Trematoda
Tambahan materi dari Tim Dosen
Parasitologi
TREMATODA
Klasifikasi
Kelas Trematoda terdiri dari 3 ordo:
1. Monogenea: Parasitik pada vertebrata air
2. Aspedogastrea: Parasitik ikan, udang, kura-
kura dan siput
3. Digenea: Parasitik pada mamalia dengan ciri
tubuh: pipih dorso-ventral, seperti daun,
kecuali: Famili Schistosomatidae &
Paramphistomatidae, memiliki kutikula:
Halus / berduri
Ciri Umum
Bentuk pipih seperti daun, tidak bersegmen
Panjang antara 1 mm sampai beberapa cm
Trematoda dewasa memiliki alat isap mulut (oral
sucker) pada kepala & alat isap ventral/perut
(ventral sucker = acetabulum) pada daerah perut
Sitem reproduksi: telah sempurna,
hermaphrodit (kecuali Schistosoma), oviparus,
dengan telur yang memiliki penutup (operkulum)
kecuali Schistosoma
Telur hanya dapat berkembang menjadi larva
jika berada dalam air
Tidak memiliki rongga tubuh
Ordo Digenea:
memiliki batil isap,
Ordo Apidogastrea:
tanpa batil isap
Parasit pada permu-
kaan tubuh atau di
dalam tubuh
hospesnya.
Tubuh tertutup oleh
tegumen (lapisan
kutikula) licin atau
berduri.
5
Ciri Umum (2)
Alat pencernaan tidak sempurna (tidak
memiliki anus)
Memiliki sistem ekskresi
Penggolongan Trematoda berdasar jumlah
generasi:
Digenetik: terdapat 2 generasi pada setiap
daur hidup lengkap (generasi seksual &
generasi aseksual)
Monogenetik: hanya ada 1 generasi pada
setiap daur hidup lengkap
Sistem Pencernaan:
Mulut (dikelilingi oral
sucker) faring
(berotot tebal)
esofagus usus/
sekum (umumnya
percabangan dari
faring)
Epitel yg melapisi
sekum = gastro-
dermis mampu
melakukan absorbsi &
sekresi.
7
Sistem Syaraf dan Indra
Nervous system: terdiri dari serabut syaraf
melingkari esofagus dan ganglia
11
Sistem Reproduksi
Reproduksi Betina:
Terdiri dari: ovarium, reseptakulum
seminalis, saluran Laurer, ootip & uterus.
Ootip dikelilingi oleh Kelenjar Mehlis.
Telur ovoductus ootip.
Pembuahan terjadi dalam ootip dengan
keluarnya sperma dari reseptakulum
seminalis.
Telur yang telah dibuahi mendapat selaput
dari kelenjar Vitelina (kelenjar yang
menghasilkan bahan untuk pematangan telur)
Telur dari ootip di orong ke uterus.
Telur Trematoda mempunyai operkulum
(kecuali: Schistosoma)
Daur Hidup
Hospes definitif: manusia, mamalia
Hospes perantara: moluska (siput & keong)
Beberapa Trematoda memerlukan hospes
perantara ke 2: ikan, ketam, tumbuhan air atau
semut
Dalam hospes definitif: cacing dewasa akan
melakukan proses reproduksi cacing betina
akan menghasilkan telur yang akan keluar
bersama tinja/urin
Jika telur masuk ke dalam air maka akan
menetas menjadi mirasidium
Metaserkaria Cacing dewasa
Hospes definitif menghasilkan telur
15
Perkembangan larva
1. Mirasidium: larva Trematoda stadium I yang
menetas dari telur pada waktu masuk dalam
air
(+ 80 mikron, bentuk seperti daun & bersilia)
2. Sporokista: larva Trematoda stadium II yang
terbentuk dalam tubuh moluska (pada Schisto-
soma pd tubuh moluska akan terjadi
multiplikasi aseksual) berbentuk panjang
seperti kantung, berisi redia/serkaria.
