prostat yang sudah bermetastase ke
tulang dan menimbulkan rasa nyeri. Tujuan paliatif diberikan untuk
meredakan gejala sehingga meningkatkan kualitas hidup pasien. Radioterapi
pada tatalaksana metastases tulang merupakan salah satu modalitas terapi
selain imobilisasi dengan korset atau tindakan bedah, bisfosfonat, terapi
hormonal, terapi target donosumumab, terapi radionuklir dan kemoterapi.
Indikasi/Tujuan
Radioterapi pada metastases tulang dapat diberikan atas indikasi:
1) Nyeri.
2) Ancaman fraktur kompresi yang sudah distabilisasi.
3) Menghambat kekambuhan pasca operasi reseksi.
Target radiasi
Target radiasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu, radioterapi konvensional 2 dan
radioterapi konformal 3 dimensi
Radioterapi konvesional mendefinisikan target radiasi dari lesi yang menyerap
radiofarmaka disertai nyeri kemudian memberikan jarak 1 ruas vertebrae ke
atas dan ke bawah. Untuk batas lateral, diberikan jarak 0.5 cm dari pedikel
vertebrae.
Radioterapi 3D-CRT pada metastases tulang.
i) GTV: Lesi osteolitik atau osteoblastik dan juga massa jaringan lunak.
ii) CTV: Korpus, pedikel, lamina dari vertebrae yang terlibat, disertai
jaringan lunak yang terlibat dan diberi jarak 0.5 cm, tanpa
memasukkan usus dan lemak.
iii) PTV: 0.5-1 cm tergantung metode imobilisasi dan verifikasi posisi
yang digunakan.
Dosis
Dosis yang diberikan pada radioterapi paliatif adalah
1 fraksi x 8 Gy
5 fraksi x 4 Gy
10 fraksi x 3 Gy
15 fraksi x 2.5 Gy
3.4.8 Prognosis
Kanker prostat memiliki angka kesintasan yang baik. Angka kesintasan
keseluruhan 5-tahun , 10 tahun, dan 15 tahun secara berturut adalah 100%, 98%,
dan 95%.
BAB IV
ANALISA KASUS
KESIMPULAN
Nyeri punggung bawah (NPB) atau Low back pain (LBP) merupakan nyeri,
ketegangan otot, atau kekakuan yang terlokalisir di antara batas iga bagian bawah
dan lipatan gluteus inferior, dengan atau tanpa penjalaran ke paha dan/atau tungkai
(sciatica). Pada prinsipnya, NPB disebabkan oleh kerusakan jaringan saraf dan
nonsaraf yang sangat dipengaruhi oleh aspek psikologis.Batu saluran kemih atau
Urolitiasis dianggap sebagai penyakit multifaktorial dengan keterlibatan faktor
epidemiologis, biokimia, dan genetik. Perubahan faktor-faktor tersebut, misalnya,
status sosial-ekonomi dan kebiasaan diet, dapat mengakibatkan perubahan
epidemiologi urolitiasis di berbagai belahan dunia. Dalam sifat faktor-faktor inilah
mereka terjadi pada waktu yang berbeda, sampai batas yang berbeda, di berbagai
belahan dunia.
Patofisiologi dari NPB sangatlah kompleks. Beragam struktur anatomi dan
elemen dari tulang lumbal (tulang, ligamen, tendon, otot, dan diskus) diyakini
sangat berperan dalam timbulnya gangguan. Sebagian besar dari elemen lumbal
memiliki inervasi sensorik, sehingga dapat memicu sinyal nosiseptif yang timbul
sebagai respons terhadap stimulus kerusakan jaringan.
Karsinoma prostat merupakan keganasan yang terbanyak diantara
keganasan sistem urogenitalia pria. Tumor ini menyerang pasien yang berusia
diatas 50 tahun, diantaranya 30% menyerang pria berusia 70 hingga 80 tahun dan
75% pada usia lebih dari 80 tahun. Kanker prostat yang sudah metastasis ke
tulang memberikan gejala nyeri tulang, fraktur pada tempat metastasis, atau
kelainan neurologis jika metastasis pada tulang vertebra.