Anda di halaman 1dari 4

MANAJEMEN PPOK

No.
: SOP/UKP/VIII-UPU-3/01/2017
Dokumen
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal
:5 Januari 2017
Terbit
Halaman : 1/6
UPTD
PUSKESMAS dr. Muhammad Fajri M
NIP. 197611132006041013
MRICAN

1. Pengertian PPOK adalah penyakit paru obstruktif kronik yang dapat dicegah dan diobati,

dikarakteristikkan dengan hambatan aliran udara yang persisten, progresif dan

berhubungan dengan peningkatan respons inflamasi kronis di paru terhadap

partikel dan gas berbahaya

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk pemeriksaan pasien

PPOK

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Mrican Nomor 043 Tahun 2017

Tentang Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Mrican

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang

Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Tingkat Pertama

5. Prosedur 5.1 Anamnesis


1. Keluhan
a. Sesak napas
b. Kadang-kadang disertai mengi
c. Batuk kering atau dengan dahak yang produktif
d. Rasa berat di dada
2. Faktor risiko
a. Genetik
b. Pajanan partikel
c. Pertumbuhan dan perkembangan paru
d. Stres oksidatif
e. Jenis kelamin
f. Umur
g. Infeksi paru
h. Status sosial-ekonomi
i. Nutrisi.
j. Komorbiditas

1
5.2 Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
a. Sianosis sentral pada membran mukosa mungkin ditemukan
b. Abnormalitas dinding dada yang menunjukkan hiper inflasi
paru termasuk iga yang tampak horizontal, barrel chest
(diameter antero - posterior dan transversal sebanding) dan
abdomen yang menonjol keluar
c. Hemidiafragma mendatar
d. Laju respirasi istirahat meningkat lebih dari 20 kali/menit dan
pola napas lebih dangkal
e. Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu),
laju ekspirasi lebih lambat memungkinkan pengosongan paru
yang lebih efisien
f. Penggunaan otot bantu napas adalah indikasi gangguan
pernapasan
g. Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena
jugularis di leher dan edema tungkai
2. Palpasi dan Perkusi
a. Sering tidak ditemukan kelainan pada PPOK
b. Irama jantung di apeks mungkin sulit ditemukan karena
hiperinflasi paru
c. Hiperinflasi menyebabkan hati letak rendah dan mudah di
palpasi
3. Auskultasi
a. Pasien dengan PPOK sering mengalami penurunan suara napas
tapi tidak spesifik untuk PPOK
b. Mengi selama pernapasan biasa menunjukkan keterbatasan
aliran udara. Tetapi mengi yang hanya terdengar setelah
ekspirasi paksa tidak spesifik untuk PPOK
c. Ronki basah kasar saat inspirasi dapat ditemukan
d. Bunyi jantung terdengar lebih keras di area xiphoideus
5.3 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah uji jalan 6
menit yang dimodifikasi. Untuk di Puskesmas dengan sarana
terbatas, evaluasi yang dapat digunakan adalah keluhan lelah yang
timbul atau bertambah sesak.

2/6
5.4 Penegakan Diagnostik
Ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan penunjang.
5.5 Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama:
1. Mengurangi laju beratnya penyakit
2. Mempertahankan PPOK yang stabil
3. Mengatasi eksaserbasi ringan
4. Merujuk ke spesialis paru atau rumah sakit
Penatalaksanaan PPOK stabil
1. Obat-obatan dengan tujuan mengurangi laju beratnya penyakit
dan mempertahankan keadaan stabil.
2. Bronkodilator dalam bentuk oral, kombinasi golongan β2 agonis

(salbutamol) dengan golongan xantin (aminofilin dan teofilin). Masing-

masing dalam dosis suboptimal, sesuai dengan berat badan dan

beratnya penyakit. Untuk dosis pemeliharaan, aminofilin/teofilin 100-150

mg kombinasi dengn salbutamol 1 mg.


3. Kortikosteroid digunakan dalam bentuk inhalasi, bila tersedia.
4. Ekspektoran dengan obat batuk hitam (OBH)
5. Mukolitik (ambroxol) dapat diberikan bila sputum mukoid.
Penatalaksanaan PPOK eksaserbasi akut ringan
1. Oksigen (bila tersedia)
2. Bronkodilator
Kombinasi golongan β2 agonis (salbutamol) dengan golongan xantin

(aminofilin dan teofilin). Masing-masing dalam dosis suboptimal,

sesuai dengan berat badan dan beratnya penyakit. Untuk dosis

pemeliharaan, aminofilin/teofilin 100-150 mg kombinasi dengn

salbutamol 1 mg
3. Kortikosteroid
Diberikan dalam dosis 30 mg/hari diberikan maksimal selama 2
minggu. Pemberian selama 2 minggu tidak perlu tapering off.
4. Antibiotik yang tersedia di Puskesmas
5. Pada kondisi telah terjadi kor pulmonale, dapat diberikan diuretik
dan perlu berhati-hati dalam pemberian cairan.

3/6
5.8 Konseling Edukasi
1. Edukasi ditujukan untuk mencegah penyakit bertambah berat
dengan cara menggunakan obat-obatan yang tersedia dengan
tepat, menyesuaikan keterbatasan aktivitas serta mencegah
eksaserbasi.
2. Pengurangan pajanan faktor risiko
3. Berhenti merokok
4. Keseimbangan nutrisi antara protein lemak dan karbohidrat, dapat
diberikan dalam porsi kecil tetapi sering.
5. Rehabilitasi
a. Latihan bernapas dengan pursed lip breathing
b. Latihan ekspektorasi
c. Latihan otot pernapasan dan ekstremitas
6. Terapi oksigen jangka panjang
5.9 Kriteria Rujukan
1. Untuk memastikan diagnosis dan menentukan derajat PPOK
2. PPOK eksaserbasi sedang - berat
3. Rujukan penatalaksanaan jangka panjang

6. Unit Terkait 6.1 Unit Pengobatan Umum


6.2 Unit Lansia
6.3 Puskesmas Pembantu
6.4 Ponkesdes

Diagram Alir

Pasien datang dengan sesak, batuk, rasa berat di dada

Pemeriksaan Fisik 4/6


Inspeksi, palpasi, perkusi, & auskultasi

Anda mungkin juga menyukai