3. Redia: larva Trematoda stadium III yg ter-
jadi dalam tubuh Moluska, multiplikasi aseksual
redia terjadi pada semua Trematoda kecuali
Schistosoma (berbentuk kantung, berisi
serkaria, punya faring atau batil isap kepala)
4. Serkaria: larva stadium akhir dalam tubuh
moluska. Larva ini akan meninggalkan tubuh
moluska untuk hidup bebas dalam air atau mem-
bentuk kista pd tumbuhan/hewan lain
(bentuknya seperti daun, berekor, punya batil
isap kepala, batil isap perut & 2 sekum)
5. Metaserkaria: stadium infektif Trematoda
yang terbentuk dari serkaria yang membentuk
kista & kehilangan ekornya (+ 500 mikron, bulat
berdinding tebal)
TELUR
Diletakkan dalam saluran hati, rongga usus,
paru, pembuluh darah atau jaringan tempat
hidup.
Dikeluarkan bersama tinja, urin atau sputum
(dahak).
Umumnya berisi sel telur dan beberapa
spesies berisi mirasidium (M).
Menetas dalam air atau menetas setelah
ditelan oleh keong (hospes perantara)
Berbagai telur Trematoda
20
Telur Trematoda:
1. Fasciolopsis buski (seperti telur ayam dengan
operkulum kecil & tidak nyata), ukuran 130-
140 µm x 80-85 µm
2. S. japonicum (telur agak bulat dengan
tonjolan tumpul pada sisi lateral, ukuran 70-
100 µm x 50-65 µm)
3. Paragonimus westermani (telur ovoid dengan
operkulum mendatar, ukuran 80-118µm x 48-
60µm)
4. Clonorchis sinensis (telur ovoid dengan
operkulum nyata yang terletak pada bahu,
dengan tonjolan kecil pada ujung posterior,
ukuran 27-35 µm x 12-70 µm)
Infeksi Parasit
Infeksi pd manusia melalui:
a) Pada Schistosoma: stadium infektifnya
serkaria, masuk ke hospes definitif melalui
kulit yg tidak terlindungi pada saat berada
dalam air.
b) Pada Trematoda lain: stadium infektifnya
metaserkaria, masuk ke hospes definitif
melalui mulut melalui makanan tanaman air,
ikan air tawar, ketam atau udang
Habitat Trematoda
Habitat Spesies HP II
Usus Halus Fasciolopsis buski Tanaman
Heterophyes heterophyes Ikan
Metagonimus yokogawai Ikan
Echinostoma Siput
Hati Clonorchis sinensis Ikan
Opistorchis felineus Ikan
Opitorchis viverrini Ikan
Fasciola hepatica Tanaman
Dicrocoelium dendriticum Semut
Habitat Spesies HP II
Paru Paragonimus westermani Udang,
ketam
Vena vesikalis Schistosoma haematobium Tidak ada
Vena porta Schistosoma mansoni Tidak ada
atau vena Schistosoma japonicum Tidak ada
rektalis
Distribusi Trematoda :
Di dunia : Di Indonesia :
RRC, Kalimantan :
Korea, Fasciolopsis buski
Jepang, Jawa & Sulawesi :
Filipina, Echinostoma
Thailand, Jakarta :
Heterophydae
Vietnam,
Sulawesi Tengah :
Taiwan,
Schistosoma
India & japonicum
Afrika.
26
Trematoda Hati
Trematoda hati
Hidup di jaringan hati, saluran empedu,
kantung empedu atau di ductus pancreaticus
Hospes definitif: manusia, mamalia, unggas
Hospes perantara:
HP I : siput
HP II : ikan, siput semut
Fasciola hepatica
Fasciola hepatica
Menyebabkan fasioliasis Hepar yang terkena
pada sapi, kambing dan
manusia fascioliasis.
Distribusi: Perancis,
Amerika Latin & Negara-
negara sekitar Laut Tengah.
Gejala:
Kerusakan parenkim hati
(atrofi)
Peradangan saluran
empedu disertai penebalan
& sumbatan sirosis
periportal
Lesi pada dinding usus,
jantung, bola mata, pulmo,
jaringan subkutan
32
Morfologi
Panjang 20-30 mm, lebar 8-13 mm
Bentuk: pipih seperti daun, dengan tonjolan khas
di daerah anterior
Memiliki 2 alat isap (oral & ventral sucker)
Usus dg cabang-cabang lateral yang mencapai
ujung distal dari sekum
Testis dan ovarium bercabang, uterus melingkar
Vitelaria bercabang & tersebar luas ke seluruh
jaringan parenkim cacing
Telur lonjong, panjang 130-150m dan lebar 63-
90 m, memiliki operkulum
Daur hidup
Hospes definitif: manusia dan herbivora
Hospes perantara I: Lymnea (siput air tawar)
Hospes perantara II: tanaman air/rumput
(merupakan tempat berkembangnya kista
metaserkaria)
Telur keluar bersama tinja penderita masuk
dalam air (9-15 hari terjadi perkembangan
mirasidium dalam telur) telur menetas &
mirasidium akan berenang mencari HP I
dalam HP I terjadi perkembangan larva s/d
serkaria serkaria keluar dari HP I & mencari
tumbuhan air/rumput & berubah menjadi kista
metaserkaria yg infektif
Daur Hidup
Jika metaserkaria termakan oleh manusia,
maka dalam duodenum metaserkaria akan
terlepas dari tanaman (HP II) migrasi ke
dinding usus & mencapai hati melalui aliran
darah (sebagian metaserkaria akan mencapai
saluran/kantung empedu) berkembang
menjadi cacing dewasa
Diagnosa & Pengobatan
Penderita fasioliasis mengalami hepatomegali
(pembesaran ukuran organ hati) disertai
sindrom demam eosinofil
Diagnosa: ditemukan telur cacing pada tinja &
empedu
Utk membantu penegakkan diagnosa:
pemeriksaan serologi (uji fiksasi komplemen,
tes intradermal)
Pengobatan: prazikuantel, emetinhidroklorida
(suntikan intramuskuler), diklorofenol atau
bitionol
Pencegahan
Mengobati penderita dg baik
Daur parasit diputus memberantas siput
Memasak makanan (sayuran air) dg baik utk
mematikan metaserkaria
Tdk memakan hati dalam keadaan mentah
40
Clonorchis sinensis
Ciri
Disebut : Chinese live fluke / Oriental liver
fluke
Sebaran geografis : Jepang, Korea, Cina,
Taiwan & Vietnam
Hospes Definitif : manusia (cabang distal
saluran empedu), anjing, kucing, babi &
kadang2 angsa
Morfologi & Anatomi
Ukuran : P = 12 – 20 mm, L = 3 - 5 mm
Sucker : oral & ventral (lebih kecil ukurannya)
Sekum : usus panjang mencapai bgn posterior
Testis : 2 buah dibagian posterior, memiliki
lobus yg dalam, tersusun tandem (1 dibelakang
yg lain)
Ovarium : terletak di garis tengan tubuh, diba-
gian anterior, ukuran kecil
Telur : memiliki operkulum disalah satu ujung
nya, warna kuning, bgn ujung telur yg menebal
memiliki tonjolan kecil
Morfologi
Daur Hidup
Pd saat telur dikeluarkan dr induknya telah
mengandung mirasidium
Telur keluar bersama tinja penderita
masuk air menetas larva mirasidium
dimakan oleh siput air (Bulinus, Semisulcop-
sira, Hua) dalam tubuh sibut : mirasidium
sporokista redia serkaria
Serkaria mencari HP II (ikan Cyprinidae) dg
menembus bagian bawah sisik ikan berkem-
bang mjd metaserkaria kista metaserkaria
(stadium infektif hospes definitif)
Daur hidup
Gejala Klinis
Dalam saluran empedu : cacing menimbulkan
iritasi mekanis
Cacing menghasilkan toksin
Infeksi ringan : tdk menimbulkan keluhan
Infeksi berat : kelemahan badan, penurunan
berat badan, anemia, anemia, asites,
hepatomegali, diare
Endemi klonorkiasis ditemukan pd penduduk
yg memiliki kebiasaan makan ikan mentah dg
gejala hepatomegali
Diagnosa, Pengobatan & Pencegahan
Diagnosa Klonorkiasis : pemeriksaan tinja atau
cairan duodenum ditemukan telur cacing
Pengobatan : Prazikuantel, atau gentian violet
(pd infeksi ringan) atau klorokuin (infeksi
berat)
Pencegahan : memasak ikan dg baik, bab di
jamban
Dicrocoelium dendriticum
Ciri Umum
Disebut juga : lancet fluke
Sebaran geografis : seluruh dunia
Habitat : saluran empedu, jaringan hati
Hospes definitif : biri-biri / domba (utama) &
manusia (jarang)
HP I : siput darat (Cochlicella, Abida)
HP II : semut (Formica fusca)
Bentuk cacing dewasa seperti lanset (pisau
bedah)
Ukuran : P = 5 – 15 mm, L = 1,5 – 2,5 mm
Anatomi & Morfologi
Sucker : oral sucker & ventral sucker dg ukuran
yg sama besar
Usus : sekum tdk bercabang
Ovarium berukuran kecil, bentuk bulat, uterus
bentuk melingkar terletak di bgn posterior
Testis : jumlah 2, ukuran sama besar dg lobus
yg tdk nyata, letaknya disebelah anterior
ovarium
Telur : warna coklat tua, berdinding tebal,
memiliki operkulum , ukuran 38 – 45 m x 22 –
30 m, mengandung mirasidium yg sudah
sempurna
Morfologi Dewasa & Telur
Daur Hidup
Telur yg keluar bersama tinja penderita
dimakan siput menetas mjd mirasidium dalam
tubuh siput sporokista serkaria ser-
karia keluar dr tubuh siput jika serkaria
dimakan semut mk akan berkembang mjd
metaserkaria yg infektif
Jika semut termakan hospes definitif mk
metaserkaria akan keluar dr kista menembus
usus hospes definitif menuju ke hati & sal
empedu melewati sistem portal
Daur Hidup
Gejala Klinis, Diagnosa & Pengobatan
Gejala klinis ringan karena kerusakan mekanik
& toksik yg terjadi sangat kecil : gangguan
pencernaan, kembung, muntah, kolik empedu,
diare, konstipasi kronik
Diagnosa : pd tinja ditemukan telur cacing yg
khas bentuknya
Pengobatan : Prazikunatel, klorokuin atau
gentian violet
Pencegahan sulit dilakukan karena HP II sulit
ditemukan
Trematoda Paru
Paragonimus westermanii
Ciri Umum
Meyebabkan paragonimiasis batuk produktif
dg dahak kental disertai darah, sakit perut,
diar, epilepsi,meningitis,ensepalitis.
Hospes definitif : hewan pemakan ketam &
kadang2 manusia
Hospes perantara :
H.P. I : Siput (Hua, Semisulcospira, Thiara)
H.P. II : Ketam ( Eriocheir, Potamon) atau
Udang batu (Astacus, Cambarus).
Distribusi : RRC, Taiwan, Korea, Jepang,
Filipina, Thailand, Vietnam, Taiwan, India,
Malaysia, Amerika Latin & Afrika.
60
Morfologi & Anatomi
Cacing dewasa berwarna coklat kemerahan,
ukuran P = 16 x 8 mm, ketebalan 5 mm
Pd waktu hidup bentuk seperti sendok, jika
mati seperti biji kopi
Memiliki kutikula berspina (ciri khas)
Sucker : oral & ventral sucker yg ukurannya
sama besar
Testis berlobus tdk teratur, jumlahnya 2,
letaknya berdampingan pd sepertiga tubuh bgn
posterior
61
Morfologi & Anatomi
Ovarium bercabang (terletak di anterior
testis), berlobus2, uterus berisi banyak telur,
kel Vitelaria memiliki banyaj cabang, memenuhi
seluruh bagian tepi badan cacing.
Telur : warna kuning kecoklatan, lonjong,
ukuran 95 x 55 mikron, berisi morula (belum
berisi mirasidium), operkulumnya menebal pd
bagian tepi.
Bentuk Dewasa & Telur
Daur Hidup
Telur keluar bersama tinja atau dahak (telur
belum berisi mirasidium) berkembang &
menetas mjd mirasidium dalam waktu 3 minggu
masuk ke tubuh Siput & tumbuh mjd
sporokista redia serkaria serkaria
keluar dr siput berenang mencari H.P.II
(ketam/udang Batu) berkembang mjd
metaserkaria yg infektif termakan Hospes
definitif dalam duodenum tumbuh mjd
cacing dewasa muda migrasi menembus
dinding usus, masuk rongga perut menembus
diafragma PARU
Jaringan hospes akan megadakan reaksi
jaringan shg cacing dewasa akan terbungkus
dlm kista yg terbentuk dekat bronkus
65
66
Gejala Klinis
Gejala klinis : batuk kering pd pagi hari yg
kadang2 disertai darah, nyeri dada, demam
ringan (mirip dg gejala TBC, pneumonia,
bronkitis)
Cacing yg bermigrasi ke organ yg lain akan
menimbulkan reaksi yg berbeda
Biasanya penyakit ini dapat sembuh dg
sendirinya
Jika cacing sampai ke otak akan memperberat
infeksi
Paru yang terinfeksi P. wastermanii
Diagnosa, Pengobatan & Pencegahan
Diagnosa :
a. Pemeriksaan darah pd paragonimiasis
ditemukan gambaran eosinofilia
b. Rontgen paru : ditemukan kista cacing
c. Telur cacing ditemukan pd tinja, dahak, hasil
aspirasi pleura
d. Pemeriksaan imunologi : uji fiksasi
komplemen, tes intradermal
Pengobatan : Prazikuantel, klorokuin & bitionol
Pencegahan : memasak udang / ketam dimasak
sempurna
Trematoda Usus
Fasciolopsis buski
Ciri Umum
Fasciolopsis buski trematoda terbesar pd
manusia (giant intestinal fluke) ditemukan oleh
Busk (1843) pd autopsi seorang pelaut yg
meninggal di London.
Hospes definitif : manusia & babi
Hospes perantara:
H.P. I : Siput air tawar genus Segmentina,
Hippeutis; Gyraulus.
H.P. II : Tanaman air : Trapa ; Eliocharis;
Zizania.
Daerah endemi : Cina, Taiwan, Vietnam,
Kamboja, Thailand, Indonesia
72
Morfologi & Anatomi
Cacing dewasa : seperti daun, P = 20 – 70 mm,
L = 8 – 20 mm
Sucker : ventral sucker dg ukuran yg > besar
drpd oral sucker
bagian kepala tanpa kerucut kepala
Sist pencernaan : prefaring (pendek) faring
(bentuk bola) esofagus (pendek) sekum
yg tdk bercabang
Testis : 2 buah, bercabang & tersususn di
separuh badan bgn posterior
74
75
Telur
Morfologi & Anatomi
Ovarium : tdk bercabang terletak di bagian
tengah badan
Vitelaria : terletak disebelah lateral sekum,
tersebar dr ujung anterior sampai ujung
posterior
Uterus : bentuknya melingkar ke arah anterior
ventral sucker berakhir di atrium genital
Telur : lonjong, warna kuning, P = 130-140
mikron, L 80 – 95 mikron, berdinding tipis
(tembus sinar), memiliki operkulum kecil pd
salah satu ujungnya
Daur hidup
Seekor cacing betina dapat memproduksi
28.000 butir telur setiap hari
Jika manusia termakan larva infektif (metaser-
karia) pd tanaman air dalam duodenum larva
akan terlepas dr jaringan tumbuhan air
melekat pd mukosa usus halus berkembang
mjd cacing dewasa
Dalam waktu 25 – 30 hari cacing dewasa sudah
mampu menghasilkan telur
cacing dewasa mampu bertahan dalam usus
manusia < dr 6 bulan
Daur hidup
Jika telur keluar bersama tinja masuk
dalam air telur akan menetas mjd mirasidium
(dalam waktu 3 – 7 minggu dalam suhu 30o C)
mirasidium berenang & dalam waktu 2 jam larva
ini harus mencapai tubuh siput (lebih dr 5 jam
jika tdk masuk ke HP I larva akan mati)
dalam tubuh siput : mirasidium sporokista
redia induk redia anak serkaria
Serkaria keluar dr tubuh siput & mencari
tumbuhan air dalam waktu 1 – 3 jam serkaria
akan berubah mjd metaserkaria yg infektif
Gejala Klinis
Cara masuk dalam tubuh manusia jika mema-
kan tumbuhan air yg segar (pd tanaman yg
kering tdk berbahaya karena metaserkaria
tdk tahan kering)
Menyebabkan fasciolopsiasis karena cacing
melekat pd mukosa usus & menimbulkan
radang, ulserasi & abses sehingga menimbul-
kan keluhan nyeri epigastrium, mual & diare
(keluhan ini biasanya di pagi hari)
Pd infeksi berat penderita akan mengalami
anemia, edema, asites, obstruksi usus
Diagnosa, Pengobatan & Pencegahan
Diagnosa : ditemukan telur cacing pd tinja,
cacing dewasa pd muntahan / tinja
Pemeriksaan darah : gambaran eosinofil 35%
Pengobatan : niklosamid, prazikuantel,
tetrakloetilen, heksilresorkinol, stilbazium
iodine
Pencegahan : memberantas siput dg larutan
sulfat tembaga (konsentrasi 1 : 50.000),
sayuran dimasak dg baik, telur dapat dibunuh
dg larutan kapur 100 ppm atau lar sulfat
tembaga 20 ppm
Babi (reservoar host) dijauhkan dr tempat dg
banyak tumbuhan air
Heterophyes heterophyes
Ciri umum
Cacing ini hidup di lumen usus melekat pd
mukosa usus diantara vilus2 usus
Hospes definitif : manusia & hewan pemakan
ikan
Hospes perantara :
HP I = siput air tawar (Pirenella &
Cerithidea)
HP II = ikan (Mugil, Tilapia &
Acanthogobius)
Nama penyakit : heterofiasis
Distribusi : Cina, Asia Tenggara & Mesir
Anatomi & Morfologi
Cacing dewasa : berukuran kecil (P = 1,3 mm L
= 0,5 mm), bentuk piriform, warna agak kelabu
Kutikula : berduri halus seperti sisik
Alat isap : oral & ventral sucker
Terdapat genital sucker di bagian posterior dr
ventral sucker
Ovarium : bulat, terletak dianterior testis
Telur : memiliki operkulum, berdinding tebal,
ukuran 29 x 16 mikron, pd saat dikeluarkan
sudah mengandung mirasidium
Morfologi Telur & Cacing Dewasa
Daur Hidup
Telur cacing yg masuk air dimakan siput
dalam tubuh siput telur menetas & larva
mirasidium berkembang mjd sporokista
redia serkaria keluar dr tubuh siput
masuk dibawah sisik ikan/dalam daging ikan
serkaria tumbuh mjd kista metaserkaria yg
infektif
Penularan terjadi jika hospes definitif makan
ikan mentah atau kurang matang
Pd saat mencapai usus dalam waktu 2 minggu
setelah infeksi larva mjd cacing dewasa yg
mampu bertelur
Gejala Klinis & Diagnosa
Keluhan umumnya muncul setelah infeksi berat
disebabkan karena terjadi iritasi pd mukosa
usus yg akan menimbulkan diare berlendir
diertai kolik & nyeri perut
Cacing dewasa dapat menembus vili usus &
menyebabkan telur cacing menyebar (melalui
aliran darah) & menimbulkan granuloma di otak
& jantung
Diagnosa : ditemukan telur cacing yg spesifik
bentuknya di tinja
Pengobatan & Pencegahan
Pengobatan : Prazikuantel, tetrakloretilen,
benefium, hidroksinaftoat, heksilresorkinol
Pencegahan : tdk memakan ikan mentah,
memasak ikan dg matang
Metagonimus yokogawai
Ciri Umum
Nama penyakit : metagonimiasis
Distribusi : Asia Timur, Asia Tenggara,
Siberia, Balkan
Hospes definitif : bagian atas & tengah
jejunum dr anjing, kucing, babi, burung pelikan
& manusia
Hospes perantara :
HP I : siput (Semisulcopspira)
HP II : ikan air tawar (Plectoglossus &
Salmoperryi)
Sumber penularan hewan mamalia pemakan
ikan & burung pelikan
Anatomi & Morfologi
Cacing dewasa : ukuran 2 x 0,5 mm
Bagian anterior memiliki kutikula yg bersisik
Ventral sucker terletak dibagian kanan dr
garis tengah tubuh
Genital pore terletak di tepi anterior dekat
ventral sucker
Telur : bentuk mirip telur Heterophyes
Daur Hidup
Gejala Klinis & Diagnosa
Cacing ini melekat pd mukosa usus
menimbulkan iritasi radang & erosi sel
Selain itu menimbulkan pembentukan jaringan
granuloma di jantung, otak & organ lain
Diagnosa : ditemukan telur pd tinja atau
ditemukan cacing dewasa pd tinja pasca
pengobatan
Pengobatan & Pencegahan
Pengobatan : parzikuantel
Pencegahan : memasak ikan dg sempurna
Echinostoma
Ciri Umum
Nama penyakit : ekinostomiasis
Distribusi : Cina, Asia Tenggara & India
Hospes definitif : usus halus manusia &
beberapa hewan
Hospes perantara :
HP I : siput kecil ( Gyraulus & Anisus)
HP II : siput besar (Pila & Corbitula) ikan air
tawar, tumbuhan air
Sumber penularan hewan mamalia pemakan
ikan & burung pelikan
Anatomi & Morfologi
Cacing dewasa : 15 x 3,5 mm, kutikulum
memiliki sisik halus
Oral sucker banyak duri (ciri khas
Testis : di bagian posterior, bentuk bulat,
banyak lobus, tersusun satu dibelakang yg lain
Ovarium : sebelah anterior dr testis, bentuk
bulat
Telur : bentuk lonjong, ukuran 82 x 116
mikron, memiliki operkulum, pd saat telur
dikeluarkan mengandung mirasidium yg belum
infektif
Morfologi Telur & Dewasa
Genus Echinostoma
Daur Hidup
Telur cacing yg jatuh dalam air dalam beberapa
minggu akan menetas larva mirasidium akan
keluar berenang mencari siput kecil dalam
tubuh siput mirasidium akan berkembang mjd
redia induk redia serkaria keluar dr
tubuh siput kecil utk mencari siput
besar/ikan/tumbuhan air (HP II) serkaria
berkembang mjd metaserkaria
Daur Hidup
Gejala Klinis & Diagnosa
Infeksi cacing Echinostoma menimbulkan
infeksi ringan pd mukosa usus disertai dg
iritasi jaringan dinding usus
Infeksin yg berat dpt terjadi pembentukan
ulkus yg menyebabkan diare, nyeri perut,
edema
Diagnosa : ditemukan telur cacing pada tinja
Pengobatan & Pencegahan
Pengobatan : parzikuantel, tetrakloretilen
Pencegahan : memasak ikan atau tumbuhan air
dg sempurna, memberantas siput